GELOMBANG MEKANIK
Tujuan Pembelajaran
Setalah mempelajari materi ini, siswa diharapkan dapat :
1. Menjelaskan karakteristik gelombang transversal dan longitudinal
2. Menjelaskan karakteristik gelombang mekanik dan elektromagnetik
3. Menyebutkan sifat-sifat gelombang (pemantulan, pembiasan, superposisi, interferensi, dispersi, difraksi, dan polarisasi).
4. Menyebutkan contoh-contoh penerapan gelombang dalam kehidupan sehari-hari.
Kedua, gelombang longitudinal yaitu gelombang yang arah rambat dan arah getarnya sejajar. Contohnya gelombang
pegas dan bunyi.
b. Berdasarkan mediumnya
Berdasarkan mediumnya, gelombang juga dapat dibagi menjadi dua yaitu gelombang mekanik dan gelombang
elektromagnetik. Gelombang mekanik adalah gelombang yang membutuhkan media untuk merambat. Contohnya
gelombang tali dan bunyi. Gelombang tali hanya bisa merambat jika ada tali sebagai mediumnya. Tanpa tali maka
tidak akan terbentuk gelombang tali. Demikian juga dengan gelombang bunyi hanya akan merambat jika terdapat
medium perambatannya. Medium perambatan bunyi bisa berupa gas (udara), zat padat maupun zat cair.
Sedangkan gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang dapat merambat baik melalui medium ataupun
vakum (tanpa medium). Contohnya cahaya, gelombang radio dan sinar-X. Gelombang jenis ini bisa merambat dengan
atau tanpa medium.
c. Berdasarkan amplitudonya
Berdasarkan amplitudonya gelombang dibedakan menjadi dua yaitu gelombang berjalan dan gelombang stasioner.
Gelombang berjalan adalah gelombang yang memiliki amplitudo tetap. Gelombang stasioner disebut juga gelombang
berdiri atau gelombang tegak, merupakan jenis gelombang yang bentuk gelombangnya tidak bergerak melalui
medium, namun tetap diam. Gelombang ini berlawanan dengan gelombang berjalan atau gelombang merambat, yang
bentuk gelombangnya bergerak melalui medium dengan kelajuan gelombang. Gelombang diam dihasilkan bila suatu
gelombang berjalan dipantulkan kembali sepanjang lintasannya sendiri.
3. Ciri dan karateristik gelombang
a. Pemantulan (refleksi)
Pemantulan (refleksi) adalah peristiwa pengembalian seluruh atau sebagian dari suatu berkas partikel atau gelombang
bila berkas tersebut bertemu dengan bidang batas antara dua medium. Pada peristiwa pemantulan berlaku suatu
hukum yang berbunyi:
1) sinar datang, sinar pantul, dan garis normal terhadap bidang batas pemantul pada titik jatuh, semuanya
berada dalam satu bidang,
2) sudut datang ( i θ ) sama dengan sudut pantul ( r θ ).
Hukum tersebut dinamakan “Hukum Pemantulan”
b. Pembiasan (Refraksi)
Perubahan arah gelombang saat gelombang masuk ke medium baru yang mengakibatkan gelombang bergerak
dengan kelajuan yang berbeda disebut pembiasan. Pada pembiasan terjadi perubahan laju perambatan. Jika
gelombang datang dari medium kurang rapat menuju medium yang lebih rapat maka laju perambatan dan panjang
gelombangnya akan berkurang, sebaliknya jika gelombang datang dari medium yang lebih rapat menuju medium
kurang rapat maka laju perambatan dan panjang gelombangnya akan lebih besar. tetapi pada proses ini tidak ada
perubahan frekuensi dengan kata lain frekuensi selalu tetap.
c. Difraksi
Difraksi merupakan peristiwa penyebaran atau pembelokan gelombang pada saat gelombang tersebut melintas
melalui bukaan atau mengelilingi ujung penghalang. Besarnya difraksi bergantung pada ukuran penghalang dan
panjang gelombang, seperti pada Gambar.
