Anda di halaman 1dari 9

J. Pharm. Sci.

3 (2)
Ad-Dawaa’ Journal ofAd-Dawaa’
Pharmaceutical Sciences
ISSN: 2654-7392, E-ISSN: 2654-6973
Vol. 4, No. 1, June 2021, Hal. 1 – 11
DOI: 10.24252/djps.v4i1.

Pengaruh Variasi Konsentrasi HPMC (Hydroxy Propyl Methyl Cellulose)


Sebagai Basis Gel Terhadap Kualitas Fisik Sediaan Emulgel Sarang Burung
Walet (Collocalia fuciphaga)

The Effect of HPMC (Hydroxy Propyl Methyl Cellulose) Concentration


Variation as Gel Base Towards Physical Quality of Swallow’s Nest (Collocalia
fuciphaga) Emulgel

Nurul Ismi Tjane

Laboratorium Farmasetika, Jurusan Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Uniersitas Tadulako, Palu, Sulawesi Tengah.

*Corresponding author e-mail: nurulismi507@gmail.com


Whatsapp Number : 082213027305

ABSTRAK

Sarang burung walet putih (Collocalia fuciphaga) merupakan salah satu bahan alam yang yang saat ini
banyak digunakan untuk mencerahkan kulit, sebagai obat awet muda, serta digunakan untuk memelihara kecantikan.
Sarang burung walet putih (Collocalia fuciphaga) akan diformulasikan dalam bentuk sediaan emulgel. Formulasi
sediaan emulgel yang baik dipengaruhi pemilihan basis yang tepat. Komponen gelling agent merupakan faktor
penting yang dapat mempengaruhi sifat fisik sediaan yang dihasilkan. Salah satu gelling agent yang dapat digunakan
adalah HPMC (Hydroxy Propyl Methyl Cellulose). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi
konsentrasi HPMC terhadap kestabilan sediaan emulgel sarang burung walet (Collocalia fuciphaga) serta
mengetahui formula yang memenuhi persyaratan stabilitas. Formulasi emulgel dibuat dengan mencampurkan masa
emulsi yang terdiri dari emulgator tween 80 dan span 80, parafin cair serta aquadest ke dalam basis gel yang telah
dikembangkan. Formulasi emulgel menggunakan variasi konsentrasi basis gel HPMC yaitu, F1 (2%), F2 (2,5%), dan
F3 (3%). Uji kualitas fisik ditentukan berdasarkan pengamatan organoleptik meliputi warna, tekstur, dan aroma,
pengukuran viskositas, daya sebar, pH, penentuan tipe emulsi, serta pemeriksaan homogenitas. Hasil penelitian ini
menunjukkan variasi konsentrasi HPMC, F1 (2%), F2 (2,5%) dan F3 (3%), berpengaruh terhadap perubahan
karakteristik fisik secara organoleptik berdasarkan warna sediaan, peningkatan viskositas, penurunan daya sebar,
serta peningkatan dan penurunan pH sediaan emulgel sarang burung walet (Collocalia fuciphaga) selama masa
penyimpanan 28 hari. Sediaan emulgel sarang burung walet (Collocalia fuciphaga), F1 dengan konsentrasi HPMC
2% memenuhi persyaratan stabilitas fisik dan kimia emulgel selama masa penyimpanan 28 hari, meliputi uji
organoleptik dengan warna, tekstur, dan aroma yang tidak mengalami perubahan, nilai pH, viskositas, daya sebar
yang stabil pada range, tipe emulsi m/a, serta uji homogenitas yang menunjukan tidak adanya butiran.

Kata kunci : HPMC (Hydroxy Propyl Methyl Cellulose), Emulgel, Sarang Burung Walet (Collocalia fuciphaga).

