Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Telah disetujui laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan pada klien Ny.K
dengan diagnose medis Dyspepsia sindrome yang di rawat di RSUD Ngudi
Waluyo Wlingi Ruang……………….....
Nama :
NIM :
Tanggal :
Mengetahui,
( ) ( )
LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN DASAR PROFESI
NYERI
A. Definisi
Nyeri merupakan keadaan ketika individu mengalami sensasi
ketidaknyamanan dalam merespons suatu rangsang yang tidak
menyenangkan (Lynsa, 2012).
B. Klasifikasi
Menurut lamanya:
1. Nyeri Akut
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan
jaringan actual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat
dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3
bulan.
2. Nyeri Kronis
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan
jaringan actual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat
dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3
bulan.
Menurut Jenisnya
1. Nyeri Perifer
Nyeri yang muncul akibat rangsangan pada kulit dan mukosa
2. Nyeri Sentral
Nyeri yang muncul akibat stimulasi medulla spinallis, batang otak dan
thalamus
3. Nyeri Psikogenik
Nyeri yang tidak diketahui penyebab fisiknya, dengan kata lain nyeri ini
timbul akibat pikiran penderita.
C. Etiologi
1. Agen cidera biologis misalnya infeksi, iskemia, neoplasma (kerusakan
fungsi organ/ jaringan)
2. Agen cidera fisik misalnya abses, amputasi, luka bakar, dll (trauma fisik)
3. Agen cidera kimiawi misalnya luka akibat terpapar bahan kimia
D. Manifestasi Klinis
Gejala dan Tanda Subjektif:
1. Mengeluh nyeri
2. Merasa depresi (tertekan)
3. Merasa takut memngalami cedera berulang
Gejala dan Tanda Objektif:
1. Tampak meringis
2. Bersikap protektif (mis. waspada, posisi menghindari nyeri)
3. Gelisah
4. Frekuensi nadi meningkat
5. Sulit tidur
6. Tekanan darah meningkat
7. Pola napas berubah
8. Nafsu makan berubah
9. Proses berpikir terganggu
10. Menarik diri
11. Berfokus pada diri sendiri
12. Diaforesis
13. Tidak mampu menuntaskan aktivitas
14. Waspada
15. Anoreksia
16. Fokus menyempit
Penilaian Respons Nyeri:
1. Penilaan Respons Nyeri PQRST
Deskripsi Contoh Pertanyaan
P Provocation Tanyakan apa yang memperburuk nyeri atau
ketidaknyamanan. Apakah posisi? Apakah memperburuk
dengan menarik nafas dalam atau palpasi pada dada,
apakah nyeri menetap?
Q Quality Tanyakan bagaimana jenis nyerinya? Biarkan pasien
menjelaskan dengan bahasanya sendiri
R Radiation Apakah nyeri menjalar ke bagian tubuh yang lain?
Dimana?
S Severity Gunakan perangkat penilaian skala nyeri (sesuai untuk
pasien) untuk pengukuran keparahan nyeri yang konsisten.
Gunakan skala nyeri yang sama untuk menilai kembali
keparahan nyeri dan apakah nyeri berkurang atau
memburuk
T Time Berapa lama nyeri berkurang? Dan apakah hilang timbul
atau terus menerus
E. Patofisiologi
Terjadinya nyeri sangat berkaitan erat dengan agen cedera. Agen cidera bisa
berupa agen cidera biologis (infeksi, iskemik, neoplasma), agen cidera fisik
(abses, amoutasi, luka bakar) dan agen cidera kimiawi (luka akibat terpapar
bahan kimia). Berbagai agen cidera tersebut menyebabkan kerusakan jaringan
yang merangsang sel mati untuk mengeluarkan histamine, bradikinin dan
prostaglandin. Zat itulah yang membawa impuls nyeri ke serabut saraf A dan
kemudian diteruskan ke medulla spinalis. Dari medulla spinalis impuls nyeri
kemudian dihantarkan ke hipotalamus tepatnya di korteks sensori (Saraf
Pusat) dan timbul persepsi nyeri.
F. Pathway
Agen Cidera
Kerusakan Jaringan
Impuls Nyeri
Medula Spinalis
Hipotalamus
Persepsi Nyeri
NYERI AKUT
G. Penatalaksanaan
1. Farmakologi
a. Analgesik Opioid
Merupakan obat yang bisa meredakan rasa nyeri atau analgesia dengan
cara berikatan dengan reseptor opioid pada system saraf pusat dan
medulla spinalis.
Efek primer : menumbulkan euphoria pada pasien nyeri karena
opioid merangsang pasien untuk sekresi dopamine.
2. Non Farmakologi
a. Modifikasi perilaku: relaksasi, terapi music, brofeed back dan ekofalin
yang merupakan peredam nyeri alami tubuh
D. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses keperawatan. Evaluasi adalah
kegiatan yang disengaja dan terus menerus dengan melibatkan pasien, perawat dan
anggota tim kesehatan lainnya (Padila, 2012).
Menurut Setiadi (2012) dalam buku Konsep & penulisan Asuhan
Keperawatan, Tahap evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan terencana
tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan
cara berkesinambungan dengan melibatkan pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan
lainnya.
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan pasien dalam mencapai
tujuan yang disesuaikan dengan kriteria hasil pada tahap perencanaan (Setiadi,
2012).
Menurut (Asmadi, 2008) terdapat 2 jenis evaluasi :
a. Evaluasi formatif (Proses)
Evaluasi formatif berfokus pada aktifitas proses keperawatan dan hasil
tindakan keperawatan. Evaluasi ini dilakukan segera setelah perawat
mengimplementasikan rencana keperawatan guna menilai keefektifan tindakan
keperawatan yang telah dilaksanakan. Evaluasi ini meliputi 4 komponen yang
dikenal dengan istilah SOPA, yakni subjektif (data keluhan pasien), objektif
(data hasil pemeriksaan), analisis data (perbandingan data dengan teori), dan
perencanaan.
b. Evaluasi sumatif (hasil) Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan
setelah semua aktifitas proses keperawatan selesai dilakukan. Evaluasi sumatif
ini bertujuan menilai dan memonitor kualitas asuhan keperawatan yang telah
diberikan. Metode yang dapat digunakan pada evaluasi jenis ini adalah
melakukan wawancara pada akhir pelayanan, menanyakan respon pasien dan
keluarga terkai pelayanan keperawatan, mengadakan pertemuan pada akhir
layanan.
Ada tiga kemungkinan hasil evaluasi dalam pencapaian tujuan keperawatan,
yaitu :
1) Tujuan tercapai/masalah teratasi
2) Tujuan tercapai sebagian/masalah teratasi sebagian
3) Tujuan tidak tercapai/masalah belum teratasi
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak, W.I. Indrawati, Lilis Susanto, J. 2015. Buku Ajar Ilmu Keperawatan
Dasar. Jakarta : Salemba Medika.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(Definisi dan Indikator Diagnostik). Jakarta Selatan: DPP PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan). Jakarta Selatan: DPP PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(Definisi dan Tindakan Keperawatan). Jakarta Selatan: DPP PPNI
PENGKAJIAN DATA DASAR & FOKUS
R: perut
S: 5
T: hilang timbul
S :
B2 (Blood)
T :
O
Bunyi Jantung O Normal Murmur O Gallop Lain-lain :
CRT O < 2 dtk O > 2 dtk
O Dingin
Akral O Hangat O Panas kering O Dingin basah
Masalah :
Tidak ada masalah
Lain-lain :
Istirahat/Tidur :8 jam/hari Gangguan Tidur : tidak ada
Masalah :
B3 (Brain)
Penglihatan (Mata)
Pupil O Isokor O Anisokor Lain-lain :
Sclera/Konjungtiva O Anemis O Ikterus Lain-lain :
Lain-lain : tidak ada masalah
Pendengaran (Telinga)
Gangguan Pandangan O Ya O Tidak Jelaskan :
Lain-lain :
Penciuman (Hidung)
Bentuk O Normal O Tidak Jelaskan :
Gangguan Penciuman O Ya O Tidak Jelaskan :
Lain-lain :
Masalah :
Tidak ada masalah
Luas luka :
Status vaskuler :
Status Neurologi :
Infeksi :
Lain-lain :
Masalah :
Masalah :
Terapi
1. infuse NS
2. Inj metochlorpramide 10 gr
3. inj ketorolac 30 gr
4. Inj omeprazole 40 gr
(..............................................)
Diagnosa
No Data Etiologi
Keperawatan
1. DS: Trauma jaringan, infeksi bakteri Nyeri akut
Nyeri diarea ulu hati
DO: Kerusakan sel
- Tampak meringis
- P: nyeri di area uluhati Pelepasan mediator nyeri
Q: diremes-remes (histamine, bradikinin, prostaglandin
R: perut Ion kalium dll
S: 5
T: hilang timbul Merangsang reseptor nyeri
TD: 145/100 mmhg
Nadi : 90 x/mnt Dihantarkan serabut tpe A dan C
Suhu: 36 x/mnt
Medulla spinalis
Persepsi nyeri
Nyeri akut
Diagnosa
No SLKI SIKI
Keperawatan
1. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatn selama Management nyeri
3x24 jam diharapkan tingkat nyeri menurun dengan Observasi
kriteria hasil : - identifikasi lokasi karakteristik durasi, frekuensi
- keluhan nyeri menurun (5) kualitas intensitas nyeri.
- meringis menurun (5) - identifikasi skala nyeri
Teraupetik
- berikan teknik non-farmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
Edukasi
- anjurkan teknik non-farmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
- kolaborasi pemberian analgesik
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama Klien : Ny. K
DIAGNOSA TANGGAL
NO IMPLEMENTASI EVALUASI (SOAP)
DAN JAM
S : px mengatakan nyeri area
uluhati
1. identifikasi lokasi karakteristik
O:
durasi frekuensi,
- px tampak meringis
kualitas intensitas nyeri
- Skala nyeri 5
2. identifikasi skala nyeri
- TD : 120/80 mmhg
3. berikan teknik non-farmakologi
8 maret 2022 Nadi : 80 x/mnt
1. Nyeri akut untuk mengurangi rasa nyeri
Jam 11.00 RR : 20 x/mnt
(distraksidan relaksasi)
-
4. inj ketorolac 30gr
inj omeprazole 40gr
A: Masalah keperawatan teratasi
p/o sucralfat 3x2 sth
P: intervensi dihentikan px pulang
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama Klien : Ny.K
DIAGNOSA TANGGAL
NO IMPLEMENTASI EVALUASI (SOAP)
DAN JAM
1. Nyeri akut 9 maret 2022 1. identifikasi lokasi karakteristik S : px mengatakan nyeri uluhati
Jam 16.00 durasi frekuensi, kualitas berkurang
intensitas nyeri
2. identifikasi skala nyeri O:
3. berikan teknik non-farmakologi - px tidak tampak meringis
untuk mengurangi rasa nyeri - Skala nyeri 2
(distraksidan relaksasi) - TD : 120/80 mmhg
4. inj ketorolac 30gr Nadi : 80 x/mnt
inj omeprazole 40gr RR : 20 x/mnt
p/o sucralfat 3x2 sth
A: Masalah keperawatan teratasi
P: intervensi dihentikan px pulang