Anda di halaman 1dari 8

Nama : Fernando Amosia Sinambela

NIM : 190503161
Mata Kuliah : Etika Bisnis & Profesi

Tugas Resume
Good Corporate Governance (GCG)

1. Latar Belakang Munculnya GCG


Awal munculnya konsep Corporate Governance ini karena adanya tuntutan publik
terhadap lingkungan perusahaan yang jujur, bersih, dan bertanggung jawab. Masalah Corporate
Governance ini semakin menjadi perhatian publik ketika terjadinya krisis finansial pada
pertengahan tahun 1997. Krisis finansial tersebut terjadi akibat dari lemahnya praktik Corporate
Governance pada perusahaan-perusahaan besar. Krisis yang terjadi pada perusahaan-perusahaan
publik tersebut bukan hanya diakibatkan oleh krisis ekonomi, tetapi juga diakibatkan oleh
kurangnya penerapan tata kelola perusahaan yang baik atau Corporate Governance dan lemahnya
pengawasan yang independen oleh pemilik perusahaan. Olah karena itu, untuk mengembalikan
kepercayaan publik terhadap dunia bisnis maka dapat dilakukan dengan meningkatkan standar
pengelolaan perusahaan, meningkatkan transparansi dan memperbaiki hubungan dengan
investor, serta pentingnya penegakan hukum yang lebih efektif.
Yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menerapkan tata
Kelola perusahaan yang baik (good corporate governance). Corporate Governance merupakan
konsep yang dapat dijadikan sebagai peningkat kinerja perusahaan melalui monitoring kinerja
manajemen dan akuntabilitas manajemen terhadap stakeholder berdasarkan peraturan yang
berlaku. Serta dapat digunakan sebagai upaya untuk meningkatkan dan memaksimalkan nilai
perusahaan (corporate value), mendorong pengelolaan perusahaan yang profesional, transparan
dan efisien dengan cara meningkatkan prinsip keterbukaan, akuntabilitas, dapat dipercaya,
bertanggung jawab dan adil sehingga dapat memenuhi kewajiban secara baik kepada pemegang
saham, dewan komisaris, mitra bisnis serta stakeholder lainnya.
2. Pengertian GCG
Good Corporate Governance (GCG) adalah seperangkat peraturan yang mengatur,
mengelola dan mengawasi hubungan antara para pengelola perusahaan dengan stakeholders
disuatu perusahaan untuk meningkatkan nilai perusahaan.
Corporate Governance juga memberikan suatu struktur yang memfasilitasi penentuan
sasaran dari suatu perusahaan, dan sebagai sarana untuk menentukan teknik monitoring.

3. Prinsip-prinsip GCG
1. Transparansi (Transparency)
Untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus menyediakan
informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh
pemangku kepentingan. Perusahaan harus mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak
hanya masalah yang diisyaratkan oleh peraturan perundangundangan, tetapi juga hal yang
penting untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur, dan pemangku
kepentingan lainnya. Pedoman pokok transparansi meliputi:
 Perusahaan harus menyediakan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat, dan
dapat diperbandingkan serta mudah diakses stakeholder.
 Informasi yang harus diungkapkan meliputi visi, misi, sasaran usaha dan strategi
perusahaan, kondisi keuangan, susunan dan kompensasi pengurus, pemegang saham
pengendali, kepemilikan saham, sistem manajemen risiko, sistem pengawasan dan
pengendalian internal, sistem pelaksanaan GCG, serta kejadian penting yang
memengaruhi kondisi perusahaan.
 Prinsip keterbukaan yang dianut perusahaan tidak mengurangi kewajiban untuk
memenuhi ketentuan kerahasiaan perusahaan sesuai peraturan perundang-undangan,
rahasia jabatan, dan hak-hak pribadi.
 Kebijakan perusahaan harus tertulis dan secara proporsional dikomunikasikan kepada
stakeholder.

2. Akuntabilitas (Accountability)
Terkait dengan prinsip akuntabilitas, perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan
kinerjanya secara transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar,
terukur, dan sesuai kepentingan perusahaan dengan tetap memperhitungkan kepentingan
pemegang saham dan pemangku kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang
diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan. Pedoman pokoknya adalah:
 Penetapan rincian tugas dan tanggung jawab setiap organ perusahaan dan seluruh
karyawan secara jelas dan selaras dengan visi, misi, nilai-nilai perusahaan, dan strategi
perusahaan.
 Meyakini bahwa semua organ perusahaan dan semua karyawan mempunyai kemampuan
sesuai dengan tugas, tanggung jawab, dan perannya dalam pelaksanaan GCG.
 Kepastian adanya sistem pengendalian internal yang efektif dalam pengelolaan
perusahaan.
 Kepemilikan ukuran kinerja untuk semua jajaran perusahaan yang konsisten dengan
sasaran perusahaan, serta memiliki sistem reward and punishment.
 Setiap organ perusahaan dan semua karyawan harus berpegang pada etika bisnis dan
pedoman perilaku yang telah disepakati.

