Anda di halaman 1dari 312

Era Baru Konstruksi

Berkarya Menuju
Indonesia Maju
Kata Pengantar
Peresmian, Tol Balsam,
Balikpapan - Samarinda
Daftar Isi

Jembatan Teluk Kendari


Sulawesi Tenggara

Mitigasi Dampak
08 Pandemi COVID-19
dalam Penyelenggaraan
Jasa Konstruksi
∙ Dampak, Adaptasi dan Mitigasi ∙ Upaya Pemulihan Badan Usaha
Pandemi COVID-19 di Sektor Jasa Konsultansi Konstruksi yang
Konstruksi Indonesia 574 Terdampak Pandemi COVID-19 624
∙ Pembangunan Infrastruktur PUPR ∙ Strategi Bertahan BUJK Pasca
Pasca “New Normal” 594 Pandemi Covid dan Berlakunya UU
∙ Program Padat Karya dalam Cipta Kerja 632
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
di Masa Pandemi COVID-19 dalam
Rangka Pemulihan Ekonomi
Nasional 604
∙ Penerapan SMKK dalam
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
Pada Masa Pandemi COVID-19 614

570 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Modernisasi Pengadaan Sistem Informasi Jasa
09 Jasa Konstruksi 11 Konstruksi Terintegrasi

∙ Reformasi Pengadaan Pekerjaan ∙ Sistem Informasi Jasa Konstruksi


Konstruksi: Analisis Komparatif Terintegrasi Menuju Satu Data
Peraturan Pengadaan Barang/Jasa Konstruksi Indonesia Melalui
Pemerintah 642 Konsep Berbagi Data Memanfaatkan
∙ Peningkatan Kualitas Pengadaan Application Programming Interface
Barang/Jasa Pemerintah melalui (API) 794
Pembentukan Balai Pelaksana ∙ Registrasi Pengalaman Pelaku
Pemilihan Jasa Konstruksi Usaha dalam Rangka Meningkatkan
(BP2JK) 656 Kemampuan dan Kapasitas Usaha
∙ Digitalisasi Pengadaan Barang/ Jasa Konstruksi Nasional 808
Jasa Pemerintah melalui Katalog ∙ Penyelenggaraan Sistem Informasi
Elektronik Sektoral Kementerian Pengadaan Barang dan Jasa dalam
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rangka Peningkatan Kualitas dan
Rakyat 670 Percepatan Pengadaan Barang/
∙ Percepatan Pengadaan Jasa Jasa Pemerintah (Sistem Informasi
Konstruksi Pemerintah 678 Pengadaan Barang dan Jasa /
∙ Peningkatan Kualitas HPS Pekerjaan SIPBJ) 820
Konstruksi 692 ∙ Registrasi Klasifikasi dan Kualifikasi
∙ Pengembangan Sistem Pengadaan Pelaku Usaha Jasa Konstruksi
Jasa Konstruksi Berbasis Rantai Secara Elektronik dalam Rangka
Pasok 704 Mendukung Perizinan Berusaha
∙ Katalog Elektronik Sektoral: Subsektor Jasa Konstruksi 830
Pengadaan Barang / Jasa Semudah ∙ Pencatatan Material dan Peralatan
Belanja Online 716 Konstruksi dalam Rangka
Meningkatkan Kualitas Produk
Konstruksi 838
∙ Langkah Awal Kolaborasi Untuk
Inovasi Kontrak
10 Konstruksi
Meningkatkan
dengan SIPASTI
Kualitas HPS
(Modernisasi
Pengadaan Barang/Jasa Sesuai Era
∙ Dewan Sengketa Sebagai Industri 4.0) 850
Alternatif Penyelesaian Sengketa
Konstruksi 728
∙ Pentingnya Peningkatan Kualitas Kontributor 862
Layanan Jasa Konsultansi
Melalui Bimbingan Teknis Pra-
Konstruksi 740
∙ Penyelenggaraan Proyek Konstruksi
Terintegrasi 752
∙ Reposisi Manajemen Konstruksi
(MK) Dalam Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi Nasional 764

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 571


08
Mitigasi Dampak
Pandemi
COVID-19 dalam
Penyelenggaraan
Jasa Konstruksi
8.1
DAMPAK, ADAPTASI DAN
MITIGASI PANDEMI COVID19
DI SEKTOR KONSTRUKSI
INDONESIA
Akhmad Suraji
Associate Professor in the Department of Civil Engineering, Andalas University

RANGKUMAN

Pandemi COVID-19 telah memberi dampak kesehatan dan ekonomi masyarakat.


Konstruksi sebagai salah satu sektor perekonomian juga terdampak. Tujuan tulisan
ini adalah mengungkap ragam dan obyek dampak pandemi COVID-19 terhadap
sektor konstruksi di Indonesia. Dalam tulisan ini, sektor konstruksi dipahami
sebagai permintaan (demand) dan penyediaan (supply) pembangunan gedung
atau sipil atau infrastruktur. Tulisan ini disusun berdasarkan kompilasi hasil studi
literatur, hasil survey dan hasil seri diskusi serta penelitian oleh berbagai pihak. Hasil
kompilasi tersebut mengungkap bahwa disamping dampak kesehatan, pandemi
telah memberi dampak ekonomi terhadap berkurangnya volume pasar konstruksi,
termasuk pengurangan pasar pemerintah. Pasar swasta seperti pembangunan
gedung dan perumahan mengalami kemandegan permintaan. Meskipun konstruksi
merupakan sektor kritikal yang dikecualikan dalam pembatasan sosial skala besar
dan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat, perubahan permintaan
tersebut mengganggu penyediaan jasa konsultansi baik arsitektur maupun
keinsinyuran serta pekerjaan konstruksi dan bahkan mengganggu pelaksanaan

574 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


kontrak pekerjaan konstruksi. Buruh bangunan 2 Maret 2020. Berdasarkan data yang dihimpun
atau pekerja konstruksi merupakan entitas dari website kementerian kesehatan, didapatkan
yang paling terdampak pandemi. Meskipun bahwa sampai tanggal 6 April 2020, terdapat
saat tulisan ini disusun pandemi COVID-19 di 2273 kasus positif yang tersebar di 24 provinsi
Indonesia sudah hampir tuntas dan belajar dari dengan 198 kasus diantaranya meninggal dan
2 (dua) tahun berhadapan dengan dahsyatnya 164 kasus sembuh. Tingkat kematian (death
dampak pandemi, Pemerintah perlu menyiapkan rate) COVID-19 di Indonesia adalah sebesar
skenario mitigasi melalui pemberlakuan kebijakan 8,71%. Masih berdasarkan data dari website
pengaturan sistem manajemen krisis di sektor kementerian kesehatan, penambahan jumlah
konstruksi. Tulisan ini diharapkan bermanfaat bagi kasus COVID-19 tidak bergerak secara linier,
Pemerintah dan semua pemangku kepentingan namun eksponensial. Hal ini mengakibatkan
untuk segera bersama-sama melakukan kekhawatiran akan kurangnya fasilitas rumah
revitalisasi dan meningkatkan resiliensi sektor sakit untuk menampung jumlah pasien, sehingga
konstruksi menghadapi potensi pandemi di masa menyebabkan pasien tidak tertangani dan
mendatang. sampai menyebabkan kematian. Hal ini direspon
oleh pemerintah Republik Indonesia dengan
Katakunci : COVID-19, Pandemi dan Sektor memberlakukan sejumlah peraturan antara
Konstruksi lain untuk melakukan seperti social distancing/
physical distancing, menghimbau masyarakat
PENGANTAR untuk bekerja dan sekolah dari rumah (work and
school from home), membatasi kegiatan yang
Penyakit yang diakibatkan oleh virus korona dilakukan secara berkerumun dan melibatkan
2019 atau Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) banyak orang.
pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, Provinsi
Hubei, Tiongkok pada bulan Desember tahun COVID-19 memberi dampak pada hampir semua
2019. Akibat penyebarannya sangat cepat, sejak industri, termasuk industri konstruksi. Industri
tanggal 11 Maret 2020, Organisasi Kesehatan konstruksi bahkan mempunyai risiko yang
Dunia / World Health Organization (WHO) telah tinggi, karena sifatnya yang padat manusia,
menetapkan COVID-19 sebagai sebuah pandemic artinya banyak manusia yang terlibat dalam
atau penyakit yang menyebar pada wilayah yang suatu proyek konstruksi mulai dari tenaga kerja
luas atau di seluruh dunia. Sampai tanggal 6 di lapangan, manajer lapangan, sampai supplier
April 2020, penyakit yang ditandai dengan batuk dan vendor material maupun alat konstruksi.
kering dan gangguan pernapasan ini menginfeksi Adanya berbagai kebijakan untuk mengurangi
lebih dari 1.274.000 kasus di 210 negara, dan telah penyebaran COVID-19 turut berdampak pada
mengakibatkan lebih dari 69.471 kematian dan keberlangsungan proyek Konstruksi di Indonesia.
264.833 kesembuhan dengan tingkat kematian Dampak dari COVID-19 terbagi menjadi tiga
rata-rata di seluruh dunia sebesar 5,47%. gelombang, yaitu pertama dampak pada
sektor kesehatan dengan adanya banyak warga
Di Indonesia sendiri, kasus pertama terdeteksi yang sakit, gelombang kedua adalah dampak
pasien positif COVID-19 diumumkan pada tanggal pada sektor ekonomi yang ditandai dengan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 575


pertumbuhan ekonomi yang stagnan, bahkan dan survey lapangan. Studi literatur dilakukan
bisa jadi negatif, dan gelombang ketiga adalah dengan menelaah hasil-hasil riset para peneliti
dampak pada sektor social yaitu adanya banyak di perguruan tinggi dan asosiasi konsultan. Seri
pengangguran sehingga meningkatkan jumlah diskusi diselenggarakan oleh Persatuan Insinyur
kejahatan dan criminal. Indonesia Wilayah DIY dengan para praktisi dan
survey lapangan kepada tenaga kerja dilakukan
Tulisan ini dimaksudkan untuk melahirkan atas dukungan kerjasama PII DIY dan UNSW. Hasil
kesadaran baru (new mindset) para pemangku kegiatan-kegiatan tersebut disusun berdasarkan
kepentingan tentang pentingnya membangun banyak aspek atas subyek dan obyek terdampak
ketahanan atau resiliensi sektor konstruksi di pandemi COVID-19. Kompilasi pembahasan
Indonesia dalam menghadapi pandemi saat ini dampak pandemi COVID ini ditulis dalam bahasa
dan di masa mendatang. Konstruksi sebagai ilmiah populer. Secara garis besar, substansi
salah satu sektor kritikal dinyatakan sebagai dalam tulisan ini memberi pengetahuan dampak-
kegiatan yang dikecualikan dari program dampak pandemi terhadap proyek konstruksi,
pembatasan skala besar dan pemberlakuan pekerja konstruksi, profesi arsitek dan insinyur,
pembatasan kegiatan masyarakat di masa perusahaan konsultan dan kontraktor dan pasar
pandemi. Konstruksi merupakan kegiatan konstruksi yang dibangkitkan dari investasi
ekonomi produksi yang menghasilkan bangunan infrastruktur,
gedung atau bangunan sipil melalui perencanaan,
pembiayaan, perancangan, pembangunan, Dalam tulisan ini, dampak pandemi COVID-19
pengoperasian dan pemeliharaan serta didefinisikan selisih antara beban atau masalah
pembongkaran (Ofori, 2016). yang ditimbulkan oleh pandemi dan kapasitas
adaptasi individu, korporasi dan sistem di sektor
Kebijakan ini tentu sedikit banyak berimplikasi konstruksi. Dampak selalu diberi konotasi
terhadap kontraksi volume pasar konstruksi, negatif artinya beban atau masalah lebih besar
perilaku usaha oleh perusahaan konsultan dan dibanding kapasitas eksisting. Selanjutnya
perusahaan konstruksi serta rantai pasok dampak tersebut dibahas berdasarkan
material dan peralatan, profesi arsitek dan kategori aspek pasar (demand) konstruksi
insinyur, dan juga tenaga kerja konstruksi. dan penyediaan (supply) oleh korporasi bisnis,
Disamping itu, kebijakan pencegahan dan individu profesional dan tenaga kerja dan aspek
penanganan pandemi di tingkat proyek kegiatan produksi berupa penyelenggaraan
melibatkan manajemen krisis yang perlu proyek pembangunan gedung atau sipil atau
adaptasi dan strategi baru dalam melaksanakan infrastruktur. Dengan kata lain, dampak pandemi
penyelenggaraan konstruksi (life cycle of dirunut berdasarkan tingkatan sektor konstruksi
projects), sistem pengadaan (procurement dengan mengikuti pembagian makro terkait
systems) dan pelaksanaan sistem kontrak pasar, meso terkait industri konstruksi dan
(contractual systems). mikro terkait proyek konstruksi. Pembahasan
dampak berbasis tingkat, subyek dan obyek
Substansi dan materi tulisan ini disusun ini diharapkan mempermudah para pembaca
berdasarkan hasil studi literatur, seri diskusi dalam menemukenali apa saja dampak pandemi

576 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Mitigasi Dampak Pandemi Covid-19 dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

terhadap bagian-bagian aspek dari sektor Selanjutnya meminta kepada Pemerintah untuk
konstruksi. mempercepat pengembalian dana talangan
tanah dan tetap melakukan lelang proyek-proyek
Pandemi COVID-19 hampir 2 (dua) tahun baru Jalan Tol,
dunia dilanda pandemi memberikan pelajaran
berharga bagi stakeholder konstruksi. Tulisan Dampak yang sudah dirasakan adalah
ini diharapkan memberikan pengetahuan untuk dihentikannya beberapa proyek. Alasan
membangun kesadaran baru dari para stakeholder dihentikannya proyek antara lain karena lokasi
atas pentingnya mitigasi dampak pandemi di proyek berada di wilayah pandemi, seperti
masa kini dan mendatang. Menghadapi implikasi Jakarta atau pada proyek ditemukan pekerja
pandemi terhadap ancaman kesehatan publik yang terinveksi, atau karena mengikuti anjuran
sekaligus krisis ekonomi menjadi tantangan pemerintah untuk menghindari kerumunan
luar biasa bagi Pemerintah dan mereka yang dan melakukan physical distancing. Meskipun
berusaha di sektor konstruksi. Strategi demikian beberapa proyek juga masih terus
membangun resiliensi sektor konstruksi berjalan dengan alasan karena berada bukan
terhadap pandemi memerlukan telaah mendalam pada daerah pandemi, mengejar tugas dan
dari sisi regulasi atau kebijakan dan praktek di tidak ada peraturan yang jelas yang mengatur
lapangan. Substansi tulisan ini bermanfaat bagi apakah proyek konstruksi harus dihentikan.
Pemerintah sebagai regulator untuk merancang Adanya polemik ini, menjadi pertanyaan bagi
ulang berbagai kebijakan di sektor konstruksi, baik penyedia maupun pengguna jasa. Masalah
termasuk menyediakan sistem manajemen yang dihadapi cukup banyak dan kompleks dari
krisis juga keberlangsungan industri arsitektur, dampak COVID-19 ini, baik masalah yang sudah
keinsinyuran, konstruksi bahkan operasi aset terjadi saat ini, maupun yang diprediksi akan
terbangun sebagai moda bisnis oleh para pelaku muncul kemudian,
usaha dan para profesional arsitek dan insinyur.
Wabah COVID-19 telah dinyatakan sebagai
DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP bencana nasional (Perpres 22/2020). Bencana ini
PASAR KONSTRUKSI dapat menyebabkan konstruksi dan real estate
merupakan salah satu dari sektor ekonomi yang
BPJT (Anas, 2020) mengungkap bahwa konstruksi berpotensi kalah (potential losser) (Dcode EFC
tetap berlanjut dan disesuaikan dengan protokol Analysis, 2020). Ashurst (2020) menengarai
kesehatan dengan tetap mendorong jika bahwa dampak COVID-19 pada sektor konstruksi
memungkinkan membantu pemerintah dalam hal tidak hanya pada aspek kesehatan tetapi juga
pemenuhan konten domestik serta padat karya, ekonomi. Wabah global ini akan membuat
kepada BUJT, main/sub contractor. Dari sudut sektor ini akan mengalami tekanan profit margin
investasi, memberikan berbagai stimulus kepada dan berkurangnya ketersediaan tenaga kerja
badan usaha yang pada saat ini sedang dibahas dan pasokan material. Realokasi anggaran
secara rinci dan memberikan kesempatan pemerintah (pusat dan daerah) untuk COVID-19
berbagai relaksasi terhadap investasi yang dan penangguhan dan/atau penghentian tender
belum mendesak dan waktu financial close. proyek konstruksi (PMK 2/2020) akan mengubah

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 577


lansekap pasar bagi konsultan dan kontraktor dinyatakan sebagai bencana nasional (Perpres
skala kecil dan menengah. 22/2020). Bencana ini dapat menyebabkan
konstruksi dan real estate merupakan salah
Diskusi publik (PIIDIY, 2020) tentang implikasi satu dari sektor ekonomi yang berpotensi kalah
wabah COVID-19 terhadap produktivitas (potential losser) (Dcode EFC Analysis, 2020).
industri nasional dan khususnya industri Ashurst (2020) menengarai bahwa dampak
konstruksi menunjukkan bahwa banyak proyek COVID-19 pada sektor konstruksi tidak hanya
konstruksi baik proyek pemerintah maupun pada aspek kesehatan tetapi juga ekonomi.
swasta mengalami dilema apakah dihentikan Wabah global ini akan membuat sektor ini
sementara, dihentikan penuh atau dilanjutkan. akan mengalami tekanan profit margin dan
Meskipun kebijakan pembatasan sosial skala berkurangnya ketersediaan tenaga kerja
besar (PSBB) di Jabodetabek (Pergub DKI 33, dan pasokan material. Realokasi anggaran
2020) dan selanjutnya di daerah-daerah lainnya pemerintah (pusat dan daerah) untuk COVID-19
mengecualikan kegiatan konstruksi, protokol dan penangguhan dan / atau penghentian tender
COVID-19 di proyek konstruksi (DJBK, 2020) akan proyek konstruksi (PMK 2/2020) akan mengubah
mengurangi produktivitas di lapangan. lansekap pasar bagi konsultan dan kontraktor
skala kecil dan menengah.
Secara khusus Ashurst (2020) memprediksi
bahwa banyak sekali proyek konstruksi yang DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP
akan mengalami keterlambatan (delay), PERUSAHAAN KONSULTAN
disrupsi, cost overrun, perubahan lingkup dan
skedul pelaksanaan (variations) bahkan juga Survey Nasional Inkindo (2020) menghasilkan
penangguhan atau penghentian kontrak. Perpres temuan-temuan penting dampak, adaptasi dan
22/ 2020 tentang wabah COVID sebagai bencana mitigasi pandemi COVID-19 terhadap perusahaan
nasional menjadi landasan penting bagi pilihan konsultan di bidang konstruksi dan non-
strategi mitigasi pada industri konstruksi. konstruksi. Dalam survey tersebut, mayoritas
Indonesia yang masih melanjutkan pembangunan responden adalah Konsultan Konstruksi, yang
infrastruktur akan mengalami perubahan drastis. diikuti dengan Konsultan Konstruksi dan Non-
Kementerian PUPR sebagai klien terbesar Konstruksi. Konsultan Non- Konstruksi memiliki
(120T) telah mengeluarkan kebijakan umum persentase yang paling kecil. Sedangkan
dalam menghadapi tantangan besar dalam kualifikasi Konsultan yang paling banyak adalah
implementasi proyek-proyek strategis nasional Konsultan Kecil dan yang paling sedikit adalah
(InMen 2/2020). Permasalahan selanjutnya Konsultan Besar. Konsultan Non-Konstruksi
adalah seperti apa dampak dan karakteristiknya yang paling banyak adalah bidang Kewilayahan
dan selanjutnya bagaimana pilihan mitigasi dan Tata Ruang. Sementara yang paling sedikit
bencana yang tepat tersebut di industri adalah bidang Keamanan.
konstruksi agar tetap bisa bertahan (survive).
Temuan survey Inkindo (2020) menunjukkan
Studi PII DIY dan UNSW (2020) menemukan fenomena dampak pandemi yang beragam antara
kenyataan bahwa Wabah COVID-19 telah lain sebanyak 80% perusahaan memiliki jumlah

578 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Mitigasi Dampak Pandemi Covid-19 dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

karyawan tetap di bawah 10 orang, sebanyak 24,3% keterbatasan literasi dan kemampuan
51% perusahaan memiliki jumlah karyawan tidak it dan 65,2% budaya baru yang belum terbiasa.
tetap di bawah 5 orang. Selama masa pandemi, Disamping itu, survey Inkindo (2020) juga
31% perusahaan konsultan, rata-rata melakukan menemukan kebijakan pengelolaan SDM
PHK terhadap karyawan tetap di bawah 10 perusahaan selama pandemi mencakup 46,3%
orang dan 28% perusahaan konsultan, rata-rata pengurangan jam kerja; 44% merumahkan
melakukan PHK terhadap karyawan tidak tetap di sementara; 10,9% pemutusan hubungan
bawah 5 orang. kerja dan 25,4% tidak ada kebijakan baru dan
beroperasi seperti biasa. Selanjutnya, terungkap
Survey tersebut menemukan bahwa selama bahwa perusahaan konsultan melakukan
pandemi, 31% perusahaan konsultan yang mekanisme kerja selama pandemi meliputi 25%
sumber pendanaannya berasal dari APBN work from office, perusahaan beroperasi seperti
terkena dampak realokasi anggaran antara biasa; 30% work from office, dengan pembagian
25-50% dan 34% perusahaan konsultan yang hari kerja; 29% work from home, karyawan
sumber pendanaannya berasal dari APBD bekerja dari rumah 16% tidak bekerja karena
terkena dampak realokasi anggaran lebih besar perusahaan berhenti.
dari 75% serta 35% perusahaan konsultan
yang sumber pendanaannya berasal dari BUMN DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP
terkena dampak realokasi anggaran kurang dari PERUSAHAAN KONSTRUKSI
25%, 32% perusahaan konsultan yang mendapat
anggaran Swasta menyatakan terkena dampak Selain tenaga kerja, material dan alat merupakan
kurang dari 25%. Sedangkan 56% perusahaan dua modal utama pada pelaksanaan proyek
konsultan yang mendapat anggaran Dana Asing konstruksi. Rantai pasok material akan
terkena dampak kurang dari 25%. Selama survey bergantung pada ketersediaan material, maupun
berlangsung mengungkap bahwa Mayoritas metode transportasi material tersebut dari
perusahaan menyediakan sarana perlindungan sumber ke proyek konstruksi. Material alam yang
(82%), memiliki layanan kesehatan (75%), dan banyak dipergunakan pada proyek konstruksi
prosedur COVID-19 (66%) dan terdapat 2% antara lain kerikil, pasir, aspal, dan agregat.
perusahaan yang memiliki karyawan terpapar Sementara material pabrikan yang diperlukan
COVID-19. Hasil survey Inkindo (2020) juga antara lain semen, besi, baja, maupun produk
menunjukan bahwa mayoritas perusahaan (80%) arsitektural seperti kaca, pintu, façade, mau-
mengalami kesulitan permodalan dan finansial, pun barang-barang kelistrikan untuk Mechanical
sebanyak 40% perusahaan belum memiliki Electrical dan Plumbing.
invoice, dan terdapat 27% perusahaan tutup
akibat dampak COVID-19. Sejumlah pabrik manufaktur menerapkan sistem
bekerja dari rumah (WFH) secara bergantian
Bekerja dari rumah selama pandemi juga sehingga menurunkan kecepatan pemprosesan
mengalami hambatan. Survey Inkindo (2020) order material dari proyek konstruksi. Selain
mengungkap permasalahan bekerja dari rumah itu, tenaga kerja di pabrik juga dikurangi jumlah
meliputi 47% keterbatasan akses data internet, jam kerjanya sehingga menurunkan kecepatan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 579


produksi pabrik tersebut. Bahkan beberapa Diskusi PII DIY bersama pemangku kepentingan
pabrik juga dilaporkan sudah menutup operasinya memberi catatan kesimpulan penting sebagai
yang menyebabkan material custom menjadi berikut:
sulit untuk diperoleh. Beberapa daerah yang a. Interpretasi wabah COVID-19 dalam
biasanya memasok bahan alam untuk konstruksi klausul keadaan kahar (force majeure) dan
juga sementara ditutup oleh kepala daerahnya, implikasinya,
maupun terjadi pembatasan akses perjalanan b. Notifikasi klaim atas keterlambatan (delay)
antar daerah yang semakin memperparah dan biaya (cost) yang timbul akibat tindakan
kelancaran supply material konstruksi. Hal diatas pencegahan COVID-19 di lapangan proyek,
menimbulkan dampak harga material konstruksi c. Penangguhan dan penghentian proyek dan
yang menjadi naik, dan juga proses pengadaan hak mendapatkan perpanjangan waktu dan
yang lebih lama daripada waktu normal. kompensasi,
d. Dokumentasi biaya dan dampak skedule proyek
Sejumlah proyek konstruksi juga telah akibat wabah COVID-19, dengan mencatat
melaporkan adanya kelangkaan material dampak dalam laporan harian, pemutakhiran
sehingga untuk mempercepat proyek, perlu skedul dan lembar waktu (timesheet) lengkap
dilakukan perubahan spesifikasi material. dengan pernyataan notasi “due to COVID-19”,
Misalnya untuk pengadaan barang lift dari e. Dokumentasi atas analisis obyektif seperti
perusahaan luar negeri yang terdampak COVID. perubahan critical path method (CPM) sebagai
Langkah untuk mengubah spesifikasi ini lampiran (back up) pengajuan klaim dan
tentu berimplikasi pada perubahan kontrak tambahan waktu,
konstruksi. Perlu adanya pembahasan di f. Klaim asuransi, kontraktor mengevaluasi
internal penyedia jasa dan pemilik proyek untuk tentang polis asuransi (construction all risks)
menyepakati perubahan spesifikasi material mencakup wabah COVID-19,
agar keterlambatan proyek tidak menjadi lebih g. Tinjauan terhadap dokumen kontrak utama
lama diakibatkan supply material maupun barang (prime contract form) dan subkontrak
yang langka di pasaran. (subcontract form) serta implikasinya terhadap
perubahan-perubahan (contract change order),
Ashurt (2020) mengungkap potensi dampak h. Addendum atau amandemen atas klausul
COVID-19 dalam pelaksanaan kontrak konstruksi dalam SSUK & SSKK jika belum ada pengaturan
sangat beragam mulai dari frustasi, perdebatan tentang wabah penyakit (misal COVID-19)
penerapan keadaan kahar, kesulitan likuiditas dalam dalam kontrak,
di lapangan, penangguhan dan pembatalan, i. Identifikasi potensi masalah kontraktual lebih
perdebatan peristiwa kompensasi, penyesuaian dini, termasuk dampaknya terhadap para
harga, bahkan boleh jadi sengketa dan juga pekerja dan rantai pasok lainnya,
kerugian besar-besar dari pihak kontraktor. j. Isu wabah COVID-19 dalam protokol
Selanjutnya dampak pandemi COVID terhadap keselamatan di lapangan proyek,
kontrak konstruksi digambarkan pada Gambar k. Pertimbangan bahasa klausul kontrak dalam
8.1.1. situasi wabah COVID-19,

580 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Mitigasi Dampak Pandemi Covid-19 dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

Ashurt

Gambar 8.1.1. Dampak COVID-19 Terhadap Kontrak Konstruksi

DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP a. Perlu adanya penggantian tenaga kerja


PROYEK KONSTRUKSI akibat tukang dan pekerja yang memilih
pulang sebelum masa konstruksi selesai.
Konstruksi merupakan salah satu industri yang Adanya pengeluaran tidak terduga akibat
sangat mengutamakan ketepatan waktu dan penyedia jasa perlu mengadakan peralatan
kualitas pekerjaan. Jika sebuah proyek terlambat K3 tambahan seperti air bersih, sabun,
dari waktu yang telah ditentukan, maka penyedia handsanitizer, masker, obat-obatan,
jasa dapat dikenai denda keterlambatan yang disinfektan, dan alat kesehatan. Adanya
akan mengurangi profit dari proyek. Seperti yang keterlambatan supply material maupun alat
telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, adanya sehingga pekerjaan di lapangan tidak dapat
COVID-19 mengakibatkan sejumlah pasokan dikerjakan, padahal overhead proyek terus
material, alat, maupun tenaga kerja menjadi berjalan. Adanya perubahan spesifikasi
bermasalah. Ketidaksesuaian ini menjadi material yang dapat berdampak pada
salah satu penyebab timbulnya keterlambatan kenaikan biaya
pekerjaan dan berujung pada peningkatan biaya b. Berkurangnya produktivitas tenaga kerja
pekerjaan (cost overrun). Faktor-faktor yang maupun produktivitas proyek secara
mempengaruhi adanya keterlambatan dan cost keseluruhan akibat sistem WFH bagi sebagian
overrun menurut sejumlah kontraktor antara lain: pekerja, sehingga target-target pekerjaan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 581


tidak tercapai. Adanya kenaikan harga material pertimbangan bagi penyedia maupun pemilik
maupun alat akibat kelangkaan di lapangan. proyek adalah dengan melihat kontrak
Kenaikan-kenaikan biaya diatas perlu dicek konstruksi yang telah ditandatangani dan
siapakah yang akan menanggungnya. Apakah melihat klausul yang mengatur terkait
penyedia jasa, pemilik proyek, atau apakah perubahan proyek baik dari sisi spesifikasi,
dapat dialihkan pada pihak ketiga seperti waktu, maupun biaya. Pasal yang mengatur
asuransi. Klausul dalam kontrak asuransi terkait force majeure perlu ditinjau untuk
juga perlu dicek apakah suatu proyek bisa memutuskan apakah COVID-19 termasuk
mendaftarkan pada tipe asuransi all-risk atau kedalam kejadian tidak terduga atau tidak.
hanya pada jenis-jenis resiko tertentu. Setiap Akibat adanya COVID-19 ini, beberapa proyek
proyek konstruksi hendaknya memiliki tim mulai dihentikan, namun belum ada kejelasan
yang khusus menangani dampak COVID-19 dan bagaimana proses pembayaran untuk
melakukan inventarisir potensi resiko yang pekerjaan-pekerjaan yang telah berjalan.
timbul akibat wabah ini, dan juga merumuskan Selain itu, jika proyek terus dilaksanakan,
penanggulangannya. Selain itu, penyedia jasa penyedia jasa juga memerlukan kepastian
juga perlu melakukan pencatatan kondisi terkait dengan waktu pembayaran karena
lapangan kerja dengan spesifik sebagai semua proses birokrasi menjadi berubah
salah satu upaya untuk melaporkan kondisi dengan kebijakan WFH. Kepastian untuk
permasalahan di lapangan. Dengan pencatatan pembayaran ini diperlukan dalam rangka
yang rapi, akan lebih mudah bagi penyedia jasa memastikan bahwa cashflow penyedia jasa
untuk melakukan klaim keterlambatan proyek tetap bernilai positif.
akibat kejadian tidak terduga. Dari pihak d. Untuk proyek di daerah, ada yang masih
pemilik proyek, perlu kejelian untuk melihat berjalan selama belum ada yang terkonfirmasi
apakah memang penurunan produktivitas kasus positif COVID-19. Meskipun dengan
lapangan merupakan dampak dari pandemi berbagai tantangan kekurangan tenaga kerja,
atau sebatas ketidakmampuan penyedia material maupun alat, penyedia jasa memilih
jasa dalam mengelola proyek. Pemilik proyek untuk melanjutkan proyek karena jika
juga perlu memahami kondisi di lapangan pekerjaan dihentikan, maka perusahaan juga
tidak menuntut keberjalanan proyek seperti akan mengalami kerugian yang lebih besar.
business as usual. Untuk itu, proyek di lapangan dengan progress
c. Adanya isu perubahan spesifikasi material hamper 100% biasanya akan berusaha untuk
yang berimplikasi pada perubahan kualitas menyelesaikan pekerjaan secepat mungkin
pekerjaan serta keterlambatan pelaksanaan agar uang pembayaran dapat ditarik.
proyek menjadi isu yang penting dalam hal e. Untuk proyek-proyek pemerintah, perlu
kontrak konstruksi. Sementara itu, eskalasi ditinjau jika kontrak akan terdampak sampai
biaya juga perlu ditinjau berdasarkan jenis setelah tahun anggaran. Selain itu, untuk
kontrak yang dipergunakan. Perubahan proyek-proyek yang dihentikan diharapkan
kontrak dengan adanya addendum tidak pemerintah tidak memutus hubungan kontrak,
dapat dihindarkan pada kondisi pandemic namun memang ditunda dan nanti dilanjutkan
seperti ini. Hal pertama yang perlu menjadi oleh penyedia jasa yang bersangkutan.

582 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Mitigasi Dampak Pandemi Covid-19 dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

f. Untuk mencegah adanya kesalahan h. Penelitian Vidaloka (2021) menemukan bahwa


administrasi, perlu diberlakukan persamaan pandemi telah mengganggu penyelenggaraan
persepsi antara penyedia jasa, pemilik proyek konstruksi gedung diantaranya harga
proyek, dan tim auditor yang akan melakukan material mengalami kenaikan, keterlambatan
pengecekan antara lain eskalasi biaya proyek, pemasokan material dan mobilitas pekerja
Metode perhitungan nilai proyek sebelum dan konstruksi menjadi terbatas. Penyediaan
setelah terdampak COVID-19, Perhitungan sarana kesehatan dan keselamatan kerja
penambahan durasi pekerjaan proyek, bertambah dengan diberlakukan 3M (mencuci
Pemahaman terhadap jenis kontrak, Ketentuan tangan, menjaga jarak, dan memakai
perubahan spesifikasi pekerjaan, Syarat-syarat masker), penyediaan tempat mencuci tangan
administrasi yang perlu dipersiapkan oleh dan handsanitizer, pengecekan suhu badan,
proyek selama masa pandemi, pembentukan satuan petugas COVID-19,
g. Sementara itu, beberapa proyek masih terus sosialisasi dan edukasi pencegahan COVID-19
berlanjut karena menunggu payung hukum sekaligus penyuluhan keselamatan di pagi
kondisi proyek konstruksi akibat COVID-19. hari (safety morning talk). Dengan demikian,
Pemerintah dirasa perlu segera menetapkan pandemi juga berimplikasi terhadap
perlindungan hukum yang jelas bagi pemilik penambahan biaya proyek seperti biaya swab
proyek, penyedia jasa, supplier, dan vendor test dan rapid test, disinfektan lokasi proyek,
proyek konstruksi agar semua pihak tidak penyiapan perlengkapan untuk mendukung 3M
dirugikan. Hal ini juga untuk menghindari dan pembentukan satgas COVID-19. Selama
adanya kriminalisasi pada proyek konstruksi penerapan PSBB jumlah pekerja berkurang
akibat peraturan hukum yang belum jelas. drastis tetapi proyek pembangunan tetap
Setiap ketetapan hukum yang diterbitkan harus berjalan tetapi proyek berjalan lambat
oleh pemerintah, hendaknya selaras dan dan apa adanya. pekerja kesulitan kembali ke
tidak berbeda-beda antar kementerian, hal lokasi maka produktivitas berkurang drastis
ini menjadi satu catatan penting karena dan jadwal penyelesaian tidak sesuai rencana
beberapa kebijakan pemerintah mengatur awal. Namun demikian, selama pandemi
hal yang sama, namun dapat memiliki isi yang pengadaan dan akses alat berat seperti
berbeda antar kementerian. Sebagai antisipasi Concrete Mixing Truck, Concrete Pump, Dump
kedepannya, pemerintah juga diharapkan Truck, Concrete Pump, Vibro Roller, dan
dapat menerbitkan buku panduan kontrak Passenger Hoist tidak mengalami kesulitan
konstruksi, khususnya untuk proyek-proyek dan tidak mengalami pembatasan.
dengan dana Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN). Hal-hal yang perlu Disamping masalah logistik, Vidaloka (2021)
diatur adalah kondisi umum (general condition), mengungkap bahwa pengendalian mutu
kondisi khusus (special condition) kejadian mengalami hambatan. Pandemi COVID-19 juga
tidak terduga (force majeure), dan ketentuan mengganggu jadwal pengujian mutu material.
perubahan proyek (Construction Change Order). Kejadian ini terjadi saat diberlakukannya PSBB
pada UPTD Laboratorium Bahan Konstruksi

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 583


Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Selanjutnya Seri FGD Bersama Konsultan MK,
(PUPR) Provinsi Sumatera Barat. Dua orang Kontraktor dan Konsultan Pengawas oleh
pegawai di laboratorium tersebut dinyatakan Persatuan Insinyur Indonesia Wilayah DIY
positif COVID-19 maka Laboratorium ditutup bersama Tim Peneliti Manajemen Proyek UGM
sementara dan pengujian tekan material dan UNAND mencatat dampak pandemi COVID-19
terpaksa ditunda sehingga jadwal pengujian terhadap penyelenggara proyek konstruksi dapat
material harus diatur ulang. disarikan dalam tabel-tabel berikut ini.

Tabel 8.1.1. Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Penyelenggara Proyek Konstruksi

No Aspek Kontraktor Konsultan MK Konsultan Perencana


1 Tenaga Kesulitan Penambahan Demobilisasi tenaga kerja Perubahan jam kerja
Kerja Tenaga Kerja karena karena over alokasi tenaga dengan sistem shift
adanya PSBB kerja dilapangan akibat
menurunnya pekerjaan
fisik dilapangan
Terjadi pengurangan Perebutan tenaga ahli -
tenaga kerja karena akibat ketidakseimbangan
realokasi anggaran supply dan demand tenaga
proyek APBN ahli pada proyek spesialis
Produktivitas tenaga Mobilisasi tenaga kerja -
menurun karena terhambat karena
protokol COVID kebijakan PSBB
2 Material Distribusi material - -
tidak lancar (tertunda/
rescheduling)
karena adanya PSBB
dan menurunnya
produktivitas supplier
akibat pemberlakuan
lockdown pada pabrik

Kenaikan biaya material


import karena kenaikan
kurs
3 Produkti- Produktivitas menurun Produktivitas menurun Produktivitas menurun
vitas akibat protokol COVID akibat berkurangnya dan tidak mencapai
(PSBB, Isolasi mandiri, pekerjaan fisik dilapangan target jumlah proyek
pengecekan suhu dan karena adanya realokasi karena adanya
surat perizinan lainnya) anggaran pembatalan/penundaan
pekerjaan dan

584 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Mitigasi Dampak Pandemi Covid-19 dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

Tabel 8.1.1. Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Penyelenggara Proyek Konstruksi


No Aspek Kontraktor Konsultan MK Konsultan Perencana
- - Produktivitas menurun
akibat protokol COVID
yang berbeda-beda
pada tiap daerah
sehingga menghambat
survey dan investigasi
site
4 Waktu Terjadi perlambatan Tidak ada dispensasi Adanya perubahan
progress proyek karena waktu penyelesaian jam kerja dengan
penundaan pengiriman pekerjaan sistem shifting untuk
material dan realokasi pencegahan COVID dan
anggaran dari owner menjaga keseimbangan
cashflow (no work no
pay)
Tidak ada penambahan - Mundurnya ketercapaian
waktu penyelesaian target omset karena
pekerjaan penundaan dan
pembatalan pekerjaan
5 Biaya Adanya penambahan Penambahan biaya Terjadinya penurunan
biaya akibat kenaikan overhead karena gaji omset dan penambahan
harga material import, karyawan tetap yang biaya overhead
insentif lembur, harus tetap dibayarkan,
insentif tenaga kerja perpanjangan SKA,
yang tidak pulang saat penambahan suku bunga
lebaran dan kenaikan akibat keterlambatan
jumlah suku bunga pembayaran dan biaya
yang harus dibayar sosial
karena keterlambatan
pembayaran dari owner

Adanya penundaan A d a n y a Adanya kerugian akibat


pembayaran dari ketidakseimbangan pembatalan pekerjaan
owner karena realokasi cashflow karena yang sudah dikerjakan
anggaran pendanaan penundaan pembayaran namun progressnya
proyek dari owner, penurunan tidak dibayarkan
omset dan realokasi
anggaran yang tidak
rasional

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 585


Tabel 8.1.1. Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Penyelenggara Proyek Konstruksi
No Aspek Kontraktor Konsultan MK Konsultan Perencana
T e r j a d i - -
ketidakseimbangan
cashflow kontraktor
karena pemotongan
anggaran yang
tidak rasional dan
keterlambatan
pembayaran dari owner
6 Adaptasi Melakukan perubahan Shifting jam kerja Sistem Shifting per 4
skala prioritas karyawan jam (no work no pay)
dan penjadwalan
p e n y e l e s a i a n
pekerjaan berdasarkan
ketersediaan dana dan
material
Penerapan protokol - -
COVID yaitu pengecekan
suhu, pengadaan APD,
rapid test, surat izin dari
dinas terkait dan surat
sehat)
7 S a r a n Adanya jaminan Adanya jaminan Masa berlaku SKA
mitigasi pembayaran dari owner dari pemerintah diperpanjang dari 3
termasuk suku bunga tentang pembayaran/ tahun menjadi 5 tahun
akibat keterlambatan pelunasan dengan (saran)
pembayaran mempertimbangkan
suku bunga akibat
ke t e r l a m b a t a n
pembayaran
Realokasi anggaran Penambahan masa Skema Pembayaran
yang lebih rasional yakni berlaku Sertifikat Keahlian 30% di 2020, dan 70%
tidak melebihi 80% dari (SKA) dari 3 tahun menjadi di 2021, tetapi tdk ada
alokasi awal 5 tahun penghentian hanya
penundaan pembayaran
Penanganan mitigasi Relaksasi/Reduksi Pajak Relaksasi/Reduksi Pajak
untuk kontraktor (pph dan insentif ppn) (pph dan insentif ppn)
swasta dan BUMN perlu
dibedakan karena BUMN
termasuk perputaran
modal pemerintah

586 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Mitigasi Dampak Pandemi Covid-19 dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP berbeda tergantung jenis proyeknya. Proyek


PEKERJA KONSTRUKSI jalan yang mempergunakan lebih banyak alat
berat akan relative lebih sedikit daripada proyek
Sebagai salah satu industri yang masih Gedung yang menggunakan banyak tenaga kerja.
menggunakan banyak tenaga manusia, dampak
dari virus COVID-19 terasa sangat signifikan. Dampak kepanikan tenaga kerja mengakibatkan
Suatu proyek konstruksi akan melibatkan beberapa proyek sudah mulai mengalami
berbagai pihak dapat dibagi menjadi tim kekurangan jumlah tenaga kerja akibat adanya
yang bekerja di kantor antara lain: manajer tenaga kerja yang pulang ke asal daerah masing-
proyek, tenaga kerja kantor pusat, tim hukum, masing (mudik). Di sisi lain, adanya berbagai
pengadaan, dan administrasi; dan juga tim yang aturan tentang physical distancing hampir di
bekerja di lapangan yaitu: Manajer lapangan, semua sektor mengakibatkan proyek konstruksi
surveyor, pengawas lapangan, mandor, tukang, mengalami ketidakjelasan apakah akan berlanjut
dan pekerja. Proses pembangunan di lapangan atau akan terhenti. Beberapa proyek memilih
membutuhkan banyak interaksi baik secara untuk menghentikan pekerjaan, sehingga
fisik seperti kegiatan pengecoran, penulangan, tenaga kerja menjadi kehilangan pekerjaan.
maupun pekerjaan arsitektural, ataupun Tenaga kerja yang menganggur ini tidak mampu
pekerjaan yang bersifat koordinasi seperti rapat untuk membiayai kebutuhan hidup di kota
harian, rapat mingguan, toolbox meeting, dll. tempat proyek berlangsung, untuk itu mereka
memutuskan untuk pulang ke daerah asal. Hal
Dengan adanya wabah COVID-19 dan kebijakan ini menjadi sebuah dilema bagi pemilik proyek
pemerintah untuk bekerja dari rumah, praktis konstruksi, dan tindakan yang diambil oleh
sektor konstruksi menjadi salah satu yang masing-masing stakeholder akan tergantung
terdampak karena progres pekerjaan di lapangan kepada bagaimana perusahaan memandang
tidak bisa dibawa kerumah atau tidak bisa tenaga kerja apakah sebagai alat produksi
dikerjakan dari rumah (work from home) seperti yang perlu untuk terus dipergunakan untuk
industri lain misalnya pendidikan maupun menghasilkan profit, atau sebagai sumberdaya
perkantoran. Sektor konstruksi di Indonesia yang kesehatannya perlu dijamin.
termasuk salah satu sektor yang paling akhir
memberlakukan sistem bekerja dari rumah Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
karena menunggu arahan resmi dari Pemerintah (K3) menjadi kunci pada pelaksanaan proyek
Pusat, khususnya untuk proyek-proyek yang lebih baik. Beberapa hal yang tela dilakukan
pemerintah. Namun, tenaga kerja konstruksi dalam rangka memerangi virus COVID-19 di
pada sektor paling bawah yaitu tukang, mandor, proyek konstruksi adalah dengan meningkatkan
dan tenaga kerja yang biasanya dipekerjakan Protokol K3 pada proyek konstruksi. Kegiatan
dengan sistem borongan, merupakan tenaga yang dilakukan antara lain kampanye untuk hidup
kerja informal yang lebih sulit untuk diatur karena bersih dengan lebih sering mencuci tangan
hak dan kewajiban yang kurang tertulis dengan dengan sabun dan menggunakan masker;
jelas pada sistem proyek konstruksi. Dampak sterilisasi area pekerja dengan pengecekan
COVID terhadap proyek konstruksi juga akan kesehatan sebelum dan sesudah masuk proyek,

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 587


dan penyemprotan disinfektan pada berbagai
tempat yang berpotensi banyak dipegang oleh
tenaga kerja. Selain itu, beberapa kebijakan
yang dilakukan oleh pemilik proyek adalah
menggunakan proyek konstruksi sebagai tempat
untuk karantina dan isolasi tenaga kerjanya.
Solusi ini tentu harus diimbangi dengan
kemampuan untuk memberikan fasilitas tempat
tinggal dan makanan yang memadai untuk
menjamin bahwa tenaga kerja tidak perlu keluar
dari area proyek atau minimal hanya menempuh
perjalanan dari tempat tinggal menuju area
proyek.

Helmi (2021) dalam penelitian tesis di FKKM


UGM tentang efektifitas kebijakan pencegahan
pandemi COVID-19 di sektor konstruksi
menemukan bahwa secara sendiri-sendiri tidak
terdapat pengaruh pengetahuan, pengaruh
kesadaran pelaku konstruksi dengan kepatuhan
dalam melaksanakan protokol kesehatan
untuk pencegahan pandemi COVID-19 di sektor
konstruksi. Tetapi studi tersebut terdapat
menemukan pengaruh APD sesuai standar
nasional yang digunakan & sarana kesehatan
yang disediakan oleh pihak perusahaan dengan Terowongan Nanjung,
Kab. Bandung, Jawa Barat
pencegahan pandemi COVID-19 di sektor
konstruksi. Selanjutnya, penelitian Helmi (2021)
tersebut juga mengungkap bahwa terdapat
pengaruh pengetahuan faktor pengetahuan
mengenai COVID-19, efektivitas penerapan REKOMENDASI KEBIJAKAN MITIGASI
protokol kesehatan, kesadaran pelaku konstruksi, PANDEMI COVID-19 TERHADAP SEKTOR
dan sarana prasarana secara stimultan terhadap KONSTRUKSI
pencegahan pandemi COVID-19 di sektor
konstruksi. Pengetahuan, kesadaran, dan alat Seri diskusi PII DIY mengajukan usulan kebijakan
pelindung diri secara simultan berkontribusi untuk mengantisipasi bertambah buruknya
sebesar 81.4% terhadap efektifitas pencegahan dampak COVID-19 terhadap proyek konstruksi di
COVID-19 di sektor konstruksi. Indonesia antara lain sebagai berikut:

588 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Mitigasi Dampak Pandemi Covid-19 dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

kontrak, saat kontrak, dan setelah kontrak


(pada masa audit). Dalam hal ini perlu dibahas
adanya penangguhan, penghentian, maupun
perpanjangan waktu, eskalasi biaya, dan
perubahan spesifikasi proyek.
d. Pemerintah perlu menerbitkan perlindungan
hukum terhadap pihak-pihak pada proyek
konstruksi antara lain pemilik proyek,
penyedia jasa, pengawas, subkontraktor,
vendor, dan supplier pada proyek konstruksi
e. Pemerintah perlu menerbitkan petunjuk
teknis pelaksanaan proyek konstruksi yang
masih berjalan kaitannya dengan Kesehatan
dan Keselamatan Kerja Proyek.
f. Penyedia jasa hendaknya membentuk tim
khusus penanggulangan dampak COVID-19
yang berfungsi untuk mengantisipasi adanya
berbagai perubahan pada proyek konstruksi
akibat dampak pandemi COVID-19
g. Penyedia jasa hendaknya membuat catatan
rinci mengenai proses keberjalanan proyek,
jumlah tenaga kerja, ketersediaan material
dan alat, perubahan jadwal pekerjaan sebagai
bukti yang sah untuk dipertimbangkan dalam
meminta kompensasi proyek.
h. Penyedia jasa hendaknya bekerjasama dengan
seluruh pihak yang terlibat (subkontraktor,
vendor, supplier, dll) untuk memberikan
bukti secara objektif dampak COVID-19 pada
proyek seperti dengan membuat sertifikat
post major.
a. Pemerintah menerbitkan pernyataan Force i. Penyedia jasa dan pemilik proyek hendaknya
Majeure pada proyek konstruksi melakukan pertemuan untuk melakukan
b. Pemerintah menerbitkan instruksi presiden menginterpretasikan wabah COVID-19 dalam
tentang penanganan proyek konstruksi kondisi force majeure, dan melakukan review
terdampak COVID-19 beserta petunjuk teknis dokumen kontrak utama (prime contract
untuk masing-masing pihak pada proyek. form) maupun subkontrak (subcontract form)
c. Pemerintah membuat petunjuk teknis serta dampaknya terhadap perubahan proyek
operasional untuk proyek pada fase sebelum (contract change order).

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 589


j. Penyedia jasa hendaknya melakukan review Survey Inkindo (2020) menemukan rekomendasi
terhadap polis asuransi yang dimiliki untuk adaptasi dan mitigasi selama pandemi mencakup
mendapatkan kemungkinan kerugian dapat bahwa kebijakan pemerintah mengecualikan
tercover oleh asuransi all-risk. sektor konstruksi dari pemberhentian kegiatan
k. Pemerintah menerbitkan pernyataan dalam pembatasan sosial berskala besar (PSBB)
deklarasi force majeure di proyek konstruksi, adalah langkah yang tepat. Pemerintah perlu
l. Pemerintah menerbitkan instruksi presiden meningkatkan belanja pemerintah pascapandemi
tentang penanganan proyek konstruksi untuk menggerakkan perekonomian nasional
terdampak wabah COVID-19 sehingga konstruksi dapat berperan secara
m. Pemerintah menerbitkan pengaturan masif. Jasa konstruksi nasional perlu berinovasi,
operasional sebelum kontrak, saat kontrak baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan,
dan setelah kontrak (masa audit), dan pengawasan agar mampu beradaptasi pada
n. Pemerintah menegaskan tentang kondisi new normal. Pemerintah perlu memberi
perlindungan hukum terhadap pemilik, stimulus dan affirmative actions terhadap
konsultan, kontraktor, subkon, vendor, pelaku usaha jasa konstruksi nasional agar dapat
supplier dan pabrikator, menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Disamping
o. Pemerintah menerbitkan panduan teknis itu, survey Inkindo (2020) menghasilkan saran
tentang penanganan pelaksanaan kontrak kebijakan antara lain:
konstruksi oleh para pihak. a. Penghapusan bunga pinjaman modal kerja
selama bulan masa pandemi COVID-19,
Helmi (2021) mengajukan rekomendasi b. Memberi masukan kepada pemerintah
peningkatan efektifitas pencegahan COVID-19 agar sektor konstruksi tidak masuk dalam
di sektor konstruksi dengan menerapkan kegiatan yang diberhentikan dalam masa
Pemanfaatan teknologi dengan aplikasi digital pandemi,
untuk pengawasan dan upaya pencegahan c. Melakukan pendataan dan pembekalan
penyebaran COVID-19 di area pekerjaan dalam menghadapi pandemi COVID-19
konstruksi, dapat dipantau kedisiplinan para maupun situasi bencana nasional lainnya,
pekerja dalam menjalankan protokol kesehatan d. Mengeluarkan SOP terkait proses
termasuk membantu upaya pelacakan (tracing) menjalankan pekerjaan dalam kondisi
terhadap siapa saja yang sempat melakukan pandemi,
kontak jika ada pekerja yang terpapar virus e. Memperhatikan kelangsungan hidup
corona. Disamping itu, panduan pencegahan anggota Inkindo terutama perusahaan
COVID-19 oleh OSHA melengkapi untuk konsultan kualifikasi kecil dan daerah.
pelaksanaan INMEN 02/2020 untuk pencegahan
COVID-19 berbasis tahapan dalam pelaksanaan
konstruksi, sehingga OSHA mengatur panduan
teknis di lapangan dapat saling melengkapi
dalam operasional di lapangan.

590 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Mitigasi Dampak Pandemi Covid-19 dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

Bendungan Raknamo, Kupang NTT

PENUTUP dikecualikan dalam pembatasan sosial skala


besar dan pemberlakuan pembatasan kegiatan
Pandemi COVID-19 telah berdampak terhadap masyarakat, perubahan permintaan tersebut
sektor konstruksi baik pasar maupun mengganggu penyediaan jasa konsultansi baik
produktivitas industri konstruksi. Di banyak arsitektur maupun keinsinyuran serta pekerjaan
negara dan termasuk di Indonesia, pekerjaan konstruksi dan bahkan mengganggu pelaksanaan
konstruksi hampir mengalami penangguhan kontrak pekerjaan konstruksi. Buruh bangunan
karena karantina. Pasar swasta seperti atau pekerja konstruksi merupakan entitas yang
pembangunan gedung dan perumahan paling terdampak pandemi. Proyek konstruksi
mengalami kemandegan permintaan. Meskipun oleh APBN dan APBD mengalami relokasi
konstruksi merupakan sektor kritikal yang anggaran dan sebagiannya ditunda. Perusahaan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 591


konsultan arsitektur dan konsultan teknik juga keadaan kahar yang diatur dalam syarat-syarat
mengalami dampak dari pandemi COVID-19. umum kontrak perlu diperluas dengan klausula
Hampir sama dengan perusahaan konstruksi juga yang mengatur mitigasi bencana pandemi.
mengalami hal sama. Kontrak konstruksi yang Proyek-proyek dengan anggaran pemerintah
sedang dilaksanakan mengalami penangguhan, perlu menerapkan mitigasi yang terintegrasi
kesulitan mobilitas material, peralatan dan secara tepat baik di tingkat proyek, korporasi,
pekerja. industri dan pemilik proyek. Pengaturan pada
tingkat proyek perlu memberi kepastian
Pelajaran berharga dari pandemi COVID-19 ini pemenuhan syarat-syarat kesehatan di
perlu ditindaklanjuti dengan penerapan sistem lingkungan proyek,
manajemen krisis di kemudian hari. Skenario-
skenario perlu dimodelkan agar semua pihak DAFTAR PUSTAKA
di sektor konstruksi memiliki ketahanan yang
prima, mampu beradaptasi secara cepat. PII DIY & UNSW (2020) Socio-Economic Construction
Pemerintah perlu memutakhirkan rancangan Impact Assessment of COVID-19 Outbreak On
kontrak khususnya terkait dengan syarat-syarat Construction Workers In Indonesia, Unpublished
umum kontrak dengan menambah ketentuan Research Report,
tentang kejelasan keadaan kahar, peristiwa Vidaloka, La Sonya (2021) Adaptasi Kontraktor Dalam
kompensasi dan penambahan syarat-syarat Masa Pandemi COVID-19 (Studi Kasus Hotel
kesehatan para pekerja, protokol kesehatan dan Santika Premiere Padang), Seminar Tugas Akhir
penanganan pencegahan pandemi di lapangan. Program Studi Sarjana Teknik Sipil, Universitas
Pihak kontraktor perlu menghitung risiko Andalas,
pandemi dan tambahan biaya penanganannya PII DIY (2020) Laporan Hasil Focus Group Discussion
dan oleh karenanya bisa ditetapkan provisional Tentang Dampak COVID-19 di Proyek Konstruksi,
sum dalam pembiayaan pencegahan pandemi di tidak dipublikasikan,
lapangan. Secara keseluruhan, sektor konstruksi PII DIY, Tim Peneliti Manajemen Konstruksi UGM
sudah mulai mengadopsi digitalisasi semua dan UNAND (2020) Laporan Diskusi Terbatas
proses bisnis di tingkat korporasi maupun di Bersama Konsultan dan Kontraktor Tentang
tingkat lapangan. Dampak COVID-19 di Industri Konstruksi, tidak
dipublikasikan,
Indonesia sebagai negara yang sedang akan Ahurst (2020) COVID-19: Impact on Construction
membangun infrastruktur lebih banyak dan Sector, Denmark,
cakupan yang luas perlu menerapkan project Inkindo (2020) Laporan Survey Dampak Pandemi
delivery systems, procurement systems dan COVID-19 Terhadap Perusahaan Konsultan,
contractual systems yang adaptif terhadap Kantor Inkindo Pusat Jakarta
kejadian pandemi. Dalam hal ini, model-model
turnkey contract, the lowest responsive bid dan

592 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Mitigasi Dampak Pandemi Covid-19 dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

Underpass NYIA New Yogyakarta


International

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 593


8.2
PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR PUPR
PASCA “NEW NORMAL”
Trisasongko Widianto
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Utama

Putut Marhayudi
Direktur Pengembangan Jasa Konstruksi
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian PUPR

Eka Prasetyawati
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda

GAMBARAN UMUM

Tanpa disadari, sudah hampir 2 tahun ini, kita harus berdampingan dengan
COVID-19. Sejak ditetapkan sebagai pandemi COVID-19 pada tanggal 11 Maret 2020
oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO), virus corona telah menyebar ke seluruh dunia,
termasuk juga di Indonesia dan menimbulkan krisis pada semua sektor, tidak
hanya krisis kesehatan namun juga krisis perekonomian.

Kebijakan “Rem dan Gas antara Kesehatan dan Perekonomian”


Beberapa upaya kebijakan, pengaturan dan langkah mitigasi telah dilakukan
untuk mengendalikan laju penyebaran COVID-19. Mulai dari kebijakan terkait
penerapan protokol kesehatan, vaksinasi sampai kebijakan terkait pembatasan
aktivitas masyarakat, mulai dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sampai
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Tidak bisa dihindari,
adanya kebijakan-kebijakan ini, sangat berdampak terhadap pertumbuhan

594 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


ekonomi nasional. Masih kita ingat dengan terkecuali kegiatan dalam penyelenggaraan
jelas, perekonomian kita sempat mengalami jasa konstruksi. Himbauan Pemerintah terkait
kontraksi dalam di angka -5,32% pada kuartal physical distancing, penggunaan masker,
II/2020, dimana saat itu sektor konstruksi juga pembatasan aktivitas masyarakat, kebijakan
mengalami kontraksi menjadi -5,39%. Refocusing Kegiatan dan Realokasi Anggaran
menjadi tantangan tersendiri dalam pelaksanaan
Saat ini Pemerintah memang tengah penyelenggaraan jasa konstruksi. Keterlambatan
berkonsentrasi dalam menangani permasalahan penyelesaian pekerjaan, penambahan biaya,
kesehatan, tetapi perhatian terhadap agenda serta perubahan lingkup kontrak adalah
besar menuju Indonesia Maju tetap menjadi beberapa kendala yang tidak terelakkan lagi. Mau
fokus utama. Keseimbangan antara kepentingan tidak mau, kondisi ini memicu munculnya “New
kesehatan dan perekonomian terus diupayakan. Normal Penyelenggaraan Jasa Konstruksi”, yang
Kebijakan Refocusing Kegiatan dan Realokasi merupakan bentuk adaptasi penyelenggaraan
Anggaran serta Program Pemulihan Ekonomi jasa konstruksi dengan segala keterbatasan
Nasional (PEN) merupakan beberapa langkah serta kewajiban akan pelaksanaan protokol
strategis yang ditempuh sebagai upaya kesehatan selama masa pandemi.
mitigasi dampak serta strategi untuk tetap
mempertahankan laju perekonomian di tengah Namun sepertinya saat ini kata “New Normal”,
pandemi COVID-19. sudah tidak terlalu relevan lagi untuk kita gaung-
gaungkan. Adaptasi penyelenggaraan jasa
Strategi “Rem dan Gas”, terkait keseimbangan konstruksi dalam kondisi pandemi COVID-19
antara kepentingan kesehatan dan perekonomian sudah menjadi keharusan dan secara perlahan
yang dilakukan Pemerintah nampaknya sudah menjadi kebiasaan sehari-hari. Tantangan
“on the track”. Hal ini dapat dilihat, bahwa di sesungguhnya adalah bagaimana kita bisa ber-
awal tahun 2021, perekonomian Indonesia mulai migrasi ke cara-cara baru agar penyelenggaraan
menunjukkan tanda rebound seiring peningkatan jasa konstruksi dapat dilakukan lebih cepat,
pertumbuhan belanja nasional. Sampai dengan lebih produktif, lebih efektif, dan lebih efisien
Juli 2021, pendapatan negara mampu tumbuh dalam kondisi pandemi untuk mencapai target
hingga 11,8%, sedangkan belanja negara juga pembangunan infrastruktur yang sempat
tumbuh positif hingga 9,3%. Momentum tertunda.
pemulihan ekonomi nasional ini harus terus
dipertahankan sampai kuartal selanjutnya ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
dengan tetap waspada dan memperhatikan INFRASTRUKTUR PUPR
protokol kesehatan.
Kondisi pandemi COVID-19 tidak menyurutkan
Sektor Jasa Konstruksi di Masa Pandemi upaya Pemerintah untuk mewujudkan
Tidak bisa dihindari, berbagai kebijakan Visi Indonesia 2045 menjadi negara maju
terkait pengendalian dan mitigasi dampak berpendapatan tinggi dan tidak terjebak sebagai
COVID-19 sangat berdampak terhadap seluruh negara berpendapatan menengah (middle
kegiatan masyarakat dan industri, tidak income trap). Indonesia perlu melakukan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 595


transformasi ekonomi melalui peningkatan Namun sampai saat ini, belum ada kepastian
produktivitas di seluruh sektor serta menemukan kapan pandemi COVID-19 ini akan berakhir.
sumber penggerak ekonomi dari sektor yang Kebijakan “rem dan gas” masih akan diterapkan.
memiliki produktivitas lebih tinggi. Selama hampir 2 tahun ini kita terpaksa
menjalankan laju pembangunan infrastruktur
Target Pembangunan Infrastruktur PUPR dengan kecepatan minimum. Oleh karena itu
Berbicara tentang sektor esensial, pembangunan perlu adanya strategi untuk menjamin agar
infrastruktur, termasuk di dalamnya infrastruktur pembangunan infrastruktur PUPR ini dapat terus
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), berjalan, bahkan dipercepat, untuk mengejar
merupakan sektor strategis yang dinilai memiliki ketertinggalan.
multiplier effects terhadap sektor lain dan
diharapkan dapat terus memberikan kontribusi Strategi Keberlanjutan Pembangunan
untuk menopang pemulihan dan pertumbuhan Infrastruktur PUPR
ekonomi nasional. Seperti disampaikan sebelumnya, perlu adanya
strategi agar pembangunan infrastruktur ini
Keseriusan Pemerintah pada sektor ini dapat terus berjalan untuk mendukung pemulihan
tercermin dalam RPJMN 2020–2024, dimana ekonomi nasional, namun tetap waspada akan
“perkuatan infrastruktur untuk ekonomi dan pandemi COVID-19 yang masih di sekitar kita.
pelayanan dasar” menjadi salah satu agenda Berbicara tentang Strategi Keberlanjutan
utama pembangunan nasional. Hal ini juga dapat Penyelenggaraan Jasa Konstruksi, kita perlu
dilihat pada alokasi belanja infrastruktur yang memahami posisi serta respon dan upaya yang
diamanatkan kepada Kementerian Pekerjaan dilakukan.
Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Tahun
Anggaran 2021. Sebagai gambaran, saat ini, per Emergency Response
tanggal 23 Agustus 2021, Kementerian PUPR Pada awal datangnya pandemi, seluruh
memiliki 5.361 paket pekerjaan, senilai Rp. dunia bahkan Indonesia berada pada kondisi
107,22 T, yang terdiri dari 2.653 paket pekerjaan ketidakpastian. Krisis kesehatan serta ekonomi
konstruksi, 2.425 paket jasa konsultansi dan 283 menghantam seluruh wilayah dan lapisan
paket belanja jasa lainnya dan barang. masyarakat. Pemerintah langsung bereaksi
dengan mengeluarkan kebijakan terkait
Program pembangunan infrastruktur PUPR kewajiban pelaksanaan protokol kesehatan serta
di atas merupakan tugas dan tanggung jawab kebijakan Refocusing Kegiatan dan Realokasi
yang sangat besar. Karena hal tersebut sangat Anggaran, sebagai upaya tanggap darurat untuk
berkaitan dengan program pemulihan ekonomi percepatan penanganan COVID-19. Kebijakan ini
nasional. Jadi, pembangunan infrastruktur mendorong Kementerian PUPR untuk melakukan
tersebut tidak boleh terhenti. Bahkan, jika pergeseran anggaran dan prioritasi pelaksanaan
memungkinkan dipercepat untuk mengejar pekerjaan, yang menyebabkan penundaan
beberapa target yang tertunda. pelaksanaan dan penyelesaian beberapa paket
pekerjaan.

596 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Mitigasi Dampak Pandemi Covid-19 dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

Jembatan Teluk Kendari


Sulawesi Tenggara

Untuk sektor jasa konstruksi, Kementerian Baru dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
PUPR secara pro-aktif mengeluarkan beberapa Dengan keluarnya Surat Edaran ini, diharapkan
kebijakan, antara lain Instruksi Menteri PUPR penyelenggaraan jasa konstruksi tetap dapat
02/2020 tentang Protokol Pencegahan terus berjalan dengan aman walaupun harus
Penyebaran COVID-19, yang digunakan berdampingan dengan COVID-19.
sebagai pedoman pencegahan penyebaran
dan pengendalian COVID-19 di lapangan agar Continuity and Recovery
pekerjaan tetap berjalan aman, efektif dan efisien. Namun, kebijakan-kebijakan tersebut belum
dirasa cukup untuk menjamin keberlangsungan
Tidak cukup itu saja, sebagai upaya mitigasi penyelenggaraan jasa konstruksi. Untuk
dampak COVID-19 dan pedoman adaptasi menjamin keberlangsungan, maka fokus kita
penyelenggaraan jasa konstruksi selama masa adalah bagaimana bisa “bertahan” dalam kondisi
pandemi, Kementerian juga menerbitkan pandemi. Meskipun harus berjalan dengan
Surat Edaran Menteri PUPR 18/2020 tentang kecepatan minimum, kita harus tetap bisa
Pelaksanaan Tatanan dan Adaptasi Kebiasaan memenuhi target serta mengantisipasi dan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 597


Gambar 8.2.1. Strategi Keberlanjutan Pembangunan Infrastruktur PUPR (Penulis, 2021)

memitigasi dampak negatif yang ada. Lalu, tahun anggaran (Single Years Contract/SYC)
apa saja yang perlu kita lakukan untuk dapat terpaksa harus dirubah menjadi tahun jamak
“bertahan”? (Multi Years Contract/SYC).

Adanya Refocusing Kegiatan dan Realokasi Untuk mengantisipasi penyesuaian pengadaan


Anggaran sangat mempengaruhi paket pekerjaan jasa konstruksi yang terdampak
keberlangsungan pengadaan jasa konstruksi di ini, Kementerian PUPR mengeluarkan Surat
Kementerian PUPR, dimana salah satunya terkait Edaran Menteri PUPR 26/2020 tentang
penyesuaian dalam ketentuan serah terima, Penyesuaian Paket Pekerjaan Jakon Yang
jaminan pelaksanaan dan jaminan pemeliharaan Terdampak Refocusing Kegiatan & Realokasi
dalam pelaksanaan kontrak konstruksi. Bahkan Anggaran Pada TA 2020 Akibat Penanganan
dengan adanya kebijakan ini, beberapa paket Pandemi COVID-19 di Kementerian PUPR.
yang rencana awalnya dilaksanakan dalam satu

598 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Mitigasi Dampak Pandemi Covid-19 dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

Selain itu, dalam rangka percepatan, proses hal ini, Kementerian PUPR memiliki program
pengadaan barang/jasa didorong untuk Padat Karya Reguler dan Padat karya Tunai
dilaksanakan melalui metode terintegrasi (PKT) yang merupakan bentuk dukungan
rancang dan bangun (design and build) dan untuk menanggulangi masalah pengangguran.
e-katalog. Metode ini merupakan bentuk inovasi Program Padat Karya dilakukan melalui
yang efisien dalam segi waktu dan biaya, sebagai pembangunan infrastruktur yang melibatkan
upaya agar penyelenggaraan jasa konstruksi bisa langsung masyarakat/warga setempat sebagai
terus berjalan. pelaku pembangunan, khususnya infrastruktur
berskala kecil atau pekerjaan sederhana yang
Di sisi lapangan, penggunaan teknologi digital tidak membutuhkan teknologi.
juga sudah mulai dilakukan. Tidak bisa dipungkiri,
pandemi COVID-19 “menjadi katalis” pencapaian Pada tahun 2020, anggaran PKT sebesar Rp12,3
Revolusi industri 4.0. Penggunaan teknologi Triliun mampu menyerap 638.990 tenaga kerja,
digital semakin menyatu dalam keseharian sedangkan untuk paket konstruksi reguler yang
kehidupan kita. Pemanfaatan drone, cctv, dikerjakan dengan pola padat karya sebesar Rp.
video conference, penggunaan produk modular 654 miliar dan dapat menyerap 80.000 tenaga
(material-based product) memberi kemudahan kerja. Untuk tahun 2021, anggaran PKT sebesar
serta manfaat lebih dalam pekerjaan konstruksi, Rp21,2 triliun menyerap 988.054 tenaga kerja,
termasuk juga mendukung pengendalian sedangkan untuk paket konstruksi reguler
penyebaran COVID-19. sebesar Rp2 triliun mampu menyerap 244.639
tenaga kerja.
Tidak bisa dihindari, industri jasa konstruksi
juga ikut terdampak dengan adanya pandemi Acceleration
COVID-19. Kebijakan terkait peningkatan Hampir 2 tahun ini kita terpaksa berjalan
penggunaan produk dalam negeri merupakan dengan kecepatan minimum. Target-target
salah satu upaya untuk meminimalkan dampak pembangunan infrastruktur yang seharusnya
yang ada. Diharapkan, dengan meningkatnya telah tercapai, dengan terpaksa tertunda.
penggunaan produk lokal, akan menggerakkan Butuh suatu upaya yang tidak biasa, kita butuh
industri manufaktur sehingga mampu percepatan, pengembangan dan kita tidak
memperluas lapangan kerja dan mengurangi bisa mengandalkan business as usual untuk
tekanan terhadap pengangguran. mencapai target pembangunan infrastruktur
demi terwujudnya Visi Indonesia Maju.
Dari sudut pandang terhadap jumlah
pengangguran, pandemi COVID-19 telah Tidak bisa dipungkiri bahwa transformasi
berkontribusi dalam peningkatan angka penyelenggaraan jasa konstruksi melalui
pengangguran. Badan Pusat Statistik (BPS) optimalisasi inovasi teknologi dan digitalisasi
melaporkan, jumlah penganggur pada Februari adalah pilihan logis. Hal ini juga sejalan dengan
2021 mencapai 8,75 juta. Jumlah pengangguran arahan Menteri PUPR terkait percepatan
ini meningkat secara tahunan dari 6,93 juta pembangunan infrastruktur, dimana salah
pada Februari 2020. Untuk mengantisipasi satunya adalah dengan pemanfaatan inovasi

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 599


teknologi dan digitalisasi dalam penyelenggaraan STRATEGI TRANSFORMASI PERCEPATAN
jasa konstruksi. PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI

Sesungguhnya Kementerian PUPR telah Untuk melakukan percepatan pembangunan


mengamanatkan tentang pemanfaatan inovasi infrastruktur, perlu adanya transformasi dalam
teknologi dan digitalisasi melalui beberapa pelaksanaan penyelenggaraan jasa konstruksi,
kebijakan yang telah dikeluarkan. Mulai dari melalui adaptasi inovasi teknologi dan
kewajiban penggunaan BIM pada proyek konstruksi, digitalisasi. Untuk mewujudkan transformasi ini,
instruksi pemanfaatan cctv, anjuran optimalisasi terdapat empat (4) pilar/pendukung utama yang
penggunaan semen non OPC, dan yang terbaru kita sebut sebagai “enablers”, yaitu: sumber daya
adalah amanat penggunaan manajemen asset manusia, teknologi terintegrasi, iklim usaha yang
yang terintegrasi dengan sistem informasi pada telah maju dan pemerintahan.
Pekerjaan Preservasi Jaringan Jalan. Ke depan,
konsep smart infrastructure, yang merupakan Sumber daya manusia merupakan komponen
integrasi infrastruktur fisik dengan teknologi yang paling penting dalam transformasi
digital merupakan solusi untuk peningkatan ini. Dibutuhkan sumber daya manusia yang
kualitas, produktivitas, akuntabilitas, efektifitas memiliki kemampuan bertahan serta mudah
dan efisiensi penyelenggaraan jasa konstruksi. beradaptasi dengan segala perubahan yang ada,
terutama yang siap dan sigap dengan adanya
Tidak hanya pada saat pelaksanaan pekerjaan perkembangan teknologi dan digitalisasi.
konstruksi, penggunaan digitalisasi juga sudah
dimanfaatkan sejak tahapan pra-konstruksi, Teknologi merupakan ilmu pengetahuan yang
termasuk juga pada proses pemilihan penyedia, digunakan secara praktis dalam industri jasa
untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi konstruksi. Sehingga, dengan mengintegrasikan
pelaksanaan seleksi/tender pengadaan barang/ dua atau lebih banyak teknologi, didukung
jasa. dengan digitalisasi, dapat meningkatkan
produktivitas, kualitas dan mempercepat
Percepatan pembangunan infrastruktur, mau tidak penyelesaian pekerjaan dan menjamin
mau, juga bergantung pada ketersediaan anggaran. keberhasilan seluruh tahapan dalam siklus hidup
Kita ketahui bersama bahwa pembangunan proyek (construction life cycle).
infrastruktur membutuhkan anggaran yang tidak
sedikit. Selama ini hanya bertumpu pada anggaran Penggunaan teknologi dan digitalisasi telah
APBN/APBD yang jumlahnya sangat terbatas. menjadi keharusan dalam industri jasa
Keterbatasan APBN/APBD ini menyebabkan adanya konstruksi. Tidak hanya untuk pengembangan
selisih pendanaan (funding gap) yang harus dipenuhi. tetapi juga untuk peningkatan kinerja. Industri
Dibutuhkan alternatif serta inovasi pembiayaan, jasa konstruksi kita harus memperhatikan
salah satunya dengan skema Kerja Sama Pemerintah peluang dengan adanya transformasi ini
dengan Badan Usaha (KPBU) dan investasi, sehingga dan dapat menciptakan iklim usaha yang
pencapaian target pembangunan infrastruktur mendukung penggunaan teknologi, sehingga
dapat terlaksana lebih cepat. dapat mempercepat migrasi serta proses adopsi

600 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Mitigasi Dampak Pandemi Covid-19 dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

Jembatan Merah Putih,


Ambon Maluku

teknologi dan digitalisasi dalam penyelenggaraan tahapan penyelenggaraan konstruksi, serta


jasa konstruksi. dapat mendorong dan meningkatkan komitmen
seluruh stakeholder untuk bermigrasi dari
Selain 3 pilar di atas, Tata kelola Pemerintahan cara-cara konvensional. Tidak hanya itu,
yang kuat merupakan salah satu kunci skema dukungan berupa incentive juga dapat
keberhasilan transformasi ini, agar tidak mendorong implementasi dan adopsi teknologi.
hanya sekedar perubahan, namun ada added Hal penting lainnya adalah sistem pengawasan
value yang didapat. Tata kelola ini mencakup serta keamanan (security) yang kuat, sebagai
sistem, kebijakan dan proses yang lebih baik mitigasi dampak negatif adanya perkembangan
yang dapat mendukung dan mengakomodir teknologi, sehingga dapat memperkuat
implementasi teknologi dan digitalisasi pada akuntabilitas penyelenggaraan jasa konstruksi.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 601


Terowongan Nanjung,
Kab. Bandung Jawa Barat

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kita Sadari bahwa Pandemi COVID-19 ini telah saing tinggi, sehingga dapat mendukung
menjadi tantangan dan hambatan dalam percepatan pembangunan infrastruktur, dan
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi kita. Namun pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi
jika kita melihat dalam sejarah peradaban, krisis nasional.
kerap menjadi momentum perubahan. Dan
Pandemi COVID-19 menegaskan bahwa pentingnya Transformasi ini tentunya tidak akan terjadi
transformasi dalam pekerjaan kita. Business as dalam semalam. Seluruh stakeholder harus yakin,
usual saja tidak cukup. berkomitmen dan mau melakukan investasi
dalam hal adopsi teknologi dan digitalisasi.
Pandemi COVID-19 telah memacu kita untuk Sebagai suatu bangsa, kita harus berusaha
berubah, mengembangkan cara-cara baru, dan menjadi yang terdepan dalam hal kemajuan
meninggalkan kebiasaan lama yang tidak relevan. teknologi atau kita akan tertinggal.
Adaptasi inovasi teknologi dan digitalisasi dalam
dunia konstruksi, telah mulai menjadi kebiasaan Seluruh pemangku kepentingan dalam industri
baru. jasa konstruksi harus berperan aktif sesuai
peran masing-masing dan berkolaborasi
Oleh karena itu, perlu adanya transformasi, inovasi untuk transformasi ini, guna percepatan
dan lompatan untuk mempercepat terwujudnya pembangunan infrastruktur untuk Indonesia
sektor jasa konstruksi yang kukuh, andal, berdaya Maju.

602 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Mitigasi Dampak Pandemi Covid-19 dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

Jalan Tol Tanjuk Priok, Jakarta

DAFTAR PUSTAKA

Naskah Pidato Presiden Joko Widodo dalam Sidang Laporan Perkembangan Anggaran Pendapatan
Tahunan MPR 2021, www.kemenpora.go.id. Belanja Negara 2021, Kementerian Keuangan.
Business Continuity Management in Construction, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Springer Verlag 2018. Rakyat Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
Risk management, Recovery and Resilience – COVID-19 2020 Tentang Rencana Strategis Kementerian
Survey Report: Before the Pandemic, During the Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Tahun
Crisis and Outlook, https://www.ferma.eu. 2020-2024.
Construction 4.0 Strategic Plan (2021-2025), Next Paparan Menteri PUPUR dalam Forum Pembahasan
Revolution of the Malaysian Construction Kebijakan Nasional DPP PDI-P Strategi
Industry, CIDB Malaysia 2020. Pembangunan Infrastruktur Pada Masa Pandemi
Dashboard Laporan PBJ Kementerian PUPR, COVID-19 dalam Mendukung Pergerakan Industri
Direktorat Pengadaan Jasa Konstruksi. Jasa Konstruksi.
BPS: Akibat COVID-19, Jumlah Penganggur RI Tembus
8,75 Juta, https://money.kompas.com.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 603


8.3
Program Padat Karya
dalam Penyelenggaraan
Jasa Konstruksi di Masa
Pandemi COVID-19 dalam
Rangka Pemulihan
Ekonomi Nasional
Edy Juharsyah
Kepala Biro Perencanaan Anggaran dan Kerja Sama Luar Negeri
Kementerian PUPR

Rani Charisma Dewi


Kepala Sub Koordinator Pelaporan Rencana Aksi Nasional,
Biro Perencanaan Anggaran dan Kerja Sama Luar Negeri, Kementerian PUPR

PENDAHULUAN

Sejak ditetapkannya masa pandemi COVID-19 oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO),
perekonomian sebagian besar negara-negara di dunia tumbuh negatif, termasuk
Indonesia. Kondisi pandemi menghadapkan Indonesia pada banyak persoalan
ekonomi. Kondisi perdagangan baik nasional maupun internasional mengalami
penurunan. Permintaan, supply, dan proses produksi menjadi tersendat. Proses
operasi berbagai sektor harus terhenti karena kondisi yang tidak memungkinkan.
Banyak usaha yang gulung tikar mengakibatkan pemutusan hubungan kerja menjadi
hal yang pasti. Kebijakan pembatasan sosial dalam rangka penanganan penyebaran

604 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


wabah mengakibatkan kondisi ekonomi semakin Sesuai dengan arahan Presiden pada Rapat
terpuruk. Beragam kebijakan ditetapkan agar Terbatas (Sumber-3), perlu dilakukan program
kinerja pertumbuhan ekonomi kembali pulih yang diprioritaskan bagi keluarga miskin,
selain upaya penanganan pandemi itu sendiri. pengangguran, setengah menganggur,
terdampak pandemi, dan kelompok marjinal.
Di Indonesia, pertumbuhan ekonomi tingkat Program berbasis masyarakat atau Program
kesejahteraan masyarakat terus memburuk Padat Karya Tunai (PKT) menjadi salah satu
selama tahun 2020. Selama bulan Februari – yang difokuskan dalam PEN. PKT bertujuan
Agustus 2020, dari total penduduk usia kerja untuk mempertahankan daya beli masyarakat
sebanyak 203,97 juta orang, sebanyak 29,12 dan membuka lapangan pekerjaan di tengah
juta orang terdampak COVID-19. Ini termasuk ketidakpastian kondisi ekonomi akibat Pandemi
pengangguran karena COVID-19, bukan COVID-19. Dalam pelaksanaannya, upah
angkatan kerja karena COVID-19, sementara diharapkan bisa diberikan secara harian atau
tidak bekerja karena COVID-19, dan bekerja maksimal mingguan.
dengan pengurangan jam kerja karena COVID-19.
Tingkat pengangguran terbuka selama tahun Ditengah Pandemi COVID-19, Kementerian
2020 meningkat menjadi 7,07% dari 5,23% di PUPR tetap terus melanjutkan pembangunan
tahun 2019. Hal ini tentunya berdampak dengan infrastruktur dan terus meningkatkan
meningkatnya tingkat kemiskinan menjadi pembangunan infrastruktur nasional baik
10,19% dari tahun 2019 sebesar 9,22%. (Sumber-1) skala masif maupun kerakyatan melalui skema
PKT. PKT merupakan program rutin yang
Oleh karena itu, upaya pemulihan kondisi dilaksanakan oleh Kementerian PUPR setiap
perekonomian menjadi fokus baru yang berjalan tahun. Kementerian PUPR melaksanakan
beriringan dengan penanganan sektor kesehatan. dengan PKT didasarkan pada 10 prinsip. Yang
Dalam menangani pelemahan ekonomi, pertama adalah gotong royong dan partisipatif,
Pemerintah mengambil langkah antisipasi, salah kegiatan padat karya dilaksanakan dari, oleh,
satunya adalah kebijakan pemulihan ekonomi dan untuk masyarakat. Padat karya juga
nasional (PEN). harus inklusif, komprehensif, dan integratif.
Padat karya harus melibatkan seluruh pihak,
INFRASTRUKTUR terbuka bagi setiap orang terutama kelompok
sasaran, mengakomodir berbagai masukan
Infrastruktur merupakan salah satu masyarakat yang produktif dan ekonomis,
roda penggerak pertumbuhan ekonomi. serta tetap mengedepankan kearifan lokal.
Pembangunan infrastruktur menciptakan kerja Pelaksanaan program harus tetap menjalankan
dan industri di sekitarnya juga turut tumbuh protokol kesehatan secara ketat, sehingga
sejak proses pelaksanaan pembangunan. pelaksanaan program tidak mengganggu upaya
Oleh karena itu, pembangunan infrastruktur untuk memutus rantai penyebaran COVID-19.
merupakan salah satu upaya meningkatkan daya Dengan demikian, tujuan padat karya dapat
beli masyarakat yang dinilai dapat membantu tercapai secara efektif dan berdampak positif
Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). meningkatkan daya beli, produktivitas, dan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 605


kesejahteraan. Pelaksanaan program juga harus belanja Kementerian/Lembaga tahun 2020 dan
tetap akuntabel, tertib baik secara administrasi 2021 memfokuskan perencanaan, pemrograman,
dan teknis pelaksanaan. Terutama dalam upaya dan penganggaran pada infrastruktur yang
pemulihan ekonomi nasional, manfaat program mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN),
harus terus berkelanjutan dan multi outcome diantaranya pembelian produk rakyat/UMKM,
yaitu memupuk kebersamaan/gotong royong, dukungan prioritas nasional, dukungan Food
mengurangi pengangguran dan kemiskinan, Estate dan kawasan industri, dan terutama PKT.
membangkitkan kegiatan sosial, daya beli dan Secara umum, angka alokasi dana PKT
ekonomi masyarakat, meningkatkan akses Kementerian PUPR terus meningkat sejak tahun
pelayanan dasar, dll. 2015. Pada refocusing tahun 2021, dilaksanakan
penambahan alokasi program PKT dari Rp12,32
ALOKASI DANA PKT KEMENTERIAN PUPR triliun menjadi Rp23,44 triliun, atau lebih besar
dua kali lipat dibandingkan tahun 2020 sebesar
Dalam upaya mengatasi dampak COVID-19, Rp11,32 triliun. Hal ini sesuai arahan Presiden
Pemerintah menekankan pentingnya realokasi Jokowi untuk memperluas anggaran program
dan refocusing anggaran. Pada tahun 2020, padat karya dalam rangka mendukung program
dari besaran DIPA sebesar Rp120 triliun Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dampak
Kementerian PUPR melaksanakan refocusing Pandemi COVID-19. Selama masa pandemic
anggaran menjadi Rp75,63 triliun. Dan pada COVID-19 anggaran Program Padat Karya
tahun 2021, dari DIPA sebesar Rp149,81 triliun Tunai terus meningkat dan diharapkan dapat
melaksanakan refocusing 4 tahap menjadi mempertahankan daya beli dan mengurangi
sebesar Rp138,72 triliun. Refocusing anggaran angka pengangguran.