Makin kecil panghalang dibandingkan panjang gelombang dari gelombang itu, makin besar pembelokannya.
d. Interferensi
Interaksi antara dua gerakan gelombang atau lebih yang memengaruhi suatu bagian medium yang sama sehingga
gangguan sesaat pada gelombang paduan merupakan jumlah vektor gangguan-gangguan sesaat pada masing-
masing gelombang merupakan penjelasan fenomena interferensi. Interferensi terjadi pada dua gelombang koheren,
yaitu gelombang yang memiliki frekuensi dan beda fase sama. Pada gelombang tali, jika dua buah gelombang tali
merambat berlawanan arah, saat bertemu keduanya melakukan interferensi. Setelah itu, masing-masing melanjutkan
perjalanannya seperti semula tanpa terpengaruh sedikit pun dengan peristiwa interferensi yang baru dialaminya. Sifat
khas ini hanya dimiliki oleh gelombang.
Jika dua buah gelombang bergabung sedemikian rupa sehingga puncaknya tiba pada satu titik secara bersamaan
(kedua gelombang cahaya sefase atau beda fasenya nol), amplitudo gelombang hasil gabungannya lebih besar dari
gelombang semula. Gabungan gelombang ini disebut saling menguatkan (konstruktif). Titik yang mengalami
interferensi seperti ini disebut perut gelombang. Akan tetapi, jika puncak gelombang yang satu tiba pada suatu titik
bersamaan dengan dasar gelombang lain (kedua gelombang cahaya berbeda fase 180 o) maka amplitude
gabungannya akan minimum (sama dengan nol). Interferensi seperti ini disebut interferensi saling melemahkan
(destruktif). Interferensi pada gelombang air dapat diamati dengan menggunakan tangki riak dengan dua pembangkit
gelombang lingkaran.
Warna-warni yang tampak pada gelembung sabun, lapisan tipis minyak dan selaput tipis lainnya adalah akibat adanya
peristiwa interferensi dalam kehidupan sehari-hari
e. Dispersi
Dispersi adalah peristiwa penguraian sinar cahaya yang merupakan campuran beberapa panjang gelombang menjadi
komponen-komponennya karena pembiasan. Dispersi terjadi akibat perbedaan deviasi untuk setiap panjang
gelombang, yang disebabkan oleh perbedaan kelajuan masing-masing gelombang pada saat melewati medium
pembias. Apabila sinar cahaya putih jatuh pada salah satu sisi prisma, cahaya putih tersebut akan terurai menjadi
komponen-komponennya dan spektrum lengkap cahaya tampak akan terlihat.
Dalam kehidupan sehari hari, contoh penerapan dispersi adalah pembentukan pelangi. Pelangi hanya dapat terlihat
jika kita membelakangi matahari dan hujan terjadi di depan kita. Jika seberkas sinar matahari mengenai butir-butir air
yang besar, maka sinar itu akan dibiaskan oleh bagian depan permukaan air. Sinar akan memasuki butir air.Sebagian
kecil sinar akan dipantulkan oleh bagian belakang butir air. Selanjutnya sinar pantul ini mengenai permukaan depan
dan di biaskan oleh permukaan depan. Karena sinar pantul ini dibiaskan, maka sinar ini pun diuraikan atas spektrum-
spektrum matahari.
f. Polarisasi
Polarisasi merupakan proses pembatasan getaran vektor yang membentuk suatu gelombang transversal sehingga
menjadi satu arah. Polarisasi hanya terjadi pada gelombang transversal saja dan tidak dapat terjadi pada gelombang
longitudinal. Suatu gelombang transversal mempunyai arah rambat yang tegak lurus dengan bidang rambatnya.
Apabila suatu gelombang memiliki sifat bahwa gerak medium dalam bidang tegak lurus arah rambat pada suatu garis
lurus, dikatakan bahwa gelombang ini terpolarisasi linear. Sebuah gelombang tali mengalami polarisasi setelah
dilewatkan pada celah yang sempit. Arah bidang getar gelombang tali terpolarisasi adalah searah dengan celah.
