Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL

ROLE PLAY
SENTRALISASI OBAT

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 1

1. Fitya Ardiyanti, S.Kep 206410019


2. Khoirunnisa, S.Kep 206410028
3. Ricko Armando, S.Kep 206410043
4. Cindy Rahayu Putri, S.Kep 206410012
5. Johana Susilowati, S.Kep 206410026
6. Devi Pratiwi, S.Kep 206410012
7. Achmad Gilang A, S.Kep 206410002
8. Sakanun Eka N, S.Kep 206410046

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Proposal Role Play Sentralisasi Obat Profesi Ners Stase Manajemen STIKES ICMe
Jombang di Ruang Bima telah diteliti dan disahkan pada:
Hari :
Tanggal :

KELOMPOK 1

1. Fitya Ardiyanti, S.Kep 206410019


2. Khoirunnisa, S.Kep 206410028
3. Ricko Armando, S.Kep 206410043
4. Cindy Rahayu Putri, S.Kep 206410012
5. Johana Susilowati, S.Kep 206410026
6. Devi Pratiwi, S.Kep 206410012
7. Achmad Gilang A, S.Kep 206410002
8. Sakanun Eka N, S.Kep 206410046

Jombang, Mei 2021

Pembimbing Akademik Pembibing Lahan

Inayatur Rosyidah, S.Kep.,Ns.,M.Kep Lilik Asrumi, S.Kep.,Ns


NIK: 04.05.053 NIP.197611272010012007

Kepala Ruangan Bima RSUD Jombang

Niken Sri Wahyuni, S.Kep.,Ns


NIP.19800827200512005
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan yang
prima dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus segera direspon oleh
perawat. Respon yang yang da harus bersifat kondusif dengan mempelajari
langkah-langkah konkrit dalam pelaksanaannya (Nursalam, 2002). Salah
satunya aadalah dalam pengelolaan obat pasien. Teknik pengeolaan obat secara
sentralisasi merupakan pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan
diberikan pada pasien diserahkan pada pasien diserahkan sepenuhnya kepada
perawat. Pengeluaran dan pembagian obat juga sepenuhnya dilakukan oleh
perawat.
Sentralisasi obat diharapkan dapat diberikannya terapi farmakologi
(pengobatan) secara tepat pasien, tepat waktu, tepat dosis, tepat cara pemberian
sehingga akan memperpendek waktu rawat inap.
Penggunaan obat yang tidak tepat dapat menimbulkan berbagai
kerugian pada pasien. Resistensi tubuh terhadap obat dan resiko resistensi
kuman penyakit dapat terjadi jika konsumsi obat oleh penderita tiak terkontrol
dengan baik. Kerugian lain yang bisa terjadi adalah terjadinya kerusakan organ
tubuh atau timbulnya efek samping obat yang tidak diharapkan. Selain itu
penggunaan obat yang tidak tepat dapat menimbulkan kerugian pasien secara
ekonomi. Oleh karena itu diperlukan suatu cara yang sistematis sehingga
penggunaan obat benar-benar dapat dikontrol oleh perawat dan pasien/keluarga
serta resiko kerugian baik secara material maupun non material dapat dihindari,
pada akhirnya kepercayaan pasien terhadap perawat juga semakin meningkat.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengaplikasikan peran perawat dalam pengelolaan sentralisasi
obat dan mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisasi obat.
1.2.2 Tujuan Khusus
1) Mampu meningkatkan pemahaman perawat dalam menerapkan
pemberian obat secara tepat dan benar sesuai dengan prinsip 6 T dan
1 W (tepat pasien, tepat obat, tepat dosis, tepat waktu, tepat cara
pemberian, tepat dokumentasi dan waspada efek samping obat) serta