Gambar 8.3.1. Alokasi Padat Karya Tunai Kementerian PUPR tahun 2015-2021
Sumber : Bahan Rapat Kerja Menteri PUPR Bersama Komisi V DPR RI tanggal 20 April 2020

606 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Mitigasi Dampak Pandemi Covid-19 dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

Gambar 8.3.2. Alokasi Padat Karya tunai Kementerian PUPR Tahun 2021
Sumber : Bahan Rapat Kerja Menteri PUPR Bersama Komisi V DPR RI, Tanggal 17 Maret 2021

Selain alokasi dana yang mengalami kenaikan, PKT BIDANG SDA


jenis pekerjaan program PKT juga semakin
bertambah. Dari data tahun 2015-2019, kegiatan Pada tahun 2021, terdapat 7 kegiatan bidang
yang dilaksanakan menggunakan skema PKT Sumber Daya Air ditambah dengan pekerjaan
sejumlah 8 kegiatan, pada tahun 2020 kegiatan kontraktual dengan pola padat karya. Yang
semakin bertambah menjadi sebanyak 16 pertama Program Percepatan Peningkatan Tata
kegiatan dan menjadi 20 kegiatan di tahun 2021. Guna Air Irigasi (P3TGAI). Program ini merupakan
Dalam pelaksanaannya, porsi terbesar PKT kegiatan perbaikan jaringan irigasi, rehabilitasi
Kementerian PUPR diberikan kepada masyarakat jaringan irigasi, dan peningkatan jaringan
untuk dapat terlibat secara aktif dalam pekerjaan irigasi secara partisipatif yang dilaksanakan
pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur. oleh Perkumpulan Petani Pengguna Air (P3A)

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 607


di wilayah pedesaan. P3-TGAI dilaksanakan Kegiatan program reguler bidang sumber
untuk mendukung kedaulatan pangan nasional daya air lainnya yang dilakukan menggunakan
sebagai perwujudan kemandirian ekonomi skema PKT sejak tahun 2020 adalah operasi
dengan menggerakan sektor strategis ekonomi dan pemeliharaan prasarana SDA. Pada tahun
domestik (Sumber-4). 2021 dilaksanakan OP baik rutin maupun berkala
jaringan irigasi dan rawa di 903 lokasi; OP sungai
Kegiatan ini sebelumnya merupakan kegiatan dan pantai meliputi pemeliharaan bangunan
Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan pengendali banjir, bangunan pengaman pantai,
Infrastruktur Sumber Daya Air (P4ISDA) dan bangunan pengendali sedimen di 1.816 lokasi; OP
berubah menjadi P3TGAI pada tahun 2016. Dengan berkala prasarana air tanah dan air baku di 1.776
P3TGAI diharapkan kinerja layanan irigasi kecil, lokasi; OP Bendungan, Danau, Situ, Embung
irigasi desa, dan irigasi tersier dapat meningkat di 2.186 lokasi; dengan total anggaran sebesar
sesuai kebutuhan, serta manfaat sosial-ekonomi Rp1,65 triliun. Kegiatan OP dengan pola PKT
langsung dan kesejahteraan para petani dan tahun 2021. Hingga September 2021, kegiatan
masyarakat perdesaan dapat menjadi lebih baik. ini telah memberikan manfaat kepada sebanyak
Secara keseluruhan program ini turut memberikan 126.358 orang tenaga kerja, jumlah ini melebihi
kontribusi pada pencapaian tujuan Ketahanan target yang ditentukan sebesar 89.576 orang.
Pangan. Pada tahun 2021, P3TGAI dilaksanakan
di 12.000 lokasi dengan anggaran sebesar Rp2,7 Pada tahun 2021, kegiatan padat karya bidang
triliun dengan pelaksanaan yang berpedoman SDA juga ditambah dengan Tugas Pembantuan
pada Peraturan Menteri PUPR Nomor 4 Tahun OP irigasi dan rawa di 3.083 lokasi dengan
2021 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program anggaran Rp0,66 triliun; serta kegiatan
Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi. kontraktual sebanyak 978 paket yang secara
Kegiatan ini diharapkan mampu memberikan parsial dilaksanakan dengan pola padat karya.
manfaat penyerapan tenaga kerja sebanyak Tambahan pekerjaan ini hingga September 2021
193.924 orang (Sumber-10). telah menambah manfaat sebanyak 49.106 orang
tenaga kerja atau telah melebihi dari rencana
Kegiatan yang kedua adalah Pembangunan sebanyak 33.557 orang.
Akuifer Buatan Simpanan Air Hujan (ABSAH).
Pembangunan ABSAH mulai dilakukan PKT BIDANG BINA MARGA
menggunakan skema PKT pada tahun 2020.
Kegiatan ABSAH berupa pembangunan Pada Bidang Bina Marga, pada tahun 2021
infrastruktur penyediaan air baku mandiri yang Kementerian PUPR melaksanakan PKT dengan
berfungsi untuk menampung air hujan dalam alokasi sebesar Rp6,69 triliun yang direncanakan
tampungan yang disaring dengan media akuifer dapat menyerap 273.603 tenaga kerja. Alokasi
buatan dengan menggunakan tenaga masyarakat ini jauh lebih besar dibandingkan tahun 2020
setempat. Pada tahun 2021, kementerian PUPR sebesar Rp0,748 triliun.
melaksanakan ABSAH dengan anggaran sebesar
Rp0,15 triliun di di 553 lokasi dengan target Pada tahun ini pola padat karya dilaksanakan pada
penyerapan tenaga kerja sebanyak 3.461 orang. program reguler meliputi kegiatan preservasi

608 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Mitigasi Dampak Pandemi Covid-19 dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

jalan dan jembatan, revitalisasi drainase dengan Kegiatan kedua adalah Program Sanitasi
total anggaran Rp3,09 triliun dengan Selain itu Berbasis Masyarakat atau Sanimas. Sanimas
pada tahun 2021 terdapat penambahan yaitu merupakan program penyediaan prasarana
pelaksanaan kontraktual dengan pola padat air limbah bagi masyarakat di daerah
karya senilai Rp2,79 triliun dan padat karya pada kumuh padat perkotaan. Mulai tahun 2005
OP jalan tol oleh BUJT sebesar Rp0,8 triliun. Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk
meningkatkan sumber daya dalam mendukung
PKT BIDANG CIPTA KARYA replikasi dan peningkatan pendekatan fasilitas
sanitasi terpusat berbasis masyarakat secara
Tahun 2021, pada bidang permukiman/Cipta nasional melalui program Sanimas ini (Sumber 7).
Karya melaksanakan alokasi sebesar Rp5,29
triliun untuk program padat karya. Alokasi Fokus kegiatan Sanimas adalah penanganan
tersebut termasuk 5 kegiatan serta tambahan limbah rumah tangga, khususnya air limbah
berupa pekerjaan kontraktual yang dilaksanakan dan tinja manusia. Konsep pemberdayaan
dengan pola padat karya. Pelaksanaan Padat masyarakat dengan pendekatan terhadap
karya Bidang Cipta Karya berpedoman pada prinsip-prinsip pembangunan air minum dan
Surat Edaran Dirjen Cipta Karya Nomor 04/SE/ penyehatan lingkungan seperti: pilihan terhadap
DC/2021 tentang Pedoman Teknis Kegiatan prasarana sarana yang dibutuhkan, peran aktif
Padat Karya Direktorat Jenderal Cipta Karya. dalam penyusunan perencanaan pembangunan
fisik, termasuk mengelola dan jika mungkin untuk
Kegiatan PKT yang pertama adalah Program dapat mengembangkan menjadi utama untuk
Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis mendapatkan manfaat yang berkesinambungan
Masyarakat (Pamsimas) dan SPAM Desa (Sumber-8). Kementerian PUPR telah
Padat Karya. Pamsimas merupakan platform melaksanakan program ini sejak tahun 2006.
pembangunan air minum dan sanitasi perdesaan Pada tahun 2021 Kementerian PUPR dengan
yang dilaksanakan dengan pendekatan berbasis alokasi sebesar Rp3,09 triliun melaksanakan
masyarakat. Pamsimas pertama dilaksanakan kegiatan Sanimas di 1.260 lokasi, Sanitasi Desa
pada tahun 2008 (Sumber-5). Program di 250 lokasi, dan Sanitasi Pondok Pesantren di
Pamsimas yang dilaksanakan sejak 2008-2020 2.000 lokasi. Hingga September 2021 kegiatan ini
dinilai telah berhasil menambah akses air minum telah memberikan manfaat kepada 43.812 orang
aman bagi lebih dari 27.000 desa/kelurahan tenaga kerja atau telah melebihi dari target
yang tersebar di seluruh Indonesia. Pada tahun sejumlah 30.647 orang tenaga kerja (Sumber-10).
2021, kegiatan Pamsimas dilaksanakan di 4.526
desa dengan anggaran Rp0,94 triliun. Hingga Dalam upaya peningkatan kesehatan
September 2021 kegiatan ini telah memberikan lingkungan masyarakat, Kementerian PUPR
manfaat kepada 58.060 orang tenaga kerja atau juga melaksanakan kegiatan Penyelenggaraan
telah melebihi dari target sejumlah 44.580 orang Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-
tenaga kerja (Sumber-10). Recycle (TPS-3R). Kegiatan ini merupakan pola
pendekatan pengelolaan persampahan pada
skala komunal atau kawasan. TPS-3R melibatkan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 609


peran aktif pemerintah dan masyarakat, melalui strategis dalam mempercepat penanganan
pendekatan pemberdayaan masyarakat, permukiman kumuh di perkotaan. Program
termasuk untuk masyarakat berpenghasilan ini bertujuan meningkatkan akses terhadap
rendah dan/atau yang tinggal di permukiman infrastruktur dan pelayanan dasar di permukiman
yang padat dan kumuh. Pada tahun 2021, kumuh perkotaan dan mencegah timbulnya
Kementerian PUPR melaksanakan program permukiman kumuh baru dalam rangka untuk
TPS-3R di 147 lokasi dengan biaya Rp0,09 mendukung terwujudnya permukiman perkotaan
triliun. Kegiatan ini diproyeksikan untuk dapat yang layak huni, produktif, dan berkelanjutan.
memberikan manfaat kepada 3.288 orang tenaga Komponen dalam program ini meliputi perbaikan
kerja. Hingga status triwulan 3 tahun 2021, saluran, pembangunan tempat penampungan
kegiatan ini telah memberikan manfaat sejumlah sampah (TPS), pembangunan jalan lingkungan,
4.098 orang tenaga kerja dan telah melebihi dari penanggulangan kebakaran (jalur evakuasi),
target sejumlah 3.288 orang. dan ruang terbuka hijau (RTH). Pada tahun 2021
dilaksanakan sebanyak 2.099 lokasi dengan
Dalam pola PKT, Kementerian PUPR juga anggaran Rp0,98 triliun dan hingga September
menyediakan atau meningkatkan infrastruktur 2021 telah mampu menyerap tenaga kerja
dengan pendekatan partisipasi masyarakat sebanyak 150.439 orang.
dalam skala kawasan untuk meningkatkan
sosial ekonomi masyarakat (Pengembangan Selain program yang telah rutin dilaksanakan,
Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah/PISEW). seperti pada pola padat karya Bidang SDA dan
Pada umumnya infrastruktur yang dibangun BM, pada tahun 2021 bidang Cipta Karya juga
melalui dana PISEW adalah jalan produksi melaksanakan kontraktual dengan pola padat
menunjang produksi pertanian, perkebunan, karya seperti air minum, prasarana strategis dan
atau perikanan, serta industri. Selain itu dalam drainase di 161 lokasi dengan anggaran Rp0,23
skala kecamatan atau perdesaan juga dilakukan triliun yang diharapkan dapat menyerap 31.751
pembangunan infrastruktur dasar seperti orang tenaga kerja.
jembatan kecil, peningkatan kualitas air minum
dan sanitasi, serta membangun infrastruktur PKT BIDANG PERUMAHAN
pendukung produksi sehingga dapat
memberikan manfaat meningkatkan kapasitas Program Padat Karya Tunai bidang Perumahan
produksi komoditas unggulan dan potensi lokal. meliputi kegiatan Bantuan Stimulan Perumahan
Pada tahun 2021 PISEW dilaksanakan di 1.500 Swadaya (BSPS). Pelaksanaan BPPS berpedoman
kecamatan dengan anggaran Rp0,9 triliun. pada Peraturan Menteri PUPR Nomor 07/
Pisew diharapkan dapat memberikan manfaat PRT/M/2018 Tahun 2018 tentang Bantuan
kepada 23.715 orang tenaga kerja. Stimulan Perumahan Swadaya. Pada tahun
2021 BSPS senilai total Rp4,11 triliun diharapkan
Kegiatan bidang permukiman/Cipta Karya yang dapat disalurkan untuk 190.130 unit. Hingga akhir
secara rutin tiap tahun dilaksanakan melalui September 2021 telah memberikan manfaat
pola padat karya adalah Kotaku atau Kota Tanpa kepada sebanyak 83.451 orang tenaga kerja
Kumuh. Kotaku merupakan salah satu upaya (Sumber-10).

610 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Mitigasi Dampak Pandemi Covid-19 dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

PENUTUP Namun demikian, pelaksanaan program PKT


memiliki tantangan tersendiri. Kurangnya tenaga
Pemerintah melaksanakan berbagai kebijakan lokal pada daerah lokasi pekerjaan menyebabkan
dalam penanganan pandemi COVID-19, antara perlunya mobilisasi dengan tetap dalam protokol
lain kebijakan PEN. Di tahun 2021, sebesar total kesehatan yang ketat untuk mengurangi
Rp744,75 triliun dialokasikan untuk penanganan penyebaran Pandemi COVID-19.
COVID-19, alokasi ini naik dari tahun 2020 sebesar
Rp699,43 triliun (Sumber-9). Anggaran tersebut Pola PKT yang berprinsip pelaksanaan dari,
difokuskan terutama pada program-program oleh, dan untuk masyarakat perlu mendapatkan
pendukung Pemulihan Ekonomi Nasional, kepastian atas jaminan mutu terhadap proses dan
diantaranya pembelian produk rakyat/UMKM, hasil pekerjaan. Pelaksanaan PKT Kementerian
dukungan prioritas nasional, serta dukungan PUPR harus tetap berpegang pada petunjuk
Food Estate dan kawasan industri, dan PKT. atau pedoman yang telah ditetapkan. Dengan
pelibatan masyarakat dan penjaminan mutu
Berbagai sumber dana terutama belanja negara pekerjaan, PKT Kementerian PUPR diharapkan
dicurahkan untuk PEN. Tahun 2020 dan 2021, dapat secara langsung memberikan manfaat
pemerintah mengeluarkan kebijakan refocusing yang berkelanjutan bagi masyarakat terdampak
anggaran untuk seluruh Kementerian/Lembaga. serta memberikan kontribusi secara nasional
Refocusing anggaran belanja Kementerian/ yaitu percepatan pertumbuhan ekonomi.
Lembaga tahun 2020 dan 2021 memfokuskan
perencanaan, pemrograman, dan penganggaran
pada infrastruktur yang mendukung Pemulihan
Ekonomi Nasional (PEN). Kementerian PUPR
memperbanyak program PKT hingga 2 kali
lipat. Tidak hanya alokasi yang bertambah,
Kementerian PUPR juga menambah kegiatan
yang dilaksanakan menggunakan Pola PKT.
Peningkatan jumlah alokasi dan kegiatan
diharapkan dapat menjadi solusi dalam
mengatasi dampak pandemi pada masyarakat
serta dapat mempercepat pemulihan
pertumbuhan ekonomi.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 611


DAFTAR PUSTAKA

Sumber-1 https://www.bps.go.id/galeri
Sumber-2 Bahan Rapat Kerja Menteri PUPR Bersama
Komisi V DPR RI tanggal 20 April 2020
Sumber-3 https://setkab.go.id/3-arahan-presiden-
untuk-percepatan-pelaksanaan-program-
padat-karya-tunai/
Sumber-4 Petunjuk Teknis P3TGAI
Sumber-5http://pamsimas.org/profil/ringkasan-
program/
Sumber-6 http://plpbm.pu.go.id/v2/sanimas
Sumber-7 https://www.ampl.or.id/program/sanitasi-
berbasis-masyarakat-sanimas-/3
Sumber-8 https://media.neliti.com/media/
publications/213705-peran-sanimas-terhadap-
kesehatan-lingkun.pdf
Sumber-9 https://kompaspedia.kompas.id/baca/
p a p a ra n -topi k /e kon om i - du n i a - d i - m a s a-
pandemi-COVID-19-dari-dampak-hingga-
proyeksi-pertumbuhan-2021-2022
Sumber-10 emonitoring.pu.go.id
Sumber-11 Bahan rapat Kerja Menteri PUPR Bersama
Komisi V DPR RI, tanggal 17 Maret 2021

Jalan Tol Tanjung Priok, Jakarta

612 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Mitigasi Dampak Pandemi Covid-19 dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 613


8.4
PENERAPAN SMKK DALAM
PENYELENGGARAAN JASA
KONSTRUKSI PADA MASA
PANDEMI COVID-19
Kimron Manik
Direktur Keberlanjutan Konstruksi
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian PUPR

Brawijaya
Kepala Sub Direktorat Keamanan dan Keselamatan Konstruksi
Direktorat Keberlanjutan Konstruksi, Direktorat Jenderal Bina Konstruksi
Kementerian PUPR

Offie N. Putri
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda

Merebaknya pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) di Indonesia di awal


tahun 2020 silam secara signifikan melemahkan berbagai sektor di Indonesia,
tak terkecuali sektor konstruksi. Pembatasan interaksi sosial dan perkumpulan
manusia di tempat umum membuat berbagai pekerjaan termasuk pekerjaan
konstruksi mengalami keterlambatan penyelesaian, tertunda sementara
bahkan terhenti. Berbagai kebijakan dan perubahan harus dilakukan agar sektor
konstruksi tetap berjalan, mengingat perannya yang penting untuk menggerakkan
perekonomian negara.

Dalam pemaparan Bappenas, dinyatakan bahwa indeks nilai konstruksi yang


diselesaikan per subsektor gedung, sipil, dan konstruksi khusus mengalami

614 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Gambar 8.4.1. Grafik Indeks Nilai Konstruksi yang Diselesaikan

kontraksi yang sangat dalam pada triwulan I dan Paradigma Dan Pelaksanaan Penerapan SMKK
triwulan II 2020, meski berangsur pulih pada Dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi Pada
triwulan III dan IV namun masih jauh dari kondisi Masa Pandemi COVID-19
sebelum pandemi COVID-19. Hal tersebut diambil Perlu dipahami bahwa APBN merupakan instrumen
dari data BPS tentang realisasi fisik pekerjaan yang sangat diharapkan dalam TA.2020 untuk
konstruksi yang diselesaikan dan digambarkan membangkitkan pemulihan ekonomi nasional saat
dalam indeks nilai konstruksi pada Gambar 8.4.1. kondisi pandemi COVID-19 ini.
di bawah.
SMKK merupakan bagian dari sistem manajemen
Melambatnya indeks nilai konstruksi yang pelaksanaan pekerjaan konstruksi dalam rangka
diselesaikan adalah akibat dari indeks kondisi menjamin terwujudnya keselamatan konstruksi.
bisnis dan prospek bisnis yang dihadapi oleh para yang didalamnya mengatur pula terkait
pengusaha. Tiga masalah utama yang dihadapi pemenuhan keselamatan dan kesehatan kerja
dalam sektor konstruksi adalah permintaan jasa dan keselamatan lingkungan. Diuraikan dalam
konstruksi secara umum, tingkat persaingan penjelasannya bahwa:
yang tinggi, dan harga bahan bangunan.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 615


a. Keselamatan dan kesehatan kerja salah segera melakukan percepatan penyiapan dan
satunya mencakup pemenuhan keselamatan pembangunan infrastruktur yang diperlukan
terhadap upaya pencegahan kecelakaan kerja dalam rangka penanganan pandemi COVID-19.
dan penyakit akibat kerja; dan pencegahan Amanat dari Inpres tersebut kemudian
penyebaran wabah penyakit dalam lingkungan diejawantahkan oleh menteri PUPR dalam bentuk
kerja dan sekitarnya; Inmen 02/2020 tentang Protokol Pencegahan
b. Keselamatan lingkungan yaitu di antaranya Penyebaran Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)
mencakup pencegahan terhadap dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi yang
terganggunya derajat kesehatan pekerja dan kemudian menjadi pedoman bagi pengguna jasa
kesehatan masyarakat di lingkungan sekitar dan penyedia jasa dalam melaksanakan pekerjaan
pekerjaan konstruksi; dan konstruksi selama pandemi COVID-19.

Terbitnya Inpres 4/2020 yaitu Refocusing Kedua peraturan—Instruksi Presiden No.4 Tahun
Kegiatan, Realokasi Anggaran, Serta Pengadaan 2020 maupun Instruksi Menteri PUPR No. 02/
Barang dan Jasa dalam Rangka Percepatan IN/M/2020—tersebut, didukung dengan terbitnya
Penanganan pandemi COVID-19 dimana PP 14 Tahun 2020 sebagai amanat dari UU Cipta
disebutkan bahwa menteri PUPR melakukan Kerja Tahun 2020, menjadi landasan disahkannya
percepatan penyiapan dan pembangunan Peraturan Menteri PUPR 10 Tahun 2021 tentang
infrastruktur yang diperlukan dalam rangka Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
penanganan pandemi COVID-19. Konstruksi yang mengakomodasi perubahan
SMKK pada penyelenggaraan jasa konstruksi
Inpres 4/2020 ditindaklanjuti dengan Perppu di masa pandemi, yaitu dapat dilakukannya
1/2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan penambahan biaya penerapan SMKK untuk
Stabilitas Sistem Keuangan Untuk Penanganan pemenuhan protokol kesehatan maupun teknis
Pandemi COVID-19 dan Perpres 54/2020 penyusunan Biaya Penerapan SMKK itu sendiri.
tentang Perubahan Postur dan Rincian APBN Dengan hadirnya peraturan ini, penyelenggaraan
TA 2020, maka dilakukan penghematan alokasi Jasa Konstruksi di Indonesia pada masa pandemi
perjalanan sebesar 50%, penundaan paket-paket COVID-19 diharapkan mampu mewujudkan
kontraktual yang belum lelang dan kegiatan kegiatan pembangunan berkualitas dengan turut
non fisik yang dapat dilaksanakan tahun depan, mencegah resiko penyebaran COVID-19 di lokasi
rekomposisi alokasi anggaran paket single-year pekerjaan.
contract (SYC) dan multi-year contract (MYC).
Latar Belakang Perlunya Penerapan SMKK di
Sebagai pioneer, pemerintah mengeluarkan masa Pandemi COVID-19
peraturan Inpres 4/2020 yang mengatur tentang Kita harus sadari bahwa pandemi ini tidak hanya
refocusing kegiatan, realokasi anggaran, serta berdampak pada hal-hal ekonomi, namun juga
pengadaan barang dan jasa dalam rangka produktivitas kerja. Dalam sektor konstruksi,
percepatan penanganan pandemi COVID-19 SDM, metode, material, dan mesin menjadi hal
yang di dalam peraturan tersebut secara yang sangat berpengaruh dalam hasil pekerjaan
khusus menugaskan Menteri PUPR untuk konstruksi.

616 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Mitigasi Dampak Pandemi Covid-19 dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

Dalam menjawab ketidakstabilan yang terjadi, Menyikapi hal tersebut, dengan kebutuhan akan
Kementerian PUPR menyadari bahwa besar sekali percepatan pekerjaan yang tidak meninggalkan
harapan terhadap infrastruktur mendukung mutu, keselamatan konstruksi sudah tentu
upaya penanganan pandemi COVID-19 dengan harus menjadi perhatian, mulai dari tahapan
tujuan: pengadaan barang dan jasa hingga pelaksanaan
a. Meningkatkan kelancaran logistik, pekerjaan konstruksi.
b. Mendukung pemulihan ekonomi,
c. Mendukung ketahanan pangan, Sektor jasa konstruksi di Indonesia harus terus
d. Mengurangi angka pengangguran. berjalan dengan memperhatikan beberapa hal
mengikuti kaidah keselamatan konstruksi, dan
Untuk tercapainya hal tersebut, pembangunan melakukan pengadaan jasa konstruksi yang
infrastruktur tetap harus berjalan, di antaranya kompetitif untuk menghasilkan infrastruktur
melalui: yang berkualitas.
a. Pembangunan fasilitas jalan dan jembatan
sebagai konektivitas dan pengembangan Tercatat sebanyak 12 kejadian kecelakaan
wilayah, pengamanan logistik, pemerataan konstruksi pada triwulan akhir 2019 hingga akhir
dan pemulihan ekonomi; 2020 diinvestigasi oleh Komite Keselamatan
b. Pembangunan fasilitas yang mendukung Konstruksi. Hal ini tentu lebih rendah dari
penanganan COVID-19 dengan pembangunan laporan kecelakaan konstruksi yang sebenarnya
rumah sakit yang dilengkapi fasilitas ruang di lapangan, baik yang tercatat di media massa
observasi dan isolasi; maupun yang tidak.
c. Rehabilitasi fasilitas pendidikan, ibadah,
perekonomian dan pariwisata.
d. Pembangunan bendungan dan jaringan
irigasi sebagai sarana ketahanan pangan dan
pengentasan kemiskinan;
e. Pembangunan Kawasan Strategis
Pariwisata Nasional (KSPN) yang dimulai dari
pembangunan infrastruktur, amenities, event
dan promosi, guna merubah wajah kawasan Tercatat sebanyak 12
dengan cepat, terpadu, dan memberikan kejadian kecelakaan
dampak bagi ekonomi lokal dan nasional
f. Program padat karya yang dilaksanakan di 34 konstruksi pada triwulan
provinsi dan berpotensi menyerap 613.483 akhir 2019 hingga akhir 2020
tenaga kerja lokal, dan; diinvestigasi oleh Komite
g. Pemanfaatan produk dalam negeri dengan
memberikan lebih banyak peluang bagi Keselamatan Konstruksi.
UMKM/kontraktor dengan kualifikasi usaha
berskala kecil.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 617


Gambar 8.4.2. Jumlah Kejadian Kecelakaan Konstruksi pada 2019 - 2020

Kejadian tersebut cukup menjadi pertanyaan agar konstruksi sebagai sektor kritikal tetap
tersendiri, bagaimana laporan masyarakat di mampu selesai sesuai target proyek.
masa pandemi COVID-19 justru sangat cepat
didapat dengan adanya sosial media. Beberapa aturan untuk preventif dan
penanggulangan pandemi COVID-19 di lapangan
Perubahan tersebut juga dirasakan dalam telah dibuat, salah satunya melalui Inmen 02/2019
penyelenggaraan konstruksi dan pembinaan tentang Protokol Pencegahan Penyebaran
kompetensi tenaga kerja konstruksi, terutama di COVID-19 dalam Penyelenggaraan Jasa
kementerian PUPR. Kegiatan yang sebelumnya Konstruksi yang secara singkat digambarkan
tidak ada terbatas dalam bertatap muka, menjadi dalam alur di layar, dimana baik penyedia maupun
terbatas dan berubah akibat diberlakukannya pengguna jasa pekerjaan konstruksi tidak boleh
kebijakan daring atau online. Namun justru lepas tanggung jawab untuk penanggulangan
dengan metode daring dan diimbangi dengan COVID-19 ini.
metode pembelajaran mandiri yang cukup, akan
meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam Pada dasarnya, Inmen PUPR No. 02/IN/M/2020
pembelajaran. merupakan komitmen dan langkah awal
kementerian PUPR untuk memberikan
Tujuan Pengaturan Penerapan SMKK perlindungan terhadap penyelenggaraan jasa
Menyikapi kebutuhan percepatan pembangunan konstruksi yang tengah berlangsung agar tetap
dengan memperhatikan kualitas dan keselamatan dapat menyelesaikan pembangunan infrastruktur
di era pandemi COVID-19, Pemerintah Indonesia dalam rangka menjaga keberlanjutan ekonomi di
dengan sigap mengeluarkan kebijakan setingkat tengah pandemi COVID-19.
instruksi presiden hingga surat edaran menteri

618 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Mitigasi Dampak Pandemi Covid-19 dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

Inmen 2/2020 tersebut merupakan bagian penyelenggaraan jasa konstruksi tidak hanya
dari keseluruhan kebijakan untuk mewujudkan tentang protokol umum pencegahan seperti
keselamatan konstruksi pada setiap tahapan self-risk preventif and assessment namun
penyelenggaraan konstruksi yang dilakukan baik juga mengatur bagaimana pelaksanaan jasa
oleh pemerintah, pemerintah daerah, BUMN, konsultasi, pekerjaan konstruksi, padat
maupun investasi swasta atau gabungan. Secara karya, hingga pemantauan dan evaluasi (PE)
umum, Instruksi Menteri tersebut memuat keselamatan konstruksi dengan mengikuti
mekanisme tentang protokol pencegahan kaidah protokol kesehatan, diantaranya:
COVID-19 dalam penyelenggaraan jasa a. Wajib membentuk Satgas Pencegahan
konstruksi, yaitu COVID-19;
1. Protokol pencegahan COVID-19 dalam b. Memenuhi ketentuan pengadaan fasilitas
penyelenggaraan jasa konstruksi. kesehatan di lokasi pekerjaan konstruksi;
yang memuat skema dan mekanisme c. Memenuhi mekanisme penerimaan material/
protokol pencegahan COVID-19 dalam peralatan;
penyelenggaraan jasa konstruksi. Protokol d. Menjalankan metode pelaksanaan pekerjaan
tersebut diawali dengan pembentukan satgas dengan memperhatikan pengendalian
pencegahan COVID-19, identifikasi potensi penyebaran COVID-19 (physical distancing dan
bahaya COVID-19 di lapangan, penyediaan komposisi jumlah pekerja);
fasilitas kesehatan, hingga pelaksanaan e. Mengatur beban pembiayaan dalam
pencegahan COVID-19 di lapangan. pelaksanaan protokol pencegahan COVID-19;
2. Tindak lanjut terhadap kontrak f. Memanfaatkan ketersediaan teknologi visual
penyelenggaraan jasa konstruksi. real time dalam pengawasan.
Bagian ini memuat terkait penghentian
pekerjaan sementara dan mekanismenya, Substansi Pengaturan Penerapan SMKK pada
mekanisme pengujian pemenuhan terhadap Masa Pandemi dalam Permen PUPR Nomor 10
pembayaran upah tenaga kerja konstruksi Tahun 2021
dan subkontraktor/produsen, tak terkecuali Pengaturan penerapan SMKK dalam
pemasok selama masa penghentian penyelenggaraan jasa konstruksi pada masa
sementara. pandemi COVID-19 bertujuan agar mekanisme
3. Protokol pencegahan COVID-19 dalam tentang protokol pencegahan COVID-19 dalam
pelaksanaan pengadaan barang jasa penyelenggaraan jasa konstruksi sesuai amanat
konstruksi, yang mengatur mekanisme Inmen PUPR 02/2020 dapat terimplementasikan
kehadiran hingga pendampingan dalam yakni dengan mengakomodirnya di dalam
pelaksanaan pengadaan barang dan jasa bagi dokumen penerapan SMKK, serta untuk
tim pokja, secara offline dan/atau online. mendukung keberlangsungan penyelenggaraan
jasa konstruksi agar berjalan dengan aman,
Kemudian telah terbit SE Menteri PUPR Nomor efektif, dan efisien untuk percepatan
18 Tahun 2020 yaitu bagaimana pelaksanaan pembangunan infrastruktur.
tatanan dan adaptasi kebiasaan baru dalam

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 619


Pelaksanaan penerapan SMKK di masa pandemi
COVID-19 sesuai dengan Permen PUPR 10/2021
memiliki dua sasaran kelompok pekerjaan, yakni
pekerjaan yang telah berjalan dari sebelum
pandemi COVID-19 dan pekerjaan yang akan
dilelangkan. Untuk pekerjaan yang telah berjalan,
sesuai dengan Permen PUPR tersebut, dapat
diajukan tambahan biaya penerapan SMKK
untuk protokol kesehatan seperti pembuatan
tempat mencuci tangan, sarana isolasi mandiri,
sarana prasarana self-assessment COVID-19,
dan kebutuhan vitamin. Kebutuhan protokol
kesehatan tersebut dapat diakomodir dalam
Biaya Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi (SMKK) pada komponen 6 (enam) yakni
fasilitas sarana, prasarana, dan alat kesehatan.
Sedang untuk pekerjaan yang akan dilelangkan,
pengguna jasa dapat memasukkan penanganan
pandemi COVID-19 yang dibutuhkan ke dalam
Harga Perkiraan Sendiri (HPS).

Pencegahan COVID-19 dalam dokumen RKK


yakni dengan penyesuaian elemen SMKK dalam Penyemprotan Disinfektan
dilingkungan Kantor Pusat PUPR
pencegahan dampak COVID-19, diantaranya:
a) Kepedulian pimpinan terhadap isu eksternal
dan internal, dimana pandemi COVID-19
menjadi salah satu isu internal untuk disusun e) Komunikasi, yaitu diantaranya adanya agenda
sasaran dan program penanggulangannya; pengarahan dan sarana lain terkait protokol
b) Mengidentifikasi bahaya, penilaian risiko, COVID-19 di lokasi proyek;
pengendalian, dan peluang, yaitu diantaranya f) Pengelolaan kesehatan kerja oleh kontraktor;
pengendalian risiko dengan aspek manusia g) Pengelolaan keselamatan konstruksi oleh
dan aspek manajemen untuk penanggulangan konsultan pengawas.
penyebaran COVID-19 di dalam pekerjaan
konstruksi; Pencegahan COVID-19 dalam dokumen
c) Rencana tindakan yang tertuang dalam RMPK yakni dengan penyesuaian komponen
sasaran dan program, yang merupakan RMPK dalam pencegahan dampak COVID-19,
turunan dari uraian pengendalian risiko; sekurangnya: Work Method Statement yang
d) Biaya penerapan SMKK, dimana dalam memuat metode kerja, tenaga kerja, peralatan,
Permen PUPR 10/2021 tercantum dengan material, serta aspek K3 pada pekerjaan
jelas uraian pembiayaannya; tersebut.

620 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Mitigasi Dampak Pandemi Covid-19 dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

keteknikan konstruksi, keselamatan dan


kesehatan kerja, keselamatan publik,
keselamatan lingkungan dan pencegahan
penyebaran wabah penyakit dalam lingkungan
kerja. Salah satu hal penting pemenuhan
penerapan SMKK di masa pandemi COVID-19
adalah kesehatan, dimana kesehatan tenaga
kerja merupakan satu hal penting yang harus
diperhatikan dalam pelaksanaan suatu pekerjaan
konstruksi .

Penerapan protokol kesehatan menjadi salah


satu syarat wajib di masa pandemi COVID-19,
penerapan protokol kesehatan inilah yang
mencegah penularan COVID-19 sehingga
mampu meredam laju penularannya. Penerapan
Instruksi Menteri PUPR Nomor 2 Tahun 2020
tentang Protokol Pencegahan Penyebaran
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan SE
PUPR 18/2020 tentang Tatanan Hidup Normal
Baru (New Normal) Dalam Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi di Kementerian PUPR dapat dilakukan
baik oleh penyedia jasa maupun pengguna jasa,
dalam hal penerapan protokol kesehatan di
lokasi pekerjaan seperti:
∙ Pembentukan Satgas Pencegahan COVID-19
Pencegahan COVID-19 dalam dokumen Program Satuan petugas atau disebut Satgas
Mutu yakni dengan penyesuaian komponen Pencegahan COVID-19 merupakan bagian dari
program mutu dalam pencegahan dampak unit keselamatan konstruksi yang bertujuan
COVID-19, sekurangnya: pengendalian pekerjaan, untuk mencegah penularan COVID-19 di
yang memastikan pelaksanaan kegiatan sesuai dalam lokasi pekerjaan. Bentuk pencegahan
dengan perencanaan kegiatan, metode kerja, yang dilakukan mulai dari pemberian
dan acuan/ prosedur kerja yang digunakan. sosialisasi, berkoordinasi dengan satgas
penanggulangan COVID-19 Kementerian
Contoh Penerapan Protokol Kesehatan di Lokasi PUPR, pemeriksaan kesehatan baik dari
Pekerjaan pekerja maupun tamu, dan pengadaan
Sistem manajemen keselamatan konstruksi fasilitas kesehatan lainnya.
(SMKK) merupakan pemenuhan terhadap
standar keamanan, keselamatan, kesehatan, dan ∙ Penyediaan Fasilitas Kesehatan
keberlanjutan dengan menjamin keselamatan Fasilitas kesehatan diadakan untuk

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 621


Penerapan Protokol Kesehatan di
Projek Stadion Papua

pencegahan hingga perawatan apabila ada setelah memegang peralatan kerja, tidak
tenaga kerja yang sakit, seperti tersedianya kontak fisik dengan pekerja lain, hingga
ruangan klinik yang dilengkapi oleh sarana membersihkan diri atau mandi setelah berada
kesehatan yang memadai, fasilitas tambahan di lapangan. Contoh lain, seperti penerapan
(tempat mencuci tangan dilengkapi dengan SOP ketika memasuki ruangan kantor, yaitu
sabun dan hand sanitizer). tenaga kerja yang tiba di kantor mencuci
tangan menggunakan sabun, bila mengantri
∙ Penerapan Standar Operasional Prosedur berusaha menjaga jarak, mengukur suhu
(SOP) tubuh dan memasuki ruangan dengan
Penerapan standar operasional prosedur menggunakan masker dan tetap menjaga
(SOP) atau prosedur tetap (Protap) jarak.
merupakan salah satu langkah untuk
mencegah penyebaran COVID-19, seperti ∙ Pemasangan Himbauan Pencegahan
menerapkan SOP bekerja di lapangan yaitu COVID-19
dimulai dari wajib menggunakan masker, Selain pemasangan himbauan untuk K3
tool box meeting dengan menerapkan jaga diperlukan himbauan atau poster pencegahan
jarak, berusaha menjaga jarak dengan COVID-19 baik fisik ataupun digital untuk
pekerja lain ketika di lapangan, menggunakan selalu mengingatkan penggunaan protokol
handsanitizer atau segera mencuci tangan kesehatan di lingkungan kerja.

622 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Mitigasi Dampak Pandemi Covid-19 dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI DAFTAR PUSTAKA

Penerapan SMKK di dalam pandemi COVID-19 ini Instruksi Menteri PUPR Nomor 2 Tahun 2020 tentang
dapat menekan laju penyebaran virus ini dengan Protokol Pencegahan Penyebaran Coronavirus
menerapkan protokol kesehatan yang berlaku Disease 2019 (COVID-19) Dalam Penyelenggaraan
sesuai dengan Instruksi Menteri PUPR Nomor Jasa Konstruksi
2 Tahun 2020 tentang Protokol Pencegahan Surat Edaran Menteri PUPR Nomor 18 Tahun 2020
Penyebaran Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) tentang Pedoman Pelaksanaan Tatanan
dan SE Menteri PUPR 18 tahun 2020 tentang Hidup Normal Baru (New Normal) dalam
Pelaksanaan Tatanan Hidup Normal Baru Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
(New Normal) Dalam Penyelenggaraan Jasa Peraturan Menteri PUPR No. 10 Tahun 2021 Tentang
Konstruksi. Sehingga kedua peraturan untuk Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
protokol kesehatan tersebut diterapkan dalam Konstruksi (SMKK)
Peraturan Menteri PUPR 10 Tahun 2021 tentang Rencana Keselamatan Konstruksi Proyek
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pelatihan
Konstruksi yang mengakomodasi perubahan Konstruksi Layang
SMKK pada penyelenggaraan jasa konstruksi Brawijaya, 2021, “Mewujudkan Konstruksi
di masa pandemi, baik berupa relaksasi berkeselamatan dengan penerapan Sistem
penambahan biaya penerapan SMKK untuk Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK)
pemenuhan protokol kesehatan maupun teknis sesuai Peraturan Menteri PUPR Nomor 21 Tahun
penyusunan biaya penerapan SMKK itu sendiri 2019 tentang Pedoman Sistem Manajemen
dan untuk selalu memperbaharui SOP seiring Keselamatan Konstruksi (SMKK)”, ISBN 978-623-
dengan perkembangan peraturan yang berlaku 9618-1-3, Jakarta.
agar penyelenggaraan konstruksi dapat berjalan Kementerian PPN/Bappenas, 2021, “Pendalaman
dengan baik. Rencana Strategis Direktorat Jenderal Bina
Konstruksi 2020-2024”, Jakarta.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 623


8.5
UPAYA PEMULIHAN BADAN
USAHA JASA KONSULTANSI
KONSTRUKSI YANG
TERDAMPAK PANDEMI
COVID-19
H. Peter Frans
Ketua Umum Dewan Pengurus Nasional
Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (INKINDO)

PENDAHULUAN

Pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia pada awal 2020 sangat berpengaruh
terhadap iklim usaha jasa konstruksi. Banyak proyek-proyek yang didanai oleh
APBN dan APBD ditunda atau dibatalkan karena ada kebijakan refocusing anggaran
yang lebih ditujukkan kepada penanganan pandemi COVID-19. Pada sektor swasta
kondisinya jauh lebih buruk. Menurut REI (Real Estate Indonesia) pandemi COVID-19
berdampak pada berkurangnya penjualan sektor properti di subsektor perumahan
mencapai 50 hingga 60 persen.

Kondisi tersebut sangat berdampak pada bisnis usaha jasa konstruksi secara
umum, sehingga banyak penyedia jasa konsultansi konstruksi mengalami
penurunan omzet perusahaan sangat signifikan, sehingga harus melakukan
PHK karyawan, bahkan banyak perusahaan yang terpaksa harus gulung tikar.
Namun demikian ada cahaya di ujung terowongan. Kebijakan pemerintah untuk
tetap memprioritaskan pembangunan infrastruktur, khususnya untuk proyek-

624 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


proyek Strategis Nasional, dan keberhasilan (WHO) sejak 11 Maret 2020, Pemerintah telah
penanganan pandemi COVID-19 melalui program menerbitkan beberapa kebijakan, salah satunya
vaksinasi yang intensif, memberikan optimisme adalah Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2020
pemulihan iklim usaha jasa konstruksi yang lebih Tentang Refocusing, Realokasi Anggaran, Serta
baik di masa depan. Pengadaan Barang dan Jasa Dalam Rangka
Percepatan Penanganan Coronavirus Diseases
Ada semacam “blessing in disguise”, karena 2019 (COVID-19). Hal ini telah menyebabkan
Pandemi COVID-19 telah menuntut sektor terjadinya pengurangan anggaran untuk
konstruksi untuk lebih cepat memanfaatkan pengadaan Jasa Konstruksi, yang dibiayai oleh
Teknologi 4.0. Hal ini merupakan peluang APBN dan APBD. Selanjutnya pada tanggal 31
sekaligus tantangan bagi para pelaku Maret 2020 diterbitkan PP Nomor 21 Tahun 2020
usaha jasa konstruksi ke depan. Kebijakan Tentang Pembatasan Berskala Besar Dalam
affirmative pemerintah sangat diperlukan Rangka Percepatan Penanganan COVID-19, yang
untuk menciptakan regulasi yang kondusif. sangat mempengaruhi kinerja jasa konstruksi.
Di sisi lain, peran Asosiasi Badan Usaha Jasa
Konstruksi juga sangat strategis dalam Dampak Pandemi COVID-19 terhadap Badan
melakukan pengembangan usaha berkelanjutan Usaha Jasa Konsultan
sebagaimana diamanatkan dalam UU No 2 Untuk mengetahui dampak Pandemi COVID -19
Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi, dan aturan terhadap badan usaha jasa konsultan, pada bulan
turunannya. Sebagai studi kasus, tulisan ini Juni-Juli 2020, DPN INKINDO melakukan survei
akan menyoroti dampak COVID-19 terhadap terhadap Anggota INKINDO di seluruh Indonesia,
badan usaha jasa konsultansi Anggota INKINDO, dengan hasil sebagai berikut :
berdasarkan hasil survei. Ikatan Nasional a. Sumber Pendanaan & Relokasi Anggaran
Konsultan Indonesia (INKINDO) merupakan ∙ Sumber pendanaan perusahaan konsultan
Asosiasi Badan Usaha Jasa Konsultan pertama paling besar berasal dari APBD, dan yang
di Indonesia, berdiri sejak tahun 1979, dan saat paling kecil berasal dari Dana Asing.
ini beranggotakan 6.664 badan usaha konsultan, ∙ 31% perusahaan konsultan yang sumber
tersebar di 34 provinsi di seluruh Indonesia. pendanaannya berasal dari APBN terkena
INKINDO merupakan salah satu asosiasi badan dampak realokasi anggaran antara 25-50%
usaha jasa konsultansi yang telah terakreditasi ∙ 34% perusahaan konsultan yang sumber
oleh LPJK. INKINDO telah membentuk Lembaga pendanaannya berasal dari APBD terkena
Sertifikasi INKINDO (LSI) pada bulan Agustus dampak realokasi anggaran lebih dari 75%.
2021 lalu sudah mendapatkan dilensi dari LPJK. ∙ 35 % perusahaan konsultan yang sumber
pendanaannya berasal dari BUMN terkena
URAIAN dampak realokasi anggaran kurang dari
25%.
Kebijakan Pemerintah terkait pandemi COVID-19 b. Dampak Anggaran Swasta dan Asing
Sejak terjadinya pandemi COVID-19 di Indonesia ∙ 32% perusahaan konsultan yang
awal 2020 dan ditetapkannya COVID-19 sebagai mendapat anggaran Swasta menyatakan
pandemi global oleh World Health Organization terkena dampak kurang dari 25%.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 625


∙ 56% perusahaan konsultan yang ∙ Terdapat 27% perusahaan tutup akibat
mendapat anggaran Dana Asing terkena dampak COVID-19.
dampak kurang dari 25%. e. Kendala Pelaksanaan Works From Home
c. Dukungan Bagi Karyawan di Era COVID-19 ∙ Keterbatasan data (47 %)
∙ Mayoritas perusahaan menyediakan ∙ Keterbatasan literasi dan kemampuan IT
sarana perlindungan (82%), memiliki (24,3 %)
layanan kesehatan (75%), dan prosedur ∙ Budaya baru yang belum terbiasa (65,2 %)
COVID-19 (66%). f. Kebijakan SDM Perusahaan
∙ Terdapat 2% perusahaan yang memiliki ∙ Pengurangan jam kerja (46,3%)
karyawan terpapar COVID-19. ∙ Pemutusan Hubungan Kerja (10,9%)
∙ Perusahaan tersebut berasal dari provinsi ∙ Merumahkan sementara (44%)
Bali, DKI Jakarta, Jawa Timur, Maluku ∙ Tidak ada kebijakan baru dan beroperasi
Utara, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi seperti biasa (25,4%)
Tengah, Sumatera Barat, dan Sumatera g. Mekanisme Kerja Karyawan
Selatan. ∙ Work From Office, perusahaan beroperasi
d. Kelangsungan Bisnis Perusahaan seperti biasa (25%).
∙ Perusahaan memiliki jaminan aset ∙ Work From Office dengan pembagian
terbesar dalam bentuk kendaraan (51,9%) sistem piket (30%).
dan Tanah/Bangunan (45,2%). ∙ Work from home karyawan bekerja dari
∙ Mayoritas perusahaan (80%) mengalami rumah (29%).
kesulitan permodalan dan finansial. ∙ Tidak bekerja karena perusahaan berhenti
∙ Sebanyak 40% perusahaan belum (16%).
memiliki invoice.

Sumber : Hasil Survei DPN INKINDO Tentang Dampak Pandemi Terhadap Konsultan

626 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Mitigasi Dampak Pandemi Covid-19 dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

Insentif Pajak bangsa sangat ditentukan oleh daya saing


Melalui Revisi PMK No 23 Tahun 2020, Sektor perusahaan, baik di tingkat nasional maupun
Konstruksi dengan 60 KBLI termasuk dalam internasional.” Dalam hal ini peran Pemerintah
wajib pajak terdampak COVID-19 yang menerima sangat penting dalam meningkatkan daya saing
insentif pajak, yaitu: perusahaan konsultan. Pemerintah memiliki
∙ Pemerintah menanggung PPh Pasal 21 posisi yang strategis dalam meningkatkan
pegawai dengan penghasilan bruto tetap dan daya saing perusahaan nasional, karena
teratur yang jumlahnya tidak lebih dari Rp200 berfungsi sebagai pengguna jasa sekaligus
juta dalam setahun 2. regulator. Pemerintah perlu membuat kebijakan
∙ Insentif PPh Pasal 22 pada saat WP yang memihak (affirmative policy), dengan
melakukan impor barang 3. mengutamakan penyedia jasa konsultansi
∙ Insentif pengurangan Angsuran PPh Pasal 25 nasional. Sudah waktunya pemerintah mendirikan
sebesar 30% dari angsuran yang seharusnya Bank Konstruksi untuk meningkatkan daya saing
terutang. industri konstruksi nasional.
∙ Insentif PPN bagi WP yang PPN lebih bayar
restitusinya paling banyak Rp 5 miliar. Sistem SIMPAN
Kebijakan pemerintah menerapkan SIMPAN
Peran Strategis Jasa Konsultansi (Sistem Informasi Pengalaman) untuk badan
Jasa Konsultansi konstruksi memiliki peran usaha dan tenaga ahli konstruksi merupakan
strategis, karena bisa berperan dari hulu hingga hal yang sangat positif karena proses seleksi
hilir dalam siklus hidup proyek konstruksi, konsultan akan lebih efisien. Penyedia jasa
dimulai dari identifikasi, studi, perencanaan, konsultansi tidak perlu membawa berkoper-
pengawasan dan evaluasi suatu proyek. Jasa koper dokumen dalam proses pembuktian.
Konsultansi Konstruksi melalui spesifikasi teknis Pengguna jasa juga dapat memperoleh gambaran
yang dibuatnya mampu menterjemahkan konsep kompetensi badan usaha dan tenaga ahli sesuai
proyek dalam industri rantai pasok konstruksi, dengan kemampuan nyata.
sehingga dapat mendukung penggunaan
produk dan jasa nasional secara optimal, yang Defisit tenaga kerja konstruksi
pada gilirannya mampu menciptakan lapangan Kekurangan atau defisit tenaga ahli di
pekerjaan secara signifikan. Dengan demikian bidang konstruksi sangat mengganggu
dapat dikatakan: “Tidak ada negara maju, tanpa kinerja konsultan. Menurut data Kementerian
konsultan yang maju. Tidak ada negara hebat, PUPR, untuk pekerjaan senilai Rp1 triliun
tanpa konsultan yang hebat, karena Konsultan membutuhkan 14.000 tenaga kerja konstruksi.
membangun peradaban. Pada Tahun 2020, anggaran PUPR sebesar
Rp92,6 triliun, terdiri dari paket pekerjaan
Menurut Prof. Michael E. Porter, pakar konstruksi Rp85,9 triliun dan paket pekerjaan
internasional, penulis buku fenomenal “The jasa konsultan Rp6,7 triliun. Kebutuhan total
Competitive Advantage of Nations” (1990), tenaga kerja konstruksi di PUPR sebanyak
daya saing suatu bangsa akan menentukan 1.296.400 orang. Padahal jumlah tenaga kerja
kesejahteraan rakyatnya. Daya saing suatu konstruksi yang sudah bersertifikat hanya

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 627


610.323 orang. Untuk memenuhi kebutuhan oleh kontraktor terkait. Hal ini menuntut sikap
proyek di Kementerian PUPR saja masih kurang profesionalisme konsultan perencana untuk
686.077 orang. Kalau dilihat secara nasional, tetap mempertahankan integritasnya sebagai
tenaga kerja bersertifikat hanya 7,35% dari total konsultan yang profesional, kendati bekerja
tenaga kerja konstruksi (8.300.299 tenaga kerja di bawah kendali kontraktor. Di sisi lain posisi
konstruksi). Jadi ada gap kebutuhan tenaga ahli konsultan MK (Manajemen Konstruksi) semakin
bersertifikat secara nasional sebesar 7.689.974 penting, karena dalam sistem Design and Build
orang. Hal ini perlu diberikan solusinya, dengan konsultan MK berperan sejak dini, terlibat dalam
mendorong peningkatan jumlah tenaga ahli tahap perencanaan dan tender kontraktor,
bersertifikat oleh asosiasi profesi secara masif. hingga tahap pengawasan. Seleksi konsultan MK
Jika tidak, maka 90% lebih dari konsultan dilakukan oleh pemilik proyek (owner).
nasional berkualifikasi M dan K akan menjadi
“korban” dari penerapan sistem SIMPAN, karena Program Pembinaan Anggota
tenaga ahli akan cenderung memilih bergabung Dalam Pasal 37 UU No 2 Tahun 2017, disebutkan
ke perusahaan yang sudah mapan. bahwa Asosiasi memiliki kewajiban untuk
melakukan “Pengembangan usaha berkelanjutan
Teknologi 4.0 bagi Anggotanya.” Pembentukan Lembaga
Dalam kondisi pasca pandemi (New Normal) Sertifikasi Badan Usaha (LSBU) oleh asosiasi
pelaku usaha jasa konsultansi dituntut terakreditasi, merupakan salah satu upaya untuk
untuk mampu menerapkan teknologi- pemberdayaan asosiasi dalam meningkatkan
teknologi mutakhir dalam menjalankan profesionalisme badan usaha maupun tenaga
bisnisnya. Penerapan teknologi Industri 4.0 ahli bidang konstruksi. Namun pembentukan
sudah merupakan keniscayaan. Persyaratan LSBU sebagai lembaga imparsial dalam fungsi
penggunaan teknologi BIM (Building Information melakukan sertifikasi, tidak bisa terlepas dari
Modelling) perlu diantisipasi oleh para konsultan. eksistensi asosiasi terakreditasi pembentuknya.
Hal itu tidak mudah, karena teknologi BIM Dengan demikian adalah wajar jika asosiasi
memerlukan biaya tinggi. Dalam tahap survei mendapatkan sebagian profit dari LSBU untuk
untuk perencanaan/perancangan penggunaan mendukung program-program Pembinaan
teknologi Drone LiDAR (Light Detector and Asosiasi.
Ranging).
INKINDO telah menyelenggarakan program-
Sistem Design and Build program pengembangan organisasi dan
Pemerintah semakin banyak menerapkan pemberdayaan Anggota, antara lain:
kebijakan sistem Design and Build dalam ∙ Menyusun Roadmap “Menuju INKINDO Emas
pembangunan infrastruktur. Hal ini merupakan 2030”, sebagai wujud kesiapan INKINDO
paradigma baru sistem manajemen proyek dalam menghadapi tantangan ke depan.
yang perlu diantisipasi oleh penyedia jasa ∙ Menyelenggarakan proses pemilihan Ketua
konsultan. Posisi konsultan perencana berada Umum secara demokratis dengan sistem
di bawah kontraktor, dalam posisi sebagai e-Vote dengan konsep “one man one vote”,
subkon, sehingga sistem seleksinya dilakukan dimana setiap anggota memiliki hak untuk

628 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Mitigasi Dampak Pandemi Covid-19 dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

Politeknik Jember, Jawa Timur

memilih Ketua Umum secara langsung dengan of ASEAN Consulting Engineer).


sistem elektronik. INKINDO merupakan Asosiasi ∙ Membentuk Lembaga Sertifikasi INKINDO
pertama yang telah menerapkan sistem e-Vote (LSI) yang sudah mendapat lisensi dari LPJK
dalam pemilihan Ketua Umum. bulan Agustus 2021.
∙ Membangun I-Bridge INKINDO, sebagai media
bagi badan usaha untuk mencari tenaga kerja/ Pemulihan Badan Usaha Terdampak
tenaga ahli. Pemulihan badan usaha jasa konstruksi
∙ Menyelenggarakan acara-acara konstitusional nampaknya mulai mendapat titik terang. Hal itu
organisasi secara daring atau hybrid. disebabkan terjadinya perkembangan ekonom
∙ Pembuatan Kartu Tanda Anggota berbasis makro yang membaik, dari awalnya negatif
online. mulai tumbuh positif. Dalam APBN Tahun 2022,
∙ Berpartisipasi aktif dalam memberikan pertumbuhan ekonomi diproyeksikan sebesar
masukan-masukan kepada Pemerintah dalam 5% lebih. Anggaran Infrastruktur ditetapkan
proses penyusunan regulasi terkait jasa Rp384,8 triliun. Menurut data Kementerian
konsultansi sesuai aspirasi Anggota. PUPR, kebutuhan investasi Kementerian PUPR
∙ Aktif dalam kegiatan-kegiatan organisasi 2020-2024 sebesar Rp2.058 triliun, yang didanai
konsultan internasional FIDIC dan organisasi APBN sekitar Rp632 triliun dan sumber dana lain
konsultan regional ASEAN – FACE (Federation Rp1.435 triliun.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 629


Bendungan Sindang Heula, Serang Banten

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI adanya LSBU yang bisa melayani non anggota
asosiasi pembentuk LSBU, maka persaingan
1. Pandemi COVID-19 telah memberikan dampak antara asosiasi badan usaha sejenis akan
signifikan terhadap kinerja pelaku usaha jasa semakin tajam, sehingga akan terjadi hukum
konsultansi konstruksi, akibat kebijakan alam: survival of the fittest. Persaingan
refocusing anggaran dan penerapan protokol juga akan semakin ketat, antara konsultan
kesehatan melalui kebijakan PSBB. individu dengan konsultan berbadan usaha,
2. Penanganan vaksinasi COVID-19 secara khususnya pada segmentasi kualifikasi
intensif dan alokasi pembangunan konsultan kecil.
Infrastruktur dalam APBN 2022, telah 4. Daya saing suatu negara ditentukan oleh
menimbulkan optimisme terhadap pemulihan daya saing perusahaan, untuk itu diperlukan
badan usaha yang terdampak akibat pandemi kebijakan “affirmative” pemerintah
COVID-19. untuk membuat regulasi yang kondusif
3. Asosiasi memiliki peran strategis dalam serta kebijakan pengadaan barang/jasa
peningkatan profesionalisme Anggota. pemerintah yang memihak kepada penyedia
Dengan telah terbentuknya Lembaga jasa konstruksi nasional.
Sertifikasi Badan Usaha (LSBU) oleh 5. Badan usaha konsultan perlu mengantisipasi
asosiasi terakreditasi, maka Asosiasi perlu penerapan teknologi Industri 4.0, seperti
melakuan perubahan paradigma, dengan teknologi BIM dan sistem Design and
lebih menekankan pada program-program Build dalam penanganan proyek-proyek
pemberdayaan dan pengembangan usaha infrastruktur. Dalam penerapan teknologi
berkelanjutan para Anggotanya, sehingga BIM masih diperlukan dukungan Pemerintah,
bermanfaat bagi para Anggota. Dengan antara lain terkait dengan ketersediaan

630 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Mitigasi Dampak Pandemi Covid-19 dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

operator BIM dan biaya perangkat lunaknya DAFTAR PUSTAKA


yang relatif mahal.
6. Kebijakan SIMPAN oleh Kementerian PUPR Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2020 Tentang
perlu didukung dalam upaya meningkatkan Refocusing, Realokasi Anggaran, Serta
profesionalisme penyedia jasa konsultansi Pengadaan Barang dan Jasa Dalam Rangka
dan menekan biaya proses seleksi konsultan. Percepatan Penanganan Corona Virus Diseases
Namun Pemerintah perlu mendorong 2019 (COVID-19).
peningkatan jumlah tenaga ahli bersertifikat, “Peran INKINDO Sebagai Wadah Bisnis Konsultan di
agar mampu memenuhi kebutuhan proyek. Era New Normal”, Ir. Peter Frans, disampaikan
7. Perlu ada kebijakan relaksasi terhadap dalam Acara Lemtek Fakultas Teknik Universitas
persyaratan pengalaman perusahaan dalam Indonesia “Strategi Konsultan Design &
proses seleksi konsultan dan sertifikasi Engineering Dalam Merespon New Normal”, 11
badan usaha, yang saat ini ditentukan 3 tahun September 2021.
terakhir. Hal itu mengingat dalam kondisi Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 Tentang
pandemi COVID-19 yang berjalan selama Pembatasan Berskala Besar Dalam Rangka
hampir 2 tahun, praktis banyak badan usaha Percepatan Penanganan COVID-19.
yang tidak memiliki kegiatan usaha. Perlem LKPP No 12 Tahun 2021 Tentang Pedoman
8. Relaksasi kredit perbankan dan stimulus Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
perpajakan untuk badan usaha terdampak Pemerintah Melalui Penyedia.
COVID-19 perlu terus dilanjutkan. Kredit Roadmap Menuju INKINDO Emas 2030, “INKINDO
tanpa agunan untuk modal kerja konsultan Mandiri Demi Keunggulan Negeri”, Dewan
kecil dan menengah perlu digalakkan oleh Pengurus Nasional INKINDO, 2018.
sektor perbankan. Pemerintah perlu segera “Sinkronisasi Pengaturan Sektor Jasa Konstruksi
mendorong terbentuknya Bank Konstruksi di dan Keinsinyuran”, Dr. Ir. Putut Marhayudi, Plt.
Indonesia. Direktur Bina Kompetensi dan Produktivitas
9. Pemulihan badan usaha terdampak Konstruksi, Ditjen Bina Konstruksi, Kementerian
Pandemi COVID-19 dapat dilihat dari dua PUPR, disampaikan dalam Webinar INKINDO DKI
sisi. Pertama, badan usaha perlu terus Jakarta, 25 Februari 2020.
meningkatkan kapasitas dan kompetensinya, Survei Dampak COVID-19 Terhadap Konsultan, Dewan
baik dari sisi manajemen, teknologi maupun Pengurus Nasional INKINDO, 2020.
profesionalisme SDM. Untuk perusahaan- The Competitive Advantage of Nations, Michael E.
perusahaan Kecil dan Menengah akan lebih Porter, 1990.
baik melakukan diferensiasi dengan cara Competitive Advantage, Creating And Sustaining
melakukan spesialisasi di bidang-bidang yang Superior Performance”, Michael E. Porter, 1985.
unggul, daripada menjadi konsultan generalis Undang-Undang No 2 Tahun 2017 Tentang Jasa
dengan persaingan yang sangat ketat. Di sisi Konstruksi.
lain, pemerintah juga perlu segera mendorong Undang-Undang No 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja.
peningkatan jumlah tenaga ahli bersertifikat
sesuai kebutuhan pasar.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 631


8.6
STRATEGI BERTAHAN BUJK
PASCA PANDEMI COVID DAN
BERLAKUNYA UU CIPTA
KERJA
Dandung Sri Harninto
Founder dan CEO dari PT Geoforce Indonesia

PENDAHULUAN

Sejak pandemi COVID-19 di awal tahun 2020, bangsa-bangsa di dunia mengalami


perubahan pola kehidupan dan pola kerja secara cepat. Tidak terkecuali hal ini
juga terjadi pada bangsa Indonesia. Produktivitas kerja dengan menggunakan
teknologi informasi semakin dominan, hal ini meningkatkan konsumsi atau belanja
digital dibanding dengan belanja di dalam penyediaan ruang-ruang kerja secara
fisik, pertumbuhan sektor jasa konstruksi termasuk properti yang selama ini
menjadi pendorong utama ekonomi pun melambat. Sehingga sektor ekonomi juga
mengalami imbas sangat besar, hampir semua negara mengalami perlambatan
pertumbuhan ekonomi akibat pandemi ini.

Kita memahami bahwa pandemi COVID-19 ini adalah masalah kesehatan sebagai
ujung awalnya. Namun dalam perkembangannya harus diakui justru banyak
kalangan lebih berfokus pada pertimbangan-pertimbangan non-kesehatan. Ada
banyak negara sukses menangani pandemi ini dengan melakukan menyelesaikan
sektor kesehatannya dulu. Dan sebaliknya, banyak juga contoh negara yang
mempertimbangkan faktor ekonomi sebagai hal utama justru masalah kita
berlarut-larut. Karena jika kita bisa menekan angka kematian atau penyebaran

632 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


virus COVID-19 ini secara baik, maka permasalah bahwa COVID-19 menjadi endemi adalah pilihan
pademik ini juga segera usai dengan cepat dan terbaik. Endemi adalah penyakit yang berjangkit
ekonomi pun akan segera recovery dengan di suatu daerah atau pada suatu golongan
segera. Dua sektor inilah yang harus dikelola masyarakat. Endemi merupakan keadaan atau
secara bijak, sehingga kehidupan normal juga kemunculan suatu penyakit yang konstan atau
bisa segera didapatkan. penyakit tersebut biasa ada di dalam suatu
populasi atau area geografis tertentu. Contoh
Dengan belajar dari perjalan pandemi sejak awal penyakit endemi di Indonesia adalah malaria
2020 hingga saat ini, COVID-19 rasa-rasanya dan demam berdarah dengue (DBD). Pada saat
akan menjadi keniscayaan yang harus kita terima pandemi COVID-19 diubah menjadi endemi
dalam kehidupan kita selanjutnya, banyak ahli COVID-19, pasti memerlukan banyak hal untuk
pandemi memberikan pendapat bahwa pilihan mempersiapkannya, dan tidak terkecuali
hidup berdampingan dengan virus ini adalah kesiapan jasa konstruksi di dalam ikut mengikuti
pilihan satu-satunya jika kita ingin survive dalam pola atau kebiasaan baru di dalam melakukan
membangun ekonomi termasuk di dalamnya jasa penyelesaian-penyelesaian proyek konstruksi.
konstruksi. Beberapa negara sudah menyatakan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 633


URAIAN dari rencana Rp149 triliun pada bulan Juli 2021,
dipotong sekitar Rp18 triliun (https://economy.
Sejak periode awal-awal pandemi COVID-19 okezone.com/read/2021/07/30/320/ 2448714/
sendiri di tahun 2020 sektor jasa kontruksi refocusing-anggaran-basuki-pastikan-proyek-
mengalami kontraksi cukup besar, refokusing infrastruktur-tetap-berjalan).
APBN/APBD menyebabkan pasar jasa konstruksi
mengalami penurunan sangat signifikan. Misal Sejak mengalami gelombang kedua COVID-19
pada bulan April 2020, dari rencana anggaran pada bulan Juni-Agustus 2021, dari data-data
sekitar Rp120 triliun untuk Kementerian yang direlease resmi oleh pemerintah (https://
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebagai COVID19.go.id/peta-sebaran) telah menunjukan
leading sektor konstruksi harus memotong hasil penanganan pandemi yang lebih baik,
sebesar Rp36 triliun yang dialokasikan untuk kasus harian telah mengalami penurunan
penanganan COVID-19 (https://ekonomi.bisnis. sangat signifikan (Gambar 8.6.1.). Harusnya ini
com/read/20200413/45/1226265/kementerian- menjadi pertanda baik, dan diharapkan sektor
pupr-refocusing-anggaran-rp3619-triliun-untuk- jasa konstruksi segera bisa kembali normal dan
COVID-19). Demikian untuk tahun anggaran 2021, sektor ekonomi juga segera membaik.
juga refocusing juga masih harus di lakukan

Gambar 8.6.1. Perkembangan Kasus Terkonfirmasi Positif COVID-19

634 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Mitigasi Dampak Pandemi Covid-19 dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

Namun seiring dengan membaiknya penanganan badan usaha jasa konstruksi memang secara
pandemi ini, dunia jasa konstruksi nasional keseluruhan belum terlihat penurunan jumlah
ternyata secara bersamaan harus berhadapan berarti bahkan relatif tetap. Dengan jumlah
dengan berbagai peraturan-peraturan baru anggaran di Kementerian Pekerjaan Umum
terkait dengan diimplemnntasikannya UU No. dan Perumahan Rakyat mengalami penurunan
2/2017 tentang Jasa Konstruksi dan UU No. signifikan karena pandemi baik pada tahun
11/2020 tentang Cipta Kerja. Dan juga di tengah anggaran 2020 dan 2021, tetapi jumlah badan
semakin berkurangnya pasar jasa konstruksi usaha relatif sama seperti tahun 2019 maka besar
akibat pandemi COVID-19, dengan berlakunya kemungkinan banyak sekali badan usaha yang
berbagai peraturan baru sebagai turunan tidak mendapatkan proyek/pekerjaan selama
UU Cipta Kerja No. 11/2020 dirasakan oleh periode 2020/2021 akibat kue nya sangat kecil.
banyak kalangan justru semakin memperkecil Atau memang mungkin juga karena masa berlaku
kesempatan berusaha. sertifikat badan usaha (SBU) tiga tahun, jumlah
penurunan badan usaha kemungkinan baru akan
Dari data LPJK (Lembaga Pengembangan Jasa terlihat jika melihat data-data terbaru tahun 2021
Konstruksi) hingga tahun 2020 data jumlah dan seterusnya nanti.

Gambar 8.6.2. Jumlah Badan Usaha Jasa Konstruksi Nasional

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 635


Berikut ini beberapa hal yang dirasakan sangat Memang menjadi sebuah dilema besar, di sisi
memberatkan para pelaku jasa konstruksi lain keinginan meningkatkan produktivitas dan
nasional terkait dengan diberlakukannya berbagai kualifikasi pelaku jasa konstruksi bisa dipahami
aturan baru ini, antara lain : dengan memberlakukan persyaratan lebih
1. Persyaratan untuk bisa mendapatkan SBU lengkap dan memadai disaat ingin mendapatkan
(sertifikat badan usaha) semakin banyak sertifikat badan usaha sebagai persyaratan
dan sulit dibandingkan dengan persyaratan mengikuti tender dan melaksanakan pekerjaan.
sebelumnya. Disisi lain tidak bisa juga dipungkiri bahwa tidak
2. Kepemilikan SBU sebagai syarat mengikuti banyak badan usaha yang mampu memenuhi
tender proyek hanya bisa diproses melalui proses tersebut secara baik dan mudah.
LSBU (lembaga sertifikasi badan usaha)
yang hanya boleh dibuat oleh asosiasi badan Dari gambaran penjelasan di atas, maka akan ada
usaha terakreditasi oleh LPJK Kementerian beberapa potensi permasalahan secara nyata di
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. lapangan baik itu akibat langsung dari pandemi
Masih ada banyak asosiasi badan usaha yang COVID-19 maupun akibat implementasi dua
belum bisa lolos dalam akreditasi. undang-undang yakni UU No. 2/2017 dan UU No.
3. Demikian juga pemenuhan persyaratan 11/2020.
penjualan tahunan atau porto folio proyek 1. Jumlah pekerjaan/proyek konstruksi akan
juga semakin membatasi ruang gerak badan mengalami penurunan setidak-tidaknya
usaha, karena hanya mempertimbangkan sampai dua atau tiga tahun mendatang
pengalaman/penjualan 3 tahun terakhir saja. dibandingkan tahun sebelumnya.
Dan jika pengalaman tersebut sudah digunakan 2. Jumlah badan usaha jasa konstruksi juga
untuk pemenuhan salah satu sub-klasifikasi, secara linier akan menyusut secara drastis
maka sudah tidak diperbolehkan digunakan akibat berkurangnya proyek/pekerjaan,
pada sub-klasifikasi lain. yang berpotensi bertambahnya jumlah
4. Persyaratan pemenuhan tenaga kerja terampil pengangguran tenaga kerja konstruksi.
dan ahli di dalam mendapatkan sertifikat badan 3. Jumlah badan usaha tersertifikasi
usaha dirasa semakin sulit dipenuhi oleh pelaku kemungkinan juga menyusut sangat
jasa konstruksi. Badan usaha memerlukan signifikan dikarenakan beratnya persyaratan
jumlah tenaga ahli lebih banyak, karena satu sertifikasi badan usaha.
sub-klasifikasi masing-masing harus memiliki 4. Jumlah tenaga kerja trampil dan ahli
satu PJSKBU (penanggungjawab sub- kontruksi tersertifikasi tidak akan mencukupi
klasifikasi badan usaha). kebutuhan untuk proses sertifikasi badan
5. SKA (ahli) dan SKT (trampil) yang dulu diproses usaha karena lembaga pemberi sertifikat
di asosiasi sekarang harus diproses melalui tenaga kerja konstruksi berkurang dan harus
LSP (lembaga sertifikasi profesi) yang harus melalui LSP (lembaga sertifikasi profesi).
mendapatkan lisensi dari BNSP dengan
persyaratan dan proses yang jauh lebih Selain permasalahan di atas, banyak hal-
komplek. Hanya asosiasi profesi terakreditasi hal positif dari adanya pandemi COVID-19
saja yang berhak membentuk LSP. dan pengaturan-pengaturan baru akibat

636 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Mitigasi Dampak Pandemi Covid-19 dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

Pengerjaan Penataan Lingkungan


sekitar Masjid Istiqlal

implementasi dua undang-undang yakni UU No. 4. Penggunaan sistem informasi terintegrasi


2/2017 dan UU No. 11/2020, antara lain : dalam setiap proses sertifikasi profesi dan
1. Peningkatan kapasitas sumber daya secara badan usaha, akan tersedia big data yang
lebih cepat dan efisien melalui pelatihan- memudahkan pemangku kepentingan di
pelatihan secara daring khusus jenjang ahli. dalam membuat kebijakan di sektor jasa
Sedangkan untuk jenjang terampil, memang konstruksi.
masih memerlukan pelatihan-pelatihan
secara luring (offline). Pandemi COVID-19, telah membuka banyak hal
2. Dengan persyaratan lebih memadai sebagai dan menuntut banyak perubahan mendasar di
pembuktian kompetensi badan usaha dalam kita bekerja, dan salah satunya adalah
akan lebih kompetensi memadai di sub- peningkatan kompetensi dan kemandirian kita di
kualifikasinya dan di dalam melaksanakan sektor jasa konstruksi.
pekerjaannya.
3. Akan banyak bertumbuh kontraktor spesialis
yang memiliki kemampuan maksimal di salah
satu bidang tertentu sehingga akan lebih
efisien.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 637


KESIMPULAN REKOMENDASI

Seperti kata pepatah bak jatuh tertimpa tangga


pula, kira-kira demikianlah kondisi dunia jasa
konstruksi kita saat ini. Saat kondisi sedang sulit
karena imbas pandemi COVID-19, pengaturan
demi pengaturan baru di sektor jasa konstruksi
juga dikejar habis-habisan sebagai konsekuensi
implementasi UU No. 2/2017 tentang Jasa
Konstruksi dan UU No. 11/2020 tentang Cipta Kerja
(omnibus law) dengan segala aturan turunannya.
Ini benar-benar seperti sedang reinstaller seluruh
aturan main dari sektor jasa konstruksi nasional
kita, semua serba baru. Dua instrumentasi sistem
pengakuan kemampuan jasa konstruksi yakni
sertifikasi untuk badan usaha dan sertifikasi
untuk profesi sedang mengalami transformasi
besar-besaran. Di satu sisi ada yang mengatakan
ini baik, tapi tidak dipungkiri juga di sisi lain ini
seperti sebuah “bencana” dalam kemudahan
berusaha di sektor jasa konstruksi.
Pengerjaan Proyek Jembatan

Tapi apapun yang terjadi, semua sudah


ditetapkan dan harus dilaksanakan. Walaupun
dengan tertatih-tatih pelaku jasa konstruksi Ketahanan
suka atau tidak suka, siap tidak siap yaa harus Segera semaksimal mungkin meninggalkan
suka dan siap. Atau memilih untuk meninggalkan ketergantungan besar kita kepada tenaga kerja,
gelanggang dan mundur dari sektor jasa teknologi dan material dari luar negeri (import)
konstruksi berganti haluan ke sektor lain di dalam mengerjakan proyek-proyek konstruksi
yang lebih mudah dan lebih ringan kebutuhan dan infrastruktur nasional kita. Dengan memberi
kualifikasinya. kesempatan kepada industri konstruksi
nasional mendapatkan tuan rumah di negeri
Bagi yang masih siap “running” di sektor jasa sendiri, proyek-proyek APBN/APBD mewajibkan
konstruksi dengan segala peraturan maka menggunakan material dalam negeri semaksimal
setidak-tidaknya ada tiga kata kunci didalam mungkin. Dengan demikian industri konstruksi
mempersiapkan sektor jasa konstruksi secara nasional menjadi semakin kuat. Diperlukan
lebih baik yakni : ketahanan, produktivitas dan political will yang super kuat untuk menciptakan
ekosistem. permintaan (demand) bagi hasil-hasil industri
konstruksi nasional kita pada proyek-proyek
konstruksi dan infrastruktur nasional.

638 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Mitigasi Dampak Pandemi Covid-19 dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

bisa menghasilkan sumber daya manusia unggul


di dalam sektor jasa dan industri konstruksi.

Ekosistem
Ekosistem industri konstruksi harus diperkuat
dan dibangun dari hulu sampai hilir dengan
menggunakan kekuatan industri nasional.
Setiap keputusan sisi hilir di dalam membangun
suatu infrastruktur harus mempertimbangkan
kesiapan industri nasional sampai sisi hulunya.
Setiap proyek yang diputuskan, harus menjadi
lokomotif industri-industri konstruksi nasional
sebagai ikutannya. Rantai pasok konstruksi
harus ditata sedemikian rupa, big data terkait
dengan sumber daya, teknologi dan material
konstruksi harus dikerjakan secara serius
oleh seluruh pemangku kepentingan di sektor
industri konstruksi. Bicara jasa konstruksi tidak
lagi dilepaskan dengan industri konstruksinya,
semua harus dimasukan dalam mata rantai
ekosistem yang kuat dan mandiri.

Penanganan pandemi COVID-19 telah dan sedang


menunjukan hasil yang menggembirakan, hampir
Produktifitas seluruh indikator-indikator menuju kembali
Pandemi COVID-19 dengan segala permasalahan normal. Dan seiring dengan itu, indikator-
ikutannya, masih tetap mampu memberikan efek indikator ekonomi juga telah menunjukan
positif, yakni transfer knowledge menjadi jauh perkembangan yang menggembirakan,
lebih cepat dan murah. Workshop, conference, artinya dalam waktu dekat semua berharap
seminar dan lain-lain dengan sederhana bisa sektor konstruksi juga kembali menggeliat
dilaksanakan secara daring tanpa memerlukan dan pekerjaan tertunda bisa segera dimulai
biaya besar untuk mengumpulkan secara fisik kembali. Peraturan-peraturan baru di sektor
di satu tempat. Peningkatan kemampuan jasa konstruksi juga sudah dan sedang
sumber daya manusia, dengan meng-upgrade diimplementasikan. Optimis dan berpikir positif
keahlian dan keterampilan menjadi investasi terhadap apapun yang ada didepan kita dan itu
utama mendapatkan alternatif metodenya yakni akan membawa untuk kebaikan kita bersama.
secara daring. Produktivitas segala jenjang (DSH).
tenaga kerja harus menjadi konsentrasi semua
pihak, baik itu melalui pendidikan, pelatihan dan
sertifikasi harus didisain secara lebih baik agar

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 639


09
Modernisasi
Pengadaan Jasa
Konstruksi
9.1
REFORMASI PENGADAAN
PEKERJAAN KONSTRUKSI:
ANALISIS KOMPARATIF
PERATURAN PENGADAAN
BARANG/JASA PEMERINTAH
Yuyu Yulianti
Analis Kebijakan Madya Direktorat Pengembangan Iklim Usaha dan Kerjasama
Internasional, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Antonius Lambok Sihombing


Analis Kebijakan Madya Direktorat Pengembangan Strategi dan Kebijakan Pengadaan
Umum, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Dwi Satrianto
Analis Kebijakan Madya Direktorat Pengembangan Strategi dan Kebijakan Pengadaan
Khusus, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Lailatul Mufarokhah
Analis Kebijakan Muda Direktorat Pengembangan Strategi dan Kebijakan Pengadaan
Umum, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Thanthawi Jauhari
Analis Kebijakan Muda Direktorat Pengembangan Strategi dan Kebijakan Pengadaan
Khusus, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Anita Carollin
Analis Kebijakan Muda Direktorat Pengembangan Iklim Usaha dan Kerjasama
Internasional, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Yasmine Permata Sari


Perancang Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Direktorat Pengembangan Strategi dan
Kebijakan Pengadaan Umum, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

642 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


ABSTRAK berfokus pada pengadaan Pekerjaan Konstruksi
yang telah dilaksanakan pada tiga era yaitu
Peraturan pengadaan barang/jasa pemerintah era pertama sebelum dan sampai dengan
mengalami perubahan searah kebijakan pemberlakuan Keppres 80 Tahun 2003; Era kedua
reformasi di Indonesia. Perubahan ini terjadi periode pemberlakukan Peraturan Presiden No.
sebagai bukti bahwa peraturan pengadaan 54 Tahun 2010 dan aturan perubahannya; dan Era
barang/jasa bersifat dinamis dan adaptif terhadap ketiga periode pemberlakuan Peraturan Presiden
perkembangan zaman. Dengan menggunakan No. 16 Tahun 2018 dan aturan perubahannya.
desk analysis yang bersumber pada hasil studi Perbaikan kebijakan pengadaan khususnya pada
literatur dan hasil interview yang dilakukan Pekerjaan Konstruksi terus dilakukan agar dapat
kepada para narasumber, analisis komparatif menjadi best practices di tingkat global.
ditinjau berdasarkan Prinsip Pengadaan
(efisiensi, efektif, transparan, terbuka, adil, PENDAHULUAN
bersaing, akuntabel) dan ‘secondary objective’
pengadaan (yang meliputi keberpihakan pada Latar Belakang
UMK, Pengadaan Berkelanjutan, Produk Dalam Kebijakan pengeluaran pemerintah merupakan
Negeri, dan Keikutsertaan Pelaku Asing). Analisis bagian dari kebijakan fiskal sebagai salah
komparatif dilakukan terhadap peraturan PBJ satu wujud intervensi pemerintah di dalam

Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 643


perekonomian. Fungsi-fungsi yang diemban LKPP. Melalui Keppres No. 80 Tahun 2003,
pemerintah dapat dilakukan dengan kebijakan Presiden telah mengamanatkan untuk perlunya
fiskal (dengan salah satu penekanannya) melalui membentuk suatu lembaga yang mempunyai
kebijakan pengeluaran atau belanja pemerintah. tugas mengembangkan kebijakan PBJ. Pada
Pemerintah melalui kebijakannya melakukan bulan Desember tahun 2007 lahirlah Lembaga
belanja dalam rangka memperoleh barang dan Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
jasa untuk memenuhi kebutuhan publik melalui (LKPP). Sesuai dengan amanat pembentukannya
mekanisme pengadaan barang/jasa pemerintah LKPP bertugas membantu Presiden menyiapkan
(PBJ) (Azwar, 2016). dan menyusun Peraturan Presiden dan aturan
turunannya tentang Pengadaan Barang/Jasa
Peraturan pengadaan barang/jasa pemerintah Pemerintah.
mengalami dinamika/perubahan searah
kebijakan reformasi di Indonesia dimulai pada Pengadaan barang/jasa memegang peranan
tahun 1998. Reformasi mendorong pemerintah penting untuk pertumbuhan ekonomi.
untuk melakukan perubahan dari berbagai aspek Setidaknya 40% – 50% anggaran pemerintah
pemerintahan. Pada tahun 2001 Pemerintah pusat dan pemerintah daerah dialokasikan untuk
Indonesia, World Bank dan Asian Development belanja pengadaan barang/jasa setiap tahunnya.
Bank merekomendasikan profesionalisasi
personel pengadaan dan institusi pengadaan Pengadaan barang/jasa pemerintah terdiri dari
pemerintah di Indonesia. Tahun 2003 - 2004 4 jenis pengadaan yaitu: pengadaan barang/jasa
dilakukan reformasi pengelolaan keuangan lainnya/jasa konsultansi/pekerjaan konstruksi.
negara melalui penerbitan undang-undang Porsi nilai pengadaan pekerjaan konstruksi paling
keuangan negara, yang kemudian menjadi dasar tinggi dibandingkan dengan 3 jenis pengadaan
reformasi pengadaan. lainnya. Sebagai gambaran Pengadaan Pekerjaan
konstruksi sampai saat ini merupakan porsi
Reformasi pengadaan barang/jasa pemerintah terbesar dari total Belanja PBJ digambarkan
tidak bisa dilepaskan dari terbentuknya sebagai berikut:

Tabel 9.1.1. Porsi Pengadaan Pekerjaan Konstruksi 2017-2021

Tahun Nilai (Rp) Proporsi terhadap Semua Jenis Paket (000)


Pengadaan (%)
2017 348T 55% 283
2018 316,9T 53% 264
2019 387,7T 57% 330
2020 317,8T 56% 264
2021 325,25T 52% 270
Sumber : Profil PBJ Tahun 2017 sd. 2021

644 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Modernisasi Pengadaan Jasa Konstruksi

Gambar 9.1.1. Profil Belanja PBJ Nasional berdasarkan Jenis Pengadaan Tahun 2021

Metodologi pendekatan pada prinsip dan tujuan pengadaan.


