Anda di halaman 1dari 52

Farihah al Muchtar

PENGEMBANGAN PRODUK DAN


PENETAPAN HARGA PRODUk

   PENGERTAN

Pengembangan produk baru


atau menciptakan produk baru
merupakan tugas yang sering
terlupakan. Pada saat salah satu
ataupun beberapa produk yang
sedang dipasarkan itu berada pada
tahap “kedewasaan” , maka
pengusaha haruslah mulai
memanfaatkan keuntungan yang
diperolehnya dari produk yang
berada pada tahap tersebut untuk
mengembangkan ide penciptaan
produk baru. Produk baru inilah
yang diharapkan nantinya dapat
menggantikan produk lama yang
sedang jaya tersebut.

A.    Pengertian dari
Pengembangan Produk dan
Strategi Pengembangan Produk.

Dalam dunia bisnis dan marketing,


istilah pengembangan produk
(product development) sudah lazim
dibicarakan, dibahas dan dianalisis.
Secara umum, pengembangan
produk dapat diartikan sebagai
suatu usaha yang dilakukan
perusahaan untuk menambah
manfaat, ciri, desain dan layanan
pada barang dan jasa.
Pengertian pengembangan
produk telah banyak dikemukakan
para ahli, antara lain ;

1.      Assaury (1996) mengatakan


bahwa pengembangan produk
(product development) adalah suatu
kegiatan atau aktifitas yang
dilakukan dalam menghadapi
kemungkinan perubahan suatu
produk ke arah yang lebih baik
sehingga dapat memberikan daya
guna maupun daya pemuas yang
lebih besar.
2.      Stanton (1996) mengatakan
bahwa pengembangan produk
(product development) adalah suatu
istilah yang terbatas meliputi
kegiatan teknis, seperti riset produk,
rekayasa dan desain.
3.      Guiltinan (1991) mengatakan
bahwa pengembangan produk
(product develpoment) adalah suatu
kebutuhan dan keinginan yang
selalu berubah mengakibatkan
adanya segmen baru atau adanya
persaingan dan perubahan
teknologi. 
Dari berbagai pengertian
pengembangan produk tersebut di
atas, dapat disimpulkan
bahwa pengembangan produk
adalah suatu usaha yang dilakukan
perusahaan melalui perbaikan
bentuk, penyederhanaan,
pembentukan kembali, menambah
desain atau model dengan tujuan
untuk meningkatkan kepuasan
konsumen atau pelanggan.
 
Strategi Pengembangan Produk
Strategi pengembangan produk
adalah bagian dari strategi
korporasi (corporate strategy).
Dalam strategi pengembangan
produk terdapat potensi keuntungan
maupun risiko dari aktifitas
pengembangan produk, dan banyak
faktor yang   menyebabkan suatu
organisasi mempertimbangkan
melakukan pengembangan produk
baru. Hampir semua organisasi
menemukan bahwa pendekatan
strategi managerial  pada aktifitas
pengembangan produk baru akan
meningkatkan peluang keberhasilan
dan juga meminimasi biaya dan
risiko. Ada dua pendekatan dalam
menjalankan strategi
pengembangan produk, yaitu
sebagai berikut :
Strategi Proaktif (proaktive
strategy)

Strategi pengembangan produk


yang dilakukan untuk
mengantisipasi kondisi di masa
depan. Pengembangan produk
dimulai dari perusahaan sendiri.
Beberapa bentuk dari strategi
proaktif, yaitu sebagai berikut :
a. Penelitian dan Pengembangan
(Research and Development)
Strategi ini menempatkan
perusahaan untuk terus
berusaha mengembangkan
produknya secara teknis. Contoh
dari strategi ini adalah
perusahaan ABC
menginvestasikan modal yang
cukup banyak pada bagian R&D-
nya. Hal  tersebut kemudian
membuahkan hasil dengan
banyaknya inovasi atas produk
yang dikeluarkan oleh
perusahaan dalam jangka waktu
yang cepat dibandingkan
dengan pesaing – pesaingnya.

