Dosen Pengampu :
Mulyadi Erman, S.Ag, MA
Kelompok 5
Segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT sebab karena limpahan
rahmat serta anugerah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul
“Fenomena Sekularisme, Radikalisme dan Fundamentalisme dalam beragama”.
Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi agung
yaitu Nabi Muhammad SAW yang mana beliau telah membimbing umatnya
darizaman jahiliyah menuju zaman islamiyah.
Selanjutnya dengan rendah hati kami meminta kritik dan saran dari pembaca
untuk makalah ini supaya selanjutnya dapat kami revisi kembali. Karena kami sangat
menyadari bahwa makalah yang telah kami buat ini masih memiliki banyak
kekurangan.
Kami ucapkan banyak terima kasih kepada setiap phak yang mendukung serta
membantu kami selama proses penyelesaian menyusun makalah ini.
Demikianlah yang dapat kami haturkan, kami berharap supaya makalah ini
mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.
Penyusun
DAFTAR ISI
I. Pendahuluan ………………………………………………………….… 1
II. Pengertian Sekularisme, Radikalisme dan Fundamentalisme
A. Sekularisme ……………………………………………………… 2
B. Radikalisme ……………………………………………………... 3
C. Fundamentalisme ……………………………………………….. 4
III. Sejarah Sekularisme, Radikalisme dan Fundamentalisme
A. Sekularisme ……………………………………………………… 5
B. Radikalisme ……………………………………………………... 6
C. Fundamentalisme ……………………………………………….. 7
IV. Pandangan islam Terhadap Isu Sekularisme, Radikalisme dan
Fundamentalisme
A. Sekularisme ……………………………………………………… 8
B. Radikalisme ……………………………………………………... 9
C. Fundamentalisme ………………………………………….. 10
V. Kesimpulan ……………………………………………………………. 11
Daftar Pustaka ………………………………………………………… 12
I. Pendahuluan
A.Latar Belakang
Agama dan manusia tidak akan bisa jauh keterkaitannya. Alasannya karena
manusia itu sangat membutuhkan agama. Dengan adanya agama manusia akan
hidup teratur, aman, damai, dan juga bisa memiliki pengangan hidup. Sehingga
ilmu Agama akan bisa lebih bermakna bagi kehidupan manusia sebagai
khalifah di bumi ini. Dalam hal ini agama yang dimaksud adalah islam.
Berkat adanya ilmu agama hidup akan lebih berkualitas, dengan adanya
agama hidup manusia akan lebih teratur. Maka dengan adanya ilmu dan agama,
kehidupan manusia akan jauh lebih bahagia dan sempura.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Sekularisme, Radikalisme, dan Fundamentalisme
2. Bagaiman sejarah Sekularisme, Radikalisme, dan Fundamentalisme?
3. Bagaimana pandangan islam terhadap isu Sekularisme, Radikalisme,
dan Fundamentalisme?
C. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu untuk mengetahui apa itu
Sekularisme,Radikalisme, dan Fundamentalisme serta bagaimana sejarah dan
pandangan islam terhadap isu mengenai topik pembhasan makalah ini.
II. Pengertian Sekularisme, Radikalisme dan Fundamentalisme
A. Sekularisme
Paham sekularisme merupakan paham yang menyangkut tentang
ideologi atau kepercayaan yang mana senantiasanya berpendirian bahwa paham
agama tidak boleh dimasukkan dalam urusan politik, negara, atau institusi
publik lainnya. Secara bahasa Istilahsekuler(secular)berasaldaribahasalatin
Saeculum yang memiliki dua konotasi yaitu time dan location. Waktu
menunjukan sekarang sedangkan tempat dinisbahkan kepada dunia. Jadi
saeculum berarti zaman ini atau masa kini, dan zaman ini atau masa kini
menunjukan peristiwa di dunia ini, dan itu juga berarti peristiwa–peristiwa
masa kini. Adapun sekularisasi dalam kamus ilmiahadalah hal usaha yang
merampas milik gereja atau penduniawian. Sedangkan Sekularisme
adalah sebuah gerakan yang menyeru kepada kehidupan duniawi tanpa
campur tangan agama. Berikut beberapa pengertian Sekularisme dari
beberapa sumber.
1. George jacub Holyoake, Sekularisme adalah suatu sistem etik yang didasari
pada prinsip moral dan terlepas dari agama dan supranaturalisme.
2. H.M Rasjidi, Sekularisme adalah sistem etika filsafat yang bertujuan untuk
memberikan intepretasi terhadap kehidupan manusia tanpa percaya kepada
Tuhan, kitab suci dan hari kiamat.
3. Kristen Harvey Cox, Pembebasan manusia dari belenggu agama dan
metafisika, yaitu pengalihan perhatian dunia lain menuju dunia saat ini.
