a. Ilmu pengetahuan, islam sebagai landasan ilmu pengetahuan. Menurut konsep umum ilmu
adalah pengetahuan manusia mengenai segala sesuatu yang dapat di indera oleh potensi
manusia(penglihatan,pendengaran,pengertian,perasaan, dan keyakinan) melalui akal atau
proses berpikir. Pengetahuan yang telah dirumuskan secara sistematis merupakan formula
yang disebut ilmu pengetahuan (science) dalam Al-Quran keduanya disebut ilmu. Para
sarjana muslim perpandangan bahwa yang disebut ilmu itu tidak hanya terbatas pada
pengetahuan dan ilmu saja melainkan ilmu oleh Allah dirumuskan dalam “ lauhil mahfudz”
yang disampaikan kepada kita melalui Al Quran dan sunnah. Seperti pada ayat Al Quran
surat Al Buruuj (85):21-22 yang artinya bahkan yang didustakan mereka itu ialah ajaran Al
Quran yang mulia.(21) yang tersimpan dalam Lauhil Mahfudz (22)
b. Teknologi : dalam kamus besar bahasa Indonesia, teknologi diartikan sebagai kemampuan
teknik yang berlandaskan pengetahuan ilmu eksakta dan berdasarkan proses teknis.
Teknologi adalah ilmu tentang cara menerapkan sains untuk memanfaatkan bagi
kesejahteraan dan kenyamanan manusia. Menurut pandangan Al Quran tentang
teknologi,mengundang kita menengok sekian banyak ayat Al Quran yang berbicara tentang
alam raya. Menurut para ulama ada sekitar 750 ayat Al Quran yang berbicara tentang alam
materi dan fenomenanya dan yang memerintahkan manusia untuk mengetahui dan
memanfaatkan alam ini. Seperti pada ayat Al Quran surat Al-Jaatsiyah 45:13
Artinya : dan dia menundukkan untuk kamu apa yang ada dilangit dan apa yang ada di bumi
semuanya(sebagai anugerah ) dari Nya sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berpikir.
c. Seni adalah keindahan. Merupakan ekpresi ruh dan budaya manusia yang mengandung dan
mengungkapkan keindahan. Ia lahir dari sisi terdalam manusia di dorong oleh
kecenderungan seniman kepada yang indah, apapun jenis keindahan.
Al Quran memperkenalkan agama yang lurus sebagai agama yang sesuai dengan fitrah
manusia (QS Al Rum 30:30) merupakan hal yang mustahil bila Allah yang menganugerahkan
manusia potensi untuk menikmati dan mengekspresikan keindahan kemudian dia
melarangnya.kemampuan berseni merupakan salah satu perbedaan manusia dengan
makhluk lain. Jika demikian islam pasti mendukung yang suci dan karena itu pula islam
bertemu dengan seni dalam jiwa manusia, sebagaimana seni ditemukan oleh jiwa manusia di
dalam islam.
Artinya : dan dia menundukkan untuk kamu apa yang ada dilangit dan apa yang ada di bumi
semuanya(sebagai anugerah ) dari Nya sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berpikir.
Penundukan teraebut secara potensial terlaksana melalui hukum-hukum alam yang
ditetapkan Allah dan kemampuan yang dianugerahkan Nya kepada manusia. Al Quran
menjelaskan sebagai dari ciri tersebut, antara lain :
a. Segala sesuatu di alam raya ini memiliki ciri dan hukum-hukumnya
Wa kullu syai in indahu bimiqdaarin
Artinya: segala sesuatu di sisi Nya memiliki ukuran (QS Al Ra’d 13:8 )
Matahari dan bulan yang beredar dan memancarkan sinar, hingga rumput yang hijau
subur atau layu dan kering, semuanya telah ditetapkan oleh Allah sesuai ukuran dan
hukum-hukumnya. Demikian antara lain dijelaskan oleh Al Quran surat yassin ayat
38 dan Al A’laa ayat 2-3
b. Semua yang ada di alam raya ini tunduk kepada Nya hanyalah kepada Allah-lah
tunduk segala yang di langit dan di bumi secara sukarela atau terpaksa ( Al-Ra’d
13:15 )
c. Benda-benda alam apalagi yang tidak bernyawa, tidak diberi kemampuan memilih,
tetapi sepenuhnya tunduk kepada Allah melalui hukum-hukum Nya. Dijelaskan
dalam Al Quran surat Fushishilat ayat 11.
Disisi lain manusia diberi kemampuan untuk mengetahui ciri dan hukum-hukum
yang berkaitan dengan alam raya,sebagaimana diinformasikan oleh firman Tuhan
dalam Al Quran surat Al- Baqarah ayat 31. Yang dimaksud nama-nama dalam ayat
tersebut adalah sifat,ciri dan hukum.
Artinya: dan berilah kepada kerabat-kerabat akan haknya,juga kepada orang miskin dan orang yang
dalam perjalanan,dan janganlah engkau boros(26). Sesungguhnya orang-orang yang boros adalah
saudara-saudara setan dan adalah setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya (27).
Beberapa ciri berpikir ilmiah adalah objektif,yaitu tidak mengada-ngada dalam arti, data yang
menjadi acuan dalam berpikir tidak ditambah atau dikurangi. Salih dan sahih, ciri lain adalah
integratif yaitu berpikir secara utuh dan terpadu. Alur berpikir dikatakan ilmiah jika sistematis dan
rasional. Berpikir sistematis adalah berfikir secara prosedural dengan mempertimbangkan berbagai
aspek, baik tempat, waktu, kemampuan, kebutuhan maupun sasaran. Sifat rasional adalah kesan
tentang hasil berpikir yang dapat diterima oleh rasio dengan menggunakan kaidah berpikir umum
atau berpikir sederhana
4. Kendala berpikir ilmiah di Indonesia pada masa kini, yaitu masih Kokohnya
keyakinan yang menentukan sikap keagamaan secara tradisional. bagaimana strategi
untuk mengantisipasi kendala tersebut, jelaskan?
Dalam kaitannya dengan karakterisktik berpikir ilmiah, rasional akan berbenturan dengan doktrin
teologis tradisional jabariyah(fatalisme), yaitu paham yang berkeyakinan bahwa apa pun serba
mungkin, jika Tuhan menghendaki. Hewan atau bunga mungkin saja bisa bicara kalau Tuhan
menghendaiinya. Doktrin semacam ini jelas menolak karakterisktik berpikir rasional. Dalam tinjauan
Islam,jika konsekuen dengan Al Quran semestinya keyakinan tersebut tidak akan muncul dan jika
ada harus segera dikubur, karena bertentangan dengan prinsip berpikir. Kita harus ingat bahwa
menggunakan akal merupakan tuntutan dari Allah.
Untuk mengantisipasi tantangan yang dihadapi banyak cara . Apa pun caranya dapat dipilih asalkan
membawa hasil yang bermanfaat. Setiap gagasan yang diajukan sudah tentu harus berhadapan
dengan tantangan dan pasti harus menimbulkan korban. Strategi yang dipilih tentu yang paling
sedikit resikonya. Dikalangan masyarakat akademis untuk menumbuhkembangkan berpikir ilmiah
mudah, tidak sesulit dikalangan masyarakat umum. Karena itu,kalangan masyarakat kampuslah yang
menjadi sasaran pertama dalam membudayakan tradisi berpikir ilmiah.