Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

PRAKTIKUM SEDIAAN KOSMETIK ESTETIK


FORMULASI SEDIAAN SABUN TRANSPARAN
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Sediaan Kosmetik Estetik

Dosen Pengampu :

Davit Nugraha, M. Farm.

Disusun Oleh :

Ilham Maulana Ramadhan 2004277017

Isma Fajriati 2004277019

Kamila Imana Bilqis 2004277020

Karlina Sari 2004277021

Laela Tri Fadila 2004277022

Widiana Permana Sari 2004277045

PROGRAM STUDI D-III FARMASI

STIKES MUHAMMADIYAH CIAMIS

2022
PERCOBAAN IV

FORMULASI SEDIAAN SABUN TRANSPARAN

A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mampu memahami definisi, fungsi dan formula sabun transparan
2. Mahasiswa mampu melakukan formulasi dan evaluasi sediaan sabun transparan

B. DASAR TEORI
Sabun transparan merupakan salah satu produk inovasi sabun yang menjadikan
sabun menjadi lebih menarik. Sabun transparan memiliki busa yang lebih halus
dibandingkan dengan sabun opaque (sabun tidak transparan). Sabun transparan
mengandung gliserin maka sabun transparan disebut juga sebagai sabun gliserin.
Sabun jenis ini sangat tepat digunakan untuk jenis kulit yang sedikit kering atau
normal (Qisti, 2009).
Sabun trannsparan mempunyai busa yang lebih halus dibandingkan dengan sabun
opaque sabun yang tidak transparan (Qisty, 2009). Faktor yang dapat mempengaruhi
transparansi sabun adalah kandungan alkohol, gula, dan gliserin dalam sabun. Ketika
sabun akan dibuat jernih dan bening, maka hal yang paling penting adalah kualitas
gula, alkohol, dan gliserin. Kandungan gliserin baik untuk kulit karena berfungsi
sebagai pelembab pada kulit dan membentuk fasa gel pada sabun (Rahadiana dkk.,
2014).
Sabun padat adalah sabun yang dibuat dari reaksi saponifikasi dari lemak padat
dengan NaOH. Untuk mendapatkan sediaan yang konsisten, biasanya digunakan
lemak hewan yang kaya akan kandungan stearin dan kandungannya relatif rendah
dalam palmitin dan olein. (Maibach, 2009).
Asam lemak yang biasa digunakan dalam pembuatan sabun antara lain asam
stearat, asam palmitat, asam ricinoleat, asam linoleat, dan lain-lain. Pada formulasi
sabun transparan ditambahkan etanol, gula dan gliserin sebagai pembentuk sabun
transparan. Etanol bekerja dengan cara melarutkan sabun menjadi kristal-kristal yang
lebih kecil sehingga terlihat transparan. Selain itu etanol juga mempunyai kemampuan
membersihkan dan merupakan pembasah kulit yang lebih baik dibandingkan air
karena etanol dapat menurunkan tegangan permukaan kulit. Gliserin selain membantu
membentuk sabun transparan juga berperan untuk menjaga kelembaban kulit setelah
berpenetrasi ke dalam kulit karena sifatnya yang mampu mengikat air.
Karakteristik Bahan

Coconut Oil
Coconut Oil atau minyak kelapa adalah minyak lemak yang diperoleh dengan
pemerasan endosperm kering co – cos nuciferal L.
Pemerian Tidak berwarna atau kuning pucat, bau khas, tidak tengik
Kelarutan Larut dalam 2 bagian etanol (95%) P pada suhu 60 oC,
sangat mudah larut dalam kloroform P dan dalam eter P
pada suhu lebur 23o sampai 26o
Fungsi Menghaluskan dan melembabkan kulit (zat aktif)
Asam Stearat
Asam stearat adalah campuran asam organik padat yang diperoleh dari lemak,
sebagian besar terdiri dari asam oktadekanoat, C 18H36O2, C16H32 dan
heksadekanoat.
Rumus Molekul C18H36O2
Pemerian Zat padat keras mengkilat menunjukkan susunan hablur,
putih atau kuning pucat
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, larut dalam 20 bagian etanol
(95%) P, dalam 2 bagian kloroform P dan 3 bagian eter P
Fungsi Mengeraskan sabun dan menghasilkan busa
Gliserin