Sesuai dengan judul tulisan ini, adalah untuk Prinsip pengadaan dimaksud adalah efisien,
meninjau perkembangan reformasi pengadaan efektif, transparan, terbuka, bersaing, adil, dan
pekerjaan konstruksi dalam pengadaan barang akuntabel. Tujuan pengadaan dimaksud berupa;
jasa pemerintah. Untuk itu dalam penulisan kepastian waktu, kepastian biaya, kecepatan,
reformasi pengadaan pekerjaan konstruksi dalam fleksibilitas, tanggung jawab, kompleksitas,
3 era reformasi, yaitu: Era 1 periode sebelum persaingan harga, alokasi risiko dan kualitas (Luu
dan sampai dengan pemberlakuan Keppres et al., 2003). Di samping itu juga memperhatikan
80 Tahun 2003; Era 2 periode pemberlakukan tujuan pengadaan yang lain (secondary objective)
Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 dan aturan seperti; sosial ekonomi, termasuk yang berkaitan
perubahannya; dan Era 3 periode pemberlakuan dengan pengembangan industri konstruksi
Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2018 dan aturan (Watermeyer, 2000).
perubahannya.
REFORMASI KEBIJAKAN PENGADAAN
Tujuan reformasi pengadaan publik biasanya BARANG/JASA
digambarkan dengan peningkatan transparansi,
penurunan korupsi, pencapaian value for Reformasi kebijakan pengadaan pekerjaan
money, dan profesionalisasi SDM pengadaan1). konstruksi dimulai dari perubahan terminologi
Memperhatikan tujuan reformasi pengadaan dari Jasa Pemborongan pada Keppres Nomor
dimaksud, penulisan tulisan ini menggunakan 80 Tahun 2003 menjadi Pekerjaan Konstruksi

1
UK-aid, 2016

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 645


pada Perpres Nomor 54 Tahun 2010. Selanjutnya Kemampuan Dasar menunjukan kemampuan
perubahan definisi dan ruang lingkup Pekerjaan Pelaku Usaha untuk mengerjakan paket
Konstruksi pada Perpres Nomor 16 Tahun 2018. pengadaan Pekerjaan Konstruksi. Nilai
Dimana ruang lingkup Pekerjaan Konstruksi pada Kemampuan Dasar dihitung dari nilai pengalaman
Perpres Nomor 16 Tahun 2018 sesuai dengan pekerjaan tertinggi yang pernah dilakukan oleh
Pekerjaan Konstruksi sebagaimana diatur dalam Pelaku Usaha dalam kurun waktu tertentu. Dalam
UU Jasa Konstruksi. Yang mana sebelumnya 3 era reformasi peraturan pengadaan barang/
pada Perpres Nomor 54 Tahun 2010 ruang jasa pemerintah, kemampuan dasar Pelaku
lingkup Pekerjaan Konstruksi meliputi wujud Usaha dalam mengikuti pengadaan mengalami
fisik lainnya, seperti; pembuatan kapal, pesawat, perubahan. Pada era pertama dihitung dengan
furniture, reboisasi, ataupun wujud fisik lain mengalikan dua nilai pengalaman tertinggi
selain bangunan. selama tujuh tahun terakhir. Pada era kedua
kemampuan dasar ditingkatkan menjadi tiga
Pada Perpres Nomor 16 Tahun 2018 definisi nilai pengalaman tertinggi dalam sepuluh tahun.
pekerjaan konstruksi dikembalikan pada Sementara kenaikan rentang waktu pengalaman
definisi yang ada pada UU Jasa Konstruksi dari 7 (tujuh) tahun menjadi 10 (sepuluh) tahun
yakni pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan merupakan kebijakan untuk memperluas
atau sebagian kegiatan yang meliputi kesempatan keikutsertaan Pelaku Usaha
pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan, karena memberikan masa berlaku pengalaman
pembongkaran, dan pembangunan kembali yang lebih panjang. Sejalan dengan adanya UU
suatu bangunan, sedangkan pembuatan wujud Cipta Kerja, pemerintah menyadari bahwa tidak
fisik lainnya dialihkan ke pengadaan barang mudah bagi Pelaku Usaha untuk mendapatkan
atau pengadaan jasa lainnya. Pada perpres 16 pengalaman kerja, untuk itu pada era ketiga
tahun 2018, ketentuan pengadaan pekerjaan masa berlaku nilai pengalaman tertinggi
konstruksi yakni struktur usaha jasa konstruksi, diperpanjang lagi hingga 15 tahun terakhir.
persyaratan usaha, pemilihan penyedia, kontrak Dapat disimpulkan bahwa kebijakan pemerintah
dan ketentuan lain seperti jaminan, sengketa dan atas nilai Kemampuan Dasar Pelaku Usaha yang
sanksi mengacu pada UU Jasa Konstruksi beserta dipersyaratkan sebagai kualifikasi mengalami
peraturan menteri dan peraturan pedoman di reformasi pada setiap era perubahannya, dan hal
bawahnya. Seiring dengan perubahan arah ini untuk memberikan kemudahan dan perluasan
kebijakan dan amanat UU Cipta Kerja pengaturan kesempatan Pelaku Usaha.
pengadaan pekerjaan konstruksi dikembalikan
lagi untuk diatur dalam peraturan LKPP. b. Pekerjaan Terintegrasi
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi
Reformasi Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa belum diatur dalam kebijakan pengadaan barang/
berdasarkan prinsip pengadaan jasa pemerintah pada era pertama. Di era kedua,
Reformasi di bidang peningkatan Efisien dan kebijakan pengadaan pekerjaan terintegrasi ini
Efektif diperkenalkan melalui jenis Kontrak Pengadaan
Pekerjaan Terintegrasi. Jenis kontrak ini antara
a. Kemampuan Dasar lain Kontrak Berbasis Kinerja (Performance Based

646 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Modernisasi Pengadaan Jasa Konstruksi

Contract), Kontrak Rancang dan Bangun (Design dikaji kebutuhan atas jenis kontrak ini yaitu
and Build), Kontrak Rancang Bangun Konstruksi untuk penanganan keadaan darurat. Dalam
(Engineering Procurement Construction), Kontrak penanganan keadaan darurat pemerintah
Rancang Bangun Operasi (Design Build Operate memiliki kewajiban memiliki kebutuhan
Maintain), Kontrak Jasa Pelayanan (Service mendesak untuk memberikan pelayanan kepada
Contract), Kontrak Pemeliharaan Aset, serta masyarakat agar keadaan darurat dapat segera
Kontrak Operasi dan Pemeliharaan. Selanjutnya teratasi dan terkendali. Kebutuhan pengadaan
dalam era ketiga, pengaturan kebijakan pekerjaan tersebut tidak direncanakan
pengadaan barang/jasa pemerintah dipertegas sebelumnya namun tidak dapat ditunda dan
bahwa pelaksanaan pekerjaan konstruksi harus dilakukan segera mungkin. Oleh karena
dapat dilakukan secara terintegrasi, namun itu, dalam era ketiga, diatur jenis kontrak
jenis kontrak tidak dibedakan secara spesifik yang digunakan untuk pengadaan Pekerjaan
untuk pekerjaan konstruksi terintegrasi dan Konstruksi dalam rangka penanganan keadaan
pekerjaan konstruksi non-terintegrasi. Dengan darurat yaitu Kontrak Biaya Plus Imbalan (Cost
reformasi pengaturan Pekerjaan Konstruksi Plus Fee). Kontrak ini dihitung dari biaya aktual
Rancang dan Bangun (Design and Build) dimana ditambah imbalan dengan persentase tetap atas
Penyedianya memiliki satu kesatuan tanggung biaya aktual atau imbalan dengan jumlah tetap.
jawab perancangan dan pelaksanaan konstruksi Nilai Imbalan yang merupakan keuntungan dan
meminimalkan resiko kegagalan pada saat overheat, yang besarnya dinegosiasikan antara
implementasi perencanaan. Pejabat Penandatangan Kontrak dan Penyedia.
Untuk menjaga akuntabilitas pelaksanaan
c. Kontrak Biaya Plus Imbalan kontrak ini, sebelum penyelesaian pembayaran
Sejak era pertama kebijakan pengadaan barang/ dilakukan post audit dengan pengawas internal.
jasa pemerintah untuk Pekerjaan Konstruksi telah Sehingga reformasinya kebijakan kontrak biaya
dikenal kontrak persentase dimana merupakan plus imbalan ini terdapat dalam era ketiga dimana
kontrak pelaksanaan jasa konsultansi di bidang kontrak dimanfaatkan untuk penanganan darurat
konstruksi atau pekerjaan pemborongan dan tetap menjaga akuntabilitasnya.
tertentu, dimana konsultan yang bersangkutan
menerima imbalan jasa berdasarkan persentase d. Sistem Informasi Kinerja Penyedia (SIKAP)
tertentu dari nilai pekerjaan fisik konstruksi/ Dengan perkembangan implementasi Sistem
pemborongan tersebut. Dalam implementasinya Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) yang sangat
kebijakan ini mengalami permasalahan pesat, LKPP menilai dibutuhkan suatu sistem yang
membengkaknya nilai pekerjaan konstruksi dapat mendukung transparansi dan mengelola
karena ruang lingkup pekerjaan dalam kontrak performa penyedia yang jumlahnya semakin
ini dapat terus mengalami perubahan sejalan besar (vendor management). Melalui Peraturan
dengan pelaksanaan tanpa ada batas persentase Presiden 12 Tahun 2018 diatur ketentuan Sistem
nilai adendum kontrak. Oleh karena itu dalam Informasi Kinerja Penyedia. Informasi Kinerja
era kedua jenis kontrak ini tidak lagi diakomodir Penyedia telah diatur dalam Peraturan Presiden
dalam kebijakan pengadaan barang/jasa 54 Tahun 2010 dalam hal percepatan pelaksanaan
pemerintah. Dalam perubahannya di era ketiga, e-Tendering dilakukan dengan memanfaatkan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 647


Informasi Kinerja Penyedia Barang/Jasa. Lalu di personil lain. Pada era ketiga, SKK ini bukan lagi
Peraturan Presiden 12 Tahun 2018 menyatakan merupakan syarat dalam penawaran karena tidak
bahwa adanya Sistem Informasi Kinerja Penyedia ada kompetisi disini, oleh karena itu pembuktian
sehingga Penyedia tidak perlu dilakukan sertifikat ini dapat dilakukan pada saat
kualifikasi ulang dalam proses lelang. SIKAP ini penyerahan lokasi dan personil. Hal ini bertujuan
akan menjadi database dalam pengembangan untuk memberikan waktu yang cukup bagi Pelaku
vendor management sehingga dapat menjadi Usaha yang terpilih menjadi Penyedia, untuk
dasar dalam pengembangan metode pengadaan memberikan personil sesuai dengan persyaratan
serta monitoring evaluasi penyedia. yang diminta.

e. Lelang Cepat/ Tender Cepat Reformasi di bidang peningkatan Transparan


Selanjutnya dengan adanya SIKAP, pada dan Terbuka
era kedua diperkenalkan metode pemilihan
penyedia melalui lelang cepat yang pada era a. Digitalisasi Pengadaan
ketiga diubah menjadi tender cepat. Kebijakan Transformasi Digital Pengadaan merupakan
pengadaan ini digunakan untuk mempercepat suatu proses transformasi aktivitas, proses,
pelaksanaan pemilihan, yang mana prosesnya dan model bisnis secara keseluruhan dengan
dilakukan dengan hanya memasukan penawaran memanfaatkan perkembangan teknologi dalam
harga. Tender cepat ini digunakan untuk proses pengadan barang/jasa pemerintah.
pengadaan Pekerjaan Konstruksi yang tidak Tujuan utama dari transformasi digital
memerlukan penilaian penawaran teknis. pengadaan ini adalah meningkatkan efisiensi
Dengan diberlakukannya tender cepat ini proses melalui peningkatan transparansi dengan
pemilihan penyedia menjadi lebih mudah karena memanfaatkan teknologi informasi. Proses
penyedia yang terpanggil merupakan penyedia transformasi digital pengadaan diawali pada era
yang telah terkualifikasi dan berkinerja baik. pertama melalui perubahan proses pengadaan
manual menjadi digital dengan menggunakan
f. Penggunaan Persyaratan Sertifikat Kompetensi e-procurement. Selanjutnya, proses digitalisasi
Kerja dilanjutkan pada era kedua dengan tujuan
Dalam pelaksanaan suatu pekerjaan konstruksi, proses pengadaan melalui e-procurement
personil yang terlibat didalamnya dipersyaratkan menjadi lebih efektif dan efisien. Pengadaan
telah memiliki keahlian sesuai dengan pekerjaan melalui Sistem Pengadaan Secara Elektronik
yang dilakukan. Keahlian tersebut dibuktikan (SPSE) yang merupakan e-procurement
dengan menunjukan Sertifikat Kompetensi nasional dapat meningkatkan transparansi
Kerja (SKK), yaitu Sertifikat Keahlian (SKA) dan akuntabilitas dalam proses pengadaan
dan Sertifikat Ketrampilan (SKT). Ketentuan barang/jasa pemerintah. Lalu pada era ketiga
SKK masuk dalam persyaratan kualifikasi pada melanjutkan proses digitalisasi dengan
era pertama dan kedua kebijakan pengadaan transformasi digital pengadaan dengan adanya
barang/jasa pemerintah, ketentuan ini tidak pengembangan metode pengadaan secara
efektif karena banyak Pelaku Usaha yang elektronik. Pengembangan proses perencanaan
hanya meminjamkan atau meminjam SKK milik secara elektronik, e-tendering, e-purchasing,

648 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Modernisasi Pengadaan Jasa Konstruksi

Bendungan Aceh Tamiang

SIKAP dan sistem lainnya. Terkait bidang Pada era ketiga, secara garis besar ada 2 jenis
konstruksi, dikembangkan katalog sektoral untuk pengumuman yaitu pengumuman rencana
mempercepat proses pengadaan pekerjaan umum pengadaan dan pengumuman pada
konstruksi. tahapan proses pemilihan. Pengumuman
rencana umum pengadaan pada era ketiga telah
b. Pengumuman difasilitasi melalui aplikasi Sistem Rencana
Dalam rangka meningkatkan keterbukaan Umum Pengadaan (SiRUP) yang sebelumnya
informasi terkait pengadaan barang/jasa pengumuman rencana umum pengadaan pada
pemerintah, dilakukan reformasi terkait papan pengumuman masing-masing SatKer.
pengumuman pada era kedua dengan pengaturan Pengumuman pada tahap pemilihan pada era
terkait media pengumuman pengadaan barang/ ketiga ini diumumkan pada setiap tahapan
jasa melalui website K/L/D/I, papan pengumuman proses pemilihan mulai dari pengumuman tender
resmi, Portal Pengadaan Nasional melalui Layanan sampai dengan pengumuman hasil pemilihan.
Pengadaan Secara Elektronik (LPSE). Termasuk juga pengumuman paket pengadaan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 649


pengadaan langsung dan penunjukan langsung halnya dengan Sumber Daya Manusia (SDM)
(pencatatan non transaksional). Dengan Sistem pengadaannya, pada era pertama, pekerjaan
Pengadaan secara Elektronik (SPSE) menjadi pengadaan barang/jasa belum dianggap sebagai
media resmi dan terpusat terkait pengumuman suatu profesi. SDM pengadaan tidak profesional
proses pengadaan barang/jasa pemerintah, (tidak dilatih dan tidak bersertifikat), tidak ada
masyarakat dapat mengetahui informasi terkait jenjang karir yang jelas dan tidak ada kualifikasi
pengadaan. pekerjaan khusus untuk kegiatan pengadaan.
Pekerjaan pengadaan dianggap sebagai
Reformasi untuk peningkatan prinsip Adil dan pekerjaan tambahan dan bersifat sementara
Bersaing (ad hoc), personel pengadaan tidak independen
Dalam rangka menjamin keadilan dalam proses karena di bawah kewenangan PA/KPA dan PPK,
pemilihan dan persaingan yang sehat, Panitia/ pelaksanaan pengadaan bersifat transaksional
Pokja Pemilihan berkewajiban Pencantuman hanya ditujukan untuk mendapatkan barang/
Kriteria Evaluasi dalam Dokumen Pemilihan. jasa pada harga terendah.

Reformasi untuk peningkatan Akuntabilitas Pada era kedua, transformasi yang sangat
Dalam rangka peningkatan akuntabilitas, signifikan pada kelembagaan pengadaan
pemerintah melakukan reformasi terhadap yaitu Unit Layanan Pengadaan (ULP) dan
Kelembagaan Pengadaan, SDM Pengadaan, Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)
Pembangunan Whistleblowing system diintegrasikan menjadi satu Unit Kerja Pengadaan
/e-Pengaduan, dan APIP/Layanan Penyelesaian Barang/(UKPBJ) yang berbentuk struktural dan
Sengketa terintegrasi di setiap K/L/Pemda atau dengan
kata lain hanya ada 1 UKPBJ di setiap instansi dan
a. Kelembagaan dan SDM Pengadaan menjadi pusat keunggulan pengadaan (center
Komitmen pemerintah untuk terus mereformasi of excellent) dilakukan pada era ketiga. Bentuk
proses pengadaan barang/jasa pemerintah organisasi dan nomenklatur UKPBJ di setiap
juga ditunjukan dengan transformasi dari K/L/Pemda pun disesuaikan dengan beban kerja
Kelembagaan dan SDM pengadaan pemerintah. dan jangkauan pelayanannya. Sampai saat ini
Pada awalnya kelembagaan pengadaan di peningkatan kapabilitas UKPBJ terus dilakukan
Kementerian/ Lembaga/ Perangkat Daerah melalui model kematangan UKPBJ dengan
berbentuk Panitia Pengadaan masih bersifat ad- pengukuran Capability Maturity Model (CMM).
hoc, sangat terdesentralisasi karena di setiap
unit kerja atau perangkat daerah ada panitia Lebih lanjut, pada SDM Pengadaan transformasi
pengadaan, tidak memiliki anggaran sebagai yang terjadi di era ketiga adalah dengan lahirnya
suatu unit organisasi yang mencukupi, berfokus Pejabat Fungsional Pengelola Pengadaan
hanya pada pelaksanaan tender/lelang saja, Barang/Jasa (JF PPBJ) dimana Pengelola
memiliki risiko intervensi dan CoI (Conflict of pengadaan menjadi profesi yang memiliki
Interest) yang cukup tinggi dan belum memiliki kualifikasi dan kompetensi yang telah ditentukan
manajemen risiko, prosedur perlindungan sehingga memiliki jenjang karir yang jelas.
hukum untuk personelnya. Demikian pula

650 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Modernisasi Pengadaan Jasa Konstruksi

b. Whistleblowing system/E-Pengaduan Dewan Sengketa Konstruksi dapat menjadi


Dalam rangka meningkatkan pengawasan proses alternatif pilihan selain arbitrase dan pengadilan.
pengadaan, kebijakan pengadaan mengatur Layanan Penyelesaian Sengketa Kontrak dan
Whistleblowing System, yang bertujuan agar Dewan Sengketa Konstruksi menjadi solusi
mencegah dan menjadi alat deteksi dini atas panjangnya tahapan dan proses melalui
terhadap pengaduan atas pelanggaran proses pengadilan serta mahalnya biaya penyelesaian
pengadaan. Whistleblowing System ini menjadi melalui arbitrase.
wadah atau sarana untuk melaporkan kegiatan
yang bertentangan dengan prinsip pengadaan. Reformasi Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Reformasi kebijakan terhadap Whistleblowing berdasarkan tujuan pengadaan
System terjadi saat era kedua yang telah Dalam aspek pencapaian tujuan pengadaan,
mengatur tentang Whistleblowing System. Hal reformasi yang dilakukan adalah memperbaiki
ini tentunya menjadi suatu perubahan dimana aspek perencanaan. Perencanaan merupakan
pada era pertama pengaduan ditindaklanjuti dasar dalam suatu kegiatan dan menjadi aspek
oleh instansi/pejabat yang menerima pengaduan penting dalam mencapai sasaran dan tujuan
sehingga identitas pengadu tidak terlindungi. suatu kegiatan. Perencanaan pengadaan
pada era pertama belum mengatur proses
c. APIP dan Layanan Penyelesaian Sengketa perencanaan pengadaan. Pada era kedua
Sebagai upaya dalam mewujudkan keadilan, belum mengatur perencanaan pengadaan
transparansi dan pertanggungjawaban dalam secara eksplisit namun telah mengamanatkan
rangka penyelenggaraan pemerintah yang penyusunan Rencana Umum Pengadaan. Pada
baik (good governance), Kebijakan Pengadaan era ketiga, perencanaan pengadaan telah diatur
mendukung kegiatan pengawasan melalui adanya dengan jelas terkait kegiatan perencanaan dan
Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP). waktu penyusunan perencanaan pengadaan.
Reformasi peraturan pengadaan terkait APIP Kegiatan perencanaan pengadaan meliputi;
dimulai pada era kedua yang sudah melibatkan penyusunan spesifikasi teknis/KAK, penyusunan
APIP dalam proses pengawasan. Keberadaan perkiraan biaya/RAB, pemaketan Pengadaan
APIP mempermudah proses pengaduan oleh Barang/Jasa, Konsolidasi Pengadaan Barang/
Penyedia Barang/Jasa atau masyarakat yang Jasa, dan penyusunan biaya pendukung.
menemukan indikasi penyimpangan prosedur,
korupsi kolusi dan nepotisme dalam pelaksanaan Dalam rangka mencapai tujuan sekunder
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan/ pengadaan barang/jasa dalam penyusunan
atau pelanggaran persaingan yang sehat serta spesifikasi teknis harus mengutamakan Produk
pengawasan terhadap proses pengadaan Dalam Negeri, produk dengan Standar Nasional
barang/jasa Pemerintah. Indonesia, produk Usaha Kecil serta produk
ramah lingkungan hidup. Untuk perencanaan
Terkait sengketa kontrak, reformasi pengadaan Pekerjaan Konstruksi disyaratkan telah
pada era ketiga aturan PBJ memberikan memiliki dokumen Detail Engineering Design
alternatif pilihan dalam penyelesaian sengketa. agar memberikan kepastian dalam dokumen
Layanan Penyelesaian Sengketa Kontrak dan pengadaan.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 651


Reformasi Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa kemudahan persyaratan kualifikasi teknis
berdasarkan secondary objective Badan Usaha Konstruksi untuk Usaha Kecil yang
a. Pemberdayaan UMKM dan Koperasi baru berdiri kurang dari 3 tahun, Pemberian
Peningkatan peran serta pelaku usaha mikro dan kesempatan berpartisipasi bagi pelaku usaha
kecil merupakan salah satu tujuan utama dalam kecil yang belum punya pengalaman dan
proses pengadaan barang/jasa pemerintah Pemberian besaran uang muka yaitu: Untuk
bahkan sejak era pertama dimana dikenal UMKM pada paket dengan nilai Rp50 juta s/d
fokus pada pelaku usaha dari GEL (Golongan Rp200 juta minimal 50%; Untuk paket dengan
Ekonomi Lemah) yaitu dengan memberikan nilai Rp200 juta- Rp2,5 miliar minimal 30%, dan
kemudahan dengan nol pengalaman untuk Untuk paket Rp2,5 miliar-Rp15 miliar maksimal
berpartisipasi dalam pengadaan barang/jasa 20%.
pemerintah, Keberpihakan pada pelaku Usaha
kecil ditegaskan kembali pada era kedua dengan Dari transformasi pengaturan ini, dilihat dari
memberikan threshold khusus untuk pelaku data SPSE LKPP, data partisipasi pelaku usaha
usaha kecil yang akan berpartisipasi dalam PBJ UMKM dengan KBLI Konstruksi pada tahun 2017
yaitu Nilai paket pekerjaan pengadaan barang/ - 2020 yang bergabung tercatat sebanyak 810
pekerjaan konstruksi/jasa lainnya sampai pelaku usaha di tahun 2017, 825 pelaku usaha
dengan 2,5 miliar diperuntukkan bagi usaha di tahun 2018, 18.141 pelaku usaha di tahun 2019
mikro dan kecil serta koperasi kecil dan uang dan 119.000 pelaku usaha di tahun 2020 . Terlihat
muka dapat diberikan paling tinggi 30% (tiga terjadi peningkatan partisipasi dari pelaku usaha
puluh perseratus) dari nilai Kontrak Pengadaan UMKM bidang konstruksi dari tahun ke tahun
Barang/Jasa. sejalan dengan semakin berpihaknya ketentuan
pengadaan pada pelaku UMKM.
Seiring dengan perubahan peraturan yang
berupa Undang-Undang Cipta Kerja yang b. Pengadaan Berkelanjutan
terbit pada tahun 2020, keberpihakan pada Pengadaan berkelanjutan adalah pengadaan
pelaku usaha kecil ini semakin dipertegas dan barang/jasa pemerintah yang memasukkan
diberikan peluang sebesar-besarnya melalui aspek lingkungan, sosial dan ekonomi. Menurut
Perpres 12 Tahun 2021 yaitu dengan mengatur definisi yang dijabarkan oleh United Nations
Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah Environment Programme (UNEP), pengadaan
wajib mengalokasikan paling sedikit 40% dari nilai berkelanjutan adalah sebuah proses dimana
anggaran belanja barang/jasa K/L/PD dan Nilai organisasi publik memenuhi kebutuhannya
Paket pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/ akan barang, jasa, konstruksi dan utilitas untuk
Jasa Lainnya dengan nilai pagu anggaran sampai mencapai value for money dalam keseluruhan
dengan Rp15.000.000.000 diperuntukan bagi siklus penggunaan yang menguntungkan tidak
usaha kecil dan/atau koperasi. Ada kenaikan yang hanya bagi organisasi tersebut, tetapi juga untuk
sangat signifikan dalam threshold untuk pelaku masyarakat dan ekonomi, sementara dilain sisi
usaha kecil ini yaitu sekitar 600% atau 6 kali lipat secara signifikan mengurangi dampak negatif
dari threshold sebelumnya. Dalam pengadaan terhadap lingkungan.
pekerjaan konstruksi pada khususnya diberikan

652 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Modernisasi Pengadaan Jasa Konstruksi

Jembatan Teluk Kendari


Sulawesi Tenggara

Kebijakan pengadaan barang/jasa saat era 16/18 maka hal ini akan lebih mendukung lagi
pertama belum memberikan legitimasi yang kuat penerapan konstruksi berkelanjutan sesuai
untuk melaksanakan pengadaan berkelanjutan. dengan permen pupr No. 9 tahun 2021 tentang
Reformasi pengadaan berkelanjutan dimulai konstruksi berkelanjutan.
saat era kedua dengan dikenalkannya konsep
ramah lingkungan. Selanjutnya era ketiga telah c. Penggunaan Produk Dalam Negeri
menetapkan kerangka hukum pengadaan penggunaan produk dalam negeri dalam
berkelanjutan yang mendefinisikan pengadaan pekerjaan konstruksi telah diamanatkan dalam
berkelanjutan sebagai proses pengadaan barang kebijakan umum pengadaan barang/jasa sejak
dan jasa yang bertujuan “untuk mencapai nilai era pertama, hal ini diwujudkan dalam tugas
ekonomi yang bermanfaat” tidak hanya bagi pokok pengguna barang/jasa untuk menetapkan
pemerintah sebagai pengguna tetapi juga bagi paket-paket pekerjaan disertai ketentuan
masyarakat, serta secara signifikan mengurangi mengenai peningkatan penggunaan produk dalam
dampak negatif terhadap lingkungan dalam negeri, termasuk dalam menyusun rencana dan
seluruh siklus penggunaannya” (Pasal 1 ayat penentuan paket pengadaan. Selain itu dalam
50). Pasal 4 dan Pasal 5 Perpres (No. 16/2018) pasalnya diamanatkan bahwa instansi pemerintah
memasukkan pengadaan secara berkelanjutan wajib memaksimalkan penggunaan barang/
sebagai bagian dari Tujuan Pengadaan Barang/ jasa hasil produksi dalam negeri, termasuk
Jasa dan Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa rancang bangun dan perekayasaan nasional
dan pasal 68 Perpres 16/18 mensyaratkan dalam pengadaan barang/jasa dilakukan pada
terpenuhinya 3 (tiga) aspek yaitu ekonomi, sosial, setiap tahapan pengadaan barang/jasa mulai dari
dan lingkungan dalam pengadaan berkelanjutan. persiapan sampai dengan penyelesaian perjanjian/
kontrak. Penyedia harus membuat pernyataan
Dengan telah direformasi nya klausul tentang besarnya komponen dalam negeri barang/jasa
pengadaan berkelanjutan dalam aturan Perpres yang ditawarkan secara self assessment.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 653


d. Keikutsertaan pelaku usaha asing prinsip pengadaan dan tujuan pengadaan.
Pelaku usaha asing dapat ikut serta di dalam Transformasi dalam platform digital,
pengadaan pekerjaan konstruksi dengan nilai kelembagaan, metode pengadaan hingga
paket di atas Rp50.000.000.000,00 (lima puluh pengawasan merupakan suatu upaya dalam
miliar rupiah) pada era Keppres 80/2003 dan rangka mempermudah proses pengadaan
di atas Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar sehingga pelaku pengadaan dalam negeri pada
rupiah) pada era kedua. Sementara pada era umumnya dan usaha kecil dan menengah pada
ketiga perusahaan asing dapat ikut serta dalam khususnya tertarik untuk terlibat dalam proses
Pengadaan konstruksi nilai paling sedikit di atas pengadaan barang/jasa pemerintah.
Rp1.000.000.000.000,00 (satu triliun rupiah).
Dengan tambahan ketentuan bahwa perusahaan Di masa depan, pengadaan barang/jasa
asing yang mengikuti Tender diatas threshold pemerintah akan semakin mudah melalui
tersebut harus melakukan kerja sama usaha kebijakan dan strategi pengadaan yang inklusif
dengan badan usaha nasional dalam bentuk sehingga mendukung pemerataan ekonomi
konsorsium, subkontrak, atau bentuk kerja sama dan percepatan pembangunan, perbaikan
lainnya dan hal ini berlaku di setiap era. Terjadi dalam efektivitas proses serta pembenahan
peningkatan batasan nilai yang cukup signifikan pasar pengadaan melalui transformasi digital,
menjadi Rp1 triliun yang berarti kebijakan pembinaan sumber daya pengadaan yang
pengadaan barang jasa pemerintah terhadap efektif, serta efektivitas sistem penyelesaian
pelaku usaha dalam negeri lebih signifikan. permasalahan pengadaan. Kemudahan tersebut
Sebagai perbandingan, aturan pengadaan WTO juga diharapkan dapat meningkatkan peran
untuk GPA, batasan nilai pekerjaan konstruksi usaha kecil menengah dalam platform digital
untuk keikutsertaan pelaku asing yaitu di atas pengadaan, meningkatkan penggunaan produk
5.000.000 USD atau sekitar Rp100 miliar. dalam negeri dan produk dengan tingkat
komponen dalam negeri serta berkembangnya
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI pengadaan berkelanjutan dalam pengadaan
barang/jasa pemerintah. Meningkatnya peran
Reformasi peraturan pengadaan barang/jasa usaha kecil dan menengah diharapkan dapat
pemerintah pada umumnya dan pekerjaan membantu berkembangnya usaha kecil dan
konstruksi pada khususnya merupakan proses menengah melalui pasar pengadaan barang/jasa
menuju kemudahan dengan memperhatikan pemerintah.

654 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Modernisasi Pengadaan Jasa Konstruksi

DAFTAR PUSTAKA

Iskandar, Azwar. Peran Alokatif Pemerintah Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2018 tentang
melalui Pengadaan Barang/Jasa dan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Pengaruhnya Terhadap Perekonomian Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2021 tentang
Indonesia Kajian Ekonomi Keuangan Vol. 20 Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
No. 2 (Agustus 2016) Direktorat Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi
Telgen, J., van der Krift, J., and Wake, A. (2016). Pengadaan LKPP, Buku Profil Pengadaan
Public procurement reform: Assessing Barang/Jasa Pemerintah Tahun 2017,
interventions aimed at improving Jakarta, LKPP, 2017
transparency. London: DFID Direktorat Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi
Watermeyer R.B. The use of Targeted Procurement Pengadaan LKPP, Buku Profil Pengadaan
as an instrument of Poverty Alleviation and Barang/Jasa Pemerintah Tahun 2018,
Job Creation in Infrastructure Projects. Jakarta, LKPP, 2018
Public Sector Procurement Law Review, Direktorat Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi
Number 5 pages 201-266. 2000. Pengadaan LKPP, Buku Profil Pengadaan
Lubis, Sutan S. (2021, September 27). Wawancara Barang/Jasa Pemerintah Tahun 2019,
Personal. Jakarta, LKPP, 2019
Arijanta, Setya B. (2021, September 27). https://inaproc.id
Wawancara Personal.
Arif, Fadli. (2021, September 27). Wawancara
Personal.
Muhaemin, Emin A. (2021, September 28)
Wawancara Personal.
Buku Konsolidasi Keputusan Presiden No. 80
tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Buku Konsolidasi Peraturan Presiden No. 54
tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/
Jasa Pemerintah

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 655


9.2
PENINGKATAN KUALITAS
PENGADAAN BARANG/
JASA PEMERINTAH MELALUI
PEMBENTUKAN BALAI
PELAKSANA PEMILIHAN
JASA KONSTRUKSI (BP2JK)
Dewi Chomistriana
Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian PUPR

Dimas Bayu Susanto


Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda

PENDAHULUAN

Sektor konstruksi merupakan sektor yang strategis untuk meningkatkan daya saing
bangsa dan mengejar ketertinggalan dengan negara lain. Canning dan Pedroni
(2004:11) menyatakan bahwa infrastruktur memiliki sifat eksternalitas. Berbagai
infrastruktur seperti jalan, pendidikan, kesehatan, dan sebagainya memiliki sifat
eksternalitas positif, yaitu memberikan dukungan bahwa fasilitas yang diberikan
oleh berbagai infrastruktur tersebut dapat meningkatkan produktivitas semua
input dalam proses produksi. Kontribusi sektor konstruksi terhadap PDB Nasional
dalam 10 tahun terakhir pada kisaran 10% atau urutan keempat setelah (1) industri

656 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


pengolahan, (2) perdagangan besar dan eceran, Pariwisata Nasional (KSPN), pembangunan
dan (3) pertanian, kehutanan, dan perikanan Ibu Kota Negara (IKN), pembangunan dalam
(sumber: BPS, 2021). Tidak berlebihan bila rangka Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dan
kemudian pada 2 kali periode kepemimpinan lain sebagainya. Selain itu, Kementerian PUPR
Presiden Jokowi, pembangunan infrastruktur juga menjalankan tugas direktif atau instruksi
menjadi prioritas nasional. Komitmen ini telah langsung dari Presiden untuk pembangunan
tertuang dalam Visi Indonesia 2045, dokumen sarana dan prasarana yang sifatnya penting
RPJPN 2005-2025 dan dokumen RPJMN dan mendesak, seperti pembangunan rumah
2020-2024. Kebijakan Pemerintah adalah sakit dalam rangka penanganan COVID-19,
melanjutkan pembangunan infrastruktur untuk pembangunan sarana dan prasarana pendidikan,
menghubungkan kawasan produksi dengan sarana olahraga, dan pasar.
kawasan distribusi, mempermudah akses ke
kawasan wisata, mendongkrak lapangan kerja Besarnya anggaran ini berdampak langsung pada
baru, dan mempercepat peningkatan nilai tambah besarnya jumlah dan nilai paket pekerjaan yang
perekonomian rakyat. Hal tersebut menunjukan ditenderkan. Selain jumlah dan nilai paket yang
bahwa kedudukan pembangunan infrastruktur semakin besar dari tahun ke tahun, tantangan
sangat strategis untuk mendukung pelayanan lain yang dihadapi terkait pengadaan barang/jasa
dasar, pengembangan ekonomi, pengembangan (PBJ) pemerintah adalah: (1) Tingginya tuntutan
perkotaan, penyediaan energi dan kelistrikan, agar proses PBJ berlangsung dengan transparan,
serta pengembangan teknologi informasi dan efisien, dan akuntabel, (2) Peran PBJ pemerintah
komunikasi untuk transformasi digital. juga dinilai masih terbatas hanya pada fungsi
administratif pemilihan penyedia barang/jasa
Anggaran Pemerintah untuk pembangunan saja, (3) Kelembagaan PBJ pemerintah belum
infrastruktur tahun 2021 mencapai Rp417,4 struktural, masih tersebar dan melekat dengan
Triliun (sumber: Informasi APBN 2021, pengguna jasa dan masih banyak dikerjakan oleh
Kemenkeu), dimana untuk Kementerian PUPR staf paruh waktu/ad-hoc, (4) Sistem remunerasi
telah dialokasikan anggaran pada DIPA Awal yang tidak mendukung peningkatan kinerja PBJ
TA 2021 sebesar Rp149,8 triliun atau 36% dari pemerintah dan terkesan kurang menarik bagi
anggaran nasional, dan menjadi kementerian pengembangan pola karir ASN.
dengan anggaran terbesar. Sesuai dengan
arahan pembangunan 2020-2024, alokasi Dalam buku Integrity in Public Procurement, OECD
anggaran Kementerian PUPR digunakan untuk 2002 disampaikan bahwa terdapat hal-hal yang
melaksanakan pembangunan infrastruktur meningkatkan resiko (critical risk to integrity)
pelayanan dasar, pengembangan ekonomi, dan dalam setiap tahapan pengadaan barang dan
infrastuktur perkotaan. Kementerian PUPR jasa antara lain sebagai berikut :
melaksanakan pembangunan infrastruktur a. Tahap Pra Pengadaan
bersifat strategis atau merupakan prioritas • Kurang optimal dalam perancangan
nasional sebanyak 24 major project dari total 41 kebutuhan, perencanaan dan
major project Proyek Strategis Nasional (PSN), penganggaran.
seperti PLBN, pembangunan Kawasan Strategis

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 657


• Tujuan pengadaan yang kurang jelas. • Tidak terpenuhinya atau tertundanya
• Standar prosedur yang kurang memadai. kewajiban pembayaran oleh pengguna
• Kurang memadainya waktu persiapan jasa.
pengadaan.
b. Tahap Pengadaan Survei opini yang dilakukan oleh Kaufmann, World
• Kurangnya akses informasi pengadaan. Bank, 2006 terhadap perusahaan-perusahaan dari
• Kurangnya aspek kompetisi antar 117 negara dalam konteks pembayaran tambahan
penyedia jasa dan perilaku kolusi. yang tidak terdokumentasi (undocumented extra
• Konflik kepentingan dan perilaku korupsi payment) dan penyuapan (bribery) menunjukkan
dalam proses evaluasi dan penetapan bahwa pengadaan barang/jasa (PBJ) adalah
pemenang. aktivitas pemerintah yang paling rentan terhadap
• Kurangnya akses kepada penyedia jasa korupsi dibanding dengan komponen lainnya.
yang kalah tender dalam melakukan Dalam survei opini tersebut juga disebutkan
sanggah pada proses pengambilan bahwa hal rentan terhadap korupsi lainnya yaitu
keputusan pengadaan barang dan jasa. berkaitan dengan perizinan, perpajakan dan
c. Tahap Pasca Pengadaan masalah peradilan. Dalam rentang tahun 2004
• Kurangnya pengawasan terhadap kinerja sampai dengan 2021 tindak pidana korupsi
pemenang pengadaan barang dan jasa. berdasarkan jenis perkara bidang pengadaan
• Kurang transparan dalam pemilihan barang dan jasa menempati posisi kedua tertinggi
subkontraktor atau rekanan pemenang dengan jumlah kumulatif sebanyak 240 perkara
pengadaan barang dan jasa. sedangkan posisi tertinggi adalah perkara
• Kurangnya pengawasan dari masyarakat. penyuapan dengan jumlah kumulatif sebanyak
750 perkara (sumber: kpk.go.id).

Gambar 9.2.1. Frekuensi Penyuapan pada Bidang Perizinan, Pengadaan Barang dan Jasa,
Perpajakan dan Peradilan
Sumber : Kaufmann, World Bank, 2007

658 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Modernisasi Pengadaan Jasa Konstruksi

Di dalam negeri permasalahan pengadaan KORUPSI: ISU STRATEGIS PBJ


barang/jasa, khususnya pada proses pemilihan
penyedia jasa rawan konflik kepentingan Indeks Persepsi Korupsi
karena semua proses mulai dari perencanaan, Praktik korupsi telah terbukti menimbulkan
pemilihan penyedia, pelaksanaan, dan kerugian pada berbagai aspek di sektor jasa
pengawasan dilakukan dalam satu manajemen konstruksi, termasuk diantaranya berdampak
unit kerja. Terutama dalam proses pemilihan pada perbaikan iklim usaha, peningkatan kualitas
penyedia tidak dapat dibuktikan akuntabilitas pembangunan infrastruktur, dan peningkatan
dan independensinya karena Pokja Pemilihan daya saing badan usaha nasional. Sebagaimana
berasal dan berada pada unit kerja manajemen dirilis oleh Transparency International Indonesia
pekerjaan (Satker) yang sama. Hal ini sudah (TII) bahwa hasil pengukuran pada tahun 2020,
menjadi perhatian KPK dalam evaluasi terkait Indonesia memiliki skor indeks persepsi korupsi
penyebab terjadinya tindak pidana korupsi dalam di angka 37 pada skala 0-100, turun 3 poin
pengadaan barang/jasa. Oleh karena itu perlu dari tahun 2019 yang berada pada skor 40/100
dipisahkan manajemen pemilihan penyedia dari dan merupakan pencapaian tertinggi dalam
manajemen pekerjaan secara keseluruhan, yaitu perolehan indeks persepsi korupsi Indonesia
dengan melaksanakan pemilihan penyedia pada sepanjang 25 tahun terakhir (sumber: TII, Indeks
unit kerja yang berbeda. Persepsi Korupsi 2020: Korupsi, Respons COVID
19 dan Kemunduran Demokrasi, Januari 2021).
PBJ pemerintah mempunyai peranan penting Keadaan tersebut membuat posisi Indonesia
dalam pelaksanaan pembangunan nasional turun menjadi peringkat 102 yang sebelumnya di
untuk peningkatan pelayanan publik dan posisi 85 dari 180 negara. Telah terjadi dekadensi
pengembangan perekonomian nasional dan dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia,
daerah. Proses PBJ akan berdampak langsung bahkan dalam situasi pandemi sekalipun.
pada pelaksanaan teknis pekerjaan dalam
menghasilkan output kegiatan yang berkualitas. Penurunan skor ini salah satunya dipicu oleh
Dengan semakin tingginya kompetisi di tingkat faktor relasi korupsi, yaitu adanya suap yang
regional dan internasional, maka prinsip efisiensi dilakukan oleh para pelaku usaha kepada
perlu dikedepankan dalam PBJ pemerintah, pemberi layanan publik untuk mempermudah
agar secara langsung maupun tidak langsung, proses berusaha. TII kemudian juga telah
mendorong hasil kegiatan pembangunan memberikan catatan bahwa beberapa area
yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. yang perlu diperhatikan serius adalah upaya
Menghadapi berbagai tuntutan dan tantangan perbaikan pada penegakan supremasi hukum,
di atas, maka dipandang perlu untuk segera kemudahan berusaha yang mengalami stagnasi
melakukan perbaikan proses PBJ, salah satunya bahkan mayoritas menurun, dan perbaikan
melalui transformasi kelembagaan PBJ. layanan/birokrasi. Skor dari indikator yang
terkait perbaikan kualitas layanan/birokrasi
dengan hubungannya terhadap korupsi ternyata
cenderung stagnan.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 659


Respon Kementerian PUPR Dalam Pencegahan 8. Pembentukan Inspektorat Bidang Investigasi
Korupsi (IBI) dan Penguatan Kapasitas Auditor
Respon Pemerintah Indonesia dalam Inspektorat Jenderal; dan
pencegahan dan pemberantasan korupsi, salah 9. Continous Monitoring atas Perangkat
satunya adalah dengan menerbitkan Perpres Penbalaicegahan Fraud PBJ dengan IT
No. 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Based (PUPR 4.0).
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka
Panjang 2012-2025 dan Jangka Menengah 2012- Kementerian PUPR telah memulai menjalankan
2014, yang kemudian diperkuat lagi dengan 9 strategi ini dengan bersungguh-sungguh, dan
Perpres No. 54 Tahun 20218 tentang Strategi masih terus berjalan hingga hari ini. Reorganisasi
Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK). struktur organisasi ULP dan Pokja PBJ, serta
pembentukan UKI pada Unit Organisasi dan Balai
Stranas PK menyebutkan bahwa tiga sektor merupakan strategi yang pertama kali dilakukan.
prioritas pencegahan korupsi meliputi: perizinan
dan tata niaga; keuangan negara; dan penegakan TRANSFORMASI KELEMBAGAAN PBJ
hukum dan reformasi birokrasi. Kementerian PEMERINTAH
PUPR sendiri sangat menyadari bahwa PBJ
menjadi bagian dari selera risiko yang harus Proses pengadaan, yang terdiri dari tahapan
dikendalikan. Untuk itu pada tahun 2019 perencanaan, pemilihan, pelaksanaan dan
Kementerian PUPR telah merumuskan 9 Strategi pengawasan, merupakan salah satu proses kunci
Pencegahan Penyimpangan (fraud) dalam dalam mata rantai pelaksanaan pembangunan
Pengadaan Jasa Konstruksi, yang terdiri dari: infrastruktur, dimana hasil dari proses pengadaan
1. Reorganisasi Struktur Organisasi ULP dan sangat menentukan kualitas infrastruktur
Pokja PBJ; yang dihasilkan. Proses pengadaan dituntut
2. Perkuatan SDM; semakin berkualitas dan dilaksanakan dengan
3. Perbaikan Mekanisme Penyusunan Harga tepat waktu. Tuntutan ini tentunya menjadi
Perkiraan Sendiri (HPS); suatu tantangan besar bagi Kementerian PUPR,
4. Pembinaan Penyedia Jasa (Kontraktor dan mengingat terus meningkatnya alokasi anggaran
Konsultan); pembangunan infrastuktur nasional dalam tujuh
5. Pemeriksaan hasil pekerjaan (system tahun terakhir. Semakin besarnya anggaran ini
delivery) yang melibatkan BPKP; berdampak langsung pada volume dan nilai paket
6. Risk Management di Unit Organisasi, Balai, PBJ yang semakin besar pula.
dan Satker;
7. Pembentukan Unit Kepatuhan Internal (UKI)
pada Unit Organisasi dan Balai (sebagai
Second Line of Defense);

660 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Modernisasi Pengadaan Jasa Konstruksi

Gambar 9.2.2. Grafik Peningkatan APBN Infrastruktur terhadap APBN Nasional 2015-2021
Sumber : Kemenkeu, 2021

Selain itu, tantangan lain yang dihadapi adalah Perpres No. 16 Tahun 2018 sesungguhnya telah
tuntutan agar proses PBJ dapat berlangsung mengamanatkan bahwa pengelolaan PBJ harus
dengan cepat, transparan, akuntabel, efisien dilaksanakan oleh unit struktural. Penguatan
dan efektif. Proses pemilihan penyedia jasa, yang kelembagaan Unit Kerja Pengadaan Barang dan
menjadi bagian utama dari tahapan pengadaan Jasa (UKPBJ) yang permanen struktural, mandiri
selama ini dilaksanakan oleh unit fungsional dan independen ini harus diiringi dengan fungsi
yang bersifat ad-hoc, melekat pada UPT-UPT dan kewenangan yang luas dalam proses PBJ,
Unit Organisasi teknis. Pelaksanaan beban kerja mekanisme dan prosedur yang kuat dan SDM
layanan pemilihan selama ini tidak dapat berjalan pengadaan yang profesional.
optimal karena fokus dari para UPT teknis adalah
mengawal pelaksanaan kontrak pekerjaan yang Dalam rangka melaksanakan ketentuan
beban kerjanya sangat tinggi. Tata kelola ad- Perpres dimaksud, dan juga sebagai bentuk
hoc juga disinyalir bersifat tidak independen dan implementasi dari 9 Strategi Pencegahan
memiliki risiko conflict of interest yang cukup Penyimpangan (fraud) dalam Pengadaan Jasa
tinggi, dimana pelaksana pemilihan barang/ Konstruksi, dilakukan transformasi kelembagaan
jasa juga menjadi personil yang mengawal PBJ di Kementerian PUPR. Transformasi
pelaksanaan kegiatan. dilakukan dengan membentuk unit kerja khusus,

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 661


yaitu Balai Pelaksana Pemilihan Jasa Konstruksi Kondisi ini tentunya menjadikan peran Direktorat
(BP2JK) di 34 Provinsi, yang ditetapkan melalui Jenderal Bina Konstruksi menjadi sangat
Peraturan Menteri PUPR No 05/PRT/M/2019 strategis dan krusial dalam pembangunan
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri infrastruktur Indonesia terutama bidang PUPR.
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor Kualitas infrastruktur yang dibangun akan
20/PRT/M/2016 Tentang Organisasi dan Tata ditentukan oleh proses pemilihan penyedia
Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian PUPR. jasa yang dilakukan oleh BP2JK termasuk
Hal ini merupakan perubahan fundamental personil pokja didalamnya. Ini artinya BP2JK dan
yang diinstruksikan oleh Bapak Menteri PUPR pokja menjadi garda terdepan pembangunan
dalam waktu singkat. PBJ yang sebelumnya infrastruktur PUPR.
dilaksanakan oleh Unit Organisasi teknis pada
keseluruhan proses mulai dari perencanaan, Upaya transformasi kelembagaan PBJ ini menjadi
pemilihan penyedia jasa, pelaksanaan, hingga salah satu indikator penilaian reformasi birokrasi
pengawasan, sekarang khusus untuk tahap dan telah menerima penghargaan Stranas
pemilihan penyedia jasa/tender dilaksanakan PK Tahun 2020 yang diselenggarakan Komisi
oleh Direktorat Jenderal Bina Konstruksi cq Pencegahan Korupsi (KPK) kategori Praktik Baik
BP2JK. Reformasi Birokrasi. Kementerian PUPR dinilai
baik dalam melaksanakan proses transformasi
menuju birokrasi profesional dan berintegritas.

Gambar 9.2.3. Transformasi Pelaksana Tahapan Pengadaan Barang/Jasa

662 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Modernisasi Pengadaan Jasa Konstruksi

Upaya transformasi kelembagaan PBJ ini menjadi salah


satu indikator penilaian reformasi birokrasi dan telah
menerima penghargaan Stranas PK Tahun 2020 yang
diselenggarakan Komisi Pencegahan Korupsi (KPK)
kategori Praktik Baik Reformasi Birokrasi.

Dalam melaksanakan tugasnya, BP2JK didukung STRUKTUR ORGANISASI DAN BUSINESS


oleh 516 personil pokja, yang terdiri pejabat PROCESS UKPBJ DAN UPTPBJ
fungsional PBJ, pejabat fungsional Pembina Jasa
Konstruksi, pejabat fungsional Teknik Pengairan, Unit kerja khusus pelaksana PBJ kementerian
Pejabat Fungsional Teknik Jalan Jembatan, PUPR terdiri atas 2 unit kerja yaitu (1) Balai
Pejabat Fungsional Teknik Tata Bangunan dan Pelaksana Pemilihan Jasa Konstruksi (BP2JK) di
Perumahan dan Teknik Penyehatan Lingkungan 34 Provinsi yang bertindak sebagai UPTPBJ dan
dan Pelaksana. Jumlah ini tentunya masih jauh (2) Direktorat Pengadaan Jasa Konstruksi sebagai
dari ideal, dimana kebutuhan personil pokja UKPBJ. UKPBJ dan UPTPBJ yang merupakan
sebanyak 836 orang. Upaya pemenuhan jumlah unit struktural memiliki struktur organisasi
pokja terus dilakukan dengan mutasi pegawai dalam pelaksanaan tugasnya. Secara garis besar
dari Unit Organisasi teknis dan penambahan struktur organisasi di UKPBJ dan UPTJB terdiri
jafung PBJ yang berasal dari pegawai ASN baru. dari Kepala UKPBJ/UPTPBJ, Sekretaris UPTPJB,
BP2JK diperkuat dengan upaya penerapan Pokja Pemilihan, Tim Pelaksana, dan Tim Peneliti.
SNI ISO 37001:2016 Sistem Manajemen Anti Setiap entitas organisasi tersebut memiliki
Penyuapan sebagai bentuk pengendalian intern, tugas dan wewenang masing-masing dalam
sekaligus sebagai bentuk penguatan balai atas pelaksanaan PBJ sebagaimana diatur dalam
potensi terjadinya tekanan-tekanan dari pihak Permen PUPR Nomor 16 Tahun 2020 tentang
internal maupun eksternal pada pelaksanaan Organisasi dan Tata Kerja UPT di Kementerian
tugas tender/seleksi. PUPR. Selain itu, struktur organisasi UKPBJ/
UPTPBJ juga diatur dengan Keputusan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
1355/KPTS/M/2020 tentang Pembentukan Unit
Kerja Pengadaan Barang/Jasa dan Unit Pelaksana
Teknis Pengadaan Barang/Jasa Kementerian
PUPR sebagaimana terlihat pada Gambar 9.2.4.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 663


Gambar 9.2.4. Struktur Organisasi UKPBJ dan UPTPBJ

Kepala UKPBJ memiliki tugas dan wewenang melaksanakan pengelolaan urusan administrasi,
untuk memimpin dan mengkoordinasikan ketatausahaan, keuangan, perlengkapan,
seluruh kegiatan pengadaan; menyusun dan rumah tangga UPTPBJ; menyiapkan
strategi pengadaan; mengawasi proses laporan pertanggungjawaban pengadaan;
pengadaan; membentuk Pokja Pemilihan menyiapkan dokumen pendukung; memfasilitasi
UKPBJ; menyampaikan usulan penetapan pelaksanaan pengadaan; mengagendakan dan
pemenang sesuai dengan kewenangannya; mengkoordinasikan sanggahan; mengelola
melaksanakan pengembangan SDM Pengadaan; data informasi dan dokumen pemilihan; serta
dan menyampaikan laporan secara berkala menyiapkan tim teknis dan staf pendukung
kepada Menteri PUPR. Sebagai pelaksana UPTPBJ. Dalam pelaksanaan pemilihan
PBJ barang/jasa atas koordinasi UKPBJ; penyedia barang/jasa, UPTPBJ dibantu oleh
mengkoordinasi, melaksanakan strategi, dan Pokja Pemilihan. Tugas dan wewenang dari
mengawasi proses pelaksanaan pengadaan Pokja Pemilihan adalah menyusun rencana
di UPTPBJ masing-masing; menyampaikan pemilihan; menetapkan dokumen kualifikasi;
usulan pemenang sesuai dengan wewenangnya; mengumumkan pelaksanaan pengadaan;
membentuk, menugaskan, dan membubarkan menilai kualifikasi penyedia; melakukan evaluasi
Pokja Pemilihan UPTPBJ; dan menyampaikan penyedia; menjawab sanggahan; menetapkan
laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan pemenang sesuai dengan kewenangannya; serta
kegiatan pengadaan di UPTPBJ. memberikan laporan pertanggungjawaban atas
pelaksanaan pengadaan kepada Kepala UPTPBJ.
Tugas dan wewenang Sekretaris UPTPBJ adalah Tim pelaksana memiliki tugas dan wewenang

664 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Modernisasi Pengadaan Jasa Konstruksi

Gambar 9.2.5. Proses Bisnis Pemilihan Penyedia Jasa

untuk melakukan inventarisasi paket yang akan 7 (tujuh) prinsip dasar yang harus ada dalam
ditender; serta mereviu dokumen KAK, spesifikasi pelaksanaan PBJ, yaitu efisien, efektif,
teknis, RAB, rancangan kontrak, kinerja transparan, terbuka, bersaing, adil/tidak
pemenang dan dokumen pemilihan. Sementara diskriminatif, dan akuntabel. Prinsip efisien,
itu, tim peneliti memiliki tugas dan wewenang transparan dan akuntabilitas merupakan tiga
untuk membantu Kepala UKPBJ/UPTPBJ dalam prinsip utama yang sering kali sulit dicapai
mengawasi seluruh tahapan kegiatan pengadaan; karena beberapa hal seperti tidak terdapatnya
mengusulkan pemberhentian anggota pokja; standar kinerja BUJK, tidak adanya pencatatan
melakukan penelitian terhadap tender sesuai pengalaman BUJK dan TKK secara digital, tidak
dengan kewenangannya; serta memberikan adanya database elektronik pengalaman BUJK
laporan tertulis sesuai dengan penugasan yang dan TKK, serta belum terintegrasinya sistem
diberikan oleh Kepala UKPBJ/UPTPBJ. informasi jasa konstruksi.

Seluruh unit pelaksanaan PBJ di atas harus Permasalahan pertama yang menyebabkan
mampu bekerja dengan efektif dan efisien untuk tiga prinsip utama sulit dicapai adalah tidak
menghasilkan pelaksanaan PBJ yang berkualitas. terdapatnya standar kinerja BUJK, sehingga
Untuk itu, perlu pengaturan terkait bisnis proses setiap pelaksanaan tender/seleksi dilakukan
atau alur kerja PBJ. Hal ini dilakukan agar tidak penilaian terhadap kualifikasi BUJK yang
terjadi tumpang tindih tugas dan wewenang dari seringkali memberikan hasil evaluasi yang
masing-masing unit. berbeda-beda antara satu Pokja dengan Pokja
lainnya, bahkan pada paket kegiatan yang
MODERNISASI PBJ sejenis dengan karakteristik lokasi pelaksanaan
dan nilai paket yang sama. Hal ini tentu saja
Tantangan yang dihadapi pada pelaksanaan selain mengakibatkan waktu evaluasi yang
PBJ di Kementerian PUPR diantaranya adalah menjadi tidak efisien, tingkat akuntabilitas
menyiasati keterbatasan SDM Pengelola PBJ dari evaluasi yang dilaksanakan menjadi
agar tetap dapat terlaksana sesuai tuntutan rendah, yang pada akhirnya menimbulkan
ketepatan waktu PBJ dalam tender/seleksi risiko terjadinya sanggah, sanggah banding dan
pekerjaan konstruksi maupun jasa konsultansi, pengaduan yang dapat membatalkan tender/
serta memenuhi tuntutan mutu PBJ. Terdapat seleksi yang dilaksanakan.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 665


Permasalahan kedua yang menyebabkan tiga output PBJ yang dihasilkan, dan pada akhirnya
prinsip utama sulit dicapai adalah saat ini belum akan menentukan kualitas penyedia jasa yang
ada pengaturan yang mewajibkan BUJK dan melaksanakan pembangunan infrastruktur.
TKK untuk melakukan pencatatan pengalaman
melalui platform digital. Seluruh proses inputting Permasalahan keempat yang menyebabkan
data pengalaman masih dilaksanakan secara tiga prinsip utama sulit dicapai adalah belum
manual, dan tidak terhimpun dalam satu database tersedia dalam database yang baik dan tidak
yang baik. Kondisi tersebut mengakibatkan terhimpun dalam satu sistem informasi yang
terjadinya manipulasi terhadap data yang terintegrasi. Inkonsistensi data untuk indikator
disampaikan karena tidak ada transparansi data yang sama seringkali berbeda pada satu sistem
pengalaman yang dapat diakses oleh masyarakat dengan sistem lainnya, seperti berbedanya data
secara luas. pengalaman yang digunakan dalam mengurus
persyaratan SBU dan evaluasi pada proses
Permasalahan ketiga yang menyebabkan tiga tender/seleksi. Hal itu disebabkan karena
prinsip utama sulit dicapai adalah saat ini belum terintegrasinya sistem informasi yang
belum tersedia basis data pengalaman BUJK sebenarnya saling berkaitan, contohnya antar
dan TKK secara elektronik yang up-to-date sistem informasi dengan basis informasi dan
dan terhimpun dalam suatu platform digital. basis data yang sama yaitu terkait pengalaman
Kondisi ini berpotensi mengakibatkan terjadinya BUJK dan TKK.
inkonsistensi data, yang berujung pada
rendahnya akuntabilitas proses tender/seleksi Dikarenakan terdapat beberapa sumber data
oleh Pokja pemilihan. Hal ini menjadi sangat yang dapat digunakan oleh Pokja pemilihan
penting karena kualitas data berperan penting dalam melaksanakan evaluasi, termasuk evaluasi
dan krusial dalam menentukan kualitas produk/ pengalaman BUJK dan TKK, maka berpotensi

Gambar 9.2.6. Analisis permasalahan, inovasi, dan outcome yang akan dicapai terkait
modernisasi PBJ

666 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Modernisasi Pengadaan Jasa Konstruksi

terjadinya bias informasi yang berakibat mendorong transparansi data, akuntabilitas


pada berkurangnya rendahnya akuntabilitas dan profesionalisme pengalaman Badan Usaha
proses PBJ yang dilaksanakan. Bila produk dan Profesional melalui keterbukaan informasi
yang dihasilkan dianggap kurang baik, maka dan kemudahan akses terhadap data/dokumen
stakeholder, khususnya peserta tender/seleksi pengalaman dan kinerja penyedia jasa. Sistem ini
menjadi kurang puas terhadap output pengadaan dibuat untuk menjawab tantangan keterbatasan
dan dapat mengajukan pengaduan atau sanggah SDM dan menjawab tuntutan kecepatan waktu
yang dapat membatalkan proses tender/seleksi dalam proses pemilihan tender/seleksi penyedia
yang dilaksanakan. Jumlah pengaduan terkait jasa konstruksi di PUPR. Penyedia jasa yang telah
dengan proses tender/seleksi cukup tinggi. menginput data pengalamannya pada SIMPAN
kedepan tidak perlu lagi menyampaikan data
Pada 24 November 2020, Direktorat Jenderal pengalamannya setiap kali mengikuti tender/
Bina Konstruksi berhasil meluncurkan satu seleksi. Disamping itu melalui keterbukaan
platform digital bernama SIMPAN (Sistem informasi dan kemudahan akses terhadap data
Informasi Manajemen Pengalaman), yaitu pengalaman dan kinerja penyedia jasa, tentunya
sistem informasi yang menyimpan data juga akan semakin mendorong peningkatan
pengalaman badan usaha dan tenaga ahli profesionalitas seluruh pihak yang terlibat dalam
konstruksi yang telah diintegrasikan dengan proses pengadaan barang/jasa. Hal ini juga akan
Sistem Informasi Konstruksi Indonesia (SIKI- sangat bermanfaat guna meminimalisir peluang
LPJK), e-KTP (Dukcapil Kemendagri), SPSE terjadinya penyimpangan. Sistem ini kedepan
(LKPP), e-Monitoring (PUPR), dan data pajak juga akan terus dikembangkan untuk dapat
(DJP Kemenkeu). Sistem ini sebagai upaya mengakomodir kebutuhan terkait lainnya.

Gambar 9.2.7. . Platform Digital SIMPAN (Sistem Informasi Manajemen Pengalaman)

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 667


PENUTUP

Evaluasi pelaksanaan tugas BP2JK selama 1. Adanya trust dari seluruh Unit Organisasi
2 tahun terakhir menunjukkan bahwa target dan unit kerja di Kementerian PUPR kepada
penciptaan nilai/value dari kegiatan pengadaan BP2JK dalam proses pemilihan barang/jasa;
tidak mungkin hanya diselesaikan oleh Pokja 2. Pengelolaan risiko dengan perbaikan HPS,
Pemilihan di UKPBJ tetapi juga memerlukan KAK, DED oleh Unit Kerja Teknis dan Satker/
kontribusi positif dari banyak pihak seperti PPK yang selanjutnya dilakukan review HPS,
Pengguna Barang/Jasa, PA/KPA, PPK, PPHP, KAK, DED oleh Direktorat Jenderal Bina
bahkan dari Penyedia Barang/Jasa. Hal ini Konstruksi;
membawa fungsi PBJ sebagai layaknya sebuah 3. Penguatan SDM organisasi oleh Unit
ekosistem. Organisasi di Kementerian PUPR;
4. Pengembangan sistem, data dan informasi
Betapapun hebatnya strategi dan eksekusi dalam PBJ.
pengadaan, proses PBJ tidak akan menghasilkan
output yang optimal jika tidak terbangun Dengan keempat aksi utama tersebut dalam
trust antar para pemangku kepentingan yang ekosistem PBJ PUPR, diharapkan society
ada dalam ekosistem PBJ. Masalah fraud trust dalam pelaksanaan PBJ dapat terwujud.
dan integritas menjadi faktor yang sangat Selain aksi kolaborasi PBJ di internal PUPR, di
menentukan terbangunnya trust dalam suatu dalam membangun ekosistem PBJ, diperlukan
ekosistem PBJ. pula dukungan dari stakeholder eksternal.
Stakeholder eksternal utama BP2JK diantaranya
Untuk membangun trust di dalam ekosistem adalah aparat penegak hukum, LKPP, Asosiasi
PBJ PUPR, diperlukan aksi kolaborasi PBJ PUPR Badan Usaha, Asosiasi Profesi, dan penyedia jasa
dengan melaksanakan tatakelola pengadaan (Kontraktor dan Konsultan).
yang baik dan efektif sehingga meningkatkan
rasa percaya diri para pihak yang terlibat dan Diharapkan ke depan, BP2JK beserta seluruh
dapat mempercepat proses dalam arus barang/ stakeholder (internal maupun eksternal) dapat
jasa maupun arus uang. Aksi kolaborasi PBJ bekerjasama secara sinergis dengan landasan
PUPR terdiri dari: trust yang dibangun bersama untuk mewujudkan
ekosistem PBJ yang baik dan kondusif.

668 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Modernisasi Pengadaan Jasa Konstruksi

DAFTAR PUSTAKA

Canning, David, and Peter Pedroni. “Infrastructure Pengadaan Barang/Jasa. Jakarta: Deputi
and Long Run Economic Growth”. University Bidang Pengembangan dan Pembinaan
of Belfast, 2004. Sumber Daya Manusia, Lembaga Kebijakan
Direktorat Pengadaan Jasa Konstruksi. Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Paparan Pemenuhan Bukti Dukung Wiriandhi, Ario. 2020. Paparan Arah Kebijakan
Tingkat Kematangan UKPBJ Kementerian Kelembagaan UKPBJ Kementerian
PUPR. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina dan Lembaga. Jakarta: Kementerian
Konstruksi, Kementerian PUPR. Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Direktorat Pengembangan Profesi dan Reformasi Birokrasi.
Kelembagaan. 2019. Paparan Model
Kematangan UKPBJ. Jakarta: Deputi Undang-undang
Bidang Pengembangan dan Pembinaan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang
SDM, Lembaga Kebijakan Pengadaan Cipta Kerja.
Barang/Jasa Pemerintah. Undang-undang Nomor 02 Tahun 2017 tentang
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Jasa Konstruksi.
Pemerintah. 2018. Paparan Sosialisasi
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun Peraturan Presiden
2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang
Pemerintah. Jakarta: Lembaga Kebijakan Pengadaan barang dan jasa Pemerintah.
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang
Octaviani, Vialita. 2020. Paparan Kebijakan Perubahan atas Perubahan Presiden Nomor
Pemenuhan 17 Standar LPSE. Batam: 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/
Penelaah Kebijakan Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah.
Jasa, Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah. Peraturan Menteri
Suryo, Robin Asad. 2020. Paparan Implementasi Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Kebijakan dan Program Pengembangan Perumahan Rakyat Nomor 14 Tahun 2020
Kapasitas Kelembagaan dan SDM tentang Standar dan Pedoman Pengadaan
Jasa Konstruksi melalui Penyedia.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 669


9.3
Digitalisasi Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
Melalui Katalog
Elektronik Sektoral
Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan
Rakyat
Gatot Pambudhi Poetranto
Deputi Bidang Monitoring - Evaluasi dan Pengembangan Sistem Informasi,
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

PENDAHULUAN

Pembangunan infrastruktur merupakan bagian penting dari upaya pemulihan


ekonomi nasional pada masa pandemi COVID-19. Infrastruktur memiliki peran
positif terhadap pertumbuhan ekonomi dengan jangka pendek menciptakan
lapangan kerja sektor konstruksi dan jangka menengah dan jangka panjang akan
mendukung peningkatan efisiensi dan produktivitas sektor-sektor terkait (Ja’far
M., 2007).

Pada tahun 2021 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)
mendapatkan alokasi anggaran senilai Rp149,8 triliun. Pagu anggaran tersebut
merupakan yang tertinggi untuk kementerian/lembaga.

670 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Gambar 9.3.1. Kementerian/Lembaga Dengan Pagu Anggaran Terbesar
Sumber : Informasi APBN 2021 - Kemenkeu

Berdasarkan data Sistem Informasi Rencana memastikan proses pelaksanaan penyediaan


Umum Pengadaan (SiRUP) tahun 2021, infrastruktur tersebut berjalan secara optimal.
pengadaan pemerintah untuk pekerjaan
konstruksi sebesar Rp325,25 triliun atau sebesar Dalam proses pelaksanaan penyediaan
52% dari total belanja pengadaan barang/jasa infrastruktur ini, proses pengadaan menjadi
pemerintah. Nilai tersebut mencakup lebih dari salah satu bagian yang tidak bisa dipisahkan
270 ribu paket pengadaan. dalam kerangka pelaksanaan pekerjaaan,
proses pengadaaan menjadi salah satu tahapan
Dengan data pagu anggaran Kementerian penting yang perlu mendapat perhatian dalam
PUPR yang besar ini dan nilai pengadaan rangka menyukseskan pelaksanaan penyediaan
pekerjaan konstruksi yang meliputi lebih dari infrastruktur secara umum.
setengah belanja APBN/APBD, menunjukan
posisi strategis pekerjaan konstruksi dalam Dalam kurun 1 dekade terakhir ini sistem
pelaksanaan pembangunan infrastruktur secara pengadaan nasional telah mengalami proses
nasional. Dengan melihat fakta ini penting untuk transformasi (digitalisasi) sistem pengadaan.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 671


Gambar 9.3.2. Profil Belanja PBJ Nasional Berdasarkan Jenis Pengadaan
Sumber : Data SiRUP per 20 September 2021 - LKPP

Dari yang semula pelaksanaan pengadaan Peraturan Presiden No 54 Tahun 2010 tentang
barang/jasa dilakukan secara konvensional Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Saat itu
(berbasis kertas, manual) menjadi proses istilah katalog elektronik atau e-katalog dan
pengadaan yang berbasis elektronik. Mulai e-purchasing sudah dimunculkan. Namun secara
dengan diberlakukannya Sistem Pengadaan sistem, katalog elektronik baru dimulai pada
Secara Elektronik (SPSE) sampai pada tahun 2012, dengan komoditas produk katalog
transformasi yang lain, seperti aplikasi SiRUP kendaraan operasional pemerintah dan katalog
(Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan), jasa internet.
SiKAP (Sistem Informasi Kinerja Penyedia),
Katalog Elektronik, PLSE (Pengadaan Langsung Seiring perjalanan waktu perkembangan katalog
Secara Elektronik), dan toko daring. elektronik terus berlanjut, pada Peraturan
Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang
PERKEMBANGAN KATALOG ELEKTRONIK Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, ketentuan
SEKTORAL KEMENTERIAN PUPR tentang pengelolaan katalog dipertegas dengan
adanya pembagian jenis katalog elektronik
Perkembangan digitalisasi pengadaan menjadi katalog elektronik nasional, katalog
khususnya katalog elektronik sudah dimulai elektronik sektoral, dan katalog elektronik
sejak tahun 2010 dengan diterbitkannya lokal. Hal ini kemudian lebih diperjelas lagi pada

672 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Modernisasi Pengadaan Jasa Konstruksi

Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 yang Pencegahan Korupsi (Stranas PK). LKPP dengan
merupakan perubahan pertama atas Peraturan Kementerian PUPR menyepakati kerjasama
Presiden Nomor 16 Tahun 2018. pengelolaan Katalog Elektronik Sektoral melalui
penandatanganan Nota Kesepahaman Nomor
Dalam rangka memperluas pemanfaatan 2 Tahun 2019 dan Nomor 02/PKS/M/2019 pada
Katalog Elektronik, LKPP mengembangkan tanggal 15 Februari 2019.
konsep pengelolaan Katalog Elektronik oleh
Kementerian/Lembaga yang disebut dengan Kementerian PUPR memulai pencantuman
Katalog Elektronik Sektoral dan pengelolaan produk Katalog Elektronik dengan etalase
Katalog Elektronik oleh Pemerintah Daerah yang produk pertama yang berhasil ditayangkan
disebut dengan Katalog Elektronik Lokal. pada tahun 2019 adalah Alat Berat Pekerjaan
Operasi dan Pemeliharaan Bidang Sumber Daya
Kementerian Dalam Negeri merupakan Air. Pada tahun berikutnya, kembali dilakukan
Kementerian/Lembaga pertama yang memulai penambahan penayangan produk, yaitu Bahan
pengelolaan Katalog Elektronik Sektoral pada Banjiran Pekerjaan Operasi dan Pemeliharaan
tahun 2017. Kementerian/Lembaga lainnya Bidang Sumber Daya Air. Perkembangan jumlah
turut menunjukan minatnya untuk menjadi Etalase Produk yang diproses pada Katalog
pengelola Katalog Elektronik Sektoral dan Elektronik dari tahun ke tahun dapat dilihat pada
dengan dukungan dari program Strategi Nasional Gambar 9.3.3.

Gambar 9.3.3. Grafik Perkembangan Penambahan Etalase Produk pada Katalog Elektronik
Sektoral Kementerian PUPR

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 673


Dari gambar di bawah, terlihat jika jumlah etalase Selain itu, Kementerian PUPR sedang
produk yang ditayangkan di tahun 2021 bertambah melaksanakan proses pencantuman barang/
secara signifikan. Hal ini menunjukkan komitmen jasa lainnya, saat ini sedang berjalan proses
Kementerian PUPR untuk terus mengembangkan pencantuman produk dari 9 (sembilan) etalase.
Katalog Elektronik Sektoralnya. Hingga saat ini Daftar etalase produk tersebut disajikan pada
sudah terdapat 6 (enam) etalase produk yang Tabel 9.3.2.
tayang di aplikasi Katalog Elektronik. Daftar
etalase produk tersebut dapat dilihat pada Tabel
9.3.1.

Tabel 9.3.1. Etalase Produk Katalog Elektronik Sektoral Kementerian PUPR yang sudah tayang pada
aplikasi Katalog Elektronik
No. Etalase Produk
1 Air Tanah dan Air Baku
2 Alat Berat Pekerjaan Operasi dan Pemeliharaan Bidang Sumber Daya Air
3 Bahan Banjiran Pekerjaan Operasi dan Pemeliharaan Bidang Sumber Daya Air
4 IPA Mobil
5 Jembatan Rangka Baja
6 Mobile Pump Bidang Sumber Daya Air

Sumber : Katalog Elektronik. Data per 20 September 2021

Tabel 9.3.2. Daftar Etalase Produk dalam Proses Pencantuman Produk


No. Etalase Produk
1 Bina Marga Sub Bidang Jalan dan Jembatan
2 IPA Struktur Baja
3 Jembatan Gantung Pejalan Kaki Tipe Rigid
4 Kendaraan Sanitasi dan Air Bersih
5 Pekerjaan Preservasi Jalan Bidang Bina Marga
6 Perkuatan Tebing Sungai
7 Pipa Air Minum
8 Saluran Irigasi
9 Teknologi Cipta Karya dan Perumahan

Sumber : Katalog Elektronik. Data per 20 September 2021

674 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Modernisasi Pengadaan Jasa Konstruksi

Tabel 9.3.3. Total Nilai Transaksi E-purchasing pada Katalog Elektronik Sektoral Kementerian PUPR

Etalase Produk Total Transaksi (Rp)

Tahun Anggaran 2020 16.669.183.418.860

Alat Berat Pekerjaan Operasi dan Pemeliharaan Bidang Sumber Daya Air 15.476.813.418.860

Bahan Banjiran Pekerjaan Operasi dan Pemeliharaan Bidang Sumber 1.192.370.000.000


Daya Air

Tahun Anggaran 2021 18.162.415.757.200

Alat Berat Pekerjaan Operasi dan Pemeliharaan Bidang Sumber Daya Air 11.393.656.055.000

Bahan Banjiran Pekerjaan Operasi dan Pemeliharaan Bidang Sumber 3.510.373.500.000


Daya Air
Mobile Pump Bidang Sumber Daya Air 2.676.667.452.200

IPA Mobil 578.000.000.000

Air Tanah dan Air Baku 3.718.750.000

Sumber : Katalog Elektronik. Data per 20 September 2021

Realisasi transaksi e-purchasing Katalog TANTANGAN YANG DIHADAPI DALAM


Elektronik Sektoral Tahun 2020 mencapai nilai PENGELOLAAN KATALOG SEKTORAL
Rp16,6 triliun. Nilai realisasi belanja meningkat
di tahun 2021 menjadi Rp18,1 triliun seiring Dominasi jenis produk sektor konstruksi yang
dengan bertambahnya jumlah etalase produk tercantum pada Katalog Elektronik berupa
yang ditayangkan pada Katalog Elektronik. Material Konstruksi karena dinilai lebih mudah
Penayangan etalase produk pada Katalog untuk melakukan standarisasi dari sisi Teknis,
Elektronik Sektoral tidak hanya dimanfaatkan Unit Pengukuran, serta Harga, karena material
oleh Satuan Kerja di Lingkungan Kementerian konstruksi pada umumnya tidak terpengaruh
PUPR, namun juga dibelanjakan oleh Organisasi kondisi lapangan.
Perangkat Daerah. Rincian nilai transaksi dapat
dilihat pada Tabel 9.3.3.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 675


Saat ini jenis produk yang dicantumkan pada
Katalog Elektronik pun mulai berkembang,
tidak hanya barang/material konstruksi saja
namun sudah mencakup Pekerjaan Konstruksi.
Pekerjaan Konstruksi merupakan pekerjaan
on site yang proses penyelesaian pekerjaan
(produksi) dilakukan di lokasi tertentu, dimana
setiap lokasi dapat memiliki karakteristik
tersendiri sehingga output dari pekerjaan
konstruksi dapat berbeda-beda tergantung dari
lokasi yang ditentukan.

Untuk menghadapi tantangan di atas maka


sangat diperlukan suatu standar baik dari sisi
Teknis, Unit Pengukuran, serta Harga, sehingga
suatu pekerjaan Konstruksi yang tercantum
di Katalog Elektronik dapat diterapkan di
lokasi manapun. Salah satu solusi yang sudah
diimplementasikan oleh Kementerian PUPR
yaitu dengan membentuk Katalog Elektronik
Sektoral Etalase Produk Preservasi Jalan,
dengan memecah suatu rangkaian Pekerjaan
Konstruksi menjadi beberapa Kategori Produk
dalam Katalog Elektronik dan Volume Produk
dibuat volume terkecil (misalnya : m2, m3, ton, dll).
Pada salah satu kategori pekerjaan Pemeliharaan
Jalan, yaitu Pekerjaan Drainase diklasifikasikan
menjadi beberapa sub jenis pekerjaan sebagai
representasi dari produk yang dapat dibeli
melalui Katalog Elektronik. LKPP senantiasa memberi dukungan bagi
penyelenggaraan Katalog Elektronik, dukungan
Selain faktor diatas, tantangan lainnya adalah tersebut dilakukan pada level kebijakan.
Metode Pemilihan Jasa Konsultansi masih Dengan terbitnya peraturan Katalog Elektronik
belum dapat dilakukan melalui e-purchasing terbaru yang menitikberatkan pada simplifikasi
sehingga jika pekerjaan fisik dilakukan melalui proses pencantuman barang/jasa pada Katalog
e-purchasing, pekerjaan lainnya seperti Elektronik serta memperluas kesempatan
Perencana, Pengawas, serta Manajemen bagi pelaku usaha untuk berpartisipasi
Konstruksi masih harus dilakukan melalui dalam pencantuman barang/jasa dengan
e-Seleksi yang membutuhkan waktu yang relatif menghilangkan sistem batch diharapkan dapat
cukup panjang. mempercepat proses pencantuman barang/jasa

676 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Modernisasi Pengadaan Jasa Konstruksi

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Perubahan mekanisme pengadaan di sektor


konstruksi yang sebelumnya mayoritas
dilaksanakan melalui tender perlahan beralih
dilaksanakan dengan e-purchasing melalui
Katalog Elektronik. Perubahan ini tentunya
diharapkan memberikan hasil akhir berupa
kemudahan dalam transaksi dan penghematan
waktu serta biaya dalam pengadaan barang/
jasa. Namun, untuk menuju hasil akhir tersebut,
sangat dibutuhkan dukungan teknis, baik berupa
regulasi maupun pedoman yang lebih rinci terkait
penyusunan dan pelaksanaan Katalog Elektronik
bidang konstruksi.

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang


Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan
perubahannya;
Peraturan LKPP Nomor 9 Tahun 2021 tentang Toko
Daring dan Katalog Elektronik dalam Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah;
Keputusan Deputi Bidang Monitoring-Evaluasi dan
Tol Balsam Balikpapan - Samarinda Pengembangan Informasi Nomor 11 Tahun 2021
tentang Tata Cara Penyelenggaraan Katalog
Elektronik;
Buku Konsolidasi Peraturan Presiden No. 54 tahun 2010
dalam Katalog Elektronik. Pedoman dan Petunjuk tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
Teknis penyelenggaraan Katalog Elektronik Direktorat Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi
diatur lebih rinci tertuang dalam Peraturan Pengadaan LKPP, Buku Profil Pengadaan
LKPP Nomor 9 Tahun 2021 tentang Toko Barang/Jasa Pemerintah Tahun 2019, Jakarta,
Daring dan Katalog Elektronik serta Keputusan LKPP, 2019;
Deputi Nomor 11 Tahun 2021 tentang Tata Cara https://www.kemenkeu.go.id/media/16835/informasi-
Penyelenggaraan Katalog Elektronik. Selain apbn-2021.pdf
itu, LKPP secara aktif memberikan dukungan Marwan Ja’far.2007. Infrastruktur Pro Rakyat, Strategi
melalui advokasi/pendampingan setiap tahapan Investasi Infrastruktur Indonesia Abad 2. Pustaka
dalam proses pencantuman barang/jasa hingga Bangsa
pelaksanaan e-purchasing di Kementerian PUPR.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 677


9.4
PERCEPATAN PENGADAAN JASA
KONSTRUKSI PEMERINTAH
Trisasongko Widianto
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Utama

Putut Marhayudi
Direktur Pengembangan Jasa Konstruksi
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian PUPR

Fani Dhuha
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda

PERAN JASA KONSTRUKSI DALAM PEREKONOMIAN NASIONAL

Presiden Joko Widodo telah menetapkan 5 arahan utama sebagai strategi dalam
pelaksanaan misi Nawacita dan pencapaian sasaran Visi Indonesia 2045 yang
tertuang dalam dokumen RPJMN 2020-2024. Salah satu arahan utama tersebut
adalah kebijakan pembangunan infrastruktur nasional, yaitu melanjutkan
pembangunan infrastruktur untuk menghubungkan kawasan produksi dengan
kawasan distribusi, mempermudah akses ke kawasan wisata, mendongkrak
lapangan kerja baru, dan mempercepat peningkatan nilai tambah perekonomian
rakyat.

Hal tersebut menunjukkan bahwa kedudukan pembangunan infrastruktur


sangat strategis untuk mendukung pelayanan dasar, pengembangan ekonomi,
pengembangan perkotaan, penyediaan energi dan kelistrikan, serta pengembangan
teknologi informasi dan komunikasi untuk transformasi digital. Pembangunan
infrastruktur diharapkan dapat menjadi pondasi dalam meningkatkan daya saing
nasional. Kontribusi PDB konstruksi terhadap PDB Nasional berdasarkan harga

678 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Gambar 9.4.1. Pembangunan Infrastruktur Nasional (RPJMN 2020-2024)

berlaku tahun 2019 berada pada kisaran 11,26% Kota Negara (IKN), pembangunan dalam rangka
atau urutan tertinggi keempat setelah sektor Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dan lain
(1) industri pengolahan, (2) perdagangan besar sebagainya.
dan eceran, dan (3) pertanian, kehutanan, dan
perikanan (sumber: BPS, 2020). Selain itu, Kementerian PUPR juga menjalankan
tugas direktif atau instruksi langsung dari
Sesuai dengan arahan pembangunan 2020-2024, Presiden untuk pembangunan sarana dan
alokasi anggaran Kementerian PUPR digunakan prasarana yang sifatnya penting dan mendesak,
untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur sehingga perlu dilaksanakan dalam tempo waktu
pelayanan dasar, pengembangan ekonomi, dan yang cukup singkat dan kadang waktu yang
infrastruktur perkotaan. Kementerian PUPR beririsan antar proyeknya, seperti pembangunan
melaksanakan pembangunan infrastruktur rumah sakit dalam rangka penanganan COVID-19,
bersifat strategis atau merupakan prioritas pembangunan sarana dan prasarana pendidikan,
nasional seperti pembangunan Pos Lintas Batas sarana olahraga dan pasar, dengan total
Negara (PLBN), pembangunan Kawasan Strategis anggaran di tahun 2020 sebesar Rp1,87 triliun
Pariwisata Nasional (KSPN), pembangunan Ibu (sumber: e-monitoring PUPR, 2020).

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 679


PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAN Dalam konteks “niat”, sebagus apapun peraturan
PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI yang dibuat tetapi apabila penyelenggara/pelaku
PBJ tersebut berangkatnya dalam melaksanakan
Ketika berbicara tentang pembangunan PBJ dari niat yang tidak baik, maka proses PBJ
infrastruktur, maka kita tidak dapat lepas dari yang dilaksanakan memiliki tingkat kemungkinan
berbicara tentang konstruksi. Hal ini karena gagal yang tinggi.
dalam melaksanakan setiap pembangunan
infrastruktur, terdapat irisan yang kuat antara Dalam konteks adanya “kesempatan” dalam
pembangunan infrastruktur dengan konstruksi. pelaksanaan PBJ, hal ini bisa dieliminir melalui
Dan ketika berbicara tentang konstruksi, maka pengaturan yang “simple but powerfull” agar
didalamnya ada jasa konstruksi yang terlibat bisa membatasi adanya kesempatan tersebut,
untuk penyelenggaraan kegiatan konstruksi sehingga tender/seleksi tidak menjadi gagal, dan
tersebut. tujuan PBJ bisa terlaksana dengan baik

Dalam penyelenggaraan jasa konstruksi TRANSFORMASI PELAKSANAAN


ada 4 (empat) perspektif yang perlu PENGADAAN BARANG/JASA DI
mendapat perhatian agar terwujudnya tertib KEMENTERIAN PUPR
penyelenggaraan jasa konstruksi yaitu:
a. Sistem pengadaannya (pengadaan barang/ Tugas pembangunan infrastruktur yang sangat
jasa) berjalan dengan baik dan sesuai dengan besar seperti yang diuraikan di atas, tentunya
peraturan perundang-undangan; memberikan konsekuensi pentingnya menjaga
b. Kontrak Konstruksi mengikuti kaidah-kaidah kualitas pelaksanaan pengadaan barang/
yang berlaku; jasa di Kementerian PUPR. Sistem pengadaan
c. Penerapan Sistem manajemen Keselamatan Barang/Jasa Pemerintah di Indonesia sering
Konstruksi agar terwujud zero accident; dan kali didistorsi dengan ketidakefisienan dan
d. Penerapan Rencana Mutu Pekerjaan kurangnya akuntabilitas dan transparansi, yang
Konstruksi (RMPK), agar menghasilkan mutu mengakibatkan kerugian ekonomi yang cukup
konstruksi yang berkualitas: signifikan. Hal ini salah satunya tergambar pada
kajian KPK pada tahun 2015, jumlah kerugian
Khusus Pengadaan Barang/Jasa (PBJ), dalam keuangan negara dari kasus pengadaan barang/
pelaksanaannya sesungguhnya memiliki hakikat jasa mencapai hampir Rp1 triliun. Sehingga
menggabungkan antara pengetahuan dengan timbul pertanyaan yang sangat mendasar,
seni dalam mengelola konflik. Sebab di dalam mengapa perbaikan yang sedemikian progresif
pelaksanaan setiap PBJ pasti memiliki potensi pada pengadaan barang/jasa belum juga
untuk terjadinya konflik. Dalam pelaksanaan PBJ berhasil menekan tingkat korupsi yang terjadi
ada 2 (dua) hal yang mempengaruhi terjadinya pada pengadaan barang/jasa?
kegagalan dalam pelaksanaannya atau biasa
disebut tender/seleksi gagal, yaitu Niat dan
Kesempatan.