ABSTRACT

White swallow's nest (Collocalia fuciphaga) is one of the natural ingredients which is currently widely used
to brighten the skin, as a medicine for youth, and is used to maintain beauty. White swallow's nest (Collocalia
fuciphaga) will be formulated in an emulgel dosage form. A good emulgel formulation is influenced by the selection
of the right base. The gelling agent component is an important factor that can affect the physical properties of the
resulting preparation. One of the gelling agents that can be used is HPMC (Hydroxy Propyl Methyl Cellulose).
HPMC can provide good viscosity stability at room temperature even though it is stored for a long time compared to
other gelling agents. Moreover, this study aims to determine the effect of variations in HPMC concentration on the

1
Ad-Dawaa’ J. Pharm. Sci. 3 (2)

stability of the swallow's nest (Collocalia fuciphaga) emulgel and to determine the formula that meets the stability
requirements. On the other side, the emulgel formulations were made by mixing the emulsion mass consisting of
emulgator tween 80 and span 80, liquid paraffin and aquadest into the developed gel base. The emulgel formulation
used variations in the concentration of HPMC gel base, which are F1 (2%), F2 (2.5%), and F3 (3%). Physical quality
tests were determined based on the organoleptic observations, including color, texture, scent, measurement of
viscosity, spreadability, pH, determination of emulsion type, and homogeneity examination. The results of this study
showed that variations in the concentration of HPMC, F1 (2%), F2 (2.5%) and F3 (3%), had an effect on the changes
in organoleptic physical characteristics based on the color of the shallow's nest (Collocalia fuciphaga) emulgel,
increased viscosity, decreased spreadability, and the increasing and decreasing of the pH of the swallow's nest
(Collocalia fuciphaga) emulgel during 28 days of storage period. The swallow's nest (Collocalia fuciphaga) emulgel,
F1 with a concentration of 2% HPMC had the best stability during the 28-day storage period, because it met the
physical and chemical stability requirements of the emulgel including organoleptic tests with unchanged color,
texture and aroma, pH value, viscosity, power stable dispersion in the range, type of o/w emulsion, and homogeneity
test which showed the absence of granules.

Keywords : HPMC (Hydroxy Propyl Methyl Cellulose), Emulgel, Swallow's Nest (Collocalia fuciphaga).

PENDAHULUAN
Pembuatan kosmetik dari bahan alami lebih baik dari pada bahan sintesis. Bahan sintesis
dapat menimbulkan efek samping bahkan dapat merusak bentuk alami dari kulit (Grace et al.,
2015). Salah satu bahan alam yang saat ini banyak digunakan untuk mencerahkan kulit adalah
sarang burung walet putih (Collocalia fuciphaga). Sarang burung walet adalah obat awet muda,
serta digunakan untuk memelihara kecantikan (Kurniati, 2012).
Sarang burung walet putih (Collocalia fuciphaga) akan diformulasikan dalam bentuk sediaan
emulgel. Produk kosmetik di pasaran saat ini sebagian besar masih didominasi oleh sediaan losio
dan krim. Sediaan dalam bentuk emulgel masih jarang ditemukan, apalagi yang mengandung zat
aktif alami. Emulsi yang mengandung zat pembentuk gel (gelling agents) memiliki konsistensi
gel yang kuat, resiko terjadinya koalesens akan berkurang, memiliki viskositas yang terkontrol
sehingga mengurangi rasa berair dari emulsi dan memiliki kestabilan yang lebih tinggi (Haneefa
et al., 2013).
Formulasi sediaan emulgel yang baik dipengaruhi pemilihan basis yang tepat. Secara ideal,
basis dan pembawa harus mudah diaplikasikan pada kulit, tidak mengiritasi, dan nyaman
digunakan (Mutmainnah, 2015). Komponen gelling agent merupakan faktor penting yang dapat
mempengaruhi sifat fisik sediaan yang dihasilkan. Salah satu gelling agent yang dapat digunakan
adalah hidroksipropilmetilselulosa (HPMC). HPMC dapat memberikan stabilitas kekentalan
yang baik di suhu ruang walaupun disimpan pada jangka waktu yang lama dibandingkan gelling
agent yang lain. Selain itu, HPMC merupakan bahan yang tidak beracun dan tidak mengiritasi
(Rowe dkk, 2009).