Gliserin mengandung, C3H8O3, tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari
101,0% dihitung terhadap zat anhidrat.
Rumus Molekul C3H8O3
Bobot Molekul 92,09
Bobot Jenis 1,249
Pemerian Cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna; rasa manis;
hanya boleh berbau khas lemah (tajam atau tidak enak).
Higroskopik; larutan netral terhadap lakmus.
Kelarutan Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol; tidak larut
dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak lemak, dan
dalam minyak menguap.
Titik Didih (oC) 290
Fungsi Humektan
NaOH
Natrium Hidroksida mengandung tidak kurang dari 95% dan tidak lebih dari
100,5% alkali jumlah dihitung sebagai NaOH mengandung Na 2CO3 tidak lebih
dari 3%.
Rumus Molekul NaOH
Bobot Molekul 40
Pemerian Putih atau praktis putih, massa melebur, berbentuk pellet
kecil, serpihan atau batang atau bentuk lain. Keras, rapuh
dan menunjukkan pecahan hablur. Jika terpapar diudara,
akan cepat menyerap karbon dioksida dan lembab.
Kelarutan Mudah larut dalam air dan dalam etanol
Titik Didih (oC) 1338
Fungsi Katalis
Etanol

Etanol mengandung tidak kurang dari 92,3% b/b dan tidak lebih dari 93,8% b/b,
setara dengan tidak kurang dari 94,9% v/v dan tidak lebih dari 96,0% v/v,
C2H6O, pada suhu 15,56o
Rumus Molekul C2H6O
Bobot Molekul 46,07
Bobot Jenis Antara 0,812 dan 0,816
Pemerian Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna; bau khas
dan menyebabkan rasa terbakar pada lidah. Mudah
menguap walaupun pada suhu rendah dan mendidih pada
suhu 78º, mudah terbakar.
Kelarutan Bercampur dengan air dan praktis bercampur dengan
semua pelarut organik.
Fungsi Melarutkan sabun sehingga menjadi transparan
Aquades
Rumus Molekul H2O
Bobot Molekul 18
Bobot Jenis 1
Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak
mempunyai rasa
Titik Didih (oC) 100
Fungsi Pelarut

C. FORMULASI SEDIAAN

R/ Coconut oil 70 g
Asam stearate 30 g
Glyserin 200g
NaOH 17 g
Etanol 150 g
Aquadest 34 g (34 ml)

D. PERHITUNGAN DAN PENIMBANGAN BAHAN

Bahan Perhitungan Penimbangan Fungsi


Minyak kelapa 70 g x 2 140 g Menghaluskan dan
melembabkan kulit
Asam strearat 30 g x 2 60 g Untuk mengeraskan
sabun dan
menstabilkan busa
Gliserin 200 g x 2 400 g Humektan (senyawa
penyerap
kelembaban,
berguna memelihara
kandungan air
dalam bahan)
sehingga dapat
berfungsi sebagai
pelembab dalam
kulit
NaOH 17 g x 2 34 g Katalis dalam
pembuatan sabun
transparan
Etanol 99% 150 g x 2 300 g Melarutkan sabun
sehingga menjadi
transparan
Aquadest 34 g x 2 68 g Pelarut

E. ALAT DAN BAHAN

Alat Bahan
Beaker glass 100 ml Minyak kelapa
Beaker glass 500 ml Asam stearate
Beaker glass 1000 ml Gliserin
Mixer kecil NaOH
Timbangan analitik Etanol 99%
Gelas ukur Aquadest

F. PROSEDUR KERJA
Timbang masing-masing bahan.semua bahan dibagi tiga fase : Fase A : minyak
kelapa, asam stearate dan gliserin, fase B : NaOH dan aquadest, Fase C : Etanol

Masukkan minyak kelapa, asam stearate dan gliserin kedalam beaker glass 1000
ml. panaskan diatas penangas air sampai leleh dan campuran tampak bening,
kemudian angkat

Masukkan aquades ke dalam beaker glass 100ml, larutkan NaOH ke dalam


aquades dengan hati-hati (tidak boleh sebaliknya), aduk sampai larut. Gunakan
sarung tangankarena NaOH bersifat korosif.