b.      Pemasaran(Marketing)
Strategi ini menempatkan
konsumen sebagai pertimbangan
pertama dalam membuat produk
yang sesuai dengan kebutuhan
konsumen. Contoh dari strategi ini
adalah perusahaan DEF
mengadakan survey skala besar
mengenai produk apa yang
dibutuhkan oleh konsumen baik
secara langsung kepada
konsumennya, maupun secara tidak
langsung dengan membaca data
penjualan produk yang memiliki
peringkat tertinggi. Data –data
tersebut digunakan oleh
perusahaan untuk mengembangkan
produk yang selalu sesuai dengan
kebutuhan konsumen.
c.       Pengusaha(Entrepreneurial)
Strategi ini memberi kesempatan
kepada seorang
pengusaha (entrepreneur) untuk
mewujudkan idenya dengan
membuat divisi tersendiri dan
mengumpulkansumbernya.  Strategi
ini dilaksanakan pada perusahaan
yang sudahbesar dan mapan.
Contoh dari strategi ini adalah
perusahaan GHI merupakan
perusahaan terkemuka  di dunia.
Produk – produk yang
dihasilkannya pun  sudah sesuai
dengan kebutuhan konsumen,
handal, inovatif, dll. Kemudian, 
perusahaan ini dituntut untuk terus
menciptakan atau mengembangkan
produk yang dapat menjadi kiblat
atau trendsetter produk A di dunia. 
Dengan segala kemapanan yang
dimiliki, perusahaan ini menciptakan
suatu bagian yang khusus
memperkerjakan pegawai –
pegawai berjiwa inventor, kreatif,
dan berfikir secara tidak biasa 
(think-out-of-the-box) yang
ditugaskan untuk menciptakan atau
mengembangkan produk yang
dapat menjadi kiblat atau 
trendsetter dunia. Hal ini
menghasilkan kesuksesan dengan
hadirnya produk IHG yang
kemudian menjadi kiblat
atau trendstetter untuk produk
sejenisnya.
d.      Akuisisi(Acquisition)

Strategi ini melibatkan perusahaan


untuk mengambil alih atau membeli
perusahaan lain yang menghasilkan
suatu produk yang sama sekali baru
bagi perusahaan atau bahkan bagi
pasar. Contoh dari strategi ini
adalah perusahaan penyedia
komunikasi PT. JKL baru – baru ini
diketahui telah mengakuisisi
perusahaan penyedia komunikasi
PT. MNO. Keputusan ini diambil
oleh PT. JKL karena seperti yang
masyarakat ketahui bahwa PT.
MNO baru saja mengadakan fitur
aplikasi perpesanannya yang dapat
mengirimkan pesan singkat tanpa
dikenai biaya ataupun
menggunakan koneksi internet.
Aplikasi tersebut sangat diminati
oleh pasar sehingga dengan segala
kemampuan yang dimiliki, PT. JKL 
memutuskan unruk mengakuisisi
PT. MNO.

Strategi reaktif (reaktive strategy)


