Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 9 Desember 2021
Hari Maryadi
Hari
HariMaryadi
Salinan
Maryadi
sesuai dengan aslinya
Hari Maryadi
Sekretaris Badan
-4-
LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA
IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN
KEAMANAN HASIL PERIKANAN
NOMOR 53 TAHUN 2021
TENTANG
PEDOMAN PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN KONTAMINASI SEVERE
ACUTE RESPIRATORY SYNDROME-
CORONAVIRUS-2/CORONAVIRUS DISEASE-
2019 PADA HASIL PERIKANAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada akhir Desember 2019 dunia internasional dikejutkan oleh
suatu wabah pneumonia di Kota Wuhan, Republik Rakyat Tiongkok (RRT).
Wabah segera menjangkiti sebagian penduduk Wuhan, bahkan kemudian
timbul korban jiwa. Otoritas kesehatan setempat awalnya mengira bahwa
wabah ini mirip dengan pneumonia Severe Acute Respiratory Syndrome
(SARS) yang pernah menghantam RRT pada medio 2002. Persebaran
penyakit semakin meluas ke negara-negara tetangga RRT, bahkan
kemudian “bermigrasi” lintas benua. Para ahli kemudian dapat
mendeteksi bahwa penyebab wabah ini merupakan virus baru yang masih
memiliki kekerabatan dengan penyebab SARS yaitu kelompok virus
Coronavirinae atau dikenal sebagai Coronavirus. Organisasi Kesehatan
Dunia (World Health Organization/WHO) sebelumnya memberi nama
sementara virus ini Novel Coronavirus (2019-nCoV), kemudian tanggal 12
Februari 2020 mengumumkan bahwa COVID-19 menjadi nama resmi
virus corona yang berasal dari Wuhan, China. COVID-19 adalah singkatan
dari Coronavirus Disease 2019. Pemberian nama COVID-19 dinilai lebih
mudah diingat daripada penyebutan Novel Coronavirus (2019-nCOV).
Identifikasi pada level molekuler mengindikasikan bahwa virus ini
-5-
B. Tujuan
Pedoman ini bertujuan sebagai acuan teknis dalam melaksanakan
pencegahan dan pengendalian kontaminasi SARS-CoV-2 (COVID-19)
pada:
1. Pengeluaran hasil perikanan (ekspor) ke negara tujuan yang
mempersyaratkan pengujian SARS-CoV-2 (COVID-19); dan
2. Pemasukan hasil perikanan (impor) ke wilayah negara Republik
Indonesia dari negara dengan kasus SARS-CoV-2 (COVID-19) tinggi
berdasarkan hasil analisis risiko, yang berpotensi mengontaminasi
produk perikanan.
C. Sasaran
Sasaran pedoman ini adalah untuk:
1. Pejabat Karantina Ikan baik di Pusat maupun di Unit Pelaksana
Teknis dalam mengawasi pelaksanaan pencegahan dan pengendalian
kontaminasi SARS-CoV-2 (COVID-19) pada hasil perikanan yang
keluar (ekspor) dan masuk (impor) dari dan ke wilayah Republik
Indonesia;
2. Laboratorium penguji SARS-CoV-2 (COVID-19); dan
3. Unit Usaha Kelautan dan Perikanan
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman ini meliputi:
1. pencegahan kontaminasi di rantai proses hasil perikanan (supplier
dan unit pengolahan ikan);
2. pencegahan kontaminasi di rantai logistik (gudang kemasan, cold
storage, alat transportasi, dan kontainer);
3. pengambilan dan penanganan contoh;
4. pengujian;
5. kriteria dan penetapan laboratorium penguji;
6. penanganan hasil perikanan terkontaminasi SARS-CoV-2/COVID-19
pada produk impor dan produk yang ditolak oleh negara tujuan
ekspor;
7. komunikasi, informasi, dan edukasi;
8. verifikasi dan monitoring kepatuhan; dan
-7-
BAB II
PENCEGAHAN KONTAMINASI DI RANTAI PROSES HASIL PERIKANAN
E. Disinfeksi sarana dan prasarana (lantai, dinding, atap, mesin sortir, alat
metal detector, forklift, dsb)
1. Unit usaha harus mempunyai program disinfeksi sarana dan
prasarana serta lingkungan secara regular di sekitar unit usaha.