680 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Modernisasi Pengadaan Jasa Konstruksi

Gambar 9.4.2. Pergeseran Penyelewengan Pengadaan Barang/Jasa


(Kajian Pencegahan Korupsi Pada Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah, KPK 2015)

Menurut data KPK, tren korupsi saat ini telah 2) penggelembungan harga, suap kepada pihak
bergeser dari modus penyelewengan pada saat terkait, serta manipulasi dokumen. Sebagai
pelaksanaan menjadi modus penyelewengan contoh, Harga Perkiraan Sendiri (HPS) tidak
pada proses perencanaan dan persiapan dibuat oleh panitia pengadaan, melainkan
pengadaan, seperti: dibuat oleh pihak vendor yang nantinya akan
1) proyek sudah di-ijon atau dijual terlebih ditunjuk sebagai pemenang.
dahulu sebelum anggaran disetujui atau
disahkan dan persekongkolan antara DPR,
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), dan vendor;

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 681


Gambar 9.4.3. Modus korupsi dari analisis kasus PBJ inkrach KPK
(Kajian Pencegahan Korupsi Pada Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah, KPK 2015)

Kementerian PUPR menyadari betul hal beberapa kelemahan seperti:


tersebut sehingga selalu berupaya melakukan 1) Proses tidak transparan (potensi
transformasi proses pengadaan barang/ pengumuman tender /seleksi
jasa menuju yang sifatnya lebih transparan, disembunyikan);
akuntabel, efisien, dan sesuai dengan tata 2) Proses tidak aman (potensi pengadangan
kelola yang baik. Langkah kongkret yang telah penyedia jasa saat mendaftar/memasukkan
dilaksanakan Kementerian PUPR dapat diuraikan dokumen penawaran, dokumen penawaran
sebagai berikut: dibuka sebelum waktunya, dan dokumen
penawaran rawan diganti); dan
Transformasi PBJ Konvensional menjadi PBJ 3) Proses tidak nyaman (untuk ikut tender/
yang memanfaatkan Teknologi Informasi seleksi penyedia harus hadir secara fisik
Kementerian PUPR telah memulai serta dokumen pengadaan dan penawaran
memanfaatkan teknologi informasi melalui harus digandakan sehingga membutuhkan
pengembangan e-Procurement PU (e-Proc) pada waktu dan biaya).
tahun 2003. Pemanfaatan teknologi informasi
menjadi penting karena disadari bahwa sistem Atas kelemahan tersebut, Kementerian PUPR
pengadaan barang/jasa secara manual memiliki secara aktif mengembangkan e-Procurement

682 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Modernisasi Pengadaan Jasa Konstruksi

Tabel 9.4.1. Transformasi Sistem Pengadaan Barang/Jasa di Kementerian PUPR

No. Sistem Pengadaan Tahun Pengadaan

1 Pengadaan secara Manual (Konvensional) s/d 2002

2 Pengadaan secara Elektronik (CTI, Semi E-Proc, dan Full Sejak 2003 (Sistem CTI)
E-Proc)
Sejak 2007 (Semi E-Proc)

Sejak 2015 (Full E-Proc)

3 Pengadaan secara Elektronik (SPSE) Sejak 2016

PU (e-Proc). Secara sederhana e-Proc adalah yang dilakukan dengan cara memasukkan
sistem pengadaan secara elektronik dimana dokumen (file) penawaran melalui
pengumuman dan proses tender/seleksi sistem e-Procurement, sepanjang tidak
dilakukan secara terintegrasi melalui situs bertentangan dengan peraturan perundang-
e-proc.pu.go.id, sehingga dalam pelaksanaannya undangan.
meminimalisir pertemuan fisik antara Penyedia
dan Pokja Pemilihan.

Pengembangan sistem e-Proc sendiri mengalami


beberapa tahapan perkembangan terdiri dari:
1) Copy To Internet, digunakan sejak tahun
2003, yaitu kegiatan penayangan seluruh
proses dan hasil pengadaan barang/jasa
yang ditayangkan melalui internet oleh Copy To Internet, digunakan
panitia pengadaan. Dalam tahap ini belum
ada transaksi elektronik yang terjadi, tetapi sejak tahun 2003, yaitu
sudah memulai menciptakan transparansi kegiatan penayangan seluruh
proses pengadaan. proses dan hasil pengadaan
2) Semi e-Procurement, digunakan sejak 2007,
yaitu kegiatan pengadaan barang/ jasa yang barang/jasa yang ditayangkan
sebagian prosesnya dilakukan melalui media melalui internet oleh panitia
elektronik (internet) secara interaktif antara pengadaan.
pengguna jasa dan penyedia jasa, tetapi
masih ada sebagian proses dilakukan secara
manual (konvensional).
3) Full e-Procurement, diwajibkan sejak 2015,
yaitu proses pemilihan penyedia barang/jasa

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 683


Tabel 9.4.2. Perbedaan Sistem Pengadaan Konvensional dengan Sistem e-Procurement

Sistem Pengadaan Barang/Jasa


No.
Konvensional e-Procurement
1 Pemasukan dan Pengambilan dokumen Pemasukan dan pengambilan dokumen
dilakukan dengan tatap muka. dilakukan melalui internet.

2 Pengumuman hanya dilakukan di media cetak Pengumuman dilakukan di media cetak dan
internet melalui website yang ada.

3 Daerah cakupan pemberitahuan terbatas. Daerah cakupan pemberitahuan yang sangat


luas (bisa nasional).

4 Kesempatan untuk berkolusi antara panitia Kesempatan untuk berkolusi antara panitia
pengadaan dengan penyedia jasa lebih besar. pengadaan dengan penyedia jasa bisa dikatakan
kecil.

5 Kurang transparan Lebih transparan.

Atas usaha penerapan pengadaan secara Untuk itu sejak tahun 2019, Kementerian PUPR
elektronik, pada tahun 2016 Kementerian PUPR membentuk Balai Pelaksana Pemilihan Jasa
meraih penghargaan National Procurement Konstruksi (BP2JK) di 34 Provinsi di Indonesia
Award 2016 untuk kategori “Komitmen 100% di bawah pembinaan Ditjen Bina Konstruksi,
eProcurement” atau lembaga pemerintah yang menggantikan Unit Layanan Pengadaan (ULP)
berhasil menjalankan 100 persen Layanan yang sebelumnya dikelola unit organisasi teknis.
Pengadaan Secara Elektronik (LPSE). ULP yang diketuai oleh Kepala Balai Besar/
Balai Wilayah Sungai (BBWS/BWS)/Pelaksanaan
Transformasi Unit Pelaksana Pengadaan Jalan Nasional (BBPJN/BPJN) di daerah dengan
Barang/Jasa melalui Pembentukan UKPBJ dan anggota bersifat ad hoc lintas unit organisasi.
BP2JK di 34 Provinsi
Salah satu hal yang menjadi pendorong Pada proses bisnis lama, BBWS/BWS/BBPJN/
terjadinya korupsi adalah terjadinya pemusatan BPJN melaksanakan 4 tugas yakni mulai dari
kewenangan yang dapat mengarah pada merencanakan, melelangkan, melaksanakan,
kesewenang-wenangan. Untuk menghindari dan mengawasi pekerjaan pembangunan
modus penyelewengan pada proses infrastruktur. Dengan dibentuknya BP2JK
perencanaan dan persiapan pengadaan, maka maka terjadi pemisahan antara unit perencana
perlu diadakan pembagian kewenangan antara dengan unit pelaksana pemilihan sehingga tidak
unit perencanaan, unit pelaksana pemilihan, unit terjadi conflict of interest, menciptakan check
pelaksanaan pekerjaan, dan unit pengawasan. and balance sehingga antar unit dapat saling
mengawasi

684 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Modernisasi Pengadaan Jasa Konstruksi

MODERNISASI SISTEM PENGADAAN JASA Kementerian PUPR. Rata-rata terdapat 3.100


KONSTRUKSI paket konstruksi dengan rata-rata total senilai
Rp63 triliun yang ditenderkan setiap tahunnya
Kementerian PUPR sebagai lembaga pemerintah melalui SPSE, dan ditambah rata-rata terdapat
yang ditugaskan untuk menyelenggarakan 3.700 paket jasa konsultansi dengan rata-rata
urusan pemerintahan di bidang pekerjaan total senilai Rp5,5 triliun paket jasa konsultansi
umum dan perumahan rakyat, maka pengadaan yang diseleksikan setiap tahunnya melalui SPSE
jasa konstruksi menjadi bagian terbesar dari (data pemaketan TA 2016-2018).
pengadaan barang/jasa yang dilaksanakan oleh

Gambar 9.4.4. Total Jumlah Pemaketan Pekerjaan Konstruksi TA 2016-2018


(Ditjen Bina Konstruksi, 2019)

Rata-rata terdapat 3.100 paket konstruksi di


Kementerian PUPR yang dilelangkan setiap tahunnya
melalui SPSE, 92%nya untuk Usaha Kecil dan Menengah

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 685


Gambar 9.4.5. Total Jumlah Pemaketan Jasa Konsultansi Konstruksi TA 2016-2018
(Ditjen Bina Konstruksi, 2019)

Rata-rata terdapat 3.700 paket jasa konstruksi di


Kementerian PUPR yang dilelangkan setiap tahunnya
melalui SPSE, 37%nya untuk Usaha Kecil

Kinerja proses pemilihan atas pemaketan jasa mempengaruhi kinerja Kementerian PUPR dalam
konstruksi di atas merupakan bagian dari proses menyelesaikan pembangunan infrastruktur.
bisnis yang turut mempengaruhi tercapainya Karena itu, dibutuhkan proses pemilihan yang
value for money, salah satunya adalah kinerja dari “simple but powerfull”, dengan kata lain prosesnya
sisi waktu pelaksanaan pemilihan. Keterlambatan sederhana tetapi tetap menghasilkan output
dalam proses pelaksanaan pemilihan akan sangat yang berkualitas.

686 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Modernisasi Pengadaan Jasa Konstruksi

Modernisasi Sistem Penyelenggaraan Jasa Untuk itulah Kementerian PUPR pada tahun
Konstruksi melalui Sistem Penyelenggaraan 2015 telah mengeluarkan regulasi pengaturan
Design and Build pengadaan pekerjaan konstruksi terintegrasi
Penerapan sistem penyelenggaraan dengan rancang dan bangun (design and build). Design and
metode konvensional bukan tanpa kekurangan. build adalah sistem pelaksanaan proyek dimana
Salah satu kelemahan yang mendasar adalah hanya ada satu entitas yang bertanggung jawab
penyelenggaraan pembangunan infrastruktur baik dalam perancangan maupun pelaksanaan
dengan metode konvensional membutuhkan konstruksi. Dengan sistem ini tidak ada
waktu yang lebih panjang, karena memisahkan pemisahan tahapan perancangan dan tahapan
tahapan perancangan dan tahapan pelaksanaan pelaksanaan pekerjaan konstruksi, sehingga
konstruksi. Dari sisi pengadaan barang/jasa, dari sisi waktu akan mampu mempercepat
pemisahan tersebut berdampak dibutuhkan selesainya pembangunan infrastruktur. Integrasi
waktu untuk pengadaan konsultan perancang dan perancangan dan pekerjaan konstruksi juga
waktu untuk pengadaan pekerjaan konstruksi. dapat mendorong biaya yang lebih efisien, karena
Dari sisi pelaksanaan pekerjaan, pemisahan desain disiapkan benar-benar sesuai kebutuhan
tersebut berdampak pekerjaan fisik harus riil di lapangan.
menunggu selesainya pekerjaan desain terlebih
dahulu sebelum dimungkinkan dilaksanakan di
lapangan.

Gambar 9.4.6. Keuntungan Sistem Penyelenggaraan Design Build


(Riset dari Construction Industry Institute, USA)

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 687


Hanya saja upaya untuk mendorong penerapan rangka upaya pemenuhan unsur auditabilitas,
pengadaan pekerjaan konstruksi terintegrasi antara lain:
rancang dan bangun (Design and Build) pada 1) Pedoman tata cara penyusunan pagu
proyek Pemerintah masih menghadapi anggaran dan penetapan pagu pekerjaan
kendala, utamanya dalam hal auditabilitas konstruksi terintegrasi rancang dan bangun
proyek Design and Build, khususnya dari sisi (design and build);
pertanggungjawaban keuangan. Pada sistem 2) Pedoman tata cara penyusunan Ketentuan
konvensional, auditabilitas dilakukan melalui Pengguna Jasa, utamanya terkait penyusunan
pemeriksaan terhadap dokumen perancangan lingkup pekerjaan, keluaran pekerjaan,
yang memuat rincian kebutuhan anggaran pengujian keluaran, dan penerimaan keluaran
proyek dibandingkan dengan hasil pelaksanaan sebagai dasar serah terima pekerjaan;
pekerjaan. Hal ini yang belum dapat diadopsi 3) Pedoman tata cara perhitungan nilai keluaran
pada pengadaan Design and Build. sebagai dasar perhitungan aset barang milik
negara.
Dokumen yang disiapkan sebelum proses tender
berupa dokumen rancangan awal. Sehingga tidak Modernisasi Sistem Pengadaan Jasa Konstruksi
terdapat rincian kebutuhan anggaran proyek melalui Vendor Management System
seperti halnya metode konvensional. Hal ini Rata-rata durasi pelaksanaan pemilihan
menjadi tantangan tersendiri bagi sistem audit pengadaan jasa konstruksi saat ini untuk
proyek konstruksi. Tanpa adanya perubahan pekerjaan konstruksi adalah selama 60 hari
sistem audit, maka akan sulit mendorong dengan waktu ideal 45 hari dan untuk pekerjaan
penerapan Design and Build secara lebih masif jasa konsultansi adalah selama 86 hari dari waktu
untuk mendukung percepatan pembangunan ideal 75 hari. Pada kasus tertentu bahkan terjadi
infrastruktur. perlambatan proses tender/seleksi sampai 2-3
kali waktu idealnya.
Untuk itu dirasa penting untuk segera menyusun
petunjuk/pedoman teknis yang lebih detail dalam

Gambar 9.4.7. Durasi Pemilihan Pengadaan Barang/Jasa


(Ditjen Bina Konstruksi, 2020)

688 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Modernisasi Pengadaan Jasa Konstruksi

Lamanya proses pengadaan jasa konstruksi Berdasarkan pertimbangan tersebut, diperlukan


tersebut tentu akan berimbas kepada mundurnya shifting terhadap persepsi pelaksanaan
waktu pelaksanaan pekerjaan konstruksi. pemilihan yang selama ini menjadikan pemilihan
Salah satu hal yang diidentifikasi sebagai sebagai mekanisme untuk menyaring peserta
penyebab lamanya proses pengadaan adalah yang kinerjanya tidak baik, menjadi mekanisme
persyaratan tender/seleksi yang berlebih- untuk memilih peserta terbaik diantara peserta
lebihan. Hal ini terjadi karena pengadaan jasa yang qualified. Perubahan paradigma tersebut
konstruksi masih diposisikan sebagai tools untuk akan berdampak persyaratan pada saat proses
menyaring penyedia yang berkualitas diantara pemilihan oleh pengguna jasa akan lebih
penyedia yang tidak berkualitas. Kekhawatiran sederhana dan waktu/proses pemilihan akan
pengguna jasa mendapatkan penyedia yang lebih singkat. Untuk mendukung berjalannya
tidak berkualitas, menyebabkan pengguna mekanisme tersebut, maka diperlukan Vendor
jasa memilih menetapkan banyak persyaratan Management System (VMS), yang memuat rekam
tender/seleksi, yang kemudian berdampak pada jejak kinerja dari setiap badan usaha.
waktu/tahapan proses pemilihan menjadi lama.
Pada sisi lain, persyaratan yang berlebihan juga Adanya pertimbangan penilaian kinerja dalam
akan memperbesar potensi tender/seleksi gagal proses pemilihan sudah diatur dalam Undang-
karena tidak ada peserta yang lulus evaluasi, Undang Jasa Konstruksi Nomor 2 Tahun 2017.
bahkan lebih buruk lagi dapat menciptakan ruang Pada pasal 43 disebutkan bahwa pemilihan
“pengaturan” hasil tender/seleksi, sehingga value Penyedia Jasa dan penetapan Penyedia Jasa
for money menjadi tidak tercapai. dalam pengikatan hubungan kerja Jasa Konstruksi
dilakukan dengan mempertimbangkan:
Persyaratan peserta tender pekerjaan a. Kesesuaian antara bidang usaha dan ruang
konstruksi sudah diatur berdasarkan sistem lingkup pekerjaan;
multi kriteria, seperti persyaratan kualifikasi, b. Kesetaraan antara kualifikasi usaha dan
persyaratan administrasi, persyaratan teknis beban kerja;
penawaran, dan persyaratan harga penawaran. c. Kinerja Penyedia Jasa; dan
Namun demikian, tetap ada kekhawatiran dari d. Pengalaman menghasilkan produk konstruksi
pengguna jasa terhadap hasil pemilihan, yakni sejenis.
bila mendapatkan kontraktor yang secara
pemenuhan dokumen memenuhi, tetapi kinerja Melalui mekanisme VMS, proses memilih
di lapangan menunjukkan hal yang sebaliknya. penyedia jasa tidak lagi berpusat hanya pada
Dampak kontraktor yang mengundurkan diri proses pemilihan, tetapi dilakukan secara
dari ikatan kontrak, paling tidak penyelesaian berjenjang. VMS harus telah memvalidasi
proyek akan mundur dikarenakan harus mencari keabsahan kualifikasi usaha badan usaha,
kontraktor pengganti. pengalaman kerja, dan kinerja dari badan usaha.
Informasi historis kinerja kontraktor akan sangat

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 689


membantu dalam sistem evaluasi kompetensi KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
kontraktor untuk memberi keyakinan kepada
pengguna jasa, karena ukuran kinerja Dengan transformasi dan modernisasi
pelaksanaan kontrak dalam kontrak cukup jelas, sistem pengadaan, unit kerja, kewenangan
yaitu kontraktor dapat menyelesaikan pekerjaan proses pemilihan, dan proses bisnis lebih
konstruksi sesuai dengan waktu dan biaya yang baik diharapkan proses dan hasil pengadaan
direncanakan dan memenuhi kualitas sesuai barang/jasa akan menjadi lebih efektif, efisien,
yang disyaratkan untuk sisi kontraktor. transparan, berkualitas, dan akuntabel sehingga
tercipta pemenuhan nilai manfaat yang sebesar-
Dengan begitu saringan kontraktor pada proses besarnya (value for money).
pemilihan nantinya sudah dapat dimulai sejak 1. Transformasi dan modernisasi sistem
pendaftaran. Maksudnya, kontraktor hanya perlu pengadaan dilakukan dengan mengeluarkan
mendaftar, karena mereka sudah tervalidasi regulasi sistem pengadaan jasa konstruksi
pada VMS, yang mana kompetensi mereka yang dapat mendorong percepatan
telah dievaluasi sesuai dengan jenis dan nilai pembangunan infrastruktur;
proyek yang masuk cakupan sebagaimana 2. Transformasi dan modernisasi unit kerja
yang ditawarkan oleh pengguna jasa. Sehingga pengadaan barang/jasa dilakukan dengan
pengguna jasa pada saat proses pemilihan hanya pemisahan kewenangan antara unit
memeriksa penawaran harga dan kemampuan perencanaan, unit pelaksana pemilihan, unit
nyata terkini misalnya kecukupan finansial pelaksanaan pekerjaan, dan unit pengawasan;
(usaha menengah dan besar) atau jumlah paket 3. Transformasi dan modernisasi proses
yang sedang dilaksanakan (usaha kecil). pemilihan dilakukan dengan perbaikan
regulasi terkait penetapan pemenang, untuk
Pemberlakuan VMS dilakukan secara berjenjang memecah dan membatasi kewenangan pokja
untuk hanya diterapkan pada usaha menengah pemilihan dengan harapan akan mengurangi
dan besar, mengingat pemerintah memiliki konflik kepentingan pokja pemilihan
tugas pembinaan untuk melindungi kontraktor terhadap hasil pemilihan;
usaha kecil minim pengalaman untuk terlibat 4. Transformasi dan modernisasi proses bisnis
dalam proyek kecil. Hal ini sekaligus juga untuk dilakukan dengan penerapan mekanisme
membina dan mengembangkan sistem jasa VMS, sehingga pemilihan yang selama
konstruksi yang sehat. Dengan adanya sistem ini sebagai mekanisme untuk menyaring
hierarki pengembangan kontraktor harus secara peserta yang kinerjanya tidak baik, menjadi
bertahap. Kontraktor menjadi besar harus mekanisme untuk memilih peserta terbaik
melalui kontraktor kecil terlebih dahulu. diantara peserta yang qualified.

690 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Modernisasi Pengadaan Jasa Konstruksi

Tol Balsam Balikpapan - Samarinda

DAFTAR PUSTAKA

E-Procurement Indonesia. (2021), Pentingnya Komisi Pemberantasan Korupsi. (2015), Kajian


Memiliki Vendor Management System, https:// Pencegahan Korupsi Pada Pengadaan Barang
eprocurement-indonesia.com/ pentingnya- dan Jasa Pemerintah
memiliki-vendor-management-system/ Mukhamad Afif Salim, Agus Bambang Siswanto, dan
Garrison, L. (2019), How a design-build approach Idriati (2017), Pengadaan Jasa Konstruksi Dengan
offers advantages for construction projects, E-Procurement, Jurnal Teknik Sipil Vol.10 Tahun
https://www.bizjournals.com/charlotte/news/ 2017.
2019/10/10/how-a-design-build-approach- Nursetyo, G. (2015), Kajian Ulang Manajemen
offers-advantages-for.html Pengadaan Jasa Pekerjaan Konstruksi. Jurnal
Ilori, Babsola Olubunmi, Tshwane. (2017), Evaluating Teknik Sipil Dan Arsitektur, 17(21).
The Practice Of The Design-Build Procurement
Method In South Africa, International Journal Of
Construction Supply Chain Management Volume
7 Number 3 2017.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 691


9.5
PENINGKATAN KUALITAS
HPS PEKERJAAN
KONSTRUKSI
Poltak Sibuea
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Utama

Ratih Fitriani
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda

LATAR BELAKANG

Salah satu pengadaan yang diatur dalam pengadaan barang dan jasa adalah
pengadaan pekerjaan konstruksi selain pengadaan barang/jasa konsultansi/
jasa lainnya. Pengadaan pekerjaan konstruksi berbeda dengan pengadaan
lainnya karena produk yang akan dihasilkan merupakan suatu proses konstruksi
(mewujudkan, memelihara atau menghancurkan) dari desain/gambar yang
bersifat abstrak menjadi sesuatu wujud nyata seperti yang direncanakan,
sehingga untuk menentukan harganya tidak sederhana dan tidak bisa langsung
diperkirakan. Untuk menghitung harga pekerjaan konstruksi yang wajar dan
akuntabel diperlukan metode perhitungan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Harga pekerjaan konstruksi hasil perhitungan pemilik kegiatan atau pengguna jasa
disebut harga perkiraan sendiri (HPS) sedangkan harga yang dihitung penyedia jasa
(kontraktor) disebut penawaran. Dalam proses pemilihan penyedia jasa pekerjaan
konstruksi harga penawaran para penyedia jasa peserta pemilihan dikompetisikan
kualitas dan nilainya serta dievaluasi menggunakan HPS sebagai pembanding.
Penawaran yang lebih tinggi dari HPS akan ditolak/digugurkan sedangkan
penawaran yang lebih rendah dari 80% HPS akan dikenakan persyaratan khusus.

692 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Hal ini menunjukkan bahwa HPS berperan Kementerian PUPR. KPK menemukan ada
penting dalam menentukan harga yang wajar dan perbedaan harga yang signifikan pada pekerjaan
akuntabel dalam pemilihan penyedia jasa. Untuk sejenis pada lokasi yang sama atau berdekatan
itu HPS perlu disusun menggunakan metode dan kondisi lapangan yang tidak jauh berbeda.
yang tepat dan profesional agar berkualitas dan Hal ini menunjukkan lemahnya pengaturan
dapat dipertanggungjawabkan. penyusunan HPS dan lemahnya pemahaman dan
kepatuhan PPK terhadap pedoman penyusunan
Dalam perjalanan pemilihan penyedia jasa HPS yang ada.
pekerjaan konstruksi dari waktu ke waktu
sering timbul pertanyaan apakah HPS yang Alasan yang disampaikan PPK mengapa
disusun pejabat pembuat komitmen (PPK) sudah terjadi perbedaan harga yang signifikan
berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan. untuk pekerjaan sejenis dan pada lokasi yang
Hal ini dapat ditinjau dari 2 kemungkinan yaitu berdekatan, misalnya timbunan tanah secara
harga penawaran pemenang tender mendekati mekanis, antara lain karena adanya perbedaan
HPS atau lebih rendah dari 80% HPS. Jika harga peruntukan pekerjaan, yaitu bangunan gedung
penawaran yang menang tender mendekati dan pekerjaan sipil lainnya (sumber daya air,
HPS berarti tidak ada efisiensi harga pekerjaan jalan/jembatan, air minum, dan sanitasi),
dan bahkan dikhawatirkan ada indikasi perbedaan lokasi sumber bahan dasar (quarry),
pemborosan keuangan negara. Sedangkan jika perbedaan metode pelaksanaan pekerjaan,
harga penawaran yang menang tender lebih perbedaan analisa perhitungan harga sewa alat,
rendah dari 80% HPS berarti akuntabilitas HPS dan tersedianya pilihan pedoman analisa harga
diragukan dan terindikasi ada penggelembungan satuan pekerjaan (AHSP) yang beragam. Di sisi
harga HPS. Untuk menghindari berulang kembali lain juga karena tersedianya sumber data harga
permasalahan seperti ini di masa datang sudah bahan dasar yang beragam yang diterbitkan
seharusnya dibuat panduan penyusunan HPS instansi resmi. Selain alasan teknis di atas ada
yang lebih terarah, mudah dimengerti dan mudah juga yang beralasan karena tidak diperolehnya
dilaksanakan sehingga mudah ditemukan jika data dan informasi harga satuan pekerjaan (HSP)
terdapat kesalahan atau penyimpangan dalam sejenis di sekitar lokasi pekerjaan. Oleh karena
menyusun HPS. itu perlu dibuat pedoman perhitungan HPS yang
profesional dan dapat dipertanggungjawabkan
Kelemahan penyusunan HPS pekerjaan konstruksi sebagai hasil penjumlahan (sigma) perkalian HSP
juga menjadi salah satu fokus perhatian Komisi dengan volume pekerjaan ditambah keuntungan,
Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam evaluasi biaya umum dan PPN. HSP diperoleh dengan
pelaksanaan pengadaan barang dan jasa di menggunakan AHSP yang tepat sesuai dengan
lingkungan Kementerian PUPR pada tahun 2017, metode pelaksanaan dan spesifikasi pekerjaan.
khususnya di Direktorat Jenderal Bina Marga. Dengan demikian HPS yang dihasilkan lebih
Dalam salah satu dari sembilan rekomendasi terukur dan akuntabel. Selain itu juga perlu
strategi pemberantasan korupsi hasil evaluasi disusun/dikembangkan sistem informasi yang
KPK menyebutkan perlu dilakukan peningkatan menyajikan harga satuan dasar tenaga kerja,
kualitas penyusunan HPS di lingkungan bahan dan peralatan yang dapat diakses PPK

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 693


sebagai referensi pada saat menyusun HPS. Dari berkualifikasi kecil, nilai HPS di antara Rp15
uraian ini terlihat bahwa kualitas AHSP menjadi miliar sampai Rp50 miliar hanya diikuti penyedia
kunci utama yang perlu ditingkatkan dalam jasa berkualifikasi menengah, dan nilai HPS di
peningkatan kualitas HPS pekerjaan konstruksi. atas Rp50 miliar hanya diikuti penyedia jasa
berkualifikasi besar. Bahkan khusus penyedia
HPS PEKERJAAN KONSTRUKSI jasa BUMN hanya boleh mengikuti tender untuk
nilai HPS di atas Rp100 miliar. Untuk nilai HPS
Dalam Perpres RI Nomor 12 Tahun 2021 yang mendekati Rp15 miliar, Rp50 miliar dan
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Rp100 miliar harus dihitung lebih hati-hati dan
didefinisikan bahwa harga perkiraan sendiri lebih cermat agar calon penyedia jasa pekerjaan
(HPS) adalah perkiraan harga barang/jasa yang konstruksi yang dibolehkan ikut tender benar-
ditetapkan oleh PPK yang telah memperhitungkan benar sesuai dengan kualifikasi yang diharapkan.
biaya tidak langsung (overhead cost), keuntungan Di sisi lain nilai HPS juga akan menjadi dasar
dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Harga PPK menetapkan nilai jaminan pelaksanaan bagi
barang/jasa diperoleh dari perhitungan seluruh pemenang tender dengan harga lebih rendah dari
volume pekerjaan dikalikan dengan harga 80% HPS.
satuan (Permen PUPR Nomor 28 Tahun 2016).
Definisi ini menjelaskan harga barang/jasa yang Peraturan Nomor 12 Tahun 2021 Lembaga
ditetapkan PPK adalah harga yang wajar dan Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
dapat memberi keuntungan bagi pelaksana (LKPP) tentang Pedoman Pelaksanaan
yang mengadakan barang/jasa serta dapat Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Melalui
memenuhi kewajiban pembayaran pajak atas Penyedia lebih jauh menjelaskan data/informasi
pekerjaan yang dilaksanakan. Perpres juga yang dapat digunakan untuk menyusun HPS
menjelaskan HPS dihitung secara keahlian/ antara lain harga pasar setempat menjelang
profesional dan menggunakan data yang dapat dilaksanakannya tender; harga satuan yang
dipertanggungjawabkan serta digunakan dipublikasikan secara resmi; daftar harga
sebagai alat untuk menilai kewajaran harga yang dikeluarkan oleh produsen; inflasi tahun
penawaran; dasar untuk menetapkan tender sebelumnya, suku bunga pinjaman dan/atau
gagal karena nilai penawaran lebih tinggi dari kurs valuta asing; perbandingan harga satuan
HPS; dan dasar untuk menetapkan besaran pekerjaan sejenis dengan Kontrak yang ada;
nilai Jaminan Pelaksanaan jika nilai penawaran perhitungan harga satuan oleh konsultan
pemenang tender kurang dari 80% (delapan perencana; informasi harga dari e-katalog;
puluh persen) HPS. Penjelasan ini menunjukkan informasi harga satuan di luar negeri untuk
peran HPS sangat strategis untuk menentukan tender internasional; dan/atau informasi lain
penawaran maksimum dalam tender yang yang dapat dipertanggungjawabkan. Penjelasan
diizinkan untuk dikompetisikan dan dievaluasi ini menekankan agar HPS harus disusun
kelompok kerja (Pokja) Pemilihan. Nilai HPS juga berdasarkan data harga satuan dasar resmi yang
berperan menentukan kualifikasi penyedia jasa diterbitkan lembaga yang berwenang sebagai
peserta tender. Untuk nilai HPS sampai dengan sumber data yang dapat dipertanggungjawabkan.
Rp 15 miliar hanya boleh diikuti penyedia jasa HPS dapat juga mengacu pada harga satuan

694 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Modernisasi Pengadaan Jasa Konstruksi

pekerjaan yang dihitung konsultan perencana Reviu nilai HPS bukan meneliti perhitungan
dengan penyesuaian harga akibat perbedaan HPS, melainkan hanya memeriksa harga satuan
waktu (indeks inflasi) saat direncanakan dan pekerjaan telah lengkap sesuai dengan daftar
penyusunan HPS. Hal ini menunjukkan bahwa kuantitas dan harga yang akan ditenderkan.
konsultan perencana juga harus menghitung Pokja Pemilihan melakukan reviu nilai HPS
harga satuan pekerjaan secara profesional dan dapat menggunakan perkiraan biaya yang telah
dapat dipertanggungjawabkan. Untuk menilai disusun pada tahap perencanaan pengadaan,
kewajaran HPS hasil perhitungan PPK dapat data/informasi pasar terkini, dan dengan cara
juga dilihat dari perbandingan dengan harga membandingkan pekerjaan yang sama pada
satuan pekerjaan sejenis dengan Kontrak yang paket yang berbeda. Pokja Pemilihan juga
sedang berlangsung di sekitar pekerjaan yang memeriksa pemenuhan perhitungan kewajiban
dihitung. LKPP juga menerangkan HPS tidak perpajakan/cukai/asuransi/SMK3 atau biaya
boleh memperhitungkan biaya yang tidak terkait lain yang dipersyaratkan dalam pelaksanaan
dengan pekerjaan dan Pajak Penghasilan (PPh) pekerjaan. Dengan demikian nilai HPS yang
serta keuntungan dan biaya tidak langsung dijadikan acuan dalam evaluasi tender sudah
yang diijinkan paling banyak 15% (lima belas mencakup seluruh biaya yang akan dipikul
persen). Hal ini menunjukkan HPS haruslah penyedia jasa dalam pelaksanaan pekerjaan.
harga yang sebenarnya untuk dilaksanakan dan
tidak memberi ruang keuntungan dan biaya
tidak langsung (overhead) lebih besar dari 15%
dari harga riil. Dengan ketentuan pengaturan
ini diharapkan HPS hasil perhitungan PPK telah
menjamin kewajaran harga untuk pelaksanaan
pekerjaan bahkan dapat memberi keuntungan
yang wajar bagi penyedia jasa. Dalam hal penyedia
jasa peserta tender membuat penawaran lebih
rendah dari HPS maka harus dapat memperoleh
bahan dasar dengan harga lebih rendah dan Reviu nilai HPS bukan
menggunakan metode kerja yang lebih efisiensi meneliti perhitungan HPS,
sehingga harga satuan pekerjaan yang diperoleh
masih dalam batas kewajaran. melainkan hanya memeriksa
harga satuan pekerjaan telah
Dalam proses tender, nilai HPS yang disusun lengkap sesuai dengan daftar
PPK akan direviu lebih dulu oleh Pokja Pemilihan
sebelum menjadi dokumen tender yang akan kuantitas dan harga yang
diumumkan melalui aplikasi sistem pengadaan akan ditenderkan.
secara elektronik (SPSE). Reviu nilai HPS
dimaksudkan untuk memastikan bahwa nilai HPS
telah cukup dan sesuai dengan KAK, spesifikasi
teknis dan desain serta ruang lingkup pekerjaan.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 695


PEDOMAN PENYUSUNAN AHSP Jumlah total waktu digunakan sebagai dasar
menghitung jumlah pekerja yang digunakan.
Sampai saat tulisan ini dibuat, pedoman Biaya tenaga kerja untuk pekerjaan manual
penyusunan analisa harga satuan pekerjaan umumnya menggunakan standar orang hari
(AHSP) yang digunakan untuk pekerjaan (OH). Besarnya sangat dipengaruhi oleh jenis
konstruksi di lingkungan Kementerian PUPR pekerjaan dan lokasi pekerjaan. Secara lebih
mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan rinci faktor tersebut dipengaruhi antara lain oleh
Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 28/ keahlian tenaga kerja, jumlah tenaga kerja, faktor
PRT/M/2016 tentang Pedoman Analisis Harga kesulitan pekerjaan, ketersediaan peralatan,
Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum. pengaruh lamanya kerja, dan pengaruh tingkat
Pedoman ini sudah menguraikan pekerjaan yang persaingan tenaga kerja.
secara teknis dirinci dengan detail berdasarkan
suatu metode kerja dan asumsi-asumsi yang Koefisien bahan adalah indeks kuantum yang
sesuai dengan yang diuraikan dalam suatu menunjukkan kebutuhan bahan bangunan untuk
spesifikasi teknik, gambar desain dan komponen setiap satuan volume pekerjaan. Faktor bahan
harga satuan, baik untuk pembangunan baru, dipengaruhi oleh jenis bahan yang digunakan
kegiatan rehabilitasi/pemeliharaan, maupun sehingga besaran angka koefisien bahan pada
peningkatan infrastruktur. Setiap jenis pekerjaan setiap lokasi pekerjaan dapat berbeda. Hal ini
dibuat AHSP sesuai dengan metode pelaksanaan juga dipengaruhi oleh asumsi, metode kerja, jenis
dan asumsi-asumsi untuk menyederhanakan bahan dan berat isi bahan yang akan digunakan.
perkiraan kebutuhan tenaga kerja, bahan dan Kuantitas bahan-bahan yang diperlukan dalam
peralatan yang diperlukan untuk memenuhi analisis adalah untuk mendapatkan koefisien
spesifikasi pekerjaan. Kebutuhan tenaga kerja, bahan dalam satuan pengukuran (m¹, m², m³,
bahan dan peralatan untuk menghasilkan satu ton, kg, liter, dan lain-lain). Faktor kembang
satuan pengukuran yang diasumsikan akan susut dan faktor kehilangan dapat berpengaruh
menjadi koefisien dalam AHSP suatu pekerjaan. terhadap analisis koefisien bahan. Faktor
kembang susut dan faktor kehilangan bahan pada
Koefisien tenaga kerja adalah indeks kuantum dasarnya ditetapkan berdasarkan pengalaman,
yang menunjukkan kebutuhan waktu untuk pengamatan dan percobaan. Berbagai jenis tanah
mengerjakan setiap satuan volume pekerjaan. dalam keadaan asli (sebelum digali), telah lepas
Jumlah jam kerja merupakan koefisien tenaga karena pengerjaan galian atau pengurugan yang
kerja per satuan pengukuran. Koefisien ini kemudian dipadatkan, volumenya akan berlainan
adalah faktor yang menunjukkan lamanya akibat dari faktor pengembangan dan penyusutan
pelaksanaan dari tenaga kerja yang diperlukan bahan. Faktor yang mempengaruhi harga satuan
untuk menyelesaikan satu satuan volume dasar bahan antara lain kualitas, kuantitas, dan
pekerjaan. Faktor yang mempengaruhi koefisien lokasi asal bahan. Faktor-faktor yang berkaitan
tenaga kerja antara lain jumlah tenaga kerja dan dengan kuantitas dan kualitas bahan harus
tingkat keahlian tenaga kerja. Jumlah tenaga ditetapkan dengan mengacu pada spesifikasi
kerja tersebut adalah relatif tergantung dari yang berlaku.
beban kerja utama produk yang dianalisis.

696 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Modernisasi Pengadaan Jasa Konstruksi

Bendungan Kuningan, Jawa Barat

Koefisien alat adalah waktu yang diperlukan Umum; Sumber Daya Air; Bina Marga; dan Cipta
(dalam satuan jam) oleh suatu alat untuk Karya. Namun jika ditelaah lebih teliti terdapat
menyelesaikan atau menghasilkan produksi AHSP yang sama untuk pekerjaan sejenis pada
sebesar satu satuan volume jenis pekerjaan. bidang yang satu dan bidang lainnya. Contohnya
Data utama yang diperlukan untuk perhitungan terdapat AHSP untuk pekerjaan tanah pada
koefisien alat ini adalah jenis alat; kapasitas alat; bidang Sumber Daya Air, Bina Marga dan Cipta
faktor efisiensi alat; waktu siklus; dan kapasitas Karya. Seharusnya untuk pekerjaan yang sering
produksi alat. Untuk keperluan analisis harga dilaksanakan di lebih dari satu bidang dibuat satu
satuan pekerjaan (HSP) diperlukan satu atau AHSP yang mengakomodasi karakteristik masing-
lebih alat berat. Setiap alat mempunyai kapasitas masing bidang dan dijadikan AHSP bidang Umum,
produksi (Q) yang bermacam-macam, tergantung sehingga tidak ada duplikasi AHSP pada bidang
pada jenis alat, faktor efisiensi alat, kapasitas alat, yang berbeda. Selain itu, asumsi dan perhitungan
dan waktu siklus. Satuan kapasitas produksi alat koefisien yang digunakan dalam pedoman ini
adalah satu satuan pengukuran per jam. Koefisien sudah perlu disesuaikan dengan metode kerja
alat adalah berbanding terbalik dengan kapasitas dan kemajuan teknologi saat ini. Oleh karena
produksi. itu sudah seharusnya disusun revisi pedoman
penyusunan AHSP yang lebih terukur, transparan
Pedoman AHSP ini terbagi dalam 4 (empat) dan akuntabel.
bagian, yang terdiri atas pedoman AHSP bidang

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 697


KONSEP PENYUSUNAN ANALISIS HARGA AHSP dapat juga digunakan sebagai dasar untuk
SATUAN PEKERJAAN (AHSP) perhitungan biaya paket Pekerjaan Konstruksi
secara swakelola maupun padat karya dengan
Saat tulisan ini dibuat, sedang disusun revisi memperhatikan jenis pekerjaan, metode
pedoman penyusunan AHSP sebagai tindaklanjut pelaksanaan, peralatan, kondisi lapangan,
atas kebutuhan perkembangan kemajuan keterampilan, dan kebutuhan tenaga kerja. Selain
metode dan teknologi pekerjaan serta sekaligus itu AHSP Pekerjaan Konstruksi sejenis dan/atau
memenuhi rekomendasi hasil evaluasi KPK. tipikal yang sudah dilaksanakan sebelumnya
Penyusunan AHSP dilakukan untuk menghasilkan dapat digunakan sebagai acuan perkiraan pagu
perkiraan biaya pembangunan yang berupa harga pekerjaan Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi
perkiraan perencana (HPP/EE) yang selanjutnya setelah disesuaikan dengan kondisi karakteristik
menjadi dasar penyusunan HPS pekerjaan pekerjaan.
konstruksi baik dengan sumber pembiayaan
keuangan negara atau non-keuangan negara. Dalam memenuhi tuntutan teknologi,
AHSP terdiri atas bidang umum, bidang sumber penambahan jenis infrastruktur dan alasan
daya air, bidang bina marga, dan bidang cipta teknis lainnya AHSP ini dapat ditambah dan
karya dan perumahan. AHSP dapat digunakan dimutakhirkan. Pada penerapannya, AHSP ini
dalam berbagai tahap siklus konstruksi meliputi: saling melengkapi satu bidang dengan bidang
1. Tahap perancangan yaitu untuk penyusunan yang lain (Sumber Daya Air, Bina Marga, Cipta
HPP yang dilakukan oleh perencana; Karya dan Perumahan) untuk pekerjaan-
2. Tahap perencanaan pengadaan yaitu untuk pekerjaan yang sejenis. Jika diperlukan AHSP
penyusunan dan penetapan perkiraan biaya/ dapat juga dilengkapi dengan referensi lain
RAB; menggunakan pendekatan sesuai SNI dan/atau
3. Tahap persiapan pengadaan yaitu untuk perhitungan teknis, analisis produktivitas dan
penyusunan dan penetapan HPS serta berdasarkan kaidah teknis yang disetujui oleh
penghitungan koefisien komponen untuk pengguna jasa.
penyesuaian harga;
4. Tahap pelaksanaan pemilihan penyedia jasa STRUKTUR AHSP
yaitu untuk melakukan evaluasi kewajaran
harga dan/atau klarifikasi harga satuan Di dalam AHSP terdapat penghitungan biaya
timpang; dan langsung dan biaya tidak langsung. Biaya
5. Tahap pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi langsung adalah semua biaya yang langsung
yaitu pada saat negosiasi untuk penambahan berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan
pokok pekerjaan baru, negosiasi untuk konstruksi di lapangan. Di dalam pekerjaan
penambahan kuantitas pekerjaan lebih dari konstruksi bidang PUPR, biaya langsung terdiri
10% (sepuluh persen) dari kuantitas awal dan/ atas dua bagian, yaitu biaya untuk pokok
atau negosiasi untuk penambahan kuantitas pekerjaan dan biaya untuk penerapan SMKK.
pekerjaan yang mempunyai harga satuan Yang dimaksud dengan biaya untuk pokok
timpang. pekerjaan adalah biaya yang digunakan untuk

698 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Modernisasi Pengadaan Jasa Konstruksi

membayar upah tenaga kerja (baik tenaga kerja Biaya tidak langsung adalah semua biaya proyek
konstruksi dan/atau tenaga kerja non-terampil), yang tidak secara langsung berhubungan dengan
pembelian bahan, dan pengoperasian atau sewa konstruksi di lapangan, dengan besaran biaya
peralatan. Biaya penerapan SMKK pada proyek yang tidak dirinci namun berupa persentase
konstruksi bidang PUPR dipisahkan dari biaya dari biaya langsung. Biaya tidak langsung terdiri
umum (biaya tidak langsung) dan menjadi biaya atas biaya umum dan keuntungan, termasuk juga
tersendiri sebagaimana biaya untuk pokok di dalamnya jika terjadi kecelakaan konstruksi
pekerjaan. Adapun biaya penerapan SMKK paling maka biaya perbaikan dan penanganan dampak
sedikit memuat: dari kecelakaan konstruksi menjadi bagian dari
1. Penyiapan rencana keselamatan konstruksi biaya umum. Secara lebih jelasnya jenis-jenis
(RKK), rencana kerja pengelolaan dan biaya yang masuk ke dalam biaya umum antara
pemantauan lingkungan hidup (RKPPL), dan lain sebagai berikut:
rencana manajemen lalu lintas pekerjaan 1. Biaya kantor pusat yang bukan dari biaya
(RMLLP); pengadaan untuk setiap mata pembayaran;
2. Sosialisasi, promosi, dan pelatihan; 2. Biaya upah pegawai kantor lapangan tidak
3. Alat pelindung kerja dan alat pelindung diri; termasuk biaya upah personil manajerial.;
4. Asuransi dan perizinan; 3. Biaya asuransi untuk tenaga kerja;
5. Personel Keselamatan Konstruksi; 4. Biaya manajemen (bunga bank, jaminan
6. Fasilitas sarana, prasarana, dan alat bank);
kesehatan; 5. Biaya akuntansi dan audit;
7. Rambu dan perlengkapan lalu lintas yang 6. Biaya iklan, humas, dan promosi;
diperlukan atau manajemen lalu lintas; 7. Biaya penyusutan peralatan penunjang;
8. Konsultasi dengan ahli terkait Keselamatan 8. Biaya kantor, listrik, air, dan komunikasi; dan/
Konstruksi; dan atau
9. Kegiatan dan peralatan terkait dengan 9. Biaya perjalanan (travel), dan/atau pertemuan/
pengendalian risiko Keselamatan Konstruksi rapat.
termasuk biaya pengujian/pemeriksaan
lingkungan. Besaran biaya tidak langsung di setiap pokok
pekerjaan paling banyak 15% (lima belas persen)
Penghitungan biaya penerapan SMKK dilakukan dari biaya langsung atau ditentukan lain oleh unit
berdasarkan uraian pekerjaan, identifikasi organisasi dengan besaran paling banyak 15%
bahaya, penetapan risiko, dan pengendalian (lima belas persen) dari biaya langsung. Namun
bahaya di dalam RKK; pengendalian terkait lalu terdapat pengecualian untuk mata pembayaran
lintas di dalam RMLLP (bila ada); dan pengelolaan yang bersifat lumsum, tidak ditambahkan 15%
dan pemantauan lingkungan hidup di dalam karena di dalam mata pembayaran lumsum
RKPPL (bila ada). Biaya penerapan SMKK harus sudah termasuk biaya tidak langsung.
dimasukkan dengan besaran sesuai kebutuhan
pada Daftar Kuantitas dan Harga atau Daftar
Keluaran dan Harga.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 699


KOMPONEN BIAYA LANGSUNG tersendiri dan disajikan dalam tabulasi menurut
variasi pekerjaan.
Penghitungan komponen biaya langsung
dilakukan dengan 3 (tiga) analisis, yaitu analisis TENAGA KERJA
harga satuan dasar (HSD), analisis biaya
langsung dan analisis risiko untuk menghitung Untuk menentukan biaya upah tenaga kerja
biaya penerapan SMKK. Ketiga analisis tersebut dapat diperoleh dari ketentuan yang ditetapkan
dirinci berdasarkan data desain dan asumsi- oleh pemerintah daerah setempat berupa
asumsi sesuai dengan kaidah keteknikan yang upah minimum provinsi, upah minimum
digunakan, serta berdasarkan metode kerja yang kabupaten/kota, Badan Pusat Statistik, atau
berkeselamatan. Komponen biaya langsung data hasil survey dan data lainnya yang dapat
terdiri atas biaya pokok pekerjaan dan biaya dipertanggungjawabkan. Biaya tersebut
penerapan SMKK. Biaya pokok pekerjaan terdiri terdiri atas upah pokok dan tunjangan-
dari 3 (tiga) komponen utama yaitu tenaga kerja, tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
bahan dan peralatan; dimana masing-masing perundang- undangan. Dalam hal terdapat
komponen utama tersebut dianalisis menjadi perbedaan biaya upah tenaga kerja yang cukup
harga satuan pekerjaan (HSP). Faktor bahan signifikan dari berbagai sumber, PPK harus
dipengaruhi oleh jenis bahan yang digunakan dan memilih yang paling menguntungkan dan dapat
kondisi bahan (asli, lepas, atau padat), serta untuk dipertanggungjawabkan. Ketentuan jumlah
faktor alat dipengaruhi oleh tipe serta kondisi Tenaga Kerja untuk Pekerjaan Mekanis paling
peralatan, cuaca dan keterampilan tenaga banyak 2 (dua) orang untuk membantu setiap alat
kerja, sehingga besaran angka koefisien bahan, berat (equipment) sedangkan jumlah tenaga kerja
koefisien peralatan, dan koefisien Tenaga Kerja untuk pekerjaan mekanis yang menggunakan
pada setiap lokasi pekerjaan dapat berbeda. Hal instalasi peralatan (plant) dan peralatan
ini juga dipengaruhi oleh data dan asumsi, metode penghamparan dapat ditetapkan sesuai dengan
kerja, jenis bahan, serta berat isi bahan yang akan kebutuhan.
digunakan. Besaran koefisien alat, bahan dan
tenaga kerja tersebut digunakan untuk semua BAHAN
metode pekerjaan dalam pekerjaan konstruksi,
baik manual, mekanis maupun semi mekanis, Dalam menentukan HSD bahan terdapat
yang berlaku di seluruh Indonesia. Khususnya beberapa cara yaitu dengan melihat ketetapan
untuk nilai koefisien pekerjaan manual, akan Kementerian/Lembaga/Pemerintah
ditetapkan secara permanen di dalam peraturan Daerah setempat, data hasil analisis, data
terkait. Koefisien bahan, peralatan dan tenaga hasil survey atau data lainnya yang dapat
kerja diperoleh berdasarkan perhitungan empiris dipertanggungjawabkan. HSD bahan
dengan membuat model dan simulasi proses dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu HSD
pelaksanaan pekerjaan secara rata-rata. Apabila bahan baku, HSD bahan olahan dan HSD bahan
variasi pelaksanaan pekerjaan berbeda sangat jadi. Dalam hal terdapat perbedaan harga bahan
signifikan satu dengan lainnya, dibuat koefisien yang cukup signifikan dari berbagai sumber,

700 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Modernisasi Pengadaan Jasa Konstruksi

PPK harus memilih yang paling menguntungkan kapasitas alat, faktor-faktor alat, waktu siklus
dan dapat dipertanggungjawabkan. HSD kerja alat dan kondisi lapangan. Pengguna
bahan olahan dapat dihitung menggunakan jasa dianjurkan menggunakan faktor efisiensi
analisa harga seperti menghitung harga satuan alat tertinggi untuk memperoleh kapasitas
pekerjaan (HSP) berdasarkan proses pembuatan maksimum peralatan.
bahan olahan dari bahan dasar alami (misalnya
batu pecah) maupun pencampuran dengan Dengan mengetahui berbagai faktor yang
bahan dasar lain (misalnya adukan beton). Dalam mempengaruhi besaran biaya HSD baik tenaga
menghitung nilai koefisien bahan diperlukan kerja, bahan maupun peralatan, maka dapat
beberapa informasi seperti spesifikasi teknik, disimpulkan bahwa besaran biaya langsung
faktor kehilangan bahan, faktor konversi volume dapat berbeda antara satu paket pekerjaan
bahan, kuantitas dan berat volume atau berat dengan paket pekerjaan lain berdasarkan hasil
isi bahan. Selain itu, pengguna jasa dalam perhitungan HSD dan juga biaya Penerapan SMKK
melakukan penghitungan HSD bahan harus yang telah mempertimbangkan ruang lingkup dan
mempertimbangkan penggunaan produk dalam karakteristik pekerjaan. Sedangkan ruang lingkup
negeri, tingkat komponen dalam negeri dan dan karakteristik pekerjaan ditetapkan dengan
produk industri hijau. mempertimbangkan beberapa hal yaitu lokasi
pekerjaan, jarak quarry ke lokasi pekerjaan dan
PERALATAN ke basecamp atau asphalt mixing plant, batching
plant, atau stone crusher, kondisi jalan ke lokasi
HSD peralatan terdiri dari biaya pasti dan pekerjaan, metode kerja yang mempertimbangkan
biaya operasi. HSD peralatan termasuk harga keselamatan konstruksi, DED dan spesifikasi
sewa peralatan per satuan waktu. Biaya pasti teknis.
diperoleh dengan memperhitungkan harga
pokok alat, nilai sisa alat, faktor angsuran atau
pengembalian modal, biaya pengembalian
modal, biaya asuransi alat dan pajak serta
jumlah jam kerja alat dalam 1 (satu) tahun.
Sedangkan biaya operasi dapat diperoleh
dengan memperhitungkan biaya bahan bakar,
biaya minyak pelumas dan/atau oli pemanas, Dalam menghitung nilai
biaya perawatan, biaya perbaikan, upah operator
koefisien peralatan, terdapat
dan upah pembantu operator. Khususnya untuk
biaya bahan bakar dan biaya minyak pelumas hal-hal yang mempengaruhi
dan/atau oli pemanas dipengaruhi oleh tenaga besarannya yaitu kapasitas
mesin, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh
alat, faktor-faktor alat, waktu
jumlah jam kerja selama 1 (satu) tahun. Dalam
menghitung nilai koefisien peralatan, terdapat siklus kerja alat dan kondisi
hal-hal yang mempengaruhi besarannya yaitu lapangan.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 701


Jembatan Merah Youtefa, Papua

KESIMPULAN

Dengan konsep pengaturan ini, pengguna jasa dijadikan dasar negosiasi untuk penambahan
pada tahap perancangan (atau penyedia jasa pokok pekerjaan baru, penambahan kuantitas
konsultansi perancangan) dapat menghitung pekerjaan lebih dari 10% (sepuluh persen)
HPP dengan mekanisme dan standar yang telah dari kuantitas awal dan/atau negosiasi untuk
ditetapkan untuk pekerjaan konstruksi, sehingga penambahan kuantitas pekerjaan yang
dapat meningkatkan akurasi penghitungan mempunyai harga satuan timpang.
besaran HPS sesuai dengan kondisi di lapangan. Adanya penguatan pengaturan terkait analisis
Selain itu konsep pengaturan ini dapat menjadi harga satuan pekerjaan (AHSP) diharapkan dapat
dasar pokja pemilihan dalam melakukan evaluasi mengurangi berbagai permasalahan dalam
kewajaran harga dan juga mengklarifikasi penyusunan HPS, dan meningkatkan kualitas
harga satuan timpang. Sedangkan pada saat penyusunan HPS khususnya pada pekerjaan
pelaksanaan konstruksi pengaturan ini dapat konstruksi.

702 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Modernisasi Pengadaan Jasa Konstruksi

DAFTAR PUSTAKA

Perpres RI Nomor 12 Tahun 2021 tentang Pengadaan


Barang/Jasa Pemerintah
Peraturan Nomor 12 Tahun 2021 Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP)
tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah Melalui Penyedia
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 28/PRT/M/2016 tentang Pedoman
Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang
Pekerjaan Umum

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 703


9.6
PENGEMBANGAN SISTEM
PENGADAAN JASA
KONSTRUKSI BERBASIS
RANTAI PASOK
Trisasongko Widianto
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Utama

Putut Marhayudi
Direktur Pengembangan Jasa Konstruksi
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian PUPR

Yolanda Indah Permatasari


Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Madya

Fani Dhuha
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda

PENDAHULUAN

Industri konstruksi merupakan industri yang dikenal memiliki tingkat fragmentasi


yang tinggi (Tucker et al., 2001). Hal ini tercermin dari proses pembangunan
konstruksi yang terfragmentasi ke dalam beberapa tahapan. Dalam Undang-
Undang Jasa Konstruksi, pembangunan konstruksi akan melalui tahapan
pengkajian, perencanaan, perancangan, hingga pelaksanaan pembangunan
konstruksi. Pada setiap pelaksanaan tahapan tersebut melibatkan banyak pihak
dengan keahlian yang beragam dan spesifik, sehingga menghadirkan kompleksitas

704 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


dalam pelaksanaan pembangunan konstruksi. keberhasilan penerapan rantai pasok pada
Berbagai pihak tersebut berupa pengguna jasa, sektor manufaktur, maka menjadi hal yang
konsultan perencana, konsultan perancang, menarik untuk didorong diterapkan dalam dunia
konsultan pengawas, kontraktor, subkontraktor, konstruksi.
pekerja konstruksi, pemasok material proyek,
penyedia peralatan konstruksi, dan sebagainya. Dalam pembangunan konstruksi dikenal istilah
biaya, mutu, waktu. Ketiga aspek yang menjadi
Dengan karakteristik yang terfragmentasi standar minimal untuk suatu pembangunan
tersebut, menyebabkan industri konstruksi konstruksi disebut berhasil. Dalam konteks rantai
memiliki risiko dalam meningkatnya biaya pasok konstruksi, maka industri konstruksi perlu
pelaksanaan, terjadinya keterlambatan mengadopsi konsep tersebut dengan melakukan
penyelesaian proyek, tidak efisien (limbah pengelolaan/manajemen jaringan rantai pasok
dan kegiatan pendukung memiliki porsi yang (rantai pasok) untuk menciptakan efisiensi
besar), nilai tambah kecil serta sering terjadi dalam biaya, mutu, dan waktu. Efisiensi tersebut
perselisihan dan konflik. Untuk mengurangi pada akhirnya akan mendorong peningkatan
dampak negatif dari karakteristik tersebut, maka produktivitas dalam pelaksanaan pekerjaan
perlu diterapkan pendekatan rantai pasok yang konstruksi. Dengan membangun rantai pasok
dapat mengharmonisasikan value (nilai) yang yang tepat, diharapkan setiap pelaku rantai
diusung oleh setiap pemangku kepentingan pasok dapat lebih produktif dalam pelaksanaan
sebagaimana diterapkan di industri manufaktur kegiatannya sehingga mendorong peningkatan
yang berbasis pabrik. Namun demikian, adopsi kualitas industri jasa konstruksi nasional.
dan/atau adaptasi pendekatan rantai pasok
industri manufaktur ke industri konstruksi harus KONSEPSI RANTAI PASOK DALAM
juga didasarkan pada karakteristik industri KONTEKS KONSTRUKSI
konstruksi yang berbasis proyek, organisasinya
bersifat sementara, transaksinya dan jangka Sebuah rantai pasok mencakup semua fasilitas,
pendek, proses produksi sesuai permintaan fungsi, dan aktivitas yang terlibat dalam
pemilik proyek serta rantai pemasok yang produksi dan pengiriman sebuah produk atau
diusung oleh penyedia jasa. jasa dari para supplier ke konsumen. (Russel
dan Taylor, 2000). Di samping itu, tujuan utama
Pola hubungan yang terbentuk dari hubungan dari setiap rantai pasok adalah untuk memenuhi
keterlibatan berbagai pihak yang berbeda pada kebutuhan konsumen dan menghasilkan
kegiatan pembangunan konstruksi tersebut keuntungan. (Chopra and Meindl, 2007). Rantai
membentuk rantai pasok. Rantai pasok sendiri pasok lebih menekankan pada semua aktivitas
pada awalnya adalah konsep yang berkembang dalam memenuhi kebutuhan konsumen yang
dari industri manufaktur pada awal tahun 90an. di dalamnya terdapat aliran dan transformasi
Konsep yang dibangun oleh Toyota, untuk barang mulai dari bahan baku sampai ke
mengkoordinasi dan mengatur pemasok dengan konsumen akhir dan disertai dengan aliran
tujuan menciptakan berkurangnya pemborosan informasi dan uang. (Ling Li, 2007). Rantai pasok
yang terjadi di dalam perusahaan. Berkaca dari terdiri dari rangkaian pihak-pihak yang dapat

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 705


tersebar secara geografis. Pihak-pihak tersebut teknis, pelaksanaan dan pengembangan
adalah penyedia bahan baku, manufaktur, fisik, serta pemeliharaannya sehingga proyek
pusat distribusi, pengecer atau pedagang kecil bermanfaat sesuai dengan maksud dan
serta transportasi yang membawa bahan baku, tujuan dibangunnya proyek.
produk antara, atau produk jadi ke pihak-pihak 5. Penyedia jasa, dalam penyelenggaraan
yang membutuhkan. (Lambert et al, 2004). Dari konstruksi maka kontraktor sebagai
beberapa definisi di atas dapat disimpulkan organisasi penyedia jasa pelaksana konstruksi
bahwa rantai pasok merupakan suatu jaringan sangat memerlukan sistem manajemen mutu
atau kegiatan kerjasama dalam pengadaan bagi penyelenggaraan proses bisnisnya, agar
barang/jasa yang saling terkait satu sama lain proses dan produksinya dapat memenuhi
untuk membuat dan menyalurkan barang/jasa. persyaratan spesifikasi teknis dan mampu
memuaskan pengguna jasa.
Rantai pasok dalam konteks konstruksi dapat 6. Pemasok, memasok untuk penyedia jasa
dipandang sebagai hubungan antar berbagai konstruksi, bisa berbentuk subkontraktor,
pihak, dalam pola hubungan yang menempatkan pemasok tenaga kerja, pemasok material
satu pihak tertentu sebagai satu mata rantai atau pemasok peralatan.
dalam suatu rangkaian rantai proses konstruksi
yang menghasilkan produk konstruksi (Capo et KONSEPSI PENYELENGGARAAN SISTEM
al., 2004). Dalam industri konstruksi terdapat RANTAI PASOK KONSTRUKSI NASIONAL
beberapa jenis pemasok jasa pelaksana
konstruksi (Toruan, 2005), yaitu: Landasan hukum pengelolaan rantai pasok
1. Pemasok jasa subkontraktor, adalah pemasok konstruksi nasional:
yang mampu mengerjakan sebagian atau • Pasal 4 ayat (1) huruf e UUJK Nomor 2 Tahun
yang sama dengan pekerjaan kontraktor 2017: Pemerintah Pusat bertanggung jawab
utama atau pekerjaan lain yang tidak dapat atas meningkatnya kualitas penggunaan
dikerjakan oleh kontraktor utama. material dan peralatan serta teknologi
2. Supplier, adalah pemasok yang mampu konstruksi dalam negeri;
mengadakan satu atau beberapa jenis • Pasal 4 ayat (2) UUJK Nomor 2 Tahun
material/bahan dan peralatan yang diperlukan 2017: Tanggung Jawab Pemerintah
dalam pelaksanaan proyek termasuk Pusat dilaksanakan oleh Menteri (PUPR),
pengadaan peralatan sewa. berkoordinasi dengan Menteri teknis terkait;
3. Penyedia tenaga kerja atau mandor, adalah • Pasal 5 ayat (1) huruf f UUJK Nomor 2
pemasok yang mampu mengadakan beberapa Tahun 2017: Pemerintah Pusat berwenang
orang terampil maupun non terampil yang mengembangkan sistem rantai pasok Jasa
diperlukan bagi pelaksanaan proyek. Konstruksi;
4. Pengguna jasa, adalah instansi Pemerintah • Pasal 5 ayat (5) huruf g UUJK Nomor 2
atau institusi swasta atau individual yang Tahun 2017: Pemerintah Pusat berwenang
menyelenggarakan proyek yang telah memiliki membangun sistem rantai pasok material,
program yang berkesinambungan untuk peralatan, dan teknologi konstruksi;
membangun proyek, sejak dari studi, desain

706 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Modernisasi Pengadaan Jasa Konstruksi

• Pasal 24 ayat (1) dan (2) PP Nomor 22 Tahun hukum di atas, maka nilai (value) yang perlu
2020: Kegiatan usaha Jasa Konstruksi diusung dalam sistem rantai pasok konstruksi
didukung dengan Usaha Rantai Pasok Sumber pada setiap jenjang adalah:
Daya Konstruksi yang meliputi usaha bahan • Mikro pada tingkat proyek konstruksi: efektif
bangunan, peralatan, teknologi dan sumber (dalam aspek tepat kuantitas, kualitas, lokasi
daya manusia; dan waktu) dan efisien;
• Pasal 25 ayat (2) PP Nomor 22 Tahun 2020: • Meso pada tingkat badan usaha jasa
Sumber daya konstruksi mengutamakan konstruksi: efektif (dalam aspek tepat
produk lokal, unggulan, dan ramah lingkungan; kuantitas, kualitas, lokasi, dan waktu), efisien
• Pasal 26 ayat (2) PP Nomor 22 Tahun 2020: dan berkelanjutan; dan
Sumber daya Peralatan konstruksi yang • Makro pada tingkat industri konstruksi:
digunakan dalam Pekerjaan Konstruksi harus efektif (dalam aspek tepat kuantitas, kualitas,
teregistrasi oleh Menteri (PUPR) dalam Sistem lokasi dan waktu), efisien, dan mandiri.
Informasi Jasa Konstruksi terintegrasi.
Dalam kurun waktu terakhir ini, Kementerian
Sistem rantai pasok konstruksi dapat PUPR telah menyelenggarakan upaya
dikategorikan menjadi 3 jenjang, yaitu: mikro pengelolaan rantai pasok material dan peralatan
(tingkat proyek), meso (tingkat perusahaan) dan konstruksi (MPK) jenjang makro serta melakukan
makro (tingkat nasional). Sistem rantai pasok pembinaan rantai pasok MPK jenjang meso dan
pada hakikatnya adalah sistem rantai nilai (value mikro. Bentuk upaya tersebut diantaranya adalah
chain). Memperhatikan uraian dan landasan penerbitan Peraturan Menteri PUPR Nomor 7

Gambar 9.6.1. Tingkatan Pemantauan dan Evaluasi Kinerja Pengelolaan Rantai Pasok

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 707


Tahun 2021 tentang Pencatatan Sumber Daya Presiden terkait Pengadaan Barang/Jasa
Material dan Peralatan Konstruksi (SDMPK), Pemerintah. Yang dimaksud dengan pengadaan
dimulainya pencatatan SDMPK pada sistem barang/jasa pemerintah adalah kegiatan
informasi SIMPK dan pengoperasian aplikasi Pengadaan Barang/Jasa oleh Kementerian/
model perhitungan kebutuhan MPK serta Lembaga/Perangkat Daerah yang dibiayai oleh
penetapan dan penerapan Key Performance APBN/APBD yang prosesnya sejak identifikasi
Indicator (KPI) rantai pasok jenjang meso dan kebutuhan, sampai dengan serah terima
mikro. hasil pekerjaan. Berdasarkan pengertian ini,
pengadaan barang/jasa pemerintah merupakan
HUBUNGAN RANTAI PASOK DENGAN sebuah tahapan panjang yang dimulai sejak
SISTEM PENGADAAN JASA KONSTRUKSI dilakukannya identifikasi kebutuhan mengapa
perlu dibangun suatu bangunan konstruksi,
Penentuan bagaimana rantai pasok ini sangat sampai dengan proyek pembangunan
penting untuk terciptanya kesuksesan bangunan tersebut selesai dilaksanakan dan
dalam pelaksanaan proyek. Bertelsen (2002) diserahterimakan kepada pengguna jasa.
menyatakan bahwa desain rantai pasok
konstruksi yang buruk akan berpotensi Dalam kaitannya dengan rantai pasok konstruksi,
menyebabkan kenaikan biaya proyek hingga menjadi pertanyaan dimana menempatkan
10%. Akan tetapi, membangun rantai pasok pengadaan rantai pasok konstruksi. Pengadaan
konstruksi tidak semudah membangun rantai rantai pasok konstruksi dapat dibagi dalam dua
pasok manufaktur. Hal ini karena pekerjaan kelompok, yaitu pengadaan bahan/material
konstruksi bersifat unik, bahwa antara pekerjaan dan peralatan, dan pengadaan jasa pekerjaan
konstruksi satu dengan pekerjaan konstruksi subkontrak, baik berupa pekerja saja (labor
berikutnya pasti akan terdapat perbedaan. only subcontractor), ataupun jasa berikut
Disebabkan karakteristik produk dari industri material dan peralatan dikenal dengan sebutan
yang berbasiskan proyek ini, sehingga jaringan subkontraktor. Apakah pengadaan rantai pasok
rantai pasok konstruksi tidak selalu berada ini dibentuk dan diatur oleh pengguna jasa pada
dalam bentuk pengulangan hubungan yang sama saat proses tender/seleksi? Atau oleh penyedia
antara satu proyek dengan proyek lainnya, tidak jasa pada saat pelaksanaan pekerjaan?
seperti halnya pada industri manufaktur.
Pada dasarnya praktik pengadaan rantai pasok
Dengan kondisi tersebut, maka bagaimana tersebut dapat dilakukan baik oleh pengguna jasa
membangun sistem pengadaan untuk memilih maupun oleh penyedia jasa (kontraktor utama).
dan membangun rantai pasok pada setiap Pengguna jasa sebagai pihak yang menginisiasi
pekerjaan akan menjadi sangat penting dalam proyek sekaligus yang akan menerima hasil akhir
menentukan tingkat efisiensi pekerjaan. pembangunan, memiliki wewenang penuh dalam
menentukan pihak mana yang akan berperan,
Pengadaan jasa konstruksi, khususnya yang termasuk menentukan pemasok bahan/material
menggunakan sumber pembiayaan APBN/APBD, (nominated supplier) ataupun subkontraktor
dilaksanakan dengan mengacu kepada Peraturan (nominated subcontractor). Hal ini umumnya

708 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Modernisasi Pengadaan Jasa Konstruksi

dilakukan pengguna jasa dengan pertimbangan Pola yang lebih umum untuk rantai pasok
bahwa supplier/subkontraktor tersebut pernah konstruksi dikembangkan pada Gambar 2 oleh
bekerja sama sebelumnya dan terbukti telah Susilawati (2005). Pola menggambarkan suatu
berpengalaman dan dapat diandalkan. struktur hierarki yang sederhana, mulai dari
pelaku yang paling atas sampai pelaku yang
Hanya saja, praktik rantai pasok yang seperti ini paling bawah yang fokus pada pengaturan aliran
perlu pertimbangan karena akan membebaskan barang dan jasa antar organisasi yang terlibat
kontraktor utama dari tanggung jawab dan dalam pelaksanaan konstruksi mulai dari hulu
kepatuhan terhadap spesifikasi kerja apabila (bahan mentah) sampai ke hilir (barang jadi)
hal tersebut berkaitan dengan kualitas bahkan sampai ke pelanggan terakhir.
bahan/material dari pemasok atau pekerjaan
subkontrak yang ditentukan pengguna jasa. Dengan pola ini, tanggung jawab dan kepatuhan
Belum lagi masalah koordinasi dan komunikasi terhadap spesifikasi kerja mengikat pada
antara kontraktor utama dengan pemasok/ kontraktor utama. Kontraktor utama harus
subkontraktor, disebabkan pemasok/ memastikan pihak-pihak yang terkait dalam
subkontraktor dapat merasa memiliki posisi pengadaan bahan/material, alat, dan sumber
yang sama dengan kontraktor utama. daya lain mampu dan dapat dipercaya dalam

Gambar 9.6.2. Hirarki Rantai Pasok Konstruksi

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 709


memproduksi dan/atau menyediakan atau (trust and continuity) dengan para subkontraktor/
mengirim dengan tepat waktu. Kontraktor pemasok/vendor yang qualified, competitive, dan
utama harus melakukan manajemen rantai trustable.
pasok sehingga tidak menyebabkan terjadinya
keterlambatan sehingga bangunan konstruksi Dalam rantai pasok konstruksi, terdapat 5
dapat selesai dengan biaya yang tidak melebihi (lima) jenis sumber daya utama yang sangat
anggaran, mutu yang sesuai spesifikasi mempengaruhi keberhasilan proyek konstruksi
pekerjaan, dan dalam kurun waktu tepat sesuai yang juga dikenal dengan singkatan 5M yang
yang ditetapkan. terdiri atas: money (pendanaan), method/
technology (metodologi), man (sumber daya
Hanya saja isu utama yang sering mengemuka manusia), machine (peralatan), dan material
pada praktik rantai pasok seperti ini adalah (material). Meskipun demikian, penerapan
masalah hubungan kerja kontraktor dan rantai pasok dalam proses pengadaan jasa
subkontraktor khususnya keterlambatan konstruksi belum diberikan insentif penilaian
pembayaran kepada pemasok/subkontraktor apalagi menjadi faktor penentu dalam penetapan
oleh kontraktor utama. Meskipun secara pemenang pemilihan penyedia jasa, sehingga
aturan Undang-Undang Jasa Konstruksi belum terjadi kompetisi antar rantai pasok.
beserta aturan pelaksanaannya telah mengatur
ketentuan terkait hubungan kerja kontraktor dan Untuk itu kedepannya dapat dikembangkan
subkontraktor, misalnya harus tercantum dalam sistem pengadaan jasa konstruksi berbasis
kontrak, harus mendapat persetujuan pengguna rantai pasok konstruksi yang dapat mendorong
jasa, kewajiban pengguna jasa untuk memantau terjadinya persaingan antar rantai pasok
pembayaran subkontraktor dan melakukan dalam rangka menurunkan biaya pelaksanaan,
intervensi jika terlambat dibayar, tetapi pada menghindari terjadinya keterlambatan
praktik pelaksanaannya masih sering ditemukan penyelesaian proyek, meningkatkan efisiensi
kontraktor utama baru akan membayar hanya dengan mengurangi limbah dan kegiatan
apabila pengguna jasa telah memberikan pendukung, meningkatkan nilai tambah dan
pembayaran kepada kontraktor utama. menghindari perselisihan antar para pihak
proyek.
PENGEMBANGAN SISTEM PENGADAAN
JASA KONSTRUKSI BERBASIS RANTAI Sebagai bagian awal dalam pengembangan
PASOK sistem pengadaan jasa konstruksi berbasis rantai
pasok konstruksi, dilakukan identifikasi indikator
Beberapa Badan Usaha Jasa Konstruksi (BUJK) kinerja kunci (IKK) yang dapat digunakan dalam
nasional kualifikasi besar, seperti PT PP, PT mengukur kinerja rantai pasok material dan
Waskita Karya, dan PT Jaya Konstruksi telah peralatan konstruksi sebagai salah satu bagian
menerapkan sistem rantai pasok konstruksi dalam rantai pasok konstruksi (Sholeh, Wibowo,
jenjang meso dan mikro dengan mengusung dan Handayani, 2020). Dalam identifikasi
value efektif, efisien, dan berkelanjutan, yaitu indikator kinerja kunci tersebut, salah satu
dengan menjaga hubungan berjangka panjang metodologi yang menjadi rujukan adalah Supply

710 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Modernisasi Pengadaan Jasa Konstruksi

Chain Operations Reference (SCOR) sebagaimana dan Produk pada Penyelenggaraan Perizinan
terlihat pada Gambar. Untuk mengetahui besaran Berbasis Risiko Sektor Pekerjaan Umum dan
tingkat pengaruh pengelolaan rantai pasok Perumahan Rakyat, IKK pengelolaan rantai pasok
material dan peralatan konstruksi, dilakukan pilot material dan peralatan konstruksi dibagi menjadi
survey terhadap 13 (tiga belas) responden yang 2 (dua) aspek yaitu:
berasal dari akademisi, praktisi, dan aparatur • Kinerja proyek di tingkat mikro dengan
sipil negara (ASN). melakukan pemantauan dan evaluasi
terhadap proses pengelolaan rantai pasok
Hasilnya menunjukkan bahwa pengelolaan rantai MPK pada proyek; dan
pasok material dan peralatan konstruksi memiliki • Kinerja manajemen di tingkat meso dengan
tingkat pengaruh sebesar 89,23% terhadap kinerja melakukan pemantauan dan evaluasi
proyek yang dikelola oleh Badan Usaha Jasa terhadap proses manajemen internal BUJK
Konstruksi (BUJK), sedangkan peran manajemen dalam mengelola rantai pasok MPK.
dalam pengelolaan rantai pasok material dan
peralatan konstruksi memiliki tingkat pengaruh Dari hasil pembahasan awal dalam rangka
sebesar 86,15% terhadap kinerja proyek yang identifikasi IKK kunci pengelolaan rantai pasok
dikelola oleh BUJK. Artinya, pengelolaan rantai material dan peralatan konstruksi terhadap
pasok material dan peralatan konstruksi memiliki kedua aspek kinerja tersebut antara lain:
peran yang sangat krusial dan berpengaruh a. Kinerja proyek, yang terdiri atas 11 (sebelas)
terhadap keberhasilan pelaksanaan pekerjaan IKK diantaranya:
proyek konstruksi oleh BUJK. • Kesesuaian material konstruksi yang
digunakan pada proyek sesuai dengan
Dengan merujuk pada Tata Cara Penilaian Kinerja persyaratan;
Penyedia Jasa Tahunan sebagaimana dalam • Kesesuaian peralatan konstruksi yang
Lampiran IB-1 Peraturan Menteri PUPR Nomor digunakan pada proyek sesuai dengan
6 Tahun 2021 tentang Standar Kegiatan Usaha persyaratan;

Gambar 9.6.3. Penilaian Kinerja Proyek dan Manajemen terkait Pengelolaan Rantai
Pasok Material dan Peralatan Konstruksi

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 711


• Ketepatan waktu penerimaan material
konstruksi di lokasi proyek sesuai dengan
jadwal;
• Ketepatan waktu penerimaan peralatan
konstruksi di lokasi proyek sesuai dengan
jadwal;
• Nilai pekerjaan ulang (rework) diakibatkan
ketidaksesuaian spesifikasi atau tidak
memadainya kualitas material konstruksi
yang digunakan di proyek;
• Nilai pekerjaan ulang (rework) diakibatkan
kondisi peralatan konstruksi yang kurang
memadai;
• Penerapan Building Information Modeling
(BIM) dalam pelaksanaan pekerjaan
konstruksi di proyek;
• Waktu yang diperlukan BUJK untuk
memperoleh material konstruksi dalam
menyelesaikan pekerjaan ulang (rework);
• Waktu yang diperlukan BUJK untuk
memperoleh peralatan konstruksi dalam
menyelesaikan pekerjaan ulang (rework);
• Kemampuan BUJK dalam menyesuaikan
perubahan kebutuhan material dan
peralatan konstruksi pada adendum
pekerjaan; dan
• Ketepatan waktu yang diperlukan BUJK
untuk menyesuaikan perubahan material
dan peralatan konstruksi pada adendum
pekerjaan.

b. Kinerja manajemen, yang terdiri atas 15 (lima


belas) IKK diantaranya:
• Penerapan Enterprise Resource Planning
(ERP) oleh manajemen BUJK dalam
pengelolaan rantai pasok MPK;
• Penerapan sistem penilaian kinerja
supplier dan vendor oleh manajemen
Jembatan Merah Youtefa, Papua
BUJK;

712 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Modernisasi Pengadaan Jasa Konstruksi

• Tingkat utilisasi peralatan konstruksi yang


dimiliki perusahaan;
• Ketepatan waktu pembayaran supplier atau
vendor sesuai perjanjian;
• Penerapan Building Information Modelling
(BIM) terpusat oleh manajemen BUJK;
• Penilaian BUJK oleh supplier dan vendor;
• Persentase jumlah proyek keseluruhan yang
dapat diselesaikan tepat waktu (on-time);
• Persentase jumlah proyek keseluruhan yang
dapat diselesaikan tepat biaya (on-budget);
• Ketersediaan supplier dan vendor yang telah
menjadi mitra rekanan selama 5 (lima) tahun
terakhir;
• Penerapan ISO 37001:2016 tentang Sistem
Manajemen Anti Penyuapan;
• Penerapan ISO 9001:2015 tentang Sistem
Manajemen Kualitas;
• Penerapan ISO 31000:2018 tentang Sistem
Manajemen Risiko;
• Pencapaian nilai rata-rata TKDN gabungan
barang dan jasa pada pelaksanaan pengadaan
barang dan jasa Pemerintah;
• Persentase rata-rata limbah konstruksi
(construction waste) yang dihasilkan dan
dikelola proyek; dan
• Ketersediaan standar atau prosedur
pengelolaan rantai pasok MPK untuk
pekerjaan di proyek.

Keseluruhan IKK yang telah teridentifikasi tersebut


dapat digunakan sebagai indikator pengukuran
kinerja pengelolaan rantai pasok material dan
peralatan konstruksi oleh BUJK. Pengukuran kinerja
ini kedepannya dapat dipertimbangkan sebagai
salah satu variabel penilaian dalam pengadaan jasa
konstruksi untuk memastikan bahwa BUJK memiliki
kapasitas yang mencukupi dalam mengelola rantai
pasok material dan peralatan konstruksi.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 713


KESIMPULAN DAN REKOMENDASI DAFTAR PUSTAKA

Dari gambaran di atas, maka rantai pasok Anton Adianto. (2020), Identifikasi Rantai Pasok dalam
berperan sangat penting dalam proses Industri Konstruksi Indonesia, https://www.
konstruksi. Oleh karena itu, diperlukan dukungan constructionplusasia.com/id/rantai-pasok-1/
stakeholder, mulai dari pemangku kebijakan Anton Adianto. (2020), Mengatur Rantai Pasok
sampai dengan pelaksana di lapangan untuk Konstruksi di Indonesia, https://www.
mewujudkan manajemen rantai pasok yang constructionplusasia.com/id/rantai-pasok-2/
profesional, andal, dan dapat dipercaya untuk Anton Adianto. (2020), Pembenahan Rantai Pasok dan
pengelolaan yang lebih baik. Rantai pasok Digitalisasi, https://www.constructionplusasia.
konstruksi yang baik akan meningkatkan com/id/rantai-pasok-3/
kinerja kontraktor dalam melaksanakan Chopra, Sunil Meindl, Peter. (2004), Supply chain
suatu proyek. Salah satu strategi untuk Management, Pearson Education. New Jersey.
mencapai rantai pasok konstruksi yang baik Krishna S. Pribadi, Ima Fatima, dan Dewi Yustiarini.
adalah manajemen rantai pasok konstruksi. (2007), Identifikasi Rantai-Pasok dalam Industri
Konstruksi Indonesia untuk Pengembangan
Dari sisi regulasi pengadaan jasa konstruksi, Sistem Penjaminan Mutu, Jurnal Teknik Sipil
dapat disusun adanya standar rancangan kontrak Vol.14 No.4 Desember 2007.
antara kontraktor utama dan subkontraktor. Hal Moh Nur Sholeh, Mochamad Agung Wibowo, dan Naniek
ini untuk menjamin terstandarnya tata kelola Utami Handayani. Supply Chain Performance
hubungan antara kontraktor utama dengan Measurement Framework for Construction
subkontraktor, bagaimana bentuk organisasinya, Materials: Micro, Meso, Macro. Jurnal Optimasi
kerangka waktu, hak dan kewajiban, serta tugas Sistem Industri Vol. 19, No 2, 2020.
pokok dan fungsi masing-masing pelaku dapat Steven, Richard Ch. Ali, dan Ratna Setiawardani Alifen.
terdeskripsikan dengan jelas dan tertulis. (2017), Studi Penerapan Manajemen Rantai
Pasok Pengadaan Material Proyek Konstruksi,
Selain itu dalam rangka mengukur kinerja rantai Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil Vol 6, No 2
pasok material dan peralatan konstruksi baik di 2017.
tingkat proyek maupun pada Badan Usaha Jasa Susilawati, dan Reini D. Wirahadikusumah. (2006),
Konstruksi, telah diidentifikasi indikator kinerja Kajian Pengadaan oleh Kontraktor Pelaksana
kunci (IKK) pengelolaan rantai pasok material pada Proyek Konstruksi Bangunan Gedung,
dan peralatan konstruksi yang terdiri atas 11 Jurnal Teknik Sipil Vol.13 No.3 Juli 2006.
(sebelas) IKK untuk kinerja proyek dan 15 (IKK) Toruan, R.L. (2005), Panduan Penerapan Manajemen
untuk kinerja manajemen. Dengan terukurnya Mutu ISO 9001:2000, PT. Gramedia Pustaka
kinerja rantai pasok material dan peralatan Utama Pustaka Utama, Jakarta.
konstruksi pada BUJK ini, dapat menjadi acuan
penilaian kinerja penyedia jasa konstruksi
yang kedepannya diharapkan dapat digunakan
sebagai salah satu ukuran penilaian dalam proses
pengadaan jasa konstruksi berbasis rantai pasok.

714 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Modernisasi Pengadaan Jasa Konstruksi

Jembatan Sabuk Merah, NTT

Tucker, S.N., Mohamed, S., Johnston, D.R., McFallan, Wahyu Teri Aripin, Ernawati, dan Igo Sumarli. (2020),
S.L., & Hampson, K.D. (2001), Building and Analisa Rantai Pasok Material Usaha Jasa
Construction Industries supply Chain Project Konstruksi Kabupaten Tasikmalaya, Jurnal
(Domestic), Report for Department of Industry, Tekno Insentif.
Science and Resources www.industry.gov.au/
assets/documents/itrinternet/BC-SCMReport.
pdf (27 Juli 2004).

