PERCOBAAN II
TRANSFORMATOR SATU FASA
A. Tujuan Percobaan
Menentukan tegangan p rimer transformnjnjnator dan tahanan
B. Dasar Teori
Pengertian Trafo
Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat mengubah dan
memindahkan energi listrik dari suatu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian
listrik yang lain melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi
elektromagnet tanpa mengubah frekuensinya. Pada umumnya transformator
terdiri dari sebuah inti yang terbuat dari besi berlapis dan dua buah kumparan
yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder. Biasanya kumparan terbuat dari
kawat tembaga yang dibelit seputar kaki inti transformator.
Bagian-Bagian Transformator
Transformator terdiri atas beberapa bagian yang mempunyai fungsi masing-
masing
Inti Besi
Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluks yang ditimbulkan oleh
arus listrik yang melalui kumparan.
Kumparan Trafo
Kumparan trafo beberapa lilitan kawat berisolasi membentuk suatu
kumparan. Umumnya pada trafo terdapat kumparan primer dan sekunder.
Bila kumparan primer dihubungkan dengan tegangan atau arus bolak-balik
pada kumparan tersebut timbul fluks yang menginduksikan tegangan, bila
pada rangkaian sekunder diberi tegangan maka akan mengalir arus pada
kumparan sebagai alat transformasi tegangan dan arus.
Minyak Trafo
Sebagian besar trafo daya, kumparan dan intinya di rendam dalam minyak
trafo terutama trafo-trafo daya berkapasitas besar karena minyak trafo
mempunyai sifat sebagai media pemindah panas dan sebagai isolasi (daya
tegangan tembus tinggi) sehingga berfungsi sebagai media pendingin dan
isolasi.
Bushing
Hubungan antara kumparan trafo ke jaringan luar melalui sebuah bushing,
yaitu sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator yang sekali berfungsi
sebagai penyekat antara konduktor dengan tangki trafo.
Tangki dan Konservator
Pada umumnya bagian-bagian dari trafo yang terendam minyak trafo berada
(ditempatkan) dalam tangki untuk menampung pemuatan minyak trafo, tangki
dilengkapi dengan konservator. Konservator senantiasa berisi sebagian
minyak penuh dan juga membantu menghindari absorpsi kelembaban dari
atmosfer oleh minyak tangki (Siburian, 2019 : 21-23).
Jenis-Jenis Trafo
Jenis-jenis transformator berdasarkan level tegangan
Transformator Step-Up
Transformator step-up adalah trafo penaik tegangan dari AC yang rendah
menjadi tegangan yang tinggi.
Transformator Step-Down
Transformator step-down adalah trafo penurun tegangan dari tegangan yang
tinggi menjadi tegangan lebih rendah.
jaringan tertutup, maka mengalir lah arus primer. Akibatnya adanya fluks di
kumparan primer, maka di kumparan primer terjadi induksi dan terjadi pula
induksi di kumparan sekunder karena mendukung belitan primer dan sekunder.
Untuk penyaluran daya yang sama, penggunaan satu unit transformator 3 fasa
akan lebih ringan, lebih murah dan lebih efisien dibandingkan dengan 3 unit
transformator satu fasa (Franger, 2016).
Pada transformator ideal, tidak ada energi yang diubah menjadi bentuk
energi lain di dalam transformator sehingga daya listrik pada kumparan sekunder
sama dengan daya listrik pada kumparan primer. Pada transformator ideal
perbandingan antara tegangan sebanding dengan perbandingan jumlah lilitan nya.
Dengan demikian dapat dituliskan dengan persamaan berikut :
Dimana :
PP = Daya primer (Watt)
PS = Daya Sekunder (Watt)
VP = Tegangan Primer (Volt)
VS = Tegangan Sekunder (Volt)
IP = Arus primer (Ampere)
IS = Arus sekunder (Ampere)
NP = Jumlah lilitan primer
NS = Jumlah lilitan sekunder
(Qurotaayun, 2015).