2
Ad-Dawaa’ J. Pharm. Sci. 3 (2)

METODE PENELITIAN

Alat dan Bahan


Alat Penelitian
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah neraca analitik, toples, pipet tetes, batang
pengaduk, kaca arloji, cawan porselen, sendok tanduk, sudip, lumpang dan alu, gelas kimia,
gelas ukur, hot plate & magnetic stirrer, blender, pH meter, viscometer brookfield, freeze dryer.
Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sarang burung walet (Collocalia
fuciphaga), aquadest, HPMC (Hydroxypropyl Methylcellulose) (ShinEtsu®), Span 80, Tween 80
(Brataco®), propilen glikol, parafin cair, propil paraben, dan metil paraben (Brataco®).

Pengolahan Sampel
Sarang burung walet putih dibersihkan dari bulu dan kotoran yang menempel. Kemudian
direndam dengan air panas hingga mengembang. Selanjutnya dihaluskan dengan blender dan
dikeringkan menggunakan freeze dryer (Agustina, 2014).

Pembuatan Formula Emulgel Sarang Burung Walet Putih (Collocalia fuciphaga)


Emulgel sarang burung walet (Collocalia fuciphaga) dibuat sesuai formula yang terdapat
pada tabel 1 masing-masing formula dibuat sebanyak 20 gram dengan variasi konsentrasi HPMC
F1 (2%), F2 (2,5%), dan F3 (3%).
Tabel 1. Formula dasar emulgel sarang burung walet (Collocalia fuciphaga)
Perlakuan (%)
No. Bahan Fungsi
F1 F2 F3
1. Sarang burung walet 30 30 30 Sampel
2. HPMC 2 2,5 3 Basis gel
3. Propil paraben 0,01 0,01 0,01 Pengawet
4. Metil paraben 0,1 0,1 0,1 Pengawet
5. Propilen glikol 7,5 7,5 7,5 Humektan
Fase Minyak
6. Span 80 1,41 1,41 1,41 Emulgator
7. Parafin cair 5 5 5 Emolien
Fase Air
8. Tween 80 3,59 3,59 3,59 Emulgator
9. Aquadest Ad 100 Ad 100 Ad 100 Pelarut

Pembuatan Emulsi
o
Fase minyak dibuat dengan mencampur parafin cair dengan Span 80 pada suhu 70 C, diaduk
sampai homogen, kemudian dimasukkan sampel sarang burung walet (Collocalia fuciphaga).
o
Fase air dibuat dengan mencampur Tween 80 dan sebagian aquadest pada suhu 70 C, diaduk

3
Ad-Dawaa’ J. Pharm. Sci. 3 (2)

sampai homogen. Fase minyak ditambahkan ke fase air, kemudian sambil diaduk selama 15
menit (Daud, 2017).

Pembuatan Emulgel
Massa gel dibuat dengan mendispersikan HPMC sedikit demi sedikit dalam air panas dengan
suhu 80℃, didiamkan selama 20-30 menit hingga HPMC mengembang lalu digerus sampai
terbentuk basis gel. Metil paraben dan propil paraben dilarutkan dalam propilenglikol, lalu
dicampur dengan basis gel. Selanjutnya massa emulsi dimasukkan bersamaan ke dalam lumpang
yang telah berisi massa gel. Gerus ± 45 menit hingga homogen dan terbentuk massa emulgel
(Daud, 2017).

Evaluasi Stabilitas Sediaan Emulgel


Uji Organoleptik
Pengamatan dilakukan terhadap berbagai perubahan secara organoleptik. Sediaan disimpan
dalam wadah tertutup baik pada suhu kamar dengan mengamati warna, tekstur, dan aroma
(Nurdianti, 2018).
Uji Viskositas
Pengukuran viskositas menggunakan alat viskometer (Brookfield) dengan cara emulgel
dimasukkan dalam wadah dan diukur dengan kecepatan 100rpm dan spindel nomor 7. Viskositas
emulgel diketahui dengan mengamati angka di layar viskometer.
Uji Daya Sebar
Uji daya sebar dilakukan dengan cara meletakkan 1 gram sampel pada kaca objek, kemudian
kaca objek lainnya dengan berat total 125 gram diletakkan di atas emulgel, didiamkan selama 1
menit, diukur dan dicatat diameter penyebarannya.
Uji pH
Uji pH menggunakan alat pH meter (WalkLAB TI 9000), kemudian alat pH dimasukkan ke
dalam sediaan emulgel.