LATIHAN A
1. Balakangan ini kita dikejutkan dengan seringnya terjadi gempa. Gempa diakibat oleh terjadinya pergeseran lempeng bumi
yang kemudian menimbulkan getaran. Getaran ini kemudian merambat yang tidak sedikit menelan korban dan
menghancurkan bangunan dan sarana lainnya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam perambatannya
gelombang memindahkan….
A. massa dan frekwensi C. massa E. pulsa gelombang
B. panjang gelombang dan amplitudo D. energi
2. Gelombang yang arah getarnya sejajar arah rambatnya, disebut gelombang . . .
A. gelombang harmonic C. gelombang mekanik E. gelombang longitudinal
B. gelombang elektromagnetik D. gelombang transversal
3. Seorang astronout sedang berjalan-jalan di bulan. Tiba-tiba terjadi ledakan meteor yang jatuh di permukaan bulan. Secara
fisika, kita tidak dapat mendengar bunyi ledakan tersebut karena…
A. gravitasi bulan lebih kecil daripada bumi D. bulan tidak memiliki sumber air
B. di bulan tidak ada kehidupan E. langit bulan sangat gelap
C. di bulan tidak ada atmosfer udara
4. Jika sebuah gelombang melewati penghalang yang berupa celah sempit maka akan terjadi peristiwa…
A. Interferensi B. Refleksi C. polarisasi D. difraksi E . refraksi
5. Berikut ini adalah cirri-ciri gelombang
1. Memiliki rapatan dan renggangan
2. Arah rambatannya tegak lurus arah getaran
3. Memiliki bukit dan lembah
4. arah rambatannya searah dengan arah getaran
yang termasuk ciri gelombang longitudinal adalah...
a. 1 dan 2 b. 1 dan 3 c. 2 dan 3 d. d. 1, 2, dan 3 e. 1 dan 4
6. Yang termasuk gelombang mekanik adalah...
a. Gelombang tali dan cahaya
b. Gelombang cahaya dan sinar x
c. Gelombang tali dan gelombang suara
d. Gelombang suara dan gelombang radio
e. Gelombang air dan gelombang mikro
7. Warna-warna cahaya dari lapisan minyak di permukaan air terjadi karena peristiwa ... .
A. Interferensi B. Refleksi C. polarisasi D. difraksi E . refraksi
B. BESARAN-BESARAN GELOMBANG
Besaran-besaran yang perlu diketahui dari suatu gelombang yang merambat yaitu:
g. periode : waktu yang dibutuhkan suatu gelombang merambat sejauh satu gelombang.
f = frekuensi (Hz)
T = Periode (s)
n = banyaknya gelombang
t = waktu (s)
Hubungan frekuensi dan periode
atau
i. Kecepatan sudut : besarnya perubahan sudut suatu gelombang tiap satuan waktu
Contoh soal
1. Sebuah gelombang merambat dengan kecepatan 340 m/s. Jika frekuensi gelombang adalah 50 Hz, tentukan panjang
gelombangnya!
Pembahasan
Dik: ν = 340 m/s f = 50 Hz
Dit: λ = .....? λ = ν / f
λ = 340 / 50 λ = 6,8 meter
2. Periode suatu gelombang adalah 0,02 s dengan panjang gelombang sebesar 25 meter. Hitunglah cepat rambat
gelombangnya!
