Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pelajaran IPA sangat dibutuhkan, karena IPA dapat membantu
mengembangkan sikap berpikir siswa terhadap lingkungan dan mampu
memecahkan masalah yang berhubungan dengan kehidupan dalam keseharian
siswa. Namun, pernyataan tersebut diatas tidak sejalan dengan kenyataan yang
ada di SD Naskat Donbosko II Kecamatan Tanimbar Selatan Kabupaten Maluku
Tenggara Barat, hal ini bisa dilihat dari hasil belajar yang kurang memuaskan
pada pelajaran IPA kelas V semester I di SD Naskat Donbosco II khususnya pada
materi " Ekosistim dan Jenis-Jenis Ekosistim ". berdasarkan hasil ulangan siswa
hanya 4 dari 24 siswa yang mencapai nilai 70. Dan pada saaat pelajaran
berlangsung, banyak ditemukan siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru,
suasana kelas rebut, siswa merasa bosan dengan penjelasan guru dan kurang
memahami materi pelajaran sehingga pada saat diberikan ulangan,hasil yang
didapatkan siswa belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ).
Beberapa faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA
di atas yaitu siswa tidak tertarik dan tidak serius mengikuti penjelasan yang
disampaikan guru, karena bersifat satu arah atau monoton. Selain itu, guru jua
tidak menjelaskan manfaat pembelajaran dalam kehidupan sehari – hari siswa.
Berdasarkan kenyataan diatas maka diduga penyebab ketidak seriusan siswa dala
belajar adalah guru tidak menjelaskan apa manfaat pelajaran itu din kehidupan
sehari- hari, penjelasan guru yang monoton dan tidak menarik, tidak melibatka
siswa dalam interaksi pembelajaran sehingga siswa tidak memperhatikan
penjelasan yang disampaikan guru.

Menurut Brophy & Merrick (1987) Selama proses pembelajaran, motivasi


siswa untuk belajar harus dikembangkan terutama motivasi instrinsik yang timbul
dari dalam diri siswa, karena motivasi instrinsik sebagai konsep tunggal.
Selain itu,keberhasilan dalam melaksanakan pendahuluan pembelajaran juga
dapat mendukung proses dan hasil belajar siswa. Menurut Anitah W, keberhasilan
proses pembelajaran diantaranya sangat dipengaruhi oleh kegiatan pendahuluan
( pra & awal ) pembelajaran. Berdasarkan pendapat diatas, sangat perlunya

1
membangkitkan motivasi siswa dalam belajar agar terciptanya proses belajar
mengajar yang efektif di dalam kelas. Untuk itu, perlu dilakukan penelitian
terhadap upaya peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA pada
materi " Ekosisti dan Jenis-jenis Ekosistim ” dengan metode menggunakan alat
peraga dalam diskusi kelompok.

1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hal tersebut, penulis meminta bantuan supervisor untuk
mengidentifikasi kekurangan dari pembelajaran yang dilaksanakan. Dari
hasil diskusi dapat disimpulkan bahwa masalah yang teridentifikasi adalah
1.      Hasil belajar siswa masih rendah
2.      Penjelasan guru kurang menarik bagi siswa
3.      Guru tidak mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata
siswa
4.      Siswa merasa bosan
5.      Guru tidak menggunakan alat peraga
2. Analisis Masalah
Hasil diskusi yang penulis lakukan dengan supervisor dan teman
sejawat tentang penyebab rendahnya hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPA yaitu ;
-          Siswa tidak memahami manfaat pembelajaran IPA
-          Siswa kurang terlibat dalam pembelajaran
-          Penjelasan guru bersifat satu arah
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Berdasarkan diskusi dengan supervisor dan teman sejawat, maka
penulis memutuskan bahwa pemecahan masalah adalah dengan
menggunakan alat peraga dan metode diskusi kelompok untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dengan prioritas pemecahan masalah
memotivasi siswa untuk mengikuti pelajaran yang diciptakan secara
alamiah sehingga anak mengalami sendiri apa yang dipelajarinya.

2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada pembatasan masalah tersebut, maka rumusan masalah
dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
1.      Apakah Penerapan Teknik menggunakan alat peraga dapat meningkatkan
pemahaman dan hasil belajar siswa terhadap materi Ekosistim dan Jenis-
jenis Ekosistim pada pelajaran IPA di kelas V Semester 1 SD Naskat
Donbosco II ?

