Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

FARMAKOLOGI SALURAN PENCERNAAN

Disusun Oleh :
Istin
Ade Riyani
Jhodi Wijaya Tapa
Deasy Fitrianti Marimbo
Putri Valentine Debora Patumbu

POLTEKKES KEMENKES PALU


PRODI SARAJANA TERAPAN KEPERAWATAN
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,
karena atas rahmat dan karunia yang telah diberikan, kami dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah tentang
“Saluran pencernaan”
Pembuatan makalah ini, dimaksudkan untuk membantu para mahasiswa dalam
mencapai tujuan mata kuliah Farmakologi sehingga para mahasiswa mampu
meningkatkan wawasan dan pengetahuannya.
Penulisan isi makalah ini masih jauh dari sempurna serta masih perlu
dikembangkan lebih lanjut lagi sebagaimana mestinya, mungkin hal ini
dikarenakan faktor kemampuan dan lain sebagainya yang menghambat proses
pembuatannya, namun untuk memenuhi tugas kami berusaha semaksimal
mungkin untuk memberikan yang terbaik. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
membangun sangat diharapkan dari semua pihak, guna untuk perbaikan dan
kesempurnaan isi dari makalah ini. Semoga makalah ini mampu memberikan
konstribusi positif dan bermakna dalam proses pembelajaran. Akhir kata kami
mengucapkan terimakasih bagi semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini.

Mamboro, 19 Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
BAB 1...................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................4
1.3 Tujuan..................................................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................................5
2.1 Saluran Pencernaan.............................................................................................................6
2.2 Sistem Pencernaan Makanan Pada Manusia.....................................................................6
2.3 Gangguan Saluran Pencernaan..........................................................................................7
2.4 Gejala Dan Penanganan Saluran Pencernaan Secara Nonfarmakologi, Dan
Farmakologi Pada Refluxoesophagitis, Gastritis, Ulcus Peptikum..............................................8
A. Refluxoesophagitis...............................................................................................................8
B. Gastritis................................................................................................................................9
C. Ulcus Peptikum....................................................................................................................9
BAB III...............................................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................11
3.2 Saran...................................................................................................................................11
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem saluran cerna, lambung, dan usus dapat dipahami bahwa sebagai pintu
gerbang masuk zat-zat gizi dari makanan, vitamin, mineral dan cairan yang memasuki
tubuh. Fungsinya adanya sistem ini adalah mencernakan makanan dengan cara
menggilingnya dan kemudian mengubah secara kimiawi ketiga komponen penting
(protein, lemak, dan karbohidrat) menjadi unit–unit yang siap diresorpsi tubuh. Proses
pencernaan ini dibantu oleh enzim-enzim pencernaan yang terdapat pada ludah, getah
lambung, dan getah pankreas. Sedangkan produk-produk hasil pencernaan yang
bermanfaat bagi tubuh, beserta vitamin, mineral, dan cairan melintasi selaput lendir
(mukosa ) usus untuk ke aliran darah dan getah-bening (limfe). Pada proses pencernaan
makanan dalam tubuh terkadang mengalami gangguan yang disebabkan oleh kondisi
sistem pencernaan itu sendiri.
Gastrointestinal ialah suatu kelainan atau penyakit pada jalan makanan/pencernaan.
Penyakit Gastrointestinal yang termasuk yaitu kelainan penyakit kerongkongan
(eshopagus), lambung (gaster), usus halus (intestinum), usus besar (colon), hati (liver),
saluran empedu (traktus biliaris) dan pancreas.
Pentingnya sistem saluran pencernaan dan gangguan yang bisa terjadi maka
diperlukan pembelajaran mengenai pengobatan yang dapat mengatasi permasalahan
tersebut.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan saluran pencernaan?