mendokumentasikan hasil pengelolaan.
2) Mampu meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan
perawat dalam mengelola sentralisasi obat.
3) Mampu meningkatkan kepatuhan pasien dalam penggunaan obat
sesuai dengan ptogram terapi.
4) Mampu meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga atas asuhan
keperawatan yang diberikan.
5) Meningkatkan kepercayaan pasien dan keluarga terhadap perawat
dalam pengelolaan sentralisasi obat.
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Klien
1)  Tercapainya kepuasan klien yang optimal terhadap pelayanan
keperawatan.
2) Mendukung upaya klien dalam kepatuhan minum obat.
3) Klien dapat terhindar dari resiko resistensi tubuh terhadap obat.
1.3.2 Bagi Perawat
1) Tercapainya kepuasan kerja yang optimal.
2)  Perawat, pasien dan keluarga dapat bekerjasama dengan baik
3) Perawat, petugas farmasi dan dokter terlibat dalam kolaborasi yang
baik
4) Dapat mengontrol secara langsung obat-obatan yang dikonsumsi
klienMeningkatkan kepercayaan klien/keluarga kepada perawat
1.3.3 Bagi Institusi Mahasiswa
1) Mengaplikasikan  model asuhan keperawatan professional
2) Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan sentralisasi obat.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan
diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat
(Nursalam, 2007).
2.2 Tujuan Sentralisasi Obat
Tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan obat secara bijaksana dan
menghindari pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan keperawatan pasien
dapat terpenuhi.
2.3 Teknik Sentralisasi Obat
1) Pengelolaan dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat.
2) Penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang secara
operasional dapat didelegasikan kepada staf yang ditunjuk.
3) Penerimaan obat
a. Obat yang telah diresepkan ditunjukkan ke perawat dan obat yang telah
diambil oleh keluarga diserahkan kepada perawat dengan menerima
lembar terima obat.
b. Perawa menuliskan nama pasien, nomor registrasi, jenis obat, , jumlah
sediaan (bila perlu) dalam kartu kontrol, dan diketahui (ditandatangani)
oleh keluarga atau pasien dalam buku masuk obat. Keluarga atau pasien
selanjutnya mendapatkan penjelasan kapan atau bilamana obat tersebut
akan habis, sert penjelasan tentang 5T (jenis, dosis, waktu, pasien, dan
cara pemberian).
c. Pasien atau keluarga selanjutnya mendapatkan salinan obat yang harus
diminum beserta kartu sediaan obat.
d. Obat yang telah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat dalam
kotak obat atau loker obat yang tertulis nama masing-masing pasien.
4) Pembagian obat
a. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar
pemberian obat.
b. Obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh perawat
dengan memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar
pemberian obat, terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi sesuai
instruksi dokter dan kartu obat yang ada pada pasien.
c. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat, kegunaan
obat, jumlah obat, dan efek samping usahakan tempat atau wadah obat
kembali keperawat setelah obat dikonsumsi, pantau efek samping pada