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 715


9.7
KATALOG ELEKTRONIK
SEKTORAL: PENGADAAN
BARANG / JASA SEMUDAH
BELANJA ONLINE
Fariroh
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Madya

E. Hardiansyah P. Putra
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda

Hilda Isfanovi
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda

Bramantyo Suryodhahono
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Pertama

PENDAHULUAN

Komitmen pemerintah dalam pemberantasan Korupsi diwujudkan melalui regulasi


dan kebijakan untuk mengeliminir tindakan yang merugikan negara tersebut. Maka,
melalui Peraturan Presiden (Perpres) No. 54 tahun 2018 tentang Strategi Nasional
Pencegahan Korupsi (Stranas PK), pemerintah mencanangkan strategi nasional
arah kebijakan yang memuat fokus dan sasaran pencegahan korupsi sebagai
acuan Kementerian, Lembaga, Pemerintah Daerah, dan pemangku kepentingan
lainnya dalam melaksanakan aksi pencegahan korupsi di Indonesia. Sejalan

716 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


dengan hal tersebut, Perpres 16 tahun 2018 elektronik tersebut terletak pada pihak mana
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang menyusun dan mengelola katalog tersebut.
serta peraturan perubahannya, Perpres No. Katalog elektronik nasional, disusun dan dikelola
12 tahun 2021 mendorong terlaksananya oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/
modernisasi pengadaan melalui e-purchasing Jasa Pemerintah (LKPP). Katalog elektronik
atau tata cara pembelian barang/jasa melalui sektoral, disusun dan dikelola oleh Kementerian/
sistem katalog elektronik yang diselenggarakan Lembaga dan katalog elektronik daerah, disusun
dan dikembangkan oleh Lembaga Kebijakan dan dikelola oleh Pemerintah Daerah
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).
ALUR PROSES PENGADAAN MELALUI
Katalog elektronik sendiri merupakan sistem KATALOG ELEKTRONIK SEKTORAL
informasi elektronik yang memuat informasi KEMENTERIAN PUPR
berupa daftar, jenis, spesifikasi teknis, tingkat
komponen dalam negeri (TKDN), produk dalam Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
negeri, produk standar nasional indonesia Rakyat (PUPR) merupakan salah satu dari
(SNI), produk industri hijau, negara asal, harga, lima kementerian target Stranas PK yang
penyedia, dan informasi pendukung lainnya terpilih untuk mengimplementasikan katalog
terkait barang/jasa yang diusulkan. elektronik sektoral. Oleh karena itu, Pemerintah
mendorong Kementerian PUPR untuk segera
Keberadaan katalog elektronik tidak dipungkiri dapat memanfaatkan katalog elektronik sektoral
merupakan jawaban bagi semua pihak yang dan mendorong usulan barang/jasa untuk
mendambakan pengadaan yang transparan dan dikatalogkan. Namun yang perlu digaris bawahi,
akuntabel. Pernyataan tersebut bukanlah hal tidak semua barang/jasa dapat dikatalogkan,
yang hiperbolis, sebab melalui katalog elektronik LKPP mensyaratkan dalam regulasinya terkait
proses pengadaan yang dikenal memakan waktu kriteria barang/jasa apa saja yang dapat
lama dan berbelit, bertransformasi menjadi diusulkan dalam katalog elektronik, antara lain:
pengadaan barang/jasa yang cepat, mudah, barang/jasa dibutuhkan oleh Kementerian,
transparan dan tercatat secara elektronik. Kebutuhan barang/jasa yang bersifat rutin atau
Istimewanya, proses pengadaan dilakukan berulang, serta barang/jasa yang standar atau
dengan cepat tanpa tender. Sejatinya, katalog dapat distandarkan.
elektronik merupakan perwujudan e-commerce
pada jual-beli online, pertemuan antara Sejalan dengan Stranas PK, Menteri PUPR,
pemerintah sebagai pembeli dan vendor/ Bapak Ir. Basuki Hadimuljono M.Sc., Ph.D,
penyedia sebagai penjual. mendorong dan mendukung penuh pengadaan
Sesuai dengan Peraturan LKPP Nomor 09 Tahun barang/jasa melalui katalog elektronik sektoral
2021 Tentang Toko Daring dan Ktalog Elektronik di Kementerian PUPR. Beliau menyampaikan
Dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah pada Rapat Potensi Usulan Barang/Jasa dalam
Katalog elektronik terdiri atas elektronik Katalog Elektronik Sektoral Kementerian PUPR
nasional, katalog elektronik sektoral, dan katalog (Jumat, 23 April 2021) bahwa “e-katalog bertujuan
elektronik daerah. Perbedaan tiga katalog untuk mengamankan dan menyamankan PUPR

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 717


dalam pengadaan barang/jasa, dengan e-katalog katalog elektronik sektoral. Pimpinan Satker
pengadaan barang/jasa bisa lebih cepat dan menyusun rencana kebutuhan barang/jasa yang
transparan, tidak hanya untuk pengadaan barang, akan dicantumkan ke dalam Katalog Elektronik
tapi juga pengadaan jasa”. Sektoral, usulan memuat informasi terkait : jenis,
volume, spesifikasi teknis, waktu penggunaan,
Mengacu pada Peraturan LKPP No.9 tahun 2021 rencana anggaran, referensi harga/HPS;
tentang Toko Daring dan Katalog Elektronik Informasi produk (dalam dan/atau luar negeri),
dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, serta syarat penyedia. dan selanjutnya, pimpinan
pelaksanaan katalog elektronik sektoral diawali satker mengajukan surat usulan pencantuman
oleh pengusulan produk oleh unit organisasi barang/jasa ke dalam katalog elektronik sektoral
kepada Direktorat Jenderal Bina Konstruksi dan rencana kebutuhan yang telah disetujui oleh
kemudian dilanjutkan dengan evaluasi kelayakan Pimpinan Tinggi Madya kepada Menteri cq Dirjen
produk yang dilaksanakan oleh unit organisasi Bina Konstruksi. Selanjutnya usulan yang masuk
pengusul, Unit Kerja Pengadaan Barang/ tersebut akan disampaikan kepada LKPP melalui
Jasa (UKPBJ) serta LKPP. Usulan pembuatan Deputi Bidang Monitoring dan Pengembangan
komoditas pada portal katalog elektronik LKPP Sistem Informasi untuk dilakukan pengecekan
akan disampaikan oleh UKPBJ kepada LKPP terhadap ketersediaan etalase produk,
setelah produk yang diusulkan dinyatakan layak apabila hasil pengecekan dinyatakan tidak
untuk ditayangkan pada portal e-katalog. tersedia dalam etalase produk maka dilakukan
Kemudian yang menjadi pertanyaan adalah penelaahan produk oleh LKPP. Sementara itu,
bagaimana prosedur pengadaan melalui katalog UKPBJ melaksanakan market sounding yang
elektronik sektoral? Sesuai dengan Peraturan dihadiri oleh stakeholder terkait serta Calon
LKPP No.9 tahun 2021, perlu kita ketahui Penyedia.
bahwa untuk mengajukan usulan pencantuman
barang/jasa kedalam katalog elektronik Diharapkan, dalam market sounding yang
sektoral, Pimpinan Satuan Kerja (Satker) dapat mempertemukan antara stakeholder dan calon
menyampaikan usulan terkait pencantuman penyedia menjadi forum komunikasi yang efektif
barang/jasa kepada UKPBJ selaku pengelola antara pemerintah dengan calon penyedia untuk

Gambar 9.7.1. Peraturan LLPP Nomor 9 Tahun 2021

718 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Modernisasi Pengadaan Jasa Konstruksi

mendapatkan masukan (feedback) terhadap Dalam proses verifikasi, Tim Verifikator dapat
usulan produk serta ketersediaan produk di melakukan klarifikasi teknis terhadap produk
pasar, agar ketika produk tersebut ditawarkan, katalog yang diajukan untuk menjamin kualitas
penyedia dapat memenuhi persyaratan yang barang/jasa yang ditawarkan. Jika dalam
diminta oleh dokumen verifikasi. penawaran yang diajukan calon penyedia jasa,
tim verifikator menilai masih terdapat dokumen
Proses selanjutnya adalah verifikasi yang akan yang kurang, calon penyedia jasa tidak serta
dilaksanakan oleh Tim Verifikator Katalog merta ditolak dalam penawarannya, melainkan
Elektronik Sektoral Kementerian PUPR. Tim tim verifikator memberikan kesempatan kembali
Verifikator akan melakukan proses verifikasi bagi calon penyedia jasa untuk memperbaiki atau
pada produk yang ditawarkan oleh calon penyedia menambahkan dokumen yang kurang.
katalog elektronik sektoral. Persyaratan
tersebut tertuang dalam Dokumen Pengumuman Apabila seluruh persyaratan yang telah dipenuhi
Pendaftaran yang diunggah oleh Tim Verifikator oleh calon penyedia, proses selanjutnya adalah
pada sistem e-katalog.lkpp.go.id. Persyaratan pelaksanaan kontrak katalog antara Direktur
tersebut berbeda-beda untuk setiap produk Jenderal (Dirjen) Bina Konstruksi dan Penyedia
katalog, namun secara umum, calon penyedia Produk katalog elektronik sektoral, dan akhirnya
harus dapat memenuhi persyaratan kualifikasi, produk tersebut tayang menjadi komoditas yang
persyaratan teknis, dan persyaratan harga. tercantum dalam portal e-katalog LKPP. Setelah

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 719


produk tayang di portal e-katalog, artinya produk mekanisme katalog elektronik sektoral bermula
tersebut telah dapat dilakukan purchasing oleh pada 2019, LKPP bersama lima kementerian
PPK pada seluruh Kementerian/Lembaga/ menandatangani nota kesepahaman (MoU)
Daerah, dengan terlebih dahulu membuat tentang pengadaan barang dan jasa yang
permohonan pembukaan akses e-katalog yang diimplementasikan dengan e-katalog sektoral,
ditandatangani oleh Pejabat Tinggi Madya untuk mencegah terjadinya korupsi di sektor
kepada Kepala UKPBJ Kementerian Pekerjaan tersebut. Hingga saat ini, pada kuartal ketiga
Umum dan Perumahan Rakyat. tahun 2021 perkembangan pelaksanaan katalog
elektronik sektoral Kementerian PUPR terbilang
Kontrak katalog yang dilakukan penyedia jasa cukup pesat, saat ini pada Bulan September
dengan Dirjen Bina Konstruksi bukan merupakan 2021, sebanyak 6 (enam) Kategori sektor PUPR
kontrak pembelian barang/jasa melainkan telah tayang di laman e-katalog LKPP, yaitu :
kontrak payung yaitu kontrak harga satuan (1) Kategori Alat Berat Bidang Operasional dan
dalam periode waktu tertentu untuk barang/ Pemeliharaan SDA yang terdiri atas : Amphibious
jasa yang belum dapat ditentukan volume dan/ Excavator Long Arm, Amphibious Excavator
atau waktu pengirimannya pada saat Kontrak Mini Long Arm, Excavator Long Arm, Excavator
ditandatangani (Pasal 27 ayat (7) Perpres No. 16 Standard Mini dan Weed Harvester, (2) Kategori
Tahun 2018. Sehingga sesungguhnya pembelian Bahan Banjiran yang terdiri atas : Bronjong,
barang/jasa belum terjadi pada saat kontrak Geobag, Sandbag, (3) Kategori Air Tanah Air Baku
katalog tersebut. yang terdiri atas : Gun Sprinkler, (4) Kategori
IPA Mobil yang terdiri atas IPA Atmospheric
PERKEMBANGAN KATALOG ELEKTRONIK Water Generator (AWG) dan IPA Konvensional,
SEKTORAL KEMENTERIAN PUPR (4) Kategori Jembatan Rangka Baja yang terdiri
atas : Jembatan Rangka Baja Darurat ( Jembatan
Awal Kementerian PUPR menggunakan Rangka Baja Panel Darurat Tipe DSR2 Bentang

No. Pemanfaat Jenis Komoditas Total Purchasing


(harga+Pengirimanan)

1 Kementerian PUPR Alat Berat Pekerjaan Operasi dan Rp207.557.034.813,00


Pemeliharaan Bidang Sumber Daya Air
2 Kementerian PUPR Bahan Banjiran Pekerjaan Operasi dan Rp47.019.935.000,00
Pemeliharaan Bidang Sumber Daya Air
3 Kementerian PUPR Air Tanah dan Air Baku Rp2.231.250.000,00
4 Instansi Lainnya Alat Berat Pekerjaan Operasi dan Rp139.321.929.560,00
Pemeliharaan Bidang Sumber Daya Air
5 Instansi Lainnya Bahan Banjiran Pekerjaan Operasi dan Rp750.000.000,00
Pemeliharaan Bidang Sumber Daya Air

720 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Modernisasi Pengadaan Jasa Konstruksi

30 M) dan Jembatan Rangka Baja Permanen Kementerian PUPR sendiri maupun dari instansi/
(Jembatan Rangka Baja Permanen Kelas A pemerintah daerah lainnya.
Bentang 40-60m dan Jembatan Rangka Baja
Permanen Kelas B Bentang 40-60m), serta (5) Sejak Tahun 2020, Satker di Unit Organisasi
Kategori mobile pump. Keenam kategori beserta (Unor) Kementerian PUPR hingga saat ini tercatat
variasinya yang telah tayang dalam katalog telah mengusulkan 17 (tujuh belas) produk untuk
elektronik tersebut telah dimanfaatkan dan katalog elektronik sektoral pada tahun 2020.
dilakukan purchasing baik oleh Kementerian Sedangkan pada tahun 2021, usulan produk
PUPR maupun oleh instansi pemerintah lainnya. tersebut bertambah 31 (tiga puluh satu) sehingga
total usulan yang akan segera diumumkan
Sejak penayangannya di katalog elektronik berjumlah 48 (empat puluh delapan), dengan
sektoral Kementerian PUPR, beberapa produk rincian sebagai berikut:
telah dilakukan pembelian (purchasing) baik oleh

No. Bidang Sub Bidang Komoditas Sektoral


Tahun 2020
1 Sumber Daya Air dan Air Tanah Air Baku Pipa Air
Cipta Karya
2 Bina Marga Preservasi Jalan Bangunan pelengkap
3 Drainase jalan
4 Perkerasan lentur
5 Perkerasan lentur preventif
6 Jalan Jembatan Alat Pengukur Kekuatan Jalan (APKJ)
7 Cat Termoplastik Berbahan Rosin Ester
8 Cold Paving Hot Mix Asbuton (CPHMA)
9 Excavator 20 Ton
10 Excavator 5,5 Ton
11 Light Weight Deflectometer (LWD)
12 Rosin Ester
13 Tambalan Cepat Mantap (TCM)
14 Cipta Karya dan Teknologi Cipta Karya dan RISHA
Perumahan Perumahan
15 RUSPIN

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 721


No. Bidang Sub Bidang Komoditas Sektoral
16 Cipta Karya Kendaraan Sanitasi dan Air Truk Bak Terbuka Roda 6
Bersih
17 Truck Crane Roda 6
Tahun 2021
18 Sumber Daya Air Air Tanah Air Baku Solar Cell
19 Mesin Bor
20 Generator Set
21 Cipta Karya Penyediaan Air Minum IPA Baja
22 Sanitasi Vacuum Jetter Truck
23 IPAL Pabrikan
24 Landfill Compactor
25 Incinerator
26 Mesin Pencacah Sampah
27 Composter
28 Tanggap Darurat Bencana Mobil Tangki Air
29 Mobil Toilet
30 Sumber Daya Air Irigasi Rawa Rehabilitasi Irigasi : Beton Modular
pracetak
31 Perkuatan Tebing menggunakan Bronjong
32 Sungai Pantai Parapet Penahan banjir di sungai
menggunakan turap beton W400
33 Pengeboran Sumur Air Tanah Air Baku
34 Air Baku Pengeboran Sumur Air Tanah Irigasi
35 Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah
(JIAT)
36 Perkerjaan Pembangunan Rumah Pompa
37 Pengadaan dan Pemasangan Pompa
Submersible 7,5 kW
38 Pengadaan dan Pemasangan Genset 30
kVa

722 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Modernisasi Pengadaan Jasa Konstruksi

No. Bidang Sub Bidang Komoditas Sektoral


39 Bina Marga Preservasi Jalan Perkerasan Bangunan Pelengkap
40 Pekerjaan Drainase Jalan
41 Pekerjaan Perkerasan Lentur
42 Pekerjaan Perkerasan Lentur (Preventif)
43 Jembatan Gantung dan Baja Jembatan gantung pejalan kaki tipe rigid
44 jembatan rangka baja panel darurat
45 Cipta Karya dan Teknologi CK dan Perumahan PV Roof
Penyediaan Perumahan
46 MCK
47 IPAL Biofilter Skala Individu
48 Rusun Barak 2 Lantai Mini

Melalui katalog elektronik sektoral, PPK penawaran pada waktu-waktu tertentu jelas
dimungkinkan untuk melakukan pengadaan memudahkan dan membuka kesempatan seluas-
Barang/Jasa tanpa tender, PPK akan melakukan luasnya bagi penyedia untuk ikut berpartisipasi
purchasing sebagaimana kita melakukan order dalam pengadan barang/jasa melalui e-katalog,
melalui marketplace pada umumnya. Sedangkan demi terwujudnya pengadaan yang lebih efektif,
dari sisi penyedia, diberlakukannya Peraturan efisien, transparan, terbuka, bersaing, adil dan
LKPP No.9/2021 yang mengeliminasi beberapa akuntabel.
proses serta tidak membatasi pemasukan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 723


RENSTRA PUPR, dan menyusun roadmap usulan
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI katalog elektronik sektoral masing-masing unit
organisasi.
Porsi anggaran Kementerian PUPR yang besar
serta trend meningkatnya penggunaan katalog DAFTAR PUSTAKA
elektronik sektoral untuk pengadaan barang/
jasa diharapkan akan meningkatkan penggunaan Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang
katalog elektronik sektoral di masa mendatang. Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Mekanisme Katalog elektronik merupakan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018 tentang
terobosan dalam proses pengadaan barang/ Strategi Nasional Pencegahan Korupsi.
jasa untuk proses pengadaan barang/jasa yang Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 Tentang
efektif, efisien dan transparan, diikuti dengan Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 16
kualitas yang terjamin sesuai dengan standar Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa
yang ditetapkan. Dengan kelebihan tersebut, Pemerintah;
dimasa mendatang bukan suatu hal yang Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/
mustahil apabila pekerjaan konstruksi yang Jasa Pemerintah Nomor 11 Tahun 2018 tentang
sifatnya rutin dilaksanakan tiap tahunnya dapat Katalog Elektronik
diorder melalui katalog elektronik sektoral. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/
Jasa Pemerintah Nomor 9 Tahun 2021 tentang
Oleh karena itu, untuk akselerasi pemanfaatan Toko Daring dan Katalog Elektronik dalam
katalog elektronik sektoral di Kementerian Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
PUPR serta optimalisasi pengadaan barang/ Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
jasa melalui katalog elektronik sektoral, untuk Rakyat Nomor 1355/KPTS/M/2020 tentang
jangka pendek, perlu komitmen seluruh pihak Pembentukan Unit Kerja Pengadaan Barang/
di Kementerian PUPR untuk mempercepat Jasa dan Unit Pelaksana Teknis Pengadaan
proses verifikasi produk barang jasa yang saat Barang/Jasa Kementerian Pekerjaan Umum dan
ini sedang berlangsung, agar segera tayang Perumahan Rakyat;
pada portal e-katalog. Dan untuk jangka Keputusan Deputi Bidang Monitoring-Evaluasi dan
menengah dan panjang Kementerian PUPR perlu Pengembangan Sistem Informasi Nomor 11 tahun
mendetailkan kebutuhan barang/jasa yang dapat 2021 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Katalog
diusulkan melalui katalog elektronik berdasarkan Elektronik

724 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Modernisasi Pengadaan Jasa Konstruksi

Tol Balsam Balikpapan - Samarinda

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 725


10
Inovasi Kontrak
Konstruksi
10.1
DEWAN SENGKETA SEBAGAI
ALTERNATIF PENYELESAIAN
SENGKETA KONSTRUKSI
Wibisono Setiowibowo
Dewan Pengawas Perkumpulan Ahli Dewan Sengketa Konstruksi (PADSK)

PENDAHULUAN

Pekerjaan konstruksi cenderung mengalami penyesuaian atau perubahan dalam


pelaksanaannya. Pengguna Jasa dan Penyedia sering berbeda persepsi mengenai
itu, dan bila tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan perselisihan bahkan
persengketaan. Penyelesaian sengketa yang lazim adalah melalui jalur non-litigasi/
Alternatif Penyelesaian Sengketa (APS), dan upaya terakhir melalui jalur litigasi/
gugatan ke pengadilan. Penyelesaian sengketa bisa lama dan biayanya besar, tapi
sulit diprediksi hasilnya. Sengketa berkepanjangan dapat menyebabkan stagnasi
pekerjaan yang merugikan kedua belah pihak. Guna menghindari sengketa kontrak
yang berkepanjangan, Undang Undang (UU) Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi menetapkan APS baru yaitu Dewan Sengketa untuk pencegahan dan
penyelesaian sengketa, yang selanjutnya dalam aturan pelaksanaannya disebut
Dewan Sengketa Konstruksi (DSK). Penyelenggara DSK bukanlah suatu institusi,
melainkan individu-individu yang kompeten dan berpengalaman. Penggunaan
DSK telah lazim di banyak negara. Lembaga pembiayaan internasional juga
mensyaratkan penggunaan DSK sehingga itu pun dilakukan di Indonesia, antara
lain pekerjaan konstruksi MRT di Jakarta dan pelabuhan Patimban di Jawa Barat.
Sedangkan DSK sesuai UU Nomor 2 Tahun 2017 belum dilakukan, karena aturan
pelaksanaannya baru terbit pada medio 2021. Untuk memahami peran, tatacara

728 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


kerja dan kemanfaatan DSK, dapat dilakukan kontrak, perubahan lokasi karena berbagai
dengan mencermati best practices internasional. alasan (different site conditions/adverse physical
conditions).
SENGKETA PEKERJAAN KONSTRUKSI
Penyelesaian sengketa kontrak melalui APS
Menyikapi perubahan pekerjaan konstruksi tidak sudah lazim dimanapun. Indonesia pun memiliki
mudah, karena berimplikasi pada perubahan UU Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase Dan
kontrak yang harus dipertanggungjawabkan Alternatif Pilihan Penyelesaian Sengketa, yang
secara teknis dan administratif. Kesulitannya mengatur penyelesaian melalui: (1) Negosiasi
bertambah bila ada perspektif berbeda langsung para pihak; (2) bantuan Penasihat Ahli,
mengenai penyebabnya atau mengenai atau dari Mediator; atau (3) Arbitrase. Putusan
kebutuhan tambahan sumberdaya dan waktu, arbitrase final, berkekuatan hukum tetap dan
yang dapat menjadi perselisihan bahkan mengikat; sehingga pengadilan tidak berwenang
sengketa. Potensi sengketa dapat terjadi pada mengadili sengketa para pihak yang terikat
semua bentuk kontrak konstruksi, baik kontrak perjanjian arbitrase. Sebelumnya berdasarkan
konvensional (Design Bid Build) maupun kontrak UU Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
pekerjaan terintegrasi (misalnya Design Build, dimungkinkan penyelesaian sengketa melalui
BOT, EPC, Turnkey). Banyak alasan terjadinya pengadilan bila APS tidak berhasil.
sengketa, antara lain: perbedaan persepsi
lingkup kerja & persyaratannya yang tidak Cara penyelesaian sengketa konvensional
lengkap/tidak jelas dan pemenuhan mutu, tersebut tidak lagi menarik. Negosiasi dianggap
kuantitas, progress, dan ketepatan waktu; sulit karena kuatnya subyektifitas para pihak. Ini
keterlambatan pembayaran; ketidaksepakatan juga dialami dalam Mediasi & Konsiliasi. Mediator
eskalasi biaya; lemahnya pengelolaan kontrak juga sulit mencari titik temu tanpa kewenangan
seperti dokumen/laporan yang tidak lengkap, memberi solusi. Demikian juga Konsiliator,
keterlambatan pengambilan keputusan; dan/ karena solusi yang diusulkannya tidak mengikat.
atau menghadapi keadaan tidak terduga yang Penyelesaian di Arbitrase sulit diprediksi
menyebabkan penambahan atau perubahan karena para pihak tidak ikut dalam pengambilan
pekerjaan. Karena hal itu berdampak pada biaya, keputusan, sehingga sering menolak hasilnya.
tentu Penyedia mengajukan klaim. Baik (1) klaim Putusan sengketa di Pengadilan juga
karena perubahan waktu pelaksanaan; (2) klaim sepenuhnya kewenangan Hakim, sehingga
akibat perintah perubahan (variation order); pihak yang bersengketa tidak merasa yakin
maupun (3) klaim karena menghadapi kejadian bahwa pendapatnya digunakan sebagai dasar
tak terduga/unforeseeable physical conditions/ keputusan. Proses litigasi juga berlangsung
unforeseeable difficulties (Sarwono, 2006). lama, karena yang kalah biasanya Banding ke
Klaim juga dapat disebabkan faktor dibawah Pengadilan Tinggi, Kasasi bahkan Peninjauan
kendali Pengguna Jasa, misalnya klaim Variation Kembali ke Mahkamah Agung. Terdapat studi
order karena desain yang tidak memadai, yang mengungkapkan lamanya penyelesaian
modifikasi desain, perubahan spesifikasi, dan sengketa di arbitrase dan pengadilan, termasuk
kondisi lapangan berbeda dari yang disebutkan yang berlangsung di luar negeri (Sarwono, 2020).

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 729


(DRB) disusul : Dispute Adjudication Board
Durasi Penyelesaian Jumlah Kasus (DAB) dalam FIDIC Conditions of Contract 1999;
1 Tahun 26 Combined Dispute Board (CDB) di beberapa
negara; Dispute Board (DB) dalam FIDIC
2 Tahun 36 Conditions of Contract - Harmonised Edition
3 Tahun 11 2006 & 2010, yang selanjutnya menjadi Dispute
Avoidance and Adjudication Board (DAAB) dalam
4 Tahun 10
FIDIC Conditions of Contract 2017. Berbeda
5 Tahun 4 dengan arbitrase yang berbentuk lembaga, DSK
5 Tahun 2 adalah perorangan/individu yang dipercaya
8, 9,10,13 Tahun Masing - Masing 1 mendampingi penyelenggara kontrak dalam
mengantisipasi, mencegah dan menyelesaikan
sengketa.
PENGEMBANGAN DEWAN SENGKETA
KONSTRUKSI DI DUNIA DRB memberikan rekomendasi. Bila ada pihak
yang menolak, mereka bisa bernegosiasi atau
Sengketa berkepanjangan dapat berakibat mengajukan sengketa ke arbitrase/pengadilan.
terbengkelainya pekerjaan, yang memberikan Jika tidak ada keberatan pada jangka waktu
citra buruk para pihak yang berkontrak. tertentu, rekomendasinya menjadi mengikat.
Pengguna jasa serta Penyedia berusaha
menjaga produktivitas, efisiensi dan efektivitas DAB membuat putusan penyelesaian sengketa.
pekerjaan konstruksi, dan ingin sengketa cepat Pihak yang tidak puas dapat mengajukannya ke
selesai. Mereka tidak lagi puas menyerahkan arbitrase, namun keputusan DAB tetap mengikat,
sepenuhnya putusan sengketa pada entitas kecuali arbitrase memutuskan yang berbeda.
lain, dan ingin langsung didengar pendapat
dan analisisnya serta ikut membahas solusi CDB menggabungkan fungsi DRB dan DAB,
penyelesaian sengketa. Dengan demikian dapat sehingga dapat memberikan rekomendasi,
memprediksi putusannya dan mengantisipasi atau diminta memberi putusan penyelesaian
konsekuensinya. sengketa.

Sehingga empat dekade lalu muncul gagasan DAAB memberi rekomendasi pencegahan
APS baru yaitu Dispute Board (di Indonesia sengketa, dan bila terjadi sengketa memberi
dinamakan Dewan Sengketa Konstruksi/ solusi penyelesaian yang mengikat.
DSK). Konsep awalnya dicoba pada konstruksi
bendungan Boundary di Washington-Amerika Kontrak dengan pendampingan DSK dilakukan
Serikat tahun 1960 (Cyril Chern, 2011). Terdapat pertama kalinya tahun 1975 pada konstruksi
berbagai pengembangan bentuk DSK (DRBF, terowongan jalan Eisenhower tahap II- Amerika
2020), dimulai dengan Dispute Review Board Serikat. Selanjutnya pada kontrak internasional

730 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Inovasi Kontrak Konstruksi

Gambar 10.1.1. Diagram Pengembangan DB di Dunia

(ICB) konstruksi bendungan El Cajon di Paradigma baru penyelesaian sengketa tersebut


Hounduras tahun 1981. DSK mampu memberikan juga diatur dalam UU Nomor 2 Tahun 2017.
solusi yang dikehendaki Pengguna Jasa dan Tahapan APS yang sebelumnya hanya Negosiasi,
Penyedia, sehingga digunakan di banyak negara. Mediasi, Konsiliasi, dan Arbitrase, ditambah
Lembaga internasional juga mengadopsi DSK dengan keberadaan DSK sebagai alternatif
dalam pedoman mereka, antara lain: mediasi dan konsiliasi.
• FIDIC/Fédération Internationale Des
Ingénieurs-Conseils (1992,1996,1999, 2017) Karena penyelenggara DSK adalah perorangan/
• IBRD/International Bank for Reconstruction individu, maka berkembang pula lembaga
and Development (1995) internasional yang melakukan pelatihan bagi
• DRBF/ Dispute Resolution Board Foundation praktisi DSK, diantaranya Dispute Resolution
(1996 & 2019) Board Foundation (DRBF) dan Dispute Board
• EBRD/European Bank for Reconstruction and Federation (DBF).
Development (1997)
• ADB/Asian Development Bank (1997) DSK memegang teguh prinsip konfidensialitas
• ICC/International Chambers of Commerce untuk menjaga reputasi Pengguna Jasa dan
(2004) Penyedia, sehingga tidak semua hasil DSK
• ICE/Institution of Civil Engineer, United disebarluaskan. Berikut ini catatan kinerja DSK
Kingdom (2005) yang telah dipublikasikan.
• FIDIC Multilateral Development Bank • Konstruksi terowongan Eisenhower TunneI-
Harmonised Edition (2006,2010) Il Interstate 70 di Colorado Amerika Serikat.
• DBF/Dispute Board Federation (2011) Tiga putusan solusi sengketa DSK diterima
• JICA/Japan International Cooperation Agency dengan baik (DRBF, 2019).
(2012) • 98% rekomendasi pencegahan sengketa di
• RICS/Royal Institution of Chartered Surveyors lebih dari 2800 kontrak konstruksi disetujui;
(2012) hanya 2% yang diajukan ke arbitrase/
• CIArb/Chartered Institute of Arbitrators (2014) pengadilan (DRBF, 2020).

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 731


• Pada 500 kontrak internasional di Honduras ditugaskan menyelesaikan sengketa yang
(1980-1999), DSK menyelesaikan lebih dari telah terjadi.
1600 sengketa. Hanya + 20 kasus diajukan ke 3) Kegiatan Pokok Dewan Sengketa Konstruksi
arbitrase (Chapman,1999). seperti dalam Gambar 10.1.2. disamping.
• Observasi kontrak konstruksi Florida
Department of Transportation-USA tahun Kegiatan berkala
2003: 60 kontrak mengalami perpanjangan Kegiatan DSK Standing Board untuk mengikuti
waktu lebih lama dan penambahan biaya perkembangan kegiatan konstruksi:
lebih besar, dibandingkan 15 kontrak yang • Mempelajari Kontrak beserta dokumen
didampingi DSK (DRBF, 2017). kelengkapannya;
• DSK pada 230 kontrak yang dibiayai Asian • Menelaah laporan & data progress, untuk
Development Bank menunjukkan bahwa dari antisipasi masalah yang dapat terjadi;
237 rekomendasi pencegahan sengketa, • Dengar pendapat yang diperlukan atau yang
hanya 22 yang menjadi sengketa. Dari 512 diminta Pengguna Jasa/Penyedia;
putusan sengketa DSK hanya 37 berlanjut ke • Kunjungan lapangan berkala, guna
arbitrase (DRBF, 2020). mendapatkan data/informasi yang utuh; dan
• Membuat rekomendasi yang dianggap perlu.
ASPEK-ASPEK UNIVERSAL DARI DEWAN
SENGKETA Kegiatan pencegahan perselisihan sengketa
(avoidance)
Terdapat kemiripan antara regulasi Setiap ada permintaan rekomendasi dari
penyelenggaraan DSK di banyak negara, Pengguna Jasa/Penyedia, atas masalah atau
serta ketentuan di dalam pedoman lembaga perbedaan pendapat yang dihadapinya, DSK:
pembiayaan internasional dan lembaga yang • Menelaah dokumen/data/informasi terkait
mengembangkan/melakukan pelatihan DSK. (serta kunjungan lapangan bila perlu);
Berikut ini delapan aspek signifikan DSK yang • Rapat/dengar pendapat dengan Pengguna
bersifat universal, sehingga layak diterapkan di Jasa & Penyedia; dan
Indonesia. • Memberikan rekomendasi/informal opinion
untuk mencegah terjadinya sengketa.
1) Bentuk Dewan Sengketa Konstruksi
DSK bukan organisasi, tetapi ahli perorangan. Kegiatan penyelesaian sengketa (adjudication)
Ini berbeda dengan arbitrase yang Bila terjadi sengketa, Pengguna Jasa/Penyedia
menyelesaikan sengketa melalui institusi/ menyampaikan pemberitahuan (referral of
tribunal, sedangkan DSK oleh individual. dispute) disertai dokumen & data pada DSK. Atas
2) Lingkup Tugas Dewan Sengketa Konstruksi dasar itu kemudian DSK:
Sebagai Standing Board yang bekerja • Menelaah substansi sengketa (serta
sepanjang waktu konstruksi untuk kunjungan lapangan bila perlu);
menghindarkan dan menyelesaikan sengketa; • Rapat/dengar pendapat dengan Pengguna
atau sebagai Ad hoc Board, yang biasanya Jasa & Penyedia;

732 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Inovasi Kontrak Konstruksi

Gambar 10.1.2. Typical Kegiatan Pokok Dewan Sengketa Konstruksi

• Diskusi internal DSK untuk merumuskan Ada kecenderungan pada Three Member Board
putusan; dan (JICA, 2012). Apalagi dengan itu dapat ditugaskan
• Menetapkan putusan formal DSK. ahli multi disiplin (CIArb, 2014).
Pengguna jasa dan Penyedia harus
mengambil sikap atas putusan formal DSK 5) Pemilihan Ahli Dewan Sengketa Konstruksi
dalam batas waktu yang ditetapkan dalam Kontrak konstruksi harus memiliki klausula DSK.
Perjanjian Tripartit. Apabila tidak, maka Dimungkinkan juga kontrak memberlakukan
putusan formal DSK menjadi mengikat dan pedoman DSK dari lembaga tertentu, misalnya
harus dilaksanakan. FIDIC, CIArb, ICC, JICA, DRBF, RICS, dll. Apabila
ketentuan DSK belum ada di kontrak, dibuat
4) Jumlah Ahli Dewan Sengketa Konstruksi perjanjian tertulis untuk itu. Ahli DSK dipilih oleh
Jumlah ahli tergantung kompleksitas pekerjaan Pengguna Jasa dan Penyedia, tapi mereka tidak
konstruksi, dan antisipasi bidang keahlian yang mewakili kepentingan Pengguna Jasa/Penyedia
diperlukan. Bisa penugasan pada satu orang ahli yang menunjuknya, tetapi untuk kepentingan
(Single Board); atau panel / tim ahli yang lazimnya penyelenggaraan kontrak secara keseluruhan.
tiga orang (Three Member Board). Bila diperlukan Mereka independen, imparsial/tidak berpihak,
dapat lebih dari itu dengan jumlah gasal. Single dan menghindari benturan kepentingan, agar
Board biasanya ditugasi pada pekerjaan tidak dapat bertindak obyektif dan profesional.
kompleks, atau hanya untuk ajudikasi sengketa Tatacara kerja, hak, kewajiban & tanggungjawab
yang telah terjadi. Ahli DSK diatur di Perjanjian Tripartit yang

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 733


disepakati Pengguna Jasa, Penyedia, dan para keterkaitan finansial dengan Pengguna Jasa/
ahli DSK. Ahli DSK Standing Board ditetapkan Penyedia. Pengalaman menunjukkan individu
saat kesepakatan kontrak konstruksi agar dapat yang trustable, respectable & knowledgable lebih
mengikuti pekerjaan konstruksi sejak awal. dikehendaki sebagai ahli DSK (PADSK, 2021).

Bila calon ahli tidak disepakati, lazimnya dibentuk 7) Norma Etika Ahli Dewan Sengketa Konstruksi
panel tiga ahli (FIDIC, 2017; DRBF, 2019). Setiap Ahli DSK harus konsisten menjaga kepercayaan
pihak menunjuk satu ahli, dan kedua ahli tersebut Pengguna Jasa dan Penyedia. Untuk itu terdapat
akan memilih satu ahli lagi sebagai ketua. Apabila rambu-rambu tata laku pribadi dan profesional
perlu dapat meminta rekomendasi calon ahli DSK yang harus dipatuhi ahli DSK (CIArb, 2014).
dari lembaga yang membiayai kontrak, misalnya Ketentuan itu juga harus dihormati para pihak
IBRD, ADB, JICA. Lembaga pelatihan DSK juga yang bersengketa, untuk kelancaran DSK.
memberikan jasa berbayar untuk menyediakan Setidaknya terdapat empat pokok norma etika
daftar ahli yang direkomendasikannya; bahkan (DFBF, 2019).
membantu proses pemilihan ahli.
Menghindari Konflik Kepentingan
6) Persyaratan Ahli Dewan Sengketa Konstruksi Ahli DSK menjaga kredibilitas dan integritasnya
Penyelenggara DSK bukanlah institusi, dengan menghindari konflik kepentingan.
melainkan para ahli perorangan/individu yang Calon ahli DSK harus mengungkapkan adanya
dapat diandalkan kompetensi dan karakternya. kepentingan, hubungan, dan keterkaitan
Persyaratannya ditentukan dalam: regulasi apapun baik di masa lalu atau saat ini,
mengenai DSK; pedoman lembaga pembiayaan yang dapat mempengaruhi independensi/
internasional; dan pedoman lembaga yang imparsialitas. Apabila ada konflik kepentingan,
mengembangkan DSK seperti FIDIC, DRBF, ICC, maka harus menolak pengangkatannya.
CIArb. Kualifikasi utamanya adalah: pengalaman Jika pada saat bertugas ahli DSK menyadari
pekerjaan konstruksi dan cara penyelenggaraan dirinya dapat mempengaruhi independensi/
proyek konstruksi; pengalaman DSK atau telah imparsialitas, maka harus memberitahukannya
ikut pelatihan DSK; mampu menginterpretasikan kepada ahli DSK lainnya, Pengguna Jasa dan
kontrak; menguasai bahasa yang digunakan Penyedia; misalnya karena akuisisi/merger
kontrak; serta keterampilan manajemen dan entitas Penyedia/Pengguna Jasa. Setelah
komunikasi. Disamping itu ditetapkan kewajiban mempertimbangkan konflik yang dihadapi,
ahli DSK untuk: menjaga integritas, bertindak adil, ahli DSK tersebut dapat diminta mundur atau
tidak memihak (imparsial), netral (independen); melakukannya atas kemauan sendiri.
menjaga konfidensialitas; dan bebas dari
benturan kepentingan. Chartered Institute of Menjaga Kerahasiaan
Arbitrators menegaskan individu yang dilarang Data/informasi yang diperoleh Ahli DSK hanya
sebagai Ahli DSK, yaitu: pimpinan, pegawai, digunakan untuk kegiatan DSK. Dilarang
penasehat hukum (lawyer) dari Pengguna menggunakannya untuk tujuan lain tanpa izin
Jasa/Penyedia; pihak yang mewakili Pengguna Pengguna Jasa & Penyedia, kecuali di dalam
Jasa/Penyedia; serta pihak yang mempunyai proses hukum. Konfidensialitas harus terjaga

734 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Inovasi Kontrak Konstruksi

dalam interaksi dengan Pengguna Jasa dan Mematuhi Prosedur Kerja


Penyedia. Saat rapat/hearing, DSK memastikan Kegiatan DSK dilakukan dengan tertib dan
adanya suasana, serta tersedianya lokasi tidak memihak, terutama dalam aktivitas
dan sarana komunikasi yang memungkinkan merumuskan rekomendasi pencegahan
menjaga konfidensialitas, agar ada keterbukaan sengketa dan putusan sengketa. Setiap rapat/
membahas masalah yang disengketakan. hearing dan kunjungan lapangan ditetapkan
Informasi yang diungkapkan; dokumen pihak agendanya terlebih dahulu, agar para pihak
yang bersengketa; serta temuan, laporan, siap. Rapat/hearing harus memberikan
rekomendasi, keputusan DSK tidak terbuka bagi keadilan prosedural, yaitu setiap pihak diberi
publik. Kecuali disetujui pihak yang bersengketa, kesempatan yang sama dalam menyiapkan
atau diharuskan dalam proses hukum. pernyataan sikapnya dan data/informasi yang
relevan kepada DSK; serta dalam menyiapkan
Mentaati Protokol Komunikasi tanggapan atas pernyataan yang diajukan pihak
Ahli DSK harus bertindak jujur dan tanpa lainnya. Dalam mempertimbangkan sengketa
prasangka. Tidak boleh ada komunikasi sepihak yang diajukan, DSK harus: bertindak adil dan
dengan salah satu Pengguna Jasa/Penyedia tidak berpihak; mendasarkan pada ketentuan
saja, kecuali diizinkan di prosedur kerja DSK spesifik di dokumen kontrak dan regulasi yang
atau disepakati Pengguna Jasa dan Penyedia. berlaku; serta mempertimbangkan informasi/
Tanpa prasangka berarti bebas dan terbuka fakta dan keadaan yang diajukan oleh para
membahas permasalahan, membuat konsesi, pihak. Rekomendasi/putusan formal DSK
dan mengeksplorasi solusi yang mungkin dibuat secepatnya berdasarkan prosedur dalam
diambil. Itu juga berarti bahwa jika masalahnya Perjanjian Tripartit. Rumusannya harus objektif
tidak terselesaikan dan menjadi sengketa, didukung alasan yang jelas dan logis; serta
maka substansi diskusi dan konsesi tersebut menghindari opini atau kritik atas tindakan,
tidak dapat digunakan menentangnya. Dalam gaya manajemen, cara administrasi kontrak dari
komunikasi lisan maupun tertulis, DSK harus entitas/individu Pengguna Jasa atau Penyedia,
menghindari kesan keberpihakan, ketidak karena akan menimbulkan persepsi bahwa DSK
adilan atau bias. DSK harus peka bahwa setiap bias.
pertanyaan/komentarnya bisa dianggap negatif
bahkan diartikan sebagai indikasi keberpihakan 8) Pembiayaan Dewan Sengketa Konstruksi
pada salah satu pihak. DSK harus menghindari Biaya DSK menjadi kewajiban Pengguna Jasa
komunikasi tidak etis yang dapat dianggap & Penyedia, yang dibebankan dengan jumlah
menghina, seperti: mengkritik proyek, ketentuan setara. Ini dimaksudkan untuk menghindari
kontrak, tindakan pihak yang berkontrak; keberpihakan DSK yang dapat mempengaruhi
berprasangka baik buruknya masalah tanpa independensi, obyektifitas dan imparsialitas. Ahli
memberi kesempatan masing-masing pihak DSK tidak bekerja setiap hari (full time), meskipun
menjelaskannya dan menanggapi pendapat pihak Standing Board terikat tugas sepanjang pekerjaan
lainnya; serta menawarkan saran hukum/teknis konstruksi. Karena itu Imbalan Jasa nya berupa
diluar tugas/kompetensi sebagai DSK. uang harian (daily fee), terdiri dari: (1) Biaya retensi
ahli (retainer/management fee) dibayarkan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 735


sebesar satu atau dua hari uang harian untuk APS konstruksi, maka dapat menyampingkan
setiap bulan penugasannya sebagai imbalan (Lex specialis derogat legi generali) UU Nomor 30
komitmen bekerja selama masa penugasannya, Tahun 1999 yang aturannya bersifat umum.
serta dalam menelaah, menganalisis dokumen
dan mengikuti perkembangan kontrak Tata Cara Kerja DSK
secara berkesinambungan; (2) Biaya jasa ahli Prinsip dan aspek signifikan DSK yang universal di
berupa uang harian dibayarkan sejumlah hari banyak negara dan di endorse berbagai lembaga
kehadirannya: di tempat kerja, biasanya satu internasional, telah menjadi rujukan Peraturan
hingga tiga hari setiap bulannya tergantung Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
kebutuhan Ahli DSK atau atas permintaan Nomor 11 Tahun 2021 tentang Tata cara dan
Pengguna Jasa/Penyedia; pada rapat/hearing; Petunjuk Teknis Dewan Sengketa Konstruksi.
dan pada kunjungan lapangan yang dibutuhkan Sehingga telah memadai sebagai pedoman
Ahli DSK atau atas permintaan Pengguna Jasa/ pokok tata kerja DSK. Dalam Peraturan Menteri
Penyedia, sekurang-kurangnya tiga atau empat ini juga terdapat ketentuan khusus penggunaan
kali setiap tahunnya, yang berlangsung selama DSK pada kontrak dibiayai APBN & APBD, seperti
dua atau tiga hari setiap kunjungan. Biaya dibawah ini:
transportasi & akomodasi kunjungan lapangan • Pengadaan Ahli DSK oleh Pengguna Jasa
dibayar at cost. Ruang kerja, ruang rapat & melalui metode penunjukkan langsung,
peralatannya disediakan Pengguna Jasa & karena singkatnya waktu untuk penetapan
Penyedia. Ahli DSK, dan untuk memperoleh ahli yang
kompetensinya setara dengan ahli yang
Biaya DSK sangat kecil jika dibandingkan dengan dicalonkan Penyedia.
APS lainnya. Legal cost arbitrase dan litigasi bisa • Tugas DSK adalah sebagai Standing Board,
mencapai 10% dari nilai kontrak. Sedangkan agar dapat mencegah sengketa, mengatasi
biaya DSK berkisar 0,15% - 0,25% nilai kontrak. perselisihan, dan menyelesaikan sengketa.
(DRBF, 2020). • Jumlah Ahli DSK gasal, paling banyak tiga
orang dan harus terdiri dari warga negara
KESIAPAN PENYELENGGARAAN DEWAN Indonesia.
SENGKETA KONSTRUKSI DI INDONESIA • Putusan formal sengketa DSK final dan
mengikat, bila dalam waktu 28 hari tidak ada
Implementasi DSK memerlukan adanya dasar keberatan dari Pengguna Jasa dan Penyedia.
hukum, tata cara kerja, dan ketersediaan ahli
DSK. Ketentuan diatas adalah wajar, karena kebijakan
pengadaan barang/jasa pemerintah dan
Dasar Hukum DSK kebijakan nasional pembinaan jasa konstruksi
UU Nomor 2 Tahun 2017 dan PP Nomor 22 melekat pada penyelenggaraan pekerjaan
Tahun 2020 mengatur DSK sebagai APS kontrak konstruksi yang dibiayai APBN dan APBD.
konstruksi. Dengan demikian telah terdapat Sedangkan ketentuan lainnya dalam Peraturan
kepastian hukum penyelenggaraan DSK di Menteri ini mengenai tata cara DSK, telah sejalan
Indonesia. Karena UU ini mengatur secara khusus dengan uraian pada bagian IV artikel ini.

736 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Inovasi Kontrak Konstruksi

Ketersediaan Ahli DSK bimbingan berkesinambungan oleh entitas


Penyelenggara DSK adalah para ahli perorangan/ yang kredibel dengan pembimbing yang
individu. Dispute Resolution Board Foundation profesional, untuk membentuk praktisi DSK
(DRBF) dengan dukungan Kementerian yang: menguasai regulasi pekerjaan konstruksi;
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mendalami kontrak konstruksi; memahami
pernah menyelenggarakan workshop & peran, tanggungjawab, tata cara kerja DSK; serta
training DSK pada tahun 2017, 2018, 2020. etika dan tata laku seperti dipersyaratan dalam
Dan pada 2021 dilakukan pula DRBF–PADSK penugasan sebagai DSK.
joint seminar. Tentu diperlukan pelatihan/

Gambar 10.1.3 Diagram Road Map Pembentukan Ahli DSK

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 737


KESIMPULAN DAN SARAN konstruksi. Karena itu perlu melakukan advokasi
tentang manfaat DSK, dan bersamaan dengan
Perubahan yang terjadi dalam pekerjaan itu memastikan terselenggaranya pelatihan yang
konstruksi hendaknya diantisipasi dan berkualitas untuk praktisi DSK di Indonesia.
diselesaikan dengan semestinya, agar tidak
menimbulkan perbedaan pendapat yang DSK juga penting di kontrak konstruksi yang
berkembang menjadi sengketa kontrak. Disinilah dibiayai oleh investor swasta dan oleh BUMN/
pentingnya peran DSK guna mendeteksi potensi BUMD. Beberapa diantaranya memakai standar
klaim dan sengketa yang mungkin timbul dan kontrak FIDIC yang mengatur adanya DSK. Bagi
merekomendasikan pencegahannya. Kalaupun yang tidak memakai standar kontrak tersebut,
terjadi sengketa, DSK yang mengikuti jalannya tentunya tidak cukup hanya merujuk ketentuan
pekerjaan dapat memberikan solusi obyektif. DSK yang bersifat umum di PP Nomor 22 Tahun
Sebagai bagian dari project delivery system, 2020. Seyogianya ada panduan operasional bagi
DSK turut berkontribusi menjaga produktivitas, mereka dalam menggunakan DSK.
efisiensi, efektivitas dan kelancaran pekerjaan

738 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Inovasi Kontrak Konstruksi

Peraturan Menteri PUPR Nomor 11 Tahun 2021 tentang


Tata Cara dan Petunjuk Teknis Dewan Sengketa
Konstruksi.
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang
Pelaksanaan Undang Undang Jasa Konstruksi.
Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang
Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 16
Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah.
PADSK (2021) Testimoni Perkumpulan Ahli Dewan
Sengketa Konstruksi.
Peter H.J. Chapman (1999) Dispute Boards (https://
fidic.org/sites/default/files/25).
Sarwono Hardjomuljadi (2020) Dispute Avoidance and
Adjudication Board; Journal ASCE Volume 12.
Sarwono Hardjomuljadi et al, (2006) Strategi Klaim
Konstruksi Berdasarkan FIDIC Conditions of
Contract.
Undang Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang
Arbitrase Dan Alternatif Pilihan Penyelesaian
Sengketa.
Bendung Modular Morotai Undang Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa
Maluku Utara
Konstruksi.
Undang Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi.
DAFTAR PUSTAKA

AAA (2000) Dispute Resolution Board Guide


Specifications.
CIArb (2014) Dispute Board Rules.
Cyril Chern (2011) Dispute Boards 2nd Edition.
DBF (2011) Ad Hoc Dispute Adjudication Board Rules.
DRBF (2020) Administration & Practice Workshop.
DRBF (2019 Dispute Board Manual.
DRBF–PADSK (2021) Seminar: The Benefits of Effective
Use of DBs for Construction Projects in Indonesia’
FIDIC (2017) Conditions of Contract.
ICC (2015) Dispute Board Rules.
JICA (2012) Dispute Board Manual.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 739


10.2
PENTINGNYA PENINGKATAN
KUALITAS LAYANAN JASA
KONSULTANSI MELALUI
BIMBINGAN TEKNIS PRA-
KONSTRUKSI
Putut Marhayudi
Direktur Pengembangan Jasa Konstruksi
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian PUPR

Ellis Sumarna
Kasubdit Kontrak Konstruksi, Direktorat Pengembangan Jasa Konstruksi,
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian PUPR

Disaintina Ari Nusanti


Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Madya

Eka Prasetyawati
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda

PENDAHULUAN

Infrastruktur memiliki peranan penting sebagai roda penggerak pertumbuhan


ekonomi. Adapun infrastruktur merupakan pondasi dalam pembangunan fisik
maupun sosial di suatu negara. Tidak dapat dipungkiri, infrastruktur sangat
diperlukan dalam mempercepat pembangunan nasional serta menjadi katalisator
proses produksi dan pemasaran berbagai kegiatan perekonomian.

740 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Dalam pembangunan suatu infrastruktur Kegiatan pekerjaan konstruksi dapat diartikan
diperlukan layanan jasa konsultansi. Berdasarkan sebagai suatu kegiatan sementara yang
Undang-Undang Republik Indonesia No. 2 Tahun berlangsung dalam jangka waktu terbatas,
2017 tentang Jasa Konstruksi sebagaimana dengan alokasi sumber daya tertentu dan
diubah melalui Undang-Undang Republik dimaksudkan untuk menghasilkan produk yang
Indonesia No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta kriteria mutunya telah ditentukan. Keberhasilan
Kerja, Konsultansi Konstruksi adalah layanan proyek pembangunan adalah tercapainya
keseluruhan atau sebagian kegiatan yang sasaran proyek, yaitu tepat biaya, tepat waktu,
meliputi pengkajian, perencanaan, perancangan, dan tepat mutu, sehingga seluruh rencana proyek
pengawasan, dan manajemen penyelenggaraan baik pada tahapan pra-konstruksi, pelaksanaan
konstruksi suatu bangunan. Layanan usaha yang konstruksi, dan pasca konstruksi dapat berjalan
dapat diberikan oleh jasa Konsultansi Konstruksi dengan baik. Ada banyak faktor teknis maupun
yang bersifat umum meliputi: (a) pengkajian; (b) non-teknis yang secara langsung maupun tidak
perencanaan; (c) perancangan; (d) pengawasan; langsung mempengaruhi kualitas infrastruktur.
dan/atau (e) manajemen penyelenggaraan
konstruksi. Kualitas infrastruktur berpengaruh pada standar
kehidupan masyarakat dan kesehatan. Dalam
Perencanaan dan perancangan (planning and hal ini, infrastruktur yang baik dan tangguh akan
design) merupakan tahap awal yang berpengaruh mampu melayani dan memfasilitasi masyarakat
sangat besar dan signifikan terhadap suksesnya dalam meningkatkan ekonomi dan kualitas
suatu proyek, karena sebagian besar keputusan hidupnya. Tercapainya kualitas infrastruktur
strategi dan pembiayaan proyek bergantung yang baik dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah
pada perencanaan dan perancangan. Mengingat satunya ditentukan dari tahap perencanaan
tahap perencanaan dan perancangan ini sangat maupun perancangan infrastruktur.
penting, maka tak heran kehadiran konsultan
perancang mengambil peran krusial dalam Kurang maksimalnya perencanaan dan
pembuatan keputusan dan sebagai penerjemah perancangan suatu pekerjaan konstruksi kerap
dari kebutuhan pemilik pekerjaan, serta sebagai berimbas pada terlambatnya pelaksanaan
pengarah bagi kontraktor pelaksana. Sama halnya proyek. Hingga saat ini, keterlambatan menjadi
dengan konsultan pengawasan, yang berperan masalah yang sangat sering terjadi di tiap
penting dalam memastikan pembangunan proyek konstruksi di Indonesia. Terdapat
infrastruktur telah sesuai dengan gambar banyak faktor yang dapat menyebabkan
desain dan memenuhi aspek kelaikan fungsi, keterlambatan pada pelaksanaan proyek
keuangan, mutu, waktu, dan aspek keselamatan konstruksi, di antaranya adalah perbedaan
konstruksi. Peran konsultan pengawas sebagai kondisi lokasi, perubahan desain, faktor
agent of owner memiliki posisi strategis dalam cuaca, kurangnya tenaga kerja, material dan
mendampingi pengguna jasa dengan memberi peralatan, kesalahan dalam perencanaan, dan
masukan dan rekomendasi terbaik mulai dari pengaruh terlibatnya pemilik proyek (owner).
persiapan lapangan hingga penyerahan hasil Adapun ditemukannya permasalahan dalam
akhir pekerjaan konstruksi. perencanaan dan perancangan pekerjaan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 741


konstruksi ini salah satunya dilatarbelakangi informasi terpercaya kepada pemilik proyek
belum optimalnya penggunaan penyedia jasa (pengguna jasa) maupun stakeholder lainnya.
konsultansi konstruksi. Tak jarang ditemukan Namun sayangnya, peranan penting penyedia
desain hasil perancangan belum memenuhi jasa konsultansi konstruksi tak diimbangi dengan
persyaratan teknis, sehingga terjadi beberapa kemampuan yang memadai dari tenaga ahli
permasalahan pada saat pelaksanaan pekerjaan konsultan perancangan maupun pengawasan.
konstruksi. Di sisi lain, pelaksanaan pengawasan
pekerjaan konstruksi juga dirasa masih lemah, Adapun kurang memadainya kemampuan tenaga
yang dapat mengakibatkan terjadinya rework ahli konsultan perancangan maupun pengawasan
yang berdampak pada keterlambatan waktu dalam pekerjaan konstruksi ini didukung dengan
dan penambahan biaya pekerjaan, dan risiko hasil kajian Komisi Pemberantasan Korupsi
kegagalan bangunan. Fakta belum optimalnya (KPK) yang dilaksanakan pada tahun 2019
pelibatan konsultansi konstruksi dalam pekerjaan terkait pelaksanaan dan pembangunan jalan di
konstruksi adalah sangat disayangkan, padahal Indonesia. KPK menemukan fakta bahwa kualitas
konsultansi konstruksi ini diharapkan dapat dari konsultan perancangan dan konsultan
memberikan perencanaan dan perancangan pengawas yang terlibat dalam pembangunan
pekerjaan konstruksi yang lebih matang dan konstruksi masihlah tergolong lemah. Hasil
komprehensif, sehingga kendala-kendala seperti rekomendasi KPK atas hasil kajian tersebut
keterlambatan proyek dapat terhindarkan. adalah perlu disusunnya pedoman pelatihan
pra-konstruksi bagi tenaga ahli konsultan
KAJIAN KOMISI PEMBERANTASAN perancangan dan pengawas. Rekomendasi ini
KORUPSI (KPK) MENGENAI KUALITAS dibuat dengan membandingkan hasil kajian
LAYANAN JASA KONSULTANSI Australia yang pernah dilakukan pada proyek
KONSTRUKSI percontohan PRIM (Provincial Road Improvement
and Maintenance), yang telah diimplementasikan
Penyedia Jasa konsultansi konstruksi digunakan pada proyek pembangunan jalan di Nusa
pada proyek berskala besar maupun kecil, Tenggara Barat di tahun 2013 lalu. Metode yang
dimana konsultasi konstruksi salah satunya dilaksanakan dalam proyek PRIM ini adalah
berperan untuk merencanakan atau merancang adanya tahapan pendampingan bagi pelaku jasa
serta mengawasi pekerjaan proyek konstruksi. konstruksi sebelum dilaksanakannya pekerjaan,
Meskipun demikian, penggunaan penyedia yakni berupa pelatihan pra proyek. Diharapkan
jasa konsultansi ini tidak menjamin suatu dengan mengadopsi metode yang sama tersebut
proyek berjalan dengan lancar, justru berbagai dapat meningkatkan kualitas layanan jasa
permasalahan dalam tahap pelaksanaan sering konsultansi baik dalam tahap perancangan
terjadi. Oleh karena itu, perlu ditinjau apa saja maupun pengawasan.
peranan penyedia jasa konsultansi konstruksi
dan implementasi peranan tersebut di lapangan.
Keterlibatan penyedia jasa konsultansi
konstruksi diharapkan dapat memberikan

742 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Inovasi Kontrak Konstruksi

PENTINGNYA BIMTEK PRA-KONSTRUKSI Republik Indonesia yang target pelaksanaannya


BAGI KONSULTAN PERANCANGAN DAN diharapkan selesai pada September 2021 ini,
PENGAWASAN dengan tahapan program sebagai berikut:
1. Penyusunan Pedoman Penyelenggaraan
Pesatnya pembangunan di sektor jasa konstruksi Bimbingan Teknis;
menyebabkan perlunya Sumber Daya Manusia 2. Penyusunan Materi Bimbingan Teknis
(SDM) yang berkualitas dalam memfasilitasi dengan dibantu oleh Pejabat Fungsional
pelaksanaan pekerjaan konstruksi. SDM ini Pembina Jasa Konstruksi Ahli Utama, Pakar
termasuk pihak pemberi pekerjaan yaitu di bidang perancangan dan Pengwasan,
pemilik proyek (pengguna jasa) yang fungsinya serta Akademisi yang memiliki pengalaman
bertanggungjawab, mengendalikan, dan profesinal pada bidang perancangan dan
mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi, pengawasan;
sementara penyedia jasa konsultansi konstruksi 3. Pelaksanaan Training of Trainer (ToT)
bertugas untuk membuat hasil perancangan Instruktur Bimbingan Teknis bekerja sama
dan pengawasan terhadap penyelenggaran dengan Badan Pengembangan Sumber
jasa konstruksi sehingga pemahaman- Daya Manusia Kementerian PUPR Republik
pemahaman umum terhadap bidang konstruksi Indonesia yang telah dilaksanakan pada akhir
perlu dimiliki oleh penyedia jasa konsultansi Agustus sampai dengan minggu pertama
konstruksi agar penyelenggaraan jasa konstruksi September 2021;
yang dilaksanakan sesuai dengan hasil yang 4. Pelaksanaan Pilot Project pada proyek untuk
diharapkan melalui Bimbingan Teknis Pra- kriteria Proyek Besar dan Proyek Strategis
Konstruksi. Nasional di minggu ketiga dan keempat
September 2021.
Adapun tujuan dari Bimbingan Teknis Pra
Konstruksi ini diperuntukkan bagi tenaga ahli
konsultan perancang dan konsultan pengawas
yang telah terkontrak, yang sedang masuk pada
fase/tahapan diantara SPPBJ dan SPMK, dengan
tujuan untuk:
a. Peningkatan pemahaman tugas, tanggung
jawab, dan kewenangan Tenaga Ahli; Bimbingan Teknis Pra
b. Peningkatan pemahaman terkait teknis Konstruksi ini diperuntukkan
perancangan dan pengawasan; bagi tenaga ahli konsultan
c. Peningkatan kinerja tertib Norma, Standar,
Prosedur, dan Kriteria (NSPK) dalam perancang dan konsultan
penyelenggaraan pekerjaan konstruksi. pengawas yang telah
terkontrak, yang sedang
Bimbingan Teknis Pra-konstruksi menjadi salah
satu program rencana aksi bagi Direktorat masuk pada fase/tahapan
Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR diantara SPPBJ dan SPMK.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 743


Gambar 10.2.1. Tahapan Penyelenggaraan Konstruksi

Gambar 10.2.2. Waktu Pelaksanaan Bimbingan Teknis

Para peserta bimbingan teknis pra-konstruksi pengawasan, sehingga mereka adalah orang
ini adalah para tenaga ahli yang terkontrak yang telah dinyatakan kompeten di bidangnya
pada suatu paket pekerjaan perancangan dan dan memenuhi standar kualifikasi dan klasifikasi

744 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Inovasi Kontrak Konstruksi

persyaratan tenaga ahli pada pemilihan paket aturan keteknisan, aturan keuangan, aturan
pekerjaan perancangan dan pengawasan. Adanya tertib penyelenggaraan konstruksi termasuk
bimtek merupakan suatu kegiatan refreshment standar pemilihan barang atau jasa. Dinamika
atau penyegaran bagi tenaga-tenaga ahli yang terjadi menuju era industri jasa konstruksi
terkontrak tersebut. yang lebih modern telah menyebabkan terjadinya
penyesuaian NSPK, sehingga para konsultan juga
Diharapkan pada durasi waktu yang singkat harus up-to-date dengan pemutakhiran standar
sebelum memasuki tahap pelaksanaan perancangan sesuai NSPK.
pekerjaan perancangan dan pengawasan, para
konsultan dapat mempersiapkan diri sebaik Kualitas hasil pembangunan infrastruktur
mungkin baik terkait program mutu pekerjaan sangat ditentukan oleh seluruh tahapan
maupun tools atau instrument atau dokumen penyelenggaraan jasa konstruksi, termasuk
yang akan digunakan sebagai alat kerja, dimana tahapan perancangan. Apabila terdapat
para konsultan perlu memastikan seluruh kesalahan pada tahapan perancangan, maka
dokumen-dokumen tersebut telah sesuai dengan dapat dipastikan pada proses pembangunan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. infrastruktur akan menemukan banyak kendala
Pelaksanaan bimbingan teknis pra-konstruksi di lapangan dan bahkan dapat menyebabkan
dapat dilaksanakan pada masing-masing unit terjadinya kegagalan bangunan pada saat
organisasi dengan alokasi pembiayaan menjadi dimanfaatkan oleh pengguna bangunan
bagian dari biaya anggaran pembinaan di satuan maupun masyarakat. Pentingnya ketepatan
kerjanya, namun tidak menutup kemungkinan data lapangan dari hasil survey-survey lapangan
dilaksanakan di balai-balai jasa konstruksi menjadi suatu hal yang “mutlak”, dimana nantinya
wilayah di lingkungan Direktorat Jenderal Bina tenaga ahli perancangan akan melakukan
Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan analisis dan pengambilan keputusan terhadap
Perumahan Rakyat (PUPR) Republik Indonesia hasil final rancangan yang dihasilkan. Berikutnya
sebagai upaya penyebarluasan informasi bagi adalah kecermatan dalam pemilihan standar
penyedia jasa, khususnya konsultan perancang teknis dan perhitungan serta penetapan metode
dan pengawas. pelaksanaan pekerjaan, yang merupakan salah
satu output penting yang akan mempengaruhi
Materi Bimtek Konsultan Perancang kualitas serta keberhasilan pada tahap
Tim perencana dan perancang yang biasanya pembangunan. Tahapan proses pengkajian
terdiri dari para arsitek, tenaga ahli sipil, dalam perencanaan terdiri dari beberapa proses,
mekanikal dan elektrikal, serta lansekap atau di antaranya untuk menentukan lingkup kerja,
planologi bersama-sama dalam satu tim menentukan tujuan, dan mengembangkan
merancang suatu desain sesuai Kerangka tindakan yang diperlukan untuk mencapai
Acuan Kerja (KAK) yang menjadi kriteria dan tujuan akhir. Keberhasilan proyek diawali dan
persyaratan dari pekerjaan perancangan. sangat ditentukan dengan berhasil atau tidaknya
Kriteria yang disusun pada dokumen KAK juga penyusunan landasan, baik berupa proses
mengacu pada NSPK yang berlaku, yaitu terkait pengkajian maupun perencanaan.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 745


Untuk itu, suatu materi bimtek pra-konstruksi metode pelaksanaan dan rancangan konseptual
bagi Tenaga Ahli Perancangan harus mencakup: Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
1. Kebijakan perancangan, mencakup dasar (SMKK). Dokumen ini akan digunakan oleh PPK
hukum perancangan konstruksi serta tugas, Pelaksana Kegiatan Konstruksi sebagai acuan
tanggung jawab, dan kewenangan konsultan menetapkan risiko pekerjaan sesuai dengan
perancangan; tahapan pekerjaan.
2. Penerapan sistem manajemen keselamatan
konstruksi pada tahap perancangan; Materi Bimtek Konsultan Pengawas
3. Prinsip pekerjaan perancangan mencakup: Penerapan hasil perancangan dalam tahap
a. Tahap Persiapan; pembangunan juga perlu pengawasan agar
b. Tahap Pengumpulan dan Analisis Data; seluruh persyaratan teknis yang ditentukan pada
c. Penyusunan Pra Rancangan; tahap perancangan dapat terpenuhi. Oleh karena
d. Penyusunan Rancangan Detail; itu, peran pengawasan pada tahap pembangunan
e. Pelaporan Perancangan Konstruksi. sangatlah penting. Namun kenyataan di lapangan
menunjukkan bahwa pelaksanaan pekerjaan
Diharapkan setelah mengikuti bimtek ini, para perancangan dan pengawasan, khususnya
tenaga ahli perancang dapat memahami tugas yang dilakukan oleh penyedia jasa konsultansi
dan tanggung jawabnya dalam menyusun konstruksi masih belum optimal. Adapun
hasil pekerjaan berupa desain atau rancangan sangat penting bagi para konsultan pengawas
final yang memenuhi kaidah-kaidah teknis memahami posisi mereka sebagai “agent of
dan keselamatan, dimana bentuk pemenuhan owner”, bukan sebaliknya sebagai “agent of
kaidah-kaidah teknis dan keselamatan contractor”. Dengan pemahaman posisi tersebut,
konstruksi ini akan dituangkan pada dokumen konsultan pengawas ditempatkan sebagai wakil

Gambar 10.2.3. Materi Bimtek Pra-konstruksi Perancangan

746 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Inovasi Kontrak Konstruksi

dari PPK selaku pengguna jasa, melakukan c. Penyusunan Pra Rancangan;


pengawasan dengan membandingkan rencana d. Penyusunan Rancangan Detail;
kerja yang telah disusun Kontraktor dengan e. Pelaporan Perancangan Konstruksi.
kondisi di lapangan, mengeluarkan izin kerja
pada tiap tahapan pekerjaan konstruksi, dan Diharapkan setelah mengikuti bimtek ini, para
melaporkan kepada PPK apabila terdapat hal-hal tenaga ahli perancang dapat memahami tugas
yang berpotensi menyimpang dari aspek mutu, dan tanggung jawabnya dalam menyusun
biaya, waktu, dan keselamatan konstruksi. hasil pekerjaan berupa desain atau rancangan
final yang memenuhi kaidah-kaidah teknis
Untuk itu, suatu materi bimtek pra-konstruksi dan keselamatan, dimana bentuk pemenuhan
bagi Tenaga Ahli Perancangan harus mencakup: kaidah-kaidah teknis dan keselamatan
1. Kebijakan perancangan, mencakup dasar konstruksi ini akan dituangkan pada dokumen
hukum perancangan konstruksi serta tugas, metode pelaksanaan dan rancangan konseptual
tanggung jawab, dan kewenangan konsultan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
perancangan; (SMKK). Dokumen ini akan digunakan oleh PPK
2. Penerapan sistem manajemen keselamatan Pelaksana Kegiatan Konstruksi sebagai acuan
konstruksi pada tahap perancangan; menetapkan risiko pekerjaan sesuai dengan
3. Prinsip pekerjaan perancangan mencakup: tahapan pekerjaan.
a. Tahap Persiapan;
b. Tahap Pengumpulan dan Analisis Data;

Gambar 10.2.4. Materi Bimtek Pra-konstruksi Perancangan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 747


INDIKATOR KEBERHASILAN
PELAKSANAAN BIMTEK

Sebagai suatu kegiatan baru, tentunya


pelaksanaan bimbingan teknis pra-konstruksi ini
perlu disertai penentuan indikator keberhasilan
sebagai evaluasi sejauh mana terjadinya
peningkatan kualitas konsultan perancangan
dan konsultan pengawasan pada proyek
pembangunan konstruksi di Kementerian PUPR
Republik Indonesia. Melihat latar belakang dan
tujuan mengapa bimtek ini dilaksanakan adalah
karena lemahnya kualitas konsultan, maka
indikator keberhasilan dari bimtek dalam jangka
pendek adalah:
1. Tidak ada komplain dari pengguna jasa
sebagai pemilik pekerja terhadap kualitas
pekerjaan para konsultan;
2. Tersusunnya dokumen-dokumen yang
dipersyaratkan dengan benar mengacu pada
NSPK yang berlaku, sebagaimana kewajiban
konsultan selama masa kontrak.

Sementara untuk indikator keberhasilan dari


bimtek dalam jangka panjang adalah:
1. Bagi konsultan perancangan, hasil gambar TRAINING OF TRAINER (TOT)
desain dapat diimplementasikan di lapangan PRA-KONSTRUKSI
sesuai kondisi lapangan (tidak ada revisi
desain karena alasan ketidaksesuaian Kegiatan Training of Trainer (ToT) ini merupakan
kondisi lapangan); rangkaian tahapan kegiatan Bimbingan Teknis
2. Bagi konsultan pengawasan, tidak terjadi Pra-konstruksi. Dari kegiatan ini diharapkan
kegagalan bangunan sesuai umur rencana dapat mencetak para narasumber yang nantinya
konstruksi; akan meneruskan materi ini kepada para tenaga
3. Tidak ada temuan lagi terkait keuangan ahli baik yang terlibat dalam perancangan
dan administrasi dari lembaga pemeriksa maupun pengawasan pada paket-paket di unit
keuangan baik internal maupun eksternal. kerjanya masing - masing.

Pelaksanaan Training of Trainer (ToT) dibagi


menjadi 2 (dua) batch. Batch 1 dilaksanakan
pada tanggal 31 Agustus sampai 3 September

748 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Inovasi Kontrak Konstruksi

Bendungan Jatiluhur, Purwakarta,


Jawa Barat

2021 dan batch 2 dilaksanakan pada tanggal 7-10 metode pelaksanaan apa yang akan digunakan
September 2021 dengan total peserta 31 orang. akan diserahkan sepenuhnya kepada pemilik
Materi-materi yang disampaikan pada kegiatan pekerjaan menyesuaikan dengan kondisi di
Training of Trainer (ToT) meliputi : lapangan.
∙ Materi terkait perancangan konstruksi
∙ Materi terkait pengawasan konstruksi Evaluasi penyelenggaraan ini disusun
∙ Materi terkait teknik mengajar/fasilitator berdasarkan checklist pengamatan yang
∙ Praktik mengajar / Micro Teaching dibuat oleh pengawas yang diisi setiap hari
selama pelaksanaan kegiatan ToT. Secara
Metode pelaksanaan ToT dan Bimbingan Teknis keseluruhan penyelenggaraan ToT Pra
dapat dilakukan secara daring maupun luring Konstruksi dilaksanakan selama 4 (empat) hari
mengingat saat ini Indonesia dan global masih ini berjalan dengan baik dan lancar. Narasumber
dalam masa pandemi COVID-19, sehingga belum menyampaikan materinya dengan bahasa yang
dapat melakukan pelaksanaan bimtek secara lugas dan jelas. Peserta juga merespon dengan
penuh dengan luring. Untuk selanjutnya, terkait baik ditandai banyaknya pertanyaan dan diskusi.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 749


Jembatan Merah Youtefa, Papua

KESIMPULAN, REKOMENDASI, DAN terhadap NSPK yang berlaku dan penyesuaian


PENUTUP perkembangan teknologi. Bimbingan teknis
pra-konstruksi merupakan salah satu upaya
Kompetensi para tenaga ahli konsultan untuk memutakhirkan sekaligus me-refresh
menjadi hal yang mutlak dalam pekerjaan pengetahuan para konsultan tenaga ahli yang
perancangan dan pengawasan, dimana hasil terkontrak pada pekerjaan perancangan dan
pekerjaan mereka menjadi satu kesatuan pengawasan.
tahapan untuk mewujudkan bangunan
konstruksi yang aman, laik fungsi, dan Kedepan, upaya pembinaan kepada tenaga ahli
selamat. Kompetensi ini senantiasa harus ini senantiasa selalu dilakukan secara intensif.
dipelihara secara berkelanjutan dan juga Keberadaan asosiasi sebagai wadah bagi tenaga
dimuktahirkan karena dinamika penyesuaian ahli perlu dilibatkan dan dikembangkan lebih

750 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Inovasi Kontrak Konstruksi

optimal, sehingga fungsi pembinaan ini terjadi DAFTAR PUSTAKA


secara berkesinambungan dengan cara PKB
(Pengembangan Profesional Berkelanjutan). Wala, Mycle dan Bonny F. Sompie. 2013. Penilaian
Kinerja Konsultan Perencana Bangunan dengan
Dengan bimtek ini diharapkan kualitas konsultan Metode Analytic Hierarchy Process - Jurnal
dapat meningkat sesuai rekomendasi Komisi Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 3, No. 2, Juli
Pemberantasan Korupsi (KPK), sehingga cita-cita 2013 ISSN 2087-9334 (99-108). Manado:-
Indonesia untuk dapat membangun infrastruktur Tim Direktorat Pengembangan Jasa Konstruksi. 2021.
yang baik menuju visi Indonesia Maju Tahun 2045 Pedoman Pelaksanaan Bimtek Pra-konstruksi.
dapat tercapai. Jakarta: -

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 751


10.3
Penyelenggaraan
Proyek Konstruksi
Terintegrasi
Muhamad Abduh
Dosen Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung

PENDAHULUAN

Keterpaduan atau integrasi merupakan istilah yang sering dibicarakan dan


diharapkan terjadi dalam penyelenggaraan konstruksi. Harapan ini muncul karena
pada kenyataannya yang terjadi pada praktik penyelenggaraan konstruksi adalah
kebalikannya, biasa disebut sebagai segregasi, dan ditengarai menjadi penyebab
berbagai permasalahan yang ditemukan di lapangan. Segregasi beserta turunan
permasalahan tersebut tentu membuat frustrasi para pengelola proyek konstruksi;
segregasi akan meningkat ketika oportunisme masing-masing pihak yang terlibat
di lapangan diakomodasi dalam kontrak tradisional yang transaksional.

Keberadaan kontrak tradisional yang transaksional, merupakan suatu kenyataan


umum dan dapat dimengerti. Pekerjaan konstruksi, yang semakin hari semakin
kompleks dengan semakin tingginya harapan dan permintaan dari pemilik proyek,
harus dilakukan melalui beberapa tahapan penting dan juga melibatkan banyak
pihak, tentunya membutuhkan perhatian yang penuh dengan batasan yang dapat
dikendalikan. Kondisi ini juga didukung oleh rumitnya rantai pasok konstruksi
dengan keberadaan spesialisasi profesi yang terkait dengan pekerjaan konstruksi,
mulai dari pengkajian, perencanaan, perancangan, perekayasaan, pengawasan,

752 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


dan pelaksanaan konstruksi. Untuk dapat ini kontrak transaksional yang terjadi di antara
memastikan kualitas hasil pelaksanaan proyek pemilik proyek dan entitas tunggal, serta di
konstruksinya, pemilik proyek kebanyakan dalam anggota entitas tunggal banyak dikritisi
akan lebih aman jika lingkup yang dikelolanya dan ditengarai menjadikan integrasi secara
dalam satu satuan waktu atau tahapan penting organisasional ini tidak efektif. Untuk itulah
terbatas dan dapat dikendalikan. Karena dasar muncul kontrak relasional sebagai alternatifnya.
pemikiran itulah, metode penyelenggaraan Artikel ini, akan fokus pada pendekatan integrasi
proyek konstruksi secara terpisah antar tahapan, secara organisasional ini.
biasa disebut sebagai metode tradisional atau
design-bid-build (DBB), banyak dipilih oleh pemilik Tetap perlu disampaikan di sini, bahwa
proyek. Penggunaan kontrak transaksional, pendekatan integrasi secara teknologikal
bahkan banyak dengan cara memilih penyedia adalah penting dan melengkapi pendekatan
jasa berdasarkan nilai terendah, menjadikan organisasional. Hal ini dikarenakan dalam sebuah
metode tradisional ini dikritisi menjadi organisasi, terdapat kebutuhan akan adanya
penyebab segregasi dan permasalahan lain yang aliran informasi antar pihak dan antar tahapan
ditimbulkannya. yang berbasiskan pada proses yang baku.
Kolaborasi yang nyata akan lebih dapat dicapai
Upaya untuk meningkatkan integrasi dalam jika aliran informasi tersebut terjadi; dengan
penyelenggaraan proyek konstruksi telah demikian teknologi informasi seperti Building
banyak dilakukan. Pada intinya, terdapat dua Information Modeling (BIM) dapat menjadi enabler
pendekatan dalam melakukan integrasi, yaitu bagi kolaborasi.
secara organisasional dan secara teknologikal.
Integrasi secara organisasional dipicu oleh SISTEM PENYELENGGARAAN
kenyataan terdapatnya banyak pihak yang KONSTRUKSI
terlibat dari satu tahapan ke tahapan lainnya,
dan dengan demikian menyatukan pihak-pihak Sebelum membahas lebih lanjut terkait dengan
tersebut menjadi lebih sedikit jumlahnya, atau penyelenggaraan proyek konstruksi terintegrasi
bahkan menjadi tunggal, adalah jawabannya. ini, ada baiknya dipahami terlebih dahulu
Pendekatan organisasi ini memunculkan beberapa istilah yang sering digunakan dalam
berbagai metode penyelenggaraan proyek penyelenggaraan proyek konstruksi, dan masih
(MPP) konstruksi, misalnya dengan mencoba rancu digunakan dalam praktik di lapangan.
menunggalkan entitas yang berkontrak dengan Gambar 10.3.1 berikut menggambarkan beberapa
pemilik seperti pada metode rancang bangun istilah yang digunakan dalam sebuah sistem
atau design-build (DB) dan perekayasaan, penyelenggaraan konstruksi, yang merupakan
pengadaan dan pelaksanaan atau engineering- tugasnya pemilik proyek atau fasilitas fisik yang
procurement-construction (EPC). Di lain pihak, mau dibangun dalam penetapannya. Dengan
tingkat kolaborasi dari entitas tersebut perlu mengacu kepada sebuah daur hidup atau siklus
pula ditingkatkan, sebagai sebuah kesatuan tim fasilitas fisik sebagai dasarnya, maka dapat
proyek yang solid, dan begitu pula hubungannya dilihat perbedaan lingkup dari masing-masing
dengan pemilik proyek itu sendiri. Dalam hal istilah yang ada, yaitu:

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 753


1. Facility Life Cycle (FLC): Daur hidup sebuah Terdapat praktik-praktik yang telah biasa
fasilitas fisik, terdiri dari dua tahapan besar: dilakukan dan merupakan pembelajaran dari
tahapan proyek, di mana fasilitas fisik belum pengalaman yang lalu untuk mendapatkan
ada hingga selesai diserahterimakan, dan yang diharapkan dari pihak lain, dan biasanya
tahapan operasi, di mana fasilitas fisik dijadikan panduan pelaksanaan.
dimanfaatkan dan dipelihara. 6. Contract: Perikatan atau kesepakatan
2. Project Life Cycle (PLC): Bagian dari daur antara pemilik proyek dan pihak lain dalam
hidup fasilitas fisik, yaitu tahapan proyek, pelaksanaan salah satu proses yang ada dalam
bukan tahapan operasi. Daur hidup ini PDP, yang merupakan bagian dari Pengadaan.
dimulai dari awal ide hingga penyerahan Dalam kegiatan pengadaan, kontrak
fasilitas fisik yang baru terbangun, bagian memegang peran penting dalam menetapkan
ini merupakan lingkup yang disebut sebagai pembagian risiko, hak dan kewajiban masing-
penyelenggaraan proyek konstruksi. masing pihak yang berkontrak.
3. Project Delivery Methods (PDM): Metode 7. Specification: Nilai yang ingin dicapai oleh
penyelenggaraan proyek merupakan pemilik proyek yang diterjemahkan secara
strategi pelaksanaan tahapan proyek, teknis ke dalam bentuk dokumen tertulis
dalam daur hidup proyek, beserta pihak- disebut sebagai spesifikasi. Spesifikasi ini
pihak yang terlibat di dalamnya. Terdapat merupakan hal yang disepakati dalam kontrak
beberapa metode, ada yang menjadikan untuk dicapai oleh kedua belah pihak.
penyelenggaraan proyek menjadi terpecah-
pecah atau terpisah, seperti DBB, dan ada Berdasarkan Gambar 10.3.1 dan pengertian
juga yang sudah mencoba untuk terpadu, istilah di atas, maka dapat dikatakan bahwa
seperti DB dan EPC. Terkadang ini disebut penyelenggaraan proyek konstruksi merupakan
pula sebagai project delivery system (PDS), hal penting yang harus ditetapkan oleh
karena dikaitkan dengan komponen lain pemilik proyek pada awal daur hidup proyek
dari metode ini, seperti proses-proses yang untuk menghasilkan fasilitas fisik yang
harus dilakukan, strategi pengadaan, bentuk sesuai dengan nilai (value) atau keinginan
kontrak dan spesifikasi terkait. pemiliknya. Untuk menyelenggarakan proyek
4. Project Delivery Processes (PDP): Proses- konstruksi, maka metode penyelenggara
proses yang harus dilakukan sesuai dengan proyek harus mempertimbangkan seluruh
metode penyelenggaraan proyek yang dipilih. komponen sistemnya, seperti prosesnya
Proses-proses ini tentunya membutuhkan apa saja, bagaimana proses pengadaannya,
sumber daya, yang bisa disediakan oleh bentuk kontraknya, dan juga spesifikasi yang
pemilik proyek itu sendiri, atau dari pihak di menggambarkan apa tujuan dari pemilik proyek.
luar pemilik. Penyelenggaraan proyek konstruksi yang
5. Procurement: Biasa diterjemahkan sebagai terintegrasi dengan demikian bertujuan untuk
pengadaan merupakan sekumpulan kegiatan lebih meningkatkan efektivitas sistem tersebut,
yang ditujukan untuk mendapatkan apa yang yaitu memaksimalkan pencapaian nilai (value)
diinginkan oleh pemilik melalui pihak lain. yang diinginkan pemilik proyek.