4. Dr. Syamsuddin Arif, Sekularisme merupakan pemikiran yang memisahkan
antara agama dengan urusan duniawi. Agama dianggap hanya sebatas urusan
ibadah saja, agama tidak boleh ikut campur urusan duniawi.
5. Prof. Dr. Syed Muhammad Najib, Sekularisme dalam pemikiran
manusia terbagi atas 3 komponen, yaitu pengosongan alam dari semua
makna spiritual, deklarasi politik, dan pengosongan nilai-nilai agama dari
kehidupan.
B. Radikalisme
5. dr. KH. Tarmidzi Taher, Radikalisme bemakna positif, yang memiliki makna
tajdid (pembaharuan) dan islah (peerbaikan), suatu spirit perubahan menuju
kebaikan. Hingga dalam kehidupan berbangsa dan bernegara para pemikir
radikal sebagai seorang pendukung reformasi jangka panjang.
C. Fundamentalisme
Dalam bukunya God and Religion in the Modern World dapat disebutkan
bahwa fundamentalisme adalah sebuah aliran atau faham yang berpegang
teguh pada dasar dasar agama secara ketat melalui penafsiran terhadap kitab
suci secara rigid dan literalis.
2. Habermas
a. Sejarah Sekularisme
Sejarah munculnya sekularisme sebenarnya merupakan bentuk
kekecewaan (mosi tidak percaya) masyarakat Eropa kepada agama kristen
saat itu (abad 15 an). Di mana kristen beberapa abad lamanya
menenggelamkan dunia barat ke dalam periode yang kita kenal sebagai the
dark age. Padahal pada saat yang sama peradaban Islam saat itu sedang
berada di puncak kejayaannya. Sehingga ketika perang salib berakhir
dengan kekalahan di pihak Eropa, walau mereka mengalami kerugian di
satu sisi, tetapi, sebenarnya mereka mendapatkan sesuatu yang berharga,
yaitu inspirasi pengetahuan. Karena justru setelah mereka “bergesekan”
dengan umat Islam di perang salib hal tersebut ternyata menjadi kawah
candradimuka lahirnya renaissance beberapa abad setelahnya di Eropa.
Setelah mereka menerjemahkan buku-buku filsafat yunani berbahasa arab
dan karya-karya filosof Islam lainnya ke dalam bahasa latin.
Pada saat Eropa mengalami the dark age, kristen yang sudah
melembaga (baca: Gereja) saat itu menguasai semua ranah kehidupan
masyarakat Eropa. Politik, ekonomi, pendidikan dan semuanya tanpa
terkecuali yang dikenal denga istilah ecclesiastical jurisdiction (hukum
Gereja). Semua hal yang berasal dari luar kitab suci Injil dianggap salah.
Filsafat yang notabene sebagai al-umm dari ilmu pengetahuan dengan
ruang lingkupnya yang sangat luas, mereka sempitkan dan dikungkung
hanya untuk menguatkan keyakinan mereka tentang ketuhanan yang trinitas
itu. Mereka menggunakan filsafat hanya sekedar untuk menjadikan trinitas
yang irasional menjadi kelihatan rasional. Dengan demikian secara
otomatis filsafat yang seharusnya menjadi induk semang dari seluruh ilmu
pengetahuan yang ada menjadi mandul dan tidak berfungsi.
Padahal sebenarnya apa yang dilakukan kristen saat itu sudah
bertentangan dengan falsafah kristen itu sendiri. Di mana dalam falsafah
kristen mengenal adanya dua kerajaan. Kerajaan dunia dan kerajaan langit
(baca: kerajaan tuhan). Manusia hidup di dunia ini hanya sekedar menjalani
hukuman atas dosa warisan nenek moyang manusia, Adam. Sehingga
kerajaan langit adalah satu-satunya tujuan manusia dengan cara
membebaskan diri dari segala dosa. Sampai akhirnya tuhan sendiri yang
turun/menurunkan anaknya dan mengorbankannya sebagai penebus dosa
seluruh manusia. Maka sesuai dengan sabda Yesus sendiri yang dikisahkan
Injil, “Berikan kepada kaisar apa yang menjadi haknya, dan berikan juga
kepada tuhan apa yang menjadi haknya”. Sabda ini secara gamblang
menyatakan bahwa urusan kehidupan dunia diatur oleh penguasa negara.