2. Unit usaha melaksanakan program disinfeksi rutin terhadap ruang
utama antara lain: ruang proses (area bongkar bahan baku, area
penerimaan, area proses, area pengemasan, area stuffing), area
limbah pengolahan, toilet/kamar mandi, gudang kemasan, gudang
bahan kimia, gudang bahan tambahan pangan (BTP), dan
laboratorium.
3. Unit usaha melaksanakan program disinfeksi rutin terhadap ruang
pendukung antara lain: ruang kantor, ruang rapat, ruang
arsip/dokumen, klinik, bengkel kerja/ruang mekanik, ruang
pencucian baju/laundry, kantin, tempat ibadah, tempat istirahat,
parkiran kendaraan, dan ruang keamanan.
4. Disinfeksi harus secara rutin dilakukan terhadap permukaan
kerja/titik-titik peralatan yang sering digunakan bersama, misalnya
gagang pintu, meja, troli dsb.
5. Larutan disinfektan harus dipersiapkan dan digunakan sesuai
dengan petunjuk pemakaian dan standar persyaratan mengenai
konsentrasi larutan, volume, dan waktu kontak.
6. Personil yang melakukan disinfeksi harus mengenakan alat
pelindung diri (APD) sekurang-kurangnya meliputi jubah, sarung
tangan tugas berat (heavy duty glove), masker medis, pelindung mata
(jika ada risiko cipratan materi organik atau bahan kimia), dan sepatu
bot atau sepatu kerja tertutup.
7. Pelaksanaan disinfeksi partikel SARS-CoV-2 (COVID-19) yaitu
penyemprotan cairan disinfektan pada permukaan harus dibarengi
dengan penyikatan atau penggosokan untuk membersihkan materi
organik.
8. Pelaksanaan disinfeksi pada ruang tertutup tidak direkomendasikan
menggunakan metode fogging atau pengkabutan (WHO Panduan
Interim Pembersihan dan disinfeksi permukaan lingkungan dalam
konteks SARS-CoV-2 (COVID-19).
9. Unit usaha harus mendokumentasikan/mencatat proses disinfeksi
sebagai salah satu bukti penerapan pengendalian penyebaran SARS-
CoV-2 (COVID-19).
- 14 -
BAB III
PENCEGAHAN KONTAMINASI DI RANTAI LOGISTIK
BAB IV
PENGAMBILAN DAN PENANGANAN CONTOH
a. produk: ikan segar, ikan beku, produk olahan ikan, produk non
ikan (rumput laut, ubur-ubur, fish meal), produk olahan kering
(kerupuk ikan, squid liver powder), dll;
b. kemasan: inner plastic/inner cartoon, master cartoon, styrofoam,
outer plastic, dll; dan
c. alat angkut: container.
2. Identifikasi Titik Contoh
Petugas teknis BKIPM dan personel unit usaha harus mengidentifikasi
titik swab pengambilan contoh untuk masing-masing kriteria contoh
uji, antara lain:
a. contoh produk, berdasarkan ukuran kemasan terkecil atau ekor;
b. contoh kemasan, merupakan kemasan luar (master karton
dan/atau plastik pembungkus master karton) dan kemasan dalam
(kemasan primer); dan
c. alat angkut, merupakan bagian dalam container, yaitu: dinding,
langit-langit dan lantai.
3. Ketentuan Pengambilan Contoh
Pengambilan contoh atau sampling produk perikanan untuk pengujian
kontaminasi SARS-CoV-2 (COVID-19) dilakukan dengan teknik
tertentu yang sesuai dengan standar, telah divalidasi dan diverifikasi
oleh Otoritas Kompeten supaya mendapatkan hasil pengujian yang
akurat dan valid. Beberapa ketentuan umum yang perlu diperhatikan
pada saat pengambilan contoh uji, diantaranya:
a. pengambilan contoh uji dilakukan terhadap pemasukan (impor)
hasil perikanan dalam bentuk segar/beku (produk akhir dan
kemasannya); serta pengeluaran (ekspor) hasil perikanan dalam
bentuk segar/beku (produk akhir dan kemasannya) ke negara
tujuan China;
b. pengambilan contoh uji terhadap pemasukan (impor) dilakukan
sebanyak 3 (tiga) contoh uji per consignment yang terdiri dari hasil
pooling pada kemasan luar (minimal 15 titik), kemasan dalam
(minimal 15 titik), dan produknya (minimal 15 titik) oleh petugas
UPT-BKIPM dalam rangka monitoring oleh otoritas kompeten.