2. Apa saja sistem pencernaan makanan pada manusia?
3. Apa saja ganguan saluran pencernaan?
4. Apa saja gejala dan penanganan saluran pencernaan secara nonfarmakologi, dan
farmakologi pada Refluxoesophagitis, Gastritis, ulcus peptikum?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu saluran pencernaan


2. Untuk mengetahui apa saja sistem percernaan makanan pada manusia
3. Untuk mengetahui apa saja ganguan saluran pencernaan
4. Unruk mengetahui apa saja gejala dan penanganan saluran pencernaan secara
nonfarmakologi, dan farmakologi pada Refluxoesophagitis, Gastritis, ulcus peptikum
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Saluran Pencernaan


Saluran pencernaan adalah bagian dari organ pencernaan manusia yang terdiri dari
enam bagian yaitu mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar dan anus. Keenam
organ tersebut adalah satu kesatuan yang disebut dengan sistem pencernaan. Sistem
pencernaan pada manusia berperan dalam memasukan makanan, mencerna makanan untuk
menghasilkan energi dan mendapatkan nutrisi serta mengeluarkan sisa pencernaan. Sistem
pencernaan ini memiliki peran yang besar dalam memasok nutrisi dan energi bagi tubuh.

2.2 Sistem Pencernaan Makanan Pada Manusia


Sistem pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ, berturut-turut
dimulai dari Rongga Mulut, Esofagus, Lambung, Usus Halus, Usus Besar, Rektumdan Anus.

1. Rongga Mulut
dalam rongga mulut, terdapat gigi, lidah, dan kelenjar air liur (saliva). Gigiterbentuk dari
tulang gigi yang disebut dentin. Struktur gigi terdiri atas mahkota gigiyang terletak diatas
gusi, leher yang dikelilingi oleh gusi, dan akar gigi yang tertanamdalam kekuatan-kekuatan
rahang. Mahkota gigi dilapisi email yang berwarna putih.Kalsium, fluoride, dan fosfat
merupakan bagian penyusun email. Untuk perkembangan dan pemeliharaan gigi yang bai,
zat-zat tersebut harus ada di dalammakanan dalam jumlah yang cukup. Akar dilapisi semen
yang melekatkan akar padaAda tiga macam gigi manusia, yaitu gigi seri (insisor) yang
berguna untuk memotongmakanan, gigi taring (caninus) untuk mengoyak makanan, dan gigi
geraham (molar)untuk mengunyah makanan.

2. Faring Dan Esophagus


Setelah melalui rongga mulut, makanan yang berbentuk bolus akan masuk kedalam tekak
(faring). Faring adalah saluran yang memanjang dari bagian belakang rongga mulut sampai
ke permukaan kerongkongan (esophagus). Pada pangkal faring terdapat katup pernapasan
yang disebut epiglottis. Epiglotis berfungsi untuk menutup ujung saluran pernapasan (laring)
agar makanan tidak masuk ke saluran pernapasan. Setelah melaluifaring, bolus menuju ke
esophagus; suatu organ berbentuk tabung lurus, berotot lurik, dan berdidnding tebal (Lihat
Gambar 2). Otot kerongkongan berkontraksi sehingga menimbulkan gerakan meremas yang
mendorong bolus ke dalam lambung. Gerakan otot kerongkongan ini disebut gerakan
peristaltik.

3. Lambung
Lambung merupakan organ tubuh yang berbentuk sepertu suatu tabung elastis yang lebar
dan lunak dengan isi kosong lambung hingga 1,5 L. Sesudah makan, lambung dapat
diperbesar sampai 30 cm panjangnya dengan volume 3-4 liter. Dindingnya terdiri dari 3
lapisan otot, pada bagian dalam diselubungi oleh selaput lendir dan bagian luar oleh selaput
perut. Adanya otot-otot inilah yang mengakibatkan gerakan peristaltik yang meremas
makanan jadi bubur.
Ada tiga bagian lambung, yakni bagian atas (fundus), bagian tengah (corpus), dan bagian
bawah (antrum) : yang terdiri dari pylorus (pelepasan lambung). Ada pula otot penutup
lambung pylorus (sfingter), di bagian atas lambung (cardia) terdapat otot melingkar, sfingter
kerongkongan-lambung, dimana sfingter ini bekerja sebagai katup dan berfungsi
menyalurkan makanan hanya ke usus.
4. Usus Halus
Usus halus merupakan tabung kompleks, berlipat-lipat yang membentang dari pilorus
sampai katup ileosekal. Pada orang hidup panjang usus halus sekitar 12 kaki (22 kaki pada
kadaver akibat relaksasi). Usus ini mengisi bagian tengah dan bawah rongga abdomen. Ujung
proksimalnya bergaris tengah sekitar 3,8 cm, tetapi semakin ke bawah lambat laun garis
tengahnya berkurang sampai menjadi sekitar 2,5 cm.