Uji Tipe Emulsi


Pengujian tipe emulsi dilakukan dengan menggunakan metode pengenceran. Sejumlah
emulgel diteteskan ke dalam 30mL air.

Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas dilakukan dengan cara mengoleskan sampel emulgel pada sekeping
kaca atau bahan transparan lain yang cocok.

4
Ad-Dawaa’ J. Pharm. Sci. 3 (2)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Evaluasi Stabilitas Sediaan


Evaluasi stabilitas dilakukan terhadap sediaan emulgel sarang burung walet (Collocalia
fuciphaga) yang disimpan pada suhu ruang dan dalam wadah yang tertutup baik. Pengujian
dilakukan pada hari ke-0, 7, 14, 21, dan 28.
Hasil Pengamatan Organoleptik Sediaan
Tabel 2. Hasil Pengamatan Organoleptik Sediaan Emulgel Sarang Burung Walet (Collocalia
fuciphaga).
Pengamatan Parameter
Formula
(Hari ke-) Warna Tekstur Aroma
0 PS SP TMB
7 PS SP TMB
F1 14 PS SP TMB
21 PS SP TMB
28 PS SP TMB
0 PS SP TMB
7 PS SP TMB
F2 14 PS SP TMB
21 PK SP TMB
28 PK SP TMB
0 PS SP TMB
7 PS SP TMB
F3 14 PK SP TMB
21 PK SP TMB
28 K SP TMB
Keterengan: PS = Putih Susu, PK = Putih Kekuningan, K = Kuning, SP = Semi Padat, TMB =
Tidak memiliki bau.
Hasil uji organoleptis menunjukkan sediaan F1 dari hari ke hari tetap berwarna putih susu,
tidak memiliki aroma dan memiliki konsistensi semi padat. Pada F2 menunjukkan perubahan
warna pada hari ke-21 menjadi putih kekuningan, tidak memiliki aroma, dan memiliki
konsistensi semi padat. Hasil pengujian pada F3 menunjukkan adanya perubahan warna pada
hari ke-14 menjadi putih kekuningan dan pada hari ke-28 menjadi kuning, tidak memiliki aroma,
serta mengalami perubahan konsistensi menjadi sangat kental pada hari ke-21 dan hari ke-28.
Perbedaan konsistensi bentuk ini dipengaruhi oleh basis/pembentuk gel yang berbeda di setiap
formula.

5
Ad-Dawaa’ J. Pharm. Sci. 3 (2)

Hasil Pengukuran Viskositas Sediaan


Tabel 3. Hasil Pengukuran Viskositas Sediaan Emulgel Sarang Burung Walet (Collocalia
fuciphaga).
Formula
Pengukuran
(Rata-rata±SD (n=3))
(Hari Ke-)
F1 F2 F3
0 5013,33578,38 8453,33227,44 980040
7 6200450,77 9026,66122,2 10120105,83
14 7053,33227,44 9226,66160,41 10753,33105,83
21 7306,66260,25 9613,33189,03 11120451,81
28 8173,33848,84 9733,33122,20 11356,67197,56

20000
Viskositas

10000 f1
(cPs)

0 f2
0 7 14 21 28
f3
Lama Penyimpanan (hari ke-)

