Kelompok 9
Kelompok 9
1. Febriyanti (1908201049)
2. Alisa Nurul Izza (1908201068)
3. Tuti Alawiyah (1908201084)
Syukur alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Alloh SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Fiqih Siyasah, dengan judul: “Isu Dan Agenda
Mediasi” dengan lancar. Penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
yang diampu oleh Ibu Dr. Wardah Nuroniyah, M.SI.
Kami menyadari sepenuhmya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun demi
perbaikan dalam makalah ini yang akan datang.
Demikian apa yang dapat kami sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
masyarakat umumnya, dan untuk kami sendiri khususnya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
A. Latar Belakang............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan......................................................................... 2
BAB II : PEMBAHASAN
A. Isue dan Agenda Mediasi............................................................ 3
B. Mendefinisikan, Identifikasi dan Menyusun Agenda Mediasi.... 6
BAB III PENUTUP........................................................................................ 7
A. Kesimpulan................................................................................. 7
B. Saran........................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mediasi adalah satu diantara sekian banyak Alternatif Penyelesaian Sengketa atau
biasa dikenal dengan istilah “Alternative Dispute Resolution” yang tumbuh pertama kali
di Amerika Serikat. Mediasi ini lahir dilatar belakangi oleh lambannya proses
penyelesaian sengketa di pengadilan, oleh karena itu mediasi ini muncul sebagai jawaban
atas ketidakpuasan yang berkembang pada sistem peradilan yang bermuara pada
persoalan waktu, biaya dan kemampuannya dalam menangani kasus yang kompleks.
Pada hal di nusantara telah lama dipratekkan tentang penyelesaian sengketa melalui
musyawarah. Istilah khusus dalam pengadilan disebut dengan mediasi.
Dalam menyusun mediasi ada beberapa tahap, diantaranya ialah: melalui proses
mediasi, merumuskan masalah dan menyusun agenda mediasi yang mana dengan cara
mengidentifikasi topik-topik umum permasalahan, menyepakati subtopik permasalahan
yang akan dibahas dan menentukan urutan subtopik yang akan dibahas dalam proses
perundingan menyusun agenda perundingan. setelah itu mengungkapkan kepentingan
tersembunyi, menganalisa pilihan penyelesaian sengketa, proses tawar-menawar akhir
dan yang terakhir ialah mencapai kesepakatan secara formal.
B. Rumusan Masalah
1.
2.
C. Tujuan Penulisan
1.
2.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
kebijakan yang berlaku termasuk kebijakan anggaran. Kegaitan advokasi juga
ditunjang oleh pakar secara akademis sehingga menghasilkan daya dorong
kuat karena akan bersifat mendesak kepada stakeholder (isunya terbukti
merupakan kepentingan publik) sekaligus sahih secara ilmiah.
3) Tentukan tujuan advokasi
Penentuan tujuan diharapkan fokus pada satu tujuan kunci, yang
merupakan pernyataan apa saja harapan yang ingin dicapai dengan melakukan
advokasi, baik dalam hal kebutuhan-kebutuhan kepada pembuat kebijakan
maupun hasil-hasil jangka menengah. Tujuan merupakan penyataan umum
tentang apa yang diharapkan dan akan dicapai dalam jangka panjang (tiga
sampai lima tahun), disusun dengan prinsip SMART: Specific, Measurable,
Achievable, Relevant, Time-bound
4) Identifikasi target audiens
Penentuan ini juga berkaitan dengan permasalahan yang ingin diatasi oleh
komunikator melalui advokasi. Target audiens atau komunikan bisa merupakan
kelompok-kelompok yang mewakili masyarakat umum ataupun yang mewakili
pemuka masyarakat atau pengambil kebijakan. Siapa aktor kunci potensial, kita
perlu melakukan analisis kepentingan mereka dan tingkat pengaruhnya.
Sehingga menghasilkan matriks siapa-siapa yang mendukung, dapat
diyakinkan, mungkin akan menentang, dan harus dinetralkan.
5) Analisis SWOT
Metode perencanaan strategi menggunakan analisis SWOT: Strengths,
Weaknesses, Opportunities, Threats yang dirancang untuk membantu
mengidentifikasi kekuatan internal, kelemahan organisasi atau kelompok dalam
hubungannya dengan peluang dan ancaman yang ditemui dalam pelaksanaan
kerja.
6) Identifikasi peluang kerjasama :
Organisasi / grup yang dapat menjadi patner:
Institusi/organisasi atau individu yang memiliki komitmen terhadap tujuan
yang sama
Pengalaman dalam hal komunikasi (communication specialist)
3
Peluang kerjasama ini dimaksudkan untuk membangun konstituen dalam
hal mendukung keberhasilan advokasi. Semakin besar basis dukungan,
semakin besar peluang keberhasilan. Kita perlu membangun aliansi dengan
berbagai kelompok dan memanfaatkan berbagai media, antara lain
membangun jejaring dengan organisasi melalui kegiatan-kegiatan bersama,
pertemuan publik, media-media sosial, serta menggunakan jaringan berbasis
internet.
4
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Istilah Agraria berasal dari kata Akker (Bahasa Belanda), Agros (bahasa Yunani),
berarti tanah pertanian, Agger (bahasa Latin) berarti tanah atau sebidang tanah, Agrarius
(bahasa Latin) berarti perladangan, persawahan, pertanian, Agrarian (bahasa Inggris)
berarti tanah untuk pertanian.
Hukum agraria mempunyai arti luas dan sempit. Hukum agraria yang dalam arti
luas ini berdasar menurut UUPA (Undang-undang pokok agraria) dengan penilaian
sebutan agraria, maka dalam UUPA hukum agraria yang bukan hanya sekedar peraturan
perundang-undangan di bidang pertanahan semata namun merupakan seperangkat
peraturan perundang-undangan di berbagai bidang hukum yang masing-masing mengatur
hak-hak penguasaan atas sumber-sumber daya alam tertentu yang termasuk pengertian
agraria yang meliputi bumi, air, kekayaan alam, dan ruang angkasa.
Sedangkan hukum Agraria dalam arti sempit hanyalah mencakup Hukum
Pertanahan, yaitu bidang hukum yang mengatur hak-hak penguasaan atas tanah. Yang
dimaksud dengan tanah disini sesuai dengan Pasal 4 (1) adalah Permukaan tanah, yang
dalam pengguanaannya menurut Pasal 4 (2), meliputi tubuh bumi, air dan ruang angkasa,
yang ada di atasnya, sekedar dipelukan untuk kepentingan yang langsung berhubungan
dengan penggunaan tanah itu dalam batas menurut Undang-Undang Pokok Agraria, dan
peraturan-peraturan hukum lain yang lebih tinggi.
Sumber- sumber Hukum Agraria terbagi menkadi 2, diantaranya:
1. Sumber Hukum Agraria yang Tertulis
2. Sumber-sumber hukum agraria yang tidak tertulis
5
B. Saran
Akhir kata, tidak ada manusia yang luput dari kesalahan dan kekurangan. Dengan
segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami
harapkan dari para pembaca sekalian guna terciptanya makalah yang lebih baik lagi
kedepannya.
6
DAFTAR PUSTAKA
Revy S.M. Korah judul : MEDIASI MERUPAKAN SALAH SATU ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH
DALAM SENGKETA PERDAGANGAN INTERNASIONAL Vol.XXI/No.3/April-Juni /2013 Korah R.S.M: mediasi
merupakan