Anda di halaman 1dari 18

TUGAS TERSTRUKTUR DOSEN PENGAMPU

MANAJEMEN KELAS MUHAMMAD ADLI NURUL


IHSAN, S.PD, M.PD.I

PENDEKATAN DALAM MENAJEMEN

KELAS

Disusun Oleh:

Reza Pratama (200101010374)

Muhammad Rezeki Wahyudi (200101010344)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN
2022

KATA PENGHANTAR
ِ‫ِالرحيم‬
‫ِالر ْح َمن ه‬
‫َِّللا ه‬
‫سم ه‬ْ ِ‫ب‬
Alhamdulillah ‘ala kulli hal, Puji dan syukur kami kehadirat Allah yang
Maha Kuasa yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua,
Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul
“Pendekatan Dalam Manajemen Kelas”

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
studi pada bidang Perkuliahan Manajemen Kelas. Selain itu, Makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang “Pendekatan
Dalam Manajemen Kelas” bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih Bapak Muhammad Adli Nurul Ihsan,


S.Pd, M.Pd.I, Selaku dosen pengampu yang telah memberikan tugas ini, Sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan kami.

Dalam penyusunan makalah ini, Kami menyadari sepenuhnya bahwa


makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, Kritik dan saran dari
semua pihak senantiasa kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi kita semua.

Banjarmasin, Maret 2022

Kelompok III

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGHANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah...................................................................................... 2

C. Tujuan ......................................................................................................... 2

BAB II .................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN .................................................................................................... 3

A. Pengertian Pendekatan Manajemen Kelas .............................................. 3

B. Tujuan Pendekatan Dalam Manajemen Kelas ....................................... 4

C. Jenis Pendekatan Manajemen Kelas ........................................................ 5

BAB III ................................................................................................................. 14

PENUTUP ............................................................................................................ 14

A. Kesimpulan ............................................................................................... 14

B. Saran ......................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Menurut kamus besar bahasa indonesia (1996) pendekatan adalah cara


atau usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan
dengan cara mendekati objek yang diteliti agar tujuan tercapai. Dengan
demikian, Dari defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa seorang guru harus
melakukan beberapa pendekatan dalam mengelola kelas. Hal ini bertujuan
untuk mendekati peserta didik, Sehingga tujuan dari pendidikan dapat
tercapai. Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang d ilakukan oleh
penanggung jawab kegiatan pembelaj aran dengan maksud agar tercapai
kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar sebagaimana yang
diharapkan. Demikian itu, Pengelolaan kelas adalah suatu keterampilan untuk
bertindak dari seorang guru berdasarkan atas sifat-sifat kelas dengan tujuan
menciptakan situasi pembelajaran ke arah yang lebih baik.

Adapun pendekatan dalam pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang


dilakukan oleh seorang guru untuk mengadakan hubungan dengan peserta
didik agar tercapainya tujuan dan terciptanya kelas yang kondusif. Dalam
mengajar, guru harus pandai menggunakan pendekatan secara arif dan
bijaksana, Sehingga hal tersebut tidak mengakibatkan pada suatu kondisi
sembarangan yang bisa merugikan anak didik. Pandangan guru terhadap anak
didik akan menentukan sikap dan perbuatan. Setiap guru tidak selalu mempun
yai pandangan yang sama dalam menilai anak didik. Hal ini akan
mempengaruhi pendekatan yang diambil guru dalam pengajaran.

Peran seorang guru pada pengelolaan kelas sangat penting khususnya


dalam menciptakan suasana pembelajaran yang menarik. Hal itu karena secara
prinsip, Guru memegang dua tugas sekaligus masalah pokok, yaitu pengajaran
dan pengelolaan kelas. Masalah pengajaran berkaitan dengan segala usaha
untuk membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran, Sedangkan
masalah pengelolaan berkaitan dengan usaha untuk menciptakan dan
1
mempertahankan kondisi sedemikian rupa, Sehingga proses pembelajaran
dapat berlangsung secara efektif dan efisien demi tercapainya tujuan
pembelajaran. Kegagalan seorang guru mencapai tujuan pembelajaran
berbanding lurus dengan ketidakmampuan guru mengelola kelas. Indikator
dari kegagalan itu seperti prestasi belajar siswa rendah dan tidak sesuai
dengan standar atau batas ukuran yang ditentukan. Melalui pendekatan-
pendekatan dan metode serta aspek-aspek manajemen kelas akan memberikan
kemudahan bagi guru dalam mengelola kelas.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian pendekatan dalam manajemen kelas?

2. Apa tujuan pendekatan dalam manajemen kelas?

3. Apa saja jenis pendekatan dalam manajemen kelas?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari pendekatan dalam


manajemen kelas.