pasien.
d. Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap pagi oleh kepala
ruangan atau petugas yang ditujuk dan didokumentasikan dalam buku
masuk obat. Obat-obatan yang hampir habis akan diinformasikan
kepada keluarga dan kemudian dimintakan resep (jika masih perlu)
dilanjutkan kepada dokter penanggung jawab pasien (Nursalam, 2007).
5) Penambahan obat baru
a. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau
perubahan alur pemberian obat, maka informasi ini akan dimasukan
dalam buku masuk obat sekaligus dilakukan perubahan dalam kartu
sedian obat.
b. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja) maka
dokumentasi hanya dilakukan pada buku masuk obat dan selanjutnya di
informasikan kepada keluarga dengan kartu khusus obat (Nursalam,
2007).
6) Obat Khusus
a. Obat dikategorikan khusus apabila sediaan memiliki harga yang cukup
mahal, menggunakan alur pemberian yang cukup sulit, memiliki efek
samping yang cukup besar atau hanya diberikan dalam waktu tertentu,
sewaktu saja.
b. Pemberian obat khusus dilakukan menggunkan kartu khusus obat,
dilaksanakan oleh perawat primer.
c. Informasi yang diberikan kepada pasien atau keluarga, nama obat,
kegunaan obat, waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab
pemberian, dan wadah obat sebaiknya diserahkan atau ditunjukan
kepada keluarga setelah pemberian. Usahakan terdapat saksi dari
keluarga saat pemberian obat (Nursalam, 2007).
7) Menyimpan Persediaan Obat
a) Pemeriksaan Ulang
Memeriksa ulang atas kebenaran obat dan jenis obat, jumlah obat dan
menulis etiket dan alamat pesien. penyimpanan stok (persediaan) yang
teratur dengan baik merupakan bagaian penting dari manajemen obat.
Obat yang diterima dicatat dalam buku besar persediaan atau dalam
kartu persedian.
b) System kartu persediaan
Sebuah kartu persediaan (kartu stok) kadang-kadang digunakan untuk
menggantikan buku besar persediaan, kartu ini berfungsi seperti buku
besar persediaan, yakni neraca diseimbangkan dengan menambahkan
barang yang diterima dan mengurangi dengan jumlah barang yang
dikeluarkan dalam buku besar persediaan, masing-masing barang
ditempatkan pada halaman yang terpisah. Tetapi dalam system kartu
persediaan, masing-masing barang dituliskan dalam kartu yang terpisah.
c) Lemari obat
Periksa keamanan mekanisme kunci dan penerangan lemari obat serta
lemari pendingin. &eriksa persediaan obat, pemisahan antara obat untuk
penggunaan oral ( untuk diminum) dan obat luar.
8) Pengembalian obat
Pada pasien (Umum) pulang atau pindah ruangan dan obat masih sisa maka
obat dikembalikan kepada depo farmasi untuk diganti dengan uang sesuai
harga obat.
9) UDD (Unit Dose Dispensing) adalah suatu cara penyerahan obat dimana
obat-obatan yang diminta, disiapkan dan digunakan serta dibayar dalam
dosis perhari yang berisi obat untuk pemakaian satu hari. Keuntungan
sistem ini adalah:
a) Pasien hanya membayar obat yang dipakai.
b) Tidak ada kelebihan obat atau alat yang tidak dipakai di ruangan
perawat.
c) Menciptakan pengawasan ganda oleh apoteker dan perawat.
d) Kerusakan dan kehilangan obat hampir tidak ada.
e) Obat yang tidak digunakan dikembalikan ke instalasi farmasi.

