Anda di halaman 1dari 7

TUGAS

KURIKULUM PENDIDIKAN
Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Kurikulum Pendidikan

Disusun oleh:

Fitryya Sherfina
20061055

Dosen Pengampu :
Dr. Indrati K, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
RESUME
PERSPEKTIF PENDIDIKAN DAN KURIKULUM PENDIDIKAN
TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

A. Pengertian Perspektif Pendidikan


Perspektif adalah cara pandang suatu masalah yang terjadi.Sedangkan pendidikan
adalah suatu usaha yang terencana dan sarana untuk mewujudkan suasana belajar guna
meningkatkan kualitas dan potensi diri manusia di masa yang akan datang. Jadi
perspektif pendidikan adalah suatu konsep yang dilihat dari sudut proses bahwa
pendidikan adalah proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu
menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya dan akan menimbulkan
perubahan pada dirinya, sehingga berfungsi kompetensinya dalam kehidupan
bermasyarakat.

B. Pendidikan menurut Dr. Charles Allen Prosser


Prosser memperkenalkan sekolah untuk bekerja, dimana siswa dibawa untuk
mempelajari latihan dan proyek seperti kondisi kerja yang nyata di industri.
Berikut 16 dalil prosser:
1) Pendidikan kejuruan akan efisien jika lingkungan dimana siswa dilatih merupakan
replika lingkungan dimana nanti ia akan bekerja.
2) Pendidikan kejuruan yang efektif hanya dapat diberikan dimana tugas-tugas
latihan dilakukan dengan cara, alat dan mesin yang sama seperti yang ditetapkan
di tempat kerja.
3) Pendidikan kejuruan akan efektif jika melatih seseorang dalam kebiasaan berpikir
dan bekerja seperti yang diperlukan dalam pekerjaan itu sendiri.
4) Pendidikan kejuruan akan efektif jika dapat memampukan setiap individu
memodali minatnya, pengetahuannya dan keterampilannya pada tingkat yang
paling tinggi.
5) Pendidikan kejuruan yang efektif untuk setiap profesi, jabatan atau pekerjaan
hanya dapat diberikan kepada seseorang yang memerlukannya, yang
menginginkannya dan yang mendapat untung darinya.
6) Pendidikan kejuruan akan efektif jika pengalaman latihan untuk membentuk
kebiasaan kerja dan kebiasaan berpikir yang benar diulang-ulang sehingga sesuai
seperti yang diperlukan dalam pekerjaan nantinya.
7) Pendidikan kejuruan akan efektif jika gurunya telah mempunyai pengalaman yang
sukses dalam penerapan keterampilan dan pengetahuan pada operasi dan proses
kerja yang akan dilakukan.
8) Pada setiap jabatan ada kemampuan minimum yang harus dipunyai oleh
seseorang agar dia tetap dapat bekerja pada jabatan tersebut.
9) Pendidikan kejuruan harus memperhatikan permintaan pasar.
10) Proses pembinaan kebiasaan yang efektif pada siswa akan tercapai jika pelatihan
diberikan pada pekerjaan yang nyata (pengalaman sarat nilai).
11) Sumber yang dapat dipercaya untuk mengetahui isi pelatihan pada suatu okupasi
tertentu adalah dari pengalaman para ahli okupasi tersebut.
12) Setiap pekerjaan mempunyai ciri-ciri isi (body of content) yang berbeda-beda
antara satu dengan yang lain.

13) kejuruan akan merupakan layanan sosial yang efisien jika sesuai dengan
kebutuhan seseorang yang memang memerlukan dan memang paling efektif jika
dilakukan lewat pengajaran kejuruan.
14) Pendidikan kejuruan akan efisien jika metode pengajaran yang digunakan dan
hubungan pribadi dengan peserta didik mempertimbangkan sifat-sifat peserta
didik tersebut.
15) Administrasi pendidikan kejuruan akan efisien jika luwes.
16) Pendidikan kejuruan memerlukan biaya tertentu dan jika tidak terpenuhi maka
pendidikan kejuruan tidak boleh dipaksakan beroperasi.

C. Model Pengembangan Kurikulum Ralph Tyler


Ralph W. Tyler merupakan seorang pendidik dari Amerika yang bekerja di
bidang penilaian dan evaluasi. Dalam bukunya, Tyler mencatat bahwa ‘curriculum
development weeded to be treated logically and systematically. Ia menjelaskan akan
pentingnya pendapat rasional, menganalisis, menginterpretasikan kurikulum, dan
program pengajaran dari suatu lembaga pendidikan. Model pengembangan kurikulum
yang dicetuskan oleh Tyler adalah:
1. Objectives (Tujuan pendidikan yang diharapkan).
2. Selecting Learning Experiences (Menentukan pengalaman belajar yang akan
diperoleh guna mencapai tujuan yang dimaksud).
3. Organizing Learning Experiences (Mengorganisasikan pengalaman belajar yang
akan diberikan).
4. Evaluation (Mengevaluasi efektivitas pengalaman belajar guna mengetahui tujuan
pendidikan telah dicapai).