Strategi pengembangan produk
yang dilakukan sebagai respon dari
kondisi pasar atau pesaingnya.
Beberapa bentuk dari strategi
reaktif, yaitu sebagai berikut :
a.       Strategi defensif (defensive
strategy)
Strategi ini dilakukan dengan
menciptakan suatu aksi untuk
melindungi perusahaan terhadap
produk baru yang dikeluarkan
pesaing yang meraih sukses di
pasar. Contoh dari strategi ini
adalah perusahaan PQR baru saja
meluncurkan ponsel Galaxy X yang
meraih kesuksesan di  pasar.
Perusahaan STU yang merupakan
kompetitor dari perusahaan PQR
dalam ponsel cerdas (smartphone)
kemudian berinisiatif untuk
mengadakan promo  diskon untuk
setiap pembelian ponsel dari
perusahaannya. Hal ini dilakukan
demi menjaga pasar yang selama
ini perusahaan STU miliki.
b.      Strategi imitatif (Imitative
strategy)
Strategi ini dilakukan dengan
meniru produk baru dengan cepat
sebelum produk tersebut mendapat
pasaran yang kuat. Contoh dari
strategi ini adalah perusahaan VWX
dikabarkanakan segera
meluncurkan ponsel Galaxy YZ
yang memiliki model menarik dan
potensi besar akan meraih
kesuksesan di pasar. Perusahaan
XYZ yang berasal dari Negara
China membuat strategi untuk
meniru model ponsel Galaxy YZ,
meskipun sistem operasi dari
ponsel tersebut tidak sama.
c.       Strategi second-but-better 
Strategi ini dilakukan dengan
sebelumnya menunggu hasil
pemasaran produk baru dari
pesaingnya; lalu tidak hanya meniru
produk pesaing, tetapi juga
memperbaikinya dan memperkuat
posisinya di pasaran. Contoh dari
strategi ini adalah perusahaan BCD
dikabarkan akan segera
meluncurkan ponsel Galaxy AB
yang memiliki model menarik dan
potensi besar akan meraih
kesuksesan di pasar. Perusahaan
EFG membuat strategi untuk
meniru model ponsel Galaxy YZ,
tetapi dengan penyempurnaan
model dari ponsel yang ditirunya
dan mengembangkan sistem
operasi berbasis android versi
terbaru.
d.      Strategi responsif
(responsive strategy)
Strategi ini dilakukan dengan
mengakomodasi keinginan
konsumen.
Contoh dari strategi ini adalah
perusahaan EFG meluncurkan
ponsel 5X yang  merupakan hasil
dari berbagai keinginan dan
permintaan pasar untuk
penyempurnaan atas kekuragan
keluaran ponsel sebelumnya, yaitu 
5W.

B.      Tujuan dari
Pengembangan Produk.
 Menurut Buchari Alma
(2000:101) tujuan pengembangan
produk adalah
1.      Untuk memenuhi keinginan
konsumen yang belum puas
2.      Untuk menambah omzet
penjualan
3.      Untuk memenangkan
persaingan
4.      Untuk mendayagunakan
sumber-sumber produksi
5.      Untuk meningkatkan
keuntungan dengan pemakaian
bahan yang sama
6.      Untuk mendayagunakan
sisa-sisa bahan
7.      Untuk mencegah kebosanan
konsumen
8.      Untuk menyederhanakan
produk, pembungkus 

C.    Tahap – Tahap
Pengembangan Produk

Menurut Kotler (2002: 382) tahap-


tahap pengembangan produk
terbagi menjadi delapan tahap yaitu
:
a.       Idea Generation
(Pemunculan Gagasan)
Tahapan ini merupakan
pencarian peluang produk baru
secara terus menerus dan
sistematik. Tahapan ini dilakukan
untuk menemukan gagasan-
gagasan baru dan segara mengenai
penciptaan produk. Metode untuk
menciptakangagasan baru meliputi
brain storming (sesi kelompok kecil
untuk menstimulasi gagasan),
melakukan analisa atas produk
yang sudahada, ataupun melalui
survei konsumen.
 
b.      Idea Screening
(Penyaringan Gagasan)
Setelah perusahaan
mengidentifikasi gagasan produk
yang berpotensi, perusahaan harus
menyaringnya. Dalam product
screening, kekurangan,
ketidakcocokan, atau gagasan yang
tidak menarik lainnya harus
disingkirkan dari tindakan lebih
lanjut. Tujuan penyaringan adalah
mengurangi banyaknya gagasan
dengan mencari dan
menghilangkan gagasan buruk
sedini mungkin.

c.       Concept Development and


Testing (Pengembangan dan
Pengujian Konsep)
Menguji konsep adalah
menyajikan konsep produk kepada
consumer dan mencoba mengukur
sikap dan ketertarikan konsumer
atas konsep awal pengembangan
produk tersebut. Pengujian konsep
merupakan cara yang cepat dan
tidak mahal untuk mengukur minat
konsumer. Pengujian dilakukan
dengan meminta konsumer yang
potensial untuk berinteraksi
terhadap sketsa gambar atau
deskripsi tertulis yang
menggambarkan produk yang akan
dikembangkan.

