Buku Konstruksi2021 BUKU3#1desember
Buku Konstruksi2021 BUKU3#1desember
Berkarya Menuju
Indonesia Maju
Kata Pengantar
Peresmian, Tol Balsam,
Balikpapan - Samarinda
Daftar Isi
Mitigasi Dampak
08 Pandemi COVID-19
dalam Penyelenggaraan
Jasa Konstruksi
∙ Dampak, Adaptasi dan Mitigasi ∙ Upaya Pemulihan Badan Usaha
Pandemi COVID-19 di Sektor Jasa Konsultansi Konstruksi yang
Konstruksi Indonesia 574 Terdampak Pandemi COVID-19 624
∙ Pembangunan Infrastruktur PUPR ∙ Strategi Bertahan BUJK Pasca
Pasca “New Normal” 594 Pandemi Covid dan Berlakunya UU
∙ Program Padat Karya dalam Cipta Kerja 632
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
di Masa Pandemi COVID-19 dalam
Rangka Pemulihan Ekonomi
Nasional 604
∙ Penerapan SMKK dalam
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
Pada Masa Pandemi COVID-19 614
RANGKUMAN
terhadap bagian-bagian aspek dari sektor Selanjutnya meminta kepada Pemerintah untuk
konstruksi. mempercepat pengembalian dana talangan
tanah dan tetap melakukan lelang proyek-proyek
Pandemi COVID-19 hampir 2 (dua) tahun baru Jalan Tol,
dunia dilanda pandemi memberikan pelajaran
berharga bagi stakeholder konstruksi. Tulisan Dampak yang sudah dirasakan adalah
ini diharapkan memberikan pengetahuan untuk dihentikannya beberapa proyek. Alasan
membangun kesadaran baru dari para stakeholder dihentikannya proyek antara lain karena lokasi
atas pentingnya mitigasi dampak pandemi di proyek berada di wilayah pandemi, seperti
masa kini dan mendatang. Menghadapi implikasi Jakarta atau pada proyek ditemukan pekerja
pandemi terhadap ancaman kesehatan publik yang terinveksi, atau karena mengikuti anjuran
sekaligus krisis ekonomi menjadi tantangan pemerintah untuk menghindari kerumunan
luar biasa bagi Pemerintah dan mereka yang dan melakukan physical distancing. Meskipun
berusaha di sektor konstruksi. Strategi demikian beberapa proyek juga masih terus
membangun resiliensi sektor konstruksi berjalan dengan alasan karena berada bukan
terhadap pandemi memerlukan telaah mendalam pada daerah pandemi, mengejar tugas dan
dari sisi regulasi atau kebijakan dan praktek di tidak ada peraturan yang jelas yang mengatur
lapangan. Substansi tulisan ini bermanfaat bagi apakah proyek konstruksi harus dihentikan.
Pemerintah sebagai regulator untuk merancang Adanya polemik ini, menjadi pertanyaan bagi
ulang berbagai kebijakan di sektor konstruksi, baik penyedia maupun pengguna jasa. Masalah
termasuk menyediakan sistem manajemen yang dihadapi cukup banyak dan kompleks dari
krisis juga keberlangsungan industri arsitektur, dampak COVID-19 ini, baik masalah yang sudah
keinsinyuran, konstruksi bahkan operasi aset terjadi saat ini, maupun yang diprediksi akan
terbangun sebagai moda bisnis oleh para pelaku muncul kemudian,
usaha dan para profesional arsitek dan insinyur.
Wabah COVID-19 telah dinyatakan sebagai
DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP bencana nasional (Perpres 22/2020). Bencana ini
PASAR KONSTRUKSI dapat menyebabkan konstruksi dan real estate
merupakan salah satu dari sektor ekonomi yang
BPJT (Anas, 2020) mengungkap bahwa konstruksi berpotensi kalah (potential losser) (Dcode EFC
tetap berlanjut dan disesuaikan dengan protokol Analysis, 2020). Ashurst (2020) menengarai
kesehatan dengan tetap mendorong jika bahwa dampak COVID-19 pada sektor konstruksi
memungkinkan membantu pemerintah dalam hal tidak hanya pada aspek kesehatan tetapi juga
pemenuhan konten domestik serta padat karya, ekonomi. Wabah global ini akan membuat
kepada BUJT, main/sub contractor. Dari sudut sektor ini akan mengalami tekanan profit margin
investasi, memberikan berbagai stimulus kepada dan berkurangnya ketersediaan tenaga kerja
badan usaha yang pada saat ini sedang dibahas dan pasokan material. Realokasi anggaran
secara rinci dan memberikan kesempatan pemerintah (pusat dan daerah) untuk COVID-19
berbagai relaksasi terhadap investasi yang dan penangguhan dan/atau penghentian tender
belum mendesak dan waktu financial close. proyek konstruksi (PMK 2/2020) akan mengubah
karyawan tetap di bawah 10 orang, sebanyak 24,3% keterbatasan literasi dan kemampuan
51% perusahaan memiliki jumlah karyawan tidak it dan 65,2% budaya baru yang belum terbiasa.
tetap di bawah 5 orang. Selama masa pandemi, Disamping itu, survey Inkindo (2020) juga
31% perusahaan konsultan, rata-rata melakukan menemukan kebijakan pengelolaan SDM
PHK terhadap karyawan tetap di bawah 10 perusahaan selama pandemi mencakup 46,3%
orang dan 28% perusahaan konsultan, rata-rata pengurangan jam kerja; 44% merumahkan
melakukan PHK terhadap karyawan tidak tetap di sementara; 10,9% pemutusan hubungan
bawah 5 orang. kerja dan 25,4% tidak ada kebijakan baru dan
beroperasi seperti biasa. Selanjutnya, terungkap
Survey tersebut menemukan bahwa selama bahwa perusahaan konsultan melakukan
pandemi, 31% perusahaan konsultan yang mekanisme kerja selama pandemi meliputi 25%
sumber pendanaannya berasal dari APBN work from office, perusahaan beroperasi seperti
terkena dampak realokasi anggaran antara biasa; 30% work from office, dengan pembagian
25-50% dan 34% perusahaan konsultan yang hari kerja; 29% work from home, karyawan
sumber pendanaannya berasal dari APBD bekerja dari rumah 16% tidak bekerja karena
terkena dampak realokasi anggaran lebih besar perusahaan berhenti.
dari 75% serta 35% perusahaan konsultan
yang sumber pendanaannya berasal dari BUMN DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP
terkena dampak realokasi anggaran kurang dari PERUSAHAAN KONSTRUKSI
25%, 32% perusahaan konsultan yang mendapat
anggaran Swasta menyatakan terkena dampak Selain tenaga kerja, material dan alat merupakan
kurang dari 25%. Sedangkan 56% perusahaan dua modal utama pada pelaksanaan proyek
konsultan yang mendapat anggaran Dana Asing konstruksi. Rantai pasok material akan
terkena dampak kurang dari 25%. Selama survey bergantung pada ketersediaan material, maupun
berlangsung mengungkap bahwa Mayoritas metode transportasi material tersebut dari
perusahaan menyediakan sarana perlindungan sumber ke proyek konstruksi. Material alam yang
(82%), memiliki layanan kesehatan (75%), dan banyak dipergunakan pada proyek konstruksi
prosedur COVID-19 (66%) dan terdapat 2% antara lain kerikil, pasir, aspal, dan agregat.
perusahaan yang memiliki karyawan terpapar Sementara material pabrikan yang diperlukan
COVID-19. Hasil survey Inkindo (2020) juga antara lain semen, besi, baja, maupun produk
menunjukan bahwa mayoritas perusahaan (80%) arsitektural seperti kaca, pintu, façade, mau-
mengalami kesulitan permodalan dan finansial, pun barang-barang kelistrikan untuk Mechanical
sebanyak 40% perusahaan belum memiliki Electrical dan Plumbing.
invoice, dan terdapat 27% perusahaan tutup
akibat dampak COVID-19. Sejumlah pabrik manufaktur menerapkan sistem
bekerja dari rumah (WFH) secara bergantian
Bekerja dari rumah selama pandemi juga sehingga menurunkan kecepatan pemprosesan
mengalami hambatan. Survey Inkindo (2020) order material dari proyek konstruksi. Selain
mengungkap permasalahan bekerja dari rumah itu, tenaga kerja di pabrik juga dikurangi jumlah
meliputi 47% keterbatasan akses data internet, jam kerjanya sehingga menurunkan kecepatan
Ashurt
Putut Marhayudi
Direktur Pengembangan Jasa Konstruksi
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian PUPR
Eka Prasetyawati
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda
GAMBARAN UMUM
Tanpa disadari, sudah hampir 2 tahun ini, kita harus berdampingan dengan
COVID-19. Sejak ditetapkan sebagai pandemi COVID-19 pada tanggal 11 Maret 2020
oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO), virus corona telah menyebar ke seluruh dunia,
termasuk juga di Indonesia dan menimbulkan krisis pada semua sektor, tidak
hanya krisis kesehatan namun juga krisis perekonomian.
Untuk sektor jasa konstruksi, Kementerian Baru dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
PUPR secara pro-aktif mengeluarkan beberapa Dengan keluarnya Surat Edaran ini, diharapkan
kebijakan, antara lain Instruksi Menteri PUPR penyelenggaraan jasa konstruksi tetap dapat
02/2020 tentang Protokol Pencegahan terus berjalan dengan aman walaupun harus
Penyebaran COVID-19, yang digunakan berdampingan dengan COVID-19.
sebagai pedoman pencegahan penyebaran
dan pengendalian COVID-19 di lapangan agar Continuity and Recovery
pekerjaan tetap berjalan aman, efektif dan efisien. Namun, kebijakan-kebijakan tersebut belum
dirasa cukup untuk menjamin keberlangsungan
Tidak cukup itu saja, sebagai upaya mitigasi penyelenggaraan jasa konstruksi. Untuk
dampak COVID-19 dan pedoman adaptasi menjamin keberlangsungan, maka fokus kita
penyelenggaraan jasa konstruksi selama masa adalah bagaimana bisa “bertahan” dalam kondisi
pandemi, Kementerian juga menerbitkan pandemi. Meskipun harus berjalan dengan
Surat Edaran Menteri PUPR 18/2020 tentang kecepatan minimum, kita harus tetap bisa
Pelaksanaan Tatanan dan Adaptasi Kebiasaan memenuhi target serta mengantisipasi dan
memitigasi dampak negatif yang ada. Lalu, tahun anggaran (Single Years Contract/SYC)
apa saja yang perlu kita lakukan untuk dapat terpaksa harus dirubah menjadi tahun jamak
“bertahan”? (Multi Years Contract/SYC).
Selain itu, dalam rangka percepatan, proses hal ini, Kementerian PUPR memiliki program
pengadaan barang/jasa didorong untuk Padat Karya Reguler dan Padat karya Tunai
dilaksanakan melalui metode terintegrasi (PKT) yang merupakan bentuk dukungan
rancang dan bangun (design and build) dan untuk menanggulangi masalah pengangguran.
e-katalog. Metode ini merupakan bentuk inovasi Program Padat Karya dilakukan melalui
yang efisien dalam segi waktu dan biaya, sebagai pembangunan infrastruktur yang melibatkan
upaya agar penyelenggaraan jasa konstruksi bisa langsung masyarakat/warga setempat sebagai
terus berjalan. pelaku pembangunan, khususnya infrastruktur
berskala kecil atau pekerjaan sederhana yang
Di sisi lapangan, penggunaan teknologi digital tidak membutuhkan teknologi.
juga sudah mulai dilakukan. Tidak bisa dipungkiri,
pandemi COVID-19 “menjadi katalis” pencapaian Pada tahun 2020, anggaran PKT sebesar Rp12,3
Revolusi industri 4.0. Penggunaan teknologi Triliun mampu menyerap 638.990 tenaga kerja,
digital semakin menyatu dalam keseharian sedangkan untuk paket konstruksi reguler yang
kehidupan kita. Pemanfaatan drone, cctv, dikerjakan dengan pola padat karya sebesar Rp.
video conference, penggunaan produk modular 654 miliar dan dapat menyerap 80.000 tenaga
(material-based product) memberi kemudahan kerja. Untuk tahun 2021, anggaran PKT sebesar
serta manfaat lebih dalam pekerjaan konstruksi, Rp21,2 triliun menyerap 988.054 tenaga kerja,
termasuk juga mendukung pengendalian sedangkan untuk paket konstruksi reguler
penyebaran COVID-19. sebesar Rp2 triliun mampu menyerap 244.639
tenaga kerja.
Tidak bisa dihindari, industri jasa konstruksi
juga ikut terdampak dengan adanya pandemi Acceleration
COVID-19. Kebijakan terkait peningkatan Hampir 2 tahun ini kita terpaksa berjalan
penggunaan produk dalam negeri merupakan dengan kecepatan minimum. Target-target
salah satu upaya untuk meminimalkan dampak pembangunan infrastruktur yang seharusnya
yang ada. Diharapkan, dengan meningkatnya telah tercapai, dengan terpaksa tertunda.
penggunaan produk lokal, akan menggerakkan Butuh suatu upaya yang tidak biasa, kita butuh
industri manufaktur sehingga mampu percepatan, pengembangan dan kita tidak
memperluas lapangan kerja dan mengurangi bisa mengandalkan business as usual untuk
tekanan terhadap pengangguran. mencapai target pembangunan infrastruktur
demi terwujudnya Visi Indonesia Maju.
Dari sudut pandang terhadap jumlah
pengangguran, pandemi COVID-19 telah Tidak bisa dipungkiri bahwa transformasi
berkontribusi dalam peningkatan angka penyelenggaraan jasa konstruksi melalui
pengangguran. Badan Pusat Statistik (BPS) optimalisasi inovasi teknologi dan digitalisasi
melaporkan, jumlah penganggur pada Februari adalah pilihan logis. Hal ini juga sejalan dengan
2021 mencapai 8,75 juta. Jumlah pengangguran arahan Menteri PUPR terkait percepatan
ini meningkat secara tahunan dari 6,93 juta pembangunan infrastruktur, dimana salah
pada Februari 2020. Untuk mengantisipasi satunya adalah dengan pemanfaatan inovasi
Kita Sadari bahwa Pandemi COVID-19 ini telah saing tinggi, sehingga dapat mendukung
menjadi tantangan dan hambatan dalam percepatan pembangunan infrastruktur, dan
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi kita. Namun pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi
jika kita melihat dalam sejarah peradaban, krisis nasional.
kerap menjadi momentum perubahan. Dan
Pandemi COVID-19 menegaskan bahwa pentingnya Transformasi ini tentunya tidak akan terjadi
transformasi dalam pekerjaan kita. Business as dalam semalam. Seluruh stakeholder harus yakin,
usual saja tidak cukup. berkomitmen dan mau melakukan investasi
dalam hal adopsi teknologi dan digitalisasi.
Pandemi COVID-19 telah memacu kita untuk Sebagai suatu bangsa, kita harus berusaha
berubah, mengembangkan cara-cara baru, dan menjadi yang terdepan dalam hal kemajuan
meninggalkan kebiasaan lama yang tidak relevan. teknologi atau kita akan tertinggal.
Adaptasi inovasi teknologi dan digitalisasi dalam
dunia konstruksi, telah mulai menjadi kebiasaan Seluruh pemangku kepentingan dalam industri
baru. jasa konstruksi harus berperan aktif sesuai
peran masing-masing dan berkolaborasi
Oleh karena itu, perlu adanya transformasi, inovasi untuk transformasi ini, guna percepatan
dan lompatan untuk mempercepat terwujudnya pembangunan infrastruktur untuk Indonesia
sektor jasa konstruksi yang kukuh, andal, berdaya Maju.
DAFTAR PUSTAKA
Naskah Pidato Presiden Joko Widodo dalam Sidang Laporan Perkembangan Anggaran Pendapatan
Tahunan MPR 2021, www.kemenpora.go.id. Belanja Negara 2021, Kementerian Keuangan.
Business Continuity Management in Construction, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Springer Verlag 2018. Rakyat Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
Risk management, Recovery and Resilience – COVID-19 2020 Tentang Rencana Strategis Kementerian
Survey Report: Before the Pandemic, During the Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Tahun
Crisis and Outlook, https://www.ferma.eu. 2020-2024.
Construction 4.0 Strategic Plan (2021-2025), Next Paparan Menteri PUPUR dalam Forum Pembahasan
Revolution of the Malaysian Construction Kebijakan Nasional DPP PDI-P Strategi
Industry, CIDB Malaysia 2020. Pembangunan Infrastruktur Pada Masa Pandemi
Dashboard Laporan PBJ Kementerian PUPR, COVID-19 dalam Mendukung Pergerakan Industri
Direktorat Pengadaan Jasa Konstruksi. Jasa Konstruksi.
BPS: Akibat COVID-19, Jumlah Penganggur RI Tembus
8,75 Juta, https://money.kompas.com.
PENDAHULUAN
Sejak ditetapkannya masa pandemi COVID-19 oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO),
perekonomian sebagian besar negara-negara di dunia tumbuh negatif, termasuk
Indonesia. Kondisi pandemi menghadapkan Indonesia pada banyak persoalan
ekonomi. Kondisi perdagangan baik nasional maupun internasional mengalami
penurunan. Permintaan, supply, dan proses produksi menjadi tersendat. Proses
operasi berbagai sektor harus terhenti karena kondisi yang tidak memungkinkan.
Banyak usaha yang gulung tikar mengakibatkan pemutusan hubungan kerja menjadi
hal yang pasti. Kebijakan pembatasan sosial dalam rangka penanganan penyebaran
Gambar 8.3.1. Alokasi Padat Karya Tunai Kementerian PUPR tahun 2015-2021
Sumber : Bahan Rapat Kerja Menteri PUPR Bersama Komisi V DPR RI tanggal 20 April 2020
Gambar 8.3.2. Alokasi Padat Karya tunai Kementerian PUPR Tahun 2021
Sumber : Bahan Rapat Kerja Menteri PUPR Bersama Komisi V DPR RI, Tanggal 17 Maret 2021
jalan dan jembatan, revitalisasi drainase dengan Kegiatan kedua adalah Program Sanitasi
total anggaran Rp3,09 triliun dengan Selain itu Berbasis Masyarakat atau Sanimas. Sanimas
pada tahun 2021 terdapat penambahan yaitu merupakan program penyediaan prasarana
pelaksanaan kontraktual dengan pola padat air limbah bagi masyarakat di daerah
karya senilai Rp2,79 triliun dan padat karya pada kumuh padat perkotaan. Mulai tahun 2005
OP jalan tol oleh BUJT sebesar Rp0,8 triliun. Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk
meningkatkan sumber daya dalam mendukung
PKT BIDANG CIPTA KARYA replikasi dan peningkatan pendekatan fasilitas
sanitasi terpusat berbasis masyarakat secara
Tahun 2021, pada bidang permukiman/Cipta nasional melalui program Sanimas ini (Sumber 7).
Karya melaksanakan alokasi sebesar Rp5,29
triliun untuk program padat karya. Alokasi Fokus kegiatan Sanimas adalah penanganan
tersebut termasuk 5 kegiatan serta tambahan limbah rumah tangga, khususnya air limbah
berupa pekerjaan kontraktual yang dilaksanakan dan tinja manusia. Konsep pemberdayaan
dengan pola padat karya. Pelaksanaan Padat masyarakat dengan pendekatan terhadap
karya Bidang Cipta Karya berpedoman pada prinsip-prinsip pembangunan air minum dan
Surat Edaran Dirjen Cipta Karya Nomor 04/SE/ penyehatan lingkungan seperti: pilihan terhadap
DC/2021 tentang Pedoman Teknis Kegiatan prasarana sarana yang dibutuhkan, peran aktif
Padat Karya Direktorat Jenderal Cipta Karya. dalam penyusunan perencanaan pembangunan
fisik, termasuk mengelola dan jika mungkin untuk
Kegiatan PKT yang pertama adalah Program dapat mengembangkan menjadi utama untuk
Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis mendapatkan manfaat yang berkesinambungan
Masyarakat (Pamsimas) dan SPAM Desa (Sumber-8). Kementerian PUPR telah
Padat Karya. Pamsimas merupakan platform melaksanakan program ini sejak tahun 2006.
pembangunan air minum dan sanitasi perdesaan Pada tahun 2021 Kementerian PUPR dengan
yang dilaksanakan dengan pendekatan berbasis alokasi sebesar Rp3,09 triliun melaksanakan
masyarakat. Pamsimas pertama dilaksanakan kegiatan Sanimas di 1.260 lokasi, Sanitasi Desa
pada tahun 2008 (Sumber-5). Program di 250 lokasi, dan Sanitasi Pondok Pesantren di
Pamsimas yang dilaksanakan sejak 2008-2020 2.000 lokasi. Hingga September 2021 kegiatan ini
dinilai telah berhasil menambah akses air minum telah memberikan manfaat kepada 43.812 orang
aman bagi lebih dari 27.000 desa/kelurahan tenaga kerja atau telah melebihi dari target
yang tersebar di seluruh Indonesia. Pada tahun sejumlah 30.647 orang tenaga kerja (Sumber-10).
2021, kegiatan Pamsimas dilaksanakan di 4.526
desa dengan anggaran Rp0,94 triliun. Hingga Dalam upaya peningkatan kesehatan
September 2021 kegiatan ini telah memberikan lingkungan masyarakat, Kementerian PUPR
manfaat kepada 58.060 orang tenaga kerja atau juga melaksanakan kegiatan Penyelenggaraan
telah melebihi dari target sejumlah 44.580 orang Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-
tenaga kerja (Sumber-10). Recycle (TPS-3R). Kegiatan ini merupakan pola
pendekatan pengelolaan persampahan pada
skala komunal atau kawasan. TPS-3R melibatkan
Sumber-1 https://www.bps.go.id/galeri
Sumber-2 Bahan Rapat Kerja Menteri PUPR Bersama
Komisi V DPR RI tanggal 20 April 2020
Sumber-3 https://setkab.go.id/3-arahan-presiden-
untuk-percepatan-pelaksanaan-program-
padat-karya-tunai/
Sumber-4 Petunjuk Teknis P3TGAI
Sumber-5http://pamsimas.org/profil/ringkasan-
program/
Sumber-6 http://plpbm.pu.go.id/v2/sanimas
Sumber-7 https://www.ampl.or.id/program/sanitasi-
berbasis-masyarakat-sanimas-/3
Sumber-8 https://media.neliti.com/media/
publications/213705-peran-sanimas-terhadap-
kesehatan-lingkun.pdf
Sumber-9 https://kompaspedia.kompas.id/baca/
p a p a ra n -topi k /e kon om i - du n i a - d i - m a s a-
pandemi-COVID-19-dari-dampak-hingga-
proyeksi-pertumbuhan-2021-2022
Sumber-10 emonitoring.pu.go.id
Sumber-11 Bahan rapat Kerja Menteri PUPR Bersama
Komisi V DPR RI, tanggal 17 Maret 2021
Brawijaya
Kepala Sub Direktorat Keamanan dan Keselamatan Konstruksi
Direktorat Keberlanjutan Konstruksi, Direktorat Jenderal Bina Konstruksi
Kementerian PUPR
Offie N. Putri
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda
kontraksi yang sangat dalam pada triwulan I dan Paradigma Dan Pelaksanaan Penerapan SMKK
triwulan II 2020, meski berangsur pulih pada Dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi Pada
triwulan III dan IV namun masih jauh dari kondisi Masa Pandemi COVID-19
sebelum pandemi COVID-19. Hal tersebut diambil Perlu dipahami bahwa APBN merupakan instrumen
dari data BPS tentang realisasi fisik pekerjaan yang sangat diharapkan dalam TA.2020 untuk
konstruksi yang diselesaikan dan digambarkan membangkitkan pemulihan ekonomi nasional saat
dalam indeks nilai konstruksi pada Gambar 8.4.1. kondisi pandemi COVID-19 ini.
di bawah.
SMKK merupakan bagian dari sistem manajemen
Melambatnya indeks nilai konstruksi yang pelaksanaan pekerjaan konstruksi dalam rangka
diselesaikan adalah akibat dari indeks kondisi menjamin terwujudnya keselamatan konstruksi.
bisnis dan prospek bisnis yang dihadapi oleh para yang didalamnya mengatur pula terkait
pengusaha. Tiga masalah utama yang dihadapi pemenuhan keselamatan dan kesehatan kerja
dalam sektor konstruksi adalah permintaan jasa dan keselamatan lingkungan. Diuraikan dalam
konstruksi secara umum, tingkat persaingan penjelasannya bahwa:
yang tinggi, dan harga bahan bangunan.
Terbitnya Inpres 4/2020 yaitu Refocusing Kedua peraturan—Instruksi Presiden No.4 Tahun
Kegiatan, Realokasi Anggaran, Serta Pengadaan 2020 maupun Instruksi Menteri PUPR No. 02/
Barang dan Jasa dalam Rangka Percepatan IN/M/2020—tersebut, didukung dengan terbitnya
Penanganan pandemi COVID-19 dimana PP 14 Tahun 2020 sebagai amanat dari UU Cipta
disebutkan bahwa menteri PUPR melakukan Kerja Tahun 2020, menjadi landasan disahkannya
percepatan penyiapan dan pembangunan Peraturan Menteri PUPR 10 Tahun 2021 tentang
infrastruktur yang diperlukan dalam rangka Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
penanganan pandemi COVID-19. Konstruksi yang mengakomodasi perubahan
SMKK pada penyelenggaraan jasa konstruksi
Inpres 4/2020 ditindaklanjuti dengan Perppu di masa pandemi, yaitu dapat dilakukannya
1/2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan penambahan biaya penerapan SMKK untuk
Stabilitas Sistem Keuangan Untuk Penanganan pemenuhan protokol kesehatan maupun teknis
Pandemi COVID-19 dan Perpres 54/2020 penyusunan Biaya Penerapan SMKK itu sendiri.
tentang Perubahan Postur dan Rincian APBN Dengan hadirnya peraturan ini, penyelenggaraan
TA 2020, maka dilakukan penghematan alokasi Jasa Konstruksi di Indonesia pada masa pandemi
perjalanan sebesar 50%, penundaan paket-paket COVID-19 diharapkan mampu mewujudkan
kontraktual yang belum lelang dan kegiatan kegiatan pembangunan berkualitas dengan turut
non fisik yang dapat dilaksanakan tahun depan, mencegah resiko penyebaran COVID-19 di lokasi
rekomposisi alokasi anggaran paket single-year pekerjaan.
contract (SYC) dan multi-year contract (MYC).