Pembahasan
Data soal:
Periode T = 0,02 s
Panjang gelombang λ = 25 m
Tentukan:
a) berapa jumlah gelombang pada gambar di atas
b) amplitudo gelombang
c) periode gelombang
d) panjang gelombang
e) cepat rambat gelombang
f) jumlah gelombang dalam 2 menit
Pembahasan
a) jumlah gelombang pada gambar di atas e) cepat rambat gelombang
n = 1,5 gelombang ν=λ/T
b) amplitudo gelombang ν = 24 / 1,50
A = 2 cm = 0,02 m ν = 16 m/s
c) periode gelombang f) jumlah gelombang dalam 2 menit t = 2 menit = 120 sekon
T = 1,50 sekon n=t/T
d) panjang gelombang n = 120 / 1,50
λ = 24 cm (dari A hingga C) n = 80 gelombang
LATIHAN B
1. Perhatikan grafik simpangan gelombang terhadap waktu pada gambar di atas! Jika jarak AB = 250 cm, tentukan
A. Amplitudo
B. Periode
C. Frekuensi
D. Panjang gelombang
E. Cepat rambat gelombang
2. Getaran gempa merambat dengan kecepatan 75 km/s dengan frekuensi 30 Hz. Tentukan panjang gelombang getaran
gempa tersebut!
3. Perhatikan gambar berikut!
5. Sebuah gelombang pada permukaan air dihasilkan dari suatu getaran yang frekwensinya 30 Hz. Jika jarak antara puncak
dan lembah gelombang yang berurutan adalah 50 cm, hitunglah cepat rambat gelombang tersebut!
6. Suatu gelombang pada permukaan air frekuensinya 500 Hz dan merambat dengan kecepatan 350 m/s. Hitunglah Jarak
antara dua titik yang memiliki beda fase 600 !
Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat:
1. Gelombang berjalan
Semua gelombang akan merambat dari sumber ke tujuannya. Gelombang inilah yang dinamakan gelombang berjalan. Pada
gelombang berjalan ini perlu dipelajari simpangan dan fasenya. Gelombang berjalan memiliki sifat pada setiap titik yang dilalui
akan memiliki amplitudo yang sama. Perhatikan gelombang berjalan dari sumber O ke titik p yang berjarak x pada gambar.
Bagaimana menentukan simpangan pada titik p? Simpangan tersebut dapat ditentukan dari simpangan getarannya dengan
menggunakan waktu perjalanannya. Jika O bergetar t detik berarti titik p telah bergetar tp detik dengan hubungan :
tp = t –x/v
dan simpangan dititik P memenuhi:
yp = A sin ω.tp karena tp = t –x/v maka persamaannya berubah menjadi
yp = A sin ω (t –x/v ) ……………………..persamaan (1.1)
karena kita ketahui bahwa maka persamaan (1.1) berubah menjadi
yp = A sin (t –x/v )
yp = A sin ( ⁄ ⁄ )
Contoh Soal
sebuah gelombang berjalan memenuhi persamaan y = 0,20 sin 0,40 (60t – x) dengan x dan y dalam cm, dan t dalam sekon.
Tentukan
A. arah perambatan gelombang
B. amplitudo gelombang
C. frekuensi gelombang
D. panjang gelombang
E. cepat rambat gelombang
Jawaban
Menurunkan persamaan y = 0,20 sin 0,40 (60t – x) B. Amplitudo A = 0,20 cm
agar dapat disamakan dengan persamaan y = A sin C. ω = 24 . karena , maka
(ω t - kx). f= Hz
y = 0,20 sin 0,40 (60t – x) agar sama maka
D. k = 0,40 , karena , maka
masukkan nlai 0,40 kedalam tanda kurung
y= 0,20 sin [(0,40 (60t) – (0,40 x)
y = 0,20 sin (24t – 0,40 x) =
y=A sin (ω t – k x)
E. cepat rambat gelombang v dapat dihitung dengan:
Penyelesaian:
v = .f = ( cm) ( Hz)
A. karena tanda dalam sinus adalah negatif maka arah
= 60 cm/s
perambatan gelombang adalah ke kanan.