Pengambilan contoh uji dilakukan secara acak pada batch yang
berbeda;
- 19 -
j. Masukkan tabung VTM atau media fiksatif virus lainnya yang telah
berisi contoh uji ke dalam Styrofoam/coolbox/container berisi es
atau dry ice;
k. Lakukan prosedur pengemasan apabila contoh uji akan langsung
dikirim;
l. Untuk contoh uji yang akan ditunda pengirimannnya (maksimal 48
jam) segera simpan dalam freezer bersuhu -20 C. Untuk contoh uji
yang akan disimpan dalam jangka waktu lama sebaiknya disimpan
dalam freezer bersuhu -80 C.
Lapisan Kedua yang didalamnya berisi Wadah Primer diletakkan didalam Lapisan
Ketiga atau Styrofoam dan diberikan pembatas dari kardus. Masukkan dry ice
kedalam Styrofoam hingga menyelimuti Lapisan Kedua selanjutnya tutup rapat dan
segel Styrofoam lalu bungkus Styrofoam dengan plastik dan masukkan kedalam
kardus pengiriman (cardboard). Apabila menggunakan dry ice usahakan
memberikan celah/rongga kecil pada saat pengepakan dengan kardus pengiriman
untuk menyeimbangkan tekanan gas.
- 26 -
BAB V
PENGUJIAN
A. Pengujian SARS-CoV-2
Pengujian SARS-CoV-2 dilakukan dengan teknik molekuler dari sediaan
asam nukleat hasil ekstraksi dari contoh uji. Uji deteksi materi genetik
SARS CoV-2 dilakukan secara kuantitatif menggunakan teknik one step
reverse transcriptase real time PCR (qRt PCR). Terdapat 2 (dua) metode
teknik pengujian molekuler pada pengujian SARS-CoV-2 yaitu dengan
metoda CDC USA dengan taget gen N1 dan N2, dan metode CDC China
dengan target gen Orf1ab dan N. Analisis kedua metoda tersebut bersifat
kuantitatif dengan mengacu kepada nilai Ct (cycle threshold). Contoh uji
yang diterima oleh laboratorium penguji lebih dulu dilakukan komposit,
dengan skema sebagaimana pada Form 3. Prosedur pengujian contoh uji
meliputi:
1. Pengujian SARS-CoV-2 Dengan Metoda One step Reverse Transcription
Real Time PCR (RT-qPCR) Metode CDC USA
Teknik pengujian molekuler SARS-CoV-2 (COVID-19) dengan
metoda Quantitative (real time) Reverse Transcription PCR (RT-qPCR).
Analisa metoda uji tersebut dilakukan secara kuantitatif. Pelacakan
SARS-CoV-2 dengan metoda molekuler berdasarkan metode CDC USA
yaitu menggunakan target gen N (nucleocapsid) pada positi N1 dan N2.
Gen target SARS-CoV-2 berdasar pada CDC 2019-nCoV Real Time RT-
PCR Primer and Probes (2020) adalah gen N 1 dan N2 dengan limit
deteksi 1,0-3.2 copy/µL, serta gen RNaseP sebagai gen control
pengujian.
Hasil uji positif SARS-CoV-2 (COVID-19) ditandai dengan adanya
kenaikan kurva pada contoh uji yang memotong garis threshold.