Latar Belakang Perlunya Penerapan SMKK di
Sebagai pioneer, pemerintah mengeluarkan masa Pandemi COVID-19
peraturan Inpres 4/2020 yang mengatur tentang Kita harus sadari bahwa pandemi ini tidak hanya
refocusing kegiatan, realokasi anggaran, serta berdampak pada hal-hal ekonomi, namun juga
pengadaan barang dan jasa dalam rangka produktivitas kerja. Dalam sektor konstruksi,
percepatan penanganan pandemi COVID-19 SDM, metode, material, dan mesin menjadi hal
yang di dalam peraturan tersebut secara yang sangat berpengaruh dalam hasil pekerjaan
khusus menugaskan Menteri PUPR untuk konstruksi.
Dalam menjawab ketidakstabilan yang terjadi, Menyikapi hal tersebut, dengan kebutuhan akan
Kementerian PUPR menyadari bahwa besar sekali percepatan pekerjaan yang tidak meninggalkan
harapan terhadap infrastruktur mendukung mutu, keselamatan konstruksi sudah tentu
upaya penanganan pandemi COVID-19 dengan harus menjadi perhatian, mulai dari tahapan
tujuan: pengadaan barang dan jasa hingga pelaksanaan
a. Meningkatkan kelancaran logistik, pekerjaan konstruksi.
b. Mendukung pemulihan ekonomi,
c. Mendukung ketahanan pangan, Sektor jasa konstruksi di Indonesia harus terus
d. Mengurangi angka pengangguran. berjalan dengan memperhatikan beberapa hal
mengikuti kaidah keselamatan konstruksi, dan
Untuk tercapainya hal tersebut, pembangunan melakukan pengadaan jasa konstruksi yang
infrastruktur tetap harus berjalan, di antaranya kompetitif untuk menghasilkan infrastruktur
melalui: yang berkualitas.
a. Pembangunan fasilitas jalan dan jembatan
sebagai konektivitas dan pengembangan Tercatat sebanyak 12 kejadian kecelakaan
wilayah, pengamanan logistik, pemerataan konstruksi pada triwulan akhir 2019 hingga akhir
dan pemulihan ekonomi; 2020 diinvestigasi oleh Komite Keselamatan
b. Pembangunan fasilitas yang mendukung Konstruksi. Hal ini tentu lebih rendah dari
penanganan COVID-19 dengan pembangunan laporan kecelakaan konstruksi yang sebenarnya
rumah sakit yang dilengkapi fasilitas ruang di lapangan, baik yang tercatat di media massa
observasi dan isolasi; maupun yang tidak.
c. Rehabilitasi fasilitas pendidikan, ibadah,
perekonomian dan pariwisata.
d. Pembangunan bendungan dan jaringan
irigasi sebagai sarana ketahanan pangan dan
pengentasan kemiskinan;
e. Pembangunan Kawasan Strategis
Pariwisata Nasional (KSPN) yang dimulai dari
pembangunan infrastruktur, amenities, event
dan promosi, guna merubah wajah kawasan Tercatat sebanyak 12
dengan cepat, terpadu, dan memberikan kejadian kecelakaan
dampak bagi ekonomi lokal dan nasional
f. Program padat karya yang dilaksanakan di 34 konstruksi pada triwulan
provinsi dan berpotensi menyerap 613.483 akhir 2019 hingga akhir 2020
tenaga kerja lokal, dan; diinvestigasi oleh Komite
g. Pemanfaatan produk dalam negeri dengan
memberikan lebih banyak peluang bagi Keselamatan Konstruksi.
UMKM/kontraktor dengan kualifikasi usaha
berskala kecil.
Kejadian tersebut cukup menjadi pertanyaan agar konstruksi sebagai sektor kritikal tetap
tersendiri, bagaimana laporan masyarakat di mampu selesai sesuai target proyek.
masa pandemi COVID-19 justru sangat cepat
didapat dengan adanya sosial media. Beberapa aturan untuk preventif dan
penanggulangan pandemi COVID-19 di lapangan
Perubahan tersebut juga dirasakan dalam telah dibuat, salah satunya melalui Inmen 02/2019
penyelenggaraan konstruksi dan pembinaan tentang Protokol Pencegahan Penyebaran
kompetensi tenaga kerja konstruksi, terutama di COVID-19 dalam Penyelenggaraan Jasa
kementerian PUPR. Kegiatan yang sebelumnya Konstruksi yang secara singkat digambarkan
tidak ada terbatas dalam bertatap muka, menjadi dalam alur di layar, dimana baik penyedia maupun
terbatas dan berubah akibat diberlakukannya pengguna jasa pekerjaan konstruksi tidak boleh
kebijakan daring atau online. Namun justru lepas tanggung jawab untuk penanggulangan
dengan metode daring dan diimbangi dengan COVID-19 ini.
metode pembelajaran mandiri yang cukup, akan
meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam Pada dasarnya, Inmen PUPR No. 02/IN/M/2020
pembelajaran. merupakan komitmen dan langkah awal
kementerian PUPR untuk memberikan
Tujuan Pengaturan Penerapan SMKK perlindungan terhadap penyelenggaraan jasa
Menyikapi kebutuhan percepatan pembangunan konstruksi yang tengah berlangsung agar tetap
dengan memperhatikan kualitas dan keselamatan dapat menyelesaikan pembangunan infrastruktur
di era pandemi COVID-19, Pemerintah Indonesia dalam rangka menjaga keberlanjutan ekonomi di
dengan sigap mengeluarkan kebijakan setingkat tengah pandemi COVID-19.
instruksi presiden hingga surat edaran menteri
Inmen 2/2020 tersebut merupakan bagian penyelenggaraan jasa konstruksi tidak hanya
dari keseluruhan kebijakan untuk mewujudkan tentang protokol umum pencegahan seperti
keselamatan konstruksi pada setiap tahapan self-risk preventif and assessment namun
penyelenggaraan konstruksi yang dilakukan baik juga mengatur bagaimana pelaksanaan jasa
oleh pemerintah, pemerintah daerah, BUMN, konsultasi, pekerjaan konstruksi, padat
maupun investasi swasta atau gabungan. Secara karya, hingga pemantauan dan evaluasi (PE)
umum, Instruksi Menteri tersebut memuat keselamatan konstruksi dengan mengikuti
mekanisme tentang protokol pencegahan kaidah protokol kesehatan, diantaranya:
COVID-19 dalam penyelenggaraan jasa a. Wajib membentuk Satgas Pencegahan
konstruksi, yaitu COVID-19;
1. Protokol pencegahan COVID-19 dalam b. Memenuhi ketentuan pengadaan fasilitas
penyelenggaraan jasa konstruksi. kesehatan di lokasi pekerjaan konstruksi;
yang memuat skema dan mekanisme c. Memenuhi mekanisme penerimaan material/
protokol pencegahan COVID-19 dalam peralatan;
penyelenggaraan jasa konstruksi. Protokol d. Menjalankan metode pelaksanaan pekerjaan
tersebut diawali dengan pembentukan satgas dengan memperhatikan pengendalian
pencegahan COVID-19, identifikasi potensi penyebaran COVID-19 (physical distancing dan
bahaya COVID-19 di lapangan, penyediaan komposisi jumlah pekerja);
fasilitas kesehatan, hingga pelaksanaan e. Mengatur beban pembiayaan dalam
pencegahan COVID-19 di lapangan. pelaksanaan protokol pencegahan COVID-19;
2. Tindak lanjut terhadap kontrak f. Memanfaatkan ketersediaan teknologi visual
penyelenggaraan jasa konstruksi. real time dalam pengawasan.
Bagian ini memuat terkait penghentian
pekerjaan sementara dan mekanismenya, Substansi Pengaturan Penerapan SMKK pada
mekanisme pengujian pemenuhan terhadap Masa Pandemi dalam Permen PUPR Nomor 10
pembayaran upah tenaga kerja konstruksi Tahun 2021
dan subkontraktor/produsen, tak terkecuali Pengaturan penerapan SMKK dalam
pemasok selama masa penghentian penyelenggaraan jasa konstruksi pada masa
sementara. pandemi COVID-19 bertujuan agar mekanisme
3. Protokol pencegahan COVID-19 dalam tentang protokol pencegahan COVID-19 dalam
pelaksanaan pengadaan barang jasa penyelenggaraan jasa konstruksi sesuai amanat
konstruksi, yang mengatur mekanisme Inmen PUPR 02/2020 dapat terimplementasikan
kehadiran hingga pendampingan dalam yakni dengan mengakomodirnya di dalam
pelaksanaan pengadaan barang dan jasa bagi dokumen penerapan SMKK, serta untuk
tim pokja, secara offline dan/atau online. mendukung keberlangsungan penyelenggaraan
jasa konstruksi agar berjalan dengan aman,
Kemudian telah terbit SE Menteri PUPR Nomor efektif, dan efisien untuk percepatan
18 Tahun 2020 yaitu bagaimana pelaksanaan pembangunan infrastruktur.
tatanan dan adaptasi kebiasaan baru dalam
pencegahan hingga perawatan apabila ada setelah memegang peralatan kerja, tidak
tenaga kerja yang sakit, seperti tersedianya kontak fisik dengan pekerja lain, hingga
ruangan klinik yang dilengkapi oleh sarana membersihkan diri atau mandi setelah berada
kesehatan yang memadai, fasilitas tambahan di lapangan. Contoh lain, seperti penerapan
(tempat mencuci tangan dilengkapi dengan SOP ketika memasuki ruangan kantor, yaitu
sabun dan hand sanitizer). tenaga kerja yang tiba di kantor mencuci
tangan menggunakan sabun, bila mengantri
∙ Penerapan Standar Operasional Prosedur berusaha menjaga jarak, mengukur suhu
(SOP) tubuh dan memasuki ruangan dengan
Penerapan standar operasional prosedur menggunakan masker dan tetap menjaga
(SOP) atau prosedur tetap (Protap) jarak.
merupakan salah satu langkah untuk
mencegah penyebaran COVID-19, seperti ∙ Pemasangan Himbauan Pencegahan
menerapkan SOP bekerja di lapangan yaitu COVID-19
dimulai dari wajib menggunakan masker, Selain pemasangan himbauan untuk K3
tool box meeting dengan menerapkan jaga diperlukan himbauan atau poster pencegahan
jarak, berusaha menjaga jarak dengan COVID-19 baik fisik ataupun digital untuk
pekerja lain ketika di lapangan, menggunakan selalu mengingatkan penggunaan protokol
handsanitizer atau segera mencuci tangan kesehatan di lingkungan kerja.
Penerapan SMKK di dalam pandemi COVID-19 ini Instruksi Menteri PUPR Nomor 2 Tahun 2020 tentang
dapat menekan laju penyebaran virus ini dengan Protokol Pencegahan Penyebaran Coronavirus
menerapkan protokol kesehatan yang berlaku Disease 2019 (COVID-19) Dalam Penyelenggaraan
sesuai dengan Instruksi Menteri PUPR Nomor Jasa Konstruksi
2 Tahun 2020 tentang Protokol Pencegahan Surat Edaran Menteri PUPR Nomor 18 Tahun 2020
Penyebaran Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) tentang Pedoman Pelaksanaan Tatanan
dan SE Menteri PUPR 18 tahun 2020 tentang Hidup Normal Baru (New Normal) dalam
Pelaksanaan Tatanan Hidup Normal Baru Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
(New Normal) Dalam Penyelenggaraan Jasa Peraturan Menteri PUPR No. 10 Tahun 2021 Tentang
Konstruksi. Sehingga kedua peraturan untuk Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
protokol kesehatan tersebut diterapkan dalam Konstruksi (SMKK)
Peraturan Menteri PUPR 10 Tahun 2021 tentang Rencana Keselamatan Konstruksi Proyek
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pelatihan
Konstruksi yang mengakomodasi perubahan Konstruksi Layang
SMKK pada penyelenggaraan jasa konstruksi Brawijaya, 2021, “Mewujudkan Konstruksi
di masa pandemi, baik berupa relaksasi berkeselamatan dengan penerapan Sistem
penambahan biaya penerapan SMKK untuk Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK)
pemenuhan protokol kesehatan maupun teknis sesuai Peraturan Menteri PUPR Nomor 21 Tahun
penyusunan biaya penerapan SMKK itu sendiri 2019 tentang Pedoman Sistem Manajemen
dan untuk selalu memperbaharui SOP seiring Keselamatan Konstruksi (SMKK)”, ISBN 978-623-
dengan perkembangan peraturan yang berlaku 9618-1-3, Jakarta.
agar penyelenggaraan konstruksi dapat berjalan Kementerian PPN/Bappenas, 2021, “Pendalaman
dengan baik. Rencana Strategis Direktorat Jenderal Bina
Konstruksi 2020-2024”, Jakarta.
PENDAHULUAN
Pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia pada awal 2020 sangat berpengaruh
terhadap iklim usaha jasa konstruksi. Banyak proyek-proyek yang didanai oleh
APBN dan APBD ditunda atau dibatalkan karena ada kebijakan refocusing anggaran
yang lebih ditujukkan kepada penanganan pandemi COVID-19. Pada sektor swasta
kondisinya jauh lebih buruk. Menurut REI (Real Estate Indonesia) pandemi COVID-19
berdampak pada berkurangnya penjualan sektor properti di subsektor perumahan
mencapai 50 hingga 60 persen.
Kondisi tersebut sangat berdampak pada bisnis usaha jasa konstruksi secara
umum, sehingga banyak penyedia jasa konsultansi konstruksi mengalami
penurunan omzet perusahaan sangat signifikan, sehingga harus melakukan
PHK karyawan, bahkan banyak perusahaan yang terpaksa harus gulung tikar.
Namun demikian ada cahaya di ujung terowongan. Kebijakan pemerintah untuk
tetap memprioritaskan pembangunan infrastruktur, khususnya untuk proyek-
Sumber : Hasil Survei DPN INKINDO Tentang Dampak Pandemi Terhadap Konsultan
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI adanya LSBU yang bisa melayani non anggota
asosiasi pembentuk LSBU, maka persaingan
1. Pandemi COVID-19 telah memberikan dampak antara asosiasi badan usaha sejenis akan
signifikan terhadap kinerja pelaku usaha jasa semakin tajam, sehingga akan terjadi hukum
konsultansi konstruksi, akibat kebijakan alam: survival of the fittest. Persaingan
refocusing anggaran dan penerapan protokol juga akan semakin ketat, antara konsultan
kesehatan melalui kebijakan PSBB. individu dengan konsultan berbadan usaha,
2. Penanganan vaksinasi COVID-19 secara khususnya pada segmentasi kualifikasi
intensif dan alokasi pembangunan konsultan kecil.
Infrastruktur dalam APBN 2022, telah 4. Daya saing suatu negara ditentukan oleh
menimbulkan optimisme terhadap pemulihan daya saing perusahaan, untuk itu diperlukan
badan usaha yang terdampak akibat pandemi kebijakan “affirmative” pemerintah
COVID-19. untuk membuat regulasi yang kondusif
3. Asosiasi memiliki peran strategis dalam serta kebijakan pengadaan barang/jasa
peningkatan profesionalisme Anggota. pemerintah yang memihak kepada penyedia
Dengan telah terbentuknya Lembaga jasa konstruksi nasional.
Sertifikasi Badan Usaha (LSBU) oleh 5. Badan usaha konsultan perlu mengantisipasi
asosiasi terakreditasi, maka Asosiasi perlu penerapan teknologi Industri 4.0, seperti
melakuan perubahan paradigma, dengan teknologi BIM dan sistem Design and
lebih menekankan pada program-program Build dalam penanganan proyek-proyek
pemberdayaan dan pengembangan usaha infrastruktur. Dalam penerapan teknologi
berkelanjutan para Anggotanya, sehingga BIM masih diperlukan dukungan Pemerintah,
bermanfaat bagi para Anggota. Dengan antara lain terkait dengan ketersediaan
PENDAHULUAN
Kita memahami bahwa pandemi COVID-19 ini adalah masalah kesehatan sebagai
ujung awalnya. Namun dalam perkembangannya harus diakui justru banyak
kalangan lebih berfokus pada pertimbangan-pertimbangan non-kesehatan. Ada
banyak negara sukses menangani pandemi ini dengan melakukan menyelesaikan
sektor kesehatannya dulu. Dan sebaliknya, banyak juga contoh negara yang
mempertimbangkan faktor ekonomi sebagai hal utama justru masalah kita
berlarut-larut. Karena jika kita bisa menekan angka kematian atau penyebaran
Namun seiring dengan membaiknya penanganan badan usaha jasa konstruksi memang secara
pandemi ini, dunia jasa konstruksi nasional keseluruhan belum terlihat penurunan jumlah
ternyata secara bersamaan harus berhadapan berarti bahkan relatif tetap. Dengan jumlah
dengan berbagai peraturan-peraturan baru anggaran di Kementerian Pekerjaan Umum
terkait dengan diimplemnntasikannya UU No. dan Perumahan Rakyat mengalami penurunan
2/2017 tentang Jasa Konstruksi dan UU No. signifikan karena pandemi baik pada tahun
11/2020 tentang Cipta Kerja. Dan juga di tengah anggaran 2020 dan 2021, tetapi jumlah badan
semakin berkurangnya pasar jasa konstruksi usaha relatif sama seperti tahun 2019 maka besar
akibat pandemi COVID-19, dengan berlakunya kemungkinan banyak sekali badan usaha yang
berbagai peraturan baru sebagai turunan tidak mendapatkan proyek/pekerjaan selama
UU Cipta Kerja No. 11/2020 dirasakan oleh periode 2020/2021 akibat kue nya sangat kecil.
banyak kalangan justru semakin memperkecil Atau memang mungkin juga karena masa berlaku
kesempatan berusaha. sertifikat badan usaha (SBU) tiga tahun, jumlah
penurunan badan usaha kemungkinan baru akan
Dari data LPJK (Lembaga Pengembangan Jasa terlihat jika melihat data-data terbaru tahun 2021
Konstruksi) hingga tahun 2020 data jumlah dan seterusnya nanti.
Ekosistem
Ekosistem industri konstruksi harus diperkuat
dan dibangun dari hulu sampai hilir dengan
menggunakan kekuatan industri nasional.
Setiap keputusan sisi hilir di dalam membangun
suatu infrastruktur harus mempertimbangkan
kesiapan industri nasional sampai sisi hulunya.
Setiap proyek yang diputuskan, harus menjadi
lokomotif industri-industri konstruksi nasional
sebagai ikutannya. Rantai pasok konstruksi
harus ditata sedemikian rupa, big data terkait
dengan sumber daya, teknologi dan material
konstruksi harus dikerjakan secara serius
oleh seluruh pemangku kepentingan di sektor
industri konstruksi. Bicara jasa konstruksi tidak
lagi dilepaskan dengan industri konstruksinya,
semua harus dimasukan dalam mata rantai
ekosistem yang kuat dan mandiri.
Dwi Satrianto
Analis Kebijakan Madya Direktorat Pengembangan Strategi dan Kebijakan Pengadaan
Khusus, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Lailatul Mufarokhah
Analis Kebijakan Muda Direktorat Pengembangan Strategi dan Kebijakan Pengadaan
Umum, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Thanthawi Jauhari
Analis Kebijakan Muda Direktorat Pengembangan Strategi dan Kebijakan Pengadaan
Khusus, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Anita Carollin
Analis Kebijakan Muda Direktorat Pengembangan Iklim Usaha dan Kerjasama
Internasional, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Gambar 9.1.1. Profil Belanja PBJ Nasional berdasarkan Jenis Pengadaan Tahun 2021
1
UK-aid, 2016
Contract), Kontrak Rancang dan Bangun (Design dikaji kebutuhan atas jenis kontrak ini yaitu
and Build), Kontrak Rancang Bangun Konstruksi untuk penanganan keadaan darurat. Dalam
(Engineering Procurement Construction), Kontrak penanganan keadaan darurat pemerintah
Rancang Bangun Operasi (Design Build Operate memiliki kewajiban memiliki kebutuhan
Maintain), Kontrak Jasa Pelayanan (Service mendesak untuk memberikan pelayanan kepada
Contract), Kontrak Pemeliharaan Aset, serta masyarakat agar keadaan darurat dapat segera
Kontrak Operasi dan Pemeliharaan. Selanjutnya teratasi dan terkendali. Kebutuhan pengadaan
dalam era ketiga, pengaturan kebijakan pekerjaan tersebut tidak direncanakan
pengadaan barang/jasa pemerintah dipertegas sebelumnya namun tidak dapat ditunda dan
bahwa pelaksanaan pekerjaan konstruksi harus dilakukan segera mungkin. Oleh karena
dapat dilakukan secara terintegrasi, namun itu, dalam era ketiga, diatur jenis kontrak
jenis kontrak tidak dibedakan secara spesifik yang digunakan untuk pengadaan Pekerjaan
untuk pekerjaan konstruksi terintegrasi dan Konstruksi dalam rangka penanganan keadaan
pekerjaan konstruksi non-terintegrasi. Dengan darurat yaitu Kontrak Biaya Plus Imbalan (Cost
reformasi pengaturan Pekerjaan Konstruksi Plus Fee). Kontrak ini dihitung dari biaya aktual
Rancang dan Bangun (Design and Build) dimana ditambah imbalan dengan persentase tetap atas
Penyedianya memiliki satu kesatuan tanggung biaya aktual atau imbalan dengan jumlah tetap.
jawab perancangan dan pelaksanaan konstruksi Nilai Imbalan yang merupakan keuntungan dan
meminimalkan resiko kegagalan pada saat overheat, yang besarnya dinegosiasikan antara
implementasi perencanaan. Pejabat Penandatangan Kontrak dan Penyedia.
Untuk menjaga akuntabilitas pelaksanaan
c. Kontrak Biaya Plus Imbalan kontrak ini, sebelum penyelesaian pembayaran
Sejak era pertama kebijakan pengadaan barang/ dilakukan post audit dengan pengawas internal.
jasa pemerintah untuk Pekerjaan Konstruksi telah Sehingga reformasinya kebijakan kontrak biaya
dikenal kontrak persentase dimana merupakan plus imbalan ini terdapat dalam era ketiga dimana
kontrak pelaksanaan jasa konsultansi di bidang kontrak dimanfaatkan untuk penanganan darurat
konstruksi atau pekerjaan pemborongan dan tetap menjaga akuntabilitasnya.
tertentu, dimana konsultan yang bersangkutan
menerima imbalan jasa berdasarkan persentase d. Sistem Informasi Kinerja Penyedia (SIKAP)
tertentu dari nilai pekerjaan fisik konstruksi/ Dengan perkembangan implementasi Sistem
pemborongan tersebut. Dalam implementasinya Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) yang sangat
kebijakan ini mengalami permasalahan pesat, LKPP menilai dibutuhkan suatu sistem yang
membengkaknya nilai pekerjaan konstruksi dapat mendukung transparansi dan mengelola
karena ruang lingkup pekerjaan dalam kontrak performa penyedia yang jumlahnya semakin
ini dapat terus mengalami perubahan sejalan besar (vendor management). Melalui Peraturan
dengan pelaksanaan tanpa ada batas persentase Presiden 12 Tahun 2018 diatur ketentuan Sistem
nilai adendum kontrak. Oleh karena itu dalam Informasi Kinerja Penyedia. Informasi Kinerja
era kedua jenis kontrak ini tidak lagi diakomodir Penyedia telah diatur dalam Peraturan Presiden
dalam kebijakan pengadaan barang/jasa 54 Tahun 2010 dalam hal percepatan pelaksanaan
pemerintah. Dalam perubahannya di era ketiga, e-Tendering dilakukan dengan memanfaatkan
SIKAP dan sistem lainnya. Terkait bidang Pada era ketiga, secara garis besar ada 2 jenis
konstruksi, dikembangkan katalog sektoral untuk pengumuman yaitu pengumuman rencana
mempercepat proses pengadaan pekerjaan umum pengadaan dan pengumuman pada
konstruksi. tahapan proses pemilihan. Pengumuman
rencana umum pengadaan pada era ketiga telah
b. Pengumuman difasilitasi melalui aplikasi Sistem Rencana
Dalam rangka meningkatkan keterbukaan Umum Pengadaan (SiRUP) yang sebelumnya
informasi terkait pengadaan barang/jasa pengumuman rencana umum pengadaan pada
pemerintah, dilakukan reformasi terkait papan pengumuman masing-masing SatKer.
pengumuman pada era kedua dengan pengaturan Pengumuman pada tahap pemilihan pada era
terkait media pengumuman pengadaan barang/ ketiga ini diumumkan pada setiap tahapan
jasa melalui website K/L/D/I, papan pengumuman proses pemilihan mulai dari pengumuman tender
resmi, Portal Pengadaan Nasional melalui Layanan sampai dengan pengumuman hasil pemilihan.