754 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Inovasi Kontrak Konstruksi

Gambar 10.3.1. Sistem Penyelenggaraan Proyek Konstruksi

METODE PENYELENGGARAAN PROYEK lebih lanjut untuk memastikannya dan juga


mitigasi terhadap risiko yang mungkin terjadi,
Berbagai metode penyelenggaraan proyek tetap harus dilakukan.
telah banyak dicoba dengan berbagai tingkat
kesuksesan dalam memberikan nilai yang Beberapa metode yang hingga sekarang ini
diinginkan oleh pemilik proyek. Sukses banyak digunakan dan menjadi mapan sebagai
atau tidak suatu metode penyelenggaraan sebuah praktik yang terbaik (best practices), dari
proyek, tergantung kepada tiga faktor, yaitu: sisi pemilik proyek, sebagaimana terlihat pada
1. karakteristik proyek; 2. kapasitas pemilik Gambar 10.3.2, dan penjelasannya adalah sebagai
proyek; dan 3. kapasitas tim proyek (Moore, berikut:
2000). Interaksi antara ketiga faktor tersebut
menentukan metode apa yang sebaiknya • In-house atau swakelola: pelaksanaan seluruh
digunakan dengan dukungan sistem yang tahap penyelenggaraan dilakukan secara
memadai. Dengan demikian, tidak ada rumus penuh oleh pemilik. Pada metode ini, faktor
umum yang dapat berlaku bagi pemilik proyek kapasitas pemilik dominan dibandingkan
untuk menetapkannya untuk setiap jenis proyek faktor kapasitas tim proyek; namun tetap
konstruksinya. Jika pun ada upaya untuk akan terbatas oleh faktor karakteristik
menjadikannya sebagai sebuah ‘resep’, itu tidak proyek, misalnya proyek yang sederhana atau
lebih sebagai saran awal dan panduan; kajian berbiaya yang rendah. Jika faktor kapasitas

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 755


tim proyek lebih dominan, maka metode lain • DB atau design-build atau rancang bangun:
yang akan dipilih oleh pemilik. disebut juga sebagai pekerjaan konstruksi
• DBB atau design-bid-build: merupakan terintegrasi, dengan proses pengadaan satu
metode tradisional, yang memisahkan penyedia jasa untuk desain dan sekaligus
pengadaan desain dan pengadaan pelaksanaan konstruksi. Untuk pekerjaan yang
pelaksanaan konstruksi; biasanya pengadaan membutuhkan pengadaan peralatan yang
kontraktor yang menjadi fokus dalam metode signifikan, biasanya pada bangunan industrial,
ini. disebut sebagai perekayasaan, pengadaan dan
• CMR atau construction-management- pelaksanaan atau engineering-procurement-
at-risk: pemilik dalam hal ini melakukan construction (EPC). Variasi lain dari EPC
kontrak dengan konsultan CM dalam dua ini adalah EPCC, karena terdapat tahapan
tahap: Pertama, pada saat planning dan commissioning yang penting untuk berjalannya
conceptual design, bergabung dengan fasilitas fisik tersebut.
designer untuk perancangan. Dengan • DBOM: atau design-build-operation-
demikian, CM akan memberikan masukan maintenance: merupakan upaya integrasi lebih
kepada perancangan mengenai jadwal, lanjut dalam penyelenggaraan fasilitas fisik,
biaya dan juga constructability. Kedua, melebihi tahapan proyek dan masuk ke tahap
pada saat pelaksanaan konstruksi berlaku operasi, di mana operasi dan pemeliharaan
sebagai general contractor. Metode ini jarang dilakukan juga oleh desainer dan pelaksana
digunakan di Indonesia konstruksi, sebagai satu kesatuan paket.

Gambar 10.3.2. Beberapa Metode Penyelenggaraan Proyek Konstruksi

756 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Inovasi Kontrak Konstruksi

Pada metode-metode tersebut di atas, akan tercermin dalam kontrak, yang juga
pendanaan (financing) masih dalam kendali merupakan kesepakatan bersama pihak-pihak
pemilik; jika pendanaan sudah bukan di bawah yang terlibat. Untuk itu bentuk dan konten
kendali pemilik (ada dari pihak lain), maka kontrak akan sangat menentukan sukses atau
terdapat metode yang biasa disebut Public- tidaknya penyelenggaraan proyek konstruksi.
Private Partnership (PPP) atau Kerjasama Permasalahannya adalah bahwa kontrak
Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), seperti transaksional, yaitu transaksi antara pemilik
a BOT, BOOT, dan lain-lain (Chih, 2010). Metode proyek dengan penyedia jasa, diterapkan di
penyelenggaraan proyek ini akan menjadi berbagai metode penyelenggaraan proyek,
sebuah sistem penyelenggaraan proyek, setelah meskipun metode tersebut adalah metode yang
ditetapkan oleh pemilik proyek, dan kemudian terintegrasi.
harus diikuti oleh berbagai pendefinisian
lebih lanjut: apa saja proses penyelenggaraan Secara umum, terdapat dua jenis kontrak, yaitu
proyek yang harus dilakukan dengan konteks kontrak tradisional, termasuk jenis kontrak
dan karakteristik proyek tersebut; bagaimana klasikal dan neo-klasikal, dan kontrak relasional.
proses pengadaannya dengan semua dokumen Kontrak tradisional yang meliputi jenis kontrak
pengadaan yang harus disiapkan, termasuk klasikal dan neo-klasikal, menekankan kontrak
draf kontraknya; proses administrasi dan berisi pembagian kewajiban dan hak yang harus
konten kontraknya; serta spesifikasi yang harus dilakukan oleh pihak-pihak yang berkontrak,
dipenuhi, apakah berbasis input, proses, output, dengan memperkirakan semua kemungkinan yang
outcomes (kinerja), atau bahkan gabungan. akan terjadi (contingencies), dan membaginya
sesuai dengan kapasitas pihak-pihak yang
Beberapa metode penyelenggaraan proyek berkontrak. Kontrak relasional muncul sejalan
terintegrasi yang relatif baru dan terkini, telah dengan semakin kompleksnya pengaturan dalam
banyak dikembangkan dan diimplementasikan kontrak tradisional dengan semakin kompleksnya
di berbagai negara lain saat ini, seperti konsep objek kontrak, sehingga berbagai kemungkinan
partnering, alliancing, dan Integrated Project yang akan terjadi tidak dapat dengan mudah
Delivery (IPD) (Lahdenperä, 2012). Bahkan teridentifikasi sejak awal, dan akan merugikan
Ibrahim dan Hanna (2019) mengusulkan industri salah satu pihak yang berkontrak. Substansi dari
konstruksi untuk sudah mulai berpindah dari kontrak relasional menekankan pada perbaikan
metode DBB dan mengarah ke metode yang lebih pada ranah keadilan berkontrak, kolaborasi, dan
sinergis dan kolaboratif, seperti IPD. kepentingan sesaat (Cheung, 2006).

KEBUTUHAN KONTRAK RELASIONAL Kontrak konstruksi, terutama kontrak


pelaksanaan konstruksi dalam metode DBB,
Dalam praktik, metode penyelenggaraan proyek sangat terkait dengan spesifikasi detail dan
sering disamakan dengan jenis kontrak, misalnya teknis untuk mencapai kinerja yang baku,
sering disebut adanya kontrak DB atau kontrak dengan demikian, maka kontrak transaksional
EPC. Ini terjadi karena memang sebagian banyak digunakan, dengan asumsi informasi
besar komponen sistem penyelenggaraan detil proyek tersebut sudah terdefinisi dengan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 757


baik dan hanya sebagian contingencies yang oleh penyedia jasa. Ayat tersebut menekankan
harus dikelola dalam pelaksanaan nanti. Ketika, kemungkinan diintegrasikannya layanan jasa
metodenya sudah mencoba untuk memperbesar perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan,
lingkupnya dan artinya lebih terintegrasi, namun harus memenuhi persyaratan terkait
misalnya DB atau EPC, maka jumlah informasi besaran pekerjaan atau biaya, penggunaan
yang tersedia terkait proyek masih sedikit dan teknologi canggih, serta risiko bagi para pihak
dengan demikian, kemungkinan contingencies ataupun kepentingan umum.
akan tinggi. Berdasarkan hal tersebut, maka
kontrak yang terkait dengan penyelenggaraan Adapun pada UUJK No. 2 tahun 2017 pasal 12,
proyek terintegrasi lebih memiliki tantangan istilah integrasi ini dikaitkan dengan salah satu
dalam mengakomodasi contingencies yang jenis usaha jasa konstruksi, yaitu usaha ‘pekerjaan
tinggi tersebut, sehingga alternatif bentuk konstruksi terintegrasi’, yang didefinisikan
kontrak relasional perlu dikaji lebih lanjut untuk sebagai gabungan antara ‘pekerjaan konstruksi’
diimplementasikan pada penyelenggaraan dan ‘konsultansi konstruksi’. Lebih lanjut, pada
proyek yang terintegrasi. pasal 15-16, lingkup dari usaha tersebut mencakup
bangunan gedung dan bangunan sipil, sedangkan
Terdapat beberapa upaya untuk memperbaiki layanan yang dapat diberikan berupa rancang
kinerja kontrak tradisional dalam hal kolaborasi bangun (DB), dan perekayasaan, pengadaan
antar pihak yang terlibat, tanpa merubahnya dan pelaksanaan atau engineering procurement
menjadi kontrak relasional, yaitu dengan construction (EPC).
memperkenalkan partnering. Istilah partnering
yang dimaksud bukan berupa kerja sama Lebih lanjut, Peraturan Pemerintah No. 14
badan hukum dalam definisi yang umum, tetapi tahun 2021, yang merupakan aturan turunan
merupakan upaya untuk mengurangi hubungan untuk implementasi UUJK 2017 yang telah
yang merugikan, ketidakpercayaan, dan direvisi sebagian pasalnya oleh UU Cipta Kerja,
komunikasi yang tidak efektif. Jadi, partnering menyampaikan pada pasal 12 bahwa terdapat
ini bukan bentuk kontrak yang formal, seperti pembatasan jenis usaha tertentu yang tidak boleh
kontrak relasional, tetapi merupakan kontrak mengambil jenis usaha yang lain, kecuali usaha
moral untuk semua pihak yang terlibat dalam pekerjaan konstruksi terintegrasi. Terlihat di
proyek konstruksi (Lahdenperä, 2012). sini bahwa badan usaha yang memiliki sertifikat
badan usaha pekerjaan konstruksi terintegrasi
PENYELENGGARAAN PROYEK bisa juga berusaha di ranah konsultansi konstruksi
KONSTRUKSI TERINTEGRASI DI dan pekerjaan konstruksi, dan sebaliknya tidak
INDONESIA diperbolehkan.

Di Indonesia, istilah integrasi dalam Aturan teknis terkait pelaksanaan pekerjaan


penyelenggaraan proyek konstruksi konstruksi terintegrasi terdapat pada Perpres
diperkenalkan dalam UUJK No. 18 tahun 1999, No. 12 tahun 2021, yaitu pada pasal II ayat 3, di
yaitu pada pasal 16, ayat 3 yang membahas mana standar dan pedoman pengadaan pekerjaan
tentang layanan jasa konstruksi yang dilakukan konstruksi terintegrasi dilaksanakan berdasarkan

758 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Inovasi Kontrak Konstruksi

pada Permen PUPR No. 14 tahun 2020, dan khusus di lapangan untuk membentuk badan usaha baru
untuk rancang bangun mengacu pada Permen yang harus langsung mendapatkan sertifikat badan
PUPR No. 1 tahun 2020, dan Permen PUPR No. 25 usaha jenis pekerjaan konstruksi terintegrasi;
tahun 2020; sebelum ada Perlem terkait. Pada biasanya jenis usaha ini merupakan perubahan
tahun 2021, LKPP mengeluarkan Perlem No. yang bertahap dari jenis usaha konsultansi
12 tahun 2021, terutama pasal 3, ayat c, bahwa konstruksi atau pekerjaan konstruksi; ini tidak
pedoman pelaksanaan pekerjaan konstruksi bisa dilakukan karena jenis usaha konsultansi
terintegrasi mengacu pada Lampiran III, dan model konstruksi dan pekerjaan konstruksi tidak dapat
dokumennya mengacu pada Lampiran VI. Di Perlem merangkap dengan jenis usaha lainnya. Selain
ini ditegaskan bahwa Harga Perkiraan Sendiri atau itu sangat mungkin bahwa pekerjaan konstruksi
HPS untuk pekerjaan konstruksi terintegrasi, yang terintegrasi dilakukan oleh bukan badan usaha
diadakan melalui tender, tidak harus ditetapkan khusus, tetapi dengan mekanisme kerja sama
oleh Pejabat Pembuat Komitmen atau PPK. sementara seperti joint operation antara jenis
usaha konsultansi konstruksi dengan jenis usaha
Berdasarkan pada informasi regulasi terkait dengan pekerjaan konstruksi.
penyelenggaraan proyek konstruksi terintegrasi
di Indonesia, nampaknya implementasinya akan PENYELENGGARAAN PROYEK
terbatas pada apa yang sudah diregulasikan, KONSTRUKSI TERINTEGRASI TINGKAT
yaitu untuk bangunan gedung dan bangunan LANJUT
sipil, dengan metode DB dan EPC. Hal ini terkait
dengan akan sulit untuk merubah regulasi pada Berikut ini akan disampaikan tiga metode
tataran undang-undang, jika ada perkembangan penyelenggaraan proyek konstruksi terintegrasi
terkini pada metode penyelenggaraan proyek lain yang banyak dilakukan di luar negeri dengan
yang perlu diimplementasikan, terutama untuk tingkat kesuksesan yang meyakinkan, yaitu 1.
proyek-proyek yang didanai oleh swasta dan Project Partnering; 2. Project Alliancing; dan
di luar bangunan gedung dan bangunan sipil; 3. Integrated Project Delivery atau IPD. Ketiga
metode EPC banyak digunakan pada bangunan metode, yang dapat dikelompokkan sebagai
industri. Kemungkinan akan adopsi metode metode penyelenggaraan proyek konstruksi
penyelenggaraan proyek konstruksi yang lain, tingkat lanjut (advanced), menitikberatkan pada
selain DB dan EPC, sulit untuk dapat dilaksanakan capaian kolaborasi pihak-pihak yang terlibat
jika definisi pekerjaan konstruksi terintegrasi dengan menggunakan konsep kontrak relasional
telah ditetapkan hanya untuk DB dan EPC saja. atau disebut sebagai relational project delivery
arrangement (RPDA) (Lahdenperä, 2012); tentunya
Selain itu, jika dikaji lebih lanjut, pekerjaan penggunaan teknologi informasi akan menjadi
konstruksi terintegrasi ini dikaitkan dengan enabler-nya pula (Raisbeck dkk, 2010).
jenis usaha, di mana akan terkait sekali dengan
sertifikat badan usaha, dan tentunya hal ini akan 1. Project Partnering (PP)
sangat terbatas implementasinya, terutama untuk Project partnering (PP) sebenarnya sudah lama
meningkatkan jumlah badan usaha pekerjaan ada dan dipraktikkan di beberapa negara maju,
konstruksi terintegrasi. Sulit sekali pada kenyataan seperti di Amerika Serikat. Proyek pertama yang

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 759


menggunakan metode ini dilaksanakan pada organisasi dan proses pengambilan keputusan
tahun 1988 oleh US Army Corps of Engineers bersama.
dalam rangka menghindari sengketa. PP
dipraktikkan setelah penetapan pemenang 3. Integrated Project Delivery (IPD)
tender terjadi dengan melakukan sebuah Integrated Project Delivery (IPD) mirip dengan
workshop bersama antar semua pihak yang metode PP, namun IPD relatif baru dibandingkan
terlibat, terutama pemilik dan kontraktor. PP ini dengan PA dan PP, yang dimulai pada tahun
merupakan pengaturan yang bersifat sukarela. 2003 di Amerika Serikat dalam inisiatif untuk
Terdapat dua tools penting dari PP adalah the memaksimalkan nilai yang ingin dicapai namun
partnering charter, yang merupakan dokumen dengan minimal pemborosan yang terjadi; dalam
yang ditandatangani bersama yang menyatakan upaya penerapan konsep konstruksi ramping atau
kesepakatan akan tujuan proyek dan keinginan lean construction. IPD ini ditandai dengan adanya
bekerja sama mencapainya, dan the decision kesepakatan kontraktual bersama antara pemilik,
ladder, yang menjelaskan tingkat pengambilan perencana, dan kontraktor, di mana risiko dan
keputusan di proyek, waktu yang diperbolehkan hasil sukses proyek dibagi secara bersama; dalam
permasalahan tidak terselesaikan, dan siapa hal ini kesuksesan proyek tergantung kepada
saja perwakilan dalam setiap tingkatan dalam kesuksesan semua pihak yang terlibat; konsep
pengambilan keputusan. IPD dapat dilihat pada Gambar 10.3.1. Jika PP
menggunakan pendekatan kontrak multi-party,
2. Project Alliancing (PA) IPD menggunakan juga kontrak multi-party, tetapi
Project alliancing (PA) dimulai di industri minyak lebih kepada pendekatan kontrak poly-party (lihat
dan gas pada tahun 1992 oleh British Petroleum Gambar 10.3. 4 dan Gambar 10.3. 4).
dan kemudian diadopsi dengan mudah pada
tahun 1994, karena penggunaan PP yang efektif,
ke negara Australia, yang selanjutnya menjadi
popular pada tahun 2000an. Metode yang
berdasarkan pada multi-party contract ini banyak
diterapkan di proyek infrastruktur seperti jalan,
rel, dan sumber daya air. Di dalam metode PA ini,
pemilik proyek dan pihak lainnya bekerja sebagai
sebuah tim terpadu yang kolaboratif, saling Project alliancing (PA) dimulai
percaya, bekerja dengan integritas, pengambilan di industri minyak dan gas
keputusan hanya untuk kebaikan proyek, pada tahun 1992 oleh British
mengelola risiko secara bersama, dan berbagi
hasil dari proyek secara bersama pula. Praktik Petroleum dan kemudian
PA ini berawal dari keinginan untuk memperbaiki diadopsi dengan mudah pada
penyelenggaraan proyek investasi yang semakin tahun 1994, karena penggunaan
berisiko dan demanding. Hal ini dapat dilakukan
dengan mengarahkan tujuan bersama proyek PP yang efektif, ke negara
dengan berbagi risiko bersama dalam sebuah Australia.

760 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Inovasi Kontrak Konstruksi

Gambar 10.3.3. Konsep Integrated Project Delivery (IPD) (Ashcraft, 2018).

Gambar 10.3.4. . Kontrak Multi-Party (Ashcraft, 2018)

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 761


Gambar 10.3.5. Kontrak Poly-Party (Ashcraft, 2018)

Penerapan ketiga metode tingkat lanjut dalam terintegrasi lainnya yang sebenarnya masih
penyelenggaraan proyek konstruksi terintegrasi tetap berkembang, dan penetapan suatu
ini dilaporkan kesuksesannya, demikian pula metode penyelenggaraan proyek sangat dinamis
dengan perkembangan terkininya. Penerapannya berkaitan erat dengan faktor karakteristik
tidak terbatas hanya proyek yang dimiliki oleh proyek, kapasitas pemilik dan kapasitas tim
pihak swasta, karena lebih fleksibel dalam proyek itu sendiri.
pengelolaan dan sistem pengadaannya, tetapi
juga telah diterapkan untuk infrastruktur publik Untuk mencapai tujuan dari penyelenggaraan
atau pengadaan pemerintah (Kim dkk., 2016). proyek konstruksi, yaitu tercapainya nilai yang
diinginkan pemilik, maka berbagai inovasi
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI metode penyelenggaraan dengan pendekatan
kolaborasi antar pihak yang terlibat dalam
Indonesia telah menerapkan penyelenggaraan proyek harus dikembangkan dan diterapkan, baik
proyek konstruksi terintegrasi dengan adanya dengan pendekatan integrasi organisasional
acuan kuat dimulai dengan UUJK No. 18 tahun maupun teknologikal. Regulasi yang dikeluarkan
1999 dan juga di dalam UUJK No. 2 tahun 2017 terkait hal tersebut harus tetap mendukung
beserta aturan turunannya. Namun demikian, dan memberikan peluang inovasi lanjutan yang
regulasi tersebut sebaliknya dapat membatasi diperlukan.
perkembangan metode penyelenggaraan

762 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Inovasi Kontrak Konstruksi

DAFTAR PUSTAKA

Ashcraft, H. (2018). The IPD Framework, Workshop on Moore, D. (2000). Selecting the best project delivery
Lean Project Delivery. IGLC 18, Chennai, India. system. Project Management Institute Annual
Cheung, S., Yiu, K. Chim, P. (2006). How relational are Seminars & Symposium, Houston, TX.
construction contracts? Journal of Professional Lahdenperä, P. (2012). Making sense of the multi-
Issues in Engineering Education and Practice, party contractual arrangements of project
132(1): 48–56. partnering, project alliancing, and integrated
Chih, Y.Y. (2010). A Decision-Support Framework for project delivery. Construction Management and
Choosing a Project Delivery System (PDS) in a Economics, 30(1), 57-79.
Multi-Project Environment. Ph.D. Dissertation, Raisbeck, P., Millie, R., and Maher, A. (2010). Assessing
UC Berkeley, USA. integrated project delivery: a comparative analysis
Ibrahim, M. W. & Hanna, A. S. (2019). Comparative of IPD and alliance contracting procurement
Analysis of Project Performance Between routes. 26th Annual ARCOM Conference, 6-8
Different Project Delivery Systems. IGLC 27, September 2010, Leeds, UK, Association of
Dublin, Ireland. Researchers in Construction Management, 1019-
Kim, Y., Rezqallah, K., Lee, H. W. & Angeley, J. (2016). 1028.
Integrated Project Delivery in Public Projects:
Limitations and Opportunity. IGLC 24, Boston,
Massachusetts, USA.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 763


10.4
REPOSISI MANAJEMEN
KONSTRUKSI (MK) DALAM
PENYELENGGARAAN JASA
KONSTRUKSI NASIONAL
M. Agung Wibowo
Guru Besar Departemen Teknik Sipil
Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

INDUSTRI KONSTRUKSI

Kontribusi sektor Jasa Konstruksi menempati urutan keempat dalam menyumbang


PDB (Pendapatan Domestik Bruto) setelah sektor industri, sektor perdagangan
dan sektor pertanian. Di Tahun 2020 sesuai data BPS, Produk Domestik Bruto
(PDB) Sektor Konstruksi naik sebesar 5,76% dari tahun sebelumnya. Ditilik lebih
detail untuk industri konstruksi, tren Indeks Pertumbuhan Nilai Konstruksi
mengalami penurunan pada tahun 2020, terutama di quarter I yang mencapai nilai
Indeks -20,29. Penurunan nilai konstruksi diakibatkan oleh kondisi Pandemic dan
kebijakan pemerintah dalam prioritas penggunaan dana APBN serta APBD untuk
penanganan COVID-19 yang dinyatakan sebagai bencana non alam skala Nasional
sesuai Keputusan Presiden RI Nomor 12 Tahun 2020. Saat ini, proyek konstruksi
sudah banyak dilelangkan kembali. Pemerintah memegang peranan penting dalam
menstimulus kembali sektor konstruksi. Industri konstruksi merupakan salah satu

764 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


sektor yang diharapkan dapat membawa dampak 1. Manajemen pada fase pelaksanaan proyek
kepada berkembangnya sektor bisnis lain dengan (Site Construction Management);
terbukanya aksesibilitas dan terpenuhinya 2. Manajemen berbagai fungsi yang membentuk
sarana dan prasarana. dan berkontribusi pada pelaksanaan proyek
(Total Project and Programme Management);
Apabila dilihat dalam angka, kontribusi industri 3. Manajemen perusahaan dalam penyediaan
konstruksi dalam penyerapan tenaga kerja fasilitas dan layanan proyek (Organisational
mengalami peningkatan pada tahun 2019 dengan Management);
pertumbuhan sebesar 4,46 dibanding tahun 4. Manajemen industri untuk menciptakan
sebelumnya. Industri konstruksi merupakan lingkungan komersial, peraturan, dan sosial
industri padat karya. Dengan menggeliatnya ekonomi yang kondusif (Sektor Management)
industri ini, maka penyerapan tenaga kerja akan
semakin besar. Pengelolaan yang baik oleh Manajemen konstruksi bertujuan untuk
semua sektor berkontribusi pada peningkatan efektivitas dalam perencanaan, organisasi,
bisnis industri konstruksi. koordinasi, monitoring, control, dan pelaporan
terhadap aspek dalam proses bisnis seperti
MANAJEMEN KONSTRUKSI marketing, procurement, produksi, administrasi,
serta keuangan dalam perhitungan profit proyek
Manajemen konstruksi adalah seni dalam konstruksi. Penerapan manajemen konstruksi
mengelola proyek konstruksi agar tujuan proyek ditujukan untuk owner, kontraktor, konsultan,
dapat tercapai. Runeson (1997) mendefinisikan dan stakeholders lain yang bertujuan agar
manajemen konstruksi sebagai seperangkat proyek dapat tepat waktu, tepat biaya, dan
fungsi di mana teknik yang berbeda digunakan. tepat mutu, dengan mengakomodasi inovasi,
Beberapa fungsi didasarkan pada berbagai teori ekonomis, estetika, kepentingan sosial, dan
ilmiah, beberapa teknik memiliki latar belakang dampak lingkungan. Dapat disimpulkan bahwa
teoritis. manajemen pada proyek konstruksi mencakup
4 scope utama, yaitu manajemen waktu,
Industri konstruksi merupakan salah satu segmen manajemen biaya, manajemen mutu, serta
bisnis dengan perkembangan inovasi yang cepat. manajemen K3 & Lingkungan.
Inovasi ini dalam konteks material konstruksi,
metode pelaksanaan proyek, serta administratif Manajemen Konstruksi dan Regulasi
proyek. Sementara proses konstruksi masih Jasa Konstruksi diatur dalam Undang-Undang
membutuhkan keterampilan tradisional, sifat Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2017. Di
dinamis dari tuntutan konstruksi di tingkat regulasi ini dijelaskan bahwa dalam proyek
manajerial yaitu bagaimana meningkatkan konstruksi terdapat banyak stakeholders yang
pemahaman tentang bisnis modern, produksi terlibat beserta tupoksinya, bagaimana peraturan
dan praktek kontrak (Haris dkk, 2021). Haris, mengenai pelelangan dan kontrak, serta
dkk (2021) mengemukakan konsep modern berbagai asas lain dalam industri konstruksi. Hal
manajemen konstruksi pada industri konstruksi lain yang tercantum adalah konteks Kegagalan
yang meliputi : Bangunan dan Kegagalan Konstruksi, di mana

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 765


peran penting Manajemen Konstruksi menjadi Project Life Cycle
sangat strategis dalam keberhasilan proyek dan Tahapan proyek konstruksi dimulai sejak
mencegah terjadinya Kegagalan Bangunan atau munculnya inisiasi pembangunan yang lalu
Kegagalan Konstruksi tersebut. ditindaklanjuti dengan survei hingga konstruksi
berdiri dan dapat dioperasikan sesuai dengan
Peraturan pelaksanaan diatur dalam Peraturan tujuan fungsionalnya. Suatu proyek dibagi
Pemerintah No. 22 Tahun 2020 yang mencakup menjadi beberapa tahapan agar kesesuaian
penjabaran lebih detail ke kriteria risiko, hubungan pada kegiatan operasional pihak-
teknologi dan biaya (pasal 25), kriteria pemilihan pihak yang terkait dalam pelaksanaannya. Hal
Penyedia Jasa (pasal 65), serta pembinaan dan tersebut harus diintegrasikan dalam bentuk
pengawasan dalam proyek konstruksi (Pasal 82). siklus kehidupan proyek (Project Life Cycle) yang
Payung hukum yang rigid dalam proyek konstruksi mencakup:
menjadikan posisi Manajemen Konstruksi dalam ∙ What – Apa yang akan dibangun ?
proyek menjadi poin utama dalam pencapaian ∙ When – Kapan deliverables dicapai dan
tujuan proyek. bagaimana prosesnya ?
∙ Who – Siapa saja yang akan terlibat ?
Manajemen Konstruksi dan Perubahan ∙ How – Bagaimana dan metode apa yang akan
Fenomena Lingkungan dipergunakan ?
Konsep modern manajemen konstruksi ∙ Where – Di mana konstruksi ini akan
bertujuan untuk mengakomodasi perubahan dilaksanakan ?
fenomena di industri konstruksi, antara lain
aplikasi manajemen risiko, revolusi industri 4.0 Proyek memiliki ukuran dan kompleksitas yang
dalam hal ini Artificial Intelligence (AI), revolusi berbeda-beda. Semua proyek dapat dipetakan
sosial 5.0, pandemic COVID-19, dan climate mengikuti siklus hidup generik seperti gambar
change. Isu strategis sebagai solusi dalam 10.4.1.
manajemen konstruksi diterjemahkan dalam
konsep manajemen Informasi dan Teknologi, Proyek konstruksi tahapannya dapat dibagi
supply chain management, risk management, menjadi empat tahap sebagai berikut (Widiasanti
dan green construction. Konsep manajemen & Lenggogeni, 2013):
konstruksi yang akan dikaji adalah pada isu risk 1. Tahap Konseptual atau Tahap Kelayakan
management dalam kaitannya dengan pemilihan Tahap ini merupakan tahap awal bagi pemilik
Project Delivery System sebagai media risk proyek atau pemberi tugas. Kegiatan yang
sharing, isu green construction dalam kaitannya dilakukan pada tahap ini antara lain:
dengan konsep industri konstruksi yang ramah a. Memformulasikan gagasan
lingkungan, serta isu Artificial Intelligence b. Studi kelayakan yang mencakup berbagai
dalam Konstruksi. Pembahasan ini akan dikaji aspek termasuk biaya, risiko dan politik,
berdasarkan Project Life Cycle dalam proyek ekonomi, sosial, budaya
konstruksi. c. Pembuatan strategi perencanaan

766 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Inovasi Kontrak Konstruksi

Gambar 10.4.1. Siklus Hidup Generik Proyek


Sumber : Project Management Institute, 2013

2. Tahap Perencanaan dan Desain a. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan dan


Tahap ini merupakan tahap kedua, tahap ini tenaga kerja
sudah melibatkan beberapa konsultan untuk b. Pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan sipil
membuat perencanaan bagi keberlanjutan c. Pengendalian dan pengujian-pengujian
proyek. Pada tahap ini dilakukan kegiatan- 4. Tahap Serah Terima/Operasional
kegiatan, antara lain: Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam
a. Desain dasar perencanaan proyek. proyek konstruksi setelah pelaksanaan
b. Perencanaan lebih jelas mengenai biaya pembangunan terjadi. Pada tahap ini
dan penjadwalan proyek. dilakukan antara lain:
c. Penentuan syarat dan ketentuan kontrak a. Serah terima proyek
serta pelaksanaan pelelangan. b. Perawatan bangunan hingga jangka waktu
3. Tahap Produksi/Pelaksanaan/Konstruksi yang disepakati
Tahap ini merupakan tahap ketiga, yaitu tahap c. Operasional bangunan
pembangunan atau implementasi proyek
konstruksi yang melibatkan pelaksana/
kontraktor. Tahap ini berisikan kegiatan-
kegiatan yaitu antara lain:

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 767


PROJECT DELIVERY SYSTEM variabel ketidakpastian untuk memprediksi
masalah.
Dalam manajemen konstruksi, inovasi project
delivery system terus dikembangkan untuk Risiko dalam proyek konstruksi ditanggung oleh
dapat menjawab kebutuhan pembangunan dan beberapa pihak dalam proyek tersebut. Biasanya,
pemeliharaan infrastruktur. Masyarakat berubah risiko di proyek hanya diidentifikasi dari persepsi
dengan cepat dan pemerintah berusaha untuk owner dan kontraktor, meskipun banyak
mengadopsi kebutuhan kritis masyarakat yang pihak lain yang terlibat dalam proyek, seperti
bergerak cepat ini (Pakkala, 2002). Infrastruktur konsultan pengawasan, konsultan perencanaan,
yang menua, biaya eskalasi, sumber daya yang dan masyarakat sekitar proyek. Penting untuk
terbatas, produktivitas, masalah lingkungan, mengetahui risiko dari semua persepsi pemangku
dan pertumbuhan yang meluas menyebabkan kepentingan. Menilai risiko dari satu persepsi
kekhawatiran pengelolaan dan administrasi stakeholders akan menyebabkan kecenderungan
jaringan infrastruktur. Project Delivery kepada satu pemangku kepentingan tersebut
System (PDS) merupakan sebuah sistem yang (Nurdiana, Wibowo, dan Hatmoko, 2015).
menentukan struktur dan kerangka tanggung
jawab serta kewenangan bagi semua pihak Proyek konstruksi dengan model PDS design-
yang terlibat dalam proses konstruksi. Sistem bid-build yang sangat segmented dan melibatkan
ini diterjemahkan dalam sistem pengadaan banyak stakeholders, menjadikan risiko di
yang mengakomodir semua kebutuhan pihak proyek konstruksi menjadi lebih kompleks dan
pada proyek konstruksi. Beberapa project alur informasi risiko ini terputus pada stage
delivery system yang biasanya digunakan dalam Project Life Cycle yang berbeda. Berdasarkan
proyek yaitu Design-Bid-Build, Design & Build, analisis risiko yang pernah dilakukan pada
Engineering Procurement Construction (EPC), proyek pembangunan jalan tol, risiko dikaji pada
dan Build Operate Transfer (BOT). Beberapa stakeholders yang terlibat di proyek tersebut
menggunakan sistem partnering untuk membagi yaitu owner, kontraktor, konsultan perencana,
risiko dan tanggung jawab. konsultan pengawas dan masyarakat, dan
didapat hasil bahwa masing-masing stakeholders
Manajemen Risiko ini memiliki persepsi risiko yang berbeda.
Perlu dipahami bahwa pemilihan project delivery Stakeholders dengan nilai Risiko Konstruksi
system yang tepat dalam proyek konstruksi, terbesar adalah owner. Begitu pula dengan
dapat dijadikan media untuk risk sharing antara risiko politik, hukum dan kontrak, nilai tertinggi
penyedia jasa dan pengguna jasa. Pemahaman berada pada owner. Kontraktor merupakan pihak
tentang manajemen risiko di proyek konstruksi yang menilai tertinggi Risiko Ekonomi dibanding
menjadi poin penting dalam pembahasan stakeholders lainnya.
ini. Pada proyek konstruksi pasti ada resiko.
Risiko merupakan konsekuensi dari kondisi Konsep Partnering
ketidakpastian. Dalam konstruksi proyek, risiko Dalam rangka meningkatkan kualitas
tidak dapat diprediksi karena terdapat berbagai penyelenggaraan proyek perlu dilakukan

768 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Inovasi Kontrak Konstruksi

Gambar 10.4.2. RIsiko dari Persepsi Para Stakeholders dikaji dari Proyek Jalan Tol

berbagai strategi reposisi dalam manajemen konstruksi, kemitraan mungkin berjangka


proyek. Produktivitas rendah dan waste tinggi pendek dan berorientasi proyek atau jangka
menjadi masalah utama dalam penyelenggaraan panjang dan strategis (Barlow J, Jashapara et
konstruksi yang menyebabkan rendahnya kinerja al., 1998). Pengembangan kemitraan seharusnya
biaya, mutu, waktu (Alwi, Hamza, Soekiman, berkaitan dengan pengoptimalan sumber daya
Agung Wibowo, AA Yana). Dalam industri kemitraan melalui kolaborasi yang lebih erat
konstruksi, owner, kontraktor dan subkontraktor dengan memaksimalkan manfaat jangka panjang.
perlu meningkatkan kinerja mereka dalam Membangun partnering bersama subkontraktor
kualitas, layanan dan biaya, pentingnya dalam proyek konstruksi, setelah jangka waktu 2
mengembangkan strategi yang mengarah tahun kemudian perusahaan mengalami hal-hal
pada peningkatan produktivitas dal am proyek positif diantaranya: (1). pengurangan masalah
konstruksi dengan pendekatan untuk manajemen layanan: pemenuhan pesanan meningkat 10-
hubungan antar perusahaan (kemitraan) yang 20%; (2). penurunan pasokan produk yang tidak
bisa mengarah pada peningkatan kerjasama sesuai masalah kualitas berkurang 30-50% dan
antar perusahaan dan kinerja (Porter ME, 1980). (3). penurunan biaya persediaan: harga pemasok
Konsep kemitraan merangkum berbagai macam berkurang 3–5% (Errasti, 2007).
praktik yang dimaksudkan untuk memfasilitasi
kolaborasi yang lebih besar di antara mitra Proses partnering sejatinya dapat dilihat
(Barlow J, Cohen M et al., 1997). Di industri dalam project delivery system, bagaimana

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 769


Gambar 10.4.3. Conceptual Framework of Partnering (Beach R.et.al, 2005)

nilai-nilai penting partnering dapat terjadi Partnering memiliki 4 (empat) level kedalaman
dalam hubungan antara owner, kontraktor (Thomson & Sanders) yaitu kompetisi,
dan sub kontraktor dalam penyelenggaraan Kerjasama, kolaborasi dan koalisi, dimana
proses konstruksi. Gambar 10.4.3. dibawah ini masing-masing dapat dianalisis dan diukur
menjelaskan bagaimana relationship partnering kedalamannya dalam penyelenggaraan proyek.
dapat terjadi antara stakeholder dalam Penyelenggaraan proyek konstruksi dilaksanakan
penyelenggaraan proyek konstruksi. Dengan dalam 2 (dua) cara yaitu melalui project delivery
memahami relationships ini akan memudahkan system terintegrasi (Design & Build, EPC) dan
dalam melaksanakan partnering dalam tidak terintegrasi (Design Bid Build).
penyelenggaraan proyek konstruksi.

770 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Inovasi Kontrak Konstruksi

Dalam penelitian terdahulu mengungkap memetakan faktor-faktor dan kedalaman


bahwa project delivery system terintegrasi partnering dalam project delivery system
memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan terintegrasi dan tidak terintegrasi dari penelitian
tidak terintegrasi (Ihab M Katar, 2019). Dengan terdahulu didapatkan data sebagai berikut :

Tabel 10.4.1. Karakteristik Proyek Tidak Terintegrasi

FASE PROJECT LIFE CYCLE


No
Inisiasi Perencanaan Eksekusi Penutupan
Proyek di konsep oleh Perencanaan Hasil proyek lebih Variation cost di akhir
owner (Forbes, 2011) berdasarkan rendah dari DB proyek yang lebih
kebutuhan yang DB=3,98, DBB = 2,81 Tinggi dari pada DB
diinginkan bukan pada (Ihab M. Katar, 2019) (Ihab M. Katar, 2019)
kelayakan ekonomi,
ketersediaan financial
dan kemampuan
owner (forbes, 2011).

Kebutuhan akan Perencanaan desain Pengawasan lebih Pada saat serah


spesialisasi antara memegang peranan ketat (Ihab M. Katar, terima melibatkan
desain dan kontraktor, tinggi yang digunakan 2019) komisioning sebelum
menghindari suap sebagai acuan di diserahkan kepada
dan kecurangan (P. dalam melakukan pemilik (Forbes, 2011).
Thomas Gard, 2004). tender (Forbes, 2011).

Biaya Proyek Lebih Kontrak berisi


Tinggi ( Thomas Gard, insentif apabila tepat
2004) waktu dan penalty
untuk pekerjaan
keterlambatan
dan biaya overruns
(Forbes, 2011).
Tidak menghasilkan
desain yang terpadu
antara perencana dan
kontraktor (Ihab M.
Katar, 2019).
Sumber : (Forbes, Ihab. M. Katar)

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 771


Pakkala (2002) mengemukakan jenis project kemudian kontraktor ditunjuk untuk membangun
delivery system sebagai berikut : pekerjaan.
Kontraktor bertanggung jawab atas desain,
Design-Bid-Build (DBB -Metode Tradisional) perencanaan, pengorganisasian, pengendalian
Sistem ini dikembangkan selama periode dan konstruksi pekerjaan sesuai dengan
Revolusi Industri, yang menghasilkan penciptaan persyaratan pemberi kerja.
gerakan profesional khusus Arsitek, Kontraktor,
dan Engineer. Pendekatan ini telah menjadi Design-Build-Operate-Maintain (DBOM)
pilihan standar sistem pengiriman proyek Design-Build-Operate-Maintain adalah metode
selama bertahun-tahun. Dalam model ini, Project Delivery System di mana: Pemilik/Klien
Pemilik/Klien pengadaan jasa Konsultan Desain memilih organisasi yang akan menyelesaikan
untuk mengembangkan ruang lingkup proyek desain, konstruksi, pemeliharaan dan periode
dan dokumen desain lengkap, yang kemudian operasional yang disepakati parameter di
dokumen dianggap sah untuk digunakan dalam bawah satu perjanjian/kontrak. Setelah
memilih kontraktor yang membangun sesuai penghentian operasional periode, Pemilik
dengan spesifikasi yang dikembangkan oleh Tim kemudian bertanggung jawab untuk operasi
Desain. Biasanya, pelelangan dalam kompetisi dan pemeliharaan proyek, kecuali jika operasi
terbuka untuk “Harga Rendah”. Kontraktor dilanjutkan di bawah pengadaan terpisah
yang memenangkan proyek terikat secara metode. Di Indonesia jenis ini sering disebut
hukum untuk pelaksanaan proyek di harga sebagai Engineering Procurement Construction
tertentu, jadwal, dan tingkat perawatan standar (EPC).
minimum. Setelah penyelesaian proyek, Pemilik
kemudian bertanggung jawab atas operasi dan Design-Build/Finance/Operasi (DBFO)
pemeliharaan proyek. Pemilik juga bertanggung Design-Build/Finance/Operate adalah metode
jawab atas semua aspek pembiayaan. pengiriman proyek yang mirip dengan DBOM,
kecuali bahwa Kontraktor juga bertanggung
Desain-Bangun (Design & Build) jawab atas pembiayaan proyek. Kontraktor
Desain-Bangun adalah metode Project Delivery menanggung risiko pembiayaan sampai akhir
System di mana Pemilik/Klien memilih organisasi kontrak. Pemilik kemudian bertanggung jawab
yang akan menyelesaikan desain dan konstruksi untuk operasi dan pemeliharaan aset. Di
di bawah satu perjanjian/kontrak. Setelah Indonesia sering disebut dengan Build Operate
selesai, Pemilik kemudian bertanggung jawab Transfer (BOT).
untuk operasi dan pemeliharaan proyek. Pemilik
juga bertanggung jawab atas semua aspek Beberapa kritik utama dari Design-Bid-Build
pembiayaan. Design & Build adalah istilah yang (D-B-B) adalah kurangnya inovasi, periode
menggambarkan rute pengadaan di mana penyelesaian yang lebih lama, dan biaya overruns
kontraktor utama ditunjuk untuk merancang kadang-kadang ditemui pada proyek. Karena
dan membangun pekerjaan. Berlawanan dengan klien menanggung sebagian besar risiko baik dari
kontrak tradisional, di mana klien menunjuk aspek desain dan konstruksi, perlu ada inovasi
konsultan untuk merancang pembangunan dan untuk memastikan kebutuhan klien terpenuhi,

772 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Inovasi Kontrak Konstruksi

proyek selesai lebih cepat, dan penghematan pengiriman proyek lain biasanya membutuhkan
biaya konstruksi. Beberapa alternatif dapat waktu, pengalaman, dan pendekatan baru.
menjadi pertimbangan, disesuaikan dengan Beberapa keuntungan penerapan project
karakteristik proyek konstruksi. Tujuan utama delivery system yang tepat adalah sebagai berikut
dari project delivery system yang inovatif ini (Pakkala, 2002):
adalah untuk menghasilkan proyek yang memiliki ∙ Penghematan biaya
kualitas yang lebih baik atau siklus hidup yang ∙ Pengurangan staf
lebih lama, membawa penghematan biaya ke ∙ Integrasi & teknologi
klien, mentransfer risiko (ke pihak yang paling ∙ Potensi kemitraan / partnering
mampu mengelola risiko), serta penyelesaian ∙ Menghindari litigasi
proyek yang lebih cepat dibanding metode ∙ Membawa kepercayaan kembali ke dalam
tradisional. Namun, mengubah ke metode proses

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 773


Dalam proyek yang tidak terintegrasi terlihat life cycle dalam proyek tidak terintegrasi. Tabel
bahwa pemisahaan antara entitas kontraktor dan 10.4.2 dibawah ini menggambarkan karakteristik
perencana menyebabkan proyek akan terlambat proyek terintegrasi dimana memiliki berbagai
dan mengalami berbagai perubahan desain dan perbaikan indikator dalam beberapa tahapan
spesifikasi sehingga muncul variation order yang dalam perencanaan, eksekusi dan penutupan
besar saat penutupan proyek. Reposisi perlu dibandingkan dengan proyek tidak terintegrasi.
dilakukan dalam berbagai tahapan pada project

Tabel 10.4.2. Karakteristik Proyek Terintegrasi (Design & Build)

FASE PROJECT LIFE CYCLE


No
Inisiasi Perencanaan Eksekusi Penutupan
Integrasi dalam Penggunaan Desain Tim menghasilkan Variation cost di akhir
inisiasi proyek lebih terpadu DB=4,15, proyek sesuai dengan proyek yang lebih
menyatukan entitas DBB = 2,42 (Ihab M. target yang diinginkan rendah dari pada DBB
antara desain dan Katar, 2019). DB=3,98, DBB = 2,81 (Ihab M. Katar, 2019)
pelaksanaan proyek (Ihab M. Katar, 2019).
untuk mencapai
kualitas biaya mutu
yang lebih baik.
(Alaattin Kanoglu,
2003).

Tidak Terjadi Pengawasan lebih Kemudahan dalam


pembengkakan biaya ketat DB=3,69, DBB pengulangan proyek
(Forbes, 2011) . = 3,50 (Ihab M. Katar, berikutnya karena
2019). memiliki dokumentasi
yang lengkap (Ihab M.
Katar, 2019)

Tim menghasilkan Tidak Terjadi


proyek sesuai dengan pembengkakan biaya
target yang diinginkan (Forbes, 2011)
DB=3,98, DBB = 2,81
(Ihab M. Katar, 2019).
Konflik Spesifikasi
dapat diselesaikan
dengan internal
secara cepat (Forbes,
2011).
Sumber : (Forbes, Ihab. M. Katar)

774 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Inovasi Kontrak Konstruksi

Melihat perbedaan pada Tabel 10.4.1. dan Tabel stakeholder dalam penyelenggaraan proyek
10.4.2., perlu dirumuskan berbagai keunggulan konstruksi.
dalam proyek terintegrasi apakah dapat dicapai 3. Merumuskan prasyarat yang diperlukan agar
dalam proyek tidak terintegrasi melalui reposisi menghasilkan reposisi yang tepat dalam
partnering, sehingga perlu dirumuskan langkah- memperbaiki kualitas manajemen proyek
langkah strategis untuk mewujudkannya, yang konstruksi di Indonesia.
bertujuan pada hal-hal sebagai berikut :
1. Reposisi bertujuan untuk memperbaiki Memulai reposisi partnering dalam
kualitas delivery proyek pada proyek tidak penyelenggaraan proyek perlu memetakan
terintegrasi agar mencapai indicator biaya, kedalaman partnering eksisting sebagai
mutu dan waktu lebih baik. embrio awal yang perlu menjadi pijakan apakah
2. Model partnering yang dikembangkan dapat ditingkatkan kedalamannya. Kedalaman
dalam rangka memperbaiki reposisi dalam partnering dibagi menjadi 4 level yaitu kompetisi,
penyelenggaraan proyek meningkatkan Kerjasama, kolaborasi dan koalisi dengan
kualitas komunikasi, kualitas desain dan penjelasan detail sebagai berikut :
perencanaan, engagement, trust antar

Tabel 10.4.3. Karakteristik Kedalaman Partnering

Kompetisi (DBB) Kerjasama (DBB, DB) Kolaborasi (DB, EPC) Koalisi (DB, EPC)

Tidak ada A long term strategy, A long term strategy, training, A long term strategy,
pengaturan menjadi training, team team building, On site training, team
tanggungjawab penuh building, On site Implementation, project Close building, on site
pemilik Implementation, out implementation,
project Close out project close out

Terjadi persaingan Organisasi Tidak terjadi peleburan tetapi Terjadi peleburan


bebas-> tingkat independent ada penggabungan dalam suatu organisasi konsultan,
maturity 0-25% Kerjasama – ad hoc organisasi Tingkat maturity kontraktor dari proses
Tingkat maturity 50-75% constructability,
25-50% buildability
berlangsung sejak
desain

Rendah Menengah Tinggi Tertinggi

Sumber : (Forbes, Ihab. M. Katar)

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 775


Dari Tabel 10.4.3. diatas jelas sekali pembeda langsung atau pendanaan tidak langsung di
dalam setiap kedalaman partnering, kedalaman poros lain (Gambar 10.4.4).
ini dapat digunakan untuk melakukan
asesmen pada project delivery system pada Apabila proyek tersegmentasi dan pendanaannya
penyelenggaraan proyek konstruksi. Asesmen langsung, maka jenis project delivery system yang
dilakukan pada setiap project life cycle dari fase memungkinkan adalah Design-Bid-Build atau
inisiasi, perencanaan, eksekusi dan penutupan. Design & Build. Untuk proyek yang terintegrasi
serta pendanaannya langsung, maka Engineering
Bagaimana menentukan inovasi project Procurement Construction (EPC) menjadi pilihan
delivery system yang tepat sesuai karakteristik paling optimal. Sedangkan untuk proyek yang
proyek? Prof. John Miller (MIT) memberikan pendanaannya tidak langsung, serta proyek
gambaran penentuan project delivery system tersebut berskala besar & terintegrasi, maka
yang didasarkan pada dua kriteria. Metode pada jenis project delivery system yang tepat adalah
proyek yang tersegmentasi dan terintegrasi Build Operate Transfer (BOT).
dibandingkan pada satu sumbu, dan pendanaan

Gambar 10.4.4. Delivery Sistem Choice

776 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Inovasi Kontrak Konstruksi

INDUSTRI KONSTRUKSI RAMAH tetapi juga terkait dengan beberapa aktivitas


LINGKUNGAN seperti produksi yang berlebih, waktu tunggu,
perpindahan material, persediaan, dan
Industri konstruksi memiliki beberapa aspek pergerakan pekerja. Kategori utama waste
yang masih perlu diperbaiki, hal itu dapat dilihat selama proses konstruksi dapat dideskripsikan
dari data yang disampaikan Lean Construction sebagai: pengerjaan kembali/perbaikan, cacat,
Institute yang menunjukkan bahwa pemborosan waste berupa material, penundaan, menunggu,
yang terjadi pada industri konstruksi mencapai alokasi material yang tidak sesuai, dan
57% sedangkan kegiatan yang memberikan nilai perpindahan material yang tidak perlu (Alwi et al,
tambah hanya 10%, berbanding jauh dengan 2002). Adapun Bossink & Brouwers dalam Polat
kinerja industri manufaktur yang mencatat and Ballard (2004) menyatakan, terdapat lima
pemborosan sebesar 26% dan kegiatan yang sumber penyebab waste utama dalam konstruksi
memberikan nilai tambah sebesar 62% (Abduh, yaitu desain, pengadaan, perpindahan material,
2011). Beberapa penyebab waste di Indonesia proses operasi, dan residual/sisa.
yaitu terlalu banyaknya perubahan rancangan
karena desain berubah-ubah, koordinasi yang Identifikasi kategori waste yang signifikan
buruk, rendahnya keahlian pekerja, kurangnya dan variabel kunci penyebab waste dengan
pengendalian, keterlambatan dalam pengambilan cara menyebarkan kuesioner dan melakukan
keputusan, hingga keterlambatan delivery interview terhadap pakar dan stakeholder proyek
material. Selain hal diatas, efisiensi yang rendah konstruksi di Indonesia yang rata-rata memiliki
juga diakibatkan oleh tingkat fragmentasi yang pengalaman 13 tahun di bidang konstruksi.
tinggi (Alwi et al., 2002). Persaingan konstruksi Sebanyak 99 kuesioner lengkap terkumpul dari
tidak hanya berkutat pada individu perusahaan 46 perusahaan. Hasil penelitian menyebutkan
saja, tetapi persaingan antar jaringan supply bahwa kategori waste yang signifikan adalah
chain. Desain supply chain yang buruk dapat keterlambatan dari jadwal, perbaikan,
meningkatkan biaya pelaksanaan proyek secara penggunaan material yang berbahaya, menunggu
signifikan (Wirahadikusumah & Susilawati, perbaikan peralatan, menunggu peralatan
2006). Begitu juga dengan meningkatnya datang, frekuensi kerusakan peralatan, material
biaya, pelaksanaan, keterlambatan, konflik tidak memenuhi spesifikasi, dan loss material
dan perselisihan merupakan beberapa contoh pada proyek. Sedangkan variabel kunci penyebab
permasalahan yang berawal dari fragmentasi waste adalah perubahan desain, kurangnya
hingga industri konstruksi dikenal sebagai keterampilan perdagangan, pengambilan
industri yang tidak efisien (Tucker et al., 2001). keputusan yang lambat, kurangnya koordinasi
di antara partisipan proyek, perencanaan
Industri konstruksi diketahui secara umum dan penjadwalan yang buruk, keterlambatan
memiliki level waste yang tinggi. Waste dalam kedatangan material, dan metode konstruksi
industri konstruksi tidak hanya berfokus yang tidak sesuai (Alwi et al (2002)).
pada jumlah waste material di lokasi proyek,

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 777


Supply Chain Management in Construction Gambar 10.4.6. menggambarkan hubungan
Manajemen supply chain dalam proyek konstruksi antara supply chain dan pekerjaan di konstruksi.
adalah kegiatan mengatur, mengoordinasikan Gambar pertama menggambarkan hubungan
dan mengintegrasikan aliran material dengan antara supply chain dan pekerjaan di konstruksi
aliran informasi di antara seluruh pihak yang harus difokuskan pada antarmuka antara supply
terlibat dalam proyek konstruksi (Abduh M. , chain dan construction site. Hal ini sangat
2011). Menurut O’Brien, London dan Vrijhoef berhubungan dengan logistik dimana supplier dan
kegiatan di dalam proyek telah membentuk kontraktor bekerjasama dalam mengembangkan
jaringannya sendiri, sementara untuk kegiatan aliran material. Berbeda dengan pendekatan
diluar juga telah membentuk jaringannya dengan konvensional yang dominan pada aktivitas di site
adanya pihak seperti supplier, subcontractor, saja (Johnston, 1981).
designers dan juga owner (O’Brien, London, &
Vrijhoef, 2002). Kedua jaringan tersebut akan Gambar kedua menggambarkan hubungan
secara langsung maupun tidak langsung saling supply chain dengan konstruksi yang fokus
mempengaruhi dan mendukung kegiatan dalam pada pengembangan supply chain. Topik ini
proyek konstruksi. Gambar 10.4.5. dibawah memasukkan inisiatif yang dilakukan pada
adalah gambaran konseptual dari penjelasan aktivitas spesifik supply chain sebagai contoh
diatas adalah elemen beton pracetak (Laitinen, 2011).
Pendalaman tentang biaya dan analisis waktu
Penelitian tentang model supply chain konstruksi sangat penting untuk mengidentifikasi potensi
telah dilakukan sejak tahun 1990-an (Wibowo & pengembangan dan pengembangan supply
Sholeh, 2015). Manajemen supply chain memiliki chain itu sendiri. Produktivitas dan suplai akan
empat karakter yang kemudian dianalisa sebagai berkurang karena beberapa faktor berikut,
pengembangan konstruksi. yaitu ketidakpastian pada supply chain, kondisi

Gambar 10.4.5. Gambaran Konseptual Supply Chain dalam Konstruksi


Sumber : O’Brien, London, & Vrijhoef, 2002

778 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Inovasi Kontrak Konstruksi

Gambar 10.4.6. Model Management Supply Chain di Konstruksi

construction site yang beragam dan kondisi Green Supply Chain Management
kapasitas yang beragam (O’Brien, 2002). Sebagian besar komponen produksi pada
proyek konstruksi sangat tergantung pada
Gambar ketiga menggambarkan hubungan ketersediaan material untuk terciptanya produk
supply chain dan proyek di konstruksi yang konstruksi (sekitar 70% dari biaya konstruksi).
berfokus pada pemindahan aktivitas konstruksi Karena itu, pengelolaan rantai pasok yang
ke supply chain sehingga pekerjaan konstruksi mempertimbangkan faktor lingkungan atau
lebih cepat. Pendesainan ulang dari supply chain Green Supply Chain (GSC) merupakan pendekatan
dengan mengubah aktivitas on-site menjadi off- yang strategis sebagai titik awal tercapainya
site sebagai contoh pracetak dapat dikatakan sustainable construction. Green Supply Chain
sebagai alat structural untuk mengeliminasi Management (GSCM) melibatkan praktek-
aktivitas on-site dari rantai produksi secara praktek tradisional manajemen rantai pasok
keseluruhan. yang diintegrasikan dengan kriteria lingkungan
atau masalah terhadap lingkungan dalam
Gambar keempat menggambarkan hubungan setiap keputusan pembelian maupun hubungan
supply chain dan pekerjaan di konstruksi yang jangka panjang dengan supplier. GSC berusaha
fokus pada manajemen terpadu antara supply untuk membatasi limbah dalam sistem industri
chain dan pekerjaan konstruksi. Hal ini berkaitan guna untuk menghemat energi dan mencegah
dengan teori open building dan sequential pembuangan bahan berbahaya ke lingkungan
sebagai inisiatif manajemen supply chain pada (Gilbert, 2000).
proyek konstruksi.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 779


Konsep green supply chain ini sejalan dengan sumber dan siklus material; serta kesehatan dan
tujuan mereduksi waste dan meningkatkan kenyamanan di dalam lokasi proyek konstruksi
produktivitas pada industri konstruksi, serta (Kementerian Pekerjaan Umum, 2013).
meminimasi dampak buruk terhadap lingkungan.
Beberapa penelitian bertema green supply chain Untuk mengimplementasikan green supply chain
pada industri konstruksi telah dikembangkan management pada industri konstruksi, penelitian
di UEA (Balasubramanian, 2017, Singapura Wibowo et al (2017) mengadopsi prinsip-prinsip
(Thipparat, 2011), Mesir (Elbarkouky, 2013), dan dalam Green Supply Chain Management (GSCM)
Korea (Kim et al, 2016). Masing-masing penelitian industri manufaktur untuk diimplementasikan
memiliki variabel dan dimensi yang berbeda- pada industri konstruksi dengan beberapa
beda dalam penerapan konsep GSCM pada penyesuaian dan modifikasi. GSCM didefinisikan
industri konstruksi. sebagai integrasi praktek-praktek berprinsip
sustainable ke dalam SCM (upstream dan
Saat ini, di Indonesia penelitian terkait downstream). GSCM tersusun atas green product
penerapan green supply chain management design, green materials management, green
pada industri konstruksi masih sangat terbatas. manufacturing processes, green distribution and
Selain itu, belum terdapat suatu sistem penilaian marketing, dan reverse logistics (Ghobakhloo
kinerja yang dapat mengukur pelaksanaan et al, 2013). Sedangkan framework dalam
sustainable construction secara keseluruhan GSCM konstruksi dijabarkan sebagai green
yang melibatkan seluruh rantai pasok suatu initiation, green product design, green materials
proyek konstruksi. Sistem yang ada masih management, green construction, dan green
bersifat parsial, seperti yang dikembangkan operation & maintenance (Wibowo et al, 2018).
oleh Green Building Council Indonesia (GBCI)
yang menggunakan perangkat penilaian Green Reverse Logistics in Construction
Building Rating System GREENSHIP untuk menilai Salah satu pendekatan yang dapat diterapkan
peringkat bangunan terhadap pencapaian untuk mengatasi permasalahan waste pada fase
konsep bangunan ramah lingkungan. Ada 5 jenis green construction adalah dengan menerapkan
GREENSHIP yang telah disusun yaitu GREENSHIP reverse logistics (Farida et al., 2019). Aktivitas
untuk new building, existing building, interior dalam Reverse logistics meliputi reuse,
space, homes, dan neighbourhood (Green Building deconstruction, recycling dan remanufaktur
Council Indonesia, 2013). Contoh lain usaha waste yang dihasilkan. Penerapan reverse
penerapan green construction adalah instrumen logistics memiliki keuntungan dari sisi ekonomi
Green Contractor Assessment Sheet yang yaitu mampu mereduksi biaya pengelolaan
digunakan oleh PT Pembangunan Perumahan limbah (Hosseini et al., 2013), meningkatkan
untuk menilai penerapan green construction. revenue dan meningkatkan kepuasan green
Indikator yang digunakan antara lain tepat guna customer (Hammes et al., 2019). Contoh
lahan; efisiensi dan konservasi energi; konservasi penghematan biaya dari pengaplikasian reverse
air; manajemen lingkungan proyek konstruksi; logistics dapat mereduksi 25% biaya transportasi

780 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Inovasi Kontrak Konstruksi

(Shakantu et al., 2003). Meskipun memiliki di Australia Selatan masih memiliki kendala
keuntungan dari aspek lingkungan ataupun antara lain tidak terpenuhinya demand material
aspek ekonomi, penerapan reverse logistics pada hasil deconstruction dikarenakan rendahnya
sektor konstruksi masih minim jika dibandingkan kemampuan supply. Total material yang hasil dari
dengan penerapan pada sektor manufaktur penerapan konsep reverse logistics pada proyek
(Hosseini et al., 2013). Hal ini menjadi ide awal jalan raya di Australia Selatan mencapai 800.000
dalam penelitian ini. ton. Material ini digunakan kembali untuk proses
pembangunan jalan seperti penggunaan material
Pada industri manufaktur aplikasi reverse logistics baru (virgin material). Dari proses pembangunan
telah direncanakan sejak tahap perancangan jalan di Australia Selatan menunjukkan
product, apabila hal ini dianalogikan pada sektor implementasi reverse logistics masih menemui
konstruksi maka untuk menerapkan reverse kendala sehingga pelaksanaannya memerlukan
logistics bangunan harus di desain sejak fase perbaikan (Chileshe et al., 2016).
green design (Lau & Wang, 2009). Contoh aplikasi
reverse logistics dapat dilihat pada supply chain Penerapan reverse logistics yang minim pada
produk apple melalui kebijakan global supply sektor konstruksi dikarenakan adanya lack of
chain-nya. Reverse logistics produk apple dimulai knowledge. Pemahaman yang kurang tepat pada
sejak tahap design sampai dengan after sales sektor konstruksi adalah memandang reverse
mendukung implementasi reverse logistics, logistics sebagai suatu sistem yang independen,
dimana design packaging pada tahap development namun dalam penerapannya tidak demikian
diubah untuk mengurangi penggunaan material (Hosseini et al., 2013). Kesuksesan penerapan
tidak ramah lingkungan yaitu plastik. Kebijakan reverse logistics memerlukan koordinasi antar
penggunaan reusable material terlihat pada stakeholder dan integrasi berbagai tahap
pelayanan after sales, dimana pelanggan yang dalam pelaksanaan proyek konstruksi (Chinda,
menukarkan produk apple nya dengan seri 2017).Penerapan reverse logistics tidak dapat
yang lebih baru akan mendapatkan potongan dipisahkan dengan konsep terintegrasi dalam
harga, selanjutnya komponen dari produk lama green supply chain management pada project life
yang sudah terkumpul akan dilakukan proses cycle, terutama dengan aktivitas deconstruction.
recovery, sehingga komponen tersebut dapat Deconstruction merupakan suatu proses
digunakan kembali. Contoh aplikasi reverse pembongkaran bangungan secara sistematis
logistics yang sudah direncanakan semenjak dengan tujuan memaksimalkan jumlah material
tahap development dapat dilakukan di sektor yang diperoleh dari hasil pembongkaran dan
konstruksi (Apple Report, 2019). Salah satu material hasil deconstruction memiliki nilai
contoh aplikasi reverse logistics pada proyek penggunaan kembali tertinggi (Hosseini et al.,
pembangunan jalan raya (highway project) di 2015). Aktivitas deconstruction dalam konsep
Australia. Dari interview yang dilakukan terhadap reverse logistics sulit untuk diimplementasikan
senior contractor manager implementasi reverse karena bangunan suatu project tidak didesain
logistics pada proyek pembangunan jalan untuk proses deconstruction (Chinda, 2017).

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 781


MANAJEMEN KONSTRUKSI DAN Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan
ARTIFICIAL INTELLIGENCE buatan menjadi penggerak revolusi industri
4.0 yang menjanjikan banyak kemudahan bagi
Istilah Industri 4.0 lahir dari ide revolusi industri sektor pemerintah maupun industri. Internet
ke empat. European Parliamentary Research of Things (IoT) dan big data contohnya dimana
Service dalam (Davies, 2015) menyampaikan AI dapat diimplementasikan, teknologi yang
bahwa revolusi industri terjadi empat kali. telah banyak diadopsi di era industri 4.0 ini
Revolusi industri pertama terjadi di Inggris mampu menghubungkan setiap perangkat,
pada tahun 1784 dimana penemuan mesin uap seseorang dapat mengotomatisasi semua
dan mekanisasi mulai menggantikan pekerjaan perangkat tanpa harus berada di lokasi, lebih
manusia. Revolusi yang kedua terjadi pada dari itu, saat ini telah banyak mesin yang dapat
akhir abad ke-19 dimana mesin-mesin produksi menginterprestasi suatu kondisi atau kejadian
yang ditenagai oleh listrik digunakan untuk tertentu dengan bantuan AI, sebagaimana telah
kegiatan produksi secara masal. Penggunaan kamera cerdas pendeteksi kepadatan volume
teknologi komputer untuk otomasi manufaktur kendaraan di jalan raya menggunakan teknologi
mulai tahun 1970 menjadi tanda revolusi Deep Learning Neural Network, yang telah
industri ketiga. Saat ini, perkembangan yang diimplementasikan pada beberapa Pemerintah
pesat dari teknologi sensor, interkoneksi, dan Daerah Kabupaten dan Kota dalam mendukung
analisis data memunculkan gagasan untuk program Smart City yang telah dicanangkan.
mengintegrasikan seluruh teknologi tersebut ke Pada sektor industri, banyak juga dari mereka
dalam berbagai bidang industri. Gagasan inilah yang telah mengotomatisasi mesin produksi
yang diprediksi akan menjadi revolusi industri dan manufaktur menggunakan robot dan
yang berikutnya. Angka empat pada istilah Artificial Intelligence, sehingga Industri 4.0 akan
Industri 4.0 merujuk pada revolusi yang ke empat. meningkatkan daya saing melalui perangkat
Industri 4.0 merupakan fenomena yang unik jika cerdas, setiap entitas yang mampu menguasai
dibandingkan dengan tiga revolusi industri yang teknologi ini disitulah keunggulan kompetitifnya
mendahuluinya. (Drath & Horch, 2014). (Competitive Advantage). (Yogaswara, 2019).

Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan


buatan menjadi penggerak revolusi industri
4.0 yang menjanjikan banyak kemudahan bagi
sektor pemerintah maupun industri.

782 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Inovasi Kontrak Konstruksi

Menurut (Vannholt, 2019) salah satu manfaat merupakan hasil desain menggunakan BIM
menggunakan Artificial Intelligence adalah untuk:
bersifat permanen, menawarkan kemudahan, a. Gambar arsitektur.
bersifat konsisten dan teliti, dan dapat disimpan. b. Gambar struktur.
Industri Konstruksi juga tidak lepas dari Revolusi c. Gambar utilitas (mekanikal dan elektrikal)
Industri 4.0, sehingga perkembangan industri d. Gambar lansekap.
konstruksi harus menyesuaikan dengan salah e. Rincian volume pelaksanaan pekerjaan.
satunya menerapkan Artificial Intelligence f. Rencana anggaran biaya.
(AI) pada proyek-proyek konstruksi. Artificial
Intelligence (AI) dibutuhkan agar memiliki kinerja Penerapan Building Information Modelling
yang lebih baik, karena Artificial Intelligence (BIM) terdapat beberapa dimensi penerapan,
memiliki ketepatan yang lebih tinggi, tidak yaitu dari fase 3D sampai 7D. BIM 3D dapat
memiliki rasa capek, dapat menentukan solusi dikatakan sebagai pemodelan 3 dimensi yang
berdasarkan data-data yang diolah sesuai terpacu dari sumbu x, y dan z dan disebut juga
algoritma, dapat mengurangi tenaga kerja sebagai permodelan yang terkoordinasi. Model
sehingga dapat mengurangi kesalahan yang 3D yang dihasilkan dapat digunakan untuk
diakibatkan oleh tenaga kerja, dan lain lain. desain skematik, dokumentasi konstruksi
Artificial Intelligence atau Kecerdasan buatan dan visualisasi objek yang membantu untuk
adalah cabang ilmu komputer, disiplin terpadu memeriksa kesalahan pada gambar. Pada BIM
yang mempelajari cara menggunakan komputer 4D mampu mengungkapkan informasi tambahan
untuk mensimulasikan dan memperluas fungsi pada model dalam proses penjadwalan untuk
otak manusia. Definisi yang tepat adalah: pengerjaan dan sering juga disebut sebagai
sistem komputer memiliki pengetahuan dan elemen waktu. Proses ini biasanya datang dalam
perilaku manusia dengan kemampuan seperti bentuk data – data yang terperinci ditambah
belajar, penyimpangan, penilaian, menyelesaikan dengan komponen – komponen pendukungnya.
masalah, memori, pengetahuan dan pemahaman Sehingga akan mampu menghasilkan kualitas
bahasa alami manusia. (Halim & Prasetyo, 2018). perencanaan yang lebih baik. BIM 5D merupakan
sebuah perkiraan biaya yang terintegrasi dalam
Artificial Intelligence merupakan teknologi IT yang penjadwalan dari desain objek 3 dimensi.
membutuhkan data untuk melaksanakannya, Dengan sistem ini anda dapat memprediksi
sehingga data yang dibutuhkan salah satunya aliran biaya yang akan mungkin dikeluarkan
dapat diambil menggunakan metode Building dari pemodelan yang dilakukan. Anda pun dapat
Information Modelling (BIM). Peraturan tentang memodifikasi biaya pada waktu tertentu sebagai
penerapan BIM di Indonesia pada Peraturan akibat dari keadaan yang tidak terduga seperti
Menteri PUPR Nomor 22/PRT/M/2018 tahun 2018 perubahan desain dan modifikasi lainnya. BIM
berbunyi bahwa Penggunaan Building Information 6D dapat disebut sebagai BIM yang terintegrasi
Modelling (BIM) wajib diterapkan pada Bangunan atau analisis energi pada bangunan. BIM ini
Gedung Negara tidak sederhana dengan kriteria melibatkan penambahan informasi lainnya yang
luas diatas 2000 m2 (dua ribu meter persegi) dan relevan untuk mendukung pengelolaan dan
di atas 2 (dua) lantai. Keluaran dari perancangan pengoperasian fasilitas dengan mengharapkan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 783


hasil akhir yang lebih baik dan juga mampu bangunan diintegrasikan dengan simulasi CAD
mengurangi konsumsi energi secara keseluruhan 7D guna mengoptimalkan manajemen aset dari
dari komponen CAD 3D dengan semua aspek proses desain hingga pembongkaran.
informasi manajemen. BIM 7D digunakan dalam
pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas

Gambar 10.4.7. Dimensi Penerapan Building Information Modelling

784 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Inovasi Kontrak Konstruksi

Aplikasi Artificial Intelligence Industri Konstruksi Konstruksi 3D printing mengadopsi prinsip


Penerapan Artificial Intelligence pada industri bahan berlapis, berdasarkan building information
konstruksi, antara lain adalah 3D Printing untuk model (BIM), menguraikan model menjadi
bangunan, Robot pemasang bata Hadrian X, dan lapisan dengan ketebalan tertentu dalam satu
lain-lain. arah, kemudian menghasilkan algoritma yang

Gambar 10.4.8. 3D Printing Industri Konstruksi

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 785


Gambar 10.4.9. Robot Pemasang Bata Hadrian X

sesuai dan akhirnya menyelesaikan konstruksi sehingga keseluruhan rumah dibangun hanya
otomatis dengan sistem kontrol numerik dalam dalam dua hari. Robot ini memiliki lengan
suatu jalan yang ditentukan. Jelas, konstruksi teleskopik sepanjang hampir 30 meter sehingga
pencetakan 3D adalah bidang multidisiplin, yang tidak perlu berpindah-pindah selama proses
mengandung berbagai teknologi seperti kontrol konstruksi. Operator robot memasukkan file
numerik, pencetakan bahan, dan manajemen CAD desain rumah ke dalam robot dan robot lalu
konstruksi. (Tan, 2018) memuat, menata, memotong, dan menempatkan
semua batu bata sesuai dengan perintah file.
Sebuah robot bernama Hadrian X mampu (Purnosidi, 2018)
memasang hingga 1.000 batu bata per jam,

786 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Inovasi Kontrak Konstruksi

Gambar 10.4.10. Pelatihan BIM di Kampus UNDIP

Artificial Intelligence dalam Dunia Pendidikan Industri 4.0 mengakibatkan industri konstruksi
Perkembangan teknologi dalam dunia industri maupun dunia pendidikan harus berkembang
konstruksi mempengaruhi dunia pendidikan, ke arah teknologi, sehingga sangat penting
sehingga dunia pendidikan harus mengikuti bagi para pelaku industri maupun pendidikan
perkembangan kontruksi terkait teknologi. untuk mempunyai skill tentang teknologi
Pelatihan tentang teknologi harus dilaksanakan karena tuntutan perkembangan zaman dan
dalam lingkup Pendidikan, dan berikut beberapa agar meningkatkan produktivitas, efektivitas,
gambar pelatihan teknologi berupa BIM pada kualitas, dan lain-lain pada industri konstruksi.
dunia Pendidikan.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 787


Bendungan Jatiluhur,
Purwakarta, Jawa Barat

KESIMPULAN pelaksanaan proyek, administratif proyek,


perubahan iklim serta aplikasi IT proses konstruksi
Manajemen Konstruksi adalah seni dalam (BIM dan Artificial Intelligence). Sementara proses
mengelola proyek konstruksi agar tujuan proyek konstruksi masih membutuhkan keterampilan hard
dapat tercapai. Pada perspektif lain, Manajemen skill dan soft skill, kekuatan karakter leadership
konstruksi sebagai seperangkat fungsi di mana sebagai pimpinan proyek dan sifat dinamis dari
teknik yang berbeda digunakan disesuaikan tuntutan konstruksi di tingkat manajerial yaitu
dengan karakteristik proyek dan kondisi proyek bagaimana meningkatkan pemahaman tentang
di lapangan. Beberapa fungsi didasarkan pada bisnis modern, proses produksi yang lebih efisien,
berbagai teori ilmiah, beberapa teknik memiliki risk management, ramah lingkungan, aplikasi
latar belakang teoritis. Industri konstruksi artificial intelligence dan aplikasi project delivery
merupakan salah satu segmen bisnis dengan system dalam berbagai macam praktek kontrak
perkembangan inovasi yang cepat. Inovasi ini menjadi hal penting dan sangat mendasar dalam
dalam konteks material konstruksi, metode Manajemen Konstruksi.

788 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Inovasi Kontrak Konstruksi

DAFTAR PUSTAKA Beach R.et.al, 2005, “An evaluation of partnership


development in the construction industry”,
Halim, C. & Prasetyo, H., 2018. Penerapan Artificial International Journal of Project Management.
Intelligence Dalam Computer Aided Instructure Bossink, B. A. G., dan Brouwers, H. J. H. (1996).
(CAI). Jurnal Sistem Cerdas, Volume 01, pp. 45-51. Construction Waste: Quantification and Source
Tan, K., 2018. The Framework of Combining Artifical Evaluation.
Intelligence and Construction 3D Printing in Civil Chileshe et al., 2016, “ Drivers for adopting reverse
Engineering`. MATEC Web of Conference. logistics in the construction industry: a
Purnosidi, 2018. PT Niki Four. [Online] Available qualitative study”,eEmerald Insight.
at: https://nikifour.co.id/teknologi-robot- Chinda, T. (2017). Examination of Factors Influencing
konstruksi/ [Accessed 22 July 2020]. the Successful Implementation of Reverse
Abduh, M. (2011). Konstruksi Ramping: Memaksimalkan Logistics in the Construction Industry: Pilot
Value dan Meminimalkan Waste. Jurnal Fakultas Study. Procedia Engineering, 182, 99–105. https://
Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung, pp. 1-12. doi.org/10.1016/j.proeng.2017.03.128
Alwi, S., Keith, H., dan Mohamed, S (2002), Non-Value Davies, R., 2015. Industry 4.0 Digitalisation for
Adding Activities: A Comparative Study of Productivity and Growth. [Online]Available
Indonesian and Australian Construction Project, at: http://www.europarl.europa.eu/
Proccedings IGLC-10, Gramado, Agustus 2002. RegData/etudes/BRIE/2015/568337/EPRS_
Alwi, Sugiharto and Hampson, Keith and Mohamed, BRI(2015)568337_EN.pdf [Accessed 25 August
Sherif (2002),”Waste in the Indonesian 2020] Prof. Frank Harris, Prof. Ronald McCaffer,
construction projects”. In Proceedings The 1st Andrew Baldwin, Francis Edum-Fotwe. 2021.
International Conference of CIB W107 - Creating a Modern Construction Management 8th Edition.
sustainable Construction Industry in Developing ISBN-13: 978-1119488347. Wiley Blackwell
Countries, pages pp. 305-315, South Africa. Drath, R. & Horch, A., 2014. Industrie 4.0 : Hit or Hype
Asri Nurdiana, M. Agung Wibowo, Jati Utomo ? (Industry Forum). IEEE Industrial Electronics
D.Hatmoko, Sensitivity analysis of risk from Magazine, Volume 8(2), pp. 56-58
stakeholders’ perception Case study: Semarang- E. Errasti, 2007, “ A process for developing partnerships
Solo highway project section I (Tembalang- with subcontractors in the construction Industry:
Gedawang). Procedia Engineering 125 ( 2015 ) 12 An empirical study”, International Journal of
– 17, 2015 Project Management.
Balasubramanian, 2017, “Leadership Strategies for Elbarkouky, 2013, “A Green Supply Chain Assessment
Global Supply Chain Management: The Case of For Construction Projects In Developing
UAE’s Construction Sector”, IGI Global. Countries”, WIT Press.
Ballard, G., Polat, G., Waste In Turkish Construction: Endah Murtiana Sari , Agustinus Purna Irawan , M. Agung
Need For Lean Construction Techniques, 2004 Wibowo , Arief Kusuma Among Praja ,. (2021).
www.iglc2004.dk/_root/media/13080_067- Partnering Tools To Achieve Lean Construction
polat-ballardfinal.pdf. Goals. PalArch’s Journal of Archaeology of Egypt
Barlow J, Cohen M et al., 1997, Towards Positive / Egyptology, 18 (4), 6727 -6739. Retrieved from
Partnering: Revealing the Realities in the https://www.archives.palarch.nl/index.php/jae/
Construction Industry, imperial college London. article/view/7326.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 789


Farida et. al , 2019, “A reverse logistics model for Lau & Wang, 2009, “Reverse logistics in the electronic
plastic bottle recycling in Bank Sampah Malang” industry of China: a case study” Emerald Insight.
, International Conference on Science and Lincoln H. Forbes Syed M. Ahmed (2011), “Modern
Technology 2019 17-18 October 2019, Surabaya, Construction Lean Project Delivery and
Indonesia Integrated Practices”, Taylor & Francis Group.
Gilberd, J. (2009). Green Building Handbook for South L. Koskela, Application of the new production
Africa, Chapter: Water Conservation. CSIR Built philosophy to construction. Tech. Report, (1992)
Environment. 37–62.
Hosseini et al., 2013, “Life Cycle Assessment L. Koskela, “Application of the new production
(LCA) Approach to Evaluate Different Waste philosophy to construction”, Center for Integrated
Management Opportunities”, academia.edu. Facility Engineering. (1992) 1–81.
Ihab. M. Katar (2018), “Effective Construction Utilizing M.Agung Wibowo (2018), “ Toward Partnership for
Design-Build VS Design Bid Build”, International Government Construction Project in Indonesia “
Journal of Civil Engineering and Technology Int, ernational Journal of Scientific and Research
(2018). Publications, Volume 8, Issue 10, October 2018 716
Ihab. M. Katar (2019)”Enhancing The Project Delivery ISSN 2250-3153.
Quality : Lean Construction Concept of Design Matthew Hallowell, Ph.D., A.M.ASCE ; and T. Michael
Build and Design Bid Build Method”, International Toole, Ph.D., P.E.2 (2009), “Contemporary
Journal of Management (2019). Design-Bid-Build Model”, DOI: 10.1061/ASCE0733-
James Ogechi Kereri (2017), “A Comparison of Project 93642009135:6540.
Party Relationships in Design-bid-build and MA Wibowo, MN Sholeh, HS Adji , 2017, “ Supply chain
Design-build Delivery Methods”, International management strategy for recycled materials
Journal of Architecture, Engineering and to support sustainable construction”, Procedia
Construction Vol 6, No 4, December 2017, 26-32. engineering, 2017.
Johnston (1981). Engineering Design and Construction. M. Ghobakhloo, et.al, 2013, “An Integrated Framework
Vancouver USA. Bingo Book of Green Supply Chain Management
Kementrian Pekerjaan Umum, (2013), Kajian Rantai Implementation”, International Journal of
Pasok Material dan Peralatan Konstruksi dalam Innovation, Management and Technology, Vol. 4,
Mendukung Investasi di Bidang Konstruksi No. 1, February 2013.
Berkelanjutan, Badan Pembinaan Konstruksi, Mohammed Hamza (2019), “Construction labour
Pusat Pembinaan Sumber Daya Investasi, productivity: review of factors identified”,
Bandung. International Journal of Construction
Laitinen et.al. 2011. “Impact Of Enterprise Resource Management, ISSN: 1562-3599 (Print) 2331-
Planning Systems On Management Control 2327 (Online) Journal homepage: https://www.
Systems And Firm Performance”. International tandfonline.com/loi/tjcm20
Journal of Accounting Information Systems. Vol. N. Udawatta, J. Zuo, K. Chiveralls, and G. Zillante (2015),
12, pp. 20-39. “Improving waste management in construction
Lars-Erik Gadde (2010), “Partnering in the construction projects: An Australian study”, Resour. Conserv.
industry—Problems and opportunities”, journal Recycl., 101 (2015) 73-83.
homepage: www.elsevier.com/locate/pursup.

790 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Inovasi Kontrak Konstruksi

O’Brien, W. J., London, K., & Vrijhoef, R. (2002). Wibowo, M. A., & Sholeh, M. N. (2015). The Analysis
Construction Supply Chain Modelling: A Research of supply chain performance measurement at
Review & Interdisciplinary Research Agenda. construction project. The 5th Iinternational
Proceedings IGLC-10, (pp. 129-147). Gramado. Conference of Euro Asia Civil Engineering Forum
Polat, G., Ballard, G., (2004), Waste in Turkish (EACEF-5) (pp. 25-31). Surabaya: Procedia
Construction: Need for Lean Construction Engineering.
Techniques, 12th Annual Conference of The Widiasanti, I., & Lenggogeni. (2013). Manajemen
International Group for Lean Construction, Konstruksi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Helsingor, 2004. Yogaswara, R. D., 2019. Artificial Intelligence Sebagai
Porter, M. E. Competitive Strategy: Techniques for Penggerak Industri 4.0 dan Tantangannya
Analyzing Industries and Competitors. New Bagi Sektor Pemerintah dan Swasta. Jurnal
York: Free Press, 1980. (Republished with a new MasyarakatTelematika dan Informasi, Volume 10,
introduction, 1998.) pp. 67-72.
P. Pakkala, “Innovative Project Delivery Methods for
Infrastructure an International Perspective,”
Finnish Road Enterprise, Helsinki, 2002
Runeson, Goran. The role of theory in construction
management research: comment. Construction
Management and Economics Volume 15, 1997 -
Issue 3. 2010
Soekiman, K.S. Pribadi, B.W. soemard, R.D,
Wirahadikusumah (2011), “Factors Relating
to Labor Productivity Affecting the Project
Schedule Performance in Indonesia”, The Twelfth
East Asia-Pacific Conference on Structural
Engineering and Construction.
Thipparat, 2011, “Evaluation of Construction Green
Supply Chain Management, International
Conference on Innovation”, Management and
Service IPEDR vol.14(2011) © (2011) IACSIT Press,
Singapore.
Tucker, S. N., Mohamed, S., Johnston, D. R., McFallan,
S. L., & Hampson, K. D. (2001). Building and
Construction Industries Supply Chain Project.
Brisbane: Queensland University of Technology.
Vannholt, M. t., 2019. Bootup AI. [Online]Available at:
https://bootup.ai/blog/artificial-intelligence-
adalah/ [Accessed 13 August 2020].