Demikian sebaliknya contoh uji dinyatakan negative jika tidak terdapat
kenaikan kurva yang memotong garis threshold. Analisa kuantitatif
pengujian SARS-CoV-2 dengan real time RT-PCR ditunjukkan dengan
nilai curve threshold (Ct) yang dihasilkan. Nilai Ct real time PCR penting
untuk diketahui karena besaran nilai Ct berbanding terbalik dengan
- 27 -
uji manusia. Kit ini dilengkapi dengan kontrol positif yang berupa
plasmid untuk N1, dan N2.
h. SensiFAST TM Probe No Rox One Step Kit (Bioline-76001)
Protokol ini merupakan protokol untuk teknik realtime PCR dengan
cetakan RNA. Amplifikasi dilakukan dalam thermalcycler IQ5
Biorad atau Quanstudio tanpa ROX reference.
i. Tempat Pengerjaan
1) Pengerjaan preparasi master mix realtime PCR dilakukan di
ruangan pre-PCR yang dilengkapi dengan Laminar Air Flow.
2) Penambahan RNA contoh uji dilakukan di bench RNA di
ruangan pre-PCR lab bioteknologi PSSP- IPB.
3) Penambahan control plasmid N1 dan N2 dilakukan di ruangan
post-PCR lab bioteknologi PSSP- IPB.
4) Tempat pengerjaan dikondisikan minim cahaya.
j. Persiapan Reagensia:
1) Keluarkan semua reagent yang diperlukan dan thawing di
dalam laminar hood. Setelah thawing, vortex dan pulse
sentrifugasi sebentar.
2) Keluarkan RNA dari dalam freezer, thawing di room
temperature, setelah thawing, vortex dan pulse sentrifugasi
sebentar. Selanjutnya simpan di dalam lemari es.
k. Prosedur:
1) Siapkan model cetakan contoh uji sesuai plate untuk uji
realtime PCR (Misal jumlah contoh uji = 2)
7)
m. Interpretasi Hasil
1) No Template Control (NTC)
NTC terdiri dari penggunaan air bebas nuklease dalam reaksi
qRT-PCR sebagai pengganti RNA. Reaksi NTC untuk semua
primer dan set probe tidak boleh menunjukkan kurva
pertumbuhan fluoresensi yang melewati garis ambang batas.
Jika salah satu reaksi NTC menunjukkan kurva pertumbuhan
yang melintasi ambang siklus, kontaminasi contoh uji mungkin
telah terjadi. Batalkan proses dan ulangi pengujian.
2) Kontrol Positif 2019-nCoV (nCoVPC)
nCoV positive control terdiri dari RNA yang ditranskripsi secara
in vitro. nCoV positive control akan menghasilkan hasil positif
dengan primer dan set probe berikut: N1, dan N2.
10) Pilih protokol ‘VIRUS’ pada layar, pastikan urutan kerja sudah
sesuai dengan protokol:
11) Setelah proses ekstraksi selesai ‘FINISHED’, buka jendela alat dan
keluarkan reagen plate dan letakkan di dalam BSC. Hasil elusi
ekstraksi RNA 100 uL diambil pada kolom well 6 dan 12;
12) Setelah selesai, tekan tombol ‘POWER’ pada layer. Matikan tombol
‘POWER’ pada belakang alat Zixpress
c. Persiapan Uji deteksi SARS CoV-2 Metode CDC Chine menggunakan
teknik one step reverse transcriptase real time PCR (qRT PCR)
Nama Kit : Multiple Real Time PCR Kit for Detection of 2019-
nCOV (XABT)
Company : Beijing Applied Biological Technologies Co. LtD
Cat. Number : CT8223-24T, CT8223-48T
d. Persiapan Sebelum Preparasi- Master Mix Real time PCR
1) Alat-Alat:
- Tube 1.5 mL atau 2.0 mL steril
- Mikropipet (100-1000 uL, 20-200 uL, 5-10 uL)
- Barier tips sesuai dengan mikropipet yang digunakan
- Plate real time PCR
- Sealer plate real time PCR
- Mesin real time PCR multiplex (Biorad Opus)
- Laminar Air flow (tempat preparasi master mix)
2) Bahan-Bahan:
- Kit Multiple Real Time PCR Kit for Detection of 2019-nCOV
- Sampel RNA
3) Alat Pelindung Diri (APD):
- Jas-lab ruang Pre-PCR
- Masker
- 37 -
- glove (nitrile)
4) Tempat Pengerjaan: Ruang Pre-PCR lab Bioteknologi
e. Pembuatan Master Mix Real Time PCR
1) Saat ekstraksi sampel, sebanyak 10 uL Internal Control (IC)
ditambahkan ke dalam tube sampel. Penambahan IC dilakukan
bersamaan dengan penambahan sampel dan lisis buffer.