2. Untuk mengetahui dan memahami tujuan dari pendekatan dalam manajemen


kelas.

3. Untuk mempelajari dan memahami jenis dari pendekatan dalam manajemen


kelas.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendekatan Manajemen Kelas

Menurut Alwi dalam Gunawan (2016:39) menyatakan bahwa pendekatan


sendiri secara bahasa berasal dari kata dekat yang berarti pendek, tidak jauh,
hampir, akrab, dan menjelang.1 Sementara, Pendekatan secara bahasa dapat
diartikan sebagai proses atau cara perbuatan mendekati. Sementara,
Pendekatan secara bahasa dapat diartikan sebagai proses atau cara perbuatan
mendekati. Memang secara bahasa, Pendekatan merupakan proses atau cara
perbuatan mendekati.

Menurut Wiyani dalam Gunawan (2016:39) menyatakan bahwa secara


istilah pendekatan bersifat aksiomatis dan menyatakan suatu pendirian,
filsafat, keyakinan, atau pradigma terhadap subject matter. Makna pendekatan
pada dasarnya merupakan cara pandang seseorang terhadap suatu subjek.
Menurut Astuti (2019:893) yang dimaksud kelas secara umum diartikan
sebagai sebagai sekelompok peserta didik yang ada pada waktu yang sama
menerima pembelajaran yang sama dari pendidik yang sama. Demikian itu,

Menurut Hamalik dalam Amilda (2015:86) kelas adalah suatu kelompok


orang yang melakukan kegiatan belajar bersama yang mendapat pengajaran
dari guru. Sehingga pendekatan dalam manajemen kelas dapat diartikan
sebagai cara pandang seorang guru dalam kegiatan pengelolaan kelas. Cara
pandang tersebut kemudian menjadi semacam gais pedoman (Guideline) bagi
seorang guru dalam mengelola kelas. Guru sebagai pekerja profesional sesuai
dengan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
diwajibkan memiliki seperangkat kompetensi, Yaitu:

1. Kepribadian

1
Alwi, Hasan dkk. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

3
2. Kompetensi sosial

3. Kompetensi profesional

4. Kompetensi pedagogik.

Guru dalam pelaksanaan manajemen kelas tentunya banyak cara atau


pendekatan yang diterapkan dan diharapkan sistem manajemen kelas agar
lebih ditingkatkan lagi. Oleh karena itu, Seorang guru harus cermatdan tepat
dalam memilih dan melakukan melaksanakan pendekatan yang ada agar sesuai
dengan situasi dan kondisi kelas.2

B. Tujuan Pendekatan Dalam Manajemen Kelas

Adapun tujuan pada pendekatan dalam manajemen kelas tersebut, Antara


lain:

1. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, Baik sebagai lingkungan belajar


maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan murid untuk
mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.3

2. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya


interaksi belajar mengajar.

3. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta segala macam media/alat belajar


yang mendukung dan memungkinkan murid belajar sesuai dengan
lingkungan sosial. emosional dan intelektual murid dalam kelas.

2
Djamarah. Syaiful Bahri. 2010. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif: Suatu
Pendekatan Teoritis Psikologis. Jakarta: Rineka Cipta.

3
Djamarah. Syaiful Bahri. 2010. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif: Suatu
Pendekatan Teoritis Psikologis. Jakarta: Rineka Cipta.

4
4. Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi,
dan budaya serta sifat-sifat individunya.

C. Jenis Pendekatan Manajemen Kelas

1) Pendekatan Proses Kelompok

Premis utama yang mendasari pendekatan proses kelompok didasarkan


pada asumsi-asumsi berikut:

1. Kehidupan sekolah berlangsung dalam lingkungan kelompok, Yaitu


kelompok kelas

2. Tugas pokok guru adalah memnciptakan dan membina kelompok kelas


yang efektif dan produktif

3. Kelompok kelas adalah suatu system social yang mengandung cirri-ciri


yang terdapat pada semua sistem sosial

4. Pengelolaan kelas oleh guru adalah menciptakan dan memelihara kondisi


kelas yang menunjang terciptanya suasana belajar yang menguntungkan.

Schmuck dan Schmuck dalam Weber mengemukakan enam ciri mengenai


manajemen kelas,4 Yaitu:

1. Harapan adalah persepsi yang dimiliki oleh guru dan siswa mengenai
hubungan mereka satu sama lain. Kepemimpinan paling tepat diartikan
sebagai perilaku yang membantu kelompok bergerak menuju pencapaian
tujuannya.

2. Daya tarik adalah suatu yang menunjuk pada pola-pola persahabatan


dalam kelompok kelas. Daya tarik dapat digambarkan sebagai tingkat
persahabatan yang terdapat di antara para anggota kelompok kelas.

