Anda di halaman 1dari 2

SIGNIFIKANSI

Pembangunan kesehatan diselenggarakan mempunyai visi "Terwujudnya Indonesia

yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian ditetapkan 9 agenda prioritas

(NAWACITA), dimana pada agenda ke-5 dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas

hidup manusia yang akan dicapai melalui tiga program, yaitu program Indonesia Pintar,

program Indonesia Sehat dan program Indonesia sejahtera

Stunting dan kekurangan gizi lainnya yang terjadi pada 1000 HPK di samping

berisiko pada hambatan pertumbuhan fisik dan kerentanan anak terhadap penyakit, juga

menyebabkan hambatan perkembangan kognitif yang akan berpengaruh pada tingkat

kecerdasan dan produktivitas anak di masa depan. Stunting disebabkan oleh faktor

multidimensi. Bebeapa penyebab stunting adalah pola asuh yang kurang optimal,

kurangnya pengetahuan tentang kesehatan dan gizi serta kurangnya asupan gizi yang

adekuat sebelum dan selama kehamilan. Hal ini didukung oleh fakta bahwa 60% dari

anak usia 0-6 bulan tidak mendapatkan ASI eksklusif dan 2 dari 3 anak usia 6-24 bulan

tidak mendapatkan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) yang optimal.

Hasil Riset Kesehatan dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan prevalensi stunting

tingkat nasional, yaitu sebesar dari 37,2% menjadi 30,08% ( riskesdas 2018) untuk

Provinsi Sumatera Utara 42,5% (riskesdas 2013) menjadi 32,3% (riskesdas 2018).

Adapun hasil Riset Riskesdas 2013 di Kabupaten Deli Serdang menunjukkan angka

prevalensi stunting sebesar 37,7% menjadi 25,68% (riskesdas 2018). Kabupaten Deli

Serdang merupakan Kabupaten Lokus Stunting sejak tahun 2020 hingga saat ini.

1
Puskesmas Karang Anyar adalah salah satu puskesmas di Kabupaten Deli Serdang

yang memiliki Desa Lokus Stunting yaitu Desa Emplaseman Kwala Namu. Hal tersebut

menjadi perhatian oleh Puskesmas . Permasalahan di wilayah Puskesmas Karang Anyar

tersebut mecakup beberapa hal antara lain: 1. Adanya balita stunting di wilayah kerja 2.

Pendataan balita stunting yang belum valid 3. Penanganan stunting yang belum

komprehensif 4. Penanganan belum melibatkan lintas sektoral.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut Puskesmas Karang Anyar membuat

inovasi sebagai upaya mencegah dan mengatasi stunting pada balita yaitu “Kebal

Stunting” (Kelas Balita Stunting) yang bertujuan untuk memberikan perhatian lebih

kepada ibu hamil, ibu melahirkan, bayi, balita dan remaja untuk mencegah dan mengatasi

stunting.

Anda mungkin juga menyukai