d.      Marketing Strategy
Development (Pengembangan
Strategi Pemasaran)
Pernyataan strategi pemasaran
terdiri dari tiga bagian untuk
memperkenalkan produk ke pasar.
Bagian pertama menjelaskan
ukuran, struktur, dan tingkah laku
pasar sasaran, penempatan produk
yang telah direncanakan, penjualan,
bagian pasar, serta sasaran
keuntungan yang hendak dicari
pada beberapa tahun pertama.
Bagian kedua dari pernyataan
strategi pemasaran menguraikan
harga produk yang direncanakan,
strategi distribusi, dan biaya
pemasaran selama tahun pertama.
Bagian ketiga menjelaskan
penjualan jangka panjang yang
direncanakan, serta sasaran
keuntungan dan strategi bauran
pemasaran selama ini.
e.       Business Analysis (Analisis
Bisnis)
Analisis Bisnis dan finansial
dilakukan untuk menguji kelayakan
finasialdan bisnis dari konsep
pengembangan produk baru. Disini
dilakukan analisa terhadap
sejumlah aspek, seperti proyeksi
permintaan pasar,perkiraan biaya
produksi dan peta persaingan.
f.        Product Development
(Pengembangan Produk)
Pengembangan produk
mengkonversi ide produk baru
menjadi bentukfisik dan sekaligus
mengidentifikasi pola strategi
pemasaran yang akanditerapkan.
Fase ini mencakup konstruksi
produk, packaging, pemilihan
brand, brand positioing, dan usage
testing.
 
g.      Test Marketing (Pengujian
Pasar)
Fase ini mencakup konstruksi
produk, packaging, pemilihan
brand,brand positioing, dan usage
testing. Tujuannya adalah untuk
mengevaluasi kinerja produk dan
efektivitas program pemasaran
secara terbatas sebelum a full-scale
introduction. Melalui ujipemasaran
ini, perusahaan dapat melakukan
observasi perilaku pelanggan
secara aktual. Perusahaan juga
dapat melihat reaksi yang dilakukan
pesaing, dan juga respon dari para
distribution channelmembers.

h.      Commercialization
(Komersialisasi)
Setelah pengujian selesai,
perusahaan siap untuk
mengenalkan produknya ke pasar
yang ditargetkan secara full scale.
Sejumlah aspek yang perlu
dicermati dalam tahap
commercialization adalah
kecepatan penerimaan konsumen
dan para distributor, intensitas
distribusi (berapa banyak toko
penyalur), kemampuan produksi,
serta efektivitas promosi, strategi
harga, dan reaksi persaingan. 
Selain hal – hal diatas, point penting
lainnya adalah Diferensiasi menjadi
suatu strategi yang baik. Adanya
diferensiasi menjadikan suatu
produk memilki identitas yang khas
dan unik. Sehingga menjadi
pembeda bagi produk pesaing dan
memungkinkan untuk sulit ditiru.
Terkadang pula, perilaku konsumen
yang sangat sensitif terhadap
sesuatu yang baru dan beda,
menjadikan suatu produk yang
memiliki diferensiasi dengan produk
pesaingnya sangat dicari
konsumen.

Beberapa faktor tambahan yang


menghalangi pengembangan
produk baru adalah :
 Kelangkaan ide penting
pada wilayah tertentu
 Pasar yang terfragmentasi
 Batasan sosial dan
pemerintah
 Biaya pengembangan
 Kelangkaan modal
 Waktu pengembangan yang
dibutuhkan relatif pendek.
Hal yang harus diperhatikan pula
dalam pengenalan awal suatu
produk baru adalah penentuan
strategi harga produk tersebut.
Dimana strategi harga ini diperlukan
untuk meminimalisir resiko produk
tersebut ditolak pasar, karena
terlalu mahal atau bahkan terlalu
murah. Berikut ada dua cara
bagaimana menentukan harga dari
produk baru : 
1) Penentuan harga mengambil
sebagian pasar

Strategi ini pernah diterapkan oleh


Intel ketika meluncurkan chip
komputer terbaru. Mereka
meluncurkan chip tersebut ke
pasaran dengan harga $1000 per
keping. Tentu saja harga ini hanya
bisa dijangkau oleh segmen pasar
kelas atas saja. Dengan harga yang
tinggi, intel berusaha untuk
mengambil hanya sebagian pasar
yakni pasar kelas atas.
Ketika siklus produk mulai
mengalami penurunan, akibat
banyaknya pesaing serupa yang
masuk dan penjualan mulai
melemah. Intel menurunkan harga
chip menjadi $200 per keping.
Sehingga chip tersebut menjadi
prosesor masal paling lari di
pasaran. Dengan cara itu, intel
mengambil pendapatan yang
maksimum dari berbagai segmen
pasar.