3. Responsibilitas (Responsibility)
Untuk prinsip responsibilitas atau prinsip tanggung jawab, perusahaan harus mematuhi
peraturan perundangundangan serta melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan
lingkungan sehingga dapat menjalankan perusahaan dalam jangka panjang serta mendapat
pengakuan sebagai good corporate citizen. Pedoman pokok prinsip ini adalah:
 Organ perusahaan harus berpegang pada prinsip kehati-hatian dan memastikan kepatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan, anggaran dasar, dan peraturan perusahaan.
 Perusahaan harus menjalankan tanggung jawab sosial, antara lain peduli terhadap
masyarakat dan kelestarian lingkungan terutama di sekitar perusahaan.

4. Independensi (Independency)
Untuk melancarkan pelaksanaan asas GCG, perusahaan harus dikelola secara independen
sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat
diintervensi oleh pihak lain. Pedoman pokok prinsip independensi adalah:
 Masing-masing organ perusahaan harus menghindari dominasi, tidak terpengaruh
kepentingan tertentu, bebas dari conflict of interest dan segala pengaruh atau tekanan,
untuk menjamin pengambilan keputusan yang objektif.
 Masing-masing organ perusahaan harus melaksanakan fungsi dan tugasnya sesuai dengan
anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan, dan tidak saling melempar tanggung
jawab.

5. Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness)


Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus bisa memperhatikan kepentingan
pemegang saham mayoritas maupun minoritas dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan
asas kewajaran dan kesetaraan. Pedoman pokok prinsip ini adalah:
 Pemberian kesempatan kepada stakeholder untuk memberikan masukan dan
menyampaikan pendapat bagi kepentingan perusahaan serta membuka akses terhadap
informasi sesuai dengan prinsip transparansi dalam lingkup kedudukan masing- masing.
 Perlakuan yang setara dan wajar kepada stakeholder sesuai dengan manfaat dan
kontribusi yang diberikan kepada perusahaan.
 Pemberian kesempatan yang sama dalam penerimaan karyawan, berkarir, dan
melaksanakan tugasnya secara profesional tanpa membedakan SARA, gender, dan
kondisi fisik.

4. Manfaat GCG
1. Dengan penerapan good corporate governance perusahaan dapat meminimalkan agency
cost, yaitu biaya yang timbul sebagai akibat dari pendelegasian kewenangan kepada
manajemen, termasuk biaya penggunaan sumber daya perusahaan oleh manajemen untuk
kepentingan pribadi maupun dalam rangka pengawasan terhadap perilaku manajemen itu
sendiri.
2. Perusahaan dapat meminimalkan cost of capital, yaitu biaya modal yang harus
ditanggung bila perusahaan mengajukan pinjaman kepada kreditur. Hal ini sebagai
dampak dari pengelolaan perusahaan secara baik dan sehat yang pada gilirannya
menciptakan suatu referensi positif bagi para kreditur.
3. Dengan good corporate governance proses pengambilan keputusan akan berlangsung
secara lebih baik sehingga akan menghasilkan keputusan yang optimal, dapat
meningkatkan efisiensi serta terciptanya budaya kerja yang lebih sehat. Ketiga hal ini
jelas akan sangat berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan, sehingga kinerja
perusahaan akan mengalami peningkatan. Berbagai penelitian telah membuktikan secara
empiris bahwa penerapan good corporate governance akan mempengaruhi kinerja
perusahaan secara positif.
4. Good corporate governance akan memungkinkan dihindarinya atau sekurangkurangnya
dapat diminimalkannya tindakan penyalahgunaan wewenang oleh pihak direksi dalam
pengelolaan perusahaan. Hal ini tentu akan menekan kemungkinan kerugian bagi
perusahaan maupun pihak berkepentingan lainnya sebagai akibat tindakan tersebut.
Prinsip-prinsip corporate governance yang konsisten akan menghalangi kemungkinan
dilakukannya rekayasa kinerja (earnings management) yang mengakibatkan nilai
fundamental perusahaan tidak tergambar dalam laporan keuangannya.
5. Nilai perusahaan di mata investor akan meningkat sebagai akibat dari meningkatnya
kepercayaan mereka kepada pengelolaan perusahaan tempat mereka berinvestasi.
Peningkatan kepercayaan investor kepada perusahaan akan dapat memudahkan
perusahaan mengakses tambahan dana yang diperlukan untuk berbagai keperluan
perusahaan, terutama untuk tujuan ekspansi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
McKinsey & Company (2002) membuktikan bahwa lebih dari 70% investor institusional
bersedia membayar lebih (mencapai 26 - 30% lebih mahal) saham perusahaan yang
menerapkan corporate governance dengan baik dibandingkan dengan perusahaan yang
penerapannya meragukan.
6. Karena dalam praktik good corporate governance karyawan ditempatkan sebagai salah
satu stakeholder yang seharusnya dikelola dengan baik oleh perusahaan, maka motivasi
dan kepuasan kerja karyawan juga diperkirakan akan meningkat. Peningkatan ini dalam
tahapan selanjutnya tentu akan dapat pula meningkatkan produktivitas dan rasa memiliki
(sense of belonging) terhadap perusahaan.
7. Dengan baiknya pelaksanaan corporate governance, maka tingkat kepercayaan para
stakeholders kepada perusahaan akan meningkat sehingga citra positif perusahaan akan
naik.
8. Penerapan corporate governance yang konsisten juga akan meningkatkan kualitas laporan
keuangan perusahaan. Manajemen akan cenderung untuk tidak melakukan rekayasa
terhadap laporan keuangan, karena adanya kewajiban untuk mematuhi berbagai aturan
dan prinsip akuntansi yang berlaku dan penyajian informasi secara transparan.