LATIHAN C.1
1. Persamaan gelombang berjalan pada seutas tali dinyatakan oleh y = 0,01sin (20t + 0,20x) dengan x dan y dalam cm dan
t dalam sekon. Tentukan:
a. arah rambat gelombang
b. amplitudo gelombang
c. panjang gelombang
d. frekuensi gelombang
e. cepat rambat gelombang
2. Persamaan untuk gelombang tranversal mempunyai bentuk y = 2 sin t/0,01- x/30) dengan y dalam cm dan t dalam
sekon. Tentukan:
a. Arah gelombang
b. cepat rambat gelombang
3. Berikut ini adalah persamaan simpangan gelombang berjalan: y = 10 sin0,4t - 0,5x ). Periode gelombangnya adalah …
4. Persamaan gelombang transversal yang merambat pada suatu dawai y = 2 sin 200t - 0,5x). Jika x dan y dalam cm dan t
dalam detik, maka besar panjang gelombangnya adalah ...
5. Suatu gelombang berjalan merambat melalui permukaan air dengan data seperti pada diagram!
2. Gelombang stasioner
Cobalah ambil seutas tali yang panjangnya kira-kira 4 – 5 meter, kemudian ikatkan salah satu ujungnya pada tiang
dan ujung yang lain kalian getarkan naik turun. Pada tali tersebut akan merambat gelombang dari ujung tali yang kita getarkan ke
ujung yang terikat. Coba perhatikan apa yang terjadi pada ujung gelombang saat mencapai bagian tali yang terikat, ternyata
gelombang itu akan dipantulkan kembali ke arah semula. Antara gelombang datang dengan gelombang pantul ini akan saling
berinterferensi, sehingga menimbulkan gelombang yang disebut gelombang stasioner atau gelombang berdiri.
Gelombang stasioner disebut juga gelombang berdiri atau gelombang tegak, merupakan jenis gelombang yang bentuk
gelombangnya tidak bergerak melalui medium, namun tetap diam. Gelombang ini berlawanan dengan gelombang berjalan atau
gelombang merambat, yang bentuk gelombangnya bergerak melalui medium dengan kelajuan gelombang. Gelombang stasioner
terjadi jika dua gelombang yang mempunyai frekuensi, kelajuan dan amplitudo sama bertemu dalam arah yang berlawanan.
Gelombang stasioner memiliki ciri-ciri, yaitu terdiri atas simpul dan perut. Simpul yaitu tempat kedudukan titik yang mempunyai
amplitudo minimal (nol), sedangkan perut yaitu tempat kedudukan titik-titik yang mempunyai amplitudo maksimum pada
gelombang tersebut.
Gelombang stasioner dapat dibedakan menjadi dua, yaitu Gelombang stasioner yang terjadi pada ujung pemantul
bebas dan gelombang stasioner yang terjadi pada ujung pemantul tetap.
a) Gelombang Stasioner pada ujung bebas
Coba sekali lagi lakukan kegiatan seperti di atas, akan tetapi ikatan tali pada tiang dibuat longgar sehingga tali
dapat bergerak bebas pada tiang tersebut. Kemudian buatlah usikan pada tali itu yang menimbulkan rambatan satu
gelombang dan coba kalian perhatikan bagaimana pemantulan gelombangnya.
Selisih phase gelombang datang dan gelombang pantul di ujung bebas adalah 0, jadi = 0
Ini berarti bahwa phase gelombang datang sama dengan phase gelombang pantul. Jika L adalah panjang tali dan x adalah jarak
titik C yang teramati terhadap titik pantul pada ujung bebas, yaitu titik B. Jika A digetarkan, maka persamaan simpangan di A
adalah
2
y A A sin tA
T
Titik C yang berjarak x dari ujung bebas B, mengalami getaran gelombang dari :
Gelombang datang : yaitu apabila A telah bergetar t detik, maka tentulah C menggetar kurang dari t detik, selisih waktu tersebut
Lx Lx
adalah sebesar , sehingga t c1 t
v v
dan persamaan di C menjadi :
2 Lx
y C1 A sin ( t )
T v
t Lx
y C1 A sin 2 ( )
T v. T
t Lx
y C1 A sin 2 ( ) sebab v . T =
T
Lx
Gelombang pantul : Rambatan gelombang telah menempuh jarak L + x, sehingga beda waktunya menjadi detik, maka
v
Lx
tC 2 ( t ) detik.