Gambar 1. Grafik Uji Viskositas


Hasil pengujian viskositas menunjukkan bahwa semua formula mengalami peningkatan
viskositas selama masa penyimpanan 28 hari. Nilai viskositas untuk sediaan semisolid adalah
2000-50000 cps (Handayani, 2015). Nilai viskositas F1, F2, serta F3 berada dalam range nilai
viskositas sediaan semisolid tersebut. Dengan demikian, ketiga formula memiliki viskositas yang
memenuhi persyaratan. Berdasarkan uji Anova, diperoleh nilai signifikasi konsentrasi HPMC
juga lama waktu penyimpanan terhadap pengujian viskositas yaitu 0,000, serta nilai signifikasi
kombinasi konsentrasi HPMC dan lama waktu penyimpanan terhadap viskositas yaitu 0,006,
dimana nilai tersebut   (0,05) yang menunjukkan bahwa data yang diperoleh memiliki
perbedaan yang signifikan. Dengan demikian konsentrasi HPMC, lama waktu penyimpanan,
serta kombinasi konsentrasi HPMC dan lama waktu penyimpanan berpengaruh nyata terhadap
viskositas sediaan.
Hasil Evaluasi Daya Sebar Sediaan
Tabel 4. Hasil Pengukuran Daya Sebar Sediaan Emulgel Sarang Burung Walet (Collocalia
fuciphaga).
Formula
Pengukuran
(Rata-rata ±SD (n=3))
(Hari Ke-)
F1 F2 F3
0 6,60,66 5,070,06 4,770,45
7 6,570,68 5,030,06 4,630,42
14 6,40,69 4,870,15 4,570,4
21 60,78 4,830,15 4,50,2
28 5,831,27 4,670,12 4,230,06

6
Ad-Dawaa’ J. Pharm. Sci. 3 (2)

6,5

Daya Sebar
6
5,5 f1
5

(cm)
4,5
4 f2
0 7 14 21 28
f3
Lama Penyimpanan (hari ke-)

Gambar 2. Grafik Uji Daya Sebar


Hasil pengujian daya sebar menunjukkan semua formula mengalami penurunan daya sebar.
Persyaratan daya sebar yang baik untuk sediaan semi solid adalah sekitar 5-7 cm (Garg et al.,
2002). Formula yang memenuhi persyaratan adalah F1 yang stabil pada rentang tersebut selama
masa penyimpanan 28 hari. F2 pada hari ke-0 dan hari ke-7 stabil pada range, namun pada hari
ka-14 sampai dengan hari ke-28 nilai daya sebar F2 menunjukkan penurunan sehingga berada di
bawah range. Untuk F3, selama masa penyimpanan 28 hari mengalami penurunan daya sebar
dengan nilai yang berada di bawah range daya sebar sediaan semisolid. Hal ini disebabkan
perbedaan konsentrasi HPMC pada tiap formula.
Hasil Pengukuran pH Sediaan
Tabel 5. Hasil Pengukuran pH Sediaan Emulgel Sarang Burung Walet (Collocalia fuciphaga).
Formula
Pengukuran
(Rata-rata±SD (n=3))
(Hari Ke-)
F1 F2 F3
0 6,520,16 6,570,76 5,480,21
7 6,470,2 6,320,24 5,840,26
14 6,320,07 6,260,3 5,880,25
21 6,260,11 5,880,23 6,260,12
28 6,070,21 5,560,29 6,490,19

7
pH

6 f1
5 f2
0 7 14 21 28
f3
Lama Peyimpanan (hari ke-)

Gambar 3. Grafik Uji pH


Hasil uji pH pada F1 dan F2 menujukkan penurunan pH selama penyimpanan, sedangkan
pada F3 menunjukkan peningkatan pH. Nilai pH kosmetik harus sesuai dengan pH kulit manusia
yaitu sekitar 4,5 – 6,5 (Trenggono, 2007). Hasil pengukuran menunjukkan bahwa F1, F2, dan F3
memenuhi persyaratan stabilitas dengan nilai yang stabil pada range pH kulit selama masa
penyimpanan 28 hari.

7
Ad-Dawaa’ J. Pharm. Sci. 3 (2)

Hasil Pengujian Tipe Emulsi


Hasil pengujian menunjukkan bahwa ketiga formula merupakan tipe emulsi minyak dalam air
(m/a), yang mana masing-masing formula terdistribusi merata ketika diencerkan ke dalam 30mL
air.