Pengadaan Secara Elektronik (LPSE). Termasuk juga pengumuman paket pengadaan
Reformasi untuk peningkatan Akuntabilitas Pada era kedua, transformasi yang sangat
Dalam rangka peningkatan akuntabilitas, signifikan pada kelembagaan pengadaan
pemerintah melakukan reformasi terhadap yaitu Unit Layanan Pengadaan (ULP) dan
Kelembagaan Pengadaan, SDM Pengadaan, Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)
Pembangunan Whistleblowing system diintegrasikan menjadi satu Unit Kerja Pengadaan
/e-Pengaduan, dan APIP/Layanan Penyelesaian Barang/(UKPBJ) yang berbentuk struktural dan
Sengketa terintegrasi di setiap K/L/Pemda atau dengan
kata lain hanya ada 1 UKPBJ di setiap instansi dan
a. Kelembagaan dan SDM Pengadaan menjadi pusat keunggulan pengadaan (center
Komitmen pemerintah untuk terus mereformasi of excellent) dilakukan pada era ketiga. Bentuk
proses pengadaan barang/jasa pemerintah organisasi dan nomenklatur UKPBJ di setiap
juga ditunjukan dengan transformasi dari K/L/Pemda pun disesuaikan dengan beban kerja
Kelembagaan dan SDM pengadaan pemerintah. dan jangkauan pelayanannya. Sampai saat ini
Pada awalnya kelembagaan pengadaan di peningkatan kapabilitas UKPBJ terus dilakukan
Kementerian/ Lembaga/ Perangkat Daerah melalui model kematangan UKPBJ dengan
berbentuk Panitia Pengadaan masih bersifat ad- pengukuran Capability Maturity Model (CMM).
hoc, sangat terdesentralisasi karena di setiap
unit kerja atau perangkat daerah ada panitia Lebih lanjut, pada SDM Pengadaan transformasi
pengadaan, tidak memiliki anggaran sebagai yang terjadi di era ketiga adalah dengan lahirnya
suatu unit organisasi yang mencukupi, berfokus Pejabat Fungsional Pengelola Pengadaan
hanya pada pelaksanaan tender/lelang saja, Barang/Jasa (JF PPBJ) dimana Pengelola
memiliki risiko intervensi dan CoI (Conflict of pengadaan menjadi profesi yang memiliki
Interest) yang cukup tinggi dan belum memiliki kualifikasi dan kompetensi yang telah ditentukan
manajemen risiko, prosedur perlindungan sehingga memiliki jenjang karir yang jelas.
hukum untuk personelnya. Demikian pula
Kebijakan pengadaan barang/jasa saat era 16/18 maka hal ini akan lebih mendukung lagi
pertama belum memberikan legitimasi yang kuat penerapan konstruksi berkelanjutan sesuai
untuk melaksanakan pengadaan berkelanjutan. dengan permen pupr No. 9 tahun 2021 tentang
Reformasi pengadaan berkelanjutan dimulai konstruksi berkelanjutan.
saat era kedua dengan dikenalkannya konsep
ramah lingkungan. Selanjutnya era ketiga telah c. Penggunaan Produk Dalam Negeri
menetapkan kerangka hukum pengadaan penggunaan produk dalam negeri dalam
berkelanjutan yang mendefinisikan pengadaan pekerjaan konstruksi telah diamanatkan dalam
berkelanjutan sebagai proses pengadaan barang kebijakan umum pengadaan barang/jasa sejak
dan jasa yang bertujuan “untuk mencapai nilai era pertama, hal ini diwujudkan dalam tugas
ekonomi yang bermanfaat” tidak hanya bagi pokok pengguna barang/jasa untuk menetapkan
pemerintah sebagai pengguna tetapi juga bagi paket-paket pekerjaan disertai ketentuan
masyarakat, serta secara signifikan mengurangi mengenai peningkatan penggunaan produk dalam
dampak negatif terhadap lingkungan dalam negeri, termasuk dalam menyusun rencana dan
seluruh siklus penggunaannya” (Pasal 1 ayat penentuan paket pengadaan. Selain itu dalam
50). Pasal 4 dan Pasal 5 Perpres (No. 16/2018) pasalnya diamanatkan bahwa instansi pemerintah
memasukkan pengadaan secara berkelanjutan wajib memaksimalkan penggunaan barang/
sebagai bagian dari Tujuan Pengadaan Barang/ jasa hasil produksi dalam negeri, termasuk
Jasa dan Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa rancang bangun dan perekayasaan nasional
dan pasal 68 Perpres 16/18 mensyaratkan dalam pengadaan barang/jasa dilakukan pada
terpenuhinya 3 (tiga) aspek yaitu ekonomi, sosial, setiap tahapan pengadaan barang/jasa mulai dari
dan lingkungan dalam pengadaan berkelanjutan. persiapan sampai dengan penyelesaian perjanjian/
kontrak. Penyedia harus membuat pernyataan
Dengan telah direformasi nya klausul tentang besarnya komponen dalam negeri barang/jasa
pengadaan berkelanjutan dalam aturan Perpres yang ditawarkan secara self assessment.
DAFTAR PUSTAKA
Iskandar, Azwar. Peran Alokatif Pemerintah Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2018 tentang
melalui Pengadaan Barang/Jasa dan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Pengaruhnya Terhadap Perekonomian Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2021 tentang
Indonesia Kajian Ekonomi Keuangan Vol. 20 Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
No. 2 (Agustus 2016) Direktorat Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi
Telgen, J., van der Krift, J., and Wake, A. (2016). Pengadaan LKPP, Buku Profil Pengadaan
Public procurement reform: Assessing Barang/Jasa Pemerintah Tahun 2017,
interventions aimed at improving Jakarta, LKPP, 2017
transparency. London: DFID Direktorat Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi
Watermeyer R.B. The use of Targeted Procurement Pengadaan LKPP, Buku Profil Pengadaan
as an instrument of Poverty Alleviation and Barang/Jasa Pemerintah Tahun 2018,
Job Creation in Infrastructure Projects. Jakarta, LKPP, 2018
Public Sector Procurement Law Review, Direktorat Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi
Number 5 pages 201-266. 2000. Pengadaan LKPP, Buku Profil Pengadaan
Lubis, Sutan S. (2021, September 27). Wawancara Barang/Jasa Pemerintah Tahun 2019,
Personal. Jakarta, LKPP, 2019
Arijanta, Setya B. (2021, September 27). https://inaproc.id
Wawancara Personal.
Arif, Fadli. (2021, September 27). Wawancara
Personal.
Muhaemin, Emin A. (2021, September 28)
Wawancara Personal.
Buku Konsolidasi Keputusan Presiden No. 80
tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Buku Konsolidasi Peraturan Presiden No. 54
tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/
Jasa Pemerintah
PENDAHULUAN
Sektor konstruksi merupakan sektor yang strategis untuk meningkatkan daya saing
bangsa dan mengejar ketertinggalan dengan negara lain. Canning dan Pedroni
(2004:11) menyatakan bahwa infrastruktur memiliki sifat eksternalitas. Berbagai
infrastruktur seperti jalan, pendidikan, kesehatan, dan sebagainya memiliki sifat
eksternalitas positif, yaitu memberikan dukungan bahwa fasilitas yang diberikan
oleh berbagai infrastruktur tersebut dapat meningkatkan produktivitas semua
input dalam proses produksi. Kontribusi sektor konstruksi terhadap PDB Nasional
dalam 10 tahun terakhir pada kisaran 10% atau urutan keempat setelah (1) industri
Gambar 9.2.1. Frekuensi Penyuapan pada Bidang Perizinan, Pengadaan Barang dan Jasa,
Perpajakan dan Peradilan
Sumber : Kaufmann, World Bank, 2007
Gambar 9.2.2. Grafik Peningkatan APBN Infrastruktur terhadap APBN Nasional 2015-2021
Sumber : Kemenkeu, 2021
Selain itu, tantangan lain yang dihadapi adalah Perpres No. 16 Tahun 2018 sesungguhnya telah
tuntutan agar proses PBJ dapat berlangsung mengamanatkan bahwa pengelolaan PBJ harus
dengan cepat, transparan, akuntabel, efisien dilaksanakan oleh unit struktural. Penguatan
dan efektif. Proses pemilihan penyedia jasa, yang kelembagaan Unit Kerja Pengadaan Barang dan
menjadi bagian utama dari tahapan pengadaan Jasa (UKPBJ) yang permanen struktural, mandiri
selama ini dilaksanakan oleh unit fungsional dan independen ini harus diiringi dengan fungsi
yang bersifat ad-hoc, melekat pada UPT-UPT dan kewenangan yang luas dalam proses PBJ,
Unit Organisasi teknis. Pelaksanaan beban kerja mekanisme dan prosedur yang kuat dan SDM
layanan pemilihan selama ini tidak dapat berjalan pengadaan yang profesional.
optimal karena fokus dari para UPT teknis adalah
mengawal pelaksanaan kontrak pekerjaan yang Dalam rangka melaksanakan ketentuan
beban kerjanya sangat tinggi. Tata kelola ad- Perpres dimaksud, dan juga sebagai bentuk
hoc juga disinyalir bersifat tidak independen dan implementasi dari 9 Strategi Pencegahan
memiliki risiko conflict of interest yang cukup Penyimpangan (fraud) dalam Pengadaan Jasa
tinggi, dimana pelaksana pemilihan barang/ Konstruksi, dilakukan transformasi kelembagaan
jasa juga menjadi personil yang mengawal PBJ di Kementerian PUPR. Transformasi
pelaksanaan kegiatan. dilakukan dengan membentuk unit kerja khusus,
Kepala UKPBJ memiliki tugas dan wewenang melaksanakan pengelolaan urusan administrasi,
untuk memimpin dan mengkoordinasikan ketatausahaan, keuangan, perlengkapan,
seluruh kegiatan pengadaan; menyusun dan rumah tangga UPTPBJ; menyiapkan
strategi pengadaan; mengawasi proses laporan pertanggungjawaban pengadaan;
pengadaan; membentuk Pokja Pemilihan menyiapkan dokumen pendukung; memfasilitasi
UKPBJ; menyampaikan usulan penetapan pelaksanaan pengadaan; mengagendakan dan
pemenang sesuai dengan kewenangannya; mengkoordinasikan sanggahan; mengelola
melaksanakan pengembangan SDM Pengadaan; data informasi dan dokumen pemilihan; serta
dan menyampaikan laporan secara berkala menyiapkan tim teknis dan staf pendukung
kepada Menteri PUPR. Sebagai pelaksana UPTPBJ. Dalam pelaksanaan pemilihan
PBJ barang/jasa atas koordinasi UKPBJ; penyedia barang/jasa, UPTPBJ dibantu oleh
mengkoordinasi, melaksanakan strategi, dan Pokja Pemilihan. Tugas dan wewenang dari
mengawasi proses pelaksanaan pengadaan Pokja Pemilihan adalah menyusun rencana
di UPTPBJ masing-masing; menyampaikan pemilihan; menetapkan dokumen kualifikasi;
usulan pemenang sesuai dengan wewenangnya; mengumumkan pelaksanaan pengadaan;
membentuk, menugaskan, dan membubarkan menilai kualifikasi penyedia; melakukan evaluasi
Pokja Pemilihan UPTPBJ; dan menyampaikan penyedia; menjawab sanggahan; menetapkan
laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan pemenang sesuai dengan kewenangannya; serta
kegiatan pengadaan di UPTPBJ. memberikan laporan pertanggungjawaban atas
pelaksanaan pengadaan kepada Kepala UPTPBJ.
Tugas dan wewenang Sekretaris UPTPBJ adalah Tim pelaksana memiliki tugas dan wewenang
untuk melakukan inventarisasi paket yang akan 7 (tujuh) prinsip dasar yang harus ada dalam
ditender; serta mereviu dokumen KAK, spesifikasi pelaksanaan PBJ, yaitu efisien, efektif,
teknis, RAB, rancangan kontrak, kinerja transparan, terbuka, bersaing, adil/tidak
pemenang dan dokumen pemilihan. Sementara diskriminatif, dan akuntabel. Prinsip efisien,
itu, tim peneliti memiliki tugas dan wewenang transparan dan akuntabilitas merupakan tiga
untuk membantu Kepala UKPBJ/UPTPBJ dalam prinsip utama yang sering kali sulit dicapai
mengawasi seluruh tahapan kegiatan pengadaan; karena beberapa hal seperti tidak terdapatnya
mengusulkan pemberhentian anggota pokja; standar kinerja BUJK, tidak adanya pencatatan
melakukan penelitian terhadap tender sesuai pengalaman BUJK dan TKK secara digital, tidak
dengan kewenangannya; serta memberikan adanya database elektronik pengalaman BUJK
laporan tertulis sesuai dengan penugasan yang dan TKK, serta belum terintegrasinya sistem
diberikan oleh Kepala UKPBJ/UPTPBJ. informasi jasa konstruksi.
Seluruh unit pelaksanaan PBJ di atas harus Permasalahan pertama yang menyebabkan
mampu bekerja dengan efektif dan efisien untuk tiga prinsip utama sulit dicapai adalah tidak
menghasilkan pelaksanaan PBJ yang berkualitas. terdapatnya standar kinerja BUJK, sehingga
Untuk itu, perlu pengaturan terkait bisnis proses setiap pelaksanaan tender/seleksi dilakukan
atau alur kerja PBJ. Hal ini dilakukan agar tidak penilaian terhadap kualifikasi BUJK yang
terjadi tumpang tindih tugas dan wewenang dari seringkali memberikan hasil evaluasi yang
masing-masing unit. berbeda-beda antara satu Pokja dengan Pokja
lainnya, bahkan pada paket kegiatan yang
MODERNISASI PBJ sejenis dengan karakteristik lokasi pelaksanaan
dan nilai paket yang sama. Hal ini tentu saja
Tantangan yang dihadapi pada pelaksanaan selain mengakibatkan waktu evaluasi yang
PBJ di Kementerian PUPR diantaranya adalah menjadi tidak efisien, tingkat akuntabilitas
menyiasati keterbatasan SDM Pengelola PBJ dari evaluasi yang dilaksanakan menjadi
agar tetap dapat terlaksana sesuai tuntutan rendah, yang pada akhirnya menimbulkan
ketepatan waktu PBJ dalam tender/seleksi risiko terjadinya sanggah, sanggah banding dan
pekerjaan konstruksi maupun jasa konsultansi, pengaduan yang dapat membatalkan tender/
serta memenuhi tuntutan mutu PBJ. Terdapat seleksi yang dilaksanakan.
Gambar 9.2.6. Analisis permasalahan, inovasi, dan outcome yang akan dicapai terkait
modernisasi PBJ
Evaluasi pelaksanaan tugas BP2JK selama 1. Adanya trust dari seluruh Unit Organisasi
2 tahun terakhir menunjukkan bahwa target dan unit kerja di Kementerian PUPR kepada
penciptaan nilai/value dari kegiatan pengadaan BP2JK dalam proses pemilihan barang/jasa;
tidak mungkin hanya diselesaikan oleh Pokja 2. Pengelolaan risiko dengan perbaikan HPS,
Pemilihan di UKPBJ tetapi juga memerlukan KAK, DED oleh Unit Kerja Teknis dan Satker/
kontribusi positif dari banyak pihak seperti PPK yang selanjutnya dilakukan review HPS,
Pengguna Barang/Jasa, PA/KPA, PPK, PPHP, KAK, DED oleh Direktorat Jenderal Bina
bahkan dari Penyedia Barang/Jasa. Hal ini Konstruksi;
membawa fungsi PBJ sebagai layaknya sebuah 3. Penguatan SDM organisasi oleh Unit
ekosistem. Organisasi di Kementerian PUPR;
4. Pengembangan sistem, data dan informasi
Betapapun hebatnya strategi dan eksekusi dalam PBJ.
pengadaan, proses PBJ tidak akan menghasilkan
output yang optimal jika tidak terbangun Dengan keempat aksi utama tersebut dalam
trust antar para pemangku kepentingan yang ekosistem PBJ PUPR, diharapkan society
ada dalam ekosistem PBJ. Masalah fraud trust dalam pelaksanaan PBJ dapat terwujud.
dan integritas menjadi faktor yang sangat Selain aksi kolaborasi PBJ di internal PUPR, di
menentukan terbangunnya trust dalam suatu dalam membangun ekosistem PBJ, diperlukan
ekosistem PBJ. pula dukungan dari stakeholder eksternal.
Stakeholder eksternal utama BP2JK diantaranya
Untuk membangun trust di dalam ekosistem adalah aparat penegak hukum, LKPP, Asosiasi
PBJ PUPR, diperlukan aksi kolaborasi PBJ PUPR Badan Usaha, Asosiasi Profesi, dan penyedia jasa
dengan melaksanakan tatakelola pengadaan (Kontraktor dan Konsultan).
yang baik dan efektif sehingga meningkatkan
rasa percaya diri para pihak yang terlibat dan Diharapkan ke depan, BP2JK beserta seluruh
dapat mempercepat proses dalam arus barang/ stakeholder (internal maupun eksternal) dapat
jasa maupun arus uang. Aksi kolaborasi PBJ bekerjasama secara sinergis dengan landasan
PUPR terdiri dari: trust yang dibangun bersama untuk mewujudkan
ekosistem PBJ yang baik dan kondusif.
DAFTAR PUSTAKA
Canning, David, and Peter Pedroni. “Infrastructure Pengadaan Barang/Jasa. Jakarta: Deputi
and Long Run Economic Growth”. University Bidang Pengembangan dan Pembinaan
of Belfast, 2004. Sumber Daya Manusia, Lembaga Kebijakan
Direktorat Pengadaan Jasa Konstruksi. Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Paparan Pemenuhan Bukti Dukung Wiriandhi, Ario. 2020. Paparan Arah Kebijakan
Tingkat Kematangan UKPBJ Kementerian Kelembagaan UKPBJ Kementerian
PUPR. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina dan Lembaga. Jakarta: Kementerian
Konstruksi, Kementerian PUPR. Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Direktorat Pengembangan Profesi dan Reformasi Birokrasi.
Kelembagaan. 2019. Paparan Model
Kematangan UKPBJ. Jakarta: Deputi Undang-undang
Bidang Pengembangan dan Pembinaan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang
SDM, Lembaga Kebijakan Pengadaan Cipta Kerja.
Barang/Jasa Pemerintah. Undang-undang Nomor 02 Tahun 2017 tentang
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Jasa Konstruksi.
Pemerintah. 2018. Paparan Sosialisasi
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun Peraturan Presiden
2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang
Pemerintah. Jakarta: Lembaga Kebijakan Pengadaan barang dan jasa Pemerintah.
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang
Octaviani, Vialita. 2020. Paparan Kebijakan Perubahan atas Perubahan Presiden Nomor
Pemenuhan 17 Standar LPSE. Batam: 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/
Penelaah Kebijakan Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah.
Jasa, Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah. Peraturan Menteri
Suryo, Robin Asad. 2020. Paparan Implementasi Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Kebijakan dan Program Pengembangan Perumahan Rakyat Nomor 14 Tahun 2020
Kapasitas Kelembagaan dan SDM tentang Standar dan Pedoman Pengadaan
Jasa Konstruksi melalui Penyedia.
PENDAHULUAN
Pada tahun 2021 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)
mendapatkan alokasi anggaran senilai Rp149,8 triliun. Pagu anggaran tersebut
merupakan yang tertinggi untuk kementerian/lembaga.
Dari yang semula pelaksanaan pengadaan Peraturan Presiden No 54 Tahun 2010 tentang
barang/jasa dilakukan secara konvensional Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Saat itu
(berbasis kertas, manual) menjadi proses istilah katalog elektronik atau e-katalog dan
pengadaan yang berbasis elektronik. Mulai e-purchasing sudah dimunculkan. Namun secara
dengan diberlakukannya Sistem Pengadaan sistem, katalog elektronik baru dimulai pada
Secara Elektronik (SPSE) sampai pada tahun 2012, dengan komoditas produk katalog
transformasi yang lain, seperti aplikasi SiRUP kendaraan operasional pemerintah dan katalog
(Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan), jasa internet.
SiKAP (Sistem Informasi Kinerja Penyedia),
Katalog Elektronik, PLSE (Pengadaan Langsung Seiring perjalanan waktu perkembangan katalog
Secara Elektronik), dan toko daring. elektronik terus berlanjut, pada Peraturan
Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang
PERKEMBANGAN KATALOG ELEKTRONIK Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, ketentuan
SEKTORAL KEMENTERIAN PUPR tentang pengelolaan katalog dipertegas dengan
adanya pembagian jenis katalog elektronik
Perkembangan digitalisasi pengadaan menjadi katalog elektronik nasional, katalog
khususnya katalog elektronik sudah dimulai elektronik sektoral, dan katalog elektronik
sejak tahun 2010 dengan diterbitkannya lokal. Hal ini kemudian lebih diperjelas lagi pada
Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 yang Pencegahan Korupsi (Stranas PK). LKPP dengan
merupakan perubahan pertama atas Peraturan Kementerian PUPR menyepakati kerjasama
Presiden Nomor 16 Tahun 2018. pengelolaan Katalog Elektronik Sektoral melalui
penandatanganan Nota Kesepahaman Nomor
Dalam rangka memperluas pemanfaatan 2 Tahun 2019 dan Nomor 02/PKS/M/2019 pada
Katalog Elektronik, LKPP mengembangkan tanggal 15 Februari 2019.
konsep pengelolaan Katalog Elektronik oleh
Kementerian/Lembaga yang disebut dengan Kementerian PUPR memulai pencantuman
Katalog Elektronik Sektoral dan pengelolaan produk Katalog Elektronik dengan etalase
Katalog Elektronik oleh Pemerintah Daerah yang produk pertama yang berhasil ditayangkan
disebut dengan Katalog Elektronik Lokal. pada tahun 2019 adalah Alat Berat Pekerjaan
Operasi dan Pemeliharaan Bidang Sumber Daya
Kementerian Dalam Negeri merupakan Air. Pada tahun berikutnya, kembali dilakukan
Kementerian/Lembaga pertama yang memulai penambahan penayangan produk, yaitu Bahan
pengelolaan Katalog Elektronik Sektoral pada Banjiran Pekerjaan Operasi dan Pemeliharaan
tahun 2017. Kementerian/Lembaga lainnya Bidang Sumber Daya Air. Perkembangan jumlah
turut menunjukan minatnya untuk menjadi Etalase Produk yang diproses pada Katalog
pengelola Katalog Elektronik Sektoral dan Elektronik dari tahun ke tahun dapat dilihat pada
dengan dukungan dari program Strategi Nasional Gambar 9.3.3.
Gambar 9.3.3. Grafik Perkembangan Penambahan Etalase Produk pada Katalog Elektronik
Sektoral Kementerian PUPR
Tabel 9.3.1. Etalase Produk Katalog Elektronik Sektoral Kementerian PUPR yang sudah tayang pada
aplikasi Katalog Elektronik
No. Etalase Produk
1 Air Tanah dan Air Baku
2 Alat Berat Pekerjaan Operasi dan Pemeliharaan Bidang Sumber Daya Air
3 Bahan Banjiran Pekerjaan Operasi dan Pemeliharaan Bidang Sumber Daya Air
4 IPA Mobil
5 Jembatan Rangka Baja
6 Mobile Pump Bidang Sumber Daya Air
Tabel 9.3.3. Total Nilai Transaksi E-purchasing pada Katalog Elektronik Sektoral Kementerian PUPR
Alat Berat Pekerjaan Operasi dan Pemeliharaan Bidang Sumber Daya Air 15.476.813.418.860
Alat Berat Pekerjaan Operasi dan Pemeliharaan Bidang Sumber Daya Air 11.393.656.055.000
DAFTAR PUSTAKA
Putut Marhayudi
Direktur Pengembangan Jasa Konstruksi
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian PUPR
Fani Dhuha
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda
Presiden Joko Widodo telah menetapkan 5 arahan utama sebagai strategi dalam
pelaksanaan misi Nawacita dan pencapaian sasaran Visi Indonesia 2045 yang
tertuang dalam dokumen RPJMN 2020-2024. Salah satu arahan utama tersebut
adalah kebijakan pembangunan infrastruktur nasional, yaitu melanjutkan
pembangunan infrastruktur untuk menghubungkan kawasan produksi dengan
kawasan distribusi, mempermudah akses ke kawasan wisata, mendongkrak
lapangan kerja baru, dan mempercepat peningkatan nilai tambah perekonomian
rakyat.
berlaku tahun 2019 berada pada kisaran 11,26% Kota Negara (IKN), pembangunan dalam rangka
atau urutan tertinggi keempat setelah sektor Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dan lain
(1) industri pengolahan, (2) perdagangan besar sebagainya.
dan eceran, dan (3) pertanian, kehutanan, dan
perikanan (sumber: BPS, 2020). Selain itu, Kementerian PUPR juga menjalankan
tugas direktif atau instruksi langsung dari
Sesuai dengan arahan pembangunan 2020-2024, Presiden untuk pembangunan sarana dan
alokasi anggaran Kementerian PUPR digunakan prasarana yang sifatnya penting dan mendesak,
untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur sehingga perlu dilaksanakan dalam tempo waktu
pelayanan dasar, pengembangan ekonomi, dan yang cukup singkat dan kadang waktu yang
infrastruktur perkotaan. Kementerian PUPR beririsan antar proyeknya, seperti pembangunan
melaksanakan pembangunan infrastruktur rumah sakit dalam rangka penanganan COVID-19,
bersifat strategis atau merupakan prioritas pembangunan sarana dan prasarana pendidikan,
nasional seperti pembangunan Pos Lintas Batas sarana olahraga dan pasar, dengan total
Negara (PLBN), pembangunan Kawasan Strategis anggaran di tahun 2020 sebesar Rp1,87 triliun
Pariwisata Nasional (KSPN), pembangunan Ibu (sumber: e-monitoring PUPR, 2020).