2.4 Alur Sentralisasi Obat

Dokter
Koordinasi dengan perawat
Pasien/Keluarga

Farmasi/Apotek
- Surat persetujuan
Pasien/keluarga sentralisasi obat dari
perawat
- Lembar serah terima
Karu, PP, PA obat

Pengaturan dan pengelolaan oleh perawat

Pasien

Diagram 2.1 Alur Sentralisasi obat


BAB 3
KEGIATAN

3.1 Pelaksanaan kegiatan


- Hari/tanggal : 25 Mei 2021
- Pukul : Menyesuaikan
- Topik : Sentralisasi Obat
- Tempat : Ruang Bima RSUD Jombang
3.2 Pengorganisasian
- Penanggung jawab : Fitya Ardianti
- Kepala ruang : Ricko Armando
- PP : Johana Susilowati dan Devi Pratiwi
- PA : Achmad Gilang dan Cindy Rahayu Putri
- Keluarga Pasien : Khoirunnisa dan Sakanun Eka N

3.3 Metode
1. Pengawasan nama obat, jumlah, rencana pemakaian, penerima dan pemberi
obat sesuai dengan identitas pasien dan dicatat dalam buku serah terima
obat.
2. Pengawasan dan perencanaan nama obat, dosis, frekuensi, jadwal dan ja
pemberian obat, jenis pemberian obat oral atau injeksi, sesuai dengan
identitas pasien pada format kontrol dan pemakaian obat.
3.4 Instrumen
1. Lembar persetujuan dilakukan sentralisasi obat
2. Lembar serah terima obat
3.5 Mekanisme Kegiatan
Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana
Pra 1. PP mengucapkan salam 5 menit Nurse Katim
Sentralisasi dan melaporkan kegiatan Station
Obat sentralisasi kepada Karu
2. Karu menanyakan
persiapan sentralisasi obat Nurse Karu
oral dan injeksi Station
3. PP menyebutkan hal-hal
yang sudah disiapkan Nurse Katim
(meliputi: informed Station
consent, formulir
pemberian obat oral dan
injeksi, lembar serah
terima obat)
4. Karu memeriksa
kelengkapan administrasi Nurse Karu
sentralisasi obat Station
(meliputi: informed
consent, lembar serah
terima obat)
Pelaksanaan 1. PP melaporkan ke 15 menit Nurse Katim
keluarga pasien untuk Station
mengambil obat di
apotek.
2. PP menunjukkan tempat
farmasi dan cara menebus Bed pasien PP
obat kepada keluarga
pasien.
3. PP menerima obat dari
farmasi.
4. PA mencatat obat yang Nurse PP
diterima, yang meliputi: Station
- Identitas pasien Nurse PA
- Nama obat, dosis dn Station
cara pemberiannya
- Jumlah obat yang
diterima dari farmasi
- Jam dan nama
penerima obat
5. PA menjelaskan pada
pasien dan keluarga Bed pasien PA

mengenai nama, obat


yang akan diberikan,
manfaat, dosis, cara
pemberian, efek samping
dan kotra indikasinya.
6. PA menjelaskan tentang
sentralisasi obat Bed pasien PA

7. PA meminta tanda tangan


persetujuan penjelasan Bed pasien PA

sentralisasi obat.

Pre 1. Karu mengkroscek Karu


Sentralisasi kembali kelengkapan
Obat dokumentasi sentralisasi
obat.
2. Memberikan reward pada
PP dan PA Karu
DAFTAR PUSTAKA

Https://nerstono.blogspot.com/2018/12/Proposal Sentralisasi Obat.html, diakses pada


tanggal 24 Mei 2021

Alifta, Dicki dkk. (2020). Https://pdfcoffee.com/Proposal Sentralisasi Obat.html,


diakses pada tanggal 24 Mei 2021

Vian, Okta. (2018). Https://www.scribd.com/document/323600171/Proposal-Role-


Play-Sentralisasi-Obat, diakses pada tanggal 24 Mei 2021
LEMBAR PERSETUJUAN DILAKUKAN SENTRALISASI OBAT
Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Alamat :
Untuk : ( ) Diri Sendiri ( ) Istri ( ) Suami
( ) Anak ( ) Orang Tua ( ) lainnya

Nama Pasien :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Ruang :
No. Reg :

Menyatakan (setuju/tidak setuju*) untuk dilakukan sentralisasi obat, setelah


mendapat penjelasan tentang sentralisasi obat, yaitupengaturan pemakaian obat yang
diatur/dikoordinasi oleh perawat sesuai dosis yang diberikan dokter.

Sentralisasi dengan prosedur sebagai berikut:


1. Pasien/keluarga mengisi surat persetujuan untuk kerja sama dalam pengelolaan
sentralisasi obat.
2. Setiap resep dari dokter diserahkan dahulu kepada perawat yang bertugas saat itu
3. Obat dari apotek diserahkan kepada perawat
4. Nama obat, dosis, jumlah yang diterima akan dicatat dalam buku serah terima
dan ditandatangani oleh keluarga/pasien dan perawat yang menerima.
5. Obat akan disimpan dikantor perawat.
6. Setiap hari perawat membagi obat sesuai dosis.
7. Bila pasien pulang dan obat masih ada atau belum habis sisa obat akan diberikan
pada pasien/keluarga.

Dengan demikian, menyatakan bertanggung jawab atas pernyataan yang


dibuat dan tidak akan melakukan tuntutan/gugatan di kemudian hari atas tindakan
tersebut.
Demikian persetujuan ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk digunakan
sebagaimana mestinya.
Jombang, 25 Mei 2021

Perawat yang menerangkan, Yang menyetujui,


(………………………..) (……………………)

Anda mungkin juga menyukai