2.      Bagaimana cara menigkatkan minat belajar siswa, terutama pada Mata
Pelajaran IPA

C. TUJUAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN


Sebagaimana dijelaskan dalam latar belakang masalah di atas, penelitian
tindakan kelas ini bertujuan untuk:
1. Mengatasi kesulitan dan sekaligus mengembangkan prestasi siswa dalam
mengikuti   pembelajaran IPA, khususnya pada materi Ekosistim dan
Jenis-jenis Ekosistim di kelas V Semester 1 SD Naskat Donbosco II
2. Untuk mengetahui penyebab siswa yang tidak mampu memahami materi
tentang Ekosistim dan Jenis-jenis Ekosistim
3. Untuk meningkatkan kreatifitas guru dalam melaksanakan pembelajaran
IPA di kelas dengan menggunakan metode diskusi kelompok dan alat
peraga.
4. Sebagai salah satu motivasi bagi siswa untuk mau belajar.

D. MANFAAT PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN


Hasil dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, diharapkan memberikan
manfaat bagi pihak-pihak terkait, sebagai berikut:
1.      Bagi Siswa
 Dapat meningkatkan kemampuan dan hasil belajar siswa pada pelajaran
IPA khususnya dalam materi Pesawat Sederhana
 Sebagai kegiatan untuk mendorong perkembangan sikap prilaku dan
kemampuan dasar peserta didik

3
2.      Bagi Guru
 Sebagai pedoman untuk menerapakan teknik dan sumber pembelajaran 
yang menarik
 Sebagai usaha mengubah peserta didik menjadi subjek.
 Agar lebih memahami karakter peserta didik dan lingkungan sekolah
sehingga dapat mengoptimalkan penggunaan teknik dan sumber
pembelajaran yang lebih menarik dan komunikatif, sehingga dapat
membantu kemudahan siswa dalam mengikuti pembelajaran.
3. Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai model pembelajaran
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar bagi peserta didik, sehingga
mutu pendidikan semakin meningkat.

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar
Menurut Winkel, Belajar adalah semua aktivitas mental atau  psikis
yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman.
Ernest R. Hilgard dalam (Sumardi Suryabrata, 1984:252) belajar
merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang
kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari
perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya. Sifat perubahannya relatif
permanen, tidak akan kembali kepada keadaan semula. Tidak bisa
diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat, seperti perubahan akibat
kelelahan, sakit, mabuk, dan sebagainya. Sedangkan Pengertian Belajar
menurut Gagne dalam bukunya The Conditions of Learning 1977, belajar
merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah
laku, yang keadaaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam
situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu.

B. Mengajar
Kegiatan mengajar pada diri siswa akan tercipta jika ada usaha yang
dilakukan oleh guru, usaha dari pihak ini kita kenal dengan istilah
mengajar. L. Pasaribu dan B. Simanjuntak  mengemukakan bahwa
mengajar adalah suatu kegiatan mengorganisasikan (mengatur) lingkungan
sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak didik, sehingga
terjadi proses belajar didik. Mengajar merupakan suatu kegiatan yang
disengaja yang dilakukan untuk membantu siswa dalam proses belajarnya.

Menurut Mohamad Ali bahwa mengajar adalah segala upaya yang


disengaja dalam memberi kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses
belajar siswa dengan tujuan yang telah dirumuskan. Menurut Oemar
Hamalik, mengajar diartikan sebagai usaha pemberian bimbingan kepada
siswa untuk belajar. Dengan kata lain mengajar adalah menciptakan
lingkungan dan berbagai kemudahan belajar bagi siswa. Sedangkan Nana
Sudjana mengatakan bahwa mengajar adalah membimbing kegiatan siswa

5
belajar. Mengajar adalah mengatur dan mengorganisasi lingkungan yang
ada di sekitar siswa sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan siswa
melakukan kegiatan belajar. Lebih lanjut S. Nasution (1982:2)
mengungkapkan terdapat beberapa hal yang berhubungan dengan kegiatan
mengajar, antara lain:
1. Mengajar berarti membimbing aktivitas anak
2. Mengajar berarti membimbing pengalaman anak

3. Mengajar berarti membantu anak berkembang dan menyesuaikan


diri kepada lingkungannya.