Tuangkan NaOH ke dalam campuran minyak,aduk sampai terbentuk gumpalan


putih, selama 5 menit.

Tambahkan etanol ke dalam campuran. Aduk sampai tercampur. Tutup campuran


dengan alumunium foil.

Panaskan di atas penangas air sampai larutan betul-betul bening. Kemudian angkat
dengan hati-hati
Buka alumunium foil, kemudian aduk dengan mixer kecil beberapa menit sampai
homogen dan bening.

Masukkan campuran ke dalam cetakan. Diamkan sampai dingin dan mengeras.


Keluarkan dari cetakan dan kemas dengan plastik wrap.

G. PROSEDUR EVALUASI
1. Uji Organoleptik
Siapkan sediaan yang akan diamati, seperti dalam wadah

Amati sediaan salep dari mulai warna, bau, rasa, bentuk atau konsistensi

Amati sediaan salep dari mulai warna, bau, rasa, bentuk atau konsistensi, catat
hasil.

2. Uji Derajat Keasaman (pH)


Siapkan sediaan yang akan diamati

Celupkan pH universal kedalam sediaan selama beberapa detik dan akan terjadi
perubahan warma

Celupkan pH universal kedalam sediaan selama beberapa detik dan akan terjadi
perubahan warna, catat hasil

3. Uji Tinggi Busa


Diambil 1 gram sabun, lalu masukkan kedalam gelas ukur 25 ml dan tambahkan
10 ml aquadest

Kocok dengan cara membolak-balikkan gelas ukur selama 5 menit kemudian


diamati tinggi busanya
c

Lakukan pengujian sebanyak 3 kali, kemudian catat hasilnya

4. Uji Homogenitas

Diambil sedikit sediaan sabun, lalu oleskan pada kaca transparan, kemudian
diamati apakah terdapat partikel-partikel
c
Lakukan pengujian sebanyak 3 kali, kemudian catat hasilnya

H. TUGAS UNTUK PRETEST


1. Jelaskan sifat fisika kimia masing-masing bahan :

Coconut Oil
Coconut Oil atau minyak kelapa adalah minyak lemak yang diperoleh dengan
pemerasan endosperm kering co – cos nuciferal L.
Pemerian Tidak berwarna atau kuning pucat, bau khas, tidak tengik
Kelarutan Larut dalam 2 bagian etanol (95%) P pada suhu 60 oC,
sangat mudah larut dalam kloroform P dan dalam eter P
pada suhu lebur 23o sampai 26o
Fungsi Menghaluskan dan melembabkan kulit (zat aktif)
Asam Stearat
Asam stearat adalah campuran asam organik padat yang diperoleh dari lemak,
sebagian besar terdiri dari asam oktadekanoat, C 18H36O2, C16H32 dan
heksadekanoat.
Rumus Molekul C18H36O2
Pemerian Zat padat keras mengkilat menunjukkan susunan hablur,
putih atau kuning pucat
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, larut dalam 20 bagian etanol
(95%) P, dalam 2 bagian kloroform P dan 3 bagian eter P
Fungsi Mengeraskan sabun dan menghasilkan busa
Gliserin

Gliserin mengandung, C3H8O3, tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari
101,0% dihitung terhadap zat anhidrat.
Rumus Molekul C3H8O3
Bobot Molekul 92,09
Bobot Jenis 1,249
Pemerian Cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna; rasa manis;
hanya boleh berbau khas lemah (tajam atau tidak enak).
Higroskopik; larutan netral terhadap lakmus.
Kelarutan Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol; tidak larut
dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak lemak, dan
dalam minyak menguap.
Titik Didih (oC) 290
Fungsi Humektan
NaOH
Natrium Hidroksida mengandung tidak kurang dari 95% dan tidak lebih dari
100,5% alkali jumlah dihitung sebagai NaOH mengandung Na 2CO3 tidak lebih
dari 3%.
Rumus Molekul NaOH
Bobot Molekul 40
Pemerian Putih atau praktis putih, massa melebur, berbentuk pellet
kecil, serpihan atau batang atau bentuk lain. Keras, rapuh
dan menunjukkan pecahan hablur. Jika terpapar diudara,
akan cepat menyerap karbon dioksida dan lembab.
Kelarutan Mudah larut dalam air dan dalam etanol
Titik Didih (oC) 1338
Fungsi Katalis
Etanol