2) Penetapan Harga Penetrasi


Pasar

Selain menetapkan harga yang


tinggi untuk mengambil sebagian
segmen pasar. Sebagian
perusahan justru menggunakan
harga penetrasi pasar. Dimana
mereka memberikan harga yang
relatif murah, sehingga penjualan
produkpun meningkat. Tujuannya
adalah agar perusahaan bisa
menembus pasar secara cepat dan
menarik banyak pembeli. 
Harga Dan Penetapan Harga

Harga mengandung pengertian,


suatu nilai tukar dari produk barang
atau pun jasa yang umumnya
dinyatakan dalam satuan moneter
(Rupiah, Dollar, Yen dll)
Dalam dunia bisnis harga
mempunyai banyak nama, sebagai
contoh dalam dunia perdagangan
produk disebut harga, dalam dunia
perbankan disebut bunga, atau
dalam bisnis jasa akuntansi,
konsultan disebut fee, biaya
transportasi taxi, telepon disebut
tariff sedangkan dalam dunia
asuransi disebut premi.

Menurut Kotler (2001:439)


Harga adalah sejumlah uang yang
dibebankan atas suatu produk atau
jasa, atau jumlah dari nilai tukar
konsumen atas manfaat-manfaat
karena memiliki atau menggunakan
produk atau jasa tersebut.
Monroe (1990)
menyatakan bahwa harga
merupakan pengorbanan ekonomis
yang dilakukan pelanggan untuk
memperoleh produk atau jasa.
Selain itu harga adalah salah satu
faktor penting bagi konsumen
dalam mengambil keputusan untuk
melakukan transaksi atau tidak.
Berdasarkan definisi harga diatas
maka dapat disimpulkan harga
adalah sejumlah uang yang harus
dikeluarkan oleh konsumen untuk
mendapatkan produk atau jasa
yang dibelinya guna memenuhi
kebutuhan maupun keinginannya
dan umumnya dinyatakan dalam
satuan moneter (Rupiah, Dollar,
Yen dll).

Sedangkan penetapan harga


adalah suatu proses untuk
menentukan seberapa besar
pendapatan yang akan diperoleh
atau diterima oleh perusahan dari
produk atau jasa yang di hasilkan.
Penetapan harga telah memiliki
fungsi yang sangat luas di dalam
program pemasaran. Menetapkan
harga berarti bagaimana
mempertautkan produk kita dengan
aspirasi sasaran pasar, yang berarti
pula harus mempelajari kebutuhan,
keinginan, dan harapan konsumen.
Dalam penetapan harga, produsen
harus memahami secara mendalam
besaran sensitifitas konsumen
terhadap harga. Menurut Roberto
pada buku Applied Marketing
Research, bahwa dari hasil
penelitian menyebutkan isu utama
yang berkaitan dengan sensitifitas
harga yaitu; elasitas harga dan
ekspektasi harga.
Sedangkan pengertian dari elasitas
harga adalah:
 Konsumen cenderung
memberikan respon yang lebih
besar atas setiap rencana
kenaikan dibandingkan dengan
kenyataan pada saat harga
tersebut naik.
 Konsumen akan lebih sensitive
terhadap penurunan harga
dibandingkan dengan kenaikan
harga.
 Elastisitas konsumen akan
berkurang ketika melakukan
shopping dengan teman atau
dipengaruhi oleh sales person.
Dengan kata lain harga dan
penetapan harga adalah
suatu proses yang harus dilakukan
oleh perusahaan untuk memberikan
nilai suatu produk atau jasa dengan
mengkalkulasikan terlebih dahulu
segala macam biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh
keuntungan serta
mempertimbangkan faktor-faktor
yang mempengaruhi permintaan
selain harga.
D.    Tujuan Penetapan Harga
Dalam teori ekonomi klasik, setiap
perusahaan selalu berorientasi
pada seberapa besar keuntungan
yang akan diperoleh dari suatu
produk atau jasa yang dimilikinya,
sehingga tujuan penetapan
harganya hanya berdasarkan pada
tingkat keuntungan dan perolehan
yang akan diterimanya. Namun di
dalam perkembangannya, tujuan
penetapan harga bukan hanya
berdasarkan tingkat keuntungan
dan perolehannya saja melainkan
berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan non ekonomis
lainnya.
Berikut adalah tujuan penetapan
harga yang bersifat ekonomis dan
non ekonomis;
1.Memaksimalkan Laba