v
2 Lx
y C2 A sin ( t )
T v
t Lx
y C2 A sin 2 ( )
T v. T
t Lx
y C2 A sin 2 ( )
T
Hasil superposisi kedua gelombang adalah : yC = yC1 + yC2 jadi :
2 Lx 2 Lx
y C A sin ( t ) A sin ( t )
T v T v
2 Lx 2 Lx
y C A {sin ( t ) sin ( t )}
T v T v
2 t 2L 2x
y C A . 2 sin 2 . 21 ( ) cos 2 . 21 ( )
T
x t L
y C 2 A cos 2 ( ) sin 2 ( ) .........................persamaan (2.1)
T
x
Persamaan di atas dapat dianggap sebagai persamaan getaran selaras dengan amplitudo A’= 2 A cos 2 ( )
..........persamaan (2.2)
1) Menentukan letak simpul gelombang stasioner pada ujung bebas
L
Perhatikan gambar gelombang stasioner ujung bebas diatas! Simpul terbentuk saat nilai amplitudo = 0 sehingga
persamaan (2.2) diatas menjadi
( ) A’ akan sama dengan nol jika ( ) = 0, jadi nilai ( ) harus sama dengan 900, 2700, 4500
Jadi secara berurutan letak-letak simpul dari ujung bebas dapat ditentukan sebagai berikut
Dari data tersebut letak simpul-simpul gelombang stasioner pada ujung bebas adalah kelipatan ganjil dari ¼ dapat
dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut :
x 2n 1. 14
Keterangan:
x = letak simpul dari ujung bebas
n = orde ke-n (0, 1, 2, 3 ..........)
= panjang gelombang stasioner
2) Menentukan letak perut gelombang stasioner pada ujung bebas
Perut gelombang terjadi jika A’ mencapai harga maksimum, A’ akan maksimum jika ( ) = 1, jadi nilai ( ) harus
00, 1800, 3600, 5400 dan seterusnya atau 0, , 2 , 3 dan seterusnya, jadi :
x
2 A cos 2 maksimal
x
cos 2 1
x
2 n
2x n
x 21 n
x 2n 14
Jadi terbukti pula, bahwa jarak perut ke titik pantul bebas adalah kelipatan bilangan genap dari ¼
b) Gelombang Stasioner Pada Tali Dengan Ujung Tetap
Dititik pantul yang tetap gelombang datang dan gelombang pantul berselisih phase 1
2
, atau gelombang pantul berlawanan
t Lx
y C1 A sin 2 ( )
T v. T
t Lx
y C1 A sin 2 ( )
T
Lx
Bagi gelombang pantul yang datang dari kanan waktu getar C berselisih detik dan fasenya berselisih 1
2
, atau ,
v
Lx
sehingga : y C2 A sin 2 ( t )
t Lx
y C2 A sin 2 ( )
T
Maka hasil superposisi gelombang datang dan gelombang pantul oleh ujung terikat adalah :
yC = yC1 + yC2
Lx Lx
Jadi : y C A sin 2 ( t ) A sin 2 ( t )
Lx Lx
y C A {sin 2 ( t ) sin 2 ( t )}
t L x
y C A . 2 cos 2 ( ).sin 2
T
x t L
y C 2 A sin 2 ( ).cos 2 ( )
T
Persamaan diatas dianggap sebagai persamaan getaran selaras dengan amplitudo
x
2 A sin 2 ( ) , yang ternyata tak tergantung pada t.
1) Menentukan letak simpul gelombang stasioner pada ujung terikat
Simpul terbentuk saat nilai amplitudo = 0 sehingga persamaan amplitudo diatas menjadi
x
2 A sin 2 ( )0
x
2 ( ) n
2x n
x 21 n.
x 2.n( 14 . )
Jadi terbukti pula, bahwa jarak simpul ke titik pantul tetap adalah bilangan genap kali 1
4
panjang gelombang atau 2. n 41 .
