Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

STRATEGI PENDEKATAN PROMOSI KESEHATAN

KELOMPOK I

KELAS /SEMESTER : II A /III

NAMA KELOMPOK :

1. CLARITA ELGASIANA INE MERE


2. DAFROSA ELVIRA DENO
3. EMILIUS ORA SEDA BANGGO
4. GETRUDIS YUSTINA MA
5. INTAN NURVIYANTI
6. KARTINI SAMSUL

PRODI D III KEPERAWATAN ENDE


POLTEKKES KEMENKES KUPANG
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-
Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Strategi Pendekatan Promosi
Kesehatan” tepat pada waktunya.
Makalah ini kami susun untuk melengkapi tugas mata kuliah Promosi Kesehatan selain
itu untuk mengetahui dan memahami strategi pendekatan promosi kesehatan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa menyertai segala usaha kita, amin .

Ende , 4 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1

1.2 Perumusan Masalah ......................................................................................... 2

1.3 Tujuan Perumusan Masalah ………………………………………………… 2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................... 3

2.1 Strategi Primary Care ……………………………………..…………………..… 3

2.2 Strategi Pendidikan Kesehatan Dan Perubahan Perilaku …………..…………... 4

2.3 Strategi Partisipasi Pendidikan Kesehatan……………………………...……..… 5

2.4 Strategi Community Action …………………………………………...……..….. 6

2.5 Strategi Ecological Promotion …………………………………….…..……..….. 8

BAB III PENUTUP .............................................................................................................. 9

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 9

3.2 Saran ...................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 10


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Green dan kreuter (2005) menyatakan bahwa promosi kesehatan adalah kombinasi
upaya-upaya pendidikan, kebijakan atau politik, peraturan, dan organisasi untuk mendukung
kegiatan-kegiatan dan kondisi-kondisi hidup yang menguntungkan kesehatan individu, kelompok
atau komunitas.
Sedangkan kementerian/departemen kesehatan republik indonesia merumuskan
pengertian promosi kesehatan sebagai berikut:’’upaya untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam mengendalikan faktor-faktor kesehatan melalui pembelajaran dari, oleh, dan
bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan
kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh
kebijakan pulik yang berwawasan kesehatan’’.
Promosi kesehatan sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat di indonesia harus
mengambil bagian dalam mewujudkan visi pembangunan kesehatan di indonesia.dalam undang-
undang kesehatan RI no 36 tahun 2009, disebutkan bahwa visi pembangunan kesehatan adalah
‘’meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai sumber investasi sumber daya
mausia yang produktif secara sosialdan ekonomi’’.
Secara klasik, istilah promosi kesehatan sudah sejak lama digunakan dalam bidang
kesehatan untuk merujuk pada upaya-upaya yang bersifat umum yang dilakukan secara individu
ataupun secara publik untuk meningkatkan derajat kesehatan yang prima sehingga individu
maupun komunitas tidak mudah masuk ke dalam keadaan sakit. Istilah promkes seperti ini
ditemukan dalam definisi Kesehatan Masyarakat dari Winslow, sebagai butir pertama dari 5
tingkat pencegahan (Leavell and Clarck, 1957) atau fungsi pertama kedokteran (Sigerist, 1945).
“Health promotion” dalam pengertian ini sejak lama di "Indonesia" kan oleh kalangan akademisi
menjadi “peningkatan derajat kesehatan” atau dilingkungan praktisi kesehatan dikenal sebagai
“upaya promotif”, bukan sebagai “promosi kesehatan”.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu strategi primary care?


2. Apa itu strategi comunity action?
3. Apa itu strategi ecology?
4. Apa itu strategi strategi pendidikan kesehatan?
5. Apa itu strategi partisipasi?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui strategi primary care


2. Untuk mengetahui strategi comunity action
3. Untuk mengetahui strategi ecology
4. Untuk mengetahui strategi pendidikan kesehatan
5. Untuk mengetahui strategi partisipasi
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Strategi Primary Care (Notoatmodjo, 2005)

Salah satu prinsip dalam strategi Primary Care adalah partisipasi masyarakat. Hal
ini merupakan suatu hal yang sangat mendasar sifatnya, karena salah satu
konsekuensinya adalah sebagian dari tindakan pengobatan atau kesehatan yang semula
merupakan hak “eksklusif” profesi kesehatan yang sekarang dialihkan teknologikan
kepada orang “awam”, dalam hal ini kader kesehatan. Akibatnya timbul tantangan yang
cukup keras, terutama yang berasal dari sebagian kelompok profesional kesehatan.
Tetapi karena jumlah petugas profesional terbatas dibandingkan dengan besarnya
permasalahan kesehatan, maka akhirnya kehadiran kader kesehatan sebagai mitra dalam
upaya pelayanan kesehatan primer “bisa” diterima.
Adanya keengganan untuk mendudukan kader kesehatan sebagai patner dalam
upaya pelayanan kesehatan primer tampaknya merupakan salah satu gejala dari
ketidaksamaan penafsiran tentang arti partisipasi masyarakat. Penafsiran yang berbeda-
beda mengenai arti partisipasi ini berkisar dari penafsiran partisipasi hanya sebagai yang
telah diputuskan (oleh pihak lain) sebelumnya sampai dengan penafsiran yang lebih
utuh dimana partisipasi digambarkan sebagai suatu keterlibatan dalam suatu proses
pengambilan keputusan dengan berbagai konsekuensinya.
Dalam konteks strategi primary care partisipasi masyarakat merupakan hal yang
sangat penting, karena upaya kesehatan primer merupakan suatu kegiatan kontak
pertama dari suatu proses pemecahan masalah kesehatan. Melalui partisipasi masyarakat
maka kesenjangan yang ada antara provider dan consumer dicoba untuk dijembatani
dan didayagunakan serta proses belajar akan berlangsung lebih efektif, sehingga
mempercepat peningkatan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri
dalam hal kesehatan, seperti yang menjadi tujuan dari pembangunan kesehatan.
2.2 Strategi Pendidikan Kesehatan Dan Perubahan Perilaku (Herawani, 2001)

Prinsip utama dalam proses pendidikan kesehatan adalah proses belajar pada
individu, kelompok, keluarga dan masyarakat. Apabila proses pendidikan kesehatan
dilihat sistem proses belajar dapat digambarkan sebagai berikut :
a. Masukan dalam pendidikan kesehatan
Masukan dalam proses pendidikan kesehatan adalah individu, kelompok, keluarga dan
masyarakat yang akan menjadi sasaran didik. Dalam kegiatan belajar, sasaran didik
subjek belajar dengan perilaku belum sehat. Subjek belajar yang mempengaruhi proses
pendidikan kesehatan adalah kesiapan fisik dan psikologis (motivasi dan minat), latar
belakang pendidikan dan sosial budaya.
b. Proses dalam pendidikan kesehatan
Proses dalam pendidikan kesehatan merupakan mekanisme dan interaksi yang
memungkinkan terjadinya perubahan perilaku subjek belajar. Dalam proses tersebut
diperlukan interaksi antara subjek belajar sebagai pusatnya dan pengajar (petugas
kesehatan) metode pengajaran, alat bantu belajar dan materi belajar.
c. Keluaran dalam pendidikan kesehatan
Keluaran dalam pendidikan kesehatan adalah kemampuan sebagai hasil perubahan
perilaku yaitu perilaku sehat dari sasaran didik.
Perilaku adalah respon seseorang terhadap rangsangan dari luar subjek dan
memiliki dua macam bentuk respons, yaitu:
a. Bentuk pasif (respons internal) terjadi dalam diri manusia dan tidak dapat diamati
secara langsung oleh orang lain, seperti pikiran, tanggapan, sikap batin dan
pengetahuan.
b. Bentuk aktif (respons eksternal) adalah respon yang secara langsung dapat
diobservasi, seperti menjadi akseptor keluarga berencana.