Penetapan harga ini biasanya


memperhitungkan tingkat
keuntungan yang ingin diperoleh.
Semakin besar marjin keuntungan
yang ingin didapat, maka menjadi
tinggi pula harga yang ditetapkan
untuk konsumen. Dalam
menetapkan harga sebaiknya turut
memperhitungkan daya beli dan
variabel lain yang dipengaruhi
harga agar keuntungan yang diraih
dapat maksimum.

2. Meraih Pangsa Pasar


Untuk dapat menarik perhatian para
konsumen yang menjadi target
market atau target pasar maka
suatu perusahaan sebaiknya
menetapkan harga yang serendah
mungkin. Dengan harga turun,
maka akan memicu peningkatan
permintaan yang juga datang dari
market share pesaing atau
kompetitor, sehingga ketika pangsa
pasar tersebut diperoleh maka
harga akan disesuaikan dengan
tingkat laba yang diinginkan
3. Return On Investment (ROI) /
Pengembalian Modal Usaha

Setiap usaha menginginkan tingkat


pengembalian modal yang tinggi.
ROI yang tinggi dapat dicapai
dengan jalan menaikkan profit
margin serta meningkatkan angka
penjualan.
4. Mempertahankan Pangsa
Pasar
Ketika perusahaan memiliki pasar
tersendiri, maka perlu adanya
penetapan harga yang tepat agar
dapat tetap mempertahankan
pangsa pasar yang ada

5.Tujuan Stabilisasi Harga

Dalam pasar yang konsumennya


sangat sensitif terhadap harga, bila
suatu perusahaan menurunkan
harganya, maka para pesaingnya
harus menurunkan pula harga
mereka. Kondisi seperti ini yang
mendasari terbentuknya tujuan
stabilisasi harga dalam industri-
industri tertentu (misalnya minyak
bumi). Tujuan stabilisasi dilakukan
dengan jalan menetapkan harga
untuk mempertahankan hubungan
yang stabil antara harga suatu
perusahaan dan harga pemimpin
industri (industry leader)
6. Menjaga Kelangsungan Hidup
Perusahaan

Perusahaan yang baik menetapkan


harga dengan memperhitungkan
segala kemungkinan agar tetap
memiliki dana yang cukup untuk
tetap menjalankan aktifitas usaha
bisnis yang dijalani.
E.     Metode Penetapan Harga
dan penyesuaian terhadap harga
Setelah perusahaan menentukan
dan menetapkan tujuan yang akan
dicapai, maka langkah atau tahapan
selanjutnya adalah menentukan
metode penetapan harga. Secara
umum metode penetapan harga
terdiri dari 3 macam pendekatan,
yakni ;
1. Penetapan harga
berdasarkan biaya

a) Penetapan Harga Biaya Plus

Didalam metode ini, harga jual per


unit ditentukan dengan menghitung
jumlah seluruh biaya per unit
ditambah jumlah tertentu untuk
menutupi laba yang dikehendaki
pada unit tersebut ( margin )
Rumus ; Biaya Total + Margin =
Harga Jual
b)Penetapan Harga Mark-Up

Untuk metode Mark-up ini, harga


jual per unit ditentukan dengan
menghitung harga pokok pembelian
per unit ditambah ( mark-up )
jumlah tertentu
Rumus ;  Harga Beli + Mark-Up =
Harga Jual
c)Penetapan Harga BEP ( Break
Even Point )