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 791


11
Sistem Informasi
Jasa Konstruksi
Terintegrasi
11.1
SISTEM INFORMASI JASA
KONSTRUKSI TERINTEGRASI
MENUJU SATU DATA
KONSTRUKSI INDONESIA
MELALUI KONSEP BERBAGI
DATA MEMANFAATKAN
APPLICATION PROGRAMMING
INTERFACE (API)
Nazib Faizal
Kepala Pusat Data dan Teknologi informasi, Kementerian PUPR

Dimas Sigit Dewandaru


Pejabat Fungsional Pranata Komputer Ahli Muda

Arief Ardhian Nugroho


Pejabat Fungsional Pranata Komputer Ahli Muda

Tri Berkah
Kepala Bagian Hukum, Informasi Jasa Konstruksi, dan Komunikasi Publik,
Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian PUPR

Fauzan
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda

Indah Fitra Ramdani


Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda

794 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


PENDAHULUAN Di sektor konstruksipun, data menjadi bagian
penting dalam siklus manajemen sebuah proyek
Teknologi informasi kini telah menjadi bagian dari mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan,
kebutuhan manusia. Berbagai kemudahan dapat hingga evaluasi. Namun demikian, saat ini
diperoleh melalui adopsi teknologi informasi ketersediaan data konstruksi yang dapat diakses
dari meningkatkan efisiensi dan efektifitas secara mudah dan lengkap masih menjadi isu
pekerjaan (waktu dan biaya) hingga kemudahan tersendiri. Hal ini disebabkan, masih tersebarnya
dalam memperoleh informasi. Masyarakat- data dimaksud di berbagai institusi pemilik
pun semakin kritis atas layanan yang tersedia data, sehingga menyulitkan pengguna untuk
termasuk di sektor publik. Oleh karena itu, mendapatkan data yang komprehensif. Isu
percepatan transformasi digital sudah menjadi lainnya yang muncul adalah duplikasi data dimana
hal yang tak terelakkan guna dapat mewujudkan aplikasi/sistem dari institusi pemilik data yang
pemerintahan yang responsif di lingkungan yang berbeda dapat menyajikan jenis data yang sama.
terus berubah dengan cepat sebagai dampak Dan tidak tertutup kemungkinan aplikasi/sistem
dari disrupsi teknologi digital. Dalam hal ini, data yang berbeda tersebut juga menggunakan
menjadi sumber utama dalam value-creation, referensi kode acuan yang berbeda yang dapat
bahkan data telah menjadi komoditi baru (new menyebabkan inkonsistensi data. Isu-isu
oil) yang dinilai lebih berharga dari minyak di era tersebut tentunya akan sangat memakan biaya
masyarakat digital saat ini. Dan memiliki data dan waktu dan dengan keterbatasan sumber
yang valid dan mutakhir akan menjadi salah satu daya yang ada tentunya akan semakin sulit
kunci sukses pembangunan. untuk dapat mewujudkan pelayanan publik

Gambar 11.1.1. Transformasi Digital


Sumber : Pusdatin, Diolah dari Berbagai Sumber

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 795


yang responsif. Oleh karena itu, membangun tingkat pusat untuk PUPR dalam hal ini adalah
suatu ekosistem terintegrasi sudah menjadi Pusat Data dan Teknologi Informasi memiliki
keniscayaan untuk dapat menjadi solusi atas tugas diantaranya mengumpulkan, memeriksa
isu-isu sebagaimana disebutkan. Pembangunan kesesuaian data, dan mengelola data yang
ekosistem terintegrasi pun semakin diperkuat disampaikan oleh Produsen Data sesuai dengan
dengan terbitnya Peraturan presiden nomor 39 prinsip Satu Data Indonesia. Selain itu wali data
tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia. memiliki tugas untuk menyebarluaskan data,
Metadata, Kode Referensi, dan Data Induk di portal
Satu Data Indonesia seperti yang tertuang Satu Data Indonesia.
pada Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2019
adalah kebijakan tata kelola data pemerintah Direktorat Jenderal Bina Konstruksi bersama
untuk menghasilkan data yang akurat, mutakhir, dengan Unit Organisasi lainnya di Kementerian
terpadu, dan dapat dipertanggungjawabkan, PUPR memiliki peran sebagai produsen data dimana
serta mudah diakses dan dibagi pakaikan tugasnya antara lain menghasilkan data dengan
antar instansi pusat dan instansi daerah menerapkan prinsip Satu Data Indonesia yang
melalui pemenuhan standar Data, metadata, sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing.
interoperabilitas data, dan menggunakan kode Dengan adanya Satu Data Indonesia diharapkan
referensi dan data induk. Dalam pelaksanaannya dapat mewujudkan ketersediaan data yang akurat,
Satu Data Indonesia dilaksanakan oleh Dewan mutakhir, terpadu, dapat dipertanggungjawabkan,
Pengarah, Pembina Data, Walidata, dan serta mudah diakses dan dibagi pakaikan sebagai
Produsen Data. Dalam pelaksanaannya, Dewan dasar perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan
Pengarah memiliki tugas diantaranya adalah pengendalian pembangunan.
mengoordinasikan dan menetapkan kebijakan
terkait Satu Data Indonesia dan melakukan DATA KONSTRUKSI DI INDONESIA
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan Satu
Data Indonesia. Pembina data memiliki tugas Sektor konstruksi merupakan salah satu industri
diantaranya menetapkan Standar Data dan dengan tingkat kompleksitas tinggi dengan
metadata baku yang berlaku lintas Instansi Pusat berbagai siklus, sumber daya serta stakeholders
dan/atau Instansi Daerah. Saat ini yang menjadi yang terlibat didalamnya. Dan dengan semakin
Pembina Data di tingkat nasional adalah : massivenya adopsi teknologi digital dapat
1. Badan Informasi Geospasial, selaku pembina dibayangkan seberapa besar jumlah data yang
data geospasial; dihasilkan setiap detiknya. Oleh karena itu,
2. Badan Pusat Statistik, selaku pembina data kemampuan suatu organisasi dalam penanganan
statistik; data (data handling) guna menciptakan nilai (value
3. Kementerian Keuangan, selaku pembina data creation) maupun nilai tambah (value added) akan
keuangan nasional. menjadi competitive advantage bagi organisasi itu
sendiri.
Peran Kementerian PUPR dalam pelaksanaan
Satu Data Indonesia adalah sebagai wali data Luasnya lingkup pekerjaan serta stakeholder
tingkat pusat dan produsen data. Walidata yang terlibat dalam sektor konstruksi juga dapat

796 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Sistem Informasi Jasa Konstruksi Terintegrasi

terlihat dari berbagai macam data konstruksi 79 tabel yang terkait dengan sektor konstruksi
yang di publish oleh berbagai organisasi. Sebagai di Indonesia dan sembilan tabel terkait data
contoh, Buku Konstruksi Dalam Angka 2000 konstruksi internasional. Data yang ditampilkan
yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) beragam mulai dari data Ketenagakerjaan,
mengelompokkan bidang pekerjaan konstruksi Indeks Konstruksi, Nilai Konstruksi, Nilai Bahan
menjadi tiga, yaitu konstruksi bangunan gedung, Bangunan, Konstruksi menurut jenisnya, Produk
konstruksi bangunan sipil dan konstruksi Domestik Regional Bruto (PDRB) Konstruksi,
khusus. Dimana masing-masing bidang Indeks Tendensi Bisnis Konstruksi, Indeks Harga
pekerjaan tersebut memiliki data dan informasi Bahan Bangunan, Indeks Kemahalan Konstruksi,
spesifik masing-masing. Namun demikian, data dan data lainnya yang berkaitan dengan sektor
bidang konstruksi tidak hanya menyangkut konstruksi. Beberapa tabel menyajikan data pada
bidang pekerjaan diatas. Masih banyak jenis data tingkat provinsi, sementara data internasional
konstruksi lainnya. Misalnya BPS dalam Buku disajikan untuk menunjukkan perbandingan
Konstruksi Dalam Angka 2000 menampilkan antar wilayah dan antar negara.

Gambar 11.1.2. Rekapitulasi Statistik Konstruksi 2018 - 2019


Sumber : BPS

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 797


Contoh data bidang konstruksi lainnya adalah mitigation seperti pada suatu proyek konstruksi,
yang dikeluarkan oleh LPJK terkait dengan data yang komprehensive dapat memperkecil
sertifikasi badan usaha dan tenaga ahli/terampil resiko kegagalan proyek konstruksi melalui
bidang konstruksi. Tentu saja masih banyak implementasi early warning system yang juga
institusi resmi maupun lembaga independen, tidak terlepas dari ketersediaan data yang handal
atau hasil penelitian akademisi yang semakin yang kemudian diproses melalui mekanisme
memperkaya data konstruksi di Indonesia. machine learning.
Misalnya portal open data Pemerintah Provinsi
DKI Jakarta yang juga mengeluarkan data nilai Di sektor pemerintahan, Direktorat Jenderal
konstruksi, balas jasa karyawan konstruksi dan Bina Konstuksi, Kementerian PUPR merupakan
pendapatan perusahaan konstruksi di wilayah salah satu dari data owner di bidang konstruksi.
Jakarta. Website katadata.co.id yang dikelola Direktorat Jenderal Bina Konstruksi berperan
oleh perusahaan pengelolaan data juga sering dalam perumusan dan pelaksanaan kebijakan
mempublikasikan hasil penelitian mereka di bidang pembinaan penyelenggaraan,
terhadap data-data konstruksi yang diambil dari kelembagaan, dan sumber daya jasa konstruksi
berbagai sumber. sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan
Menteri PUPR Nomor 13 Tahun 2020 tentang
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
banyaknya jenis data yang dihasilkan di sektor Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Untuk
konstruksi tentunya dapat menjadi competitive dapat menjalankan peran tersebut, memiliki
advantage bagi organisasi terkait, jika organisasi data yang reliable dan akuntanbel akan menjadi
dimaksud dapat menghasilkan value creation critical point, dimana data digunakan sebagai
maupun value added dari data yang dimiliki. Dan basis dalam proses pembuatan keputusan yang
tentunya untuk memperoleh point of view yang tentunya juga dibantu dengan pengadopsian
lebih komprehensive, integrasi data menjadi hal solusi teknologi digital sesuai dengan kebutuhan
yang tak-terelakkan lagi. Dengan terintegrasinya organisasi.
data dapat memberikan kemampuan bagi
suatu organisasi khususnya di level manajerial TEKNOLOGI API UNTUK INTEGRASI/
untuk melihat kondisi dilapangan dari berbagai BERBAGI DATA
sudut pandang sehingga proses pembuatan
keputusan/kebijakan dapat lebih komprehensive Sebagaimana telah disebutkan bahwa pola
dan tepat sasaran. Sebagai contoh, dengan kepemilikan data konstruksi yang multiowner
semakin kayanya data yang dimiliki melalui menyebabkan persebaran data menjadi
proses integrasi, dapat digunakan untuk melihat sangat majemuk dan luas dan variasi atas data
trendline yang kemudian dapat dianalisis lebih yang ada juga menyebabkan isu-isu seperti
lanjut untuk memprediksi perkembangan duplikasi dan inkonsistensi data. Tentunya hal-
konstruksi di masa depan. Kemampuan melihat hal tersebut akan sangat memakan resources
kondisi di lapangan melalui realtime data juga (waktu, biaya, dan tenaga) khususnya terkait
akan sangat membantu guna optimalisasi proses pengambilan keputusan. Sedangkan
sumber daya yang ada. Dan dalam hal risk pemerintah semakin dituntut untuk semakin

798 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Sistem Informasi Jasa Konstruksi Terintegrasi

responsif dalam melayani publik, dimana Teknologi API juga memudahkan dan
pelayanan bukan hanya melayani, tapi diperlukan mempercepat proses pengembangan aplikasi
kecepatan dan ketepatan. Pilihan menempatkan dimana fungsi yang sudah ada pada aplikasi
data konstruksi di suatu tempat juga tidaklah tertentu dapat digunakan kembali oleh aplikasi
mudah karena membutuhkan sumber daya lainnya. Hal ini tentunya akan meningkatkan
dan sumber dana yang besar. Oleh karena itu, produktivitas serta meningkatkan efisiensi
opsi yang paling feasible untuk dilakukan guna terkait biaya dan waktu dengan mendukung
mewujudkan kecepatan dan ketepatan tersebut proses kolaborasi.
adalah melalui proses integrasi data.
Konsep manajemen API yang dilakukan di
Teknologi API (Application Programming Kementerian PUPR menggabungkan API baik
Interface) dalam hal ini dapat menjadi salah satu dari aplikasi internal dan aplikasi eksternal (di
solusi untuk mewujudkan integrasi data dari luar Kementerian PUPR). Data yang didapatkan
berbagai aplikasi yang tentunya disesuaikan dikumpulkan di Cloud Based Data Center. Salah
dengan kebutuhan organisasi. Dalam hal satu contoh aplikasi yang menerapkan konsep
ini API berperan sebagai perantara yang tersebut adalah Sistem Informasi Tanggap
menghubungkan antara aplikasi satu dengan Bencana (SITABA). SITABA mengambil API dari
aplikasi lainnya melalui izin akses baik ke Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG), Badan
sistem, aplikasi, atau basis data dari pemilik data Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan
konstruksi tertentu. Badan Informasi Geospasial (BIG).

Gambar 11.1.3. Ilustrasi API


Sumber : https://qatestlab.com/

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 799


Gambar 11.1.4. Manajemen API Kementerian PUPR
Sumber : Pusdatin, 2021

Dengan adanya integrasi data, khususnya data PUPR merupakan salah satu dari data owner
konstruksi yang dalam hal ini dilakukan melalui di bidang konstruksi. Dengan kondisi belum
teknologi API diharapkan dapat: terintegrasinya data konstruksi saat ini, tentunya
1. Memberikan informasi tunggal dengan benar akan menjadi tantangan tersendiri, khususnya
dan mudah untuk diakses sebagai informasi dalam hal pembuatan keputusan strategis dimana
2. Menghilangkan proses pengumpulan dan selanjutnya akan digunakan dalam perumusan
pelaporan data intensif secara manual dan pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan
3. Memberikan informasi yang relevan, akurat penyelenggaraan, kelembagaan, dan sumber
dan tepat waktu daya jasa konstruksi. Percepatan transformasi
4. Meningkatkan produksi atau pembuatan digital di Direktorat Jenderal Bina Konstruksi saat
laporan dengan cepat ini secara gencar dilakukan, khususnya untuk
5. Meningkatkan proses pengambilan keputusan dapat menyediakan data dan informasi yang
akurat dan terintegrasi dalam penyelenggaraan
KONSEP PENGEMBANGAN SIJK Jasa Konstruksi melalui pengembangan SIJK
TERINTEGRASI MENUJU SATU DATA Terintegrasi. Pengembangan SIJK Terintegrasi
KONSTRUKSI juga telah diamanatkan dalam Undang-undang
Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
Sebagaimana disebutkan sebelumnya bahwa sebagaimana telah diubah dalam Undang-undang
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.

800 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Sistem Informasi Jasa Konstruksi Terintegrasi

Secara konsep, SIJK Terintegrasi dikembangkan suatu organisasi untuk dapat melakukan proses
untuk mendukung pemrosesan analitik (OLAP, pengolahan dan analisis data secara lebih
Online Analytical Processing) atas data konstruksi mendalam guna menemukan sudut pandang baru
yang berasal dari berbagai sumber guna yang tidak bisa didapatkan ketika suatu aplikasi
memberikan informasi yang lebih komprehensive berdiri sendiri. Sedangkan aplikasi-aplikasi pada
sehingga keputusan/kebijakan yang diambil pemilik proses bisnis berperan sebagai sumber
dapat lebih tepat sasaran. Seperti disebutkan data pada level Online Transaction Processing
sebelumnya bahwa semakin kayanya data yang (OLTP).
dimiliki dapat memberikan kemampuan bagi

Gambar 11.1.5. Posisi SIJK Terintegrasi terhadap Aplikasi pada Unit Kerja

Gambar 11.1.6. Karakteristik OLAP VS OLTP

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 801


Sistem Informasi Jasa Konstruksi (SIJK) Integrasi level data yang di-implementasikan
Terintegrasi mengintegrasikan data konstruksi pada pengembangan SIJK Terintegrasi
pada setiap aplikasi / sistem informasi di merupakan mekanisme integrasi dengan
Direktorat Jenderal Bina Kontruksi serta aplikasi metode akses secara langsung ke database
stakeholders terkait lainnya. Proses integrasi aplikasi/sistem informasi terkait yang kemudian
dimaksud dilakukan sebagaimana berikut: dikumpulkan ke suatu gudang data (data
1. Proses integrasi dilakukan di level data bukan warehouse). Melalui layanan ETL pada data
di level aplikasi. Sehingga, pengelolaan dan warehouse (Extract, Transform, and Load), data
operasionalisasi dari aplikasi tetap berjalan konstruksi dari berbagai sumber data akan
di setiap pemilik proses bisnis. melalui proses data cleansing sesuai dengan
2. Pertukaran data kemudian difasilitasi format yang telah ditentukan. Setelah itu, data
menggunakan API (Application Programming dimaksud akan menjadi sumber data yang
Interface). siap disajikan baik ke dalam bentuk laporan,

Gambar 11.1.7. Skema Integrasi Data pada SIJK Terintegrasi


Sumber : DJBK

802 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Sistem Informasi Jasa Konstruksi Terintegrasi

analitik, ataupun dashboard dengan menggunakan business intelligence tools guna mendukung proses
pengembangan keputusan/kebijakan di level pimpinan.

Last Updated
10/1/2021 9:07:08 PM

Gambar 11.1.8. Dashboard SIJK Terintegrasi


Sumber : DJBK

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 803


Gambar 11.1.9. Dashboard SIJK Terintegrasi
Sumber : DJBK

804 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Sistem Informasi Jasa Konstruksi Terintegrasi

Dan sejalan dengan rencana Pemerintah menjadi satu data acuan pemerintah dalam
untuk mewujudkan satu data Indonesia, saat pembuatan kebijakan publik yang tepat sasaran.
ini, pengembangan Pusat Data Nasional juga Disamping itu, keberadaan Pusat Data Nasional
sedang berjalan. Pusat data ini rencananya juga diharapkan dapat menjamin terpenuhinya
akan menyatukan ± 2.700 data center guna kebutuhan publik terhadap informasi.

Gambar 11.1.10. Konsep Berbagi data Konstruksi


Sumber : Pusdatin, 2021

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 805


PENUTUP

Teknologi informasi telah mendisrupsi semua


sektor, termasuk sektor konstruksi. Setiap
organisasipun diharuskan untuk melakukan
percepatan proses transformasi digital baik
dalam hal metode, cara dan pola dalam
bekerja untuk tetap kompetitif. Massive-
nya pemanfaatan teknologi digital juga telah
menghasilkan data dengan volume yang sangat
besar. Namun demikian, semakin banyak sumber
data juga dapat menambah potensi terjadinya
inkonsistensi dan duplikasi data, bahkan akan
menjadi data yang tidak valid. Selain perkuatan
regulasi satu data, implementasi teknologi API
dapat menjadi salah satu solusi teknologi dalam
pengintegrasian data konstruksi yang berasal
dari berbagai sumber data. Dan yang tidak
kalah penting tentunya partisipasi aktif dari
seluruh stakeholders terkait juga akan sangat
menentukan keberhasilan dalam mewujudkan
satu data konstruksi dengan terus mendorong
inisiatif open-data yang salah satunya dilakukan
melalui mekanisme berbagi-pakai data.
Melalui satu data konstruksi diharapkan dapat
menyediakan data konstruksi yang handal,
relevan, akurat, dan tepat waktu, meningkatkan
efisiensi dan produktivitas kerja, serta
meningkatkan efektivitas hasil pengambilan
keputusan/kebijakan. Tantangan pengelolaan
data sektor konstruksi pun akan terus berlanjut
sejalan dengan pesatnya perkembangan
teknologi digital seperti bagaimana mendorong
implementasi advanced technology seperti
Big Data, Artificial Intelligence (AI) dan Machine Bendungan Jatiluhur,
Learning dalam mendukung pengerjaan proyek Purwakarta, Jawa Barat
konstruksi di Indonesia, termasuk dalam
pemanfaatan Building Information Modelling
(BIM).

806 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Sistem Informasi Jasa Konstruksi Terintegrasi

DAFTAR PUSTAKA

Haag, S., P. Keen. 1996. Information Technology


Tomorrow’s Advantage Today. McGraw-Hill.
William, B.K., Sawyer, S.C. 2003. Using Information
Technology A Practical Introduction to
Computers & Communications. McGraw-Hill.
Badan Pusat Statistik. 2020. Konstruksi Dalam Angka
2020. BPS RI. Jakarta.
QATestLab. 2017. API (Application Programming
Interface). QATestLab (https://qatestlab.com/
resources/knowledge-center/application-
programming-interface/ diakses 23 September
2021)
Rig Brisse. 2020. How Big Data is Transforming The
Construction Industry. Assignar. (https://www.
assignar.com/au/construction/how-big-data-is-
transforming-the-construction-industry-part-2/
, diakses 24 September 2021)
Xizhe Li, Jiaye Yu. 2020. Research on Safety
Management of Construction Engineering
Personnel under Big Data + AI. Open Journal
of Business & Management. (https://www.
researchgate.net/figure/Big-data-system-
a r c h i t e c t u r e - o f- s a fe t y - m a n a g e m e n t -
fo r- co n structio n -wo rke rs - b as e d - o n - A I_
fig3_340558665, diakses 24 September 2021)

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 807


11.2
REGISTRASI PENGALAMAN
PELAKU USAHA DALAM
RANGKA MENINGKATKAN
KEMAMPUAN DAN
KAPASITAS USAHA JASA
KONSTRUKSI NASIONAL
Dewi Chomistriana
Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian PUPR

Suwanto
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Madya

Dhany Saputra Bangun


Penelaah Kebijakan Bagian Perencanaan, Program, dan Keuangan,
Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Konstruksi,
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian PUPR

PENDAHULUAN

Pembangunan infrastruktur saat ini masih menjadi salah satu prioritas


nasional yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo dalam Visi Indonesia
2045, dokumen RPJPN 2005-2025 dan dokumen RPJMN 2020-2024. Arahan
utama presiden terkait pembangunan infrastruktur nasional yaitu melanjutkan
pembangunan infrastruktur untuk menghubungkan kawasan produksi dengan
kawasan distribusi, mempermudah akses ke kawasan wisata, mendongkrak
lapangan kerja baru, dan mempercepat peningkatan nilai tambah perekonomian
rakyat. Hal tersebut menunjukkan bahwa kedudukan pembangunan infrastruktur
sangat strategis untuk mendukung pelayanan dasar, pengembangan ekonomi,

808 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


pengembangan perkotaan, penyediaan energi Kementerian PUPR telah dialokasikan anggaran
dan kelistrikan, serta pengembangan teknologi pada DIPA Awal TA 2021 sebesar Rp149,8 trilliun
informasi dan komunikasi untuk transformasi atau 36% dari anggaran nasional, dan menjadi
digital. Pembangunan infrastruktur diharapkan kementerian dengan anggaran terbesar. Sesuai
dapat menjadi pondasi dalam meningkatkan dengan arahan pembangunan 2020-2024,
daya saing nasional. alokasi anggaran Kementerian PUPR digunakan
untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur
Salah satu tujuan penting dalam pembangunan pelayanan dasar, pengembangan ekonomi, dan
infrastruktur adalah untuk mengejar infrastuktur perkotaan. Kementerian PUPR
ketertinggalan Indonesia dalam persaingan melaksanakan pembangunan infrastruktur
global. Dalam “World Competitiveness Yearbook bersifat strategis atau merupakan prioritas
2020”, Indonesia masih berada pada peringkat nasional sebanyak 24 major project dari total 41
ke-40 dari 134 negara yang dinilai. Salah satu major project Proyek Strategis Nasional (PSN),
komponen yang menjadi ketertinggalan kita seperti PLBN, pembangunan Kawasan Strategis
adalah ketersediaan infrastruktur yang memadai Pariwisata Nasional (KSPN), pembangunan
dimana saat ini, daya saing infrastruktur Ibu Kota Negara (IKN), pembangunan dalam
Indonesia hanya berada pada peringkat 55 rangka Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dan
atau masih berada di bawah Ukraina, Brazil, lain sebagainya. Selain itu, Kementerian PUPR
Argentina, Kazakhstan, dan Bulgaria. Dukungan juga menjalankan tugas direktif atau instruksi
infrastruktur juga merupakan faktor penting langsung dari Presiden untuk pembangunan
dalam upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi. sarana dan prasarana yang sifatnya penting
Tanpa dukungan infrastruktur yang memadai, dan mendesak, seperti pembangunan rumah
perekonomian akan menjadi cepat “panas”
(overheated), karena respon dari sisi pasokan
(supply) terhadap permintaan (demand) menjadi
terhambat. Untuk mencapai Indonesia Emas
2045, Indonesia perlu menjalankan pembangunan
infrastruktur yang adil dan terintegrasi. Indonesia
menargetkan peningkatan saham infrastruktur
menjadi 70 persen PDB pada 2045. Dengan Anggaran Pemerintah untuk
begitu, biaya logistik pada 2045 dapat ditekan pembangunan infrastruktur
menjadi 8 persen dari PDB. Untuk rencana jangka
menengah, pembangunan infrastruktur akan tahun 2021 mencapai Rp417,4
difokuskan pada integrasi infrastruktur dengan triliun, untuk Kementerian PUPR
sektor ekonomi dan peningkatan pembangunan telah dialokasikan anggaran
daerah (Bappenas, 2019).
pada DIPA Awal TA 2021 sebesar
Anggaran Pemerintah untuk pembangunan Rp149,8 trilliun atau 36% dari
infrastruktur tahun 2021 mencapai Rp417,4 anggaran nasional.
triliun (sumber: Kemenkeu, 2021), dimana untuk

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 809


Gambar 11.2.1. Pembangunan Infrastruktur Nasional (RPJMN 2020-2024)

sakit dalam rangka penanganan COVID-19, infrastruktur nasional dan menjadi salah satu
pembangunan sarana dan prasarana pendidikan, penggerak perekonomian terutama dalam
sarana olahraga, dan pasar. kondisi pandemi COVID-19 yang sedang melanda
Indonesia.
Pembangunan infrastruktur yang masif dilakukan
oleh pemerintah telah mampu mendorong sektor Tantangan dan tugas pembangunan infrastruktur
konstruksi menjadi salah satu sektor terbesar yang sangat besar, tentunya memberikan
penyumbang perekonomian nasional. Kontribusi konsekuensi tingginya tugas pelaksanaan
sektor konstruksi terhadap PDB Nasional dalam pemilihan barang dan jasa di Kementerian
10 tahun terakhir pada kisaran 10% atau urutan PUPR. Saat ini pelaksanaan pemilihan dilakukan
keempat setelah (1) industri pengolahan, (2) oleh Unit Kerja Pengadaan Barang dan Jasa
perdagangan besar dan eceran, dan (3) pertanian, (UKPBJ) di tingkat pusat dan Unit Pelaksana
kehutanan, dan perikanan (sumber: BPS, 2021). Teknis Pengadaan Barang dan Jasa (UPTPBJ) di
Hal ini menjadi kesempatan bagi para pelaku tingkat provinsi. Besarnya tantangan dan tugas
usaha jasa konstruksi Indonesia untuk dapat tidak diiringi dengan ketersediaan sumber daya
menjadi pemain utama dalam pembangunan pengelola PBJ berimplikasi pada keterlambatan

810 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Sistem Informasi Jasa Konstruksi Terintegrasi

proses pengadaan. Saat ini, rata-rata durasi sebagai amanat Undang-undang Jasa Konstruksi
pelaksanaan pemilihan pengadaan barang dan serta Undang-undang Cipta Kerja terkait
jasa konstruksi untuk pekerjaan konstruksi pencatatan pengalaman BUJK dan pengalaman
selama 60 hari dengan waktu ideal 45 hari profesional tenaga kerja konstruksi menjadi
dan durasi untuk pekerjaan jasa konsultansi dasar dibutuhkannya pengembangan sistem
selama 86 hari dari waktu ideal 75 hari. Solusi untuk meningkatkan efisiensi, transparansi,
penambahan sumber daya manusia bukan dan akuntabilitas pengadaan barang dan jasa
merupakan suatu alternatif solusi yang dapat sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan
diambil saat ini, karena pembatasan jumlah kemampuan dan kapasitas usaha jasa konstruksi
penerimaan ASN setiap tahunnya. Untuk itu nasional.
terobosan dan inovasi baru dalam proses
pengadaan barang dan jasa menjadi suatu REGISTRASI PENGALAMAN PELAKU
keniscayaan. USAHA JASA KONSTRUKSI

Undang-undang Jasa Konstruksi telah Salah satu tujuan dari pelaksanaan pengadaan
mengamanahkan kepada pemerintah untuk barang dan jasa adalah untuk menghasilkan
melakukan pembinaan terhada sektor konstruksi barang dan jasa yang tepat dari setiap uang
nasional salah satunya terhadap pelaku usaha yang dibelanjakan (value for money). Ketepatan
jasa konstruksi. Dalam UU Jasa Konstruksi tersebut diukur dari aspek kualitas barang dan
menyebutkan bahwa setiap BUJK dan tenaga jasa, ketepatan perhitungan jumlah atau volume,
kerja harus melakukan pencatatan pengalaman waktu penyerahan, biaya, lokasi pekerjaan, dan
kepada Menteri PUPR (cq: Direktorat Jenderal kualitas penyedia jasa. Guna mewujudkan tujuan
Bina Konstruksi-Lembaga Pengembangan Jasa tersebut, maka salah satu kebijakan PBJ adalah
Konstruksi atau LPJK). Kewajiban pencatatan melaksanakan pengadaan barang dan jasa
pengalaman tersebut diperkuat dengan amanat yang lebih transparan, terbuka, dan kompetitif.
Undang-undang No. 11 tahun 2020 tentang Cipta Kualitas penyedia jasa menjadi faktor kunci
Kerja. Hal ini merupakan salah satu bentuk keberhasilan pengadaan barang dan jasa, dimana
pembinaan yang dilakukan terhadap pelaku usaha hanya penyedia yang memenuhi kualifikasi
jasa konstruksi untuk memastikan tercapainya sesuai persyaratan yang dapat melaksanakan
salah satu tujuan penyelenggaraan jasa kontrak. Kualitas penyedia jasa baik Badan
konstruksi yaitu memberikan arah pertumbuhan Usaha Jasa Konstruksi (BUJK) maupun Tenaga
dan perkembangan Jasa Konstruksi untuk Kerja Konstruksi (TKK), khususnya tenaga ahli
mewujudkan struktur usaha yang kukuh, andal, profesional, sangat bergantung pada perhitungan
berdaya saing tinggi, dan hasil Jasa Konstruksi kinerja penyedia jasa. Salah satu indikator kinerja
yang berkualitas. penyedia jasa adalah pengalaman usaha ataupun
pengalaman professional.
Kebutuhan akan inovasi dalam pelaksanaan
pengadaan barang dan jasa dan adanya Setiap paket pekerjaan yang ditenderkan, selalu
kewajiban pencatatan pengalaman usaha dan mensyaratkan pengalaman usaha/pengalaman
profesi dalam Sistem Informasi Jasa Konstruksi profesional sebagai bagian pokok dari

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 811


persyaratan teknis yang harus dipenuhi dalam akhirnya menimbulkan risiko terjadinya sanggah,
dokumen penawaran dan menjadi bahan bagi sanggah banding dan pengaduan yang dapat
Pokja untuk melakukan evaluasi. Proses evaluasi membatalkan tender/seleksi yang dilaksanakan.
pengalaman penyedia jasa sejauh ini dilakukan Permasalahan kedua yang menyebabkan tiga
oleh Pokja secara manual dengan melihat prinsip utama sulit dicapai adalah saat ini belum
satu per satu dokumen portofolio pengalaman ada pengaturan yang mewajibkan BUJK dan TKK
yang diunggah oleh penyedia kedalam SPSE. untuk melakukan pencatatan pengalaman melalui
Dampaknya, waktu yang dibutuhkan oleh platform digital. Seluruh proses inputing data
Pokja untuk melakukan evaluasi menjadi pengalaman masih dilaksanakan secara manual,
semakin lama dan akurasi data pengalaman dan tidak terhimpun dalam satu database yang
yang disampaikan belum sepenuhnya dapat baik. Kondisi tersebut mengakibatkan terjadinya
dipertanggungjawabkan karena inkonsistensi manipulasi terhadap data yang disampaikan
data. karena tidak ada transparansi data pengalaman
yang dapat diakses oleh masyarakat secara luas.
Terdapat 7 (tujuh) prinsip dasar yang harus Permasalahan ketiga yang menyebabkan tiga
ada dalam pelaksanaan PBJ, yaitu efisien, prinsip utama sulit dicapai adalah saat ini
efektif, transparan, terbuka, bersaing, adil/tidak belum tersedia basis data pengalaman BUJK
diskriminatif, dan akuntabel. Prinsip efisien, dan TKK secara elektronik yang up-to-date
transparan dan akuntabilitas merupakan tiga dan terhimpun dalam suatu platform digital.
prinsip utama yang sering kali sulit dicapai Kondisi ini berpotensi mengakibatkan terjadinya
karena beberapa hal seperti tidak terdapatnya inkonsistensi data, yang berujung pada
standar kinerja BUJK, tidak adanya pencatatan rendahnya akuntabilitas proses tender/seleksi
pengalaman BUJK dan TKK secara digital, tidak oleh Pokja pemilihan. Hal ini menjadi sangat
adanya database elektronik pengalaman BUJK penting karena kualitas data berperan penting
dan TKK, serta belum terintegrasinya sistem dan krusial dalam menentukan kualitas produk/
informasi jasa konstruksi. output PBJ yang dihasilkan, dan pada akhirnya
akan menentukan kualitas penyedia jasa yang
Permasalahan pertama yang menyebabkan melaksanakan pembangunan infrastruktur.
tiga prinsip utama sulit dicapai adalah tidak
terdapatnya standar kinerja BUJK, sehingga Permasalahan keempat yang menyebabkan
setiap pelaksanaan tender/seleksi dilakukan tiga prinsip utama sulit dicapai adalah belum
penilaian terhadap kualifikasi BUJK yang tersedia dalam database yang baik dan tidak
seringkali memberikan hasil evaluasi yang terhimpun dalam satu sistem informasi yang
berbeda-beda antara satu Pokja dengan Pokja terintegrasi. Inkonsistensi data untuk indikator
lainnya, bahkan pada paket kegiatan yang sejenis yang sama seringkali berbeda pada satu sistem
dengan karakteristik lokasi pelaksanaan dan dengan sistem lainnya, seperti berbedanya data
nilai paket yang sama. Hal ini tentu saja selain pengalaman yang digunakan dalam mengurus
mengakibatkan waktu evaluasi yang menjadi persyaratan SBU dan evaluasi pada proses
tidak efisien, tingkat akuntabilitas dari evaluasi tender/seleksi. Hal itu disebabkan karena
yang dilaksanakan menjadi rendah, yang pada belum terintegrasinya sistem informasi yang

812 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Sistem Informasi Jasa Konstruksi Terintegrasi

sebenarnya saling berkaitan, contohnya antar LPJK), e-KTP (Dukcapil Kemendagri), SPSE
sistem informasi dengan basis informasi dan (LKPP), e-Monitoring (PUPR), dan data pajak
basis data yang sama yaitu terkait pengalaman (DJP Kemenkeu). Sistem ini sebagai upaya
BUJK dan TKK. mendorong transparansi data, akuntabilitas
dan profesionalisme pengalaman Badan Usaha
Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan dan Profesional melalui keterbukaan informasi
yang muncul dalam pemilihan barang dan jasa di dan kemudahan akses terhadap data/dokumen
atas, perlu dikembangkan sebuah sistem yang pengalaman dan kinerja penyedia jasa. Sistem ini
berbasis digital yang mampu mencatat semua dibuat untuk menjawab tantangan keterbatasan
pengalaman pekerjaan konstruksi ataupun SDM dan menjawab tuntutan kecepatan waktu
tenaga ahli, sehingga proses pemilihan yang dalam proses pemilihan tender/seleksi penyedia
dilakukan oleh pokja pemilihan dapat lebih jasa konstruksi di PUPR. Penyedia jasa yang telah
efisien, transparan dan akuntabilitas. Untuk menginput data pengalamannya pada SIMPAN
itu Kementerian PUPR telah meluncurkan kedepan tidak perlu lagi menyampaikan data
sebuah platform digital bernama SIMPAN pengalamannya setiap kali mengikuti tender/
(Sistem Informasi Manajemen Pengalaman), seleksi. Disamping itu melalui keterbukaan
yaitu sistem informasi yang menyimpan data informasi dan kemudahan akses terhadap data
pengalaman badan usaha dan tenaga ahli pengalaman dan kinerja penyedia jasa, tentunya
konstruksi yang telah diintegrasikan dengan juga akan semakin mendorong peningkatan
Sistem Informasi Konstruksi Indonesia (SIKI- profesionalitas seluruh pihak yang terlibat dalam

Gambar 11.2.2. Analisis Permasalahan, Inovasi, dan Outcome yang akan dicapai

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 813


Gambar 11.2.3. Platform Digital SIMPAN (Sistem Informasi Manajemen Pengalaman)

proses pengadaan barang/jasa. Hal ini juga akan Undang-undang Jasa Konstruksi Pasal 83 Ayat
sangat bermanfaat guna meminimalisir peluang (3) mewajibkan kepada seluruh pengguna jasa
terjadinya penyimpangan. maupun penyedia jasa yang terkait dengan
Jasa Konstruksi harus memberikan data dan
Pengembangan sistem ini berawal dari amanah informasi dalam rangka tugas pembinaan dan
UU Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi layanan dalam Sistem Informasi Jasa Konstruksi
Pasal 83 bahwa pemerintah harus menyediakan Terintegrasi. Dalam hal penyampaian data
data dan informasi yang akurat dan terintegrasi pengalaman dalam SIMPAN, PP Nomor 14
dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi. Dalam Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan
menjalankan amanah tersebut, Direktorat Pelaksanaan UU 2/2017 Tentang Jasa Konstruksi
Jenderal Bina Konstruksi meluncurkan telah mengamanahkan kepada Badan Usaha Jasa
platform SIMPAN sebagai salah satu bagian dari Konstruksi untuk menyampaikan pengalaman
Sistem Informasi Jasa Konstruksi Terintegrasi pekerjaannya yang setidaknya memuat:
bersama dengan SIPASTI (Sistem Informasi HPS 1) Nama paket pekerjaan;
Terintegrasi), SIPBJ (Sistem Informasi PBJ), SIKI 2) Nama Pengguna Jasa;
(Sistem Informasi Konstruksi Indonesia) dan 3) Nama dan porsi pembagian modal bila
SIMPK (Sistem Informasi Materian dan Peralatan melakukan KSO;
Konstruksi). 4) Durasi dan tahun pelaksanaan pekerjaan;
5) Nilai pekerjaan;

814 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Sistem Informasi Jasa Konstruksi Terintegrasi

6) Berita acara serah terima pekerjaan; dan pengalaman dalam SIMPAN akan semakin baik,
7) Kinerja Penyedia Jasa tahunan. karena semua pelaku usaha harus memenuhi
Sementara itu untuk Tenaga Kerja Konstruksi syarat pengalaman yang dihimpun dalam
harus menyampaikan pengalaman pekerjaan SIMPAN untuk memenuhi persyaratan perizinan
yang setidaknya memuat: berusaha.
1) Jenis layanan professional yang diberikan;
2) Nilai Pekerjaan Konstruksi yang terkait PENILAIAN KINERJA PENYEDIA JASA
dengan hasil layanan professional; TAHUNAN BUJK
3) Durasi dan tahun pelaksanaan pekerjaan; dan
4) Nama Pengguna Jasa. Data pengalaman pekerjaan yang disampaikan
oleh penyedia jasa melalui SIMPAN masih
Keberhasilan penggunaan SIMPAN ini sangat merupakan data pengalaman yang menunjukkan
bergantung pada data pengalaman yang aspek kuantitatif dari sebuah pekerjaan.
dimasukkan oleh para penyedia jasa sektor Data ini belum mampu menggambarkan
jasa konstruksi. Semakin banyak badan bagaimana kualitas pekerjaan yang dilakukan
usaha atau tenaga kerja konstruksi yang oleh sebuah badan usaha dalam pelaksanaan
menyampaikan data pengalamannya pada proyek infrastruktur. Data kualitatif ini adalah
platform ini maka akan semakin mudah tugas sebuah ukuran kinerja yang dapat digunakan
pokja dalam melakukan evaluasi terhadap untuk mengukur kemampuan sebuah badan
kualifikasi peserta tender/seleksi sehingga usaha untuk dapat melaksanakan proyek
akan mempercepat proses pemilihan penyedia yang diharapkan oleh pengguna jasa. Untuk
jasa yang akan melaksanakan proyek. Namun itu perlu disusun sebuah laporan yang dapat
demikian keberhasilan dari SIMPAN sangat menggambarkan kinerja sebuah badan usaha
tergantung dari kesadaran para penyedia jasa yang juga merupakan bagian dari data yang
untuk menginputkan data pengalamanya. disampaikan di SIMPAN.

Kesadaran para penyedia jasa untuk Penilaian kinerja sebuah perusahaan dilakukan
menginputkan data pengalaman mereka secara tahunan dan merupakan bagian dari
sebagian besar dikarenakan rendahnya kualitas pengawasan rutin terhadap badan usaha yang
dokumentasi data pengalaman yang mereka bergerak di bidang jasa konstruksi. Penilaian
miliki. Namun demikian dengan terbitnya dilakukan terhadap semua badan usaha mulai
Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 dari perseorangan, BUJK Kualifikasi Kecil,
tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha menengah, besar hingga spesialis. Laporan
Berbasis Risiko, yang mewajibkan pelaksanaan kegiatan usaha ini disusun oleh penyedia
perizinan terhadap badan usaha dilaksanakan jasa yang merupakan bagian penting yang
dengan satu pintu melalui Sistem OSS (One Single harus dilaporkan di dalam SIMPAN. Data yang
Submission), dimana perizinan badan usaha akan dibutuhkan dalam penyusunan laporan kegiatan
mengambil data pengalaman pada SIMPAN yang usaha tahunan, sesuai dengan Peraturan
telah dikoneksikan melalui API. Dengan demikian, Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang
kedepan prospek penertiban dokumentasi data Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 815


Risiko adalah data usaha orang perseorangan 3) Kesesuaian Kualitas Hasil Pekerjaan Fisik
atau badan usaha dan data kewajiban pelaksanaan Terpasang dengan bobot 20%
berusaha untuk usaha perseorangan dan BUJK 4) Tingkat Keselamatan Kerja dengan bobot
Kualifikasi Kecil. Sementara itu untuk BUJK 16%, yang terdiri dari:
Kualifikasi menengah, besar dan spesialis harus a) Tingkat keselamatan kerja ringan (TKR)
menyampaikan data kepatuhan pelaksanaan b) Tingkat keselamatan kerja berat (TKB)
Perizinan Berusaha, kinerja manajemen 5) Keterlambatan Waktu Penyelesaian
perusahaan, dan kinerja proyek. Untuk laporan Pekerjaan Konstruksi dengan bobot 23%
kegiatan usaha oleh masing-masing badan
usaha harus dilengkapi dengan pemenuhan Kinerja manajemen Perusahaan terdiri dari:
standar keamanan, keselamatan, kesehatan 1) Aspek Kemampuan Keuangan dengan bobot
dan keberlanjutan, daftar penggunaan tenaga 30%, yang terdiri dari:
kerja konstruksi dan tenaga kerja konstruksi a) Pertumbuhan aset;
bersertifikat, dan/atau daftar penggunaan b) Rasio profitabilitas;
tenaga kerja asing. c) Rasio aktivitas;
d) Rasio likuiditas;
Untuk mendapatkan nilai kinerja sebuah e) Rasio solvabilitas; dan
perusahaan di bidang jasa konstruksi maka telah f) Rasio Arus Kas.
disusun indikator-indikator penilaian kinerja 2) Aspek Kesehatan Organisasi dengan bobot
sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan 70%, yang terdiri dari:
Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 6 Tahun a) Perkembangan organisasi :
2021 tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk • Penerapan prinsip tata kelola
Pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha perusahaan yang baik;
Berbasis Risiko Sektor Pekerjaan Umum Dan • Penerapan sistem manajemen mutu
Perumahan Rakyat. Pengukuran kinerja terdiri (SMM);
dari Kinerja Proyek dan Kinerja Manajemen • Jumlah sertifikat nasional dan/atau
Perusahaan. internasional yang masih berlaku; dan
Indikator penilaian terhadap kinerja proyek • Jumlah penghargaan keunggulan
adalah: perusahaan
1) Kesesuaian Tenaga Ahli Pelaksanaan b) Pemanfaatan teknologi :
Konstruksi dengan bobot 20%, yang terdiri • Rasio perangkat keras dan lunak; dan
dari: • Rasio kebaruan perangkat keras dan
a) Kesesuaian jumlah tenaga ahli (KTA) lunak < atau = 3 Tahun
b) Kesesuaian disiplin ilmu tenaga ahli (KDI) c) Perkembangan sumber daya manusia :
c) Kesesuaian pengalaman tenaga ahli (KPT) • Produktivitas sumber daya manusia;
d) Kesesuaian sertifikat kompetensi kerja • Pemberdayaan sumber daya manusia;
tenaga ahli (KSK) dan
2) Kesesuaian Peralatan Proyek di Lapangan • Kapasitas perusahaan dengan
dengan bobot 21% memperhatikan jumlah tenaga ahli
tetap.

816 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Sistem Informasi Jasa Konstruksi Terintegrasi

Semua indikator penilaian tersebut akan dihitung Penilaian terhadap kinerja para penyedia jasa
oleh masing-masing badan usaha dengan kriteria konstruksi ini akan dilakukan oleh Pejabat
penilaian sesuai dengan Tabel 11.2.1. Pembuat Komitmen (PPK) selaku pengguna
barang atau jasa yang meliputi aspek: Kualitas
Penilaian kinerja ini sangat penting dalam upaya dan Kuantitas Pekerjaan, Biaya, Waktu, dan
menentukan izin usaha yang akan diperoleh oleh Layanan. Penilaian dilakukan melalui Sistem
sebuah badan usaha serta akan menentukan Informasi Pengadaan Barang dan Jasa (SIPBJ)
nilai perusahaan yang akan dievaluasi oleh pokja yang telah terkoneksi dalam SIJK Terintegrasi
dalam proses pemilihan penyedia barang dan yang saat ini telah terkoneksi dengan SPSE
jasa. Semakin baik kinerja badan usaha dalam yang pada akhirnya diharapkan dapat terkoneksi
melaksanakan proyek-proyek dalam pengalaman dengan SIKAP sehingga dapat menjadi data yang
kerjanya, maka semakin besar peluang badan dapat dimanfaatkan secara nasional.
usaha tersebut untuk mendapat penilaian baik
oleh pokja sehingga kesempatan besar untuk
memperoleh proyek pembangunan infrastruktur
yang akan dilakukan.

Tabel 11.2.1. Kriteria Penilaian Kinerja Badan Usaha


Nilai Kinerja Penyedia Jasa Tahuanan
BUJK Nilai Kinerja BUPK
No. Kondisi Grade
Kualifikasi Kualifikasi Bersifat Spesialis
Menengah Menengah
1. 80 % - 100 % 90 % - 100 % 85 % - 100% Sangat Baik AAA

2. 70 % - 79 % 80 % - 89 % 75% - 84% Baik AA

3. 60 % - 69 % 70 % - 79 % 65% - 74% Cukup Baik A

4. 50 % - 59 % 60 % - 69 % 55% - 64% Sedang B

5. 40 % - 49 % 50 % - 59 % 45% - 54% Rendah C

6. ≤ 39 % ≤ 49 % ≤ 44% Sangat Rendah D

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 817


PENUTUP Keberhasilan pengembangan sistem ini sangat
bergantung pada data yang di-input oleh
Pembangunan infrastruktur yang masih penyedia jasa. Saat ini jumlah penyedia jasa
menjadi prioritas pembangunan nasional serta yang telah memasukkan data pengalamannya
adanya kewajiban untuk melakukan pembinaan masih tergolong rendah. Kondisi ini disebabkan
terhadap pelaku usaha jasa konstruksi telah oleh belum adanya informasi kepada penyedia
mendorong Direktorat Jenderal Bina Konstruksi jasa tentang manfaat yang akan mereka peroleh
agar terus berbenah untuk memastikan dari adanya sistem ini dan pengisian data yang
bahwa pembangunan infrastruktur dilakukan mereka lakukan cukup banyak dan merepotkan.
oleh Badan Usaha yang berkualitas. Proses Oleh karena itu perlu SIMPAN ini perlu untuk
pengadaan barang dan jasa merupakan lebih disederhanakan lagi demi menarik minat
pintu awal yang menentukan sebuah kualitas para penyedia jasa untuk menyampaikan data
pembangunan infrastruktur. Prinsip pengadaan yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan jasa
barang dan jasa yaitu efisien, transparan dan konstruksi.
akuntabilitas merupakan tiga prinsip utama
yang sering kali sulit dicapai karena beberapa Penggunaan SIMPAN dan penilaian kinerja
hal seperti tidak terdapatnya standar kinerja perusahaan diharapkan akan mampu
BUJK, tidak adanya pencatatan pengalaman menghasilkan badan usaha yang berkualitas
BUJK dan TKK secara digital, tidak adanya dengan sistem yang efisien, transparan dan
database elektronik pengalaman BUJK dan TKK, akuntabel sehingga pembangunan infrstruktur
serta belum terintegrasinya sistem informasi menjadi lebih baik. Saat ini penggunaan
jasa konstruksi. Untuk itu perlu dikembangkan aplikasi ini masih terbatas pada proyek yang
sebuah sistem yang mampu untuk menyelesaikan dilelangkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum
permasalahan-permasalahan dalam pengadaan dan Perumahan Rakyat. Di masa mendatang,
barang dan jasa. diharapkan pengembangan sistem ini dapat
mengakomodasi proyek-proyek yang berada
Pengembangan SIMPAN merupakan salah satu di luar Kementerian PUPR agar pembangunan
upaya Direktorat Jenderal Bina Konstruksi untuk infrastruktur yang berkualitas dapat terwujud
dapat menghasilkan sistem pengadaan barang secara keseluruhan.
dan jasa yang akan menghasilkan pembangunan
infrastruktur yang berkualitas. Dengan adanya
aplikasi ini diharapkan pengadaan barang dan
jasa dapat menjadi lebih efisien, transparan
dan akuntabel. Dengan adanya aplikasi ini
akan membantu kerja pokja dalam melakukan
evaluasi terhadap penyedia jasa sehingga proses
pengadaan barang dan jasa tidak membutuhkan
waktu yang lebih lama.

818 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Sistem Informasi Jasa Konstruksi Terintegrasi

DAFTAR PUSTAKA

Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Konstruksi. Peraturan Presiden


Paparan Sistem Informasi Pengalaman Bagi Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang
Badan Usaha Dan Tenaga Kerja Jasa Konstruksi. Pengadaan barang dan jasa Pemerintah.
Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Konstruksi
Chomistriana, Dewi. “Laporan Implementasi Proyek Peraturan Pemerintah
Perubahan Pengembangan Platform Digital Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang
untuk Meningkatkan Efisiensi, Transparansi Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
dan Akuntabilitas Pengadaan Barang dan Jasa’.
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi. 2020 Peraturan Menteri
Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Konstruksi. Paparan Implementasi Kebijakan Rakyat Nomor 14 Tahun 2020 tentang Standar
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Subsektor dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi
Jasa Konstruksi. Jakarta: Direktorat Jenderal melalui Penyedia
Bina Konstruksi. Peraturan Menteri PUPR No.6 Tahun 2021 Tentang
Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi. Standar Kegiatan Usaha dan Produk pada
Paparan Sosialisasi Peraturan Pemerintah Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis
Nomor 5 Tahun 2021. Jakarta: Direktorat Risiko Sektor PUPR
Jenderal Bina Konstruksi

Undang-undang
Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta
Kerja.
Undang-undang Nomor 02 Tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 819


11.3
Penyelenggaraan
Sistem Informasi
Pengadaan Barang dan
Jasa dalam Rangka
Peningkatan Kualitas
dan Percepatan
Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah
(Sistem Informasi Pengadaan
Barang dan Jasa / SIPBJ)
Abdul Muis
Direktur Pengadaan Jasa Konstruksi

Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di dalam proses pengadaan


barang dan jasa atau lebih kita kenal dengan istilah e-Procurement, telah dimulai
oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sejak tahun 2002.
Setiap tahun, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melaksanakan
proses Pengadaan Barang/Jasa (PBJ) untuk tender/seleksi mencapai sekitar 7000
paket dengan nilai total paket lebih kurang mencapai Rp80 triliun. Pelaksanaan
proses Pengadaan Barang/Jasa (PBJ) melibatkan Balai Pelaksana Pemilihan Jasa
Konstruksi (BP2JK) di 34 wilayah di Indonesia dengan total jumlah Kelompok

820 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Kerja (Pokja) yang membantu proses Pengadaan waktu dan biaya (inefektivitas dan inefisiensi).
Barang/Jasa sebanyak 800 orang. Data yang tersebar ini dan belum ada dukungan
data secara elektronik, menimbulkan kerentanan
Tahapan proses Pengadaan Barang/Jasa (PBJ) terhadap resiko keamanan data yaitu data hilang
meliputi tahap: tahap persiapan, tahap pemilihan dan manipulasi data. Permasalahan dari setiap
dan tahap pelaksanaan. Tahap persiapan dan tahapan proses Pengadaan Barang/Jasa (PBJ),
tahap pelaksanaan masih menggunakan proses dapat disimak pada Gambar 11.3.1 dibawah.
manual, sedangkan untuk tahap pemilihan
sudah menggunakan proses elektronik. Kementerian PUPR mengalami kesulitan dalam
Tahapan PBJ yang menggunakan proses proses pelaksanaan PBJ secara manual dan
manual, menyebabkan timbul permasalahan paper based, sehingga pertanyaan mengenai
yaitu: tata kelola administrasi yang buruk, data data umum dan laporan proses kemajuan PBJ
tersebar dan tidak terkelola sehingga mengalami tidak terjawab setiap tahun. Pertanyaan tersebut
kesulitan akses data, kesulitan dalam melakukan yaitu:
pemantauan dan evaluasi, mengeluarkan banyak

Gambar 11.3.1. Permasalahan PBJ

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 821


• Sejauh mana proses yang telah dilalui untuk inovasi pemanfaatan Teknologi Informasi
paket tender/seleksi yang sudah diajukan ke untuk melaksanakan percepatan dengan
BP2JK? mengutamakan prinsip ketertiban administrasi,
• Apakah dokumen PBJ pada TA 2013 dan waktu dan mutu dengan mengurangi
TA 2010 seperti (KAK, RAB, Kontrak, HPS, keterbatasan ruang dan waktu. Ilustrasi singkat
Spesifikasi Teknis, Rancangan Kontrak, dapat dilihat di Gambar 11.3.1.
Addendum Kontrak), dapat dilihat kembali?
• Berapakah jumlah Tenaga Ahli (TA) Perencana Secara umum proses pengadaan barang dan
dengan pengalaman 10 tahun? Paket apa saja jasa dapat dibagi menjadi 3 bagian besar
yang membutuhkan TA Perencana? yaitu: Persiapan, Pemilihan dan Pelaksanaan.
• Berapakah billing rate terendah dan tertinggi Pemanfaatan TIK di e-Procurement masih
yang digunakan untuk TA dengan pengalaman difokuskan pada pelaksanaan pemilihan
15 tahun? Di paket pekerjaan mana, TA penyedia melalui proses e-Tendering dan
tersebut? e-Purchasing. e-Tendering dilaksanakan dengan
• Apakah TA yang ditawarkan, sedang aplikasi SPSE yang dikembangkan oleh LKPP
berkontrak untuk paket lain? sedangkan e-Purchasing dikembangkan melalui
• Apakah alat yang ditawarkan oleh Peserta, aplikasi SPSE dan e-Katalog. Dalam proses
sedang digunakan pada paket pekerjaan lain? PBJ di Kementerian PUPR terdapat beberapa
• Jika terjadi bencana, apakah sudah ada identifikasi permasalahan terkait proses
backup yang cukup terkait dokumen pra dan persiapan dan juga pelaksanaan yang ada yaitu:
pasca tender? 1. Pelaksanaan Proses Manual
• Apakah penyebab paket belum masuk proses a. Pengajuan SK Penugasan Pokja
PBJ? Apakah terkendala di Satker? Atau • Proses pengajuan Pokja saat ini masih
terkendala di PPK? Atau terkendala di Pokja? dilakukan secara manual dengan proses
• Kapan dokumen tender/seleksi, disampaikan setelah SK Penetapan Pokja oleh Satker
dari PPK kepada Pokja? Kapan dokumen maka SK tersebut disampaikan secara
tersebut final? manual ke ULP. ULP menerima secara
• Apakah Pokja atau PPK mengajukan manual dan memproses SK tersebut.
blacklist kepada KPA? Apakah KPA sudah Jika masih ada kekurangan maka ULP
menindaklanjuti? akan kontak kepada Satker untuk
• Berapakah jumlah paket yang hasilnya ditolak melengkapi. Jika sudah lengkap maka
oleh PPK? Apakah penyebabnya? ULP menerbitkan SK untuk disampaikan
secara manual kepada Satker.
Salah satu fokus pemerintahan adalah • Terjadi masalah inefisiensi dari sisi
percepatan pembangunan infrastruktur. waktu dan biaya dalam penyampaian SK
Upaya dalam rangka percepatan pembangunan antar pihak dan juga Satker tidak dapat
infrastruktur adalah dengan melakukan mengecek progres dari pengusulan SK
percepatan Proses Pengadaan Barang/ tersebut ke ULP.
Jasa (PBJ). E-procurement merupakan

822 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Sistem Informasi Jasa Konstruksi Terintegrasi

b. Penyerahan Dokumen/Hasil antar pihak e. Pencarian data dukung proses pengadaan :


• Dokumen-dokumen terkait pengadaan Data Tenaga Ahli/Personil Inti,
seharusnya diserahkan secara resmi • Peralatan utama, Referensi pekerjaan,
kepada pihak yang akan memproses Sanksi penyedia, Putus kontrak,
dokumen tersebut. Selama ini belum ada Pengaduan, Addendum Kontrak,
mekanisme dan catatan yang jelas terkait Blacklist, Harga Satuan, Billing Rate, Data
penyampaian dokumen dari para pihak. Penugasan Pokja. Dalam proses PBJ
• Terjadi masalah kurang tertibnya data-data pendukung seperti di atas
administrasi, inefisiensi dan inefektivitas dibutuhkan dalam mengambil keputusan
dalam penyampaian dokumen terkait agar pelaksanaan PBJ sesuai regulasi
pengadaan. dan pencapaian output pekerjaan dapat
c. Pelaksanaan Reviu, optimal. Proses pencarian dilakukan
• Di dalam Perpres 16/2018 terdapat secara manual dan terbatas di unit
kegiatan kaji ulang untuk Rencana Umum kerjanya saja.
Pengadaan (RUP) atau Rencana Persiapan • Terjadi permasalahan orang tertib
Pengadaan (RPP) yang seharusnya administrasi, inefektivitas dan inefisiensi
dilakukan oleh KPA/Kasatker/PPK dengan (waktu, biaya).
Pokja. Pelaksanaan reviu/kaji ulang
secara manual menimbulkan potensi 2. Data PBJ yang tersebar dan tidak terdatabase
tidak dilaksanakannya tahapan ini. • Data Tenaga Ahli/Personil Inti, Peralatan
• Terjadi masalah kurang tertib utama, Referensi pekerjaan, Sanksi
administrasinya, inefisiensi dan penyedia, Putus kontrak, Pengaduan,
inefektivitas dalam proses kaji ulang Addendum Kontrak, Blacklist, Harga
terkait pengadaan. Satuan, Billing Rate, Data Penugasan Pokja
d. Pengajuan Blacklist/Daftar Hitam masih tersebar di lingkungan kerja masing-
• Perka 17 Tahun 2018 LKPP mengatur terkait masing pelaksana PBJ. Pengaksesan
mekanisme blacklist dari Pokja, PPK. data dilakukan secara manual datang ke
KPA/Kasatker, APIP. Proses penyampaian tempat data dan melakukan pengecekan
blacklist dilaksanakan secara manual visual dari dokumen yang ada dengan
antar pihak yang terlibat. Mulai dari data yang belum dalam bentuk database.
Pokja/PPK menyampaikan ke KPA, lalu Satuan Kerja dan Pokja Pemilihan tersebar
KPA menyampaikan ke APIP untuk minta di seluruh Indonesia. Pelaksanaan PBJ
rekomendasi, dan APIP menyampaikan dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia.
rekomendasi ke KPA dan akhirnya KPA Karena proses yang dilakukan masih
menerbitkan atau tidak menerbitkan manual maka data terkait proses tersebut
surat pencantuman blacklist. berupa hardcopy dan tersebar di seluruh
• Terjadi permasalahan inefektivitas dan pelaksana PBJ. Akibatnya data tersebut
inefiesiensi dalam pelaksanaan proses tidak dapat diakses secara optimal
blacklist. untuk digunakan dalam proses PBJ dan
mengakibatkan proses monitoring dan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 823


evaluasi menjadi sulit dilakukan dalam maka terdapat paket yang dilelangkan
jangka waktu yang cepat. tanpa ada SK penugasan resmi dari
• Terjadi permasalahan kesulitan akses BP2JK. Dengan adanya integrasi proses
terhadap data dan monitoring-evaluasi diharapkan proses pemetaan dilakukan
proses PBJ. oleh pelaksana PBJ oleh Pokja sehingga
informasi terupdate dan berisiko untuk
3. Backup Dokumen PBJ elektronik belum tidak dapat melanjutkan proses jika paket
terpusat tidak terdaftar di SIPBJ.
• Pelaksanaan proses secara manual • Terjadi masalah kurang tertib administrasi
menyebabkan dokumentasi dari PBJ di
proses persiapan dan pelaksanaan PBJ 5. Persiapan pelaksanaan SPSE versi 4
dilaksanakan menggunakan dokumen • Pada SPSE versi 4 harga satuan di
kertas yang tersimpan di masing-masing dalam HPS diketikkan secara detail di
pelaksana PBJ. Proses pengamanan dalam sistem. Proses seperti ini belum
data berupa backup elektronik belum teruji di Kementerian PUPR mengingat
dilaksanakan. Data dalam bentuk hardcopy beragamnya HPS pekerjaan konstruksi
yang tersebar tersebut juga meningkatkan yang ada.
resiko kehilangan data apabila terjadi • Diperlukan jembatan teknologi sebagai
insiden keamanan informasi (misalnya media pembelajaran untuk beralih ke
bencana alam) padahal dokumentasi ini SPSE versi 4.
sangat penting jika terjadi permasalahan • Terjadi masalah potensi inefektivitas dan
di kemudian hari. inefisiensi
• Terjadi potensi masalah kurangnya
keamanan data karena tidak adanya Kemudian yang menjadi tantangan ke depan
backup elektronik dari dokumen hardcopy. adalah juga jumlah pagu yang semakin besar
sehingga konsekuensinya ada paket yang
4. Pemetaan paket SIPBJ dan SPSE dilakukan semakin banyak namun hal ini bertolak belakang
secara manual oleh Admin SIPBJ dengan ketersediaan SDM PBJ yang ada yang
• Belum ada integrasi antar sistem sangat minim. Proses manual berbasis kertas ini
mengakibatkan pemetaan paket menyebabkan proses PBJ dirasa kurang optimal
(pencocokan paket di satu sistem dengan dan keputusan Pokja serta PPK yang sulit karena
sistem yang lain) dilakukan oleh Admin tidak didukung oleh data yang valid. Diharapkan
SIPBJ yang sering kali tidak update proses PBJ ke depan menjadi lebih cepat dan
terhadap pemaketan yang terdapat di keputusan yang diambil oleh pelaku PBJ lebih
Satker. Akibatnya dari hal ini adalah cepat dan mudah. Jembatan solusi terkait
tidak akuratnya data monev terkait permasalahan ini adalah Teknologi Informasi dan
pemaketan dan progres penugasan pokja. Komunikasi (TIK).
Kelemahan utama dari hal juga ini adalah
karena lemahnya data yang tidak valid ini

824 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Sistem Informasi Jasa Konstruksi Terintegrasi

Pengembangan Sistem PBJ Terintegrasi Berbasis


Teknologi Informasi dengan inovasi mengubah
kondisi awal yang manual dengan inovasi berbasis
elektronik yang lebih efektif dan efisien.

TRANSFORMASI DIGITAL agar perubahan dapat berjalan dengan maksimal


yaitu Aplikasi, Sumber Daya Manusia (SDM), dan
Solusi yang ditawarkan dalam perubahan ini Regulasi. Implementasi Sistem PBJ Terintegrasi
adalah dengan Pengembangan dan penerapan di seluruh ULP diharapkan menjadi kesatuan
Sistem PBJ Terintegrasi Berbasis Teknologi proses bisnis dan kebutuhan pengadaan di
Informasi dengan ruang lingkup transformasi Kementerian PUPR.
proses dari manual ke elektronik yang didukung
dengan aplikasi, regulasi dan SDM dengan Beberapa peningkatan yang telah dilakukan
tujuan peningkatan efektifitas dan efisiensi adalah: Pertama, pelaksanaan proses secara
PBJ. Pengembangan sistem PBJ terintegrasi elektronik dengan manfaat PBJ yang lebih
ini juga merupakan bagian dari pengembangan tertib, efektif dan efisien. Kedua, data PBJ
Sistem Jasa Konstruksi Terintegrasi seperti terpusat dan terdatabase dengan manfaat
yang diamanatkan dalam Undang-Undang Jasa berupa kemudahan akses data. Ketiga, backup
Konstruksi Nomor 2 Tahun 2017. Dokumen PBJ elektronik terpusat dengan
manfaat berupa peningkatan keamanan data.
Pengembangan Sistem PBJ Terintegrasi Adaptasi dan fleksibilitas diperlukan agar tujuan
Berbasis Teknologi Informasi dengan inovasi utama yang maksimal dapat dilaksanakan
mengubah kondisi awal yang manual dengan dalam implementasi perencanaan terutama
inovasi berbasis elektronik yang lebih efektif dalam percepatan proses. Dukungan pimpinan,
dan efisien. Ruang lingkup perubahan adalah kerja tim, partisipasi dan komunikasi aktif
transformasi proses PBJ khususnya di persiapan (memberikan solusi) semua pihak adalah kunci
dan pelaksanaan PBJ dari manual ke elektronik utama dalam pelaksanaan perubahan ini.
melalui pengembangan aplikasi, penyusunan Perbaikan PBJ dapat dilihat dalam Gambar 11.3.2.
regulasi dan penyiapan SDM. Dalam perubahan ini dibawah.
terdapat tiga hal utama yang harus diperhatikan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 825


Gambar 11.3.2. Solusi PBJ

MANFAAT

Manfaat SIPBJ dapat dirasakan bagi organisasi 2. Manfaat Bagi Kementerian PUPR
dan masyarakat sebagai berikut: • Membantu menyukseskan pencapaian
1. Manfaat Bagi Organisasi dan pelaku PBJ target-target Kementerian PUPR dalam
• Manfaat bagi organisasi adalah melaksanakan tugasnya menyediakan
terlaksananya proses PBJ yang tertib infrastruktur untuk masyarakat.
sehingga pelaksanaan PBJ menjadi
nyaman sehingga pelaksana PBJ akan 3. Manfaat Bagi Masyarakat
bekerja secara maksimal. • Tersedianya infrastruktur yang handal.

826 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Sistem Informasi Jasa Konstruksi Terintegrasi

KENDALA, RESIKO DAN SOLUSI

Terdapat beberapa kendala dan resiko dalam


pelaksanaan perubahan seperti terlihat pada
Tabel 11.3.1 berikut:

Tabel 11.3.1. Kendala, Resiko dan Solusi


No. Kendala Resiko Strategi Hasil
1 Pengguna kesulitan User tidak dapat 1. Peningkatan Layanan Sistem sudah
mengoperasikan memanfaatkan Pengguna melalui digunakan, tutorial
aplikasi karena sistem Layanan eHelpdesk sudah tersedia
merupakan sistem melalui WA dan
yang baru dan Handphone 20 jam x 6
terbatasnya waktu hari (Senin- Sabtu)
pelayanan kantor 2. Layanan pelatihan/
konsultasi rutin setiap
hari kerja Jam 08.00-
17.00 WIB
3. Penyediaan materi
pelatihan melalui
website UKPBJ http://
ulp.pu.go.id (juknis
kertas ataupun
multimedia video)

2 Rentang kendali User tidak dapat UPTPBJ Wilayah


UKPBJ memanfaatkan berperan dalam
sistem sosialisasi dan
pelatihan
3 Resistensi karena Sistem tidak Surat Dir . Pengadaan
perubahan sistem dari digunakan Jasa Konstruksi ke
manual ke elektronik BP2JK dan Ses .Unor

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 827


KESIMPULAN

Pelaksanaan PBJ secara elektronik masih


difokuskan di proses pemilihan. Pelaksanaan
proses masih dilakukan secara manual
di persiapan dan pelaksanaan pekerjaan
menyebabkan timbulnya permasalahan
dan potensi permasalahan kurang tertib
administrasi, inefektivitas dan inefisiensi (waktu,
biaya). Kemudian Data PBJ tersebar dan tidak
terdatabase menyebabkan kesulitan akses data,
monitoring dan evaluasi. Dengan pelaksanaan
manual dan tersebar menyebabkan belum
adanya backup dokumen PBJ secara elektronik
yang rentan terhadap resiko keamanan data
berupa kehilangan dan manipulasi data. Adanya
keterbatasan dalam rangkaian proses dan
akses data PBJ karena proses dilakukan manual
yang mengakibatkan masalah PBJ. Solusi
yang ditawarkan dalam perubahan ini adalah
dengan Pengembangan Sistem PBJ Terintegrasi
Berbasis Teknologi Informasi dengan ruang
lingkup tranformasi proses dari manual ke
elektronik yang didukung dengan aplikasi,
regulasi dan SDM dengan tujuan peningkatan
efektivitas dan efisiensi PBJ. Dengan perubahan
ini, beberapa peningkatan yang telah dilakukan
adalah: Bendungan Sutami, Karangkates
Kab. Malang, Jawa Timur
• Pelaksanaan Proses Secara Elektronik.
Manfaat : PBJ yang lebih tertib, efektif dan
efisien
• Data PBJ Terpusat dan Terdatabase.
Manfaat: Kemudahan Akses Data dan Monev juga tidak dapat memproses 100% pekerjaan
• Backup Dokumen PBJ Elektronik Terpusat. final di sistem e-Monitoring sebelum Panitia/
Manfaat: Peningkatan Keamanan Data Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan Mengupload
Berita Acara Serah Terima ke dalam Sistem
SIPBJ agar dapat dilaksanakan secara optimal PBJ diharapkan penggunaan Sistem PBJ
maka diperlukan force function di dalam sistem akan maksimal. Fokus perubahan melalui
PBJ misal berupa tidak dapat melelangkan pendekatan di tiga hal : aplikasi, regulasi dan
paket jika paket belum ditugaskan di SIPBJ dan SDM. Adaptasi dan fleksibilitas diperlukan agar

828 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Sistem Informasi Jasa Konstruksi Terintegrasi

tujuan utama yang maksimal dapat dilaksanakan Di tahun 2002 kita memulai e-Procurement
dalam implementasi perencanaan terutama sebagai sebuah kewajiban terjadi resistensi-
dalam percepatan proses. Dukungan pimpinan, resitensi, namun saat ini 2020 e-Procurement
kerja tim, partisipasi dan komunikasi aktif adalah sebuah kebutuhan. Kewajiban telah
(mendengar) semua pihak adalah kunci utama berevolusi menjadi sebuah kebutuhan dalam
dalam pelaksanaan perubahan ini. jangka waktu 15 tahun. Diharapkan SIPBJ
diharapkan akan menjadi sebuah kebutuhan di
Kementerian PUPR dalam waktu singkat.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 829


11.4
REGISTRASI KLASIFIKASI
DAN KUALIFIKASI PELAKU
USAHA JASA KONSTRUKSI
SECARA ELEKTRONIK
DALAM RANGKA
MENDUKUNG PERIZINAN
BERUSAHA SUBSEKTOR
JASA KONSTRUKSI
Vita Puspitasari
Kepala Bagian Administrasi,
Sekretariat Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi

Zuhanif Tolhas Pangului Sidabutar


Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Madya

Masayu Dian R
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda

Pertumbuhan ekonomi nasional tidak pernah lepas dari adanya peranan sektor
konstruksi yang turut menyumbang PDB nasional. Oleh karena itu, pemerintah
saat ini terus melakukan perbaikan di berbagai bidang untuk dapat meningkatkan
efektivitas dan efisiensi kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan jasa konstruksi.

830 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Salah satu hal yang dilakukan oleh pemerintah 1. Jasa konsultansi konstruksi;
adalah dengan telah terbitnya Undang-Undang 2. Pekerjaan konstruksi;
Nomor 11 Tahun 2021 tentang Cipta Kerja, dimana 3. Pekerjaan konstruksi terintegrasi.
semangat dari Undang-Undang ini adalah
kemudahan berusaha, termasuk kemudahan Sedangkan pada pasal 81 disebutkan bahwa
berusaha bagi para pelaku usaha pada Sektor Perizinan Berusaha untuk menunjang kegiatan
Jasa Konstruksi. usaha pada subsektor jasa konstruksi terdiri dari:
1. Sertifikat Badan Usaha (SBU) Konstruksi;
Kemudahan berusaha bagi para pelaku usaha 2. Sertifikat Kompetensi Kerja (SKK) Konstruksi;
tersebut tertuang pada peraturan turunan 3. Registrasi kantor perwakilan Badan Usaha
dari Undang-Undang Cipta Kerja, yaitu pada Jasa Konstruksi Asing (BUJKA);
Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 4. Lisensi Lembaga Sertifikasi Badan Usaha
tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha jasa konstruksi;
Berbasis Risiko dan Peraturan Pemerintah 5. Lisensi Lembaga Sertifikasi Profesi jasa
Nomor 14 Tahun 2021 tentang Perubahan atas konstruksi.
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Pada Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021
Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi. juga memiliki substansi utama terkait dengan
perizinan berusaha yang di dalamnya meliputi
Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 Sertifikasi Badan Usaha (SBU), Sertifikasi
bertujuan untuk meningkatkan ekosistem Kompetensi Kerja Konstruksi (SKK Konstruksi),
investasi dan kegiatan berusaha di Indonesia dan Nomor Induk Berusaha (NIB) melalui OSS.
dengan penerbitan perizinan yang efektif dan Selain hal tersebut, terdapat pula pengaturan
sederhana. Berdasarkan PP tersebut, kegiatan terkait keterlibatan dan peran serta masyarakat
usaha dikategorikan menjadi tiga tingkatan jasa konstruksi melalui akreditasi asosiasi jasa
risiko, yaitu tingkat risiko rendah, menengah, konstruksi, pembentukan lembaga sertifikasi,
dan tinggi. Penentuan tingkat risiko tersebut dan keterwakilan masyarakat jasa konstruksi
dilakukan oleh pemerintah pusat dengan dalam unsur pengurus lembaga (LPJK).
melakukan analisis risiko sesuai ketentuan
yang tercantum pada PP 5/2021. Peraturan ini Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi
juga mengatur terkait NSPK Perizinan Berbasis (LPJK) sendiri merupakan lembaga nonstruktural
Risiko, serta Perizinan Berusaha yang dilakukan yang menyelenggarakan sebagian kewenangan
melalui Online Single Submission (OSS). Pemerintah Pusat sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 201 tentang
Pada PP 05/2021 tersebut dijelaskan pada Jasa Konstruksi sebagaimana telah diubah
pasal 80 ayat (2) bahwa Perizinan Berusaha dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020
pada subsektor jasa konstruksi ditetapkan tentang Cipta Kerja. Sesuai Pasal 6 ayat (6) PP
berdasarkan hasil analisis tingkat risiko kegiatan 14/2021, tugas LPJK dapat dilihat pada Gambar
usaha terdiri atas: 11.4.1. di bawah.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 831


Gambar 11.4.1. Gambaran Tugas dan Fungsi LPJK
Sumber : LPJK, 2021

Sebagaimana diatur dalam PP 14/2021, saat ini yang diberikan lisensi oleh lembaga independen
kewenangan pelaksanaan Sertifikasi baik untuk yang mempunyai tugas melaksanakan Sertifikasi
Sertifikasi Badan Usaha maupun Sertifikasi Kompetensi Kerja dengan sebelumnya wajib
Kompetensi Kerja menjadi peran dan tanggung mendapatkan rekomendasi lisensi dari Menteri
jawab dari masyarakat jasa konstruksi. Dimana PUPR melalui LPJK.
Sertifikasi Badan Usaha dilaksanakan oleh
Lembaga Sertifikasi Badan Usaha (LSBU) dan Sertifikat Badan Usaha (SBU) Konstruksi,
Sertifikasi Kompetensi Kerja dilakukan oleh Sertifikat Kompetensi Kerja (SKK) Konstruksi,
Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP). Mengutip Lisensi Lembaga Sertifikasi Badan Usaha Jasa
pasal 41 PP 14/2021 disebutkan bahwa Sertifikat Konstruksi, serta pemberian Rekomendasi
Badan Usaha diterbitkan oleh LSBU yang dibentuk Lisensi Lembaga Sertifikasi Profesi Jasa
oleh Asosiasi Badan Usaha terakreditasi, dimana Konstruksi termasuk ke dalam perizinan
LSBU tersebut wajib memiliki Lisensi dari LPJK. Berusaha untuk menunjang kegiatan usaha pada
Sementara itu, untuk proses uji kompetensi subsektor jasa konstruksi. Pengajuan perijinan
tenaga kerja konstruksi dilaksanakan oleh LSP tersebut dilakukan melalui satu pintu yaitu
(dibentuk oleh Asosiasi Profesi terakreditasi Sistem OSS.
atau Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Kerja)

832 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Sistem Informasi Jasa Konstruksi Terintegrasi

Perizinan Berusaha bidang Jasa Konstruksi Mandiri, PT. Bina Mitra Rancang Bangun, dan
terdiri dari Nomor Induk Berusaha (NIB) dan PT. Sertifikasi Kontraktor Indonesia. Untuk
Sertifikat Standar yang terdiri dari Sertifikat LSP, telah terdapat tiga LSP sektor konstruksi
Badan Usaha (SBU) dan Sertifikat Kompetensi yng telah mendapatkan lisensi dari BNSP
Kerja (SKK). Setiap pelaku usaha akan mengajukan yaitu LSP Astekindo Konstruksi Mandiri, LSP
permohonan penerbitan NIB Komitmen melalui Gataki Konstruksi Mandiri, dan LSP Petakindo
Sistem OSS yang akan terproses dalam kurun Konstruksi Mandiri.
waktu paling lama 7 menit.
Sebagai gambaran perizinan berusaha bagi
Saat ini, berdasarkan data yang ada pada SIKI pelaku usaha khususnya bagi baik bagi Badan
LPJK pada tanggal 17 Oktober 2021, terdapat Usaha dalam memperoleh Sertifikat Badan Usaha
sejumlah 147.443 Badan Usaha Jasa Konstruksi maupun bagi tenaga kerja dalam memperoleh
dengan total Subklasifikasi sebesar 691.663. Sertifikat Kompetensi Kerja dimana pengajuan
Sementara untuk tenaga kerja konstruksi saat permohonan sertifikasi dilakukan melalui OSS,
ini berjumlah 726.590 orang pemilik SKK. Dari maka secara garis besar gambaran pengajuan
jumlah tersebut, sebanyak 180.387 merupakan permohonan Sertifikat tersebut berdasarkan
Tenaga Kerja Konstruksi Ahli dan sebanyak PP 05/2021 dapat dilihat pada Gambar 11.4.2
546.203 merupakan Tenaga Kerja Konstruksi dibawah.
Terampil. Jumlah-jumlah tersebut menunjukkan
potensi perizinan berusaha sektor pekerjaan Dari gambar 11.4.2 tersebut dapat dilihat
umum dan perumahan rakyat subsektor jasa bahwa permohonan yang dimaksud terdiri
konstruksi. dari pengajuan permohonan baru, perpanjang,
atau perubahan. Pemohon data mengajukan
LSBU dan LSP akan melakukan proses verifikasi permohonan tersebut melalui OSS dengan
dan validasi terhadap pengajuan dokumen dilengkapi dengan dokumen yang dipersyaratkan
persyaratan sertifikat standar dengan waktu sesuai dengan kriteria penilaian kualifikasi.
paling lambat 15 (lima belas) hari kerja sejak Pelaksanaan verifikasi dan validasi akan
dokumen diajukan. Apabila seluruh persyaratan dilakukan setelah dokumen persyaratan tersebut
yang diminta telah terpenuhi maka akan dinyatakan lengkap dan pemohon melakukan
diterbitkan NIB dan SBU/SKK yang menjadi satu pembayaran biaya.
paket lengkap legalitas pelaku usaha untuk dapat
melaksanakan usaha jasa konstruksi. Dalam proses sertifikasi badan usaha dan
sertifikasi kompetensi kerja tersebut, LPJK juga
Sampai dengan awal Oktober 2021 telah terdapat memiliki peranan penting melalui aplikasinya
tujuh lisensi LSBU yang telah diterbitkan dan yaitu Sistem Informasi Konstruksi Indonesia
siap untuk beroperasi, yaitu Lembaga Sertifikasi (SIKI). Saat ini SIKI digunakan sebagai aplikasi
INKINDO, LSBU Gamana Krida Bhakti, PT. Andalan dalam pelaksanaan tugas sertifikasi yang
Sertifikat Kontraktor Nasional, PT. Sertifikasi dilaksanakan oleh LPJK pada masa transisi. Ke
Badan Usaha Gabungan Perusahaan Konstruksi depan, database yang ada pada SIKI akan menjadi
Nasional Indonesia, LSBU ASPEKNAS Konstruksi salah satu sumber data yang akan digunakan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 833


Gambar 11.4.2. Gambaran Umum Pengajuan Permohonan SBU dan SKK melalui OSS
Sumber : Paparan Direktur Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi, 2021

Gambar 11.4.3. Gambaran Aplikasi SIKI LPJK


Sumber : LPJK, 2021

pada Sistem Sertifikasi yang dilaksanakan baik juga merupakan bagian dari Sistem Informasi
oleh LSBU maupun LSP. Sehingga saat ini sedang Jasa Konstruksi Terintegrasi. Secara umum,
dilakukan Application Programming Interface gambaran SIKI dan data yang ada pada SIKI dapat
(API) antara Portal Perizinan PUPR, SIKI, dan dilihat pada Gambar 11.4.3. di atas.
Aplikasi milik LSBU maupun LSP. SIKI sendiri

834 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Sistem Informasi Jasa Konstruksi Terintegrasi

Ke depan, SIKI juga akan mengalami Terkait dengan SBU, perubahan juga terdapat
pengembangan sesuai dengan bisnis proses dan pada Penilaian Kelayakan Kualifikasi Badan
perubahan regulasi yang ada. Pengembangan SIKI Usaha. Dimana sebelumnya Penilaian Kelayakan
disini juga akan dilakukan untuk mengakomodir Kualifikasi Badan Usaha berdasarkan PERMEN
salah satunya penyesuaian terhadap perubahan PUPR No. 19/PRT/M/2014 tentang Perubahan
Subklasifikasi Usaha dari Klasifikasi Baku PERMEN PUPR No. 08/PRT/M/2011 tentang
Lapangan Industri (KBLI) Tahun 2015 menjadi Pembagian Subklasifikasi dan Subkualifikasi
KBLI 2021 sesuai dengan yang tercantum pada Usaha Jasa Konstruksi adalah sebagai berikut:
PP 05/2021. Konversi Subklasifikasi ini berlaku 1. Penjualan Tahunan (Pengalaman)
untuk Usaha Jasa Konsultansi Konstruksi 2. Kemampuan Keuangan
Bersifat Umum Dan Bersifat Spesialis, serta 3. Tenaga Kerja Konstruksi
Usaha Pekerjaan Konstruksi Bersifat Umum,
Bersifat Spesialis dan Pekerjaan Konstruksi Kemudian sesuai dengan PP No. 14/2021
Terintegrasi. tentang Perubahan atas PP 22/2020 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor
Konversi ataupun penyetaraan terhadap 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi, Penilaian
perubahan KBLI 2020 tersebut dilakukan Kelayakan Kualifikasi Badan Usaha tersebut
penyesuaian berdasarkan PP No.5/2021 Pasal menjadi sebagai berikut:
90, Pasal91, Pasal 93, Pasal 95 dan Lampiran I 1. Penjualan Tahunan (Pengalaman)
Permen PUPR No.6/2021 sebagai berikut: 2. Kemampuan Keuangan
1. Penjualan Tahunan; 3. Tenaga Kerja Konstruksi
2. Kemampuan keuangan; 4. Pemenuhan Peralatan
3. Ketersediaan tenaga kerja konstruksi; dan 5. Sistem Manajemen Mutu (SMM)
4. Kemampuan dalam penyediaan peralatan 6. Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP)
konstruksi.

Gambar 11.4.4. Perubahan Klasifikasi Tenaga Kerja


Sumber : LPJK, 2021

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 835


Selain itu, terdapat pula perubahan Klasifikasi Pengembangan SIKI LPJK akan dilakukan
dan Subklasifikasi Tenaga Kerja Konstruksi terhadap layanan yang akan dilakukan oleh LPJK
sesuai dengan PP 14/2021 yang semula terdapat sesuai tugas dan fungsinya, serta juga untuk
5 (lima) klasifikasi menjadi 8 (delapan) klasifikasi kebutuhan informasi publik yang dapat dijadikan
(dapat dilihat pada Gambar 11.4.4), sehingga referensi data-data berkaitan dengan jasa
dalam pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Kerja konstruksi yang dapat diakses oleh masyarakat
Konstruksi ke depannya nanti perlu terdapat jasa konstruksi. Database yang ada pada SIKI
konversi terhadap perubahan klasifikasi dan LPJK nantinya akan terintegrasi juga dengan
subklasifikasi tenga kerja. aplikasi-aplikasi yang ada pada Sistem Informasi
Jasa Konstruksi Terintegrasi lainnya seperti
Berkaitan dengan perubahan-perubahan dengan aplikasi SIMPAN dan SI-MPK, dan juga
tersebut, maka LPJK juga turut melakukan terintegrasi dengan aplikasi LSP dan LSBU serta
pengambangan terhadap Aplikasi SIKI secara Portal Perizinan Berusaha.
keseluruhan untuk dapat mengakomodir
perubahan tadi dan agar tetap dapat menjalankan Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas,
layanannya secara optimal. Secara umum kebijakan, perubahan, dan pengembangan-
pengembangan SIKI akan dilakukan sesuai pengembangan yang dilakukan saat ini
dengan Gambar 11.4.5 sebagai berikut. diharapkan dapat mewujudkan reformasi

Gambar 11.4.5. Pengembangan SIKI LPJK


Sumber : LPJK, 2021

836 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Sistem Informasi Jasa Konstruksi Terintegrasi

Bendungan Jatigede,
Sumedang, Jawa Barat

perizinan yang dapat mendorong iklim usaha Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang
yang semakin kondusif, termasuk usaha jasa Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis
konstruksi dapat berjalan dengan baik dan Risiko;
optimal. Diharapkan pula, proses Sertifikasi Surat Direktur Kelembagaan dan Sumber Daya
Badan Usaha dan Sertifikasi Kompetensi Kerja Konstruksi Nomor BK 0404-Kd/644 tanggal 25
melalui Sistem OSS ini dapat memberikan Agustus 2021 Perihal Penyampaian Penyetaraan
kemudahan layanan dengan adanya layanan Subklasifikasi Lama menjadi Baru berdasarkan
yang semakin fleksibel, mendapatkan jaminan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021
kualitas yang didasari pada sistem terintegrasi tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha
dan terstandar, dapat menurunkan resiko Berbasis Resiko;
korupsi, serta adanya akuntabilitas yang terukur. Paparan Direktur Kelembagaan dan Sumber Daya
Konstruksi dalam SOSIALISASI PERATURAN
DAFTAR PUSTAKA PEMERINTAH NOMOR 5 TAHUN 2021 tentang
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko untuk
Undang- Undang Nomor 2 Tahun 201 tentang Jasa Subsektor: Jasa Konstruksi, Jakarta 22 Februari
Konstruksi; 2021;
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2021 tentang Cipta Laporan Ketua LPJK dalam Launching Operasionalisasi
Kerja; Lembaga Sertifikasi Badan Usaha Melalui OSS (5
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 tentang Oktober 2021);
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor https://ekonomi.bisnis.com/read/20210618/45/1407181/
22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan kementerian-pupr-gencarkan-sosialisasi-pp-
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang jasa-konstruksi (diakses tanggal 18 Oktober 2021).
Jasa Konstruksi;

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 837


11.5
PENCATATAN MATERIAL DAN
PERALATAN KONSTRUKSI
DALAM RANGKA
MENINGKATKAN KUALITAS
PRODUK KONSTRUKSI
Nicodemus Daud
Direktur Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian PUPR

Yolanda Indah Permatasari


Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Madya

PENDAHULUAN

Rantai pasok konstruksi mencakup koordinasi semua bagian dari pemasok,


kontraktor, dan pengguna jasa, baik secara langsung maupun tidak langsung
dalam mencapai tujuan proyek. Rantai pasok konstruksi mencakup 5 (lima)
sumber daya utama yaitu manusia (man), peralatan (machine), metode (method),
material (material), dan pendanaan (money). Pentingnya pengelolaan rantai
pasok ini tertuang dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi, khususnya pada Pasal 5 ayat (1), yang mengamanatkan bahwa salah
satu kewenangan Pemerintah Pusat adalah mengembangkan sistem rantai pasok
jasa konstruksi.