Etanol mengandung tidak kurang dari 92,3% b/b dan tidak lebih dari 93,8% b/b,
setara dengan tidak kurang dari 94,9% v/v dan tidak lebih dari 96,0% v/v,
C2H6O, pada suhu 15,56o
Rumus Molekul C2H6O
Bobot Molekul 46,07
Bobot Jenis Antara 0,812 dan 0,816
Pemerian Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna; bau khas
dan menyebabkan rasa terbakar pada lidah. Mudah
menguap walaupun pada suhu rendah dan mendidih pada
suhu 78º, mudah terbakar.
Kelarutan Bercampur dengan air dan praktis bercampur dengan
semua pelarut organik.
Fungsi Melarutkan sabun sehingga menjadi transparan
Aquades
Rumus Molekul H2O
Bobot Molekul 18
Bobot Jenis 1
Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak
mempunyai rasa
Titik Didih (oC) 100
Fungsi Pelarut
2. Jelaskan reaksi saponifikasi

Reaksi saponifikasi merupakan proses pembuatan sabun yang berlangsung


mereaksikan asam emak dengan alkali yang menghasilkan sintesis dan air serta garam
karbonil.produk yang dihasilkan dalam proses saponifikasi adalah sabun dan
gliserin.proses saponifikasi diperlukan basa mineral untuk menghidrolisis senyawa
ester ataupun asam lemak yang umumnya menggunakan NaOH atau KOH.
3. Tuliskan fungsi masing-masing bahan

Bahan Fungsi

Coconut Oil Menghaluskan dan melembabkan kulit

Asam Stearate Untuk mengeraskan sabun dan menstabilkan busa

Glyserine Humektan (senyawa penyerap


kelembapaan,berguna memelihara kandungan air
dalam bahan) sehingga dapat berfungsi sebagai
pelembab pada kulit

NaOH katalis dalam pembuatan sabun transparan


Etanol 99% Melarutkan sabun sehingga menjadi transparan

Aquadest Pelarut

4. Hitung berat masing-masing bahan dalam gram (g) sesuai jumlah total sediaan

Bahan Perhitungan Penimbangan

Coconut Oil 70 gr x 2 140 gr

Asam Stearate 30 gr x 2 60 gr

Glyserine 200 gr x 2 400 gr

NaOH 17 gr x 2 34 gr

Etanol 99% 150 gr x2 300 gr

Aquadest 34 gr x 2 68 gr

I. DATA HASIL PERCOBAAN

No. Evaluasi Hasil Replikasi Nilai Standar Kesimpulan


1 2 3
1. Uji Memiliki
Organolepti bentuk padat,
k berbau khas
dan rasa
lembab dikulit
(Padli, 2014)
2. Uji pH pH sabun tidak
jauh dari Ph
kulit manusia
yaitu 4,5-7
(Padli, 2014)
3. Uji tinggi Syarat tinggi
busa busa sabun
yaitu 1,3-33 cm
(Apgar, 2014)
4. Uji Tidak terlihat
homogenitas adanya butiran-
butiran didalam
sabun
(Msulana,
2013)
DAFTAR PUSTAKA

Qisti, Rachmiati. 2009. Sifat Kimia Sabun Transparan dengan Penambahan Madu
pada Konsentrasi yang Berbeda. Bogor, Program Studi Teknologi Hasil Ternak
Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor.

Rahadiana, P., Andayani L.S. 2014. Pabrik Sabun Transparan Beraroma Terapi dari
Minyak Jarak dengan Proses Saponifikasi Trigliserida Secara Kontinyu. Program
Studi D3 Teknik Kimia FTI-ITS.

Maibach, Howard I. et al. 2009. Handbook of Cosmetic Science and Technology


Third Edition. New York : Informa Healthcare USA.

Anda mungkin juga menyukai