2n 1. 12
x
2
2 x 2n 1. 21
x 2n 1. 41
Disini terlihat pula, bahwa jarak perut ke titik pantul tetap adalah bilangan ganjil kali 1
4
panjang gelombang.
Catatan
Untuk gelombang stasioner ujung bebas dan ujung terikat berlaku:
Jarak antara simpul dengan perut yang terdekat adalah :
(2n 1) 41 (2n). 41 41
Sedangkan jarak antara dua perut atau dua simpul yang berturutan adalah :
Contoh soal
1. Gelombang stasioner terbentuk pada tali dengan Pembahasan
persamaan y = 0,5 cos ( , dengan x Perhatikan persamaan y = 0,5 cos (
dan y dalam cm dan t dalam sekon. Hitunglah ini sama dengan persamaan
a. Jarak antara simpul dan perut yang berdekatan y = A cos (kx) sin (
b. Jarak antara dua simpul yang berdekatan k = karena k = maka
LATIHAN C.2
1. Pernyataan-pernyataan berikut berkaitan dengan gelombang stasioner :
1. titik pantul bebas adalah titik pantul yang menghasilkan fase gelombang pantul sama dengan fase gelombang datang.
2. jarak dari titik pantul terikat ke titik simpul sama dengan bilangan ganjil kali seperempat panjang gelombangnya.
3. jarak dari titik pantul bebas ke titik perut sama dengan bilangan genap kali seperempat panjang gelombangnya.
Pernyataan yang benar adalah ...
a. 1 dan 2 b. 2 dan 3 c. 1,2, dan 3 d. 1 dan 3 e. 3 saja
2. Seutas tali horizontal memiliki panjang 255 cm. salah satu ujungnya digetarkan harmonik naik turun dengan frekuensi ¼ Hz
dan amplitudo 10 cm, sedang ujung lainnya dibiarkan bebas bergerak. Getaran tersebut merambat sepanjang tali dengan
cepat rambat 9 cm/s. maka letak perut ke-7 dari titik asal getaran adalah…
a. 165 cm b. 150 cm c. 147 cm d. 108 cm e. 90 cm
3. Suatu gelombang stasioner mempunyai persamaan simpangan: y = 4 cos (0,1 x) sin (100 t). Bila y dan x dalam cm dan t
dalam sekon, maka gelombang stasioner itu memiliki panjang gelombang
a. 0,5 m b. 0,4 m c. 0,2 m d. 0,1 m e. 0,05 m
D. PER C O B A AN MELD E
Indikator : Menyelidiki sifat-sifat gelombang (pemantulan/pembiasan, superposisi, interferensi, dispersi,
difraksi, dan polarisasi) serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat : Menentukan besaran-besaran gelombang pada tali berdasarkan hukum Melde
Percobaan Melde digunakan untuk menyelidiki cepat rambat gelombang transversal dalam dawai.
Perhatikan gambar di bawah ini.
L
A K
Pada salah satu ujung tangkai garpu tala diikatkan erat-erat sehelai kawat halus lagi kuat. kawat halus tersebut ditumpu pada
sebuah katrol dan ujung kawat diberi beban, misalnya sebesar g gram. Garpu tala digetarkan dengan elektromagnet secara terus
menerus, hingga amplitudo yang ditimbulkan oleh garpu tala konstan.
Untuk menggetarkan ujung kawat A dapat pula dipakai alat vibrator/ penggetar. Setelah terbentuk pola gelombang stasioner
dalam kawat yang ditandai dengan terlihat adanya simpul dan perut. Perhatikan di ujung-ujung kawat tersebut terbentuk simpul.