Salah satu isu strategis dalam pengelolaan rantai pasok konstruksi, khususnya
sumber daya material dan peralatan konstruksi (MPK), adalah ketidakpastian

838 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Gambar 11.5.1. Tampilan Muka Sistem Informasi Material dan Peralatan
Konstruksi (SIMPK)

pasokan, kebutuhan, dan informasi (supply, Pasal 26A Peraturan Pemerintah Nomor 14
demand, and information uncertainty) yang dapat Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan
menimbulkan asimetrik informasi. Oleh karena Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang
itu, perlu dilakukan transformasi pengelolaan Peraturan Pelaksanaan UU No. 2 Tahun 2017
rantai pasok sumber daya material dan peralatan tentang Jasa Konstruksi. Pada Ayat (1) Pasal 26A
konstruksi dengan melakukan digitalisasi tersebut mengamanatkan sumber daya material
pengelolaan rantai pasok sumber daya MPK dan peralatan konstruksi yang digunakan dalam
dan membangun big data rantai pasok industri pekerjaan konstruksi harus telah lulus uji dan
konstruksi. mengoptimalkan penggunaan produk dalam
negeri. Lebih lanjut, pada Ayat (2), sumber daya
Salah satu upaya dalam membangun big material dan peralatan konstruksi dilakukan
data sumber daya material dan peralatan pencatatan menggunakan Sistem Informasi Jasa
konstruksi adalah melalui pencatatan sumber Konstruksi terintegrasi, dalam hal ini dilakukan
daya material dan peralatan konstruksi (yang pada Sistem Informasi Material dan Peralatan
selanjutnya disingkat Pencatatan SDMPK). Konstruksi (yang selanjutnya disingkat SIMPK)
Amanat Pencatatan SDMPK terdapat dalam yang dapat diakses pada simpk.pu.go.id.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 839


MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 7 TAHUN 2021
TENTANG
PENCATATAN SUMBER DAYA MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 26D Peraturan


Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun
2017 tentang Jasa Konstruksi, perlu menetapkan Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tentang
Pencatatan Sumber Daya Material dan Peralatan
Konstruksi;

Mengingat : 1. Pasal 17 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
3. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2017 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6018);

jdih.pu.go.id

Gambar 11.5.2. Peraturan Menteri PUPR Nomor 7 Tahun 2021 tentang


Pencatatan Sumber Daya Material dan Peralatan Konstruksi

Untuk mengatur lebih lanjut ketentuan terkait terdapat 3 (tiga) aktivitas utama dalam proses
Pencatatan SDMPK sebagaimana diamanatkan Pencatatan SDMPK antara lain:
pada Pasal 26D PP No. 14 Tahun 2021, maka a. Pencatatan SDMPK baru;
disusun Peraturan Menteri PUPR Nomor 7 Tahun b. Perubahan data SDMPK yang telah tercatat;
2021 tentang Pencatatan Sumber Daya Material dan
dan Peralatan Konstruksi yang telah diundangkan c. Penghapusan data SDMPK yang telah
pada tanggal 01 April 2021. tercatat.

TAHAPAN PENCATATAN SUMBER DAYA Pencatatan SDMPK terbagi menjadi pencatatan


MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI sumber daya material konstruksi (yang
selanjutnya disingkat SDMK) dan pencatatan
Pencatatan SDMPK dilaksanakan secara sumber daya peralatan konstruksi (yang
sederhana, mudah, cepat, akurat, informatif, selanjutnya disingkat SDPK). Permohonan
dan tanpa dipungut biaya. Secara garis besar, pencatatan SDMK dilakukan oleh Produsen

840 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Sistem Informasi Jasa Konstruksi Terintegrasi

Tabel 11.5.1. Jenis dan Varian SDMK yang Dicatatkan


Jenis SDMK Varian
Material Dasar Utama Semen; baja; baja ringan; aspal minyak; aspal Buton; batu; kayu; abu
terbang; dan terak besi, baja, dan nikel.
Pesawat angkut Alat berat; alat angkut personal; dan truk.

Tabel 11.5.2. Jenis dan Varian SDPK yang Dicatatkan


Jenis Varian
Pesawat angkat Keran angkat; keran lantai kerja; dan dongkrak.
Pesawat angkut Alat berat; alat angkut personal; dan truk.
Pesawat atau peralatan Mesin perkakas dan produksi
konstruksi lainnya
Pesawat atau peralatan Pekerjaan tanah; pekerjaan penghamparan; pekerjaan fondasi; pekerjaan
konstruksi lainnya perakitan; pekerjaan beton; pekerjaan pengeboran terowongan; pekerjaan
penanaman pipa/gorong-gorong tanpa galian; pekerjaan pengerukan
dan reklamasi; pekerjaan konstruksi bangunan sipil elektrikal; pekerjaan
konstruksi bangunan sipil minyak dan gas bumi; pekerjaan konstruksi
bangunan sipil pertambangan; produksi material; transportasi; pekerjaan
survei; dan peralatan penunjang.

SDMK. Untuk jenis SDMK yang dicatatkan pesawat atau peralatan konstruksi lainnya, yang
meliputi jenis material dasar utama dan material dijelaskan pada Tabel 11.5.2.
olahan utama yang digunakan dalam Pekerjaan
Konstruksi, yang dijelaskan pada Tabel 11.5.1 di Tata cara pencatatan SDMK dilaksanakan melalui
atas. (Seluruh tahapan dan ketentuan dalam tahapan berikut:
Pencatatan SDMPK telah disusun dalam bentuk a. permohonan pembuatan akun;
Pedoman Teknis). b. pengisian data dan informasi, serta
pengunggahan dokumen pencatatan;
Sedangkan permohonan pencatatan SDPK c. Verifikasi dan Validasi;
dilakukan oleh Pemilik SDPK, yang terdiri atas: d. penetapan dan penerbitan Nomor
i) kementerian/lembaga; ii) badan usaha; dan iii) Pencatatan; dan
perseorangan untuk jenis SDPK yang dicatatkan e. pemublikasian dan pengarsipan data dan
meliputi jenis: i) pesawat angkat; ii) pesawat informasi pencatatan.
angkut; iii) pesawat tenaga dan produksi; dan iv)

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 841


Produsen SDMK mengajukan permohonan pembuatan akun pada sistem
informasi terkait material dan peralatan konstruksi

Produsen SDMK mengaktivasi akun dengan cara membuka tautan (link)


aktivasi yang diterima dalam surat elektronik

Gagal aktivasi
Aktivasi
Berhasil aktivasi

Produsen SDMK mengakses sistem informasi terkait material dan


peralatan konstruksi untuk melakukan pengisian data dan informasi
setiap SDMK serta mengunggah dokumen pendukung Pencatatan SDMK

Tim Pengelola Pencatatan melakukan verifikasi secara sistem Tidak Lengkap

Permohonan ditolak Permohonan tidak dapat


Lengkap? dilanjutkan
Ya
Tidak
Tim Pengelola Pencatatan melakukan verifikasi dengan memeriksa
keabsahan data, informasi dan unggahaan dokumen
Klarifikasi dan/
atau perbaikan Tidak
Sah?
data, informasi
dan dokumen Ya
Tim Pengelola Pencatatan memberikan rekomendasi penetapan kepada
Ya pimpinan unit kerja yang membidangi pembinaan material dan peralatan
konstruksi

Pimpinan unit kerja yang membidangi pembinaan material dan peralatan


menetapkan dan menerbitkan Surat Keterangan Pencatatan SDMK

Tim Pengelola Pencatatan mepublikasikan data dan informasi


Pencatatan SDMK pada sistem informasi terkiat material dan peralatan
konstruksi

Produsen SDMK mengajukan Produsen SDMK mengajukan Tim Pengelola Pencatatan


permohonan perubahan data, Produsen SDMK tidak
permohonan penghapusan mendapatkan data, memutakhirkan data,
informasi, dan/atau dokumen data apabila ada informasi, dan/atau dokumen
apabila ada informasi, dan dokumen
yang terbukti tidak benar Pencatatan SDMPK yang telah
dan/atau tidak dapat melewati batas masa berlaku
Produsen SDMK melakukan dipertanggungjawabkan
perubahan data, informasi, setelah dilakukan Pencatatan
dan/atau dokumen SDMPK

Pemeriksaan
Tidak Lengkap Lengkap dan Sah
dan Sah
Tim Pengelola Pencatatan memberikan rekomendasi perubahan atau
penghapusan kepada pimpinan unit kerja yang membidangi pembinaan
material dan peralatan konstruksi

Pimpinan unit kerja yang membidangi pembinaan material dan peralatan


menetapkan dan menerbitkan surat keterangan perubahan atau
penghapusan Pencatatan SDMK

Tim Pengelola Pencatatan merubah atau menghapus data SDMK pada


sistem

Gambar 11.5.3. Tata Cara Pencatatan Sumber Daya Material Konstruksi

Dalam tahapan pengisian data dan informasi serta dokumen yang diunggah yang dapat dilihat
serta pengunggahan dokumen pencatatan pada tabel berikut.
SDMK, terdapat data dan informasi yang diisikan,

842 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Sistem Informasi Jasa Konstruksi Terintegrasi

Tabel 11.5.3. Data dan Informasi, serta Dokumen dalam Pencatatan SDMK

DATA DAN INFORMASI a.Identitas Produsen SDMK;


PENCATATAN SDMK b. Jenis, varian dan subvarian SDMK;
c. Spesifikasi SDMK;
d. Tipe/jenis produk SDMK;
e. Kapasitas produksi tahunan;
f. Nomor sertifikat kesesuaian terhadap standar nasional Indonesia atau
surat persetujuan penggunaan tanda standar nasional Indonesia yang
masih berlaku;
g.Tanggal dan masa berlaku sertifikat produk penggunaan tanda standar
nasional Indonesia atau surat persetujuan penggunaan tanda standar
nasional Indonesia;
h.Nilai TKDN SDMK sebagaimana tercantum dalam sertifikat tingkat
komponen dalam negeri yang masih berlaku; dan
i. Tanggal dan masa berlaku sertifikat TKDN SDMK.

DOKUMEN YANG DIUNGGAH a. Sertifikat produk penggunaan tanda standar nasional Indonesia atau surat
DALAM PENCATATAN SDMK persetujuan penggunaan tanda standar nasional Indonesia; dan
b. Sertifikat TKDN SDMK.

Bendungan Jatigede,
Sumedang Jawa Barat

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 843


Pemilik SDPK mengajukan permohonan perbuatan akun pada system
informasi terkait material dan peralatan konstribusi

Pemilik SDPK mengaktivasi akun dengan cara membuka tautan (link)


aktivasi yang diterima dalam surat elektronik

Gagal aktivasi
Aktivasi
Berhasil aktivasi
Pemilik SPDK mengakses system informasi terkait material dan
peralatan konstruksi untuk melakukan pengisian data dan informasi
setiap SPDK serta mengunggah dokumen pendukung Pencatatan

Tim Pengelolaan Pencatatan melakukan pemeriksaan kelengkapan


secara sistem Tidak Lengkap

Permohonan ditolak Permohonan tidak dapat


Lengkap? dilanjutkan
Ya
Tidak
Tim Pengelola Pencatatan melakukan pemeriksaan keabsahan data,
informasi dan unggahan dokumen
Klarifikasi dan/
atau perbaikan Tidak
Sah?
data, informasi
dan dokumen Ya
Tim Pengelola Pencatatan memberikan rekomendasi penetapan kepada
Ya pimpinan unit kerja yang membidangi pembinaan material dan peralatan
konstruksi

Pimpinan unit kerja yang membidangi pembinaan material dan


peralatan menetapkan menetapkan dan menerbitkan Surat Keterangan
Pencatatan SPDK

Tim Pengelola Pencatatan mempublikasikan data dan informasi


Pencatatan SPDK pada sistem informasi terkait material dan peralatan
konstruksi

Produsen SDMK mengajukan Produsen SDMK mengajukan Tim Pengelola Pencatatan


permohonan perubahan data, Pemilik SDPK tidak
permohonan penghapusan mendapatkan data, memutakhirkan data,
informasi, dan/atau dokumen data apabila ada informasi, dan/atau dokumen
apabila ada informasi, dan dokumen
yang terbukti tidak benar Pencatatan SDMPK yang telah
dan/atau tidak dapat melewati batas masuk berlaku
Produsen SDMK melakukan dipertanggungjawabkan
perubahan data, informasi setelah dilakukan Pencatatan
dan/atau dokumen SDMPK

Pemeriksaan
Tidak Lengkap Lengkap dan Sah
dan Sah
Tim Pengelola Pencatatan memberikan rekomendasi perubahan atau
penghapusan kepada pimpinan unit kerja yang membidangi pembinaan
material dan peralatan konstruksi

Pimpinan unit kerja yang membidangi pembinaan material dan peralatan


menetapkan dan menerbitkan surat keterangan perubahan atau
penghapusan Pencatatan SDMK

Tim Pengelola Pencatatan merubah atau menghapus data SDMK pada


sistem

Gambar 11.5.4. Tata Cara Pencatatan Sumber Daya Peralatan Konstruksi

Tata cara pencatatan SDPK dilaksanakan melalui c. penetapan dan penerbitan Nomor dan Tanda
tahapan berikut: Pencatatan; dan
a. permohonan pembuatan akun; d. pemublikasian dan pengarsipan data dan
b. pengisian data dan informasi serta informasi pencatatan.
pengunggahan dokumen pencatatan;

844 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Sistem Informasi Jasa Konstruksi Terintegrasi

Tabel 11.5.4. Data dan Informasi, serta Dokumen dalam Pencatatan SDPK

DATA DAN INFORMASI a. identitas Pemilik SDPK;


PENCATATAN SDPK b. jenis, varian, dan subvarian SDPK;
c. merek SDPK;
d. tipe/model SDPK;
e. nomor seri SDPK;
f. kapasitas SDPK sesuai spesifikasi dari produsen;
g. kapasitas SDPK hasil pemeriksaan dan pengujian terakhir;
h. tahun pembuatan SDPK;
i. tahun pembelian SDPK;
j. jenis bukti kepemilikan SDPK; dan
k. lokasi SDPK berdasarkan kabupaten/kota.

DOKUMEN YANG DIUNGGAH a. bukti kepemilikan SDPK;


DALAM PENCATATAN SDPK b. foto unit SDPK;
c. foto pelat nama unit SDPK yang memuat nomor seri; dan
d. surat keterangan memenuhi syarat kesehatan dan keselamatan kerja
beserta lampirannya.

Bendungan Jatigede,
Sumedang Jawa Barat

Dalam tahapan pengisian data dan informasi pimpinan unit kerja yang membidangi pembinaan
serta pengunggahan dokumen pencatatan material dan peralatan konstruksi. Sedangkan
SDPK, terdapat data dan informasi yang diisikan, keluaran pencatatan SDPK adalah nomor dan
serta dokumen yang diunggah yang dapat dilihat tanda pencatatan SDPK dan surat keterangan
pada tabel dibawah. pimpinan unit kerja yang membidangi pembinaan
material dan peralatan konstruksi. Untuk SDMPK
Keluaran pencatatan SDMK adalah nomor yang telah tercatat, dapat dilakukan perubahan
pencatatan SDMK dan surat keterangan dan penghapusan data.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 845


Gambar 11.5.5. Halaman Pertama Contoh Surat Keterangan Pencatatan SDPK

846 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Sistem Informasi Jasa Konstruksi Terintegrasi

Gambar 11.5.6. Halaman Kedua Contoh Surat Keterangan Pencatatan SDPK


yang Mencantumkan Tanda Pencatatan SDPK

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 847


PROGRES PENCATATAN SUMBER DAYA b. 12 Akun SDMK telah mengajukan 46
MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI Permohonan Pencatatan SDMK yang
SAAT INI terdiri dari 4 Pencatatan Material Kaca,
16 Pencatatan Material Baja Ringan, 1
Dalam rangka pelaksanaan Pencatatan SDMPK Pencatatan Material Baja, 4 Pencatatan
sesuai Peraturan Menteri Nomor 7 Tahun Material Beton Pracetak, 2 Pencatatan
2021 tersebut, maka telah ditetapkannya Material Ubin, dan 19 Pencatatan Material
Surat Keputusan (SK) Direktur Jenderal Bina Semen; dan
Konstruksi Nomor 69/KPTS/Dk/2021 tentang c. 5 Akun SDPK telah mengajukan 27
Tim Pengelola Pencatatan Sumber Daya Material Permohonan Pencatatan SDPK yang terdiri
dan Peralatan Konstruksi pada tanggal 17 dari 1 Pencatatan Asphalt Distributor/
September 2021. Pada SK tersebut membentuk Sprayer, 1 Pencatatan Asphalt Mixing Plant,
Tim Pengelola Pencatatan SDMPK yang terdiri 1 Pencatatan Asphalt Paver/ Finisher,
atas Tim Pengarah, Tim Pelaksana, dan Tim 1 Pencatatan Bulldozer, 2 Pencatatan
Sekretariat. Dengan terbentuknya Tim Pengelola Compactor Roller/ Vibrator Roller, 14
Pencatatan SDMPK tersebut, diharapkan seluruh Pencatatan Dump Truck, 4 Pencatatan
proses dan tahapan dari Pencatatan SDMPK Excavator, 1 Pencatatan Pneumatic Tire
dapat berjalan dengan baik. Roller, 1 Pencatatan Road Milling Machine, dan
1 Pencatatan Tandem Roller.
Dalam Tim Pengelola Pencatatan SDMPK
juga dilibatkan perwakilan dari Kementerian Untuk mempercepat dan meningkatkan
dan Badan yang terkait untuk memudahkan jumlah produsen SDMK dan pemilik SDPK
koordinasi dalam rangka melakukan validasi/ agar melakukan proses Pencatatan SDMPK,
pemeriksaan keabsahan terhadap dokumen yang Tim Pengelola Pencatatan SDMPK telah
diterbitkan oleh masing-masing instansi sesuai berkoordinasi dan berkolaborasi dengan
kewenangannya di mana menjadi persyaratan asosiasi terkait sumber daya material dan
dalam Pencatatan dan melakukan integrasi peralatan konstruksi dalam rangka mendorong
database pada sistem informasi masing-masing anggota asosiasi untuk melakukan Pencatatan
instansi. SDMPK. Selain itu dalam mempermudah proses
pemantauan progres Pencatatan SDMPK telah
Sampai dengan saat ini, progres Pencatatan dikembangkan fitur dashboard yang berguna
SDMPK melalui SIMPK adalah sebagai berikut: untuk menampilkan indikator-indikator terkait
a. telah terdapat 58 Akun yang sudah melakukan proses Pencatatan SDMPK diantaranya jumlah
aktivasi pada SIMPK; akun terdaftar, jumlah permohonan Pencatatan
SDMPK, dan jumlah SDMPK yang telah tercatat.

848 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Sistem Informasi Jasa Konstruksi Terintegrasi

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI DAFTAR PUSTAKA

Dengan pelaksanaan pencatatan sumber daya Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi.
material dan peralatan konstruksi ini diharapkan 2021. Pedoman Teknis Pencatatan Sumber Daya
dapat mencapai tujuan sebagai berikut: Material dan Peralatan Konstruksi.
a. Menyiapkan pangkalan data sumber daya Kementerian PUPR. 2021. Peraturan Menteri PUPR
material dan peralatan konstruksi; Nomor 7 Tahun 2021 tentang Pencatatan Sumber
b. Meminimalkan ketidakpastian informasi Daya Konstruksi.
terkait ketersediaan sumber daya material Republik Indonesia. 2020. Undang-Undang Nomor 2
dan peralatan konstruksi sesuai dengan Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi.
Standar Nasional Indonesia; Republik Indonesia. 2021. Peraturan Pemerintah
c. Menjamin terselenggaranya pembangunan Nomor 14 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas
infrastruktur yang tepat mutu, tepat waktu, Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020
dan tepat biaya; dan tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 2 Tahun
d. Mendukung pemenuhan Standar Keamanan, 2017 tentang Jasa Konstruksi.
Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan. Republik Indonesia. 2020. Peraturan Pemerintah
Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan
Tentunya dalam pelaksanaan pencatatan SDMPK Pelaksanaan UU No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa
ini memerlukan dukungan dan peran aktif para Konstruksi.
pemangku kepentingan seperti kementerian,
lembaga, instansi, dan asosiasi terkait.
Sehingga dengan terlaksananya Pencatatan
SDMPK diharapkan dapat menyediakan basis
data sebagai decision making tools (DMT) dalam
mengevaluasi kebijakan terkait pengelolaan
sumber daya material dan peralatan konstruksi
serta mendukung pembangunan big data rantai
pasok konstruksi nasional.

(Untuk dapat mengakses Peraturan Menteri PUPR


No. 7 Tahun 2021 tentang Pencatatan Sumber
Daya Material dan Peralatan Konstruksi beserta
lampirannya dapat diperoleh pada laman berikut:
https://jdih.pu.go.id/detail-dokumen/2870/1)

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 849


11.6
LANGKAH AWAL
KOLABORASI UNTUK
MENINGKATKAN KUALITAS
HPS DENGAN SIPASTI
(Modernisasi Pengadaan Barang/
Jasa Sesuai Era Industri 4.0)
Kimron Manik,
Direktur Keberlanjutan Konstruksi
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian PUPR

Brawijaya
Kepala Sub Direktorat Keamanan dan Keselamatan Konstruksi
Direktorat Keberlanjutan Konstruksi, Direktorat Jenderal Bina Konstruksi,
Kementerian PUPR

Dimas Ricky Swaramahardhika


Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda

LATAR BELAKANG

Sektor konstruksi memiliki peran strategis dalam pembangunan nasional. Hal ini
terbukti dengan tingginya angka kontribusi sektor tersebut terhadap Pendapatan
Domestik Bruto (PDB). Selain berdampak terhadap perekonomian nasional,
sektor konstruksi juga langsung berdampak kepada daya saing infrastruktur
nasional. Dengan kata lain, secara makro pembangunan infrastruktur keseluruhan
telah memberikan dampak ekonomi, baik pada tahap konstruksi pembangunan

850 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


infrastruktur maupun pada operasi infrastruktur. diperlukan adanya suatu perubahan secara
Data time series (2004-2020) menunjukkan menyeluruh (reformasi) dalam pengadaan
bahwa sektor konstruksi berkontribusi rata-rata barang/jasa di lingkungan Kementerian PUPR.
6% terhadap PDB nasional, di mana pertumbuhan Kementerian PUPR melakukan upaya reformasi
PDB sendiri berada di kisaran 5% setiap tahunnya. Pengadaan Barang/Jasa dengan merumuskan
Pada tahun 2020, dunia dilanda pandemi COVID-19 9 strategi pencegahan penyimpangan (fraud)
dan hal ini membawa dampak yang signifikan dalam proses pengadaan jasa konstruksi.
terhadap ekonomi nasional termasuk juga Salah satu strategi tersebut adalah perbaikan
sektor konstruksi. Kontribusi sektor konstruksi mekanisme HPS.
terhadap PDB menjadi –3,26% (BPS, 2021). Pada
Tahun 2021 Kementerian PUPR mempunyai HPS merupakan bagian atau tahapan
target output pembangunan infrastruktur pelaksanaan strategis bagi pelaksanaan
antara lain: 48 unit bendungan, 42 embung, pengadaan barang/jasa pemerintah. Sehingga
25.000 Ha pembangunan daerah irigasi, 410 km untuk mendapatkan HPS berkualitas yang sesuai
pembangunan jalan tol, 831 km pembangunan dengan kebutuhan lapangan, dalam proses
jalan baru, 22 km pembangunan jembatan, 1.431 bisnis penyusunannya berpedoman pada aturan
unit pembangunan dan rehabilitasi prasarana dan yang berlaku dan dilakukan pembahasan secara
sarana pendidikan, olahraga, dan pasar, 114.000 berjenjang dengan beberapa pihak. HPS yang
unit rumah swadaya, 40.000 unit PSU perumahan berkualitas menjadi salah satu faktor untuk
dan lain sebagainya (Renstra PUPR, 2021). menjamin penyelesaian pekerjaan, pencapaian
mutu pekerjaan, efisiensi penggunaan anggaran
Pembangunan infrastruktur yang menjadi target pemerintah, dan juga dapat mendorong
visium Kementerian PUPR tentunya harus peningkatan daya saing BUJK nasional. Pada
didukung dengan proses pengadaan barang/ kenyataannya kualitas HPS menjadi salah satu
jasa yang efektif dan efisien. Semakin banyak permasalahan utama di lingkungan PUPR,
infrastruktur yang akan dibangun, tentu akan bahkan menjadi salah satu topik pembahasan
semakin tinggi beban proses pengadaan barang/ ditingkat parlemen. Beberapa isu permasalahan
jasa. Walau sudah turun dari jumlah tahun lalu terkait kualitas HPS antara lain potensi adanya
total paket pengadaan di Kementerian PUPR penyimpangan dalam penyusunan HPS,
tahun 2021 mencapai 5.381 paket (Direktorat perbedaan signifikan HPS untuk pekerjaan
Pengadaan Jasa Konstruksi, 2021). Dengan sejenis di lokasi yang berdekatan, dan banyaknya
semakin besarnya anggaran dan total paket pemenang tender dengan penawaran di bawah
Kementerian PUPR, tentu dibutuhkan suatu 80%. Untuk menjawab isu permasalahan tersebut
perubahan di dalam proses pengadaan barang/ peningkatan kualitas HPS mutlak diperlukan.
jasa agar akselerasi dalam pencapaian target
output yang diberikan terlaksana dengan baik Peningkatan kualitas HPS dilakukan dengan
dan tidak ada penyimpangan. Bahkan adanya modernisasi PBJ sesuai era industri 4.0, yang
kasus rendahnya kualitas pekerjaan konstruksi berarti transformasi proses bisnis esksiting
salah satu penyebabnya diindikasikan akibat menggunakan teknologi digital atau suatu
penawaran dibawah 80%. Oleh karena itu, sistem informasi untuk mencapai hasil yang

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 851


lebih maksimal. Harapannya melalui teknologi 2) Dasar menilai kewajaran bagi harga
ini, kita dapat mengintegrasikan data-data di penawaran dibawah 80%
setiap tahapan penyusunan HPS, memadukan 3) Dasar penetapan harga satuan timpang bagi
keseluruhan proses, otomasi kegiatan yang harga satuan penawaran diatas 110%
dilakukan berulang, dan mendukung pengambilan 4) Dasar menetapkan nilai jaminan penawaran
keputusan dari pengumpulan berbagai sumber untuk pekerjaan konstruksi
data. Pengumpulan sumber data tersebut 5) Dasar menetapkan nilai jaminan pelaksanaan
dilakukan melalui integrasi sistem informasi untuk harga penawaran dibawah 80%
mulai dari tahapan perencanaan, penyusunan, 6) Dasar untuk perhitungan penyesuaian harga /
pemantauan, evaluasi dan terkoneksi dengan eskalasi (apabila ada)
sistem lainnya pada ekosistem PBJ lainnya. 7) Dasar bagi negosiasi harga (apabila ada)

ISU PERMASALAHAN HPS Penyusunan HPS dipengaruhi oleh beberapa


variabel antara lain jangka waktu pelaksanaan
Pada tahapan ke-2 proses bisnis pengadaan jasa suatu pekerjaan (Time Schedule), metode
konstruksi, yaitu proses persiapan pengadaan, pelaksanaan pekerjaan yang digunakan untuk
terdapat tahapan penyusunan Harga Perkiraan menyelesaikan suatu pekerjaan (Construction
Sendiri (HPS). HPS adalah perkiraan harga Method), produktivitas sumber daya yang
barang/jasa yang ditetapkan oleh PPK yang digunakan (Resources), Harga Satuan Dasar
telah memperhitungkan biaya tidak langsung, dari sumber daya yang digunakan (Base Unit
keuntungan dan Pajak Pertambahan Nilai. Price), hal tersebut menjadi salah satu faktor
terjadinya perbedaan HPS. Variabel tersebut juga
Beberapa fungsi HPS antara lain sebagai: menjadi salah satu faktor adanya perbedaan HPS
1) Dasar menetapkan batas tertinggi harga terhadap suatu jenis pekerjaan tertentu yang
penawaran

Gambar 11.6.1. Proses Bisnis Sistem Pengadaan

852 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Sistem Informasi Jasa Konstruksi Terintegrasi

sama. Perbedaan tersebut juga tidak menutup untuk menentukan Harga Satuan Pekerjaan
kemungkinan terjadi karena faktor non teknis (HSP).

Pada proses pengadaan barang/jasa di PUPR, Isu 3: Proses Bisnis Penyusunan dan Penetapan
terdapat paket-paket yang dimenangkan oleh HPS Belum Didukung dengan Sistem Informasi
BUJK dengan harga penawarannya di bawah Metode pelaksanaan proses bisnis penyusunan
80% dari HPS. Paket tersebut kemudian dapat dan penetapan HPS eksisting tidak didukung
menjadi salah satu indikator terhadap kualitas dengan suatu sistem informasi yang memadai.
HPS di lingkungan PUPR. Karena setelah melalui Mulai dari PPK menerima Harga Perkiraan
evaluasi kewajaran harga dan harga penawaran Perencana (HPP)/Engineer Estimate (EE) dari
di bawah 80% tetap dinyatakan wajar, dapat konsultan, perhitungan oleh PPK, pembahasan
memunculkan opini bagi PPK, kecenderungan ditingkat balai teknis dan/atau direktorat teknis,
HPS yang ditetapkan terlalu tinggi. Selain itu hingga reviu oleh BP2JK. Dengan metode
adanya perbedaan signifikan nilai HPS untuk pelaksanaan eksisting ketika terjadi perubahan/
pekerjaan sejenis yang berada dalam lokasi yang updating/ kesalahan/ manipulasi data dan/atau
berdekatan juga menjadi salah satu indikator kesalahan perhitungan sengaja/ tidak sengaja,
dipertanyakannya kualitas HPS di lingkungan sulit untuk diketahui dengan pasti dan sulit
PUPR. Terkait kualitas HPS di lingkungan PUPR, untuk mendapat data pendukung terkait waktu
terdapat beberapa isu, yaitu: terjadinya, di tahapan mana hal tersebut terjadi
dan siapa yang bertanggungjawab.
Isu 1: Potensi Terjadinya Penyimpangan
HPS yang ditetapkan lebih tinggi daripada
kebutuhan lapangan. Jika hal ini terjadi bukan
dikarenakan kesalahan perhitungan atau
ketidakakuratan data untuk menyusun HPS yang
tidak disengaja, maka hal ini dapat dijadikan salah
satu indikasi adanya mark up dalam penyusunan
HPS.
Pada proses pengadaan
Isu 2: Perbedaan Signifikan HPS untuk Pekerjaan
barang/jasa di PUPR,
Sejenis dalam lokasi yang berdekatan
Perbedaan signifikan nilai HPS untuk pekerjaan terdapat paket-paket yang
sejenis yang berada dalam lokasi yang dimenangkan oleh BUJK
berdekatan, antara lain disebabkan karena:
dengan harga penawarannya
1) Belum ada keseragaman dalam menentukan
Harga Satuan Dasar (HSD) yang digunakan di bawah 80% dari HPS.
(rentang harga tertinggi dan harga terendah
cukup bervariasi).
2) Belum ada standarisasi implementasi/
standarisasi sistem perhitungan Analisa HPS

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 853


DASAR PELAKSANAAN PENYUSUNAN diselenggarakan oleh Tim Nasional Pencegahan
SIPASTI Korupsi (Timnas PK) yang terdiri atas menteri
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
Pada tanggal 8 Februari 2021, untuk mencegah di bidang perencanaan pembangunan nasional,
penyimpangan dalam Pengadaan Barang/Jasa di menteri yang menyelenggarakan urusan
Kementerian PUPR Menteri PUPR mengeluarkan pemerintahan di bidang dalam negeri, menteri
kebijakan 9 (sembilan) strategi pencegahan yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
penyimpangan dalam Pengadaan Barang/Jasa, di bidang aparatur negara, kepala lembaga non-
yang dituangkan dalam bentuk Memo Dinas struktural yang menyelenggarakan dukungan
Menteri PUPR. Kebijakan strategis ini ditujukan kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam
untuk seluruh Pejabat Pimpinan Tinggi Madya melaksanakan pengendalian program prioritas
Kementerian PUPR agar melaksanakan langkah nasional dan pengelolaan isu strategis, serta
strategis tersebut dengan penuh tanggung jawab unsur pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi.
dan melaporkan pelaksanaannya kepada Menteri (https://stranaspk.kpk.go.id/id/profil/profil-
PUPR. Dari 9 strategi tersebut, untuk menjawab stranas-pk, 2019).
isu permasalahan terkait HPS adalah strategi
perbaikan mekanisme penyusunan HPS. Langkah Stranas PK dibentuk untuk mendorong upaya
strategis yang diperlukan adalah penyusunan pencegahan korupsi yang lebih efektif dan
mekanisme reviu HPS dan penyusunan database efisien. Upaya pencegahan korupsi menjadi
terintegrasi HPS melalui sistem informasi yang lebih efektif apabila terfokus pada sektor
termutakhir secara menerus. Atas dasar hal yang strategis, yang merupakan sektor yang
tersebut kemudian Menteri PUPR menugaskan mempengaruhi performa pembangunan dan
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi untuk kepercayaan publik kepada Pemerintah. (https://
membangun sebuah sistem informasi dalam stranaspk.kpk.go.id/id/profil/profil-stranas-pk,
rangka mendukung strategi tersebut, yaitu 2019).
Sistem Informasi Harga Perkiraan Sendiri
Terintegrasi (SIPASTI). Stranas PK fokus pada 3 sektor strategis
yang dinilai paling banyak indikasi korupsinya.
Kebijakan 9 Strategi yang dirumuskan oleh PUPR Salah satunya fokus pada keuangan negara
sejalan dengan Strategi Nasional Pencegahan melalui aksi peningkatan profesionalitas dan
Korupsi (Stranas PK) oleh Komisi Pemberantasan modernisasi Pengadaan Barang dan Jasa. Ini
Korupsi (KPK) yang dimandatkan melalui sebabnya Stranas PK menaruh perhatian sangat
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018. besar kepada aplikasi SIPASTI sebagai suatu
Stranas PK yaitu arah kebijakan nasional yang sistem informasi yang dapat memberikan solusi
memuat fokus dan sasaran pencegahan korupsi atas beberapa permasalahan terkait pengadaan
yang digunakan sebagai acuan kementerian, barang dan jasa, khususnya upaya dalam
lembaga, pemerintah daerah dan pemangku pencegahan korupsi pada proses pengadaan
kepentingan lainnya dalam melaksanakan aksi barang dan jasa di Kementerian PUPR.
pencegahan korupsi di Indonesia. Stranas PK

854 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Sistem Informasi Jasa Konstruksi Terintegrasi

KERANGKA KONSEPTUAL PENYUSUNAN Pemerintah Pasal 11, salah satu tugas Pejabat
SIPASTI Pembuat Komitmen (PPK) adalah menetapkan
HPS, dimana HPS adalah hasil perhitungan
Proses Bisnis Penyusunan dan Penetapan HPS seluruh volume pekerjaan dikalikan dengan
di lingkungan PUPR HSP ditambah dengan seluruh pajak dan
Peraturan Menteri PUPR No 28 Tahun 2018 keuntungan. Di lingkungan Kementerian PUPR
Tentang Pedoman Analisis HPS Bidang Proses penyusunan HSP dilakukan oleh PPK
Pekerjaan Umum digunakan sebagai acuan disetiap bidang untuk setiap pekerjaan yang
dalam menghitung biaya pembangunan sebagai akan dilaksanakan. PPK dalam menyusun HSP
kelengkapan dalam proses pekerjaan konstruksi berdasarkan hasil perkiraan biaya/Rencana
dan digunakan sebagai suatu dasar dalam Anggaran Biaya (RAB) yang telah disusun pada
menyusun perhitungan Harga Perhitungan tahap perencanaan pengadaan (HPP/EE). HPP
Sendiri (HPS) atau Owner’s Estimate (OE) dan tersebut setelah dihitung kembali oleh PPK baik
Harga Perkiraan Perencana (HPP) atau (EE) untuk itu dari segi desain, koefisien, dan HSD sebagai
penanganan pekerjaan bidang pekerjaan umum. dasar menentukan HSP, baru dapat ditetapkan
Dimana analisis HPS dalam pedoman tersebut menjadi HPS setelah mendapat persetujuan
meliputi 4 (empat) bidang, yaitu Bidang Umum, melalui mekanisme pembahasan-pembahasan
Bidang Sumber Daya Air, Bidang Bina Marga, dan ditingkat tertentu. Secara garis besar Proses
Bidang Cipta Karya. Bisnis penyusunan dan penetapan HPS dapat
digambarkan sebagai berikut:
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 16
Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa

Gambar 11.6.2. Proses Bisnis Penyusunan HPS Eksisting

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 855


Penjelasan Umum Teori Business Process dan dicari solusi atau terobosan untuk
Improvement (BPI) meminimalisir faktor penyebab tersebut. Solusi
Proses bisnis adalah seperangkat satu atau tersebut diwujudkan dengan pembangunan
lebih prosedur atau aktivitas terkait yang secara fitur fitur utama dalam suatu sistem informasi,
kolektif mewujudkan tujuan bisnis atau tujuan seperti pada proses bisnis penyusunan HPS pada
kebijakan, biasanya dalam konteks struktur Gambar 11.6.3.
organisasi yang mendefinisikan peran fungsional
dan hubungannya. Hammer et al. mendefinisikan 5 FITUR UTAMA SIPASTI VERSI 0.1
proses bisnis sebagai kumpulan aktivitas yang
mengambil satu atau lebih jenis input dan Berdasarkan kerangka konseptual pembangunan
menciptakan sebuah output yang bernilai bagi SIPASTI untuk meningkatkan kualitas HPS, untuk
pelanggan. Terkadang proses bisnis di organisasi SIPASTI versi 0.1 ini terdiri dari 5 fitur utama
kurang optimal dan organisasi menghadapi yaitu:
perubahan kondisi. Selain itu, teknologi informasi Fitur Katalog Harga Satuan Wilayah (HSW)
yang terus berubah, bersamaan dengan berbagai Sebagai salah satu referensi bagi pemangku
perubahan, memiliki dampak yang signifikan kepentingan dalam bentuk database terkait
terhadap proses bisnis dan kinerjanya. Untuk kumpulan harga satuan wilayah tenaga
mengatasi perubahan ini secara efektif, kerja, bahan, peralatan yang bersumber dari
beberapa solusi diperkenalkan adalah cara untuk Pemerintah Daerah, produsen, distributor,
mengontrol proses bisnis lebih baik diusulkan supplier, pemasok, dan lain sebagainya
seperti Business Process Improvement (BPI). 1) Katalog HSW Material
Tujuan BPI adalah untuk mengenali tujuan dan 2) Katalog HSW Peralatan
visi organisasi serta meningkatkan produktivitas 3) Katalog Upah Tenaga Kerja
organisasi, pekerjaan dan tanggung jawab untuk
memenuhi kebutuhan klien dengan mengurangi Fitur Database Harga Satuan Dasar (HSD) dan
biaya, meningkatkan kualitas layanan atau Harga Satuan Pekerjaan (HSP)
produk, ketersediaan dan efektivitas. Sebagai salah satu referensi bagi pemangku
kepentingan dalam bentuk database terkait
Implementasi Penerapan BPI pada Proses Bisnis kumpulan Kodefikasi dan HSD tenaga kerja,
Penyusunan HPS HSD bahan, HSD peralatan, HSP yang bersumber
Metode Business Process Improvement menjadi dari HPS yang ditetapkan PPK dilingkungan
konsep dasar dalam pembangunan sistem Kementerian PUPR
informasi untuk meningkatkan kualitas HPS. 1) Data Referensi HSD Tenaga kerja,
Dengan metode ini proses bisnis penyusunan 2) Data Referensi HSD Material,
HPS eksisting dianalisis disetiap tahapannya agar 3) Data Referensi HSD Peralatan
dapat diketahui permasalahan pokoknya (core 4) Data Referensi HSP
problem). Dari permasalahan pokok tersebut 5) Data Kodefikasi Tenaga kerja, Material,
kemudian dianalisis faktor – faktor penyebabnya Peralatan, dan Item Pekerjaan

856 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Sistem Informasi Jasa Konstruksi Terintegrasi

Gambar 11.6.3. Implementasi Penerapan BPI

Fitur Penyusunan HPS Fitur Proses Bisnis Penyusunan HPS


Sistem informasi standarisasi perhitungan Sistem informasi pembahasan, penetapan HPS
penyusunan HPS mulai dari PPK, Balai Teknis, dan/atau Direktorat
1) Input Data Informasi Pekerjaan Teknis hingga Reviu oleh Pokja BP2JK serta
2) Input Data Satuan Pekerjaan Direktorat KI atau Itjen (apabila diperlukan)
3) Input Data Tenaga Kerja 1) Pembahasan & Persetujuan Balai Teknis
4) Input Data Material 2) Pembahasan & Persetujuan Dir. Teknis
5) Input Data Peralatan 3) Reviu HPS BP2JK
6) Input Koefisien Pekerjaan 4) Reviu HPS Direktorat KI (apabila ada)
7) Perhitungan DKH/RAB 5) Reviu HPS Itjen (apabila ada)

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 857


Gambar 11.6.4. Proses Bisnis SIPASTI

Fitur Perbandingan HSD dan HSP PENYUSUNAN KEBIJAKAN IMPLEMENTASI


untuk melakukan pemantauan terhadap HSD, SIPASTI
HSP, dan HPS yang digunakan PPK di lingkungan
PUPR, misal sebagai early warning system jika Untuk mendorong pemangku kepentingan
terjadi anomali dalam menentukan HSD dan HSP dalam proses pengadaan jasa konstruksi di
1) Pemantauan/Membandingkan HSD Tenaga Kementerian PUPR agar menggunakan aplikasi
Kerja SIPASTI sebagai alat bantu dalam penyusunan
2) Pemantauan/Membandingkan HSD Material hingga penetapan HPS, maka diperlukan adanya
3) Pemantauan/Membandingkan HSD Peralatan kebijakan dan pengaturan lebih lanjut dari
4) Pemantauan/Membandingkan Harga Satuan Menteri. Kebijakan tersebut berupa Surat Edaran
Pekerjaan Menteri yang mengatur mengenai pedoman
5) Pemantauan/Membandingkan Rincian penggunaan aplikasi SIPASTI.
Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Surat Edaran ini dimaksudkan sebagai pedoman
Desain Proses Bisnis SIPASTI bagi para pemangku kepentingan untuk
5 fitur utama tersebut merupakan bagian dari menggunakan aplikasi SIPASTI. Sementara
SIPASTI dengan proses bisnis penggunaan tujuan SE untuk mendapatkan HPS yang efektif,
sistem tersebut sesuai Gambar 11.6.4. efisien, dan akuntabel (HPS yang sesuai kriteria

858 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Sistem Informasi Jasa Konstruksi Terintegrasi

dan berkualitas) serta mempermudah dan PETA JALAN (ROAD MAP) DAN TAHAPAN
mempercepat pemangku kepentingan dalam PEMBANGUNAN SIPASTI
penyusunan, penetapan, hingga reviu HPS.
Surat Edaran Menteri ini mengatur 2 hal, yaitu Mandat awal salah satu 9 strategi adalah
pengguna sistem aplikasi SIPASTI dan fitur-fitur/ penyusunan database terintegrasi HSP melalui
menu yang terdapat pada aplikasi SIPASTI. sistem informasi yang termutakhir secara
menerus. Namun dalam perkembangannya untuk
Untuk pengaturan mengenai pengguna menjawab beberapa isu permasalahan yang ada
aplikasi SIPASTI, terdiri dari 3 unit, yaitu unit SIPASTI versi 0.1 mempunyai 5 fitur utama, hal
pengelola admin, unit pengembangan aplikasi, ini menunjukkan bahwa pembangunan SIPASTI
dan unit teknis pengguna aplikasi. Unit bersifat dinamis. Perancangan suatu sistem
pengelola admin bertugas khusus hanya untuk dapat disetting pada tingkatan fungsi Data
pengelolaan dan penyusunan laporan secara Collecting, Data Management, Data Analytics, dan/
berkala terhadap sistem aplikasi SIPASTI. atau Data Benchmark/Reference. Pada tahap ini
Unit pengembangan aplikasi bertugas khusus SIPASTI versi 0.1 berada tingkat Data Collecting,
hanya untuk pengembangan dan pembinaan Data Management, melihat permasalahan dan
terhadap sistem aplikasi SIPASTI. Sementara kondisi yang ada potensi pengembangan dari
unit teknis pengguna aplikasi adalah unit yang SIPASTI menjadi sangat besar dan terbuka, saat
langsung dapat menggunakan fitur-fitur untuk ini output dari SIPASTI versi 0.1 adalah:
menyusun, menetapkan, dan mereviu HPS 1) Mempunyai database terkait harga satuan
dengan menggunakan aplikasi SIPASTI, baik material, peralatan, dan tenaga kerja yang
untuk mengakses, menghitung, mengunggah, ada di wilayah provinsi, kabupaten, kota
memberikan rekomendasi, dan memonitor bersumber dari vendor atau pemerintah
sesuai kebutuhan dan kepentingan masing- daerah
masing, yang terdiri atas Pejabat Pembuat 2) Mempunyai database terkait HSP, HSD
Komitmen (PPK) Teknis, Balai Teknis, Direktorat material, HSD peralatan, dan HSD tenaga
Teknis Pembina di masing-masing Unit kerja yang digunakan oleh PPK di lingkungan
Organisasi Teknis, Balai Pelaksana Pemilihan PUPR
Jasa Konstruksi (BP2JK)/Unit Pelaksana Teknis 3) Mempunyai Sistem Perhitungan HPS yang
Pengadaan Barang/Jasa (UPTPBJ), Direktorat standar dan sesuai revisi permen AHSP
Kepatuhan Intern di masing-masing Unit 4) Proses Bisnis Penyusunan, Penetapan, dan
Organisasi Teknis, Subbidang Kepatuhan Intern Reviu HPS selama ini dilakukan manual/offline
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi (DJBK), dan dilakukan dengan sistem sehingga dapat
Inspektorat Jenderal. dilakukan lebih cepat, mudah, akuntabel, dan
terdokumentasi dengan baik
SE Menteri ini diharapkan akan terbit setelah 5) Mempunyai sistem untuk memantau dan
revisi Permen PUPR Nomor 28 Tahun 2016 membandingkan antar HSD dan HSP yang
tentang Pedoman Analisis HPS Bidang Pekerjaan digunakan oleh PPK di lingkungan PUPR.
Umum diterbitkan serta beriringan dengan
launching dari aplikasi SIPASTI.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 859


Adapun selain output, penggunaan SIPASTI pekerjaan, fitur perhitungan HSD sewa alat,
diharapkan dapat memberikan bagi berbagai fitur HSD perhitungan HSD material, fitur sistem
pemangku kepentingan manfaat antara lain perhitungan biaya SMKK, fitur perhitungan
sebagai berikut: komponen Tingkat Komponen Dalam Negeri
1) Hasil perhitungan HPS sesuai kondisi (TKDN), dan fitur ketersediaan tenaga kerja
lapangan (peningkatan kualitas HPS) konstruksi yang kompeten yang dapat diakses
2) Terseragamkannya HSD yang digunakan oleh oleh masyarakat. Bahkan fitur katalog HSW
para PPK dilingkungan PUPR yang saat ini sebagai data referensi dapat
3) Terstandarkannya sistem perhitungan HPS dikembangkan menjadi suatu e-commerce
4) Tersedianya Data Kebutuhan (demand) dan jasa konstruksi ataupun sebagai sistem utama
trend TKK, Material, Peralatan PUPR di setiap untuk mewujudkan pengadaan supply by owner,
wilayah dimana hal ini tentu aku berdampak juga pada
5) Tersedianya Data tren harga satuan vendor pengembangan UMKM di sektor konstruksi
untuk TKK, Material, Peralatan di setiap
wilayah Potensi pengambangan SIPASTI cukup besar dan
6) Sharing Knowledge terkait perhitungan HPS luas, namun yang perlu diingat adalah SIPASTI
antar PPK, unit pembahas/reviu ini merupakan satu bagian dari suatu ekosistem
7) Early Warning System dan Decision Support modernisasi PBJ di lingkungan PUPR, perlu
System adanya integrasi yang kuat dengan sistem lainnya
seperti SIRUP, LPSE, SIMPAN, SIMPK, SIPBJ,
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI SIKI, dan lain sebagainya. Selain itu tidak hanya
kolaborasi antar sistem di dalam ekosistem
Setting konsep Penyusunan SIPASTI pengadaan barang/jasa, namun perlunya
ditempatkan pada suatu perancangan sistem kolaborasi para pihak di internal kementerian
yang dinamis bukan perancangan sistem yang PUPR antara lain PPK Teknis, Balai Teknis,
statis, sehingga SIPASTI versi 0.1 ini bukanlah Direktorat Teknis, DJBK, Inspektorat Jenderal
suatu one single solution, tetapi lebih ke one step untuk memanfaatkan secara maksimal SIPASTI.
solution atau langkah awal untuk menyelesaikan Kolaborasi dengan pihak eksternal pun mutlak
permasalahan terkait peningkatan kualitas HPS diperlukan seperti Komisi Pemberantasan
di lingkungan Kementerian PUPR. Korupsi (KPK), Pemerintah Daerah, Vendor,
UMKM, dan lain sebagainya. Sistem informasi
Berdasarkan fitur yang ada, perancangan ini hanya dapat berjalan dengan optimal dan
tingkat fungsi SIPASTI versi 0.1 saat ini dapat mencapai tujuannya jika para pihak yang
adalah Data Collecting, Data Management, terlibat secara langsung dan tidak langsung yang
namun beberapa fitur yang ada menunjukkan menerima akibat dan manfaat dapat berinteraksi,
potensi fungsi dasarnya dapat dikembangkan bekerja sama, dan mempunyai keinginan yang
kepada tingkat Data Analytics, dan/atau sama untuk meningkatkan kualitas pengadaan
Data Benchmark/Reference. Seperti halnya barang/jasa dengan penerapan modernisasi
perancangan pengembangan versi 0.2 seperti PBJ.
fitur sistem perhitungan koefisien satuan

860 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Sistem Informasi Jasa Konstruksi Terintegrasi

DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Badan Pusat Statistik, 2021
Konstruksi Rencana Strategis Kementerian PUPR, 2021
Undang-Undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja Direktorat Pengadaan Jasa Konstruksi, 2021
Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2020 tentang Chaffey, Dave. (2015). Digital Business and E-Commerce
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor Management. Pearson Education Limited. United
2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi Kingdom
Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2021 tentang M. Hammer and J. Champey, “Re-engineering the
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 22 Corporation: A Manifesto of Business Revolution,”
Tahun 2020 Tentang Peraturan Pelaksanaan New York: Harper Business. 1993
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Missaoui, Nesrine., Ayachi Ghannouchi, Sonia.,
Jasa Konstruksi “Pattern-Based Approaches for Business Process
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Improvement: A Literature Review”, Parallel
Rakyat Nomor 288/KPTS/M/2019 Tahun 2019 and Distributed Computing, Applications and
tentang Pembentukan Unit Kerja Pengadaan Technologies, 2019, Volume 931. doi: 10.1007/978-
Barang/Jasa dan Unit Pelaksana Teknis 981-13-5907-1_42
Pengadaan Barang/Jasa Kementerian Pekerjaan Nadja Damij, Talib Damij, Janez Grad, Franc Jelenc, A
Umum dan Perumahan Rakyat methodology for business process improvement
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan and IS development, Information and Software
Rakyat Nomor 1355/KPTS/M/2020 Tahun 2020 Technology, Volume 50, Issue 11, 2008,doi:
Tentang tentang Pembentukan Unit Kerja 10.1016/j.infsof.2007.11.004
Pengadaan Barang/Jasa dan Unit Pelaksana
Teknis Pengadaan Barang/Jasa Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 861


Kontributor
Ir. Akhmad Suraji, M.T.,Ph.D.,IPM
Adalah Associate Professor di Departemen Teknik Sipil Universitas Andalas.
Mengajar di kelompok keilmuan manajemen konstruksi dan infrastruktur baik
tingkat sarjana maupun pasca sarjana. Minat bidang risetnya meliputi keselamatan
konstruksi, kontrak konstruksi, perencanaan dan pembiayaan infrastruktur
serta kebijakan pengembangan industri konstruksi. Di lingkungan Kementerian
PUPR, beliau aktif sebagai kontributor penyusunan buku Konstruksi Indonesia di
Kementerian PUPR sejak 2006. Tahun 2018, menjadi anggota Komite Keselamatan
Konstruksi, Kementerian PUPR dan Sekretaris Satuan Tugas Pengawasan dan
Pengendalian Program Sejuta Rumah, Direktorat Jenderal Perumahan, Kementerian
PUPR. Pernah menjadi nara sumber dan tim ahli dalam perumusan dan perancangan
pengaturan kebijakan di bidang pembinaan konstruksi, Kementerian PUPR
serta menjadi Sekretaris 1 merangkap anggota Dewan Pengurus LPJK Nasional.
Pembimbing dan penguji tugas akhir, tesis dan disertasi di Universitas Andalas dan
beberapa perguruan tinggi lainnya seperti ITB, UNTAR dan UI. Pernah menjadi co-
promotor di Program Doktor Teknik Sipil di Universitas Diponegoro dan Universitas
Indonesia. Pengajar dalam Program Magister Teknik Sipil, Konsentrasi Manajemen
Konstruksi di Universitas Islam Indonesia, Universitas Pelita Harapan dan Universitas
Indonesia serta Program Magister Teknik Bahan Bangunan, Universitas Gadjah
Mada. Selain itu, pendiri Center for Infrastructure Investment and Analysis (CIIDEA)
Jakarta dan Engineering Institute Yogyakarta ini juga aktif dalam kepengurusan
PII Pusat dan Daerah. Beliau juga pernah menjadi konsultan nasional dari ILO di
bidang pengembangan infrastruktur perdesaan untuk Kementerian Koordinator
Bidang Perekonomian. Dia juga pernah menjadi konsultan ILO untuk labour based
technology dan infrastructure specialist paska tsunami di Aceh.

862 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Kontributor

Ir. Trisasongko Widianto Dipl. HE


Sejak Februari 2021 sebagai Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Utama,
Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Sebelumnya menjabat sebagai
Plt Direktur Jenderal Bina Konstruksi (February 2021 – Agustus 2021), Direktur Jenderal
Bina Konstruksi (Maret 2020-February 2021), Kepala Biro Perencanaan dan Kerja Sama
Luar Negeri ( Juli 2018- Maret 2021), Direketur Pengembangan Jaringan Sumber Daya
Air (Agustus 2016-Juli 2018 ), Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung
(Juli 2015-Agsutus 2016 ), Kepala Balai Besar Mesuji-Sekampung (Januari 2013- Juli 2015
), Pengurus Pusat Himpunan Ahli Teknik hidraulik Indonesia ( HATHI). Menyelesasikan
Pendidikan Sarjana S1 Teknik Pengairan di Universitas Brawijaya ( 1984) dan Pasca Sarjana
S2 di Institute of Hydraulic Engineering,Delft,Belanda (1990).

Dr. Ir. Putut Marhayudi, M.M., M.B.A., I.P.U.


Direktur Pengembangan Jasa Konstruksi, Direktorat Jenderal Bina Konstruksi,
Kementerian PUPR. Beliau merupakan lulusan S3 jurusan Pengelolaan Sumber Daya
Alam dan Lingkungan di Institut Pertanian Bogor. Di tangan beliau berbagai aturan terkait
Jasa Konstruksi “dilahirkan”, beberapa Pengaturan diantaranya, “Standar dan Pedoman
Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia”, “Design and Build”, Pengaturan “Sistem
Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK)”, Pengaturan “Sistem Manajemen Mutu (SMM)”,
dan berbagai peraturan lainya terkait jasa konstruksi. Tangan dingin dari mantan Wakil
Ketua LPJK Nasional periode 2011-2015 ini mampu memimpin dan menyusun regulasi yang
sangat berpengaruh terhadap Penyelenggaraan Jasa Konstruksi di Indonesia.

Eka Prasetyawati, ST, M.Tech


Saat ini penulis merupakan Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Muda.
Menyelesaikan studi S1 - Teknik Lingkungan di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS)
Surabaya dan S-2 Water Resources Development and Management, IIT Roorkee India.

Ir. Edy Juharsyah, M. Tech


Kepala Biro Perencanaan Anggaran dan Kerja Sama Luar Negeri Kementerian PUPR,
Master of Technology, Direktur Sistem dan Strategi Pengelolaan Sumber Daya Air, Ditjen
SDA, Penyusunan Rencana Program dan Anggaran Pembangunan Infrastruktur Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat.

Rani Charisma Dewi, ST, M.Sc.


Penulis adalah Sub Koordinator Pelaporan Rencana Aksi Nasional bergelar Master of
Science in Geoinformatics. Saat ini aktif berkontribusi dalam Pengembangan Jasa
Konstruksi.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 863


Ir. Kimron Manik, M.Sc.
Selaku penulis merupakan Direktur Keberlanjutan Konstruksi, Ditjen Bina
Konstruksi, Kementerian PUPR. Pendidikan Sarjana Teknik Sipil di tempuhnya
di Universitas Sumatera Utara, Pendidikan Master of Science bidang Urban
Environment Management di UNESCO-IHE. Penulis terlibat aktif sebagai sekretaris
Komite Keselamatan Konstruksi serta penyusunan kebijakan bidang konstruksi
berkelanjutan.

Ir. Brawijaya, S.E., M.Eng.I.E, MSCE, Ph.D.


Selaku penulis merupakan Kepala Sub Direktorat Keamanan dan Keselamatan
Konstruksi, Kementerian PUPR. Penulis menyelesaikan Pendidikan Teknik sipil
di Insititut Teknologi Bandung dan Manajemen di Universitas Padjadjaran. Selain
itu penulis turut menempuh pendidikan program magister dan program doktor
di Rensselaer Polytechnic Institute. Penulis terlibat aktif sebagai Koordinator
Sekretariat Komite Keselamatan Konstruksi dan turut aktif pada penyusunan
kebijakan, implementasi dan pengembangan kebijakan, serta pendampingan,
pemantauan dan evaluasi terkait keselamatan konstruksi.

Offie Nurtresnaning Putri, S.T., M.Eng.


Penulis merupakan Pejabat Fungsional Muda Pembina Jasa Konstruksi. Penulis
menyelesaikan Pendidikan Teknik Lingkungan di Institut Teknologi 10 Nopember
Surabaya dan Magister Pengelolaan Bencana Alam di Universitas Gadjah Mada.
Penulis terlibat aktif sebagai tim perumus kebijakan, penyusun materi, dan
pendampingan terkait keselamatan konstruksi, serta sebagai anggota sekretariat
Komite Keselamatan Konstruksi.

Ir. H. Peter Frans


Lahir di Mataram, 4 Desember 1963. Ia lulusan Universitas Brawijaya Jurusan Teknik
Pengarian tahun 1989. Saat ini ia menjabat sebagai Direktur Utama PT Ciriajasa
Engineeering Consultants (2008-sekarang) dan menjadi Ketua Umum DPN INKINDO
(2018-2022). Sebelumnya ia pernah menjabat Ketua DPP INKINDO DKI Jakarta
(2014-2018). Peter Frans aktif dalam kegiatan asosiasi profesi antara lain: Himpunan
Ahli Teknik Hidraulik Indonesia (HATHI), Ikatan Nasional Tenaga Ahli Konsultan
Indonesia (Intakindo), Komite Nasional Indonesia untuk Bendungan Besar (KNIBB),
International Commission on Irrigation & Drainage (ICID), Forum Alumni Pengairan
FAP Universitas Brawijaya, Malang.

864 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Kontributor

Dandung Sri Harninto, ST., MT.


Sebagai founder dan CEO dari PT Geoforce Indonesia, satu perusahaan swasta nasional
yang bergerak di bidang EPC (engineering, procurement dan construction) perbaikan
tanah-perkuatan tanah dengan menggunakan teknologi geosintetik. Terlibat sangat
intens dalam pekerjaan-pekejaan specialist bidang geoteknik di banyak proyek-proyek
infrastruktur strategis nasional baik yang dikerjakan oleh pemerintah maupun swasta.
Pekerjaan yang sering ditangani adalah : konstruksi dinding penahan tanah, penanganan
longsor-erosi pada lereng, perbaikan tanah lunak dan problematic soils, penanganan
perbaikan lahan gambut, penanganan abrasi pantai, konstruksi lapis kedap air untuk
fasilitas pengolahan limbah industri dan domestik (TPA) dan bottom ash pond pada fasiltas
PLTU dan lain-lain.

Dalam bidang akademik menyelesaikan pendidikan S-1, Sarjana Teknik di Universitas


Gadjah Mada pada tahun 1996 dalam bidang sumber daya air, dan menyelesaikan
pendidikan S-2, Magister Teknik di Universitas Indonesia pada tahun 2010 dalam bidang
geoteknik. Dan sejak 2019 tercatat sebagai mahasiswa S-3 di Universitas Indonesia dalam
bidang ilmu geoteknik. Pemegang SKA Utama bidang Geoteknik dari organisasi profesi
Himpunan Ahli Teknik Tanah Indonesia (HATTI) yang dikeluarkan oleh LPJK (Lembaga
Pengembangan Jasa Konstruksi) dan sekaligus menjadi pengurus di organisasi ini. Selain
sebagai pengurus aktif di Kadin Indonesia bidang Konstruksi dan Infrastruktur (2015-2021)
juga aktif diberbagai organisasi seperti di Badan Pengurus Pusat GAPENSI (Gabungan
Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia) sebagai Wakil Sekretaris Jenderal, dan
Pengurus Pusat Persatuan Insinyur Indonesia (PII). Selain itu, juga menjadi member dari
organisasi internasional yakni International Geosynthetics Society (IGS) dan International
Society for Soil Mechanics and Geotechnical Engineering (ISSMGE). Moto hidup: sebaik-
baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia, ikhlas dan totalitas dalam
setiap pekerjaan.

Yuyu Yulianti, S.Si, M.M.,


Selaku Penulis merupakan Analis Kebijakan Madya Direktorat Pengembangan Iklim Usaha
dan Kerjasama Internasional. Penulis menyelesaikan pendidikan sarjananya di Institut
Teknologi Bandung dan menyelesaikan pendidikan magisternya dual degree di Universitas
Trisakti, Indonesia dan Rotterdam Business School, Netherland pada jurusan Logistic
Management. Penulis terlibat aktif dalam pengembangan pengadaan berkelanjutan dan
pengembangan kapasitas pelaku usaha khususnya Pelaku Usaha Mikro dan Kecil (UMK)
dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 865


Antonius Lambok Sihombing, SST, M.Sc
Selaku Penulis merupakan Analis Kebijakan Madya Direktorat Pengembangan Strategi
dan Kebijakan Pengadaan Umum. Penulis menyelesaikan pendidikannya di Sekolah
Tinggi Ilmu Statistik, Jakarta selama empat tahun pada bidang Statistika Terapan
dan di Institute for Housing and Urban Development Studies of Erasmus University
Rotterdam, The Netherlands pada tahun 2009-2010, pada spesialisasi Urban Social
Development. Penulis terlibat aktif dalam pengembangan strategi, pemantauan dan
evaluasi, serta diseminasi Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah di Indonesia.

Drs. Dwi Satrianto


Selaku Penulis merupakan Analis Kebijakan Madya Direktorat Pengembangan Strategi
dan Kebijakan Pengadaan Khusus. Penulis menyelesaikan Pendidikan sarjananya di
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Penulis terlibat aktif dalam implementasi dan
pendampingan kebijakan pengadaan khusus (KPBU, BUMN, BUMD, BLU dan desa) di
Indonesia.

Lailatul Mufarokhah, S.T.P.


Selaku Penulis merupakan Analis Kebijakan Muda Direktorat Pengembangan Strategi
dan Kebijakan Pengadaan Umum. Penulis menyelesaikan Pendidikan sarjana di
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Penulis terlibat aktif dalam penyusunan
kebijakan pengadaan barang/jasa pemerintah.

Thanthawi Jauhari, ST., MA., M.Se


Selaku Penulis merupakan Analis Kebijakan Muda Direktorat Pengembangan Strategi
dan Kebijakan Pengadaan Khusus. Penulis menyelesaikan Pendidikan sarjananya di
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, dan menyelesaikan Pendidikan Magister Science
Economic di Program Pascasarjana Ilmu Ekonomi, Universitas Indonesia, Jawa Barat
dan Master of Art di International Development Economic Cooperation, Hiroshima
University, Jepang. Penulis terlibat aktif dalam implementasi dan pendampingan
pengadaan proyek KPBU di Indonesia.

Anita Carollin. S.Sos., MM., MLM


Selaku Penulis merupakan Analis Kebijakan Muda Direktorat Pengembangan Iklim
Usaha dan Kerjasama Internasional. Penulis menyelesaikan pendidikan sarjananya
di Universitas Indonesia dan menyelesaikan pendidikan magisternya dual degree di
Universitas Trisakti, Indonesia dan Rotterdam Business School, Netherland pada
jurusan Logistic Management. Penulis terlibat aktif dalam pengembangan kelembagaan
pengadaan (UKPBJ) dan pengembangan kapasitas pelaku usaha khususnya Pelaku
Usaha Mikro dan Kecil (UMK) dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

866 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Kontributor

Yasmine Permata Sari


Selaku Penulis merupakan Perancang Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Direktorat
Pengembangan Strategi dan Kebijakan Pengadaan Umum. Penulis menyelesaikan
Pendidikan sarjana di Universitas Diponegoro. Penulis terlibat dalam penyusunan kebijakan
pengadaan barang/jasa pemerintah.

Dewi Chomistriana ST., M.Sc.


Saat ini menjabat sebagai Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Ditjen Bina
Konstruksi, Kementerian PUPR. Lahir di Bandung, tanggal 28 Januari 1971, dan menempuh
pendidikan Sarjana Teknik Lingkungan di Institut Teknologi Bandung tahun 1994 dan
melanjutkan studi S2 di bidang Sanitary Engineering, di UNESCO-IHE Belanda pada
tahun 1998. Selain itu, beliau juga pemegang International Certificate untuk Supply Chain
Management, Sertifikat Insinyur Profesional Utama, Sertifikat Ahli K3 Konstruksi Madya
serta Sertifikat Greenship Profesional.

Dimas Bayu Susanto, ST, MPSDA.


Lahir di Sleman, 21 Desember 1983. Menyelesaikan pendidikan S1 Teknik Sipil di Universitas
Sebelas Maret (UNS) tahun 2008 dan kemudian berkesempatan melanjutkan studi ke
Institut Teknologi Bandung (ITB) dan berhasil menyandang gelar Magister Pengelolaan
Sumber Daya Air pada 2016. Pernah bergabung pada proyek jasa konsultansi konstruksi
tahun 2009, dan selanjutnya berkarir sebagai ASN Kementerian PUPR pada tahun 2010
dengan penugasan pertama di Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi.
Saat ini, penulis bertugas sebagai Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda, Bagian
Perencanaan, Program, dan Keuangan, Setditjen Bina Konstruksi, Kementerian PUPR.

Gatot Pambudhi Poetranto, S.Kom, MPM.


Deputi Bidang Monitoring-Evaluasi dan Pengembangan Sistem Informasi LKPP, S2 Public
Management (Concentration Information Systems) Carnegie Mellon University, S1 STMIK
Budi Luhur, Manajemen Informatika dan Komputer, Berhasil mengkoordinasikan tim dan
pemangku kepentingan mengembangkan dan mengimplementasikan aplikasi SPSE versi
4 (SPSE 4.3, SPSE 4.2, SPSE 4.1 (termasuk e-Lelang Cepat dan Sistem Informasi Kinerja
Penyedia/SiKAP)) dengan baik dan secara menyeluruh di K/L/P/D seluruh Indonesia pada
Tahun 2016 sampai dengan 2018.

Fani Dhuha, ST, M.Sc.


Penulis adalah Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Muda. Beliau menyelesaikan
pendidikan S-2 Construction Contract Management di Universiti Teknologi Malaysia.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 867


Dr. Ir. Poltak Sibuea, M.Eng.Sc.
Saat ini bertugas sebagai Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli
Utama di Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat. Pendidikan S1 diperoleh di Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin tahun 1984 yang berafiliasi ke Institut Teknologi Bandung, S2 di
University of New South Wales Australia tahun 1990, dan S3 di Universitas Gadjah
Mada Yogyakarta tahun 2019. Sebelumnya pernah menjabat sebagai Direktur
Perencanaan Pembiayaan Perumahan, Direktur Preservasi Jalan, dan Inspektur IV
di Kementerian PUPR. Turut berkontribusi dalam pendampingan pelaksanaan tugas
Balai Pelaksana Pemilihan Jasa Konstruksi (BP2JK) sejak dibentuk tahun 2019,
penyusunan Permen PUPR Nomor 7 Tahun 2021 tentang Pencatatan Sumber Daya
Material dan Peralatan Konstruksi, penyusunan sekaligus penyaji modul bimbingan
teknis Pra Konstruksi Untuk Konsultan Pengawas, dan penyusunan sekaligus
penyaji modul pembekalan Penilai Ahli Kegagalan Bangunan, serta sedang ikut aktif
menyusun revisi Peraturan Menteri PUPR Nomor 28/PRT/M/2016 tentang Pedoman
AHSP Bidang PU.

Ratih Fitriani, ST., MT.


Saat ini bertugas sebagai Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda di
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat yang sedang menyelesaikan pendidikan Doktoral Teknik Sipil di Universitas
Indonesia dan terlibat erat dalam penyusunan rancangan peraturan Menteri PUPR
tentang Analisis Harga Satuan Pekerjaan bidang PUPR.

Dr. Yolanda Indah Permatasari, S.E., M.M.


Penulis merupakan Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Madya. Gelar
Doktor diperolehnya setalah menyelesaikan Program Doktor untuk Program Studi
Administrasi Publik, Universitas Indonesia.

Fariroh, S.E, M.Si.


Lahir di Indramayu pada tanggal 2 Juni 1975, bekerja di Kementerian PUPR sejak
tahun 2005. Pendidikan S1 Lulus tahun 1998 dari Universitas Nasional Jakarta
jurusan Ekonomi dan S2 Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Mandala Indonesia
(STIAMI) Jakarta jurusan Ilmu Administrasi lulus tahun 2012. Penugasan awal di
Biro Perencanaan dan KLN, Setjen 2005-2012 dan tahun 2012 ditugaskan Ke Pusat
Pembinaan Sumber Daya Investasi lalu di Direktorat Bina Investasi infrastruktur dan
Direktorat Kerjasama dan Pemberdayaan serta Sekretariat Ditjen. Bina Konstruksi.
Saat ini menjabat sebagai Kepala Subdit Advokasi dan Fasilitasi Pengadaan Jasa
Konstruksi.

868 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Kontributor

E. Hardiansyah P.Putra, S.T, M.Sc.


Merupakan Jafung Pembina Jasa Konstruksi Muda pada Sub Direktorat Advokasi
dan Fasilitasi, Direktorat Pengadaan Jasa Konstruksi. Menyelesaikan S1 nya di
Universitas Diponegoro Semarang dan S2 nya di Universiti Teknologi Malaysia.
Penulis merupakan tim sekretariat dan tim verifikator katalog elektronik sektoral.

Hilda Isfanovi, ST, MPSDA.


Merupakan Jafung Pembina Jasa Konstruksi Muda pada Sub Direktorat Advokasi
dan Fasilitasi, Direktorat Pengadaan Jasa Konstruksi. Penulis menyelesaikan
Pendidikan Sarjananya di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta dan menyelesaikan
pendidikan Magister Pengelolaan Sumber Daya Air di Institut Teknologi Bandung.
Penulis tergabung dalam tim verifikator dan tim sekretariat Katalog Elektronik
Sektoral, serta terlibat dalam penelitian pengadaan barang/jasa di Direktorat
Pengadaan Jasa Konstruksi.

Bramantyo Suryodhahono, SH.


Merupakan Jafung Pengelola Pengadaan Barang Jasa Pertama pada Sub Direktorat
Advokasi dan Fasilitasi, Direktorat Pengadaan Jasa Konstruksi Penulis menyelesai
program sarjana S-1 Ilmu Hukum di Universitas Indonesia pada tahun 2013. Setelah
diangkat sebagai seorang Pegawai Negeri Sipil di Kementerian PUPR, Penulis
tergabung sebagai Anggota Tim Kelompok Kerja (Pokja) Pemilihan Tim Pengadaan
Barang/Jasa Khusus Bidang Cipta Karya untuk tender/seleksi proyek strategis dan
Tim Verifikator Katalog Elektronik Sektoral Kementerian PUPR.

Wibisono Setiowibowo, Dipl.DA., MSc., FIDSK.


Pendiri dan Dewan Pengawas Perkumpulan Ahli Dewan Sengketa Konstruksi (PADSK).
Pernah bekerja di Departemen PU diantaranya sebagai Inspektur Jenderal dan
Kepala Badan Pembinaan Konstruksi dan Investasi (BAPEKIN). Mengkoordinasikan
perumusan dan finalisasi UU Nomor 18 Tahun 1999 Jasa Konstruksi beserta aturan
pelaksanaannya. Membuat buku petunjuk dan melakukan advokasi Good Corporate
Governance perusahaan jasa konstruksi. Menyelesaikan S-1 West Midlands Institute
of Technology, England–UK (1969) dan S-2 University of Birmingham, England–UK
(1983). Aktivitas organisasi di Persatuan Konsultan Indonesia (PERKINDO); Dispute
Resolution Board Foundation (DRBF); Perkumpulan Ahli Dewan Sengketa Konstruksi
(PADSK).

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 869


Ellis Sumarna, S.E., M.M.
Penulis merupakan Kepala Sub Direktorat Kontrak Konstruksi. Menyelesaikan
pendidikan Magister Manajemen Keuangan di Universitas Indonesia.

Disaintina Ari Nusanti, S.T., M.M


Saat ini penulis menjabat sebagai Kasubdit Kelembagaan, Material, Peralatan Dan
Usaha Jasa Konstruksi. Penulis menyelesaikan pendidikan S-2 Magister Manajemen
di Institut Pertanian Bogor.

Ir. Muhamad Abduh, M.T, Ph.D


Dosen di Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung (ITB).
Saat ini beliau menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang Keuangan, Perencanaan,
dan Pengembangan di ITB periode 2020-2025. Beliau merupakan dosen di dalam
Kelompok Keahlian Manajemen dan Rekayasa Industri serta pernah menjabat
sebagai Ketua Program Studi Sarjana Teknik Sipil periode 2018-2020. Beliau
memperoleh gelar sarjana dan magister dari ITB pada tahun 1993 dan 1997 serta gelar
Ph.D. dari Purdue University, Amerika Serikat, pada tahun 2000. Minat penelitian
beliau adalah pengadaan, logistik, rantai pasok, peningkatan produktivitas,
konstruksi ramping, simulasi operasi konstruksi, konstruksi berkelanjutan, aplikasi
teknologi informasi dan komunikasi serta manajemen infrastruktur. Program Ph.D.
beliau di Purdue University berfokus pada penilaian teknologi jaringan elektronik
untuk mendukung penyelenggaraan proyek konstruksi terintegrasi. Dalam karier
selama lebih dari 25 tahun di ITB, beliau telah mengembangkan hubungan yang
mendalam dengan industri dan pemerintah serta berusaha terus menginspirasi
industri Indonesia untuk mengadopsi konsep dan teknologi baru.

Prof. Ir. M. Agung Wibowo, M.M., M.Sc., Ph.D.


Guru besar di Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
Riwayat pendidikan S1 (1992) – Teknik Sipil, Universitas Diponegoro; S2 (1996) –
Magister Manajemen, Universitas Diponegoro; S2 (1999) – Manajemen Konstruksi,
Nottingham University, UK; dan S3 (2004) – Manajemen Konstruksi, Nottingham
University, UK. Penelitian terbaru yang dikaji adalah Risk Management, Supply
Chain in Construction, Green Supply Chain in Construction, Reverse Logistics in
Construction, Construction and Law.diinformasikan terutama terkait pembinaan
SDM Konstruksi.

870 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Kontributor

Endah Murtiana Sari


Mahasiswa Program Doktor Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Tarumanegara

Asri Nurdiana
Mahasiswa Program Doktor Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Ahmad Rifqy Zein


Mahasiswa Program Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Nazib Faizal, ST, M.Sc.


Kepala Pusat Data dan Teknologi informasi, Kementerian PUPR

Dimas Sigit Dewandaru, S.Kom, MT.


Pejabat Fungsional Pranata Komputer Ahli Muda

Arief Ardhian Nugroho, S.Kom.


Pejabat Fungsional Pranata Komputer Ahli Muda

Tri Berkah, SH., MH.


Selaku penulis merupakan Kepala Bagian Hukum, Informasi Jasa Konstruksi, dan
Komunikasi Publik, Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Kementerian
PUPR. Penulis menyelesaikan Pendidikan Ilmu Hukum di Universitas Katolik
Parahyangan dan Magister Hukum di Universitas Gadjah Mada.

Fauzan, S.Kom
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda

Indah Fitra Ramdani, Skom, Mbus


Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda

Ir. Suwanto, M.M,


Saat ini sebagai Pembina Jasa Konstruksi Ahli Madya, Direktorat Kelembagaan
dan Sumber Daya Konstruksi. Lahir di Malang, 10 Agustus 1963, dan menempuh
pendidikan Sarjana Teknik Pengairan di Universitas Brawijaya tahun 1986 dan
melanjutkan studi S2 di bidang Magister Manajemen di Universitas Krisnadwipayana
pada tahun 2000.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 871


Dhany Saputra Bangun, S.E, M.P.W.K,
Sebagai penulis, lahir di Kabanjahe, 24 Oktober 1990, dan menempuh pendidikan
Sarjana Ekonomi di Institut Pertanian Bogor pada tahun 2012 dan melanjutkan studi
S2 di Universitas Diponegoro dan berhasil meraih gelar M.P.W.K pada tahun 2020.
Saat ini sebagai Analis Kebijakan di Bagian Perencanaan, Program dan Keuangan,
Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Konstruksi.

Ir. Abdul Muis, M.T.


Menjabat sebagai Direktur Pengadaan Jasa Konstruksi, Direktorat Jenderal Bina
Konstruksi pada bulan Agustus 2021. Lahir di Bangkalan, 10 Desember 1966 dan
menyelesaikan pendidikan S1 pada tahun 1991 pada Program Studi Teknik Pengairan,
Universitas Brawijaya. Program Magister selesai pada tahun 2002 di Institut
Teknologi Bandung, Program Studi Pasca Bidang Pengembangan Sumber Daya Air.
Pernah menjabat sebagai Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji Sekampung,
dan sebagai Kepala Balai Wilayah Sungai Maluku Utara, Direktorat Jenderal Sumber
Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Vita Puspitasari, S.E., M.A.


Lahir di Jakarta, pada tanggal 13 April 1981, menjabat sebagai Kepala Bagian
Administrasi - Sekretariat Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK). Penulis
menamatkan pendidikan S-1 pada jurusan Ekonomi dan kemudian melanjutkan
pendidikan S-2nya pada Jurusan Administrasi Publik. Pernah menjabat sebagai
Kasubdit Kerja Sama pada Direktorat Kerjasama dan Pemberdayaan- DJBK, Kepala
Seksi Pemantauan dan Evaluasi, Subdit SMM-DJBK, dan juga sebagai Kasubag TU
Dit Penyelenggaraan Jasa Konstruksi-DJBK. Saat ini penulis juga menjabat sebagai
Kepala Satuan Kerja LPJK.

Zuhanif Tolhas Pangului Sidabutar, Dipl. UM, M.M.


Lahir di Jakarta pada tanggal 06 Juni 1963. Saat ini merupakan Koordinator
Bidang IT dan Registrasi sekaligus JFT Pembina Jasa Konstruksi Ahli Madya pada
Sekretariat Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi. Penulis menamatkan jenjang
pendidikan S-2 nya pada jurusan Magister Manajemen. Selain itu penulis pernah
menjabat sebagai Kepala Balai Material dan Peralatan Konstruksi - DJBK, Kepala
Subdirektorat Pemberdayaan Wilayah III, Direktorat Kerja Sama Dan Pemberdayaan
- DJBK, dan juga sebagai dan Plh. Direktur Kerja Sama dan Pemberdayaan - DJBK
di tahun 2020.

872 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju


Kontributor

Masayu Dian Rochmanti, ST., MPSDA


lahir di Jakarta pada tanggal 3 Februari 1988. Saat ini merupakan JFT Pembina
Konstruksi Ahli Muda pada Sekretariat Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi.
Penulis menamatkan jenjang pendidikan sarjananya pada jurusan Teknik
Lingkungan dan Jenjang Magister pada program studi Pengelolaan Sumber Daya
Air. Selain itu, penulis pernah menjabat sebagai Kepala Seksi Standar dan Pedoman
pada Direktorat Bina Kompetensi dan Produktivitas pada tahun 2016-2020.

Ir. Nicodemus Daud, M.Si.


Saat ini mendapat amanah sebagai Direktur Kelembagaan dan Sumber Daya
Konstruksi, Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian PUPR. Menyelesaikan
Pendidikan S1 Teknik Nuklir di Universitas Gadjah Mada dan melanjutkan S2
Administrasi Negara, Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Mandala Indonesia (STIAMI).
Merupakan Konseptor dan Pengembang eMonitoring Kementerian PUPR, Konseptor
dan Inisiator SIMENTOR Jabatan Fungsional PUPR, berperan dalam Inisiator
Satu Data, Satu Peta, Satu Referensi Kementerian PUPR. Konstribusi dalam
pengembangan jasa konstruksi antara lain sebagai Penyusun materi suburusan
jasa konstruksi Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja,
Penyusun Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko subsektor Jasa Konstruksi, Penyusun materi
kelembagaan dan sumber daya konstruksi pada Peraturan Pemerintah Nomor 14
Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020
tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi, Penyusun Peraturan Menteri PUPR Nomor 6 Tahun 2021 tentang Standar
Kegiatan Usaha dan Produk pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis
Risiko Sektor Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta Penyusun Peraturan
Menteri PUPR Nomor 7 Tahun 2021 tentang Pencatatan Sumber Daya Material dan
Peralatan Konstruksi.

Dimas Ricky Swara Mahardika, S.Sos., M.Sc.


Selaku penulis merupakan Pejabat Fungsional Muda Pembina Jasa Konstruksi,
Direktorat Keberlanjutan Konstruksi, Ditjen Bina Konstruksi, Kementerian PUPR.
Pendidikan Sarjana di tempuhnya di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta,
Indonesia, Pendidikan Master of Science di tempuhnya di Universitas Gadjah Mada-
ITC University of Twente, Enschede, Netherlands.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 873


TIM PENYUSUN
TIM PENGARAH Jannatin Clara Alverina
Dr. Ir. Yudha Mediawan, M.Dev.Plg. Indri Eka Lestari
Dewi Chomistriana, S.T., M.Sc. Ryan Wijisovia
Dr. Ir. Putut Marhayudi, M.M. Angelina Butar Butar, S.H.
Ir. Nicodemus Daud, M.Si. Yunus Fachrizal, S.H.
Ir. Abdul Muis, M.T. Indah Fitra R, S.Kom, M.Bus.
Dr. Dedy Natrifahrizal D.N, S.E., M.Si. Evita Ayu Komaladewi S, S.T.
Ir. Kimron Manik, M.Sc. Bagoes Wicaksono, S.Kom.
Ir. Trisasongko Widianto Dipl. HE.

TIM PELAKSANA
Ir. Mochammad Natsir, M.Sc. (Koordinator Utama)
Ir. Yaya Supriyatna Sumadinata (Koordinator I)
Ir. Netti Malemna, M.M. (Koordinator II)
Ir. Poltak Sibuea, M. Eng.Sc. (Koordinator III)
Fariroh, S.E.,M.Si.
Yan Faissal, S.T., M.T.
Meylina D Hasbullah, S.T., M.M.
Disaintina Ari Nusanti, S.T, M.M. Era Baru Konstruksi
Berkarya Menuju
Ir. Joko Karsono M.T. Indonesia Maju

Supai, S.ST.,M.T.
Dr.Yolanda Indah P, S.E., M.M.
Ir. Suwanto, M.M.
Ir. Ati Nurzamiati Hazar Zubir, M.T.
Anik Dwi Wahyuningsih, S.T. M.A.
Ir. Didi Ahmadi H. Djamhir, M.T.
Dr. Samsul Bakeri, S.I.P., M.Si. KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN
Sheba Hartaty S, S.T., M.T. PERUMAHAN RAKYAT
Dra. Affuanie Harahap, M.M. Gedung Utama Kementerian PUPR
Zuhanif Tolhas Dipl. Um., M.M. Jl. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru
Sucipto. S.Sos. M.Si. Jakarta Selatan 12110
Dimas Bayu Susanto, S.T., MPSDA. Telepon/Fax : 021-7228497
Dyah Sitaresmi Budiarti, S.T., M.M.G., M.P.W.K. Email : pupr@pu.go,id

SEKRETARIAT Hak cipta dilindungi Undang-Undang.


Tri Berkah, S.H., M.H. Dipersilahkan mengutip atau memperbanyak
Yosaphat Bisma W., S.Sos., M. Ikom. sebagian buku ini dengan seizin tertulis dari penulis
Fauzan, S.Kom. dan/atau penerbit.
Aprilia Gayatri, S.H.
Kristinawati P. Hadi, S.IP., M.Si. Copyright @ Direktorat Jenderal Bina Konstruksi
Agus Firngadi 2021
Hari Maradika
Cetakan Pertama, Desember 2021
ISBN : ----------
876 Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju Indonesia Maju

Anda mungkin juga menyukai