Keterangan :
Vp = tegangan primer (V)
Vs = tegangan sekunder (V)
Ip = arus primer (A)
Is = arus sekunder (A)
Np = jumlah lilitan primer
Ns = jumlah lilitan sekunder
D. Prosedur Percobaan
1. Membuat rangkaian percobaan seperti pada Gambar (2.1) untuk sisi primer
transformator.
2. Menghubungkan input rangkaian dengan supply L+/L- (DC supply)
3. Mengatur supply pada posisi On
4. Mengatur nilai arus seperti pada Tabel (2.1).
5. Mencatat penunjukkan Voltmeter sesuai dengan nilai arus pada point 4.
6. Mematikan power supply.
7. Membuat rangkaian percobaan seperti pada Gambar (2.2) untuk sisi
sekunder transformator.
8. Mengulangi langkah 2-6
9. Apabila semua data untuk Tabel 2.1. didapatkan matikan supply DC sebelum
rangkaian percobaan dilepaskan.
(*)
: nilai dari hasil perhitungan
jika lilitan nya semakin banyak, maka nilai tegangan nya akan semakin
besar juga.
1. Menghitung nilai RX dan RXm pada lilitam trafo 500 dan 250
1. Pada lilitan 500
Diketahui : V1 = 1,7 V I1 = 0,5 A
V2 = 2,5 V I2 = 1 A
V3 = 3,1 V I3 = 1,5 A
V4 = 4,0 V I4 = 2 A
Penyelesaian :
a.
b. Menghitung RXm
a.
b. Menghitung RXm
a. R500 = 2,8
b. R250 = 2,0
R250 = 2,0
ini dikarenakan bahwa hubungan antara arus dan tahanan berbanding terbalik
Berdasarkan tabel di atas juga dapat dianalisa bahwa dari jumlah kedua
lilitan 500 dan 250 %error yang besar terdapat pada lilitan 250 di mana hal ini
dapat disebabkan oleh kurang presisi nya alat ukur yang digunakan atau
human error.
Untuk nilai tahanan 1 nilai R500 lebih besar dibandingkan dengan R250,
hal ini terjadi karena lilitan dari kumparan lebih besar daripada lilitan dan
Berdasarkan grafik 2.1 hubungan arus terhadap tegangan di atas dapat dianalisa
bahwa tegangan berbanding lurus dengan arus. Dimana apabila tegangan semakin
besar maka nilai arus juga akan semakin besar. Hal ini sesuai dengan persamaan
Berdasarkan grafik 2.2 hubungan arus terhadap tegangan N = 250 di atas dapat
dianalisa bahwa tegangan (V) berbanding lurus dengan arus (A), dimana apabila
tegangan semakin besar maka nilai arus (A) juga semakin besar. Hal ini sesuai
dengan persamaan .
G. Kesimpulan
3. Nilai tahanan transformator pada sisi primer lebih besar dibanding dengan
nilai tahanan transformator pada sisi sekunder. Hal ini disebabkan oleh
jumlah lilitan primer yang lebih banyak dibandingkan dengan jumlah lilitan
sekunder.
H. Tugas Tambahan
Jawab :
1. a.) Trafo 1 3 fase memiliki 1 kumparan primer dan 3 kumparan sekunder di
B. Dasar Teori
Transformator terbagi menjadi tiga bagian, yaitu lilitan primer, lilitan
sekunder dan inti besi. Lilitan primer adalah bagian transformator yang
terhubung dengan rangkaian sumber energi (catu daya). Lilitan sekunder adalah
bagian transformator yang terhubung dengan rangkaian bebannya. Inti besi
adalah bagian transformator yang bertujuan untuk mengarahkan keseluruhan
lilitan sekunder.
Pada kondisi ideal trafo (tidak terjadi jatuh tegangan dalam kumparan), maka
nilai V1 = E1 dan V2 = E2, sehingga rasio transformasi trafo menjadi :
(Zuhal, 2000).