D. Hubungan antara Kurikulum dengan Pembelajaran


Pengembangan belajar menurut Dr. Charles Allen Prosser:

Possible Shared and Unique Aspects of Instructional Development and Curriculum Development
E. Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Vs Pendidikan Umum
Finch & Crunkilton (1984 : 8) menggambarkan jalinan partisipasi ini dikaitkan
dengan dua tujuan penting diselenggarakannya pendidikan secara luas, yaitu :
(1) pendidikan untuk hidup (2) pendidikan untuk mencari penghidupan.

F. Karakteristik Kurikulum Kejuruan dan Teknis Kurikulum


Kurikulum kejuruan memiliki karakteristik tertentu untuk pembelajarannya.
Karakteristik ini mewakili fokus kurikuler yang dikaitkan dengan pembangunan
kurikulum, pemeliharaan, dan hasil langsung, serta jangka panjang. Karakteristik dasar
dari kurikulum pendidikan meliputi:
1) Orientasi
Kurikulum kejuruan dan teknis berorientasi pada produk atau lulusannya.
Keberhasilan akhir dari kurikulum vokasi dan teknik diukur dari hasil pencapaian
siswa berua prestasi dunia kerja, pengalaman dan kegiatan dalam lingkungan
sekolah, dan produk (efek dari pengalaman dan kegiatan vokasi pada mantan
siswa).
2) Justifikasi
Kurikulum pendidikan vokasi didasarkan pada identifikasi kebutuhan dari
berbagai jenis pekerjaan yang ada di lapangan (industri). Justifikasi/alasan
pendidikan vokasi didasari oleh asumsi adanya kebutuhan tenaga kerja di
lapangan.
3) Fokus
Fokus kurikulum dalam pendidikan kejuruan dan teknik tidak terbatas pada
pengembangan pengetahuan tentang suatu bidang tertentu. Kurikulum kejuruan
dan teknis berhubungan langsung dengan membantu siswa untuk
mengembangkan berbagai pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai, yang
masing-masing pada akhirnya memberikan kontribusi dalam beberapa cara untuk
kerja.
4) Kriteria keberhasilan di sekolah dan luar sekolah (dual criteria)
Kriteria untuk menentukan keberhasilan suatu lembaga pendidikan vokasi pada
dasarnya menerapkan ukuran ganda, yaitu keberhasilan siswa di sekolah dan
keberhasilan di luar sekolah. Keberhasilan siswa di sekolah meliputi aspek
keberhasilan siswa dalam menempuh proses pembelajaran di kelas, sementara
kriteria keberhasilan di luar sekolah meliputi keberhasilan lulusan setelah berada
di dunia kerja.

5) Hubungan antara sekolah, masyarakat, dan keterlibatan pemerintah


Hubungan antara sekolah dan masyarakat khususnya dengan industry, merupakan
karakteristik yang penting dalam pendidikan vokasi. Begitu juga dengan peran
masyarakat dan pemerintah, keduanya bertanggung jawab dalam
mengembangkan pendidikan vokasi. Perwujudan hubungan timbal balik ini
mencakup adanya dewan penasehat kurikulum kejuruan (curriculum advisory
committee), kesediaan dunia usaha menampung siswa pendidikan vokasi dalam
program kerjasama yang memungkinkan kesempatan pengalaman lapangan,
informasi kecenderungan ketenagakerjaan yang selalu dijabarkan ke dalam
perencanaan dan implementasi program pendidikan.
6) Kepekaan
Kepekaan terhadap perkembangan termasuk perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, inovasi atau penemuan-penemuan baru di bidang produksi dan jasa,
pasang surut suatu bidang pekerjaan. Perkembangan akan sangat berpengaruh
terhadap perkembangan pendidikan kejuruan, termasuk mobilitas kerja vertikal
maupun horizontal yang disebabkan oleh perkembangan sosial kemasyarakatan.
Kondisi itu harus diantisipasi secara cermat agar adanya relevansi antara
pendidikan kejuruan dengan kebutuhan dunia kerja.

7) Sarana prasarana dan pembiayaan


Dalam implementasi kurikulum pendidikan vokasi, ketersediaan sarana-prasarana
sangat diperlukan karena kelengkapannya akan membantu mewujudukan situasi
atau pengalaman belajar yang dapat mencerminkan situasi dunia kerja secara
lebih realistis dan edukatif. Bengkel dan laboratorium merupakan kelengkapan
yang menyertai keberadaan pendidikan vokasi, selain pengalaman lapangan yang
tercantum dalam kurikulumnya.

Anda mungkin juga menyukai