5. Usus Besar
Usus besar merupakan tabung muscular berongga dengan panjang sekitar 5 kaki (sekitar
1,5 m) yang terbentang dari sekum sampai kanalisani. Diameter usus besar sudah pasti lebih
besar daripada usus kecil. Rata-rata sekitar 2,5 inci (sekitar 6,5 cm), tetapi makin dekat anus
diameternya semakin kecil. Lapisan-lapisan usus besar dari dalam ke luar adalah selaput
lendir, lapisan otot yang memanjang, dan jaringan ikat. Ukurannya lebih besar daripada usus
halus, mukosanya lebih halus daripada usus halus dan tidak memiliki vili. Serabut otot
longitudinal dalam muskulus ekterna membentuk tiga pita, taenia coli yang menarik kolon
menjadi kantong-kantong besar yang disebut dengan haustra. Dibagian bawah terdapat katup
ileosekal yaitu katup antara usus halus dan usus besar. Katup ini tertutup dan akan terbuka
untuk merespon gelombang peristaltik sehingga memungkinkan kimus mengalir 15 ml masuk
dan total aliran sebanyak 500 ml/hari.

2.3 Gangguan Saluran Pencernaan


Di saluran lambung-usus dapat timbul berbagai gangguan yang ada kaitannya engan
proses pencernaan, resorpsi bahan gizi, perjalanan isi usu yang terlampau cepat (diare) atau
terlampau lambat (konstipasi), serta adanya infeksi usus oleh mikroorganisme.
1. Penyakit Saluran Lambung-Usus
Penyakit saluran cerna yang paling sering terjadi adalah reflux esofagus, radang mukosa
lambung (gastritis), tukak lambung usus (ulcus pepticum), dan kanker lambung usus.
a) Radang kerongkongan (reflux esofagus)
Adalah terjadinya aliran balik isi lambung ke kerongkongan, termasuk reflux asam
lambung yang akan merusak lapisan mukosa dan terjadi peradangan. Gejala dari radang
kerongkongan berupa perasaan terbakar dan perih di belakang tulang dada karena luka
mukosa bersentuhan dengan makanan atau minuman yang merangsang (alkohol, minuman
bersoda). Perasaan asam atau pahit di mulut akibat mengalirnya kembali isi lambung.
Tindakan pertama untuk mengatasinya adalah dengan meninggikan kepala 10-15cm sewaktu
tidur.
b) Radang lambung (gastritis)
Selain karena refluk getah duodenum, radang lambung bias disebabkan oleh beberapa
obat seperti asetosal, indometasin, kortikosteroid, dan alcohol dengan jalan menghambat
produksi prostaglandin yang melindungi mukosa, namun penyebab yang paling umum
adalah:
 Produksi asam lambung yang berlebihan akibat jadwal makan yang tak teratur
 Makanan yang kurang lembut atau susah dicerna
 Mengkonsumsi minuman yang mengandung kafein seperti kopi dan the, makanan
yang mengandung gas, asam, dan pedas.
 Stress yang dapat meningkatkan sekeresi asam lambung.