2) Hitung jumlah reaksi PCR Mix sesuai dengan sampel yang akan
dikerjakan ditambah control positive dan control negative. Jumlah
sampel +2 + B= N (B adalah tambahan Reaksi untuk kesalahan
pipetting)
3) Buat PCR Mix dalam tabung 2 mL dengan komposisi sesuai table di
bawah:
8) Interpretasi Hasil:
Catatan:
Dalam setiap kali running Real Time PCR Control Negatif harus No Ct
(N.A) dan Control Positif harus terindentifikasi Ct
BAB VI
KRITERIA DAN PENETAPAN LABORATORIUM PENGUJI
No Kriteria
1) Ruangan laboratorium yang cukup luas untuk bekerja dan
terpisah dengan area publik dalam gedung
2) Pemisahan ruangan infeksius dan non-infeksius dengan
diberikan label di setiap pintu ruangan
3) Memiliki pintu yang dapat di kunci/akses terbatas
4) Memiliki jendela yang tertutup rapat
5) Aliran udara searah dengan filter udara pada exhaust/HVAC
System (disarankan)
6) Memiliki penerangan yang cukup dan lampu tidak
menggantung
7) Memiliki lantai yang kuat, tahan air, dan tidak ada
celah/disarankan dilapis epoxy serta tidak ada sudut antara
lantai dan dinding
8) Dinding tidak kasar, anti-air dan mudah dibersihkan
9) Memiliki wastafel cuci tangan di dekat pintu keluar ruangan
laboratorium
10) Memiliki wastafel dilengkapi dengan pencuci mata
(disarankan)
11) Memiliki shower yang ditempatkan di lorong ruangan
laboratorium
12) Pasokan listrik yang memadai, penerangan darurat, genset
yang standby
13) Pengolahan air yang baik antara suplai dan pembuangan,
sistem pencegahan arus balik, kran otomatis, pengolahan
air reverse osmosis untuk laboratorium
14) Gedung memiliki hidran/sistem pemadam kebakaran yang
memenuhi syarat (disarankan menggunakan bahan
pemadam api khusus di ruangan dengan alat-alat
laboratorium)
15) Memiliki sistem telekomunikasi /sistem interkom
16) Memiliki sistem alarm untuk keamanan
17) Gedung memiliki jalur evakuasi yang memenuhi syarat
keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
2 Persyaratan Biosafety Cabinet (BSC)
a. Biosafety cabinet (BSC) kelas II A2 dengan standar internasional
- 43 -
No Kriteria
b. BSC memiliki sash (penutup)
c. BSC dilengkapi dengan UV light (disarankan)
d. BSC dilengkapi dengan UPS
e. Kontak listrik mandiri (tidak bergabung dengan alat lain)
f. Penempatan BSC tidak di depan aliran udara Air Conditioner
g. Penempatan BSC tidak di depan akses pintu
h. Penempatan BSC tidak di daerah orang lalu lalang
i. Memiliki SOP pengoperasian dan pemeliharaan BSC
j. Memiliki SOP pelaksanaan pekerjaan menggunakan BSC
3 Persyaratan Peralatan
a. BSC kelas II A2
b. Laminar airflow atau PCR hood
c. RT PCR
d. Micro pipet
e. Autoclave
f. Refrigerator untuk reagen
g. Freezer-80˚C untuk penyimpan spesimen (kalau tidak ada, sisa
spesimen langsung dimusnahkan)
h. Coolbox
i. Refrigerated Centrifuge
j. Spindown
k. Vortex
4 Persyaratan SDM
a. Tenaga analis kesehatan/ahli teknologi laboratorium
medis/litkayasa/peneliti virology dengan latar belakang
pendidikan analis/biologi/kedokteran/kedokteran hewan/
biomedis dan ilmu lain yang berkaitan.