Simpul ujung A pada penggetar dan simpul K pada bagian yang ditumpu oleh katrol. Pada seluruh panjang kawat AK = L terjadi 4
gelombang, maka kawat mempunyai 1 = 1
4
L. Apabila f adalah frekwensi getaran tersebut, maka cepat rambat gelombang
Jika sekarang beban ditambah hingga menjadi 4g gram, maka pada seluruh panjang kawat ternyata hanya terjadi 2 gelombang,
jadi : 2 2 = L , --- 2 = 1
2
L sehingga :
v2 = f . 2 = 1
2
fL
Kemudian beban dijadikan 16g gram, maka pada seluruh panjang kawat hanya terjadi satu gelombang, jadi : 3 = L, maka v3 = f
. 3 = f L
Beban dijadikan 64g gram, maka pada seluruh panjang kawat hanya terjadi 1
2
gelombang, jadi : 1
2
4 = L 4 =2 L sehingga
v4 = f . 4 = 2f . L
Dari hasil pengamatan ini, maka timbul suatu anggapan atau dugaan, bahwa asepertinya ada hubungan antara cepat rambat
gelombang dengan berat beban, yang pada hakekatnya merupakan tegangan dalam kawat. data pengamatan tersebut di atas
kita susun sebagai :
Pengamatan I F1 = 1 g 1 = 1
L v1 = 1
f.L
4 4
Pengamatan II F2 = 4 g 2 = 1
L v2 = 1
f.L
2 2
Pengamatan III F3 = 16 g 3 = L v3 = f . L
Pengamatan IV F4 = 64 g 4 = 2 L v4 = 2 f . L
D a r i d a ta d ia ta s d a p a t d ia mb il k e s imp u la n ba h w a :
1. Cepat rambat gelombang dalam tali atau dawai berbanding lurus dengan akar dari gaya tegangan tali atau dawai.
Percobaan di atas diulang kembali dengan bahan sama, panjang kawat tetap, beban sama (dimulai dari 16 g gram), hanya saja
luas penampang kawat dibuat 4 kali lipat, maka dapat kita amati sebagai berikut :
1’ = 1
2
L sehingga v1’= 1
2
.f L
'
v2 m3 16m1
1
4
, dan 16
v3 m1 m1
Dari pengolahan data tersebut dapatlah disimpulkan :
2. Cepat rambat gelombang berbanding terbalik dengan akar kuadrat massa kawat, asalkan panjangnya tetap.
Percobaan selanjutnya diulangi lagi, akan tetapi diusahakan agar massa kawat antara simpul-simpul A dan K tetap, sedangkan
panjang kawat AK diubah-ubah. Ternyata cepat rambatnyapun berubah pula, meskipun beban tidak berubah, Kalau jarak AK
menjadi 1
4
jarak semula yaitu = 1
4
L, maka cepat rambatnya menjadi 1
2
kali semula, sebaliknya jika panjang kawat AK dilipat
empatkan dari AK semula, menjadi 4 L maka cepat rambatnya menjadi 2 kali cepat rambat semula, asalkan massa kawat tetap.
Dari percobaan ketiga ini dapatlah disimpulkan.
3. Untuk massa kawat yang tetap, maka cepat rambat gelombang berbanding lurus dengan akar kuadrat panjang
kawat.
Kesimpulan (2) dan (3) dapat disatukan menjadi : Cepat rambat gelombang dalam kawat berbanding terbalik nilai dengan
akar massa persatuan panjang kawat.
Jika massa persatuan panjang kawat ini dimisalkan atau dilambangkan dengan, maka kesimpulan (1) sampai dengan (3) di atas
dapat dirumuskan menjadi :
Contoh soal
Pembahasan
Diket: l = 5 m F=2N v = 40
m/s
Ditanyakan: m ?
Jawab
m=
m=
m = 0,25 kg
Pembahasan
Diket: l = 1 m, mbenang = 5 gram= 5 x 10-3 kg,
mbn = 0,2 kg, g = 10 m/s2
Ditanyakan: v ?
Jawab
0,2 kg . 10 m/s-2 = 2 N
v=√
v=√
v = 20 m/s
Latihan D
1.
2.