c) Tukak Lambung
Penyebab tukak lambung hampir sama dengan radang lambung, terutama disebabkan
oleh infeksi bakteri Helicobacter pylori. Helicobacter pylori adalah suatu bakteri yang
menyebabkan peradangan lapisan lambung yang kronis pada manusia. Kuman berbentuk
spiral yang akan membentuk enzim dan protein toksis yang merusak mukosa. Infeksi bakteri
helicobacter kemungkinan besar didapat dengan memakan makanan dan air yang tercemar
serta melalui kontak orang ke orang, bakteri ini terdapat pada hamper separo orang sehat,
terutama lansia dan anak-anak.
Pengobatan tukak lambung yang disebabkan oleh bakteri Helicobacter Pylori harus diobati
dengan antibiotika yang harus diperoleh dengan resep dokter. Antibiotika yang sering dipakai
adalah kombinasi klaritromisin dengan amoksisilin atau metronidazol, yang harus digunakan
sekitar 2 minggu.

d) Tukak Usus
Usus merupakan organ yang sangat peka terhadap asam. Tukak Usus terjadi karena
hipersekresi lambung, gangguan dalam mobilitas lambung maka isi lambung yang asam akan
diteruskan ke usus dan dalam jumlah yang berlebih maka terjadilah tukak duodenum/usus.

e) Kanker Lambung
Kanker lambung adalah jenis kanker saluran cerna dimana Helicobacter pylori
memegang peranan penting dalam timbulnya penyakit ini. Pada awalnya penderita tidak
menyadari gejala, bila gejala itu semakin meningkat baru bisa ditentukan lokasi tumbuhnya
kanker itu Penderita mengalami penurunan berat badan, kelelahan, kesulitan menyerap nutrisi
dan mineral. Faktor yang diduga meningkatnya resiko kanker lambung antara lain merokok,
alkohol atau makanan yang mengandung banyak garam dan nitratDengan mengenal
penyebab dan gejala penyakit saluran lambung dan usus, diharapkan kita bisa mencegah
dengan menjaga pola makan yang sehat, higiene atau kebersihan dan membiasakan pola
hidup yang sehat.
2.4 Gejala Dan Penanganan Saluran Pencernaan Secara
Nonfarmakologi, Dan Farmakologi Pada Refluxoesophagitis, Gastritis,
Ulcus Peptikum

A. Refluxoesophagitis
Refluxoesophagitis adalah sebuah penyakit pencernaan yang mana asam lambung
atau empedu mengiritasi lapisan dalam saluran makanan. Ini adalah penyakit kronis yang
terjadi saat asam lambung atau empedu mengalir ke saluran makanan dan mengiritasi dinding
dalamnya. Refluks asam dan hertburm (asam lambung naik) lebih dari dua kali seminggu
dapat mengidentifikasikan GERD.
Gejala Dan Penanganan Refluxoesophagitis Farmakologi dan Nonfarmakologi
 Gejala
Gejalanya meliputi nyeri panas di dada yang biasanya terjadi setelah makan dan
memburuk ketika berbaring.
 Penanganan Farmakologi
Penangananya yaitu obat : Antasid, Penghambat pompa proton, Anti diare.

 Penanganan Nonfarmakologi
Perawatan diri yaitu : meninggikan tempat tidur bagian kepala, modifikasi diet, dan
penurunan berat badan.

B. Gastritis
Gastritis adalah kondisi ketika lapisan lambung mengalami iritasi, peradangan atau
pengikisan. Pada lapisan lambung terdapat kelenjar yang fungsinya untuk
menghasilkan asam lambung dan juga enzim pencernaan.