5. GCG dan Hukum Perseroan di Indonesia


Dalam Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) Dalam Perseroan Terbatas, yang
pada prinsipnya Good Corporate Governance diperlukan untuk mendorong terciptanya pasar
yang efisien, transparan dan konsisten dengan peraturan perundang-undangan. Penerapan GCG
perlu didukung oleh tiga pilar yang saling berhubungan, yaitu negara dan perangkatnya sebagai
regulator, dunia usaha sebagai pelaku pasar, dan masyarakat sebagai pengguna produk dan jasa
dunia usaha. Prinsip dasar yang harus dilaksanakan oleh masingmasing pilar adalah Negara dan
perangkatnya menciptakan peraturan perundang-undangan yang menunjang iklim usaha yang
sehat, efisien dan transparan, melaksanakan peraturan perundang-undangan dan penegakan
hukum secara konsisten (consistent law enforcement). Dunia usaha sebagai pelaku pasar
menerapkan GCG sebagai pedoman dasar pelaksanaan usaha.

6. Organ Khusus dalam Penerapan GCG


Indra Surya dan Ivan Yustiavananda menyebutkan paling tidak diperlukan empat organ
tambahan untuk melengkapi GCG yaitu:
- komisaris independen
- direktur independen
- komite audit
- sekretaris perusahaan

7. GCG dalam BUMN


Melalui Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (Meneg BUMN) No.
Kep-117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance pada BUMN,
BUMN pun wajib menerapkan prinsip GCG. Kewajiban tersebut meliputi kewajiban bagi
BUMN untuk menerapkan secara konsisten dan atau menjadikan GCG sebagai landasan
operasional BUMN yang bersangkutan. Prinsip-prinsip GCG yang diwajibkan melalui keputusan
tersebut antara lain adalah prinsip transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban,
dan prinsip kewajaran (fairness).Dalam Keputusan Meneg BUMN tersebut, selain mengatur
tentang penerapan prinsip-prinsip GCG, diatur pula ketentuan mengenai pemegang saham.
Dikatakan bahwa pemegang saham atau pemilik modal BUMN yang notabene adalah
pemerintah, tidak diperkenankan mencampuri kegiatan operasional perusahaan yang menjadi
tanggung jawab direksi sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar perusahaan dan peraturan
perundang-undnagan yang berlaku.

8. GCG dan Pengawasan Pasar Modal di Indonesia


POJK Nomor 50/POJK.04/2016 tentang Penyelenggara Dana Perlindungan Modal.
POJK ini memuat fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa
keuangan di sektor Pasar Modal, Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan
Lembaga Jasa Keuangan Lainnya yang beralih dari Menteri Keuangan dan Badan Pengawas
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ke Otoritas Jasa Keuangan, pemikiran ini berdasarkan
dengan Prinsip tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance)yang biasa disebut
risk management, hal ini dimaksudkan agar memberikan perlindungan terhadap pemodal.

9. GCG Perbankan di Indonesia


Aktivitas bisnis dan sistem perekonomian yang kuat harus didukung oleh sistem
perbankan yang kuat. Indonesia telah mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia nomor
8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang Implementasi GCG oleh Bank-Bank Komersial.
Secara garis besar, peraturan ini mengatur tentang:
a. Prosedur pengelolaan melalui penerapan prinsip transparansi, akuntabilitas, tanggung
jawab, independensi dan kesetaraan
b. Tujuan implementasi untuk merealisasikan: kejelasan tugas dan tangung jawab,
kelengkapan dan implementasi tugas komite dan lain-lain.
c. jumlah, komposisi, kriteria dan indenendensi Dewan Komisaris
d. Jumlah, komposisi, kriteria dan indenendensi Dewan Direksi
e. Komite
f. Ketaatan, fungsi auditor eksternal dan internal
g. Implementasi manajemen risiko
h. Ketentuan Dana
i. Rencana Strategi Bank
j. Aspek Transparansi Kondisi Bank
k. Kondlik Kepentingan dan Pelaporan Internal
l. Laporan dan Asesmen Implementasi
m. Implementasi GCG
n. Sanksi-sanksi
o. Ketentuan Peralihan
p. Ketentuan Penutup.

Anda mungkin juga menyukai