Metode pentapan harga


berdasarkan keseimbangan antara
jumlah total biaya keseluruhan
dengan jumlah total penerimaan
keseluruhan.
Rumus ; BEP => Total Biaya =
Total Penerimaan
2.Penetapan Harga berdasarkan
Harga Pesaing/Kompetitor

Penetapan harga dilakukan dengan


menggunakan harga kompetitor
sebagai referensi, dimana dalam
pelaksanaannya lebih cocok untuk
produk yang standar dengan
kondisi pasar oligopoli. Untuk
menarik dan meraih para konsumen
dan para pelanggan, perusahaan
biasanya menggunakan strategi
harga. Penerapan strategi harga
jual juga bisa digunakan untuk
mensiasati para pesaingnya,
misalkan dengan cara menetapkan
harga di bawah harga pasar dengan
maksud untuk meraih pangsa
pasar.
2. Penetapan Harga
Berdasarkan Permintaan
Proses penetapan harga yang
didasari persepsi konsumen
terhadap value/nilai yang diterima
(price value), sensitivitas harga
dan perceived quality. Untuk
mengetahui value dari harga
terhadap kualitas, maka
analisa Price Sensitivity
Meter (PSM) merupakan salah satu
bentuk yang dapat digunakan. Pada
analisa ini konsumen diminta untuk
memberikan pernyataan dimana
konsumen merasa harga murah,
terlalu murah, terasa mahal dan
terlalu mahal dan dikaitkan dengan
kualitas yang diterima.

F.     STRATEGI PENETAPAN
HARGA
Strategi penetapan harga adalah
tahapan dimana perusahaan
mengklasifikasikan dan
menggolongkan produk atau jasa
yang dihasilkannya merupakan
‘produk baru’ yang belum memiliki
konsumen loyal/tetap atau ‘produk
yang telah beredar’ yang telah
memiliki pangsa pasar tersendiri.
Strategi penetapan harga ini juga
berhubungan dengan siklus
kehidupan produk (Product Life
Cycle) dimana suatu produk
memiliki empat tahapan utama
yakni, Perkenalan, Pertumbuhan,
Kematangan dan Penurunan.
Secara khusus strategi penetapan
harga ini terdiri dari ;
Produk Baru
Dalam menetapkan strategi
penetapan harga yang efektif untuk
produk baru atau tahap perkenalan
ini terdapat 2 (dua) alternatif strategi
penetapan harga, yaitu
1. Harga Mengapung (Skimming
Price)

Memberikan harga tinggi untuk


menutup biaya dan menghasilkan
labamaksimum (perusahaan dapat
meyakinkan konsumen bahwa
produknya berbeda dengan produk
sejenis yang lain.)
Pendekatan skimming sangat efektif
jika terdapat diferensiasi harga
pada segmen tertentu dan pesaing
relatif sedikit.Skimming juga dapat
dimanfaatkan untuk membatasi
permintaan sampai perusahaan
merasa siap untuk melakukan
produksi masal.
Apalagi skimming dapat
meningkatkan nilai produk menjadi
sangat prestisius.
2. Harga Penetrasi 
       
Memberikan harga rendah untuk
menciptakan pangsa pasar dan
permintaan, strategi ini dapat
diterapankan pada situasi pasar
tidak terfragmentasi ke dalam
segmen yang berbeda, serta produk
tersebut tidak mempunyai nilai
simbolis yang tinggi. Pendekatan ini
juga efektif terhadap sasaran pasar
yang sensitif harga.

Produk Yang Telah Beredar


Strategi penetapan harga untuk
produk yang telah beredar ini
tentunya tidak terlepas dari posisi
produk atau jasa tersebut dari siklus
kehidupan produk, dalam hal ini
tahapan siklusnya
berada pada 3 (tiga) tingkatan
berikutnya setelah perkenalan
yakni;
1. Tahap Pertumbuhan

Pada tahap pertumbuhan ini


ditandai dengan penjualan
meningkat disertai munculnya
pesaing. Pada awalnya terjadi
pertumbuhan yang cepat, strategi
yang diterapkan adalah tetap
mempertahankan harga
produk/pasar. Ketika pertumbuhan
melambat, terapkan strategi harga
agresif ; menurunkan harga untuk
mendorong penjualan sekaligus
menghadapi persaingan yang
semakin ketat.