Menurut data KPK, tren korupsi saat ini telah 2) penggelembungan harga, suap kepada pihak
bergeser dari modus penyelewengan pada saat terkait, serta manipulasi dokumen. Sebagai
pelaksanaan menjadi modus penyelewengan contoh, Harga Perkiraan Sendiri (HPS) tidak
pada proses perencanaan dan persiapan dibuat oleh panitia pengadaan, melainkan
pengadaan, seperti: dibuat oleh pihak vendor yang nantinya akan
1) proyek sudah di-ijon atau dijual terlebih ditunjuk sebagai pemenang.
dahulu sebelum anggaran disetujui atau
disahkan dan persekongkolan antara DPR,
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), dan vendor;
2 Pengadaan secara Elektronik (CTI, Semi E-Proc, dan Full Sejak 2003 (Sistem CTI)
E-Proc)
Sejak 2007 (Semi E-Proc)
PU (e-Proc). Secara sederhana e-Proc adalah yang dilakukan dengan cara memasukkan
sistem pengadaan secara elektronik dimana dokumen (file) penawaran melalui
pengumuman dan proses tender/seleksi sistem e-Procurement, sepanjang tidak
dilakukan secara terintegrasi melalui situs bertentangan dengan peraturan perundang-
e-proc.pu.go.id, sehingga dalam pelaksanaannya undangan.
meminimalisir pertemuan fisik antara Penyedia
dan Pokja Pemilihan.
2 Pengumuman hanya dilakukan di media cetak Pengumuman dilakukan di media cetak dan
internet melalui website yang ada.
4 Kesempatan untuk berkolusi antara panitia Kesempatan untuk berkolusi antara panitia
pengadaan dengan penyedia jasa lebih besar. pengadaan dengan penyedia jasa bisa dikatakan
kecil.
Atas usaha penerapan pengadaan secara Untuk itu sejak tahun 2019, Kementerian PUPR
elektronik, pada tahun 2016 Kementerian PUPR membentuk Balai Pelaksana Pemilihan Jasa
meraih penghargaan National Procurement Konstruksi (BP2JK) di 34 Provinsi di Indonesia
Award 2016 untuk kategori “Komitmen 100% di bawah pembinaan Ditjen Bina Konstruksi,
eProcurement” atau lembaga pemerintah yang menggantikan Unit Layanan Pengadaan (ULP)
berhasil menjalankan 100 persen Layanan yang sebelumnya dikelola unit organisasi teknis.
Pengadaan Secara Elektronik (LPSE). ULP yang diketuai oleh Kepala Balai Besar/
Balai Wilayah Sungai (BBWS/BWS)/Pelaksanaan
Transformasi Unit Pelaksana Pengadaan Jalan Nasional (BBPJN/BPJN) di daerah dengan
Barang/Jasa melalui Pembentukan UKPBJ dan anggota bersifat ad hoc lintas unit organisasi.
BP2JK di 34 Provinsi
Salah satu hal yang menjadi pendorong Pada proses bisnis lama, BBWS/BWS/BBPJN/
terjadinya korupsi adalah terjadinya pemusatan BPJN melaksanakan 4 tugas yakni mulai dari
kewenangan yang dapat mengarah pada merencanakan, melelangkan, melaksanakan,
kesewenang-wenangan. Untuk menghindari dan mengawasi pekerjaan pembangunan
modus penyelewengan pada proses infrastruktur. Dengan dibentuknya BP2JK
perencanaan dan persiapan pengadaan, maka maka terjadi pemisahan antara unit perencana
perlu diadakan pembagian kewenangan antara dengan unit pelaksana pemilihan sehingga tidak
unit perencanaan, unit pelaksana pemilihan, unit terjadi conflict of interest, menciptakan check
pelaksanaan pekerjaan, dan unit pengawasan. and balance sehingga antar unit dapat saling
mengawasi
Kinerja proses pemilihan atas pemaketan jasa mempengaruhi kinerja Kementerian PUPR dalam
konstruksi di atas merupakan bagian dari proses menyelesaikan pembangunan infrastruktur.
bisnis yang turut mempengaruhi tercapainya Karena itu, dibutuhkan proses pemilihan yang
value for money, salah satunya adalah kinerja dari “simple but powerfull”, dengan kata lain prosesnya
sisi waktu pelaksanaan pemilihan. Keterlambatan sederhana tetapi tetap menghasilkan output
dalam proses pelaksanaan pemilihan akan sangat yang berkualitas.
Modernisasi Sistem Penyelenggaraan Jasa Untuk itulah Kementerian PUPR pada tahun
Konstruksi melalui Sistem Penyelenggaraan 2015 telah mengeluarkan regulasi pengaturan
Design and Build pengadaan pekerjaan konstruksi terintegrasi
Penerapan sistem penyelenggaraan dengan rancang dan bangun (design and build). Design and
metode konvensional bukan tanpa kekurangan. build adalah sistem pelaksanaan proyek dimana
Salah satu kelemahan yang mendasar adalah hanya ada satu entitas yang bertanggung jawab
penyelenggaraan pembangunan infrastruktur baik dalam perancangan maupun pelaksanaan
dengan metode konvensional membutuhkan konstruksi. Dengan sistem ini tidak ada
waktu yang lebih panjang, karena memisahkan pemisahan tahapan perancangan dan tahapan
tahapan perancangan dan tahapan pelaksanaan pelaksanaan pekerjaan konstruksi, sehingga
konstruksi. Dari sisi pengadaan barang/jasa, dari sisi waktu akan mampu mempercepat
pemisahan tersebut berdampak dibutuhkan selesainya pembangunan infrastruktur. Integrasi
waktu untuk pengadaan konsultan perancang dan perancangan dan pekerjaan konstruksi juga
waktu untuk pengadaan pekerjaan konstruksi. dapat mendorong biaya yang lebih efisien, karena
Dari sisi pelaksanaan pekerjaan, pemisahan desain disiapkan benar-benar sesuai kebutuhan
tersebut berdampak pekerjaan fisik harus riil di lapangan.
menunggu selesainya pekerjaan desain terlebih
dahulu sebelum dimungkinkan dilaksanakan di
lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Ratih Fitriani
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda
LATAR BELAKANG
Salah satu pengadaan yang diatur dalam pengadaan barang dan jasa adalah
pengadaan pekerjaan konstruksi selain pengadaan barang/jasa konsultansi/
jasa lainnya. Pengadaan pekerjaan konstruksi berbeda dengan pengadaan
lainnya karena produk yang akan dihasilkan merupakan suatu proses konstruksi
(mewujudkan, memelihara atau menghancurkan) dari desain/gambar yang
bersifat abstrak menjadi sesuatu wujud nyata seperti yang direncanakan,
sehingga untuk menentukan harganya tidak sederhana dan tidak bisa langsung
diperkirakan. Untuk menghitung harga pekerjaan konstruksi yang wajar dan
akuntabel diperlukan metode perhitungan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Harga pekerjaan konstruksi hasil perhitungan pemilik kegiatan atau pengguna jasa
disebut harga perkiraan sendiri (HPS) sedangkan harga yang dihitung penyedia jasa
(kontraktor) disebut penawaran. Dalam proses pemilihan penyedia jasa pekerjaan
konstruksi harga penawaran para penyedia jasa peserta pemilihan dikompetisikan
kualitas dan nilainya serta dievaluasi menggunakan HPS sebagai pembanding.
Penawaran yang lebih tinggi dari HPS akan ditolak/digugurkan sedangkan
penawaran yang lebih rendah dari 80% HPS akan dikenakan persyaratan khusus.
pekerjaan yang dihitung konsultan perencana Reviu nilai HPS bukan meneliti perhitungan
dengan penyesuaian harga akibat perbedaan HPS, melainkan hanya memeriksa harga satuan
waktu (indeks inflasi) saat direncanakan dan pekerjaan telah lengkap sesuai dengan daftar
penyusunan HPS. Hal ini menunjukkan bahwa kuantitas dan harga yang akan ditenderkan.
konsultan perencana juga harus menghitung Pokja Pemilihan melakukan reviu nilai HPS
harga satuan pekerjaan secara profesional dan dapat menggunakan perkiraan biaya yang telah
dapat dipertanggungjawabkan. Untuk menilai disusun pada tahap perencanaan pengadaan,
kewajaran HPS hasil perhitungan PPK dapat data/informasi pasar terkini, dan dengan cara
juga dilihat dari perbandingan dengan harga membandingkan pekerjaan yang sama pada
satuan pekerjaan sejenis dengan Kontrak yang paket yang berbeda. Pokja Pemilihan juga
sedang berlangsung di sekitar pekerjaan yang memeriksa pemenuhan perhitungan kewajiban
dihitung. LKPP juga menerangkan HPS tidak perpajakan/cukai/asuransi/SMK3 atau biaya
boleh memperhitungkan biaya yang tidak terkait lain yang dipersyaratkan dalam pelaksanaan
dengan pekerjaan dan Pajak Penghasilan (PPh) pekerjaan. Dengan demikian nilai HPS yang
serta keuntungan dan biaya tidak langsung dijadikan acuan dalam evaluasi tender sudah
yang diijinkan paling banyak 15% (lima belas mencakup seluruh biaya yang akan dipikul
persen). Hal ini menunjukkan HPS haruslah penyedia jasa dalam pelaksanaan pekerjaan.
harga yang sebenarnya untuk dilaksanakan dan
tidak memberi ruang keuntungan dan biaya
tidak langsung (overhead) lebih besar dari 15%
dari harga riil. Dengan ketentuan pengaturan
ini diharapkan HPS hasil perhitungan PPK telah
menjamin kewajaran harga untuk pelaksanaan
pekerjaan bahkan dapat memberi keuntungan
yang wajar bagi penyedia jasa. Dalam hal penyedia
jasa peserta tender membuat penawaran lebih
rendah dari HPS maka harus dapat memperoleh
bahan dasar dengan harga lebih rendah dan Reviu nilai HPS bukan
menggunakan metode kerja yang lebih efisiensi meneliti perhitungan HPS,
sehingga harga satuan pekerjaan yang diperoleh
masih dalam batas kewajaran. melainkan hanya memeriksa
harga satuan pekerjaan telah
Dalam proses tender, nilai HPS yang disusun lengkap sesuai dengan daftar
PPK akan direviu lebih dulu oleh Pokja Pemilihan
sebelum menjadi dokumen tender yang akan kuantitas dan harga yang
diumumkan melalui aplikasi sistem pengadaan akan ditenderkan.
secara elektronik (SPSE). Reviu nilai HPS
dimaksudkan untuk memastikan bahwa nilai HPS
telah cukup dan sesuai dengan KAK, spesifikasi
teknis dan desain serta ruang lingkup pekerjaan.
Koefisien alat adalah waktu yang diperlukan Umum; Sumber Daya Air; Bina Marga; dan Cipta
(dalam satuan jam) oleh suatu alat untuk Karya. Namun jika ditelaah lebih teliti terdapat
menyelesaikan atau menghasilkan produksi AHSP yang sama untuk pekerjaan sejenis pada
sebesar satu satuan volume jenis pekerjaan. bidang yang satu dan bidang lainnya. Contohnya
Data utama yang diperlukan untuk perhitungan terdapat AHSP untuk pekerjaan tanah pada
koefisien alat ini adalah jenis alat; kapasitas alat; bidang Sumber Daya Air, Bina Marga dan Cipta
faktor efisiensi alat; waktu siklus; dan kapasitas Karya. Seharusnya untuk pekerjaan yang sering
produksi alat. Untuk keperluan analisis harga dilaksanakan di lebih dari satu bidang dibuat satu
satuan pekerjaan (HSP) diperlukan satu atau AHSP yang mengakomodasi karakteristik masing-
lebih alat berat. Setiap alat mempunyai kapasitas masing bidang dan dijadikan AHSP bidang Umum,
produksi (Q) yang bermacam-macam, tergantung sehingga tidak ada duplikasi AHSP pada bidang
pada jenis alat, faktor efisiensi alat, kapasitas alat, yang berbeda. Selain itu, asumsi dan perhitungan
dan waktu siklus. Satuan kapasitas produksi alat koefisien yang digunakan dalam pedoman ini
adalah satu satuan pengukuran per jam. Koefisien sudah perlu disesuaikan dengan metode kerja
alat adalah berbanding terbalik dengan kapasitas dan kemajuan teknologi saat ini. Oleh karena
produksi. itu sudah seharusnya disusun revisi pedoman
penyusunan AHSP yang lebih terukur, transparan
Pedoman AHSP ini terbagi dalam 4 (empat) dan akuntabel.
bagian, yang terdiri atas pedoman AHSP bidang
membayar upah tenaga kerja (baik tenaga kerja Biaya tidak langsung adalah semua biaya proyek
konstruksi dan/atau tenaga kerja non-terampil), yang tidak secara langsung berhubungan dengan
pembelian bahan, dan pengoperasian atau sewa konstruksi di lapangan, dengan besaran biaya
peralatan. Biaya penerapan SMKK pada proyek yang tidak dirinci namun berupa persentase
konstruksi bidang PUPR dipisahkan dari biaya dari biaya langsung. Biaya tidak langsung terdiri
umum (biaya tidak langsung) dan menjadi biaya atas biaya umum dan keuntungan, termasuk juga
tersendiri sebagaimana biaya untuk pokok di dalamnya jika terjadi kecelakaan konstruksi
pekerjaan. Adapun biaya penerapan SMKK paling maka biaya perbaikan dan penanganan dampak
sedikit memuat: dari kecelakaan konstruksi menjadi bagian dari
1. Penyiapan rencana keselamatan konstruksi biaya umum. Secara lebih jelasnya jenis-jenis
(RKK), rencana kerja pengelolaan dan biaya yang masuk ke dalam biaya umum antara
pemantauan lingkungan hidup (RKPPL), dan lain sebagai berikut:
rencana manajemen lalu lintas pekerjaan 1. Biaya kantor pusat yang bukan dari biaya
(RMLLP); pengadaan untuk setiap mata pembayaran;
2. Sosialisasi, promosi, dan pelatihan; 2. Biaya upah pegawai kantor lapangan tidak
3. Alat pelindung kerja dan alat pelindung diri; termasuk biaya upah personil manajerial.;
4. Asuransi dan perizinan; 3. Biaya asuransi untuk tenaga kerja;
5. Personel Keselamatan Konstruksi; 4. Biaya manajemen (bunga bank, jaminan
6. Fasilitas sarana, prasarana, dan alat bank);
kesehatan; 5. Biaya akuntansi dan audit;
7. Rambu dan perlengkapan lalu lintas yang 6. Biaya iklan, humas, dan promosi;
diperlukan atau manajemen lalu lintas; 7. Biaya penyusutan peralatan penunjang;
8. Konsultasi dengan ahli terkait Keselamatan 8. Biaya kantor, listrik, air, dan komunikasi; dan/
Konstruksi; dan atau
9. Kegiatan dan peralatan terkait dengan 9. Biaya perjalanan (travel), dan/atau pertemuan/
pengendalian risiko Keselamatan Konstruksi rapat.
termasuk biaya pengujian/pemeriksaan
lingkungan. Besaran biaya tidak langsung di setiap pokok
pekerjaan paling banyak 15% (lima belas persen)
Penghitungan biaya penerapan SMKK dilakukan dari biaya langsung atau ditentukan lain oleh unit
berdasarkan uraian pekerjaan, identifikasi organisasi dengan besaran paling banyak 15%
bahaya, penetapan risiko, dan pengendalian (lima belas persen) dari biaya langsung. Namun
bahaya di dalam RKK; pengendalian terkait lalu terdapat pengecualian untuk mata pembayaran
lintas di dalam RMLLP (bila ada); dan pengelolaan yang bersifat lumsum, tidak ditambahkan 15%
dan pemantauan lingkungan hidup di dalam karena di dalam mata pembayaran lumsum
RKPPL (bila ada). Biaya penerapan SMKK harus sudah termasuk biaya tidak langsung.
dimasukkan dengan besaran sesuai kebutuhan
pada Daftar Kuantitas dan Harga atau Daftar
Keluaran dan Harga.
PPK harus memilih yang paling menguntungkan kapasitas alat, faktor-faktor alat, waktu siklus
dan dapat dipertanggungjawabkan. HSD kerja alat dan kondisi lapangan. Pengguna
bahan olahan dapat dihitung menggunakan jasa dianjurkan menggunakan faktor efisiensi
analisa harga seperti menghitung harga satuan alat tertinggi untuk memperoleh kapasitas
pekerjaan (HSP) berdasarkan proses pembuatan maksimum peralatan.
bahan olahan dari bahan dasar alami (misalnya
batu pecah) maupun pencampuran dengan Dengan mengetahui berbagai faktor yang
bahan dasar lain (misalnya adukan beton). Dalam mempengaruhi besaran biaya HSD baik tenaga
menghitung nilai koefisien bahan diperlukan kerja, bahan maupun peralatan, maka dapat
beberapa informasi seperti spesifikasi teknik, disimpulkan bahwa besaran biaya langsung
faktor kehilangan bahan, faktor konversi volume dapat berbeda antara satu paket pekerjaan
bahan, kuantitas dan berat volume atau berat dengan paket pekerjaan lain berdasarkan hasil
isi bahan. Selain itu, pengguna jasa dalam perhitungan HSD dan juga biaya Penerapan SMKK
melakukan penghitungan HSD bahan harus yang telah mempertimbangkan ruang lingkup dan
mempertimbangkan penggunaan produk dalam karakteristik pekerjaan. Sedangkan ruang lingkup
negeri, tingkat komponen dalam negeri dan dan karakteristik pekerjaan ditetapkan dengan
produk industri hijau. mempertimbangkan beberapa hal yaitu lokasi
pekerjaan, jarak quarry ke lokasi pekerjaan dan
PERALATAN ke basecamp atau asphalt mixing plant, batching
plant, atau stone crusher, kondisi jalan ke lokasi
HSD peralatan terdiri dari biaya pasti dan pekerjaan, metode kerja yang mempertimbangkan
biaya operasi. HSD peralatan termasuk harga keselamatan konstruksi, DED dan spesifikasi
sewa peralatan per satuan waktu. Biaya pasti teknis.
diperoleh dengan memperhitungkan harga
pokok alat, nilai sisa alat, faktor angsuran atau
pengembalian modal, biaya pengembalian
modal, biaya asuransi alat dan pajak serta
jumlah jam kerja alat dalam 1 (satu) tahun.
Sedangkan biaya operasi dapat diperoleh
dengan memperhitungkan biaya bahan bakar,
biaya minyak pelumas dan/atau oli pemanas, Dalam menghitung nilai
biaya perawatan, biaya perbaikan, upah operator
koefisien peralatan, terdapat
dan upah pembantu operator. Khususnya untuk
biaya bahan bakar dan biaya minyak pelumas hal-hal yang mempengaruhi
dan/atau oli pemanas dipengaruhi oleh tenaga besarannya yaitu kapasitas
mesin, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh
alat, faktor-faktor alat, waktu
jumlah jam kerja selama 1 (satu) tahun. Dalam
menghitung nilai koefisien peralatan, terdapat siklus kerja alat dan kondisi
hal-hal yang mempengaruhi besarannya yaitu lapangan.
KESIMPULAN
Dengan konsep pengaturan ini, pengguna jasa dijadikan dasar negosiasi untuk penambahan
pada tahap perancangan (atau penyedia jasa pokok pekerjaan baru, penambahan kuantitas
konsultansi perancangan) dapat menghitung pekerjaan lebih dari 10% (sepuluh persen)
HPP dengan mekanisme dan standar yang telah dari kuantitas awal dan/atau negosiasi untuk
ditetapkan untuk pekerjaan konstruksi, sehingga penambahan kuantitas pekerjaan yang
dapat meningkatkan akurasi penghitungan mempunyai harga satuan timpang.
besaran HPS sesuai dengan kondisi di lapangan. Adanya penguatan pengaturan terkait analisis
Selain itu konsep pengaturan ini dapat menjadi harga satuan pekerjaan (AHSP) diharapkan dapat
dasar pokja pemilihan dalam melakukan evaluasi mengurangi berbagai permasalahan dalam
kewajaran harga dan juga mengklarifikasi penyusunan HPS, dan meningkatkan kualitas
harga satuan timpang. Sedangkan pada saat penyusunan HPS khususnya pada pekerjaan
pelaksanaan konstruksi pengaturan ini dapat konstruksi.
DAFTAR PUSTAKA
Putut Marhayudi
Direktur Pengembangan Jasa Konstruksi
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian PUPR
Fani Dhuha
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda
PENDAHULUAN
• Pasal 24 ayat (1) dan (2) PP Nomor 22 Tahun hukum di atas, maka nilai (value) yang perlu
2020: Kegiatan usaha Jasa Konstruksi diusung dalam sistem rantai pasok konstruksi
didukung dengan Usaha Rantai Pasok Sumber pada setiap jenjang adalah:
Daya Konstruksi yang meliputi usaha bahan • Mikro pada tingkat proyek konstruksi: efektif
bangunan, peralatan, teknologi dan sumber (dalam aspek tepat kuantitas, kualitas, lokasi
daya manusia; dan waktu) dan efisien;
• Pasal 25 ayat (2) PP Nomor 22 Tahun 2020: • Meso pada tingkat badan usaha jasa
Sumber daya konstruksi mengutamakan konstruksi: efektif (dalam aspek tepat
produk lokal, unggulan, dan ramah lingkungan; kuantitas, kualitas, lokasi, dan waktu), efisien
• Pasal 26 ayat (2) PP Nomor 22 Tahun 2020: dan berkelanjutan; dan
Sumber daya Peralatan konstruksi yang • Makro pada tingkat industri konstruksi:
digunakan dalam Pekerjaan Konstruksi harus efektif (dalam aspek tepat kuantitas, kualitas,
teregistrasi oleh Menteri (PUPR) dalam Sistem lokasi dan waktu), efisien, dan mandiri.
Informasi Jasa Konstruksi terintegrasi.