b. Tidak memiliki riwayat penyakit berat/catastropik
c. Tidak memiliki riwayat kejahatan
d. Memiliki kompetensi dalam pemeriksaan dengan Real Time PCR
e. Memiliki kompetensi dalam biosafety dan biosecurity
5 Persyaratan Praktik Biosafety dan Biosecurity
a. Biosafety
1) Memiliki prosedur Risk Assessment terkait pekerjaan di
laboratorium
- 44 -
No Kriteria
2) Menyediakan sarana, peralatan, dan alat pelindung diri
(APD) yang sesuai dengan hasil Risk Assessment
3) Tersedia peralatan keselamatan seperti Spill kit dan alat
pemadam api ringan (APAR)
4) Memiliki sarana pengelolaan limbah infeksius seperti
autoclave yang tervalidasi
5) Memiliki program vaksinasi dan emergency check-up untuk
petugas laboratorium
6) Memiliki program pelatihan biorisiko secara berkala
b. Biosecurity
1) Memiliki keamanan fisik: sistem surveilan lingkungan
(CCTV), tempat penyimpanan spesimen yang memiliki kunci
(Freezer/deep freezer), sistem akses terbatas
2) Memiliki keamanan informasi: sistem data yang aman
3) Memiliki prosedur keamanan dalam pengiriman spesimen
4) Memiliki kendali material dan akuntabilitas
5) Memiliki SDM satuan pengamanan yang terlatih
6) Memiliki manajemen program terkait biosecurity
6 Persyaratan Good Laboratory Practice
a. Memiliki personel dan manajemen laboratorium yang kompeten
b. Memiliki standar operational prosedur pemeriksaan yang
terstandar
c. Melakukan pemantapan mutu internal dan eksternal
d. Memiliki program pelaporan hasil yang sistematis dan
tertelusur
e. Melakukan pemeliharaan dan kalibrasi alat laboratorium yang
terdokumentasi dengan baik.
BAB VII
PENANGANAN HASIL PERIKANAN TERKONTAMINASI SARS-CoV-2/
COVID-19 PADA PRODUK IMPOR DAN PRODUK YANG DITOLAK OLEH
NEGARA TUJUAN EKSPOR
BAB VIII
KOMUNIKASI, INFORMASI, DAN EDUKASI
BAB IX
VERIFIKASI DAN MONITORING KEPATUHAN
a. UPT KIPM harus memastikan bahwa unit usaha telah memiliki Tim
atau Penanggung jawab pencegahan kotaminasi SARS-CoV-2
(COVID-19) secara internal;
b. UPT KIPM harus memastikan bahwa unit usaha telah memiliki
panduan/prosedur/instruksi kerja terkait pencegahan
kontaminasi SARS-CoV-2 (COVID-19);
c. UPT KIPM harus memastikan bahwa personal hygiene dan good
hygiene practices telah diimplementasikan secara benar dan
konsisten sesuai dengan protokol kesehatan SARS-CoV-2 (COVID-
19) di unit usaha;
d. UPT KIPM memastikan bahwa unit usaha telah melaksanakan
program disinfeksi sarana dan prasarana, serta input produksi
secara berkala.
3. UPT KIPM melakukan monitoring kepatuhan di sepanjang rantai
penyimpanan dan distribusi (gudang penyimpanan dan alat
transportasi) untuk lalu lintas ekspor hasil perikanan ke China atau
negara lain yang mempersyaratkan.
4. Pusat Pengendalian Mutu melakukan verifikasi secara teknis tugas
pengendalian penerapan protokol kesehatan SARS-CoV-2 (COVID-19)
oleh UPT KIPM di unit usaha.
5. Pusat Standardisasi Sistem dan Kepatuhan melakukan verifikasi
tingkat kepatuhan terhadap pelaksanaan verifikasi tugas
pengendalian protokol kesehatan SARS-CoV-2 (COVID-19.