D. Prosedur Percobaan
1. Membuat rangkaian percobaan seperti pada Gambar (2.7).
2. Mengatur power supply pada posisi On.
3. Mengatur nilai tegangan primer seperti pada Tabel (2.2).
4. Mencatat hasil penunjukan voltmeter pada sisi sekunder sesuai dengan nilai
tegangan primer pada point 3.
5. Mematikan power supply.
6. Mengulangi langkah 2-5 untuk rangkaian percobaan Gambar (2.8)
(transformator step-up) dan Gambar (2.9) (transformator step-down).
7. Apabila semua data untuk Tabel 2.2. didapatkan matikan supply AC sebelum
rangkaian percobaan dilepaskan.
E. Hasil Pengamatan
Tabel 2.3. Hasil pengamatan percobaan transformasi transformator.
Test VP VS
Ax *) A *) Catatan
ke (Volt) (Volt)
1. 80 78,2 1,023
Sisi sekunder dalam
2. 60 59,2 1,013 1,027
hubungan seri
3. 40 38,2 1,047
1. 80 39,8 2,010
2. 60 28,7 2,090 2,064 Step-down
3. 40 19,1 2,094
1. 80 155,4 0,514
2. 60 118,6 0,515 0,510 Step-up
3. 40 77,9 0,513
jika trafo primer lebih besar daripada lilitan sekunder maka nilai
tegangan pada sisi sekunder setengah dari tegangan pada sisi primer.
2. Menentukan nilai A
2. Menentukan nilai A
2. Menentukan nilai A
b. Transformator step-down
NP = 500
NS = 250
c. Transformator step-up
NP = 250
NS = 500
b. Transformator step-down
NP = 500
VP = 80 V
NS = 250
c. Transformator step-up
NP = 250
VP = 80 V
NS = 500
b. Transformator step-down
AX1 = 2,010
A = 2,064
c. Transformator step-up
AX1 = 0,514
A = 0,510
b. Traformator step-down
VS hitung = 40 V
VS = 80 V
c. Traformator step-up
VS hitung = 160 V
VS = 80 V
Dari grafik 2.3 hubungan tegangan primer (V P) dan tegangan sekunder (VS) di
atas dapat dianalisa bahwa pada transformator seri (N P = NS) bernilai hampir sama,
yaitu 500 untuk NP dan 500 untuk NS. Namun terdapat selisih dikarenakan adanya
drop dan rugi-rugi tegangan pada transformator.
Grafik 2.4 Hubungan Tegangan Primer (VP) dan Tegangan Sekunder (VS)
Dari grafik 2.4 diatas merupakan hubungan tegangan primer (VP) dan tegangan
sekunder (VS) pada step-down dapat dianalisa bahwa nilai tegangan primer (VP)
berbanding lurus terhadap nilai tegangan sekunder (VS). Pada transformator step-
down dengan jumlah lilitan primer lebih banyak dibanding dengan jumlah lilitan
sekunder (NP > NS), sehingga tegangan sekunder setengah dibandingkan dari sisi
Grafik 2.5 Hubungan Tegangan Primer (VP) dan Tegangan Sekunder (VS)
Dari grafik 2.5 hubungan tegangan primer (VP) dan tegangan sekunder (VS)
pada step-up dapat dianalisa bahwa nilai tegangan primer (VP) berbanding lurus
terhadap nilai tegangan sekunder (VS). Pada transformator step-up dengan jumlah
lilitan primer lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah lilitan sekunder (N P = 250 <
NS =500), sehingga tegangan sisi sekunder 2 kali dibandingkan sisi primer. Hal ini
G. Kesimpulan
1. Saat transformator mempunyai jumlah lilitan primer yang sama dengan
jumlah lilitan sekunder (NP = NS), maka tegangan yang didapatkan memiliki
perbedaan lebih sedikit. Hal ini disebabkan karena adanya jatuh tegangan dan
rugi rugi tegangan pada transformator.
2. Saat transformator mempunyai jumlah lilitan primer yang lebih besar
daripada lilitan sekunder, maka nilai tegangan pada sisi sekunder akan
bernilai setengah dari tegangan sisi primer. Tapi hasilnya akan mendekati
setengah tegangan primer karena pada lilitan transformator dan inti besi
terdapat rugi-rugi daya.
3. Saat transformator mempunyai jumlah lilitan primer yang lebih kecil daripada
lilitan sekunder, maka nilai tegangan pada sisi sekunder akan bernilai dua kali
tegangan pada sisi primer, tetapi pada lilitan transformator dan inti besi
terdapat rugi-rugi daya.
H. Tugas Tambahan
1. Apabila transformator yang diuji dianggap ideal dan jika diketahui sisi
primer memiliki 350 lilitan dan 50 lilitan pada sisi sekunder, serta diketahui
sisi primer mendapat supply tegangan sebesar 220 V, maka hitung:
a. Besar fluks maksimum yang dihasilkan?
b. Besar tegangan induksi pada sisi sekunder?
Jawab :
1. Diketahui : NP = 350 lilitan
NS = 50 lilitan
VP = 250 V
Ditanya : a. Emaks?
b. Vs?
Penyelesaian :
a.)
b.)
B. Dasar Teori
Keadaan Transformator Tanpa Beban
Bila kumparan primer suatu transformator dihubungkan dengan sumber
tegangan V1 yang sinusoidal dan kumparan sekundernya merupakan rangkaian
yang tidak terbebani (no load), maka akan mengalir arus primer I 0 yang juga bisa
sinusoidal dan menganggap kumparan V1 reaktif murni. I0 akan tertinggal 90°
dari V1 (induktif).
Arus primer I0 dan menimbulkan fluks ( ) yang sefasa dan juga berbentuk
Fluks yang sinusoidal ini akan menghasilkan tegangan sesaat dalam kumparan
primer yang sama dengan (hukum faraday) :
efektifnya :
Bila rugi tahanan dan adanya fluksi bocor diabaikan akan terdapat hubungan :
yang dipakai untuk menganalisis kerja suatu transformator, adanya fluks bocor
sebagai reaktansi X2 sedang rugi tahanan ditunjukkan sebagai dengan R1 dan R2,
dengan demikian model rangkaian dapat dituliskan seperti gambar berikut ini :
D. Prosedur Percobaan
1. Percobaan Transformator Tanpa Beban
Perhatian !!!
Percobaan tidak boleh dilakukan dalam waktu yang lama.
E. Hasil Pengamatan
Tabel 2.5. Hasil pengamatan percobaan transformator tanpa beban.
VP,NL IP,NL PP,NL Rc(*) Xm(*)
Cos Φ * ( )
primer diberi tegangan AC maka akan mengatur arus primer (IP) pada sisi
primer yang akan menyebabkan timbulnya Medan elektromagnetik pada
sisi primer sehingga menghasilkan fluks dan akan menghasilkan GGL
(Gaya Gerak Listrik) pada sisi kumparan sekunder sehingga besarnya
tegangan yang dibangkitkan sesuai dengan perbandingan lilitan kedua sisi
primer dan sekunder. Kemudian pada transformator step-up yaitu lilitan
primer (NP = 250) dan lilitan sekunder (NS = 500) lilitan primer lebih kecil
dari pada lilitan sekunder yang akan menyebabkan tegangan pada sisi
sekunder lebih besar daripada sisi primer. Hal ini sesuai dengan persamaan
Pada rangkaian di atas juga dapat dianalisa bahwa pada sisi sekunder
tidak terpasang beban. Jenis transformator yang digunakan adalah
transformator step-up karena besar kumparan primer lebih kecil daripada
kumparan sekunder (NP < NS).
kecil daripada sisi primer. Hal ini sesuai dengan persamaan jadi,
b. Menghitung nilai RC
c. Menghitung nilai Xm
Menghitung nilai faktor daya Reg dan Xeg pada transformator hubungan
singkat
a. Menghitung faktor daya
b. Menghitung Req
c. Menghitung Zeq
beban pun akan menurun, hal ini menunjukkan bahwa nilai tegangan tanpa beban
berbanding lurus dengan nilai arus tanpa beban ini sesuai dengan persamaan
Pada tabel diatas dapat dilihat juga nilai daya tanpa beban menurun seiring
turunnya nilai tegangan dan arus tanpa beban. Hal ini menunjukkan bahwa nilai
daya tanpa beban berbanding lurus dengan tegangan dan arus tanpa beban, sesuai
dengan persamaan .
Pada nilai daya primer (short circuit) nilainya cenderung konstan yaitu 1
walaupun nilai arusnya diubah-ubah. Hal ini dikarenakan trafo dihubungkan
sehingga menyebabkan fluks pada inti trafo dapat dihindari.
Sedangkan untuk nilai faktor daya (short circuit) nilainya cenderung naik
karena nilai arus hubung singkat dan tegangan yang mengecil. Hal ini
menunjukkan bahwa nilai (short circuit) berbanding terbalik dengan nilai
G. Kesimpulan
1. Pada transformator tanpa beban saat diberikan variasi tegangan pada sisi
primer harus daya yang diperoleh akan meningkat atau menurun mengikuti
tegangan. Hal ini menunjukkan bahwa gaya berbanding lurus terhadap
tegangan dan arus sesuai dengan persamaan .
2. Pada transformator tanpa beban saat tegangan yang semakin menurun maka
nilai tahanan lilitan (RC) akan ikut menurun bersama dengan nilai reaktansi
mekanisnya (Xm) dan begitu pula sebaliknya.
3. Pada transformator hubung singkat diberikan variasi arus, tegangan dan daya
yang diperoleh akan meningkat atau menurun mengikuti nilai arus karena
daya berbanding lurus dengan tegangan dan arus, sesuai dengan persamaan
H. Tugas Tambahan
1. Jelaskan rugi-rugi yang ada pada transformator?
2. Jelaskan yang dimaksud dengan arus Eddy dan bagaimana mengurangi arus
Eddy tersebut!
Jawab :
1. Rugi-Rugi Transformator
a. Rugi tembaga yang disebabkan arus beban mengalir pada kawat tembaga
Dimana kn = Konstanta
Bmaks = Fluks maksimum (wb)
- Rugi arus eddy adalah rugi yang disebabkan arus pusat pada inti besi
yang dinyatakan
2. Arus Eddy merupakan kerugian pada inti besi yang disebabkan oleh GGL
maksimum yang menimbulkan arus pada inti magnet yang melawan
perubahan fluks magnet membangkitkan GGL hingga dapat berkurang jika
menggunakan inti berlapis-lapis.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2021. ”Modul Praktikum Dasar Teknik Tenaga Listrik”. Jurusan Teknik
Elektro Universitas Mataram.
Franger dkk. 2016. ”Perancangan Transformator Satu Fasa dan Tiga Fasa
Menggunakan Perangkat Lunak Komputer”. Riau. Jurusan Teknik Elektro
Universitas Riau.
2. Kumparan
Kumparan merupakan lilitan kawat berisolasi mengelilingi inti
transformator, untuk kumparan primer berfungsi untuk mengubah arus listrik
menjadi fluks, sedangkan kumparan sekunder adalah sebaliknya.
3. Minyak Trafo
Minyak trafo ini berfungsi sebagai pendingin dan juga isolator untuk trafo
dengan kapasitor besar.
4. Bushing Trafo
Bushing trafo ini adalah jembatan penghubung antara trafo dengan jaringan
luar. Karena telah kapasitas besar direndam dalam minyak trafo dalam kondisi
tertutup.