Dalam kurun waktu terakhir ini, Kementerian
Sistem rantai pasok konstruksi dapat PUPR telah menyelenggarakan upaya
dikategorikan menjadi 3 jenjang, yaitu: mikro pengelolaan rantai pasok material dan peralatan
(tingkat proyek), meso (tingkat perusahaan) dan konstruksi (MPK) jenjang makro serta melakukan
makro (tingkat nasional). Sistem rantai pasok pembinaan rantai pasok MPK jenjang meso dan
pada hakikatnya adalah sistem rantai nilai (value mikro. Bentuk upaya tersebut diantaranya adalah
chain). Memperhatikan uraian dan landasan penerbitan Peraturan Menteri PUPR Nomor 7
Gambar 9.6.1. Tingkatan Pemantauan dan Evaluasi Kinerja Pengelolaan Rantai Pasok
dilakukan pengguna jasa dengan pertimbangan Pola yang lebih umum untuk rantai pasok
bahwa supplier/subkontraktor tersebut pernah konstruksi dikembangkan pada Gambar 2 oleh
bekerja sama sebelumnya dan terbukti telah Susilawati (2005). Pola menggambarkan suatu
berpengalaman dan dapat diandalkan. struktur hierarki yang sederhana, mulai dari
pelaku yang paling atas sampai pelaku yang
Hanya saja, praktik rantai pasok yang seperti ini paling bawah yang fokus pada pengaturan aliran
perlu pertimbangan karena akan membebaskan barang dan jasa antar organisasi yang terlibat
kontraktor utama dari tanggung jawab dan dalam pelaksanaan konstruksi mulai dari hulu
kepatuhan terhadap spesifikasi kerja apabila (bahan mentah) sampai ke hilir (barang jadi)
hal tersebut berkaitan dengan kualitas bahkan sampai ke pelanggan terakhir.
bahan/material dari pemasok atau pekerjaan
subkontrak yang ditentukan pengguna jasa. Dengan pola ini, tanggung jawab dan kepatuhan
Belum lagi masalah koordinasi dan komunikasi terhadap spesifikasi kerja mengikat pada
antara kontraktor utama dengan pemasok/ kontraktor utama. Kontraktor utama harus
subkontraktor, disebabkan pemasok/ memastikan pihak-pihak yang terkait dalam
subkontraktor dapat merasa memiliki posisi pengadaan bahan/material, alat, dan sumber
yang sama dengan kontraktor utama. daya lain mampu dan dapat dipercaya dalam
Chain Operations Reference (SCOR) sebagaimana dan Produk pada Penyelenggaraan Perizinan
terlihat pada Gambar. Untuk mengetahui besaran Berbasis Risiko Sektor Pekerjaan Umum dan
tingkat pengaruh pengelolaan rantai pasok Perumahan Rakyat, IKK pengelolaan rantai pasok
material dan peralatan konstruksi, dilakukan pilot material dan peralatan konstruksi dibagi menjadi
survey terhadap 13 (tiga belas) responden yang 2 (dua) aspek yaitu:
berasal dari akademisi, praktisi, dan aparatur • Kinerja proyek di tingkat mikro dengan
sipil negara (ASN). melakukan pemantauan dan evaluasi
terhadap proses pengelolaan rantai pasok
Hasilnya menunjukkan bahwa pengelolaan rantai MPK pada proyek; dan
pasok material dan peralatan konstruksi memiliki • Kinerja manajemen di tingkat meso dengan
tingkat pengaruh sebesar 89,23% terhadap kinerja melakukan pemantauan dan evaluasi
proyek yang dikelola oleh Badan Usaha Jasa terhadap proses manajemen internal BUJK
Konstruksi (BUJK), sedangkan peran manajemen dalam mengelola rantai pasok MPK.
dalam pengelolaan rantai pasok material dan
peralatan konstruksi memiliki tingkat pengaruh Dari hasil pembahasan awal dalam rangka
sebesar 86,15% terhadap kinerja proyek yang identifikasi IKK kunci pengelolaan rantai pasok
dikelola oleh BUJK. Artinya, pengelolaan rantai material dan peralatan konstruksi terhadap
pasok material dan peralatan konstruksi memiliki kedua aspek kinerja tersebut antara lain:
peran yang sangat krusial dan berpengaruh a. Kinerja proyek, yang terdiri atas 11 (sebelas)
terhadap keberhasilan pelaksanaan pekerjaan IKK diantaranya:
proyek konstruksi oleh BUJK. • Kesesuaian material konstruksi yang
digunakan pada proyek sesuai dengan
Dengan merujuk pada Tata Cara Penilaian Kinerja persyaratan;
Penyedia Jasa Tahunan sebagaimana dalam • Kesesuaian peralatan konstruksi yang
Lampiran IB-1 Peraturan Menteri PUPR Nomor digunakan pada proyek sesuai dengan
6 Tahun 2021 tentang Standar Kegiatan Usaha persyaratan;
Gambar 9.6.3. Penilaian Kinerja Proyek dan Manajemen terkait Pengelolaan Rantai
Pasok Material dan Peralatan Konstruksi
Dari gambaran di atas, maka rantai pasok Anton Adianto. (2020), Identifikasi Rantai Pasok dalam
berperan sangat penting dalam proses Industri Konstruksi Indonesia, https://www.
konstruksi. Oleh karena itu, diperlukan dukungan constructionplusasia.com/id/rantai-pasok-1/
stakeholder, mulai dari pemangku kebijakan Anton Adianto. (2020), Mengatur Rantai Pasok
sampai dengan pelaksana di lapangan untuk Konstruksi di Indonesia, https://www.
mewujudkan manajemen rantai pasok yang constructionplusasia.com/id/rantai-pasok-2/
profesional, andal, dan dapat dipercaya untuk Anton Adianto. (2020), Pembenahan Rantai Pasok dan
pengelolaan yang lebih baik. Rantai pasok Digitalisasi, https://www.constructionplusasia.
konstruksi yang baik akan meningkatkan com/id/rantai-pasok-3/
kinerja kontraktor dalam melaksanakan Chopra, Sunil Meindl, Peter. (2004), Supply chain
suatu proyek. Salah satu strategi untuk Management, Pearson Education. New Jersey.
mencapai rantai pasok konstruksi yang baik Krishna S. Pribadi, Ima Fatima, dan Dewi Yustiarini.
adalah manajemen rantai pasok konstruksi. (2007), Identifikasi Rantai-Pasok dalam Industri
Konstruksi Indonesia untuk Pengembangan
Dari sisi regulasi pengadaan jasa konstruksi, Sistem Penjaminan Mutu, Jurnal Teknik Sipil
dapat disusun adanya standar rancangan kontrak Vol.14 No.4 Desember 2007.
antara kontraktor utama dan subkontraktor. Hal Moh Nur Sholeh, Mochamad Agung Wibowo, dan Naniek
ini untuk menjamin terstandarnya tata kelola Utami Handayani. Supply Chain Performance
hubungan antara kontraktor utama dengan Measurement Framework for Construction
subkontraktor, bagaimana bentuk organisasinya, Materials: Micro, Meso, Macro. Jurnal Optimasi
kerangka waktu, hak dan kewajiban, serta tugas Sistem Industri Vol. 19, No 2, 2020.
pokok dan fungsi masing-masing pelaku dapat Steven, Richard Ch. Ali, dan Ratna Setiawardani Alifen.
terdeskripsikan dengan jelas dan tertulis. (2017), Studi Penerapan Manajemen Rantai
Pasok Pengadaan Material Proyek Konstruksi,
Selain itu dalam rangka mengukur kinerja rantai Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil Vol 6, No 2
pasok material dan peralatan konstruksi baik di 2017.
tingkat proyek maupun pada Badan Usaha Jasa Susilawati, dan Reini D. Wirahadikusumah. (2006),
Konstruksi, telah diidentifikasi indikator kinerja Kajian Pengadaan oleh Kontraktor Pelaksana
kunci (IKK) pengelolaan rantai pasok material pada Proyek Konstruksi Bangunan Gedung,
dan peralatan konstruksi yang terdiri atas 11 Jurnal Teknik Sipil Vol.13 No.3 Juli 2006.
(sebelas) IKK untuk kinerja proyek dan 15 (IKK) Toruan, R.L. (2005), Panduan Penerapan Manajemen
untuk kinerja manajemen. Dengan terukurnya Mutu ISO 9001:2000, PT. Gramedia Pustaka
kinerja rantai pasok material dan peralatan Utama Pustaka Utama, Jakarta.
konstruksi pada BUJK ini, dapat menjadi acuan
penilaian kinerja penyedia jasa konstruksi
yang kedepannya diharapkan dapat digunakan
sebagai salah satu ukuran penilaian dalam proses
pengadaan jasa konstruksi berbasis rantai pasok.
Tucker, S.N., Mohamed, S., Johnston, D.R., McFallan, Wahyu Teri Aripin, Ernawati, dan Igo Sumarli. (2020),
S.L., & Hampson, K.D. (2001), Building and Analisa Rantai Pasok Material Usaha Jasa
Construction Industries supply Chain Project Konstruksi Kabupaten Tasikmalaya, Jurnal
(Domestic), Report for Department of Industry, Tekno Insentif.
Science and Resources www.industry.gov.au/
assets/documents/itrinternet/BC-SCMReport.
pdf (27 Juli 2004).
E. Hardiansyah P. Putra
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda
Hilda Isfanovi
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda
Bramantyo Suryodhahono
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Pertama
PENDAHULUAN
mendapatkan masukan (feedback) terhadap Dalam proses verifikasi, Tim Verifikator dapat
usulan produk serta ketersediaan produk di melakukan klarifikasi teknis terhadap produk
pasar, agar ketika produk tersebut ditawarkan, katalog yang diajukan untuk menjamin kualitas
penyedia dapat memenuhi persyaratan yang barang/jasa yang ditawarkan. Jika dalam
diminta oleh dokumen verifikasi. penawaran yang diajukan calon penyedia jasa,
tim verifikator menilai masih terdapat dokumen
Proses selanjutnya adalah verifikasi yang akan yang kurang, calon penyedia jasa tidak serta
dilaksanakan oleh Tim Verifikator Katalog merta ditolak dalam penawarannya, melainkan
Elektronik Sektoral Kementerian PUPR. Tim tim verifikator memberikan kesempatan kembali
Verifikator akan melakukan proses verifikasi bagi calon penyedia jasa untuk memperbaiki atau
pada produk yang ditawarkan oleh calon penyedia menambahkan dokumen yang kurang.
katalog elektronik sektoral. Persyaratan
tersebut tertuang dalam Dokumen Pengumuman Apabila seluruh persyaratan yang telah dipenuhi
Pendaftaran yang diunggah oleh Tim Verifikator oleh calon penyedia, proses selanjutnya adalah
pada sistem e-katalog.lkpp.go.id. Persyaratan pelaksanaan kontrak katalog antara Direktur
tersebut berbeda-beda untuk setiap produk Jenderal (Dirjen) Bina Konstruksi dan Penyedia
katalog, namun secara umum, calon penyedia Produk katalog elektronik sektoral, dan akhirnya
harus dapat memenuhi persyaratan kualifikasi, produk tersebut tayang menjadi komoditas yang
persyaratan teknis, dan persyaratan harga. tercantum dalam portal e-katalog LKPP. Setelah
30 M) dan Jembatan Rangka Baja Permanen Kementerian PUPR sendiri maupun dari instansi/
(Jembatan Rangka Baja Permanen Kelas A pemerintah daerah lainnya.
Bentang 40-60m dan Jembatan Rangka Baja
Permanen Kelas B Bentang 40-60m), serta (5) Sejak Tahun 2020, Satker di Unit Organisasi
Kategori mobile pump. Keenam kategori beserta (Unor) Kementerian PUPR hingga saat ini tercatat
variasinya yang telah tayang dalam katalog telah mengusulkan 17 (tujuh belas) produk untuk
elektronik tersebut telah dimanfaatkan dan katalog elektronik sektoral pada tahun 2020.
dilakukan purchasing baik oleh Kementerian Sedangkan pada tahun 2021, usulan produk
PUPR maupun oleh instansi pemerintah lainnya. tersebut bertambah 31 (tiga puluh satu) sehingga
total usulan yang akan segera diumumkan
Sejak penayangannya di katalog elektronik berjumlah 48 (empat puluh delapan), dengan
sektoral Kementerian PUPR, beberapa produk rincian sebagai berikut:
telah dilakukan pembelian (purchasing) baik oleh
Melalui katalog elektronik sektoral, PPK penawaran pada waktu-waktu tertentu jelas
dimungkinkan untuk melakukan pengadaan memudahkan dan membuka kesempatan seluas-
Barang/Jasa tanpa tender, PPK akan melakukan luasnya bagi penyedia untuk ikut berpartisipasi
purchasing sebagaimana kita melakukan order dalam pengadan barang/jasa melalui e-katalog,
melalui marketplace pada umumnya. Sedangkan demi terwujudnya pengadaan yang lebih efektif,
dari sisi penyedia, diberlakukannya Peraturan efisien, transparan, terbuka, bersaing, adil dan
LKPP No.9/2021 yang mengeliminasi beberapa akuntabel.
proses serta tidak membatasi pemasukan
PENDAHULUAN
Sehingga empat dekade lalu muncul gagasan DAAB memberi rekomendasi pencegahan
APS baru yaitu Dispute Board (di Indonesia sengketa, dan bila terjadi sengketa memberi
dinamakan Dewan Sengketa Konstruksi/ solusi penyelesaian yang mengikat.
DSK). Konsep awalnya dicoba pada konstruksi
bendungan Boundary di Washington-Amerika Kontrak dengan pendampingan DSK dilakukan
Serikat tahun 1960 (Cyril Chern, 2011). Terdapat pertama kalinya tahun 1975 pada konstruksi
berbagai pengembangan bentuk DSK (DRBF, terowongan jalan Eisenhower tahap II- Amerika
2020), dimulai dengan Dispute Review Board Serikat. Selanjutnya pada kontrak internasional
• Diskusi internal DSK untuk merumuskan Ada kecenderungan pada Three Member Board
putusan; dan (JICA, 2012). Apalagi dengan itu dapat ditugaskan
• Menetapkan putusan formal DSK. ahli multi disiplin (CIArb, 2014).
Pengguna jasa dan Penyedia harus
mengambil sikap atas putusan formal DSK 5) Pemilihan Ahli Dewan Sengketa Konstruksi
dalam batas waktu yang ditetapkan dalam Kontrak konstruksi harus memiliki klausula DSK.
Perjanjian Tripartit. Apabila tidak, maka Dimungkinkan juga kontrak memberlakukan
putusan formal DSK menjadi mengikat dan pedoman DSK dari lembaga tertentu, misalnya
harus dilaksanakan. FIDIC, CIArb, ICC, JICA, DRBF, RICS, dll. Apabila
ketentuan DSK belum ada di kontrak, dibuat
4) Jumlah Ahli Dewan Sengketa Konstruksi perjanjian tertulis untuk itu. Ahli DSK dipilih oleh
Jumlah ahli tergantung kompleksitas pekerjaan Pengguna Jasa dan Penyedia, tapi mereka tidak
konstruksi, dan antisipasi bidang keahlian yang mewakili kepentingan Pengguna Jasa/Penyedia
diperlukan. Bisa penugasan pada satu orang ahli yang menunjuknya, tetapi untuk kepentingan
(Single Board); atau panel / tim ahli yang lazimnya penyelenggaraan kontrak secara keseluruhan.
tiga orang (Three Member Board). Bila diperlukan Mereka independen, imparsial/tidak berpihak,
dapat lebih dari itu dengan jumlah gasal. Single dan menghindari benturan kepentingan, agar
Board biasanya ditugasi pada pekerjaan tidak dapat bertindak obyektif dan profesional.
kompleks, atau hanya untuk ajudikasi sengketa Tatacara kerja, hak, kewajiban & tanggungjawab
yang telah terjadi. Ahli DSK diatur di Perjanjian Tripartit yang
Bila calon ahli tidak disepakati, lazimnya dibentuk 7) Norma Etika Ahli Dewan Sengketa Konstruksi
panel tiga ahli (FIDIC, 2017; DRBF, 2019). Setiap Ahli DSK harus konsisten menjaga kepercayaan
pihak menunjuk satu ahli, dan kedua ahli tersebut Pengguna Jasa dan Penyedia. Untuk itu terdapat
akan memilih satu ahli lagi sebagai ketua. Apabila rambu-rambu tata laku pribadi dan profesional
perlu dapat meminta rekomendasi calon ahli DSK yang harus dipatuhi ahli DSK (CIArb, 2014).
dari lembaga yang membiayai kontrak, misalnya Ketentuan itu juga harus dihormati para pihak
IBRD, ADB, JICA. Lembaga pelatihan DSK juga yang bersengketa, untuk kelancaran DSK.
memberikan jasa berbayar untuk menyediakan Setidaknya terdapat empat pokok norma etika
daftar ahli yang direkomendasikannya; bahkan (DFBF, 2019).
membantu proses pemilihan ahli.
Menghindari Konflik Kepentingan
6) Persyaratan Ahli Dewan Sengketa Konstruksi Ahli DSK menjaga kredibilitas dan integritasnya
Penyelenggara DSK bukanlah institusi, dengan menghindari konflik kepentingan.
melainkan para ahli perorangan/individu yang Calon ahli DSK harus mengungkapkan adanya
dapat diandalkan kompetensi dan karakternya. kepentingan, hubungan, dan keterkaitan
Persyaratannya ditentukan dalam: regulasi apapun baik di masa lalu atau saat ini,
mengenai DSK; pedoman lembaga pembiayaan yang dapat mempengaruhi independensi/
internasional; dan pedoman lembaga yang imparsialitas. Apabila ada konflik kepentingan,
mengembangkan DSK seperti FIDIC, DRBF, ICC, maka harus menolak pengangkatannya.
CIArb. Kualifikasi utamanya adalah: pengalaman Jika pada saat bertugas ahli DSK menyadari
pekerjaan konstruksi dan cara penyelenggaraan dirinya dapat mempengaruhi independensi/
proyek konstruksi; pengalaman DSK atau telah imparsialitas, maka harus memberitahukannya
ikut pelatihan DSK; mampu menginterpretasikan kepada ahli DSK lainnya, Pengguna Jasa dan
kontrak; menguasai bahasa yang digunakan Penyedia; misalnya karena akuisisi/merger
kontrak; serta keterampilan manajemen dan entitas Penyedia/Pengguna Jasa. Setelah
komunikasi. Disamping itu ditetapkan kewajiban mempertimbangkan konflik yang dihadapi,
ahli DSK untuk: menjaga integritas, bertindak adil, ahli DSK tersebut dapat diminta mundur atau
tidak memihak (imparsial), netral (independen); melakukannya atas kemauan sendiri.
menjaga konfidensialitas; dan bebas dari
benturan kepentingan. Chartered Institute of Menjaga Kerahasiaan
Arbitrators menegaskan individu yang dilarang Data/informasi yang diperoleh Ahli DSK hanya
sebagai Ahli DSK, yaitu: pimpinan, pegawai, digunakan untuk kegiatan DSK. Dilarang
penasehat hukum (lawyer) dari Pengguna menggunakannya untuk tujuan lain tanpa izin
Jasa/Penyedia; pihak yang mewakili Pengguna Pengguna Jasa & Penyedia, kecuali di dalam
Jasa/Penyedia; serta pihak yang mempunyai proses hukum. Konfidensialitas harus terjaga
Ellis Sumarna
Kasubdit Kontrak Konstruksi, Direktorat Pengembangan Jasa Konstruksi,
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian PUPR
Eka Prasetyawati
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda
PENDAHULUAN
Para peserta bimbingan teknis pra-konstruksi pengawasan, sehingga mereka adalah orang
ini adalah para tenaga ahli yang terkontrak yang telah dinyatakan kompeten di bidangnya
pada suatu paket pekerjaan perancangan dan dan memenuhi standar kualifikasi dan klasifikasi
persyaratan tenaga ahli pada pemilihan paket aturan keteknisan, aturan keuangan, aturan
pekerjaan perancangan dan pengawasan. Adanya tertib penyelenggaraan konstruksi termasuk
bimtek merupakan suatu kegiatan refreshment standar pemilihan barang atau jasa. Dinamika
atau penyegaran bagi tenaga-tenaga ahli yang terjadi menuju era industri jasa konstruksi
terkontrak tersebut. yang lebih modern telah menyebabkan terjadinya
penyesuaian NSPK, sehingga para konsultan juga
Diharapkan pada durasi waktu yang singkat harus up-to-date dengan pemutakhiran standar
sebelum memasuki tahap pelaksanaan perancangan sesuai NSPK.
pekerjaan perancangan dan pengawasan, para
konsultan dapat mempersiapkan diri sebaik Kualitas hasil pembangunan infrastruktur
mungkin baik terkait program mutu pekerjaan sangat ditentukan oleh seluruh tahapan
maupun tools atau instrument atau dokumen penyelenggaraan jasa konstruksi, termasuk
yang akan digunakan sebagai alat kerja, dimana tahapan perancangan. Apabila terdapat
para konsultan perlu memastikan seluruh kesalahan pada tahapan perancangan, maka
dokumen-dokumen tersebut telah sesuai dengan dapat dipastikan pada proses pembangunan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. infrastruktur akan menemukan banyak kendala
Pelaksanaan bimbingan teknis pra-konstruksi di lapangan dan bahkan dapat menyebabkan
dapat dilaksanakan pada masing-masing unit terjadinya kegagalan bangunan pada saat
organisasi dengan alokasi pembiayaan menjadi dimanfaatkan oleh pengguna bangunan
bagian dari biaya anggaran pembinaan di satuan maupun masyarakat. Pentingnya ketepatan
kerjanya, namun tidak menutup kemungkinan data lapangan dari hasil survey-survey lapangan
dilaksanakan di balai-balai jasa konstruksi menjadi suatu hal yang “mutlak”, dimana nantinya
wilayah di lingkungan Direktorat Jenderal Bina tenaga ahli perancangan akan melakukan
Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan analisis dan pengambilan keputusan terhadap
Perumahan Rakyat (PUPR) Republik Indonesia hasil final rancangan yang dihasilkan. Berikutnya
sebagai upaya penyebarluasan informasi bagi adalah kecermatan dalam pemilihan standar
penyedia jasa, khususnya konsultan perancang teknis dan perhitungan serta penetapan metode
dan pengawas. pelaksanaan pekerjaan, yang merupakan salah
satu output penting yang akan mempengaruhi
Materi Bimtek Konsultan Perancang kualitas serta keberhasilan pada tahap
Tim perencana dan perancang yang biasanya pembangunan. Tahapan proses pengkajian
terdiri dari para arsitek, tenaga ahli sipil, dalam perencanaan terdiri dari beberapa proses,
mekanikal dan elektrikal, serta lansekap atau di antaranya untuk menentukan lingkup kerja,
planologi bersama-sama dalam satu tim menentukan tujuan, dan mengembangkan
merancang suatu desain sesuai Kerangka tindakan yang diperlukan untuk mencapai
Acuan Kerja (KAK) yang menjadi kriteria dan tujuan akhir. Keberhasilan proyek diawali dan
persyaratan dari pekerjaan perancangan. sangat ditentukan dengan berhasil atau tidaknya
Kriteria yang disusun pada dokumen KAK juga penyusunan landasan, baik berupa proses
mengacu pada NSPK yang berlaku, yaitu terkait pengkajian maupun perencanaan.
2021 dan batch 2 dilaksanakan pada tanggal 7-10 metode pelaksanaan apa yang akan digunakan
September 2021 dengan total peserta 31 orang. akan diserahkan sepenuhnya kepada pemilik
Materi-materi yang disampaikan pada kegiatan pekerjaan menyesuaikan dengan kondisi di
Training of Trainer (ToT) meliputi : lapangan.
∙ Materi terkait perancangan konstruksi
∙ Materi terkait pengawasan konstruksi Evaluasi penyelenggaraan ini disusun
∙ Materi terkait teknik mengajar/fasilitator berdasarkan checklist pengamatan yang
∙ Praktik mengajar / Micro Teaching dibuat oleh pengawas yang diisi setiap hari
selama pelaksanaan kegiatan ToT. Secara
Metode pelaksanaan ToT dan Bimbingan Teknis keseluruhan penyelenggaraan ToT Pra
dapat dilakukan secara daring maupun luring Konstruksi dilaksanakan selama 4 (empat) hari
mengingat saat ini Indonesia dan global masih ini berjalan dengan baik dan lancar. Narasumber
dalam masa pandemi COVID-19, sehingga belum menyampaikan materinya dengan bahasa yang
dapat melakukan pelaksanaan bimtek secara lugas dan jelas. Peserta juga merespon dengan
penuh dengan luring. Untuk selanjutnya, terkait baik ditandai banyaknya pertanyaan dan diskusi.
PENDAHULUAN
Pada metode-metode tersebut di atas, akan tercermin dalam kontrak, yang juga
pendanaan (financing) masih dalam kendali merupakan kesepakatan bersama pihak-pihak
pemilik; jika pendanaan sudah bukan di bawah yang terlibat. Untuk itu bentuk dan konten
kendali pemilik (ada dari pihak lain), maka kontrak akan sangat menentukan sukses atau
terdapat metode yang biasa disebut Public- tidaknya penyelenggaraan proyek konstruksi.