Hasil Pengujian Homogenitas


Hasil pengujian pada F1 dan F2 menunjukkan sediaan yang homogen dengan tidak terdapat
butiran-butiran, sedangkan pada F3 menunjukkan adanya butiran-butiran halus. Hal ini
dikarenakan konsistensi emulgel F3 yang sangat kental, sehingga sebagian partikel tidak
tercampur merata saat proses homogenisasi yang menyebabkan adanya butiran-butiran halus.
Tabel 6. Hasil Uji Tipe Emulsi serta Uji Homogenitas Emulgel Sarang Burung Walet (Collocalia
fuciphaga).
Formula
Uji Karakteristik Fisik
F1 F2 F3
Tipe Emulsi (m/a) (m/a) (m/a)
Terdapat butiran
Homogenitas Homogen Homogen
halus
Keterangan : m/a = minyak dalam air

KESIMPULAN
1. Variasi konsentrasi HPMC, F1 (2%), F2 (2,5%) dan F3 (3%), berpengaruh terhadap
perubahan karakteristik fisik secara organoleptik berdasarkan warna sediaan, peningkatan
viskositas, penurunan daya sebar, serta peningkatan dan penurunan pH sediaan emulgel
sarang burung walet (Collocalia fuciphaga) selama masa penyimpanan 28 hari.
2. Sediaan emulgel sarang burung walet (Collocalia fuciphaga), F1 dengan konsentrasi HPMC
2% memenuhi persyaratan stabilitas selama masa penyimpanan 28 hari, meliputi uji
organoleptik dengan warna, tekstur, dan aroma yang tidak mengalami perubahan, nilai pH,
viskositas, daya sebar yang stabil pada range, tipe emulsi m/a, serta uji homogenitas yang
menunjukan tidak adanya butiran.

TERIMA KASIH
Terimakasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi sehingga penelitian ini dapat
terselesaikan.

DAFTAR PUSTAKA
Agustina, L., Liza, P., Wintari, T., (2014). Formulasi Losio Pencerah Kulit dari Sarang Burung
Walet Putih (Aerodramus fuciphagus) dengan Karaginan sebagai Bahan Pengental.
Fakultas Kedokteran. Universitas Tanjungpura.
Daud, N.S., Evi, S. (2017). Formulasi Emulgel Antijerawat Minyak Nilam (Patchouli oil)
Menggunakan Tween 80 dan Span 80 sebagai Pengemulsi dan HPMC sebagai Basis Gel.

8
Ad-Dawaa’ J. Pharm. Sci. 3 (2)

Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia; Kendari.


Garg, et all. (2002). Spreading of Semisolid Formulation: An Update. Pharmaceutical
Tecnology.
Grace, F.X., C. Darsika, K.V. Sowmya, K. Suganya, and S. Shanmuganathan. (2015).
Preparation and Evaluation of Herbal Peel Off Face Mask. American Journal of
PharmTech Research. (5): 33-336.
Handayani, M., Nur M., Arsyik I. (2015). Formulasi dan Optimasi Basis Emulgel Carbopol 940
Dan Trietanolamin Dengan Berbagai Variasi Konsentrasi. Farmaka Tropis; Samarinda.
Haneefa, Mohammed P., K., Easo, S., Hafsa, P. V., Prasad Mohanta, G., & Nayar, C. (2013).
Emulgel: An advanced review. Journal of Pharmaceutical Sciences and Research, 5(12),
254–258.
Kurniati, D., & Dolorosa, E. (2012). Analisis Faktor Internal dan Eksternal Usaha Agribisnis
Sarang Burung Walet di Kota Pontianak. Jurnal Iprekas - Ilmu Pengetahuan and Rekayasa,
(3), 1–6.
Mutmainnah. (2015). Formulasi dan Uji Karakteristik Ekstrak Cair Ikan Gabus (Channa
striatus). Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Nurdianti. (2018). Evaluasi Sediaan Emulgel Anti Jerawat Tea Tree (Melaleuca alternifolia) Oil
Dengan Menggunakan HPMC Sebagai Gelling Agent. Journal of Pharmacopolium,
Volume 1, No. 1. Tasikmalaya.
Rowe, R. C. R., Sheskey, P. J. S., & Cook, W. (2009). Handbook Pharmaceutical
Excipients,Sixth Edition. 1064.
Tranggono, Retno, I., Latifah, Fatmah. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. PT.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai