Anda di halaman 1dari 6

RINGKASAN MATERI KULIAH

KONSEP DAN SISTEM INFORMASI AKUNTASI BIAYA

Dibuat oleh :
Gusti Ayu Komang Tri Wahyuni 20/2002612010168

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2022
A. KONSEP BIAYA
Konsep biaya telah berkembang sesuai kebutuhan akuntan, ekonom, dan insinyur.
Akuntan telah mendefinisikan biaya sebagai “nilai tukar, pengeluaran, pengorbanan untuk
memperoleh manfaat. Sering kali istilah biaya (cost) digunakan sebagai sinonim dari
beban (expense). Hal tersebut tidaklah tepat. Beban dapat didefinisikan sebagai aliran
keluar terukur dari barang atau jasa, yang kemudian ditandingkan dengan pendapatan
untuk menentukan laba. Untuk membedakan antara biaya dan beban, bayangkan pembelian
bahan baku secara tunai. Karena aktiva tidak berpengaruh , tidak ada beban yang diakui.
Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa setiap beban adalah biaya, tetapi tidak setiap biaya
adalah beban. Contohnya aktiva adalah biaya, tetapi bukan (belum menjadi) beban.
Objek biaya (cost object) atau tujuan biaya (cost objective) adalah sebagai suatu item
atau aktivitas yang biayanya diakumulasi dan diukur.
Cost units dapat diartikan sebagi biaya per unit produk atau biaya per pelayanan.
Sedangkan menurut Hansen&Mowen (2005) unit cost didefinisikansebagai hasil
pembagian antara total cost yang dibutuhkan dengan jumlah unit produkyang dihasilkan.
Produk yang dimaksud dapat berupa barang ataupun jasa.
Cost center atau pusat biaya adalah peran atau departemen yang membebani bisnis
atau organisasi tetapi tidak menghasilkan pendapatan sendiri. Cost center seringkali
merupakan peran administratif, layanan, dan dukungan.

B. Klasifikasi Biaya Berdasaran Karakteristik, Perilaku dan Tujuannya Dalam Sistem


Akuntasi Biaya
 Berikut ini merupakan karakteristik Akuntasi Biaya
Karakteristik Utama:
a) Penurunan asset
Untuk dapat mengatakan bahwa biaya timbul, harus terjadi transaksi atau kejadian
yang menurunkan asset atau menimbulkan aliran keluar asset atau sumber
ekonomik.
b) Operasi utama yang menerus
Agar menjadi biaya konsumsi tersebut harus berkaitan dengan kegiatan utama atau
sentral kesatuan usaha, adalah kegiatan penciptaan pendapatan (laba) yang
direpresentasikan dalam kegiatan memproduksi/ mengirim barang atau
menyerahkan/ melaksanakan jasa.
Karakteristik Pendukung:
1. Kenaikan kewajiban
Perusahaan belum mengakui kewajiban atas penggunaan barang dan jasa
yang dikuasai pihak lain, perusahaan mempunyai keharusan untuk membayar atau
melakukan pengorbanan sumber ekonomik dimasa dating sehingga kewajiban
timbul.
2. Penurunan ekuitas
Penurunan ekuitas lebih menegaskan pengertian biaya karena tidak setiap
penurunan asset mengakibatkan penurunan ekuitas. Jadi, penurunan ekuitas hanya
merupakan karakteristik pendukung makna biaya.
 Jenis Biaya Berdasarkan Perilaku
Hansen dan juga Mowen (2006) menggemukakan bahwa perilaku biaya adalah
istilah yang umum menggambarkan suatu perubahan biaya pada saat tingkat output
itu berubah. Biaya yang tidak berubah pada saat output berubah disebut dengan
biaya tetap. biaya tersebut dapat digolongkan dengan sesuai tingkah lakunya dalam
suatu hubungannya dengan perubahan volume kegiatan yang dikelompokkan ialah
menjadi tiga jenis antara lain:
1. Biaya Tetap (Fixed Cost)
2. Biaya Variabel (Variable cost
3. Biaya Semivariabel (Semivariabel cost atau Mixed Cost)
 Tujuan Akuntasi Biaya
Akuntansi biaya bertujuan untuk menyediakan informasi biaya bagi
kepentingan manajemen, agar mempermudah mereka dalam mengelola keuangan
perusahaan. Berikut ini poin-poin tujuan akuntansi biaya yang harus di pahami:

 Mengendalikan biaya perusahaan, contohnya diawali dengan menentukan biaya


yang harus dikeluarkan untuk melakukan produksi terhadap satuan produk
maupun jasa.
 Menentukan harga pokok suatu produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan,
dengan melihat ringkasan seluruh komponen biaya yang berhubungan dengan
proses produksi yang juga menjadi biaya historis perusahaan. Akuntansi biaya
merupakan dokumen yang valid lantaran proses perancangannya berlandaskan
pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang masih berlaku.

C. Tingkatan Kemampuan Penelusuran Biaya (cost traceability) Biaya ke Objek Biaya


Kemampuan untuk menelusuri biaya menentukan seberapa objektif, dapat diandalkan, dan
berartinya ukuran yang dihasilkan, dan seberapa yakinnya pengambilan keputusan dalam
memehami dan mengandalkan ukuran biaya sebagai dasar untuk membuat prediksi dan
mengambil keputusan.Cara umum untuk membedakan karakter biaya adalah dengan
memberikan label biaya langsung atau tidak langsung. Namun pada kenyetaannya, tingakat
penelusuran ada pada suatu kontimun.Untuk mengilustrasikan tingkat kemampuan
penelusuran yang berbeda-beda di sepajang kontimun, objek biaya didefinisikan sebagai
satu unit produk.
D. Karakteristik dan Contoh Atas Biaya Variable, Tetap dan Campuran
A) Biaya Tetap
Adalah biaya yang tidak berubah karena perubahan output atau aktivitas
yang produktif, sehingga jumlahnya tetap konstan selama jangka periode pendek
dalam suatu relevant range aktivitas.
B) Biaya Variabel
Adalah biaya yang berubah searah dan sebanding dengan perubahan output
atau aktifitas.
C) Biaya Semi Variabel
Merupakan biaya yang jumlahnya bertambah besar dengan semakin
besarnya tingkat kegiatan di dalam perusahaan, namun pertambahan jumlah biaya
ini tidak sebanding dengan pertambahan tingkat kegiatan yang ada. dapat diartikan
bahwa biaya semi variabel mengandung unsur-unsur biaya yang bersifat tetap
maupun yang bersifat variable
E. Komponen Biaya Produksi dan Biaya Non Produksi
 Biaya Produksi
Biaya produksi adalah akumulasi dari semua biaya-biaya yang dibutuhkan dalam
proses produksi dengan tujuan untuk menghasilkan suatu produk atau barang.
Biaya~biaya ini meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya operasional
barang / pabrik, dan lain sebagainya. Dalam memproduksi suatu barang tentunya
diperlukan sebuah proses produksi yang panjang dan terencana dengan baik demi untuk
menciptakan suatu produk yang benar-benar berkualitas. Biaya produksi selanjutnya
diklasifikasikan menjadi tiga elemen yakni biaya bahan baku langsung, biaya tenaga
kerja langsung dan biaya overhead.
 Biaya Non Produksi
Biaya non produksi merupakan biaya yang erat kaitannyadengan fungsi
pengembangan, pemasaran / distribusi, layanan pelanggan, desain maupun administrasi
pada umumnya. Menurut Ilmu ekonomi, biaya non produksi dapat dibagi kedalam dua
kategori yakni biaya penjualan yang melingkupi tentang biaya pemasaran / distribusi
dan pelayanan kepada pelanggan. Serta yang kedua adalah mengenai administrasi yang
melingkupi biaya penjualan dan adminitrasi umum.

F. Menguraikan Komponen-komponen Biaya Produksi Biaya Bahan Baku, Biaya


Tenaga Kerja Langsung, dan Biaya Overhead Pabrik
a) Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku adalah seluruh biaya untuk memperoleh bahan sampai dengan bahan
siap untuk digunakan. Adapun biaya bahan baku menurut Fidya mencakup harga
bahan, biaya angkut, biaya penyimpanan, dan sebagainya.Di satu sisi, Mulyadi dalam
buku Akuntansi Manajemen, mengungkapkan bahwa biaya bahan baku tergolong ke
dalam biaya standar.
b) Biaya tenaga kerja langsung
Biaya tenaga kerja adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar para pekerja dan
pegawai yang bekerja pada suatu perusahaan. Biaya tenaga kerja adalah untuk
pembayaran yang dinamakan “upah”. Hal ini penting untuk membedakan dengan
istilah “gaji”. Gaji merupakan pembayaran kepada tenaga kerja atau karyawan yang
didasarkan pada rentang waktu seperti gaji mingguan, bulanan dan lain sebagainya.
Sedangkan, upah dibebankan melalui rekening biaya tenaga kerja langsung, dan gaji
dibebankan melalui rekening biaya overhead pabrik.
Ada beberapa komponen yang perlu dihitung untuk mengetahui seberapa besar biaya
tenaga kerja, yaitu:
1) Biaya Rekrut Karyawan
2) Upah Karyawan
3) Kesejahteraan Karyawan
4) Kewajiban Perusahaan Terkait Karyawan
c) Biaya Overhead Pabrik
Pelaksanaan anggaran yang konprehensif memerlukan sistem akuntansi
pertanggungjawaban (responsibility accounting system) atau kerap dikenal dengan
prinsip biaya departemen langsung (direct departmental cost).Setiap pusat
pertangggungjawaban merupakan suatu sub-unit perusahaan dan berada dibawah kendali
seorang manajer. . Dengan membandingkan antara rencana (anggaran) dengan realisasi,
seorang manajer yang memimpin suatu pusat pertanggungjawaban dapat mengetahui
apakah sub unitnya telah mencapai sasaran secara efektif dan telah menggunakan sumber-
sumber secara efisien.
Atas dasar prinsip inilah dikenal dengan adanya pembagian struktur organisasi menjadi
departemen produksi dan departemen jasa untuk kegiatan yang dilakukan di pabrik.
a) Departemen produksi (producing department)
b) Departemen jasa (service department)

Berdasarkan uraian tersebut dapat diklasifikasikan dua jenis biaya overhead pabrik,
sesuai tanggung jawab masing-masing departemen (bagian) yakni:

a) BOP langsung (direct departmental overhead expensees)


Adalah BOP yang terjadi di departemen tertentu dan manfaatnya hanya dinikmati
oleh departemen tersebut.
b) BOP tidak langsung (indirect departmental overhead expenses)
Adalah BOP yang manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu departemen. Contoh
BOP ini adalah biaya depresiasi, pemeliharaan dan asuransi gedung pabrik (dengan
asumsi gedung pabrik digunakan oleh beberapa departemen produksi).

Anda mungkin juga menyukai