Private Partnership (PPP) atau Kerjasama Permasalahannya adalah bahwa kontrak
Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), seperti transaksional, yaitu transaksi antara pemilik
a BOT, BOOT, dan lain-lain (Chih, 2010). Metode proyek dengan penyedia jasa, diterapkan di
penyelenggaraan proyek ini akan menjadi berbagai metode penyelenggaraan proyek,
sebuah sistem penyelenggaraan proyek, setelah meskipun metode tersebut adalah metode yang
ditetapkan oleh pemilik proyek, dan kemudian terintegrasi.
harus diikuti oleh berbagai pendefinisian
lebih lanjut: apa saja proses penyelenggaraan Secara umum, terdapat dua jenis kontrak, yaitu
proyek yang harus dilakukan dengan konteks kontrak tradisional, termasuk jenis kontrak
dan karakteristik proyek tersebut; bagaimana klasikal dan neo-klasikal, dan kontrak relasional.
proses pengadaannya dengan semua dokumen Kontrak tradisional yang meliputi jenis kontrak
pengadaan yang harus disiapkan, termasuk klasikal dan neo-klasikal, menekankan kontrak
draf kontraknya; proses administrasi dan berisi pembagian kewajiban dan hak yang harus
konten kontraknya; serta spesifikasi yang harus dilakukan oleh pihak-pihak yang berkontrak,
dipenuhi, apakah berbasis input, proses, output, dengan memperkirakan semua kemungkinan yang
outcomes (kinerja), atau bahkan gabungan. akan terjadi (contingencies), dan membaginya
sesuai dengan kapasitas pihak-pihak yang
Beberapa metode penyelenggaraan proyek berkontrak. Kontrak relasional muncul sejalan
terintegrasi yang relatif baru dan terkini, telah dengan semakin kompleksnya pengaturan dalam
banyak dikembangkan dan diimplementasikan kontrak tradisional dengan semakin kompleksnya
di berbagai negara lain saat ini, seperti konsep objek kontrak, sehingga berbagai kemungkinan
partnering, alliancing, dan Integrated Project yang akan terjadi tidak dapat dengan mudah
Delivery (IPD) (Lahdenperä, 2012). Bahkan teridentifikasi sejak awal, dan akan merugikan
Ibrahim dan Hanna (2019) mengusulkan industri salah satu pihak yang berkontrak. Substansi dari
konstruksi untuk sudah mulai berpindah dari kontrak relasional menekankan pada perbaikan
metode DBB dan mengarah ke metode yang lebih pada ranah keadilan berkontrak, kolaborasi, dan
sinergis dan kolaboratif, seperti IPD. kepentingan sesaat (Cheung, 2006).
pada Permen PUPR No. 14 tahun 2020, dan khusus di lapangan untuk membentuk badan usaha baru
untuk rancang bangun mengacu pada Permen yang harus langsung mendapatkan sertifikat badan
PUPR No. 1 tahun 2020, dan Permen PUPR No. 25 usaha jenis pekerjaan konstruksi terintegrasi;
tahun 2020; sebelum ada Perlem terkait. Pada biasanya jenis usaha ini merupakan perubahan
tahun 2021, LKPP mengeluarkan Perlem No. yang bertahap dari jenis usaha konsultansi
12 tahun 2021, terutama pasal 3, ayat c, bahwa konstruksi atau pekerjaan konstruksi; ini tidak
pedoman pelaksanaan pekerjaan konstruksi bisa dilakukan karena jenis usaha konsultansi
terintegrasi mengacu pada Lampiran III, dan model konstruksi dan pekerjaan konstruksi tidak dapat
dokumennya mengacu pada Lampiran VI. Di Perlem merangkap dengan jenis usaha lainnya. Selain
ini ditegaskan bahwa Harga Perkiraan Sendiri atau itu sangat mungkin bahwa pekerjaan konstruksi
HPS untuk pekerjaan konstruksi terintegrasi, yang terintegrasi dilakukan oleh bukan badan usaha
diadakan melalui tender, tidak harus ditetapkan khusus, tetapi dengan mekanisme kerja sama
oleh Pejabat Pembuat Komitmen atau PPK. sementara seperti joint operation antara jenis
usaha konsultansi konstruksi dengan jenis usaha
Berdasarkan pada informasi regulasi terkait dengan pekerjaan konstruksi.
penyelenggaraan proyek konstruksi terintegrasi
di Indonesia, nampaknya implementasinya akan PENYELENGGARAAN PROYEK
terbatas pada apa yang sudah diregulasikan, KONSTRUKSI TERINTEGRASI TINGKAT
yaitu untuk bangunan gedung dan bangunan LANJUT
sipil, dengan metode DB dan EPC. Hal ini terkait
dengan akan sulit untuk merubah regulasi pada Berikut ini akan disampaikan tiga metode
tataran undang-undang, jika ada perkembangan penyelenggaraan proyek konstruksi terintegrasi
terkini pada metode penyelenggaraan proyek lain yang banyak dilakukan di luar negeri dengan
yang perlu diimplementasikan, terutama untuk tingkat kesuksesan yang meyakinkan, yaitu 1.
proyek-proyek yang didanai oleh swasta dan Project Partnering; 2. Project Alliancing; dan
di luar bangunan gedung dan bangunan sipil; 3. Integrated Project Delivery atau IPD. Ketiga
metode EPC banyak digunakan pada bangunan metode, yang dapat dikelompokkan sebagai
industri. Kemungkinan akan adopsi metode metode penyelenggaraan proyek konstruksi
penyelenggaraan proyek konstruksi yang lain, tingkat lanjut (advanced), menitikberatkan pada
selain DB dan EPC, sulit untuk dapat dilaksanakan capaian kolaborasi pihak-pihak yang terlibat
jika definisi pekerjaan konstruksi terintegrasi dengan menggunakan konsep kontrak relasional
telah ditetapkan hanya untuk DB dan EPC saja. atau disebut sebagai relational project delivery
arrangement (RPDA) (Lahdenperä, 2012); tentunya
Selain itu, jika dikaji lebih lanjut, pekerjaan penggunaan teknologi informasi akan menjadi
konstruksi terintegrasi ini dikaitkan dengan enabler-nya pula (Raisbeck dkk, 2010).
jenis usaha, di mana akan terkait sekali dengan
sertifikat badan usaha, dan tentunya hal ini akan 1. Project Partnering (PP)
sangat terbatas implementasinya, terutama untuk Project partnering (PP) sebenarnya sudah lama
meningkatkan jumlah badan usaha pekerjaan ada dan dipraktikkan di beberapa negara maju,
konstruksi terintegrasi. Sulit sekali pada kenyataan seperti di Amerika Serikat. Proyek pertama yang
Penerapan ketiga metode tingkat lanjut dalam terintegrasi lainnya yang sebenarnya masih
penyelenggaraan proyek konstruksi terintegrasi tetap berkembang, dan penetapan suatu
ini dilaporkan kesuksesannya, demikian pula metode penyelenggaraan proyek sangat dinamis
dengan perkembangan terkininya. Penerapannya berkaitan erat dengan faktor karakteristik
tidak terbatas hanya proyek yang dimiliki oleh proyek, kapasitas pemilik dan kapasitas tim
pihak swasta, karena lebih fleksibel dalam proyek itu sendiri.
pengelolaan dan sistem pengadaannya, tetapi
juga telah diterapkan untuk infrastruktur publik Untuk mencapai tujuan dari penyelenggaraan
atau pengadaan pemerintah (Kim dkk., 2016). proyek konstruksi, yaitu tercapainya nilai yang
diinginkan pemilik, maka berbagai inovasi
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI metode penyelenggaraan dengan pendekatan
kolaborasi antar pihak yang terlibat dalam
Indonesia telah menerapkan penyelenggaraan proyek harus dikembangkan dan diterapkan, baik
proyek konstruksi terintegrasi dengan adanya dengan pendekatan integrasi organisasional
acuan kuat dimulai dengan UUJK No. 18 tahun maupun teknologikal. Regulasi yang dikeluarkan
1999 dan juga di dalam UUJK No. 2 tahun 2017 terkait hal tersebut harus tetap mendukung
beserta aturan turunannya. Namun demikian, dan memberikan peluang inovasi lanjutan yang
regulasi tersebut sebaliknya dapat membatasi diperlukan.
perkembangan metode penyelenggaraan
DAFTAR PUSTAKA
Ashcraft, H. (2018). The IPD Framework, Workshop on Moore, D. (2000). Selecting the best project delivery
Lean Project Delivery. IGLC 18, Chennai, India. system. Project Management Institute Annual
Cheung, S., Yiu, K. Chim, P. (2006). How relational are Seminars & Symposium, Houston, TX.
construction contracts? Journal of Professional Lahdenperä, P. (2012). Making sense of the multi-
Issues in Engineering Education and Practice, party contractual arrangements of project
132(1): 48–56. partnering, project alliancing, and integrated
Chih, Y.Y. (2010). A Decision-Support Framework for project delivery. Construction Management and
Choosing a Project Delivery System (PDS) in a Economics, 30(1), 57-79.
Multi-Project Environment. Ph.D. Dissertation, Raisbeck, P., Millie, R., and Maher, A. (2010). Assessing
UC Berkeley, USA. integrated project delivery: a comparative analysis
Ibrahim, M. W. & Hanna, A. S. (2019). Comparative of IPD and alliance contracting procurement
Analysis of Project Performance Between routes. 26th Annual ARCOM Conference, 6-8
Different Project Delivery Systems. IGLC 27, September 2010, Leeds, UK, Association of
Dublin, Ireland. Researchers in Construction Management, 1019-
Kim, Y., Rezqallah, K., Lee, H. W. & Angeley, J. (2016). 1028.
Integrated Project Delivery in Public Projects:
Limitations and Opportunity. IGLC 24, Boston,
Massachusetts, USA.
INDUSTRI KONSTRUKSI
Gambar 10.4.2. RIsiko dari Persepsi Para Stakeholders dikaji dari Proyek Jalan Tol
nilai-nilai penting partnering dapat terjadi Partnering memiliki 4 (empat) level kedalaman
dalam hubungan antara owner, kontraktor (Thomson & Sanders) yaitu kompetisi,
dan sub kontraktor dalam penyelenggaraan Kerjasama, kolaborasi dan koalisi, dimana
proses konstruksi. Gambar 10.4.3. dibawah ini masing-masing dapat dianalisis dan diukur
menjelaskan bagaimana relationship partnering kedalamannya dalam penyelenggaraan proyek.
dapat terjadi antara stakeholder dalam Penyelenggaraan proyek konstruksi dilaksanakan
penyelenggaraan proyek konstruksi. Dengan dalam 2 (dua) cara yaitu melalui project delivery
memahami relationships ini akan memudahkan system terintegrasi (Design & Build, EPC) dan
dalam melaksanakan partnering dalam tidak terintegrasi (Design Bid Build).
penyelenggaraan proyek konstruksi.
proyek selesai lebih cepat, dan penghematan pengiriman proyek lain biasanya membutuhkan
biaya konstruksi. Beberapa alternatif dapat waktu, pengalaman, dan pendekatan baru.
menjadi pertimbangan, disesuaikan dengan Beberapa keuntungan penerapan project
karakteristik proyek konstruksi. Tujuan utama delivery system yang tepat adalah sebagai berikut
dari project delivery system yang inovatif ini (Pakkala, 2002):
adalah untuk menghasilkan proyek yang memiliki ∙ Penghematan biaya
kualitas yang lebih baik atau siklus hidup yang ∙ Pengurangan staf
lebih lama, membawa penghematan biaya ke ∙ Integrasi & teknologi
klien, mentransfer risiko (ke pihak yang paling ∙ Potensi kemitraan / partnering
mampu mengelola risiko), serta penyelesaian ∙ Menghindari litigasi
proyek yang lebih cepat dibanding metode ∙ Membawa kepercayaan kembali ke dalam
tradisional. Namun, mengubah ke metode proses
Melihat perbedaan pada Tabel 10.4.1. dan Tabel stakeholder dalam penyelenggaraan proyek
10.4.2., perlu dirumuskan berbagai keunggulan konstruksi.
dalam proyek terintegrasi apakah dapat dicapai 3. Merumuskan prasyarat yang diperlukan agar
dalam proyek tidak terintegrasi melalui reposisi menghasilkan reposisi yang tepat dalam
partnering, sehingga perlu dirumuskan langkah- memperbaiki kualitas manajemen proyek
langkah strategis untuk mewujudkannya, yang konstruksi di Indonesia.
bertujuan pada hal-hal sebagai berikut :
1. Reposisi bertujuan untuk memperbaiki Memulai reposisi partnering dalam
kualitas delivery proyek pada proyek tidak penyelenggaraan proyek perlu memetakan
terintegrasi agar mencapai indicator biaya, kedalaman partnering eksisting sebagai
mutu dan waktu lebih baik. embrio awal yang perlu menjadi pijakan apakah
2. Model partnering yang dikembangkan dapat ditingkatkan kedalamannya. Kedalaman
dalam rangka memperbaiki reposisi dalam partnering dibagi menjadi 4 level yaitu kompetisi,
penyelenggaraan proyek meningkatkan Kerjasama, kolaborasi dan koalisi dengan
kualitas komunikasi, kualitas desain dan penjelasan detail sebagai berikut :
perencanaan, engagement, trust antar
Kompetisi (DBB) Kerjasama (DBB, DB) Kolaborasi (DB, EPC) Koalisi (DB, EPC)
Tidak ada A long term strategy, A long term strategy, training, A long term strategy,
pengaturan menjadi training, team team building, On site training, team
tanggungjawab penuh building, On site Implementation, project Close building, on site
pemilik Implementation, out implementation,
project Close out project close out
construction site yang beragam dan kondisi Green Supply Chain Management
kapasitas yang beragam (O’Brien, 2002). Sebagian besar komponen produksi pada
proyek konstruksi sangat tergantung pada
Gambar ketiga menggambarkan hubungan ketersediaan material untuk terciptanya produk
supply chain dan proyek di konstruksi yang konstruksi (sekitar 70% dari biaya konstruksi).
berfokus pada pemindahan aktivitas konstruksi Karena itu, pengelolaan rantai pasok yang
ke supply chain sehingga pekerjaan konstruksi mempertimbangkan faktor lingkungan atau
lebih cepat. Pendesainan ulang dari supply chain Green Supply Chain (GSC) merupakan pendekatan
dengan mengubah aktivitas on-site menjadi off- yang strategis sebagai titik awal tercapainya
site sebagai contoh pracetak dapat dikatakan sustainable construction. Green Supply Chain
sebagai alat structural untuk mengeliminasi Management (GSCM) melibatkan praktek-
aktivitas on-site dari rantai produksi secara praktek tradisional manajemen rantai pasok
keseluruhan. yang diintegrasikan dengan kriteria lingkungan
atau masalah terhadap lingkungan dalam
Gambar keempat menggambarkan hubungan setiap keputusan pembelian maupun hubungan
supply chain dan pekerjaan di konstruksi yang jangka panjang dengan supplier. GSC berusaha
fokus pada manajemen terpadu antara supply untuk membatasi limbah dalam sistem industri
chain dan pekerjaan konstruksi. Hal ini berkaitan guna untuk menghemat energi dan mencegah
dengan teori open building dan sequential pembuangan bahan berbahaya ke lingkungan
sebagai inisiatif manajemen supply chain pada (Gilbert, 2000).
proyek konstruksi.
(Shakantu et al., 2003). Meskipun memiliki di Australia Selatan masih memiliki kendala
keuntungan dari aspek lingkungan ataupun antara lain tidak terpenuhinya demand material
aspek ekonomi, penerapan reverse logistics pada hasil deconstruction dikarenakan rendahnya
sektor konstruksi masih minim jika dibandingkan kemampuan supply. Total material yang hasil dari
dengan penerapan pada sektor manufaktur penerapan konsep reverse logistics pada proyek
(Hosseini et al., 2013). Hal ini menjadi ide awal jalan raya di Australia Selatan mencapai 800.000
dalam penelitian ini. ton. Material ini digunakan kembali untuk proses
pembangunan jalan seperti penggunaan material
Pada industri manufaktur aplikasi reverse logistics baru (virgin material). Dari proses pembangunan
telah direncanakan sejak tahap perancangan jalan di Australia Selatan menunjukkan
product, apabila hal ini dianalogikan pada sektor implementasi reverse logistics masih menemui
konstruksi maka untuk menerapkan reverse kendala sehingga pelaksanaannya memerlukan
logistics bangunan harus di desain sejak fase perbaikan (Chileshe et al., 2016).
green design (Lau & Wang, 2009). Contoh aplikasi
reverse logistics dapat dilihat pada supply chain Penerapan reverse logistics yang minim pada
produk apple melalui kebijakan global supply sektor konstruksi dikarenakan adanya lack of
chain-nya. Reverse logistics produk apple dimulai knowledge. Pemahaman yang kurang tepat pada
sejak tahap design sampai dengan after sales sektor konstruksi adalah memandang reverse
mendukung implementasi reverse logistics, logistics sebagai suatu sistem yang independen,
dimana design packaging pada tahap development namun dalam penerapannya tidak demikian
diubah untuk mengurangi penggunaan material (Hosseini et al., 2013). Kesuksesan penerapan
tidak ramah lingkungan yaitu plastik. Kebijakan reverse logistics memerlukan koordinasi antar
penggunaan reusable material terlihat pada stakeholder dan integrasi berbagai tahap
pelayanan after sales, dimana pelanggan yang dalam pelaksanaan proyek konstruksi (Chinda,
menukarkan produk apple nya dengan seri 2017).Penerapan reverse logistics tidak dapat
yang lebih baru akan mendapatkan potongan dipisahkan dengan konsep terintegrasi dalam
harga, selanjutnya komponen dari produk lama green supply chain management pada project life
yang sudah terkumpul akan dilakukan proses cycle, terutama dengan aktivitas deconstruction.
recovery, sehingga komponen tersebut dapat Deconstruction merupakan suatu proses
digunakan kembali. Contoh aplikasi reverse pembongkaran bangungan secara sistematis
logistics yang sudah direncanakan semenjak dengan tujuan memaksimalkan jumlah material
tahap development dapat dilakukan di sektor yang diperoleh dari hasil pembongkaran dan
konstruksi (Apple Report, 2019). Salah satu material hasil deconstruction memiliki nilai
contoh aplikasi reverse logistics pada proyek penggunaan kembali tertinggi (Hosseini et al.,
pembangunan jalan raya (highway project) di 2015). Aktivitas deconstruction dalam konsep
Australia. Dari interview yang dilakukan terhadap reverse logistics sulit untuk diimplementasikan
senior contractor manager implementasi reverse karena bangunan suatu project tidak didesain
logistics pada proyek pembangunan jalan untuk proses deconstruction (Chinda, 2017).
Menurut (Vannholt, 2019) salah satu manfaat merupakan hasil desain menggunakan BIM
menggunakan Artificial Intelligence adalah untuk:
bersifat permanen, menawarkan kemudahan, a. Gambar arsitektur.
bersifat konsisten dan teliti, dan dapat disimpan. b. Gambar struktur.
Industri Konstruksi juga tidak lepas dari Revolusi c. Gambar utilitas (mekanikal dan elektrikal)
Industri 4.0, sehingga perkembangan industri d. Gambar lansekap.
konstruksi harus menyesuaikan dengan salah e. Rincian volume pelaksanaan pekerjaan.
satunya menerapkan Artificial Intelligence f. Rencana anggaran biaya.
(AI) pada proyek-proyek konstruksi. Artificial
Intelligence (AI) dibutuhkan agar memiliki kinerja Penerapan Building Information Modelling
yang lebih baik, karena Artificial Intelligence (BIM) terdapat beberapa dimensi penerapan,
memiliki ketepatan yang lebih tinggi, tidak yaitu dari fase 3D sampai 7D. BIM 3D dapat
memiliki rasa capek, dapat menentukan solusi dikatakan sebagai pemodelan 3 dimensi yang
berdasarkan data-data yang diolah sesuai terpacu dari sumbu x, y dan z dan disebut juga
algoritma, dapat mengurangi tenaga kerja sebagai permodelan yang terkoordinasi. Model
sehingga dapat mengurangi kesalahan yang 3D yang dihasilkan dapat digunakan untuk
diakibatkan oleh tenaga kerja, dan lain lain. desain skematik, dokumentasi konstruksi
Artificial Intelligence atau Kecerdasan buatan dan visualisasi objek yang membantu untuk
adalah cabang ilmu komputer, disiplin terpadu memeriksa kesalahan pada gambar. Pada BIM
yang mempelajari cara menggunakan komputer 4D mampu mengungkapkan informasi tambahan
untuk mensimulasikan dan memperluas fungsi pada model dalam proses penjadwalan untuk
otak manusia. Definisi yang tepat adalah: pengerjaan dan sering juga disebut sebagai
sistem komputer memiliki pengetahuan dan elemen waktu. Proses ini biasanya datang dalam
perilaku manusia dengan kemampuan seperti bentuk data – data yang terperinci ditambah
belajar, penyimpangan, penilaian, menyelesaikan dengan komponen – komponen pendukungnya.
masalah, memori, pengetahuan dan pemahaman Sehingga akan mampu menghasilkan kualitas
bahasa alami manusia. (Halim & Prasetyo, 2018). perencanaan yang lebih baik. BIM 5D merupakan
sebuah perkiraan biaya yang terintegrasi dalam
Artificial Intelligence merupakan teknologi IT yang penjadwalan dari desain objek 3 dimensi.
membutuhkan data untuk melaksanakannya, Dengan sistem ini anda dapat memprediksi
sehingga data yang dibutuhkan salah satunya aliran biaya yang akan mungkin dikeluarkan
dapat diambil menggunakan metode Building dari pemodelan yang dilakukan. Anda pun dapat
Information Modelling (BIM). Peraturan tentang memodifikasi biaya pada waktu tertentu sebagai
penerapan BIM di Indonesia pada Peraturan akibat dari keadaan yang tidak terduga seperti
Menteri PUPR Nomor 22/PRT/M/2018 tahun 2018 perubahan desain dan modifikasi lainnya. BIM
berbunyi bahwa Penggunaan Building Information 6D dapat disebut sebagai BIM yang terintegrasi
Modelling (BIM) wajib diterapkan pada Bangunan atau analisis energi pada bangunan. BIM ini
Gedung Negara tidak sederhana dengan kriteria melibatkan penambahan informasi lainnya yang
luas diatas 2000 m2 (dua ribu meter persegi) dan relevan untuk mendukung pengelolaan dan
di atas 2 (dua) lantai. Keluaran dari perancangan pengoperasian fasilitas dengan mengharapkan
sesuai dan akhirnya menyelesaikan konstruksi sehingga keseluruhan rumah dibangun hanya
otomatis dengan sistem kontrol numerik dalam dalam dua hari. Robot ini memiliki lengan
suatu jalan yang ditentukan. Jelas, konstruksi teleskopik sepanjang hampir 30 meter sehingga
pencetakan 3D adalah bidang multidisiplin, yang tidak perlu berpindah-pindah selama proses
mengandung berbagai teknologi seperti kontrol konstruksi. Operator robot memasukkan file
numerik, pencetakan bahan, dan manajemen CAD desain rumah ke dalam robot dan robot lalu
konstruksi. (Tan, 2018) memuat, menata, memotong, dan menempatkan
semua batu bata sesuai dengan perintah file.
Sebuah robot bernama Hadrian X mampu (Purnosidi, 2018)
memasang hingga 1.000 batu bata per jam,
Artificial Intelligence dalam Dunia Pendidikan Industri 4.0 mengakibatkan industri konstruksi
Perkembangan teknologi dalam dunia industri maupun dunia pendidikan harus berkembang
konstruksi mempengaruhi dunia pendidikan, ke arah teknologi, sehingga sangat penting
sehingga dunia pendidikan harus mengikuti bagi para pelaku industri maupun pendidikan
perkembangan kontruksi terkait teknologi. untuk mempunyai skill tentang teknologi
Pelatihan tentang teknologi harus dilaksanakan karena tuntutan perkembangan zaman dan
dalam lingkup Pendidikan, dan berikut beberapa agar meningkatkan produktivitas, efektivitas,
gambar pelatihan teknologi berupa BIM pada kualitas, dan lain-lain pada industri konstruksi.
dunia Pendidikan.
O’Brien, W. J., London, K., & Vrijhoef, R. (2002). Wibowo, M. A., & Sholeh, M. N. (2015). The Analysis
Construction Supply Chain Modelling: A Research of supply chain performance measurement at
Review & Interdisciplinary Research Agenda. construction project. The 5th Iinternational
Proceedings IGLC-10, (pp. 129-147). Gramado. Conference of Euro Asia Civil Engineering Forum
Polat, G., Ballard, G., (2004), Waste in Turkish (EACEF-5) (pp. 25-31). Surabaya: Procedia
Construction: Need for Lean Construction Engineering.
Techniques, 12th Annual Conference of The Widiasanti, I., & Lenggogeni. (2013). Manajemen
International Group for Lean Construction, Konstruksi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Helsingor, 2004. Yogaswara, R. D., 2019. Artificial Intelligence Sebagai
Porter, M. E. Competitive Strategy: Techniques for Penggerak Industri 4.0 dan Tantangannya
Analyzing Industries and Competitors. New Bagi Sektor Pemerintah dan Swasta. Jurnal
York: Free Press, 1980. (Republished with a new MasyarakatTelematika dan Informasi, Volume 10,
introduction, 1998.) pp. 67-72.
P. Pakkala, “Innovative Project Delivery Methods for
Infrastructure an International Perspective,”
Finnish Road Enterprise, Helsinki, 2002
Runeson, Goran. The role of theory in construction
management research: comment. Construction
Management and Economics Volume 15, 1997 -
Issue 3. 2010
Soekiman, K.S. Pribadi, B.W. soemard, R.D,
Wirahadikusumah (2011), “Factors Relating
to Labor Productivity Affecting the Project
Schedule Performance in Indonesia”, The Twelfth
East Asia-Pacific Conference on Structural
Engineering and Construction.
Thipparat, 2011, “Evaluation of Construction Green
Supply Chain Management, International
Conference on Innovation”, Management and
Service IPEDR vol.14(2011) © (2011) IACSIT Press,
Singapore.
Tucker, S. N., Mohamed, S., Johnston, D. R., McFallan,
S. L., & Hampson, K. D. (2001). Building and
Construction Industries Supply Chain Project.
Brisbane: Queensland University of Technology.
Vannholt, M. t., 2019. Bootup AI. [Online]Available at:
https://bootup.ai/blog/artificial-intelligence-
adalah/ [Accessed 13 August 2020].
Tri Berkah
Kepala Bagian Hukum, Informasi Jasa Konstruksi, dan Komunikasi Publik,
Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian PUPR
Fauzan
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda
terlihat dari berbagai macam data konstruksi 79 tabel yang terkait dengan sektor konstruksi
yang di publish oleh berbagai organisasi. Sebagai di Indonesia dan sembilan tabel terkait data
contoh, Buku Konstruksi Dalam Angka 2000 konstruksi internasional. Data yang ditampilkan
yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) beragam mulai dari data Ketenagakerjaan,
mengelompokkan bidang pekerjaan konstruksi Indeks Konstruksi, Nilai Konstruksi, Nilai Bahan
menjadi tiga, yaitu konstruksi bangunan gedung, Bangunan, Konstruksi menurut jenisnya, Produk
konstruksi bangunan sipil dan konstruksi Domestik Regional Bruto (PDRB) Konstruksi,
khusus. Dimana masing-masing bidang Indeks Tendensi Bisnis Konstruksi, Indeks Harga
pekerjaan tersebut memiliki data dan informasi Bahan Bangunan, Indeks Kemahalan Konstruksi,
spesifik masing-masing. Namun demikian, data dan data lainnya yang berkaitan dengan sektor
bidang konstruksi tidak hanya menyangkut konstruksi. Beberapa tabel menyajikan data pada
bidang pekerjaan diatas. Masih banyak jenis data tingkat provinsi, sementara data internasional
konstruksi lainnya. Misalnya BPS dalam Buku disajikan untuk menunjukkan perbandingan
Konstruksi Dalam Angka 2000 menampilkan antar wilayah dan antar negara.
responsif dalam melayani publik, dimana Teknologi API juga memudahkan dan
pelayanan bukan hanya melayani, tapi diperlukan mempercepat proses pengembangan aplikasi
kecepatan dan ketepatan. Pilihan menempatkan dimana fungsi yang sudah ada pada aplikasi
data konstruksi di suatu tempat juga tidaklah tertentu dapat digunakan kembali oleh aplikasi
mudah karena membutuhkan sumber daya lainnya. Hal ini tentunya akan meningkatkan
dan sumber dana yang besar. Oleh karena itu, produktivitas serta meningkatkan efisiensi
opsi yang paling feasible untuk dilakukan guna terkait biaya dan waktu dengan mendukung
mewujudkan kecepatan dan ketepatan tersebut proses kolaborasi.
adalah melalui proses integrasi data.