2. Tahap Kematangan

Pada tahap kematangan,


fleksibilitas harga merupakan kunci
efektivitas strategi penetapan
harga. Pada tahapan ini
perusahaan harus benar-benar
responsif terhadap situasi pasar,
konsumen maupun pesaing.
Strategi penetapan harga dapat
menggunakan ‘psikologis
konsumen’ maupun ‘pemotongan
harga’ (diskon), sehingga
perusahaan dapat menjaga loyalitas
konsumen (pangsa pasar) dan
meningkatkan jumlah permintaan
dan keuntungan yang diperoleh.
3. Tahap Penurunan

Tahap penurunan produk atau


jasa ditandai dengan menurunnya
jumlah permintaan secara terus-
menerus, sebagai tahap terakhir
daur hidup produk terdapat dua
alternatif langkah utama yang dapat
dipilih. Pertama, strategi diskonting
(pemotongan harga) Kedua,
mempertahankan harga tetapi
memotong biaya-biaya yang
berhubungan dengan produk,
terutama pengeluaran untuk
promosi.
G.  Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Penetapan
Harga :

Faktor Internal
a.       Tujuan Pemasaran
Perusahaan ; (makimalisasi laba;  
mempertahankan kelangsungan
hidup perusahaan; meraih pangsa
pasar yang besar; menciptakan
kepeminpinan dlm hal kualitas;
mengatasi persaingan;
melaksanakan tanggung jawab
sosial ; dll.)
b.      Strategi Buran
Pemasaran ; (harga perlu
dikoordinasikan dan saling
menduung dengan bauran
pemasaran  lainya yaitu pruduk,
ditribusi dan promosi )
c.       Biaya ; (merupakan faktor
ygpaling menetukan harga
minimalyang harus ditetapkan agar
perusahaan tdk mengalami
kerugian, dalam hal ini biaya tetap
dan variabel)
d.      Organisasi ;

  Manajemen perlu memutuskan


siapa di dalam organisasi yang
harus menetapkan  harga.
  Setiap perusahaan menangani
masalahpenetapan harga menurut
caranya masing-masing.
  Pada perusahaan kecil,
umumnya harga ditetapkan oleh
manajemen puncak.
  Pada perusahaan besar,
seringkali masalah penetapan
harga ditangani oleh devisi atau
manajer suatu lini produk.
  Dalam pasar Industri, para
wiraniaga diperkenankan untuk
bernegoisasi  dengan
pelanggannya guna menetapkan
rentang (range) harga tertentu.
 Dalam indutri  penetapan harga
merupakan  faktor kunci
(misalnya perusahaan minyak,
penerbangan luar angkasa) 
biasanya setiap perusahaan
memiliki departemen penetapan
harga tersendiri yang
bertanggung jawab kepada
dept. Pemasaran atau
manajemen puncak.
 Pihak-pihak lain  yang
mempunyai pengaruh terhadap
penetapan harga  adalah
manajer penjualan, manajer
produksi, manajer keuangan
dan akuntan

Faktor Ekternal
a.       Sifat Pasar dan Permintaan;
setiapperusahaan perlu memahami
sifat dan permintaan yang
dihadapinya, apakah termasuk
pasar persingan sempurna,
persaingan monopolistik, oligopoli,
atau monopoli.  Faktor lain yang tdk
kalah pentingnya adalah elastisitas
permintaan
b.      Persaingan;( Porter )
Ada lima kekuatan pokok yang
berpengaruh dalam persaingan
suatu industri :
      Persaingan dalam industri yang
bersangkutan
      Pruduk Substitusi
      Pemasok
      Pelanggan dan
      Ancaman-ancaman baru
Informasi yg dibutuhkan untuk
menganalisis karakteritik
persaingan yg dihadapi :
      Jumlah Perusahaan dalam
Industri
      Ukuran relatif setiap anggota
dalam Industri
      Deferensiasi Produk
      Kemudahanuntuk memasuki
industri yg bersangkutan

DAFTAR PUSTAKA

Kotler, Philip., Keller, Kavin Lane.


2009. Manajemen Pemasaran Ed.
Ke-13 Jilid 1.
       Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai