Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH ABO DAN


RHESUS METODE SLIDE

NAMA SITI RAHMA SAFI


NIM 2011304127
KELAS TLM B4
INSTRUKTUR NAZULA RAHMA SHAFRIAN S.,Si, M.Biomed

PRODI SARJANA TERAPAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2021
A. JUDUL : PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH ABO DAN RHESUS
METODE SLIDE

B. TUJUAN : MAMAPU MELAKUKAN PEMERIKSAAN GOLONGAN


DARAH ABO DAN RHESUS METODE SLIDE DAN DAPAT
MENGETAHUI ANTIGEN DAN ANTIBODI PADA SAMPEL
PEMERIKSAAN

C. DASAR TEORI

Darah merupakan cairan tubuh yang berwarna merah dan terdapat di


dalam sistem peredaran darah tertutup dan sangat penting untuk
kelangsungan hidup manusia. Darah berfungsi memasukkan oksigen
dan bahan makanan keseluruh tubuh serta mengambil karbon dioksida
dan metabolik dari jaringan. Mengetahui golongan darah seseorang
sangat penting di ketahui untuk kepentingan medis yaitu salah satunya
untuk transfusi. (Kiswari Rukman. 2014)
Sistem pergolongan darah ABO pertama kali ditemukan oleh karl
Landsteiner pada tahun 1990. Merupakan hal yang penting dalam
perbankan darah. Antigen utama dalam sistem ini disebut Ag A dan Ag
B, serta yang utama adalah Anti A dan Anti B. Pada sistem golongan
darah ABO hanya ada empat golongan darah yaitu A,B,AB, dan O.
Golongan darah tersebut berdasarkan ada tidaknya Ag A dan Ag B
disamping itu ada dua subgolongan A2 dan B2.(Farhud et al,2013)
Golongan darah ABO pada manusia ditentukan berdasarkan jenis
antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya, yaitu golongan
darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A dipermukaan
eritrositnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum
darahnya. Golongan darah B memiliki antigen B di permukaan
eritrositnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum
darahnya. Golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen
A dan B di permukaan eritrositnya serta tidak menghasilkan antibodi
terhadap antigen A maupun antigen B dalam serum darahnya.
Sedangkan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tetapi
dalam serumnya terdapat antibodi terhadap antigen A dan B. (Nadia et
al,2010).
Sistem Rhesus berasal dari penemuan landsteiner dan wiener tahun
1940 bahwa Ab yang di produksi adalah kelinci setelah dilakukan injeksi
dengan eritrosit dan kera Rhesus akan menyebabkan aglutinasi eritrosit
pada 85% manusia (Rh+) tetapi tidak pada sisahnya yang 15%(Rh-). Ag

D. METODE
Metode yang digunakn adalah Metode Slide
a. Alat
Alat yang digunakan Antara lain yaitu: lancet,kapas,obyek glass, Tusuk gigi, Tisu.
b. Bahan
Bahan yang diguankan antara lain yaitu: Alkohol 70%, Reagen Antisera A,B,AB,
dan reagen Anti D.
c. Cara Kerja

• Siapkan kartu uji yang telah diberi keterangan dan isi biodata peserta Uji
/bisa Mengunakan Obyek glass
• Sterilkan salah satu ujing jari dengan kapas yang telah dibasahi Alkohol
70%.
• Bendung jari yang akan diambil sampel darahnya.
• Tusukan lancet dengan berhati hati dan mantap ke ujing jari atau
kesamping jari yang steril, lalu tekanlah ujung jari hinga darahnya keluar.
• Teteskan darah pada kartu uji atau pada obyek glass sebnayak 4 kali pada
tempat yang berbeda sesuai keterangan dengan proporsi yang Rata.
• Tutup luka jari peserta uji golongan darah dengan kain kasa atau dapat
digantikan oleh tisu untuk memberhentikan pendarahan.
• Teteskan reagen anti-A sebanyak 1 tetes pada sampel darah sesuai
keterangan, lalu aduklah dengan gerakan memutar menggunakan tusuk
gigi. Amatilah apa yang terjadi.

E. HASIL DAN PEMBAHSAN

1. Hasil Pengamatan

Gol. Darah -A. Gol. Darah -B


Gol. Darah -AB. Gol. Darah -O

2. Pembahasan
Darah terdiri dari dua komponen yaitu padat dan cair, komponen cair dalam darah disebut
plasma darah sedangkan komponen padat dalam darah disebut sel darah. Sel darah sendiri
mengandung eritrosit, leukosit dan trombosit. Dalam plasma darah dijumpai senyawa kimia
yang disebut dengan aglutinin. Aglutinin disebut juga antibodi yaitu senyawa kimiayang
berperan dalam menjalankan fungsi sistem kekebalan tubuh. Aglutinin berupa sekumpulan
senyawa yang terbentuk di dalam darah akibat infeksi bakteri yang dapat menyebabkan
penggumpalan bersama bakteri itu. Sedangkan dalam sel darah merah terdapat senyawa
yang disebut aglutinogen. Aglutinogen disebut juga antigen. Antigen sendiri diartikan
sebagai senyawa kimia yang dapat merangsang aktifnya sistem kekebalan tubuh. Dalam
kehidupan kita antigen bisa diartikan sebagai senyawa kimia yang dapat menyebabkan
penyakit. Antigen ada 2 macam yaitu antigen A dan antigen B (Prawiroharto, 1995).

Golongan darah adalah pengklasifikasian darah dari suatu individu berdasarkan ada atau
tidak adanya zat antigen warisan pada permukaan membran sel darah merah. Hal ini
disebabkan karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan
membran sel darah mera Tersebut. jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran
sel darah merah tersebut. Golongan darah pada manusia bersifat herediter yang ditentukan
oleh alela ganda. Golongan darah seseorang dapat mempunyai arti penting dalam
kehidupan. Sistem penggolongan yang umum dikenal dalam istilah A, B, O, tetapi pada tahun
1990 dan 1901, Dr Landsteiner menemukan antigen (aglutinogen) yang terdapat di dalam sel
darah merah dan juga menemukan antibodi (aglutinin) yang terdapat di dalam plasma
darah. Atas dasar macam antigen yang ditemukan tersebut (Prawiroharto, 1995).
Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus
(faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan
Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai.
Secara umum darah memiliki 4 golongan yaitu: golongan darah A dimana golongandarah A
mempunyai antigen A dan anti - B, golongan darah B yaitu golongan darahyang memiliki
antigen B dan anti –A, golongan darah O golongan darah yangmemiliki antibodi tetapi tidak
memiliki antigen, dan golongan darah AB golongan darah yang memiliki antigen tetapi
tidak memiliki antibodi.
Klasifikasi golongan darah ABO ditentukan berdasarkan ada tidaknya aglutinogen (antigen
tipe A dan tipe B ) yang ditemukan pada permukaan eritrosit dan aglutinin (antibodi) anti-A
dan anti-B, yang ditemukan dalam plasma. (Campbell, N.A.; Reece, J.B.; Urry, L.A.; Cain,
M.L.; Wasserman, S.A.; Minorsky, P.V.; Jackson, R.B. 2008)
• Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di
permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam
serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat
menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.
• Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah
merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya.
Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari
orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif 3.
• Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan
B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang
dengan golongan darah AB- positif dapat menerima darah dari orang dengan
golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan
golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-
positif.
• Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi
memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan
darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan
darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan
darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif

Pada percobaan kali ini yang dilakukan untuk mengetahui golongan darah dan rhesus, mula-
mula yang dilakukan adalah menyiapkan kartu uji golongan darah yang sudah diisi biodata
perserta golongan darah dan telah teriisi keterangan. Kartu uji golongan darah berfungsi
sebagai tempat untuk meletakkan objek yang akan diamati. Kemudian mensterilkan salah
satu ujung jari yaitu jari manis dengan alkohol 70%. Alkohol 70% berfungsi untuk
mensterilkan jari manis dari kuman. Kemudian menusukkan lancet ke jari manis yang telah
disterilkan tadi, ditusukkan pada pembuluh darah arteri. Setelah itu, menekan ujung jari
yang telah ditusuk tadi sehingga mengeluarkan darah dan meneteskan darah tersebut pada
kartu uji golongan darah, di sebelah kiri dan sebelah kanan, kemudian meneteskan serum
alfa di sebelah darah yang berada disebelah kanan, dan meneteskan serum beta disebelah
darah yang berada di sebelah kiri, lalu mengaduknya dengan gerakan memutar dengan
menggunakan tusuk gigi. Serum alfa dan serum beta berfungsi untuk menentukan jenis
golongan darah yang ditandai dengan adanya aglutinasi dan tidak adanya aglutinasi.

Pada Probandus Adelia Putri Fauziah hasil Yang di dapatkan Setelah Melakukan Percobaan
pemeriksaan Golongan ABO dan Rhesus Metode Slide yaitu di dapatkan darah bergolongan
B. Hal ini terjadi karena setelah darah ditetesi anti A darah tersebut tidak menggumpal dan
setelah ditetesi anti B darah tersebut menggumpal.
Antigen adalah sebuah zat yang menstimulasi tanggapan imun, terutama dalam produksi
antibodi. Antingen biasanya berupa protein atau polisarida, tetapi dapat juga berupa
molekul lainnya, termasuk molekul kecil dipasangkan dengan protein pembawa. Anti gen ini
dibagi menjadi anti gen A dan anti gen B. dimana anti gen A hanya terdapat dan dihasilkan
pada seseorang bergolongan darah A dan O, sedangkan anti gen B hanya terdapat pada
seseorang bergolongan darah B dan O.
• Dikatakan bergolongan darah A, karena setelah darah tersebut dicampur dengan
serum alfa (anti A), darah tersebut mengalami aglutinasi. Aglutinasi terjadi
dikarenakan di dalam sel darah tersebut mengandung aglutinogen A, dan serum
darahnya dapat membuat aglutinin anti -B.
• Dikatakan bergolongan darah B, karena setelah darah tersebut dicampur dengan
serum beta (anti B), darah tersebut mengalami aglutinasi. Aglutinasi terjadi
dikarenakan di dalam sel darah tersebut mengandung aglutinogen B, dan serum
darahnya dapat membuat agglutinin anti-A.
• Dikatakan bergolongan darah O, karena tidak mengalami aglutinasi setelah
dicampurkan serum alfa (anti A) maupun serum beta (anti B). Hal ini dikarenakan di
dalam sel darah tersebut tidak mengandung aglutinogen, dan serum darahnya dapat
membuat agglutinin anti-A dan agglutinin anti-B.
• Dikatakan memiliki Rhesus negatif, karena tidak mengalami aglutinasi setelah
dicampurkan serum anti rhesus. Aglutinasi terjadi dikarenakan di dalam sel darah
tersebut tidak mengandung aglutinogen Rhesus

F. KESIMPULAN

• Pada Probandus Adelia Putri Fauziah hasil Yang di dapatkan Setelah Melakukan
Percobaan pemeriksaan Golongan ABO dan Rhesus Metode Slide yaitu di dapatkan
darah bergolongan B. Hal ini terjadi karena setelah darah ditetesi anti A darah
tersebut tidak menggumpal dan setelah ditetesi anti B darah tersebut menggumpal.
• Dikatakan bergolongan darah A, karena setelah darah tersebut dicampur dengan
serum alfa (anti A), darah tersebut mengalami aglutinasi. Aglutinasi terjadi
dikarenakan di dalam sel darah tersebut mengandung aglutinogen A, dan serum
darahnya dapat membuat aglutinin anti -B
• Dikatakan bergolongan darah B, karena setelah darah tersebut dicampur dengan
serum beta (anti B), darah tersebut mengalami aglutinasi. Aglutinasi terjadi
dikarenakan di dalam sel darah tersebut mengandung aglutinogen B, dan serum
darahnya dapat membuat agglutinin anti-A
• Dikatakan bergolongan darah O, karena tidak mengalami aglutinasi setelah
dicampurkan serum alfa (anti A) maupun serum beta (anti B). Hal ini dikarenakan di
dalam sel darah tersebut tidak mengandung aglutinogen, dan serum darahnya dapat
membuat agglutinin anti-A dan agglutinin anti-B. Dikatakan memiliki Rhesus positif,
karena mengalami aglutinasi setelah dicampurkan serum anti rhesus. Aglutinasi
terjadi dikarenakan di dalam sel darah tersebut mengandung aglutinogen rhesus
• Dikatakan memiliki Rhesus negatif, karena tidak mengalami aglutinasi setelah
dicampurkan serum anti rhesus. Aglutinasi terjadi dikarenakan di dalam sel darah
tersebut tidak mengandung aglutinogen Rhesus
G. DAFTAR PUSTAKA
• Farhud, D.D. & Yeganeh, M.Z.,2013. A Brief History Of Human Blood Groups. Iranian
J Publ
• Health, Vol. 42, No 1, Pp.1-6
• Kiswari Rukman. (2014). Hematologi Dan Transfusi. Erlangga. Jakarta
• Sindu Ellyani, (2002). Immunohematologi dan Sistim Golongan Darah, Depkes RI,
Jakarta.
• Nadia, B. & Handayani, D. & Rismiati, R., 2010. Hidup Sehat Berdasarkan Golongan
Darah. Jakarta: Dukom Publisher.
• Yuniar, H. & Muhiddin, R. &Arif, M., 2014. Perbedaan Golongan Darah ABO di
Anemia Hemolitik Autoimun. (Discrepancy of Blood Group ABO in Auto Immune
Haemolytic). Indonesian Journal Of Clinical Pathologi and Medical Laboratory. Vol.
20, No. 3.
• Campbell, N.A.; Reece, J.B.; Urry, L.A.; Cain, M.L.; Wasserman, S.A.; Minorsky, P.V.;
Jackson, R.B. 2008 Biology. San Francisco: Pearson Benjamin Cummings.
• Prawiroharto, Slamet 1995 Sains Biologi. Bogor: Bumi Aksara

Anda mungkin juga menyukai