C. Hasil Belajar
Implementasi dari belajar adalah hasil belajar. Berikut di kemukakan
defenisi hasil belajar menurut para ahli sebagai berikut :
1. Dimyati dan Mudjiono hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam
bentuk angka-angka atau skor setelah diberikan tes hasil belajar pada
setiap akhir pembelajaran. Nilai yang diperoleh siswa menjadi acuan
untuk melihat penguasaan siswa dalam menerima materi pelajaran.
2. Djamarah dan Zain hasil belajar adalah apa yang diperoleh siswa
setelah dilakukan aktifitas belajar.

3. Hamalik hasil belajar adalah sebagai terjadinya perubahan tingkah


laku pada diri seseorang yang dapat di amati dan di ukur bentuk
pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat di
artikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih
baik sebelumnya yang tidak tahu menjadi tahu.

4. Mulyasa hasil belajar merupakan prestasi belajar siswa secara


keseluruhan yang menjadi indikator kompetensi dan derajat perubahan
prilaku yang bersangkutan. Kompetensi yang harus dikuasai siswa
perlu dinyatakan sedemikian rupa agar dapat dinilai sebagai wujud
hasil belajar siswa yang mengacu pada pengalaman langsung.

D. Alat Peraga

6
Berikut ini beberapa definisi/pengertian alat peragapendidikanMenurut
Sudjana, PengertianAlat Peraga Pendidikan adalah suatu alat yang dapat
diserap oleh mata dan telinga dengan tujuan membantu guru agar proses
belajar mengajar siswa lebih efektif dan efisien.
1. Menurut Faizal, mendefinisikan Alat Peraga Pendidikan sebagai
instrument audio maupun visual yang digunakan untuk membantu
proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan membangkitkan minat
siswa dalam mendalami suatu materi.
2. Menurut Wijaya dan Rusyan,  yang dimaksud Alat Peraga Pendidikan
adalah media pendidikan berperan sebagai perangsang belajar dan
dapat menumbuhkan motivasi belajar sehingga siswa tidak menjadi
bosan dalam meraih tujuan-tujuan belajar.
3. Menurut Nasution, alat peraga pendidikan adalah alat pembantu dalam
mengajar agar efektif”.

E. Tujuan dan Manafaat Alat Peraga Pendidikan


Berikut ini beberapa tujuan dan manfaat alat peraga yaitu:
1. Alat peraga pendidikan  bertujuan agar proses pendidikan lebih efektif
dengan jalan meningkatkan semangat belajar siswa,
2. Alat peraga pendidikan  memungkinkan lebih sesuai dengan
perorangan, dimana para siswa belajar dengan banyak kemungkinan
sehingga belajar berlangsung sangat menyenangkan bagi masing-
masing individu,

F.Metode diskusi
 Pengertian Diskusi Kelompok

Pengertian diskusi kelompok adalah salah satu bentuk kegiatan yang


dilaksanakan dalam bimbingan. Kegiatan diskusi kelompok
merupakan kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan lebih dari
satu individu. Kegiatan diskusi kelompok ini dapat menjadi alternatif
dalam membantu memecahkan permasalahan seorang individu.
 Pengertian Diskusi kelompok menurut beberapa ahli :

7
1. Moh. Surya, mendefinisikan diskusi kelompok merupakan suatu
proses bimbingan dimana murid-murid akan mendapatkan suatu
kesempatan untuk menyumbangkan pikiran masing-masing dalam
memecahkan masalah bersama. Dalam diskusi ini tetanam pula
tanggung jawab dan harga diri.
2. Moh. Uzer  Usman, menyatakan bahwadiskusi kelompok
merupakan suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok
orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai
pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan atau
pemecahan masalah.
G. Materi ajar
 Pengertian Ekosistim

2.  Tujuan Pembelajaran Ekosistim dan Jenisn-Jenisnya


3. Komponene Ekosistim Dan Jenis-Jenis Ekosistim
1)        Bioma gurun

-       

8
3)        Bioma Hutan Hujan Tropik

4)        Bioma Hutan Gugur (Deciduous Forest)

5)        Bioma Taiga

9
BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas V semester 1 SD
Naskat Donbosco II Saumlaki Kecamatan Tanimbar Selatan Kabupaten
Maluku Tenggara Barat yang berjumlah 24 0rang.

B. Tempat dan Waktu Penelitian


Perbaikan pembelajaran IPA dilaksanakan di SD Donbosco II Saumlaki

Tabael 3.1

Pelaksanaan Perbaikan Hari / Tanggal Waktu

Siklus I Selasa / 14 Oktober 2017 Pukul, 08.00 – 08.35 WIB

Siklus II Rabu / 15 Oktober 2017 Pukul, 08.30 – 08.35WIB

C. Pihak yang Membantu


Pihaka yang memebantu :
-          Tutor PKP / Supervisor
-          Kepala SD Naskat Donbosco II
-          Supervisor II

10
-          Teman Sejawat
-          Teman – teman Mahasiswa
-          Keluarga

D. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran


ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas ( PTK ). Pada
hakekatnya PTK merupakan suatu proses dimana melalui proses ini guru
menginginkan adanya Penelitian perbaikan, peningkatan, dan perubahan
pembelajaran lebih baik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara
optimal. Adapun desain penelitian pembelajaran menggunakan 2 siklus.
Masing – masing siklus dilaksanakan dalam 4 tahap, yaitu :

1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
3. Tahap Observasi
4. Tahap Refleksi
E. Teknik Pengumpulan Data
Adapun pengumpulan data yang dilakukan dalam penlitian ini dalah :
1. Tes hasil belajar yang diberikan pada tiap akhir siklus untuk data
tentang hasil belajar siswa.
2. Lembar Observasi digunakan untuk mendapat data kehadiran dan
keaktifan siswa selama proses pembelajaran
F. Teknik Analisa Data
Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis secara kualitatif. Untuk analisi
kualitatif menggunakan teknik kategori.
1. Nilai 85 – 100 : dikategorikan “ sangat tinggi “
2. Nilai 65 - 84 : dikategorikan “ tinggi “
3. Nilai 56 – 64 : dikategorikan “ sedang “
4. Nilai 35 – 54 : dikategorikan “ rendah “
5. Nilai 0 – 34 : dikategorikan “ sangat rendah “

11
BAB IV
HASIL PENELITIAN DA PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Siklus I
Sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada mata pelajaran IPA yaitu
63,maka hasil yang di peroleh pada siswa pada siklus pertama adalah :

Tabel 2.
Rekapitulasi Nilai Siklus
NO RENTANG NILAI FREKUENSI PRESENTASE

1 100 - -
2 90 - -
3 80 2 8%
4 70 8 32%
5 60 5 24%
6 50 7 28%
7 40 1 4%
8 30 1 4%

Pembelajaran pada siklus I, terlihat jelas bahwa tidak semua siswa dapat
mencapai standar ketuntasan nilai, dari 24 siswa hanya terdapat 10 orang siswa

12
yang memperoleh nilai mencapai standar ketuntasa dan sisa 14 orang yang
memperoleh nilai dibawah nilai standar ketuntasan.
Dari hasil pembelajaran pada siklus I terlihat dengan jelas bahwa terdapat
2 orang siswa yang mendapat nilai 70, 5 orang siswa mendapat nilai 60, 7 orang
siswa mendapat nilai 50, 1 orang siswa mendapar nilai 40, 1 orang siswa
mendapat nilai 30. Dengan demikian penulis dan pengamat mengambil
kesimpulan bahwa tingkat pemahaman siswa tehadap mata pelajaran IPA Kurang
sehingga mempengaruhi ketercapaian hasil siswa itu sendiri, siswa kurang
memperhatikan penjelasan guru dan tidak ada intereksi belajar mengajar antara
guru dan siswa.
B. Hasil Penelitian Siklus
Berdasarkan pelaksanaan perbaikan pembelajaran di kelas IV pada siklus II
mata pelajaran IPA , maka hasil yang di peroleh adalah :

Tabel 4.
Rekapitulasi Nilai Tes II
NO RENTANG NILAI FREKUENSI PRESENTASE

1 100 2 8%
2 90 9 36%
3 80 11 44%
4 70 3 12%

Pembelajaran perbaiakan pada siklus ke II ini semua siswa memperoleh nilai baik
dan telah mencapai nilai ketuntasan , dimana dari 24 orang siswa 2 orang siswa atau
8% mencapai nilai 100, yang mendapat nilai 90 yaitu 9 orang siswa atau berkisar
36% dan yang mendapat nilai 80 yaitu 11 orang siswa atau 44% dan yang mendapat
nilai 70 yaitu 3 onrang siswa atau 12% .itulah hasil yang di peroleh siswa
pembelajaran rebaikan pada siklus ke II,
C. Pembahasan
 Siklus I
Pembelajaran pada siklus I , nilai yang di proleh siswa sangat rendah, dimana
jumlah keseluruhan siswa adalah 24 orang , dan 14 orang siswa yang
mendapatkan nilai dibawah nilai standar ketuntasan , hal ini terjadi karena
dalam proses pembelajaran siswa belum memahami dengan jelas materi yang

13
di berikan oleh guru masih bersifat ceramah, guru belum menggunakan
metode yang dapat merangsang siswa aktif dan membuat siswa termotifasi
untuk belajar
 Siklus II
Berdasarkan pengalaman pada pembelajaran pada siklus II dan hasil diskusi
dengan supervaisor maka pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada siklus
ke II yang telah dilaksanakan telah menunjukan kemajuan. Hal ini terlihat
pada tabel di atas , dimana dari 24 orang siswa 2 orang siswa atau 8%
mencapai nilai 100, yang mendapai nilai 90 yaitu 9 orang siswa atau bekisar
36%, dan yang mendapat nilai 80 yaitu 11 orang siswa atau 44% dan yang
mendapat nilai 70 yaitu 3 orang siswa atau 12%.Meningkatnya nilai
ketuntasan di sebabkan karena guru merubah strategi pembelajaran dengan
menggunakan alat peraga yang tepat sesuai dengan materi ajar dan memuat
desain pembelajaran dengan baik.Adanya interaksi antara guru dengan siswa,
siswa mulai aktif dengan proses pembelajaran den gurusemakin bersemangat
dalam memberikan penguatan kepada siswa karena proses pembelajaran
semakin aktif.Berdasarkan hasil evaliasi pada siklus I dan siklus ke II ,
terlihat dengan jelas pada peningkatan, pada siklus I presentasi keberhasilan
siswa mencapai 40% dan pada siklus ke II presentase keberhasilan siswa
mencapai 84% . Ini menunjukan bahwa pada pengaruh yang siknifikan antara
penggunaan alat peraga dengan penigkaten hasil belajar siswa.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah meneliti mengamati setiap kegiatan dalam penelitian tindakan kelas dari
proses sampai hasil , maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Dengan menggunakan alat peraga yang yepat , maka hasil belajar siswa dapat
ditingkatkan . hal ini dapat dilihat dari hasil tes siklus pertama mencapai 40%,
dan pada hasil siklus ke II meningkat menjadi 84%.
2. Pembelajaran dengan menggunakan alat peraga pada mata pelajaran IPA ,
mampu membantu guru untuk memberikan variasi dalam proses pembelajaran

14
, juga pembelajaran bisa dikatakan bermakna dan bermanfaat . hal ini dapat
ditunjukan pada saat proses pembelajaran siswa terlihat lebih aktif , efektif,
berpikir kreatif, bisa mengemukakan pendapat , ide atau pikiran di dalam
berdiskusi , berani dan bertanggungjawab dan bisa berkerjasama dalam
kelompok belajar.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penelitian menyarankan hal-hal sebagai
berikut :
1. Guru harus dapat memilih atau menentukan alat peraga yang tepat dalam
meningkatkan proses pembelajaran yang sesuai dengan materi yang di
ajarkan.
2. Guru harus dapat menciptakan suasana yang harmonis dengan mendorong
siswa dalam berfikir secara kreatif dan terlibat secara aktif.
3. Bagi siswa harus aktif dan kreatif dalam mengemukakan pendapatnya sendiri
dan bisa membagi dengan sesama yang lain serta belajar untuk memiliki rasa
tanggung jawab.

15
16

Anda mungkin juga menyukai