Konsep manajemen API yang dilakukan di
Teknologi API (Application Programming Kementerian PUPR menggabungkan API baik
Interface) dalam hal ini dapat menjadi salah satu dari aplikasi internal dan aplikasi eksternal (di
solusi untuk mewujudkan integrasi data dari luar Kementerian PUPR). Data yang didapatkan
berbagai aplikasi yang tentunya disesuaikan dikumpulkan di Cloud Based Data Center. Salah
dengan kebutuhan organisasi. Dalam hal satu contoh aplikasi yang menerapkan konsep
ini API berperan sebagai perantara yang tersebut adalah Sistem Informasi Tanggap
menghubungkan antara aplikasi satu dengan Bencana (SITABA). SITABA mengambil API dari
aplikasi lainnya melalui izin akses baik ke Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG), Badan
sistem, aplikasi, atau basis data dari pemilik data Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan
konstruksi tertentu. Badan Informasi Geospasial (BIG).
Dengan adanya integrasi data, khususnya data PUPR merupakan salah satu dari data owner
konstruksi yang dalam hal ini dilakukan melalui di bidang konstruksi. Dengan kondisi belum
teknologi API diharapkan dapat: terintegrasinya data konstruksi saat ini, tentunya
1. Memberikan informasi tunggal dengan benar akan menjadi tantangan tersendiri, khususnya
dan mudah untuk diakses sebagai informasi dalam hal pembuatan keputusan strategis dimana
2. Menghilangkan proses pengumpulan dan selanjutnya akan digunakan dalam perumusan
pelaporan data intensif secara manual dan pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan
3. Memberikan informasi yang relevan, akurat penyelenggaraan, kelembagaan, dan sumber
dan tepat waktu daya jasa konstruksi. Percepatan transformasi
4. Meningkatkan produksi atau pembuatan digital di Direktorat Jenderal Bina Konstruksi saat
laporan dengan cepat ini secara gencar dilakukan, khususnya untuk
5. Meningkatkan proses pengambilan keputusan dapat menyediakan data dan informasi yang
akurat dan terintegrasi dalam penyelenggaraan
KONSEP PENGEMBANGAN SIJK Jasa Konstruksi melalui pengembangan SIJK
TERINTEGRASI MENUJU SATU DATA Terintegrasi. Pengembangan SIJK Terintegrasi
KONSTRUKSI juga telah diamanatkan dalam Undang-undang
Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
Sebagaimana disebutkan sebelumnya bahwa sebagaimana telah diubah dalam Undang-undang
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.
Secara konsep, SIJK Terintegrasi dikembangkan suatu organisasi untuk dapat melakukan proses
untuk mendukung pemrosesan analitik (OLAP, pengolahan dan analisis data secara lebih
Online Analytical Processing) atas data konstruksi mendalam guna menemukan sudut pandang baru
yang berasal dari berbagai sumber guna yang tidak bisa didapatkan ketika suatu aplikasi
memberikan informasi yang lebih komprehensive berdiri sendiri. Sedangkan aplikasi-aplikasi pada
sehingga keputusan/kebijakan yang diambil pemilik proses bisnis berperan sebagai sumber
dapat lebih tepat sasaran. Seperti disebutkan data pada level Online Transaction Processing
sebelumnya bahwa semakin kayanya data yang (OLTP).
dimiliki dapat memberikan kemampuan bagi
Gambar 11.1.5. Posisi SIJK Terintegrasi terhadap Aplikasi pada Unit Kerja
analitik, ataupun dashboard dengan menggunakan business intelligence tools guna mendukung proses
pengembangan keputusan/kebijakan di level pimpinan.
Last Updated
10/1/2021 9:07:08 PM
Dan sejalan dengan rencana Pemerintah menjadi satu data acuan pemerintah dalam
untuk mewujudkan satu data Indonesia, saat pembuatan kebijakan publik yang tepat sasaran.
ini, pengembangan Pusat Data Nasional juga Disamping itu, keberadaan Pusat Data Nasional
sedang berjalan. Pusat data ini rencananya juga diharapkan dapat menjamin terpenuhinya
akan menyatukan ± 2.700 data center guna kebutuhan publik terhadap informasi.
DAFTAR PUSTAKA
Suwanto
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Madya
PENDAHULUAN
sakit dalam rangka penanganan COVID-19, infrastruktur nasional dan menjadi salah satu
pembangunan sarana dan prasarana pendidikan, penggerak perekonomian terutama dalam
sarana olahraga, dan pasar. kondisi pandemi COVID-19 yang sedang melanda
Indonesia.
Pembangunan infrastruktur yang masif dilakukan
oleh pemerintah telah mampu mendorong sektor Tantangan dan tugas pembangunan infrastruktur
konstruksi menjadi salah satu sektor terbesar yang sangat besar, tentunya memberikan
penyumbang perekonomian nasional. Kontribusi konsekuensi tingginya tugas pelaksanaan
sektor konstruksi terhadap PDB Nasional dalam pemilihan barang dan jasa di Kementerian
10 tahun terakhir pada kisaran 10% atau urutan PUPR. Saat ini pelaksanaan pemilihan dilakukan
keempat setelah (1) industri pengolahan, (2) oleh Unit Kerja Pengadaan Barang dan Jasa
perdagangan besar dan eceran, dan (3) pertanian, (UKPBJ) di tingkat pusat dan Unit Pelaksana
kehutanan, dan perikanan (sumber: BPS, 2021). Teknis Pengadaan Barang dan Jasa (UPTPBJ) di
Hal ini menjadi kesempatan bagi para pelaku tingkat provinsi. Besarnya tantangan dan tugas
usaha jasa konstruksi Indonesia untuk dapat tidak diiringi dengan ketersediaan sumber daya
menjadi pemain utama dalam pembangunan pengelola PBJ berimplikasi pada keterlambatan
proses pengadaan. Saat ini, rata-rata durasi sebagai amanat Undang-undang Jasa Konstruksi
pelaksanaan pemilihan pengadaan barang dan serta Undang-undang Cipta Kerja terkait
jasa konstruksi untuk pekerjaan konstruksi pencatatan pengalaman BUJK dan pengalaman
selama 60 hari dengan waktu ideal 45 hari profesional tenaga kerja konstruksi menjadi
dan durasi untuk pekerjaan jasa konsultansi dasar dibutuhkannya pengembangan sistem
selama 86 hari dari waktu ideal 75 hari. Solusi untuk meningkatkan efisiensi, transparansi,
penambahan sumber daya manusia bukan dan akuntabilitas pengadaan barang dan jasa
merupakan suatu alternatif solusi yang dapat sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan
diambil saat ini, karena pembatasan jumlah kemampuan dan kapasitas usaha jasa konstruksi
penerimaan ASN setiap tahunnya. Untuk itu nasional.
terobosan dan inovasi baru dalam proses
pengadaan barang dan jasa menjadi suatu REGISTRASI PENGALAMAN PELAKU
keniscayaan. USAHA JASA KONSTRUKSI
Undang-undang Jasa Konstruksi telah Salah satu tujuan dari pelaksanaan pengadaan
mengamanahkan kepada pemerintah untuk barang dan jasa adalah untuk menghasilkan
melakukan pembinaan terhada sektor konstruksi barang dan jasa yang tepat dari setiap uang
nasional salah satunya terhadap pelaku usaha yang dibelanjakan (value for money). Ketepatan
jasa konstruksi. Dalam UU Jasa Konstruksi tersebut diukur dari aspek kualitas barang dan
menyebutkan bahwa setiap BUJK dan tenaga jasa, ketepatan perhitungan jumlah atau volume,
kerja harus melakukan pencatatan pengalaman waktu penyerahan, biaya, lokasi pekerjaan, dan
kepada Menteri PUPR (cq: Direktorat Jenderal kualitas penyedia jasa. Guna mewujudkan tujuan
Bina Konstruksi-Lembaga Pengembangan Jasa tersebut, maka salah satu kebijakan PBJ adalah
Konstruksi atau LPJK). Kewajiban pencatatan melaksanakan pengadaan barang dan jasa
pengalaman tersebut diperkuat dengan amanat yang lebih transparan, terbuka, dan kompetitif.
Undang-undang No. 11 tahun 2020 tentang Cipta Kualitas penyedia jasa menjadi faktor kunci
Kerja. Hal ini merupakan salah satu bentuk keberhasilan pengadaan barang dan jasa, dimana
pembinaan yang dilakukan terhadap pelaku usaha hanya penyedia yang memenuhi kualifikasi
jasa konstruksi untuk memastikan tercapainya sesuai persyaratan yang dapat melaksanakan
salah satu tujuan penyelenggaraan jasa kontrak. Kualitas penyedia jasa baik Badan
konstruksi yaitu memberikan arah pertumbuhan Usaha Jasa Konstruksi (BUJK) maupun Tenaga
dan perkembangan Jasa Konstruksi untuk Kerja Konstruksi (TKK), khususnya tenaga ahli
mewujudkan struktur usaha yang kukuh, andal, profesional, sangat bergantung pada perhitungan
berdaya saing tinggi, dan hasil Jasa Konstruksi kinerja penyedia jasa. Salah satu indikator kinerja
yang berkualitas. penyedia jasa adalah pengalaman usaha ataupun
pengalaman professional.
Kebutuhan akan inovasi dalam pelaksanaan
pengadaan barang dan jasa dan adanya Setiap paket pekerjaan yang ditenderkan, selalu
kewajiban pencatatan pengalaman usaha dan mensyaratkan pengalaman usaha/pengalaman
profesi dalam Sistem Informasi Jasa Konstruksi profesional sebagai bagian pokok dari
sebenarnya saling berkaitan, contohnya antar LPJK), e-KTP (Dukcapil Kemendagri), SPSE
sistem informasi dengan basis informasi dan (LKPP), e-Monitoring (PUPR), dan data pajak
basis data yang sama yaitu terkait pengalaman (DJP Kemenkeu). Sistem ini sebagai upaya
BUJK dan TKK. mendorong transparansi data, akuntabilitas
dan profesionalisme pengalaman Badan Usaha
Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan dan Profesional melalui keterbukaan informasi
yang muncul dalam pemilihan barang dan jasa di dan kemudahan akses terhadap data/dokumen
atas, perlu dikembangkan sebuah sistem yang pengalaman dan kinerja penyedia jasa. Sistem ini
berbasis digital yang mampu mencatat semua dibuat untuk menjawab tantangan keterbatasan
pengalaman pekerjaan konstruksi ataupun SDM dan menjawab tuntutan kecepatan waktu
tenaga ahli, sehingga proses pemilihan yang dalam proses pemilihan tender/seleksi penyedia
dilakukan oleh pokja pemilihan dapat lebih jasa konstruksi di PUPR. Penyedia jasa yang telah
efisien, transparan dan akuntabilitas. Untuk menginput data pengalamannya pada SIMPAN
itu Kementerian PUPR telah meluncurkan kedepan tidak perlu lagi menyampaikan data
sebuah platform digital bernama SIMPAN pengalamannya setiap kali mengikuti tender/
(Sistem Informasi Manajemen Pengalaman), seleksi. Disamping itu melalui keterbukaan
yaitu sistem informasi yang menyimpan data informasi dan kemudahan akses terhadap data
pengalaman badan usaha dan tenaga ahli pengalaman dan kinerja penyedia jasa, tentunya
konstruksi yang telah diintegrasikan dengan juga akan semakin mendorong peningkatan
Sistem Informasi Konstruksi Indonesia (SIKI- profesionalitas seluruh pihak yang terlibat dalam
Gambar 11.2.2. Analisis Permasalahan, Inovasi, dan Outcome yang akan dicapai
proses pengadaan barang/jasa. Hal ini juga akan Undang-undang Jasa Konstruksi Pasal 83 Ayat
sangat bermanfaat guna meminimalisir peluang (3) mewajibkan kepada seluruh pengguna jasa
terjadinya penyimpangan. maupun penyedia jasa yang terkait dengan
Jasa Konstruksi harus memberikan data dan
Pengembangan sistem ini berawal dari amanah informasi dalam rangka tugas pembinaan dan
UU Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi layanan dalam Sistem Informasi Jasa Konstruksi
Pasal 83 bahwa pemerintah harus menyediakan Terintegrasi. Dalam hal penyampaian data
data dan informasi yang akurat dan terintegrasi pengalaman dalam SIMPAN, PP Nomor 14
dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi. Dalam Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan
menjalankan amanah tersebut, Direktorat Pelaksanaan UU 2/2017 Tentang Jasa Konstruksi
Jenderal Bina Konstruksi meluncurkan telah mengamanahkan kepada Badan Usaha Jasa
platform SIMPAN sebagai salah satu bagian dari Konstruksi untuk menyampaikan pengalaman
Sistem Informasi Jasa Konstruksi Terintegrasi pekerjaannya yang setidaknya memuat:
bersama dengan SIPASTI (Sistem Informasi HPS 1) Nama paket pekerjaan;
Terintegrasi), SIPBJ (Sistem Informasi PBJ), SIKI 2) Nama Pengguna Jasa;
(Sistem Informasi Konstruksi Indonesia) dan 3) Nama dan porsi pembagian modal bila
SIMPK (Sistem Informasi Materian dan Peralatan melakukan KSO;
Konstruksi). 4) Durasi dan tahun pelaksanaan pekerjaan;
5) Nilai pekerjaan;
6) Berita acara serah terima pekerjaan; dan pengalaman dalam SIMPAN akan semakin baik,
7) Kinerja Penyedia Jasa tahunan. karena semua pelaku usaha harus memenuhi
Sementara itu untuk Tenaga Kerja Konstruksi syarat pengalaman yang dihimpun dalam
harus menyampaikan pengalaman pekerjaan SIMPAN untuk memenuhi persyaratan perizinan
yang setidaknya memuat: berusaha.
1) Jenis layanan professional yang diberikan;
2) Nilai Pekerjaan Konstruksi yang terkait PENILAIAN KINERJA PENYEDIA JASA
dengan hasil layanan professional; TAHUNAN BUJK
3) Durasi dan tahun pelaksanaan pekerjaan; dan
4) Nama Pengguna Jasa. Data pengalaman pekerjaan yang disampaikan
oleh penyedia jasa melalui SIMPAN masih
Keberhasilan penggunaan SIMPAN ini sangat merupakan data pengalaman yang menunjukkan
bergantung pada data pengalaman yang aspek kuantitatif dari sebuah pekerjaan.
dimasukkan oleh para penyedia jasa sektor Data ini belum mampu menggambarkan
jasa konstruksi. Semakin banyak badan bagaimana kualitas pekerjaan yang dilakukan
usaha atau tenaga kerja konstruksi yang oleh sebuah badan usaha dalam pelaksanaan
menyampaikan data pengalamannya pada proyek infrastruktur. Data kualitatif ini adalah
platform ini maka akan semakin mudah tugas sebuah ukuran kinerja yang dapat digunakan
pokja dalam melakukan evaluasi terhadap untuk mengukur kemampuan sebuah badan
kualifikasi peserta tender/seleksi sehingga usaha untuk dapat melaksanakan proyek
akan mempercepat proses pemilihan penyedia yang diharapkan oleh pengguna jasa. Untuk
jasa yang akan melaksanakan proyek. Namun itu perlu disusun sebuah laporan yang dapat
demikian keberhasilan dari SIMPAN sangat menggambarkan kinerja sebuah badan usaha
tergantung dari kesadaran para penyedia jasa yang juga merupakan bagian dari data yang
untuk menginputkan data pengalamanya. disampaikan di SIMPAN.
Kesadaran para penyedia jasa untuk Penilaian kinerja sebuah perusahaan dilakukan
menginputkan data pengalaman mereka secara tahunan dan merupakan bagian dari
sebagian besar dikarenakan rendahnya kualitas pengawasan rutin terhadap badan usaha yang
dokumentasi data pengalaman yang mereka bergerak di bidang jasa konstruksi. Penilaian
miliki. Namun demikian dengan terbitnya dilakukan terhadap semua badan usaha mulai
Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 dari perseorangan, BUJK Kualifikasi Kecil,
tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha menengah, besar hingga spesialis. Laporan
Berbasis Risiko, yang mewajibkan pelaksanaan kegiatan usaha ini disusun oleh penyedia
perizinan terhadap badan usaha dilaksanakan jasa yang merupakan bagian penting yang
dengan satu pintu melalui Sistem OSS (One Single harus dilaporkan di dalam SIMPAN. Data yang
Submission), dimana perizinan badan usaha akan dibutuhkan dalam penyusunan laporan kegiatan
mengambil data pengalaman pada SIMPAN yang usaha tahunan, sesuai dengan Peraturan
telah dikoneksikan melalui API. Dengan demikian, Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang
kedepan prospek penertiban dokumentasi data Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis
Semua indikator penilaian tersebut akan dihitung Penilaian terhadap kinerja para penyedia jasa
oleh masing-masing badan usaha dengan kriteria konstruksi ini akan dilakukan oleh Pejabat
penilaian sesuai dengan Tabel 11.2.1. Pembuat Komitmen (PPK) selaku pengguna
barang atau jasa yang meliputi aspek: Kualitas
Penilaian kinerja ini sangat penting dalam upaya dan Kuantitas Pekerjaan, Biaya, Waktu, dan
menentukan izin usaha yang akan diperoleh oleh Layanan. Penilaian dilakukan melalui Sistem
sebuah badan usaha serta akan menentukan Informasi Pengadaan Barang dan Jasa (SIPBJ)
nilai perusahaan yang akan dievaluasi oleh pokja yang telah terkoneksi dalam SIJK Terintegrasi
dalam proses pemilihan penyedia barang dan yang saat ini telah terkoneksi dengan SPSE
jasa. Semakin baik kinerja badan usaha dalam yang pada akhirnya diharapkan dapat terkoneksi
melaksanakan proyek-proyek dalam pengalaman dengan SIKAP sehingga dapat menjadi data yang
kerjanya, maka semakin besar peluang badan dapat dimanfaatkan secara nasional.
usaha tersebut untuk mendapat penilaian baik
oleh pokja sehingga kesempatan besar untuk
memperoleh proyek pembangunan infrastruktur
yang akan dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Undang-undang
Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta
Kerja.
Undang-undang Nomor 02 Tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi.
MANFAAT
Manfaat SIPBJ dapat dirasakan bagi organisasi 2. Manfaat Bagi Kementerian PUPR
dan masyarakat sebagai berikut: • Membantu menyukseskan pencapaian
1. Manfaat Bagi Organisasi dan pelaku PBJ target-target Kementerian PUPR dalam
• Manfaat bagi organisasi adalah melaksanakan tugasnya menyediakan
terlaksananya proses PBJ yang tertib infrastruktur untuk masyarakat.
sehingga pelaksanaan PBJ menjadi
nyaman sehingga pelaksana PBJ akan 3. Manfaat Bagi Masyarakat
bekerja secara maksimal. • Tersedianya infrastruktur yang handal.
tujuan utama yang maksimal dapat dilaksanakan Di tahun 2002 kita memulai e-Procurement
dalam implementasi perencanaan terutama sebagai sebuah kewajiban terjadi resistensi-
dalam percepatan proses. Dukungan pimpinan, resitensi, namun saat ini 2020 e-Procurement
kerja tim, partisipasi dan komunikasi aktif adalah sebuah kebutuhan. Kewajiban telah
(mendengar) semua pihak adalah kunci utama berevolusi menjadi sebuah kebutuhan dalam
dalam pelaksanaan perubahan ini. jangka waktu 15 tahun. Diharapkan SIPBJ
diharapkan akan menjadi sebuah kebutuhan di
Kementerian PUPR dalam waktu singkat.
Masayu Dian R
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda
Pertumbuhan ekonomi nasional tidak pernah lepas dari adanya peranan sektor
konstruksi yang turut menyumbang PDB nasional. Oleh karena itu, pemerintah
saat ini terus melakukan perbaikan di berbagai bidang untuk dapat meningkatkan
efektivitas dan efisiensi kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan jasa konstruksi.
Sebagaimana diatur dalam PP 14/2021, saat ini yang diberikan lisensi oleh lembaga independen
kewenangan pelaksanaan Sertifikasi baik untuk yang mempunyai tugas melaksanakan Sertifikasi
Sertifikasi Badan Usaha maupun Sertifikasi Kompetensi Kerja dengan sebelumnya wajib
Kompetensi Kerja menjadi peran dan tanggung mendapatkan rekomendasi lisensi dari Menteri
jawab dari masyarakat jasa konstruksi. Dimana PUPR melalui LPJK.
Sertifikasi Badan Usaha dilaksanakan oleh
Lembaga Sertifikasi Badan Usaha (LSBU) dan Sertifikat Badan Usaha (SBU) Konstruksi,
Sertifikasi Kompetensi Kerja dilakukan oleh Sertifikat Kompetensi Kerja (SKK) Konstruksi,
Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP). Mengutip Lisensi Lembaga Sertifikasi Badan Usaha Jasa
pasal 41 PP 14/2021 disebutkan bahwa Sertifikat Konstruksi, serta pemberian Rekomendasi
Badan Usaha diterbitkan oleh LSBU yang dibentuk Lisensi Lembaga Sertifikasi Profesi Jasa
oleh Asosiasi Badan Usaha terakreditasi, dimana Konstruksi termasuk ke dalam perizinan
LSBU tersebut wajib memiliki Lisensi dari LPJK. Berusaha untuk menunjang kegiatan usaha pada
Sementara itu, untuk proses uji kompetensi subsektor jasa konstruksi. Pengajuan perijinan
tenaga kerja konstruksi dilaksanakan oleh LSP tersebut dilakukan melalui satu pintu yaitu
(dibentuk oleh Asosiasi Profesi terakreditasi Sistem OSS.
atau Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Kerja)
Perizinan Berusaha bidang Jasa Konstruksi Mandiri, PT. Bina Mitra Rancang Bangun, dan
terdiri dari Nomor Induk Berusaha (NIB) dan PT. Sertifikasi Kontraktor Indonesia. Untuk
Sertifikat Standar yang terdiri dari Sertifikat LSP, telah terdapat tiga LSP sektor konstruksi
Badan Usaha (SBU) dan Sertifikat Kompetensi yng telah mendapatkan lisensi dari BNSP
Kerja (SKK). Setiap pelaku usaha akan mengajukan yaitu LSP Astekindo Konstruksi Mandiri, LSP
permohonan penerbitan NIB Komitmen melalui Gataki Konstruksi Mandiri, dan LSP Petakindo
Sistem OSS yang akan terproses dalam kurun Konstruksi Mandiri.
waktu paling lama 7 menit.
Sebagai gambaran perizinan berusaha bagi
Saat ini, berdasarkan data yang ada pada SIKI pelaku usaha khususnya bagi baik bagi Badan
LPJK pada tanggal 17 Oktober 2021, terdapat Usaha dalam memperoleh Sertifikat Badan Usaha
sejumlah 147.443 Badan Usaha Jasa Konstruksi maupun bagi tenaga kerja dalam memperoleh
dengan total Subklasifikasi sebesar 691.663. Sertifikat Kompetensi Kerja dimana pengajuan
Sementara untuk tenaga kerja konstruksi saat permohonan sertifikasi dilakukan melalui OSS,
ini berjumlah 726.590 orang pemilik SKK. Dari maka secara garis besar gambaran pengajuan
jumlah tersebut, sebanyak 180.387 merupakan permohonan Sertifikat tersebut berdasarkan
Tenaga Kerja Konstruksi Ahli dan sebanyak PP 05/2021 dapat dilihat pada Gambar 11.4.2
546.203 merupakan Tenaga Kerja Konstruksi dibawah.
Terampil. Jumlah-jumlah tersebut menunjukkan
potensi perizinan berusaha sektor pekerjaan Dari gambar 11.4.2 tersebut dapat dilihat
umum dan perumahan rakyat subsektor jasa bahwa permohonan yang dimaksud terdiri
konstruksi. dari pengajuan permohonan baru, perpanjang,
atau perubahan. Pemohon data mengajukan
LSBU dan LSP akan melakukan proses verifikasi permohonan tersebut melalui OSS dengan
dan validasi terhadap pengajuan dokumen dilengkapi dengan dokumen yang dipersyaratkan
persyaratan sertifikat standar dengan waktu sesuai dengan kriteria penilaian kualifikasi.
paling lambat 15 (lima belas) hari kerja sejak Pelaksanaan verifikasi dan validasi akan
dokumen diajukan. Apabila seluruh persyaratan dilakukan setelah dokumen persyaratan tersebut
yang diminta telah terpenuhi maka akan dinyatakan lengkap dan pemohon melakukan
diterbitkan NIB dan SBU/SKK yang menjadi satu pembayaran biaya.
paket lengkap legalitas pelaku usaha untuk dapat
melaksanakan usaha jasa konstruksi. Dalam proses sertifikasi badan usaha dan
sertifikasi kompetensi kerja tersebut, LPJK juga
Sampai dengan awal Oktober 2021 telah terdapat memiliki peranan penting melalui aplikasinya
tujuh lisensi LSBU yang telah diterbitkan dan yaitu Sistem Informasi Konstruksi Indonesia
siap untuk beroperasi, yaitu Lembaga Sertifikasi (SIKI). Saat ini SIKI digunakan sebagai aplikasi
INKINDO, LSBU Gamana Krida Bhakti, PT. Andalan dalam pelaksanaan tugas sertifikasi yang
Sertifikat Kontraktor Nasional, PT. Sertifikasi dilaksanakan oleh LPJK pada masa transisi. Ke
Badan Usaha Gabungan Perusahaan Konstruksi depan, database yang ada pada SIKI akan menjadi
Nasional Indonesia, LSBU ASPEKNAS Konstruksi salah satu sumber data yang akan digunakan
pada Sistem Sertifikasi yang dilaksanakan baik juga merupakan bagian dari Sistem Informasi
oleh LSBU maupun LSP. Sehingga saat ini sedang Jasa Konstruksi Terintegrasi. Secara umum,
dilakukan Application Programming Interface gambaran SIKI dan data yang ada pada SIKI dapat
(API) antara Portal Perizinan PUPR, SIKI, dan dilihat pada Gambar 11.4.3. di atas.