Gejala Dan Penanganan Gastritis Farmakologi dan Nonfarmakologi


 Gejala Gastritis
Beberapa gejala gastritis di antarannya : panas dan juga nyeri yang menggerogoti
dalam lambung, hilang nafsu makan, cepat merasa kenyang saat makan, perut kembung,
cegukan, mual, muntah, sakit perut, gangguan saluran cerna, BAB dengan tinja berwarna
hitam pekat, muntah darah.
 Penanganan Farmakologi
Terapi farmakalogi adalah terapi yang menggunakan obat. Obat-obat yang digunakan
dalam terapi gastritis terdiri dari 4 golongan obat yaitu: antasida, penghambat histamin 2 ( H2
blocker), penghambat pompa proton (PPI), antibiotik, antidiare.
 Penanganan non farmakologi
Terapi non farmakalogi adalah bentuk pengobatan dengan cara pendekatan, edukasi
dan pemahaman tentang penyakit gastritis. Edukasi kepada pasien/keluarga bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman (mengenai penyakit gastritis secara umum dan pola penyakit
gastritis itu sendiri).
C. Ulcus Peptikum
Ulcus peptikum juga dikenal dengan tukak lambung. Ini adalah luka atau peradangan
yang disebabkan oleh terkikisnya lapisan dinding lambung. Ulcus peptikum ditandai dengan
munculnnya rasa nyeri pada lambung atau bahkan perdarahan pada kasus yang lebih parah.
Gejala Dan Penanganan Ulcus Peptikum Farmakologi dan Nonfarmakologi
 Gejala Ulcus Peptikum
Gejala utama Ulcus Peptikum adalah nyeri pada perut. Nyeri ini muncul karena adannya
iritasi asam lambung yang membasahi luka. Gejala lain Ulcus Peptikum antara lain: nyeri
uluhati, tidak nafsu makan, mual, serta gangguan pncernaan.
 Penanganan farmakalogi
Beberapa pengobatan farmakalogi antara lain:
 Antibiotik seperti amoxicillin, claritharomycin, metronidazole, tetracycline, dan
levofloxacine.
 Obat-obatan yang bertujuan menghambat produksi asam lambung seperti golongan
proton pump inhibitor (omeprazole, lansoprazole, rabeprazole, esomeprazola, dan
pantoprazole).
 Obat-obatan yang bertujuan menurunkan produksi asam lambung, seperti golongan
H2-blockers ( cimetidine, ranitidine, dan famotidine).
 Obat-obatan yang bertujuan menetralisis asam lambung, seperti golongan antisida.
 Obat-obatan yang bertujuan melindungi dinding lambung, seperti, sukralfat.

 Penanganan Nonfarmakologi
Selain pemberian obat-obatan, tindakan operasi juga terkadang diperlukan seperti :
 Berhenti merokok dan batasi konsumsi minuman keras, teh, kopi.
 Hindari konsumsi makanan pedas atau berlemak .
 Perbanyak konsumsi makanan yang mengandung probiotik (seperti yogurt)
 Perbanyak konsumsi buah, sayuran, dan biji-bijian.
 Istirahat yang cukup dan kendalikan stres yang dialami.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Saluran pencernaan adalah bagian dari organ pencernaan manusia yang terdiri dari enam
bagian yaitu mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar dan anus. Keenam organ
tersebut adalah satu kesatuan yang disebut dengan sistem pencernaan. Sistem pencernaan
pada manusia berperan dalam memasukan makanan, mencerna makanan untuk menghasilkan
energi dan mendapatkan nutrisi serta mengeluarkan sisa pencernaan. Sistem pencernaan ini
memiliki peran yang besar dalam memasok nutrisi dan energi bagi tubuh.
Sistem pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ, berturut-turut
dimulai dari Rongga Mulut, Esofagus, Lambung, Usus Halus, Usus Besar, Rektumdan Anus.
Di saluran lambung-usus dapat timbul berbagai gangguan yang ada kaitannya engan
proses pencernaan, resorpsi bahan gizi, perjalanan isi usu yang terlampau cepat (diare) atau
terlampau lambat (konstipasi), serta adanya infeksi usus oleh mikroorganisme.

3.2 Saran
Makalah ini hanya mencakup materi-materi umum Saluran Pencernaan sehingga masih
diperlukan referensi-referensi lain dalam menyusun makalah maupun pembuatan tugas.

Anda mungkin juga menyukai