Tujuan pendidikan kesehatan adalah untuk mengubah perilaku individu,


kelompok dan masyarakat menuju hal-hal yang positif secara terencana melalui proses
belajar. Pengubahan perilaku mencakup tiga ranah perilaku, yaitu pengetahuan, sikap, dan
keterampilan melalui proses pendidikan kesehatan hasil pengubahan perilaku yang
diharapkan melalui proses pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah perilaku sehat.
Perilaku sehat dapat berupa emosi pengetahuan, pikiran, keinginan, tindakan nyata dari
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

2. 3 Strategi Partisipasi Pendidikan Kesehatan

Memperkuat gerakan masyarakat merupakan salah satu strategi promosi kesehatan


yang diamatkan oleh piagam Ottawa, piagam internasioanal yang memuat lima strategi pokok
promkes (WHO, 1986). Menurut piagam ini upaya promkes akan lebih efektif apabila
masyarakat turut serta dalam melakukan assessment, menyusun prioritas permasalahan dan
rencana, terlibat dalam melaksanakan kegiatan, pengawasan dan terlibat dalam evaluasi. Salah
satu upaya untuk memperkuat gerakan masyarakat dalam promkes adalah dengan cara
mendorong partisipasi masyarakat yang berarti atau meaningful community participation,
dengan harapan masyarakat mampu dan memegang kendali atas kesehatannya.
Upaya mendorong partisipasi masyarakat dalam promosi kesehatan dilakukan dengan
cara peningkatan pengetahuan, keterampilan atau skill maupun membuka ruang pada
masyarakat untuk dapat berperan sebagai produsen dan konsemen, prosumers, yang secara
aktif turut serta dalam upaya promosi kesehatan baik yang diselenggarakan oleh pemerintah
maupun pihak swasta.
Prosumer merupakan istilah yang pertama sekali disampaikan oleh Alvin T offler,
seorang Futuris berkebangsaan Amerika pada tahun 1981. Pada saat istilah prosumer
diperkenalkan Toffle menjelaskan bahwa batas antar produsen dan consumer menjadi kabur,
dimana di satu sisi seseorang dapat menjadi pembuatan media kampanye kesehatan dan dalam
waktu yang bersamaan secara aktif membuat pesan-pesan kesehatan pada halaman sosial
medianya. Kita mengenal istilah yang digunakan untuk melihat menggambarkan situasi
dimana seseorang dapat memposting pesan di sosial media dari informasi yang diperolehnya
dari media lainnya. Postingan tersebut kemudian di baca, dilike ataupun di share oleh
pengguna sosial media lainnya. Konsep prosumen dapat diterapkan dalam mendorong
partisipasi masyarakat dalam promosi kesehatan pada era revolusi industri dan perkembangan
teknologi informasi. Kemajuan teknologi informasi menghasilkan internet yang dapat
membuka peluang bagi masyarakat dari berbagai kalangan untuk mengakses informasi dan
diwaktu yang bersamaan juga dapat menghasilkan informasi. Program applikasi (apps) yang
terdapat di smart phone, sebagai contoh membuka peluang seseorang menjadi content creator
dari kampanye promosi kesehatan dan diwaktu yang sama juga akan menjadi konsumen dari
pesan-pesan kesehatan yang ada di internet.

2.4 Strategi Community Action

Promosi kesehatan memperkuat kegiatan-kegiatan komunitas (community action).


Promosi kesehatan bekerja melalui komunitas yang konkret dan efisien dalam mengatur
prioritas, membuat keputusan, merencanakan strategi dan melaksanakannya untuk mencapai
kesehatan yang lebih baik. Pengembangan komunitas menekankan pengadaan sumber daya
manusia dan material dalam komunitas untuk mengembangkan kemandirian dan dukungan
sosial dan untuk mengembangkan sistem yang fleksibel untuk memperkuat partisipasi publik
dalam masalah kesehatan. Hal ini merupakan akses yang penuh serta terus menerus akan
informasi, mempelajari kesempatan untuk kesehatan, sebagaimana penggalangan dukungan
(Waryana, 2016).
Untuk mendukung perwujudan masyarakat yang mau dan mampu memelihara dan
meningkatkan kesehatannya, maka di dalam masyarakat itu sendiri harus ada gerakan atau
kegiatan-kegiatan untuk kesehatan. Oleh sebab itu, promosi kesehatan harus mendorong dan
memacu kegiatan-kegiatan di masyarakat dalam mewujudkan kesehatan mereka. Tanpa
adanya kegiatan masyarakat di bidang kesehatan, niscaya terwujud perilaku yang kondusif
untuk kesehatan, atau masyarakat yang mau dan mampu memelihara serta meningkatkan
kesehatan mereka (Notoatmodjo, 2005)

2.5. Strategi Ekological Promotion

Strategi ecological promotion dilaksanakan dengan mengembangkan kerangka pikir


bahwa pelbagai bahwa tingkatan dan lapisan masyarakat (keluarga,komunitas, lingkungan
kerja dan kehidupan lingkungan kerja dan komunitas) kebijakan kota dan nasional
mempengaruhi kesehatan individu dan keluarga sehingga terjadinya penyakit dan masalah
kesehatan.
Promosi ekologi kesehatan berkembang karena adanya pendapat bahwa pendekatan
faktor resiko pada individu yang memperhatikan resiko individu yang melindungi dan
mendorong timbulnya masalah kesehatan personal harus di analisa dalam kerangka kontektual
orang itu hidup dan bekerja; Untuk ini perlu analisa sebab utama kontekstual dan kebijakan
struktural yang menyebabkan hal itu, pada mana acapkali konteks dan kebijakan pada tingkat
lokal, kota dan nasional melalui pelbagai macam mekanisme mempengaruhi kejadian dan
penularan penyakit /masalah kesehatan. Tanpa adanya perhatian tentang masalah itu ada
kemungkinan intervensi yang dilakukan berorientasi pada upaya perorangan dan menjadi
tidak efektif dan kehilangan kesempatan mengadopsi intervensi sosial yang akan menghasilan
keuntungan kesehatan bagi populasi tertentu dan seluruh masyarakat (Link, 1995). Berkaitan
itu perlu dipahami bahwa yang dimaksud dengan mengembangkan sosial dan ekologi model
kesehatan adalah kerangka pikir upaya peningkatan kesehatan baru dapat dicapai dengan
melakukan upaya pada faktor determinan sosial dan lingkungan yang ditandem/
diintegrasikan dengan upaya pada faktor biologis dan medis (Whiteley).
Strategi Pendekatan ecological promotion secara sederhana didasarkan atas tiga prinsip:
1. Lingkungan dan manusia saling berinteraksi mengakibatkan kejadian kesakitan dan
kesehatan secara dinamis dan interaktif
2. Lingkungan yang dimaksud tidak hanya lingkungan fisik akan tetapi mencakup
lingkungan sosial yang dibedakan. atas tatanan berbagai tingkatan (multiple level) yang
dibedakan atas tingkatan personal, keluarga, interaksi personal dan komunitas, institusi
dan organisasi sosial dan tatanan yang lebih luas di tingkat meso, kebijakan tingkat
nasional, kota dan lokal yang berkaitan dengan lingkungan fisik dan sosial
3. Perubahan individu dan konteksual secara bersamaan lebih efektif dan lebih besar
mencapai sasaran dibandingkan pendekatan indivdu.

Model sosioekologi mengembangkan kerangka pikir bahwa pelbagai tingkatan dan


lapisan masyarakat (keluarga, komunitas, lingkungan kerja dan kehidupan, kebijakan kota dan
nasional mempengaruhi perilaku dan kesehatan individu, keluarga dan komunitas (Kenagi,
2010).
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

Diharapkan dengan adanya makalah ini kita sebagai pembaca khusnya mahasiswa
keperawatan dapat memahami tentang strategi promosi kesehatan dalam rangka memajukan
kesehatan masyarakat,serta dapat bermanfaat bagi kita semua
DAFTAR PUSTAKA

Herawani dkk. 2002. Pendidikan Kesehatan Dalam Keperawatan. Jakarta: EGC

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Promosi Kesehatan Teori Dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta

Waryana. 2016. Promosi Kesehatan Penyuluhan, Dan Pemberdayaan Masyarakat.


Yogyakarta:
Nuha Medika

Anda mungkin juga menyukai