Tetapi pada tatanan praktis selanjutnya teori “two swords” yang
menjadi bagian dari falsafah agama kristen itu dilanggar, dengan
menjadikannya “one sword” (satu kekuasaan saja, kekuasaan kristen,
ecclesiastical jurisdiction). Dua sisi ruh (spiritual) dan materi (keduniaan)
yang dimiliki manusia yang mana ruh dikuasai/diperintah oleh kekuasaan
kristen (baca: Gereja) dan materi diatur oleh kekuasaan raja/penguasa
negara, dijadikan satu yaitu sisi ruh dan materi manusia diatur oleh
kekuasaan kristen saja. Padahal kristen itu sendiri adalah ajaran ruhi an
sich dan tidak memiliki ajaran materi (bagaimana mengatur urusan manusia
dalam sisi materinya seperti syari’ah di dalam Islam). Tentu hal tersebut
mengakibatkan “kekacauan” pada tatanan kehidupan manusia selanjutnya.
Bagaimana tidak, sisi manusia yang bersifat materi yang identik dengan
rasionalitas, immanent, profan harus diatur dan diperintah oleh kekuasaan
yang bersifat ruhi an sich yang identik dengan irasionalitas, permanent,
sakral. Yang pada akhirnya kekacauan falsafah inilah yang
menenggelamkan masyarakat Eropa ke dalam jurang the dark age berabad-
abad lamanya. Ilmu pengetahuan yang menopang majunya sebuah
peradaban malah dimusuhi. Ketika ada penemuan baru yang dianggap
bertentangan dengan isi injil dianggap sebagai sebuah pelanggaran yang
harus ditebus dengan nyawa. Sebagaimana yaang dialami Copernicus yang
menyatakan teori heliosentrisnya yang notabene bertentangan dengan injil
yang mengemukan teori geosentris.
Sesuai dengan teori arus air, jika ia ditahan maka lama kelamaan akan
menjadi tenaga yang begitu dahsyat untuk mengahancurkan penahannya.
Begitu juga yang terjadi di Eropa pada abad 15 dengan apa yang disebut
renaissance sebagai lambang dari pembebasan masyarakat Eropa dari
kungkungan kristen. Gerakan renaissance ini mulai digerakkan di berbagai
lini, seni, gerakan pembaruan keagamaan yang melahirkan kristen
protestan, humanisme dan penemuan sains. Yang selanjutnya diteruskan
dengan masa enlightenment pada abad ke-18 satu abad setelah lahirnya
aliran Filsafat Moderen pada abad ke-17.
b. Sejarah Radikalisme
Saat ini mungkin tidak ada kelompok yang akan mengakui secara
terbuka bahwa mereka menganut paham radikalisme, bahkan mungkin
mereka sendiri tidak sadar akan hal tersebut. Paham radikalisme sudah
dianggap sebagai paham yang salah dan sesat.
c. Sejarah fundamentalisme
Politik belah bambu yang dimainkan Barat lewat kajian teknis ini
terbukti ampuh memecah belah persatuan umat Islam. Membenturkan satu
dengan yang lain. Sedangkan di satu sisi memberikan dukungan kepada pihak
lainnya. Menimbulkan konflik internal dalam diri umat Islam. Serta
merebaknya Islamofobia dalam diri umat Islam.
i. Sekularisme
Definisi sekularisme adalah paham yang menyangkut tentang
ideologi atau kepercayaan yang mana senantiasanya berpendirian bahwa
paham agama tidak boleh dimasukkan dalam urusan politik, negara, atau
institusi publik lainnya.Sebenarnya konsep radikalisme telah muncul sejak
umat manusia ada, namun demikian jika berbicara sejarah, kata “Radikal”
pertama kali diperkenalkan oleh Charles James Fox/ Pada tahun 1797 ia
mendeklarasikan “reformasi Radikal” daalam sistem pemerintahan, reformasi
ini digunakan untuk mendefenisikan pergerakan yang mendukung revolusi
parlemen negaranya. Tetapi seiring berjalannya waktu, ideologi radikalisme
mulai terserab dan menerima ideologi liberalisme. Kaum Muslim secara
sadar atau tidak justru mengagung-agungkan paham yang satu ini, padahal
jika ditelisik lebih dalam ini adalah jelas merupakan produk pemikiran impor
dari Barat. Bisa pula disebut ideologi transnasional.
i. Radikalisme
ii. Fundamentalisme
http://dosensosiologi.com/pengertian-sekularisme/
https://www.ilmudasar.com/2017/08/Pengertian-Sejarah-Ciri-
Kelebihan-dan- Kekurangan-Radikalisme-adalah.html
https://seputarilmu.com/2019/06/radikalisme.html
https://pwkpersis.wordpress.com/2008/03/28/sekilas-tentang-
sekularisme/ https://suaraislam.id/isu-radikalisme-senjata-ampuh-
serang-islam/
http://yahya-ibrahim.blogspot.com/
http://agamaislam-psikologi.blogspot.com/2014/11/makalah-tentang-
analisis- faham.html