Gelombang stasioner disebut juga sebagai gelombang berdiri (standing wave), dan gelombang tegak.
Gelombang ini merupakan perpaduan/superposisi dua gelombang datang (yd) dan gelombang pantul
(yp), yang identik. tetapi berlawanan arah. Gelombang stasioner adalah gelombang yang mempunyai
amplitudo tidak tetap atau berubah-ubah. Titik yang mempunyai amplitudo maksimum disebut sebagai
perut, sedangkan titik yang mempunyai amplitude minimum disebut sebagai simpul. Salah satu contoh
gelombang stasioner adalah gelombang yang dihasilkan oleh tali yang digetarkan terus menerus. Agar
lebih memahami perubahan amplitudo pada gelombang stasioner perhatikan video pada link berikut ini.
Waventerference.gif (690×295) (wikimedia.org).
Berikut adalah contoh gelombang stasioner yang dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari:
o Dawai gitar Ketika kita memetic dawai gitar, maka akan terjadi sebuah gelombang dan kemudian
dipantulkan pada ujung dawai yang terikat pada kedua ujungnya
o Permukaan kulit gendang atau drum. Ketika kita memukul sebuah gendang maka akan timbul
gelombang stasioner yang mengalami superposisi dan pemantulan gelombang pada ujung
permukaan gendang
o Gelombang radio dan telepon seluler. Pada pemancar sinyal radio atau telpon seluler.
Gelombang akan dikirim melalui stasiun pemancar ke stasiun pemancar lainnya, sehingga terjadi
pemantulan dan superposisi gelombang
o Gelombang air laut merupakan jenis gelombang tetap atau stasioner dan mengalami
pemantulan ujung bebas. Gelombang ini sekarang dimanfaatkan sebagai gelombang
pembangkit aliran listrik tenaga gelombang
Gelombang stasioner dibagi menjadi dua yaitu gelombang stasioner ujung tetap/terikat dan gelombang
stasioner ujung bebas
Contoh gelombang stasioner ujung tetap/terikat adalah superposisi gelombang pada seutas tali
di mana salah satu ujungnya diikatkan pada tiang sehingga tidak dapat bergerak bebas. Pada
1
gelombang jenis ini gelombang pantul mengalami pembalikan fase sebesar . Berikut adalah
2
gambar gelombang datang yang merambat yang kiri ke kanan menuju ujung terikat O.
Gelombang datang berwarna biru yd = A sin(ωt – kx), merambat dari arah kiri ke kanan dan
gelombang pantul berwarna ungu yp = -A sin(ωt + kx), merambat dari arah kanan ke kiri
Gelombang datang yd = A sin (ωt – kx), gelombang pantul yp = - A sin (ωt + Kx), sesuai dengan
prinsip superposisi gelombang maka resultan yd dan yp adalah
y = y d + yp
= A sin (ωt – kx) + (-A sin (ωt + kx))
= A[sin (ωt - kx) - (ωt + kx)] Berdasarkan aturan pengurangan
1 1
= A[2cos ¿(ωt – kx) + (ωt + kx) sin [(ωt – kx) – (ωt - kx)] sinus diperoleh
2 2
1 1 1 1
= A[2cos (ωt + ωt - kx + kx) sin (ωt – ωt + - kx - kx)] sin A - sin B = 2 cos (A+B) + sin (A-
2 2 2 2
1 1 B)
= A[2cos (2ωt) sin (- 2kx)]
2 2
= 2A cosωt sin (-kx)
y = -2A sin kx cos ωt
Jadi persamaan gelombang stasioner ujung tetap/terikat adalah y = -2A sin kx cos ωt dengan
amplitude gelombang stasioner adalah A s = 2A sin kx
Dimana:
y = simpangan partikel gelombang stasioner ujung tetap
A = amplitude gelombang berjalan
As = amplitude gelombang stasioner
x = jarak partikel dari ujung tetap
Gelombang datang yd = A sin (ωt – kx), gelombang pantul yp = A sin (ωt + Kx), sesuai dengan
prinsip superposisi gelombang maka resultan y d dan yp adalah
y = y d + yp
= A sin (ωt – kx) + A sin (ωt + kx)
= A [sin (ωt - kx) + (ωt + kx)] Berdasarkan aturan pengurangan
1 1
= A [2sin ¿(ωt – kx) + (ωt + kx) cos [(ωt – kx) – (ωt - kx)] sinus diperoleh
2 2
1 1
sin A + sin B = 2 sin (A+B) + cos (A-
2 2
B)
1 1
= A [2sin (ωt + ωt - kx + kx) cos (ωt – ωt + - kx - kx)]
2 2
1 1
= A [2sin (2ωt) cos (- 2kx)]
2 2
= 2A sin ωt cos (-kx)
y = -2A cos kx sin ωt
Jadi persamaan gelombang stasioner ujung bebas adalah y = 2A cos kx sin ωt dengan
amplitude gelombang stasioner adalah A s = 2A cos kx
Dimana:
y = simpangan partikel gelombang stasioner ujung tetap
A = amplitude gelombang berjalan
As = amplitude gelombang stasioner
x = jarak partikel dari ujung tetap
1
Perut pertama yaitu titik awal berarti jarak dari titik pantul = 0, perut kedua merupakan λ,
2
3
perut ketiga yaitu λ, dan perut keempat λ atau dapat dirumuskan
2
1
xn+1 = 2n x λ ; n = 0, 1, 2, 3…
4
Letak perut dari ujung tetap merupakan kelipatan genap dari seperempat panjang
gelombang
1 3 5
simpul pertama merupakan λ, simpul kedua λ, simpul ketiga λ dan seterusnya atau dapat
4 4 4
dirumuskan
1
xn+1 = (2n + 1) λ ; n = 0, 1, 2, 3…
4
Letak simpul dari ujung tetap merupakan kelipatan ganjil dari seperempat panjang
gelombang
1. Seutas tali yang panjangnya 5 meter, salah satu ujungnya terikat kuat pada sebuah tiang, sedangkan
ujung lainnya digerakkan secara kontinu dengan amplitude 20 cm dan frekuensi 4 Hz. Jika cepat
rambat gelombang pada tali 8 m/s, tentukan:
a) Gambar sketsa gelombang secara lengkap
b) Aplitudo gelombang stasioner
c) Amplitudo suatu titik (C) yang terletak 1,5 meter dari ujung terikat
d) Persamaan gelombang stasioner
e) Jarak perut ke-2 dari ujung terikat
f) Jarak simpul ke-3 dari ujung terikat
Diketahui:
l=5m
A = 20 cm = 0,2 m
f = 4 Hz
v = 8 m/s
Ditanya:
Jawab:
a)
b) Amplitudo gelombang stasioner = 2A = 2 (0,2) = 0,4 cm
c) Amplitudo saat x = 1,5 m
v 8
Panjang gelombang λ = = =2m
f 4
2π 2π
Bilangan gelombang k = = =𝛑
λ 2
AC = 2A sin kx
= 0,4 m
e) Perut ke-2 = P2
Cara I Dari gambar P2 = 1,5 m
Cara II Dengan rumus
Perut ke-2, n = 2
(2 n −1)
X2 = λ
4
( 2.2− 1 )
= 2
4
( 4 −1)
= 2
4
3
= x2
4
= 1,5 m
f) Simpul ke-3 = S3
Cara I Dari gambar P2 = 1,5 m
Dengan rumus
Simpul ke-3, n = 3
(n −1)
X2 = λ
2
( 3− 1 )
=
2
2
= x2
2
=2m