Aplikasi milik LSBU maupun LSP. SIKI sendiri
Ke depan, SIKI juga akan mengalami Terkait dengan SBU, perubahan juga terdapat
pengembangan sesuai dengan bisnis proses dan pada Penilaian Kelayakan Kualifikasi Badan
perubahan regulasi yang ada. Pengembangan SIKI Usaha. Dimana sebelumnya Penilaian Kelayakan
disini juga akan dilakukan untuk mengakomodir Kualifikasi Badan Usaha berdasarkan PERMEN
salah satunya penyesuaian terhadap perubahan PUPR No. 19/PRT/M/2014 tentang Perubahan
Subklasifikasi Usaha dari Klasifikasi Baku PERMEN PUPR No. 08/PRT/M/2011 tentang
Lapangan Industri (KBLI) Tahun 2015 menjadi Pembagian Subklasifikasi dan Subkualifikasi
KBLI 2021 sesuai dengan yang tercantum pada Usaha Jasa Konstruksi adalah sebagai berikut:
PP 05/2021. Konversi Subklasifikasi ini berlaku 1. Penjualan Tahunan (Pengalaman)
untuk Usaha Jasa Konsultansi Konstruksi 2. Kemampuan Keuangan
Bersifat Umum Dan Bersifat Spesialis, serta 3. Tenaga Kerja Konstruksi
Usaha Pekerjaan Konstruksi Bersifat Umum,
Bersifat Spesialis dan Pekerjaan Konstruksi Kemudian sesuai dengan PP No. 14/2021
Terintegrasi. tentang Perubahan atas PP 22/2020 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor
Konversi ataupun penyetaraan terhadap 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi, Penilaian
perubahan KBLI 2020 tersebut dilakukan Kelayakan Kualifikasi Badan Usaha tersebut
penyesuaian berdasarkan PP No.5/2021 Pasal menjadi sebagai berikut:
90, Pasal91, Pasal 93, Pasal 95 dan Lampiran I 1. Penjualan Tahunan (Pengalaman)
Permen PUPR No.6/2021 sebagai berikut: 2. Kemampuan Keuangan
1. Penjualan Tahunan; 3. Tenaga Kerja Konstruksi
2. Kemampuan keuangan; 4. Pemenuhan Peralatan
3. Ketersediaan tenaga kerja konstruksi; dan 5. Sistem Manajemen Mutu (SMM)
4. Kemampuan dalam penyediaan peralatan 6. Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP)
konstruksi.
Bendungan Jatigede,
Sumedang, Jawa Barat
perizinan yang dapat mendorong iklim usaha Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang
yang semakin kondusif, termasuk usaha jasa Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis
konstruksi dapat berjalan dengan baik dan Risiko;
optimal. Diharapkan pula, proses Sertifikasi Surat Direktur Kelembagaan dan Sumber Daya
Badan Usaha dan Sertifikasi Kompetensi Kerja Konstruksi Nomor BK 0404-Kd/644 tanggal 25
melalui Sistem OSS ini dapat memberikan Agustus 2021 Perihal Penyampaian Penyetaraan
kemudahan layanan dengan adanya layanan Subklasifikasi Lama menjadi Baru berdasarkan
yang semakin fleksibel, mendapatkan jaminan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021
kualitas yang didasari pada sistem terintegrasi tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha
dan terstandar, dapat menurunkan resiko Berbasis Resiko;
korupsi, serta adanya akuntabilitas yang terukur. Paparan Direktur Kelembagaan dan Sumber Daya
Konstruksi dalam SOSIALISASI PERATURAN
DAFTAR PUSTAKA PEMERINTAH NOMOR 5 TAHUN 2021 tentang
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko untuk
Undang- Undang Nomor 2 Tahun 201 tentang Jasa Subsektor: Jasa Konstruksi, Jakarta 22 Februari
Konstruksi; 2021;
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2021 tentang Cipta Laporan Ketua LPJK dalam Launching Operasionalisasi
Kerja; Lembaga Sertifikasi Badan Usaha Melalui OSS (5
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 tentang Oktober 2021);
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor https://ekonomi.bisnis.com/read/20210618/45/1407181/
22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan kementerian-pupr-gencarkan-sosialisasi-pp-
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang jasa-konstruksi (diakses tanggal 18 Oktober 2021).
Jasa Konstruksi;
PENDAHULUAN
Salah satu isu strategis dalam pengelolaan rantai pasok konstruksi, khususnya
sumber daya material dan peralatan konstruksi (MPK), adalah ketidakpastian
pasokan, kebutuhan, dan informasi (supply, Pasal 26A Peraturan Pemerintah Nomor 14
demand, and information uncertainty) yang dapat Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan
menimbulkan asimetrik informasi. Oleh karena Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang
itu, perlu dilakukan transformasi pengelolaan Peraturan Pelaksanaan UU No. 2 Tahun 2017
rantai pasok sumber daya material dan peralatan tentang Jasa Konstruksi. Pada Ayat (1) Pasal 26A
konstruksi dengan melakukan digitalisasi tersebut mengamanatkan sumber daya material
pengelolaan rantai pasok sumber daya MPK dan peralatan konstruksi yang digunakan dalam
dan membangun big data rantai pasok industri pekerjaan konstruksi harus telah lulus uji dan
konstruksi. mengoptimalkan penggunaan produk dalam
negeri. Lebih lanjut, pada Ayat (2), sumber daya
Salah satu upaya dalam membangun big material dan peralatan konstruksi dilakukan
data sumber daya material dan peralatan pencatatan menggunakan Sistem Informasi Jasa
konstruksi adalah melalui pencatatan sumber Konstruksi terintegrasi, dalam hal ini dilakukan
daya material dan peralatan konstruksi (yang pada Sistem Informasi Material dan Peralatan
selanjutnya disingkat Pencatatan SDMPK). Konstruksi (yang selanjutnya disingkat SIMPK)
Amanat Pencatatan SDMPK terdapat dalam yang dapat diakses pada simpk.pu.go.id.
jdih.pu.go.id
Untuk mengatur lebih lanjut ketentuan terkait terdapat 3 (tiga) aktivitas utama dalam proses
Pencatatan SDMPK sebagaimana diamanatkan Pencatatan SDMPK antara lain:
pada Pasal 26D PP No. 14 Tahun 2021, maka a. Pencatatan SDMPK baru;
disusun Peraturan Menteri PUPR Nomor 7 Tahun b. Perubahan data SDMPK yang telah tercatat;
2021 tentang Pencatatan Sumber Daya Material dan
dan Peralatan Konstruksi yang telah diundangkan c. Penghapusan data SDMPK yang telah
pada tanggal 01 April 2021. tercatat.
SDMK. Untuk jenis SDMK yang dicatatkan pesawat atau peralatan konstruksi lainnya, yang
meliputi jenis material dasar utama dan material dijelaskan pada Tabel 11.5.2.
olahan utama yang digunakan dalam Pekerjaan
Konstruksi, yang dijelaskan pada Tabel 11.5.1 di Tata cara pencatatan SDMK dilaksanakan melalui
atas. (Seluruh tahapan dan ketentuan dalam tahapan berikut:
Pencatatan SDMPK telah disusun dalam bentuk a. permohonan pembuatan akun;
Pedoman Teknis). b. pengisian data dan informasi, serta
pengunggahan dokumen pencatatan;
Sedangkan permohonan pencatatan SDPK c. Verifikasi dan Validasi;
dilakukan oleh Pemilik SDPK, yang terdiri atas: d. penetapan dan penerbitan Nomor
i) kementerian/lembaga; ii) badan usaha; dan iii) Pencatatan; dan
perseorangan untuk jenis SDPK yang dicatatkan e. pemublikasian dan pengarsipan data dan
meliputi jenis: i) pesawat angkat; ii) pesawat informasi pencatatan.
angkut; iii) pesawat tenaga dan produksi; dan iv)
Gagal aktivasi
Aktivasi
Berhasil aktivasi
Pemeriksaan
Tidak Lengkap Lengkap dan Sah
dan Sah
Tim Pengelola Pencatatan memberikan rekomendasi perubahan atau
penghapusan kepada pimpinan unit kerja yang membidangi pembinaan
material dan peralatan konstruksi
Dalam tahapan pengisian data dan informasi serta dokumen yang diunggah yang dapat dilihat
serta pengunggahan dokumen pencatatan pada tabel berikut.
SDMK, terdapat data dan informasi yang diisikan,
Tabel 11.5.3. Data dan Informasi, serta Dokumen dalam Pencatatan SDMK
DOKUMEN YANG DIUNGGAH a. Sertifikat produk penggunaan tanda standar nasional Indonesia atau surat
DALAM PENCATATAN SDMK persetujuan penggunaan tanda standar nasional Indonesia; dan
b. Sertifikat TKDN SDMK.
Bendungan Jatigede,
Sumedang Jawa Barat
Gagal aktivasi
Aktivasi
Berhasil aktivasi
Pemilik SPDK mengakses system informasi terkait material dan
peralatan konstruksi untuk melakukan pengisian data dan informasi
setiap SPDK serta mengunggah dokumen pendukung Pencatatan
Pemeriksaan
Tidak Lengkap Lengkap dan Sah
dan Sah
Tim Pengelola Pencatatan memberikan rekomendasi perubahan atau
penghapusan kepada pimpinan unit kerja yang membidangi pembinaan
material dan peralatan konstruksi
Tata cara pencatatan SDPK dilaksanakan melalui c. penetapan dan penerbitan Nomor dan Tanda
tahapan berikut: Pencatatan; dan
a. permohonan pembuatan akun; d. pemublikasian dan pengarsipan data dan
b. pengisian data dan informasi serta informasi pencatatan.
pengunggahan dokumen pencatatan;
Tabel 11.5.4. Data dan Informasi, serta Dokumen dalam Pencatatan SDPK
Bendungan Jatigede,
Sumedang Jawa Barat
Dalam tahapan pengisian data dan informasi pimpinan unit kerja yang membidangi pembinaan
serta pengunggahan dokumen pencatatan material dan peralatan konstruksi. Sedangkan
SDPK, terdapat data dan informasi yang diisikan, keluaran pencatatan SDPK adalah nomor dan
serta dokumen yang diunggah yang dapat dilihat tanda pencatatan SDPK dan surat keterangan
pada tabel dibawah. pimpinan unit kerja yang membidangi pembinaan
material dan peralatan konstruksi. Untuk SDMPK
Keluaran pencatatan SDMK adalah nomor yang telah tercatat, dapat dilakukan perubahan
pencatatan SDMK dan surat keterangan dan penghapusan data.
Dengan pelaksanaan pencatatan sumber daya Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi.
material dan peralatan konstruksi ini diharapkan 2021. Pedoman Teknis Pencatatan Sumber Daya
dapat mencapai tujuan sebagai berikut: Material dan Peralatan Konstruksi.
a. Menyiapkan pangkalan data sumber daya Kementerian PUPR. 2021. Peraturan Menteri PUPR
material dan peralatan konstruksi; Nomor 7 Tahun 2021 tentang Pencatatan Sumber
b. Meminimalkan ketidakpastian informasi Daya Konstruksi.
terkait ketersediaan sumber daya material Republik Indonesia. 2020. Undang-Undang Nomor 2
dan peralatan konstruksi sesuai dengan Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi.
Standar Nasional Indonesia; Republik Indonesia. 2021. Peraturan Pemerintah
c. Menjamin terselenggaranya pembangunan Nomor 14 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas
infrastruktur yang tepat mutu, tepat waktu, Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020
dan tepat biaya; dan tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 2 Tahun
d. Mendukung pemenuhan Standar Keamanan, 2017 tentang Jasa Konstruksi.
Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan. Republik Indonesia. 2020. Peraturan Pemerintah
Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan
Tentunya dalam pelaksanaan pencatatan SDMPK Pelaksanaan UU No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa
ini memerlukan dukungan dan peran aktif para Konstruksi.
pemangku kepentingan seperti kementerian,
lembaga, instansi, dan asosiasi terkait.
Sehingga dengan terlaksananya Pencatatan
SDMPK diharapkan dapat menyediakan basis
data sebagai decision making tools (DMT) dalam
mengevaluasi kebijakan terkait pengelolaan
sumber daya material dan peralatan konstruksi
serta mendukung pembangunan big data rantai
pasok konstruksi nasional.
Brawijaya
Kepala Sub Direktorat Keamanan dan Keselamatan Konstruksi
Direktorat Keberlanjutan Konstruksi, Direktorat Jenderal Bina Konstruksi,
Kementerian PUPR
LATAR BELAKANG
Sektor konstruksi memiliki peran strategis dalam pembangunan nasional. Hal ini
terbukti dengan tingginya angka kontribusi sektor tersebut terhadap Pendapatan
Domestik Bruto (PDB). Selain berdampak terhadap perekonomian nasional,
sektor konstruksi juga langsung berdampak kepada daya saing infrastruktur
nasional. Dengan kata lain, secara makro pembangunan infrastruktur keseluruhan
telah memberikan dampak ekonomi, baik pada tahap konstruksi pembangunan
sama. Perbedaan tersebut juga tidak menutup untuk menentukan Harga Satuan Pekerjaan
kemungkinan terjadi karena faktor non teknis (HSP).
Pada proses pengadaan barang/jasa di PUPR, Isu 3: Proses Bisnis Penyusunan dan Penetapan
terdapat paket-paket yang dimenangkan oleh HPS Belum Didukung dengan Sistem Informasi
BUJK dengan harga penawarannya di bawah Metode pelaksanaan proses bisnis penyusunan
80% dari HPS. Paket tersebut kemudian dapat dan penetapan HPS eksisting tidak didukung
menjadi salah satu indikator terhadap kualitas dengan suatu sistem informasi yang memadai.
HPS di lingkungan PUPR. Karena setelah melalui Mulai dari PPK menerima Harga Perkiraan
evaluasi kewajaran harga dan harga penawaran Perencana (HPP)/Engineer Estimate (EE) dari
di bawah 80% tetap dinyatakan wajar, dapat konsultan, perhitungan oleh PPK, pembahasan
memunculkan opini bagi PPK, kecenderungan ditingkat balai teknis dan/atau direktorat teknis,
HPS yang ditetapkan terlalu tinggi. Selain itu hingga reviu oleh BP2JK. Dengan metode
adanya perbedaan signifikan nilai HPS untuk pelaksanaan eksisting ketika terjadi perubahan/
pekerjaan sejenis yang berada dalam lokasi yang updating/ kesalahan/ manipulasi data dan/atau
berdekatan juga menjadi salah satu indikator kesalahan perhitungan sengaja/ tidak sengaja,
dipertanyakannya kualitas HPS di lingkungan sulit untuk diketahui dengan pasti dan sulit
PUPR. Terkait kualitas HPS di lingkungan PUPR, untuk mendapat data pendukung terkait waktu
terdapat beberapa isu, yaitu: terjadinya, di tahapan mana hal tersebut terjadi
dan siapa yang bertanggungjawab.
Isu 1: Potensi Terjadinya Penyimpangan
HPS yang ditetapkan lebih tinggi daripada
kebutuhan lapangan. Jika hal ini terjadi bukan
dikarenakan kesalahan perhitungan atau
ketidakakuratan data untuk menyusun HPS yang
tidak disengaja, maka hal ini dapat dijadikan salah
satu indikasi adanya mark up dalam penyusunan
HPS.
Pada proses pengadaan
Isu 2: Perbedaan Signifikan HPS untuk Pekerjaan
barang/jasa di PUPR,
Sejenis dalam lokasi yang berdekatan
Perbedaan signifikan nilai HPS untuk pekerjaan terdapat paket-paket yang
sejenis yang berada dalam lokasi yang dimenangkan oleh BUJK
berdekatan, antara lain disebabkan karena:
dengan harga penawarannya
1) Belum ada keseragaman dalam menentukan
Harga Satuan Dasar (HSD) yang digunakan di bawah 80% dari HPS.
(rentang harga tertinggi dan harga terendah
cukup bervariasi).
2) Belum ada standarisasi implementasi/
standarisasi sistem perhitungan Analisa HPS
KERANGKA KONSEPTUAL PENYUSUNAN Pemerintah Pasal 11, salah satu tugas Pejabat
SIPASTI Pembuat Komitmen (PPK) adalah menetapkan
HPS, dimana HPS adalah hasil perhitungan
Proses Bisnis Penyusunan dan Penetapan HPS seluruh volume pekerjaan dikalikan dengan
di lingkungan PUPR HSP ditambah dengan seluruh pajak dan
Peraturan Menteri PUPR No 28 Tahun 2018 keuntungan. Di lingkungan Kementerian PUPR
Tentang Pedoman Analisis HPS Bidang Proses penyusunan HSP dilakukan oleh PPK
Pekerjaan Umum digunakan sebagai acuan disetiap bidang untuk setiap pekerjaan yang
dalam menghitung biaya pembangunan sebagai akan dilaksanakan. PPK dalam menyusun HSP
kelengkapan dalam proses pekerjaan konstruksi berdasarkan hasil perkiraan biaya/Rencana
dan digunakan sebagai suatu dasar dalam Anggaran Biaya (RAB) yang telah disusun pada
menyusun perhitungan Harga Perhitungan tahap perencanaan pengadaan (HPP/EE). HPP
Sendiri (HPS) atau Owner’s Estimate (OE) dan tersebut setelah dihitung kembali oleh PPK baik
Harga Perkiraan Perencana (HPP) atau (EE) untuk itu dari segi desain, koefisien, dan HSD sebagai
penanganan pekerjaan bidang pekerjaan umum. dasar menentukan HSP, baru dapat ditetapkan
Dimana analisis HPS dalam pedoman tersebut menjadi HPS setelah mendapat persetujuan
meliputi 4 (empat) bidang, yaitu Bidang Umum, melalui mekanisme pembahasan-pembahasan
Bidang Sumber Daya Air, Bidang Bina Marga, dan ditingkat tertentu. Secara garis besar Proses
Bidang Cipta Karya. Bisnis penyusunan dan penetapan HPS dapat
digambarkan sebagai berikut:
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 16
Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa
dan berkualitas) serta mempermudah dan PETA JALAN (ROAD MAP) DAN TAHAPAN
mempercepat pemangku kepentingan dalam PEMBANGUNAN SIPASTI
penyusunan, penetapan, hingga reviu HPS.
Surat Edaran Menteri ini mengatur 2 hal, yaitu Mandat awal salah satu 9 strategi adalah
pengguna sistem aplikasi SIPASTI dan fitur-fitur/ penyusunan database terintegrasi HSP melalui
menu yang terdapat pada aplikasi SIPASTI. sistem informasi yang termutakhir secara
menerus. Namun dalam perkembangannya untuk
Untuk pengaturan mengenai pengguna menjawab beberapa isu permasalahan yang ada
aplikasi SIPASTI, terdiri dari 3 unit, yaitu unit SIPASTI versi 0.1 mempunyai 5 fitur utama, hal
pengelola admin, unit pengembangan aplikasi, ini menunjukkan bahwa pembangunan SIPASTI
dan unit teknis pengguna aplikasi. Unit bersifat dinamis. Perancangan suatu sistem
pengelola admin bertugas khusus hanya untuk dapat disetting pada tingkatan fungsi Data
pengelolaan dan penyusunan laporan secara Collecting, Data Management, Data Analytics, dan/
berkala terhadap sistem aplikasi SIPASTI. atau Data Benchmark/Reference. Pada tahap ini
Unit pengembangan aplikasi bertugas khusus SIPASTI versi 0.1 berada tingkat Data Collecting,
hanya untuk pengembangan dan pembinaan Data Management, melihat permasalahan dan
terhadap sistem aplikasi SIPASTI. Sementara kondisi yang ada potensi pengembangan dari
unit teknis pengguna aplikasi adalah unit yang SIPASTI menjadi sangat besar dan terbuka, saat
langsung dapat menggunakan fitur-fitur untuk ini output dari SIPASTI versi 0.1 adalah:
menyusun, menetapkan, dan mereviu HPS 1) Mempunyai database terkait harga satuan
dengan menggunakan aplikasi SIPASTI, baik material, peralatan, dan tenaga kerja yang
untuk mengakses, menghitung, mengunggah, ada di wilayah provinsi, kabupaten, kota
memberikan rekomendasi, dan memonitor bersumber dari vendor atau pemerintah
sesuai kebutuhan dan kepentingan masing- daerah
masing, yang terdiri atas Pejabat Pembuat 2) Mempunyai database terkait HSP, HSD
Komitmen (PPK) Teknis, Balai Teknis, Direktorat material, HSD peralatan, dan HSD tenaga
Teknis Pembina di masing-masing Unit kerja yang digunakan oleh PPK di lingkungan
Organisasi Teknis, Balai Pelaksana Pemilihan PUPR
Jasa Konstruksi (BP2JK)/Unit Pelaksana Teknis 3) Mempunyai Sistem Perhitungan HPS yang
Pengadaan Barang/Jasa (UPTPBJ), Direktorat standar dan sesuai revisi permen AHSP
Kepatuhan Intern di masing-masing Unit 4) Proses Bisnis Penyusunan, Penetapan, dan
Organisasi Teknis, Subbidang Kepatuhan Intern Reviu HPS selama ini dilakukan manual/offline
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi (DJBK), dan dilakukan dengan sistem sehingga dapat
Inspektorat Jenderal. dilakukan lebih cepat, mudah, akuntabel, dan
terdokumentasi dengan baik
SE Menteri ini diharapkan akan terbit setelah 5) Mempunyai sistem untuk memantau dan
revisi Permen PUPR Nomor 28 Tahun 2016 membandingkan antar HSD dan HSP yang
tentang Pedoman Analisis HPS Bidang Pekerjaan digunakan oleh PPK di lingkungan PUPR.
Umum diterbitkan serta beriringan dengan
launching dari aplikasi SIPASTI.
DAFTAR PUSTAKA
Undang-Undang No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Badan Pusat Statistik, 2021
Konstruksi Rencana Strategis Kementerian PUPR, 2021
Undang-Undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja Direktorat Pengadaan Jasa Konstruksi, 2021
Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2020 tentang Chaffey, Dave. (2015). Digital Business and E-Commerce
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor Management. Pearson Education Limited. United
2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi Kingdom
Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2021 tentang M. Hammer and J. Champey, “Re-engineering the
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 22 Corporation: A Manifesto of Business Revolution,”
Tahun 2020 Tentang Peraturan Pelaksanaan New York: Harper Business. 1993
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Missaoui, Nesrine., Ayachi Ghannouchi, Sonia.,
Jasa Konstruksi “Pattern-Based Approaches for Business Process
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Improvement: A Literature Review”, Parallel
Rakyat Nomor 288/KPTS/M/2019 Tahun 2019 and Distributed Computing, Applications and
tentang Pembentukan Unit Kerja Pengadaan Technologies, 2019, Volume 931. doi: 10.1007/978-
Barang/Jasa dan Unit Pelaksana Teknis 981-13-5907-1_42
Pengadaan Barang/Jasa Kementerian Pekerjaan Nadja Damij, Talib Damij, Janez Grad, Franc Jelenc, A
Umum dan Perumahan Rakyat methodology for business process improvement
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan and IS development, Information and Software
Rakyat Nomor 1355/KPTS/M/2020 Tahun 2020 Technology, Volume 50, Issue 11, 2008,doi:
Tentang tentang Pembentukan Unit Kerja 10.1016/j.infsof.2007.11.004
Pengadaan Barang/Jasa dan Unit Pelaksana
Teknis Pengadaan Barang/Jasa Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Asri Nurdiana
Mahasiswa Program Doktor Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Fauzan, S.Kom
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Muda
TIM PELAKSANA
Ir. Mochammad Natsir, M.Sc. (Koordinator Utama)
Ir. Yaya Supriyatna Sumadinata (Koordinator I)
Ir. Netti Malemna, M.M. (Koordinator II)
Ir. Poltak Sibuea, M. Eng.Sc. (Koordinator III)
Fariroh, S.E.,M.Si.
Yan Faissal, S.T., M.T.
Meylina D Hasbullah, S.T., M.M.
Disaintina Ari Nusanti, S.T, M.M. Era Baru Konstruksi
Berkarya Menuju
Ir. Joko Karsono M.T. Indonesia Maju
Supai, S.ST.,M.T.
Dr.Yolanda Indah P, S.E., M.M.
Ir. Suwanto, M.M.
Ir. Ati Nurzamiati Hazar Zubir, M.T.
Anik Dwi Wahyuningsih, S.T. M.A.
Ir. Didi Ahmadi H. Djamhir, M.T.
Dr. Samsul Bakeri, S.I.P., M.Si. KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN
Sheba Hartaty S, S.T., M.T. PERUMAHAN RAKYAT
Dra. Affuanie Harahap, M.M. Gedung Utama Kementerian PUPR
Zuhanif Tolhas Dipl. Um., M.M. Jl. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru
Sucipto. S.Sos. M.Si. Jakarta Selatan 12110
Dimas Bayu Susanto, S.T., MPSDA. Telepon/Fax : 021-7228497
Dyah Sitaresmi Budiarti, S.T., M.M.G., M.P.W.K. Email : pupr@pu.go,id