C. Pelaporan
1. Pelaporan Hasil Verifikasi oleh UPT KIPM
Pelaporan hasil pelaksanaan verifikasi dalam rangka pengendalian
oleh UPT KIPM meliputi:
a. Laporan hasil verifikasi UPT KIPM terhadap protokol pengendalian
SARS-CoV-2 (COVID-19) dalam kegiatan produksi atau monitoring
internal di unit usaha:
1) UPT melaporkan kepada Kepala BKIPM, cc. Kepala Pusat
Pengendalian Mutu dan Kepala Pusat Standardisasi Sistem dan
Kepatuhan;
2) hasil verifikasi terhadap pelaksanaan pengendalian penerapan
protokol SARS-CoV-2 (COVID-19) dalam kegiatan produksi sesuai
- 52 -
BAB X
FORM PELAKSANAAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN KONTAMINASI
SEVERE ACUTE RESPIRATORY SYNDROME-CORONAVIRUS-2/
CORONAVIRUS DISEASE-2019 PADA HASIL PERIKANAN
2. Jumlah contoh uji untuk produk dan kemasan (berat kemasan terkecil >1
kg s/d < 4,5 kg)
Besarnya Lot Jumlah Master Karton yang
(Satuan Kemasan Terkecil) Diambil*
≤ 2400 6
2401 - 15000 13
15001 - 24000 21
24001 - 84000 29
84001- 144000 48
144001- 240000 84
≥ 240000 126
*Masing-masing master karton diambil 1 (satu) kemasan terkecil sebagai contoh uji
produk dan kemasan bagian dalam
3. Jumlah contoh uji untuk produk dan kemasan (berat kemasan terkecil ≥
4,5 kg)
Besarnya Lot Jumlah Master Karton yang
(Satuan Kemasan Terkecil) Diambil*
≤ 600 6
601 - 2000 13
20001 - 72000 21
72001 - 15000 29
15001- 24000 48
24001- 420000 84
≥ 420000 126
*Masing-masing master karton diambil 1 (satu) kemasan terkecil sebagai contoh uji
produk dan kemasan bagian dalam
- 54 -
2. Jumlah contoh uji untuk ikan curah dengan ukuran > 10 kg/ekor
Besarnya Lot
Jumlah Contoh Uji
(Satuan Kemasan Terkecil)
≤ 600 6
601 - 2000 13
20001 - 72000 21
72001 - 15000 29
15001- 24000 48
24001- 420000 84
≥ 420000 126
- 55 -
Keterangan:
- Kode: A = Alat Angkut; B = Kemasan Luar; C = Kemasan Dalam; D = Produk
- 56 -
Keterangan:
- Kode: A1= Container 1; A2= Container 2; B= Kemasan Luar; C= Kemasan Dalam;
D= Produk
- 57 -
Keterangan:
- Kode : A1= Container 1; A2= Container 2; B= Kemasan Luar; C= Kemasan
Dalam; D= Produk
- 58 -
Uraian Kegiatan
No. Ada Tidak Keterangan
Pengendalian
1. Apakah ada penunjukan Apabila ada, agar di
secara resmi penanggung lampirkan surat
jawab protokol Covid-19 di penunjukan penanggung
unit usaha? jawab
Uraian Kegiatan
No. Ada Tidak Keterangan
Pengendalian
5. Apakah pekerja yang Apabila ada, agar
sembuh dari suspect atau dilampirkan bukti atau
positif Covid-19 atau yang pedoman yang mengatur
memiliki riwayat perjalanan hal tersebut
dari negara atau wilayah
yang dikategorikan zona Apabila tidak, mohon
merah tidak diperbolehkan disertakan alasannya
memasuki area unit usaha
dalam waktu 14 (empat
belas) hari?
Uraian Kegiatan
No. Ada Tidak Keterangan
Pengendalian
sabun atau berbasis Apabila tidak, mohon
alkohol), masker, sarung disertakan alasannya
tangan dan pakaian kerja
yang bersih?
Uraian Kegiatan
No. Ada Tidak Keterangan
Pengendalian
isolasi mandiri selam 14
(empat belas) hari
- Memakai masker, sarung
tangan dan pakaian kerja
yang disediakan unit
usaha selama kegiatan
produksi
- Melakukan physical/social
distancing dengan
menjaga jarak minimal 1
meter dengan pekerja
lainnya atau
menggunakan tabir
pemisah dan dilarang
berkerumun selama jam
istirahat
- Harus melakukan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS)
- Dilarang berkerumun,
berjabat tangan dan
berbicara dengan sesama
pekerja atau orang lainnya
selama berada di
lingkungan unit usaha
Inspektur Mutu
(……………………..)
Noreg:
Hari Maryadi
Hari
HariMaryadi
Salinan
Maryadi
sesuai dengan aslinya
Hari Maryadi
Sekretaris Badan