4
Novan Ardy Wiyani. 2013. Manajemen Kelas: Teori dan Aplikasi untuk Menciptakan Kelas
yang Kondusif. Yogyakarta: Ar Ruzz Media.

5
Tingkat daya tarik tergantung pada sejauh mana hubungan antar pribadi
yang positif telah berkembang. Pengelola kelas yang efektif ialah
seseorang yang membantu mengembangkan hubungan antar pribadi yang
positif antara para naggota kelompok.

3. Norma adalah pengharapan bersama mengenai cara berpikir, cara


berperasaan, dan cara berperilaku para anggota kelompok. Norma sangat
mempengaruhi hubungan antar pribadi karena norma tersebut memberikan
pedoman yang membantu para anggota memahami apa yang diharapkan
dari mereka dan apa yang dapat mereka harapkan dari orang lain. Norma
kelompok yang produktif adalah hakiki bagi efektivitas kelompok. Oleh
karena itu, salah satu tugas guru ialah membantu kelompok menciptakan,
menerima, dan memelihara norma kelompok yang produktif.

4. Komunikasi merupakan hal yang bersifat baik verbal maupun non-verbal


adalah dialog antara anggota-anggota kelompok. Komunikasi mencakup
kemampuan khas manusia untuk saling memahami buah pikiran dan
perasaan masing-masing. Komunikasi yang efektif berarti menerima pesan
menafsirkan dengan tepat pesan yang disampaikan oleh pengirim pesan.
Oleh karena itu, tugas rangkap guru adalah membuka saluran komunikasi,
Sehingga semua siswa menyatakan buah pikiran dan perasaanya dengan
bebas, menerima buah pikiran dan perasaan siswa.

5. Keterpaduan adalah menyangkut perasaan kolektif yang dimiliki oleh para


anggota kelas mengenai kelompok kelasnya. Keterpaduan menekankan
hubungan individu dengan kelompok sebagai suatu keseluruhan.
Kelompok menjadi padu karena alasan, seperti para anggota saling
menyukai satu sama lainnya, minat yang besar terhadap pekerjaan,
kelompok memberikan harga diri kepada para anggotanya.

2) Pendekatan Iklim Sosio-Emosional

Pendekatan iklim sosio-emosional dalam manajemen kelas berakar pada


psikologi penyuluhan klinikal dan karena itu memberikan arti yang sangat

6
penting pada hubungan antar pribadi. Pendekatan ini dibangun atas dasar
asumsi bahwa manajemen kelas yang efektif dan pengajaran yang efektif
sangat tergantung pada hubungan yang positif antara guru dan peserta didik.
Guru adalah penentu utama atas hubungan antar dan iklim kelas. Oleh karena
itu, Tugas pokok guru dalam manajemen kelas adalah membangun hubungan
antar pribadi yang positif dan meningkatkan iklim sosio-emosional yang
positif pula.

Glasser mengemukakan delapan langkah untuk membantu peserta didik


mengubah perilakunya berikut ini:5

1. Secara pribadi melibatkan diri dengan siswa dan menerima siswa tetapi
bukan kepada perilakunya yang menyimpang, menunjukkan kesediaan
membantu siswa memecahkan masalah.

2. Perilaku siswa menangani masalah tetapi tidak menilai atau menghakimi


siswa.

3. Membantu siswa membuat penilaian atau pendapat tentang perilakunya


yang menjadi masalah itu. Pusatkan perhatian kepada apa yang dilakukan
oleh siswa yang menimbulkan masalah dan yang meyebabkan
kegagalannya.

4. Membantu siswa merencanakan tindakan yang lebih baik, Jika perlu


berikan alternatif-alternatif dan bantulah siswa membuat keputusan sendiri
berdasarkan penilaiannya atas alternatif-alternatif yang ada untuk
mengembangkan perasaan tanggung jawab sendiri.

5. Membimbing siswa mengikatkan diri dengan rencana yang telah


dibuatnya.

5
Rahman, Maman Managemen Kelas. (Muara Bulian:2001)

7
6. Mendorong siswa sewaktu melaksanakan rencananya dan memelihara
keterikatannya dengan rencana tersebut. Demikian itu, Yakinkan siswa
bahwa guru mengetahui kemajuan-kemajuan yang dibuatnya.

7. Tidak menerima pernyataan maaf siswa apabila siswa gagal meneruskan


keterikatannya dan bantulah ia memahami bahwa ia sendirilah yang
bertanggung jawab atas perilakunya serta ingatkan siswa akan perlunya
rencana yang lebih baik dengan menerima pernyataan maaf berarti tidak
memusingkan masalah siswa.

8. Memberikan kesempatan kepada siswa merasakan akibat wajar dari


perilakunya yang menyimpang tetapi jangan menghukumnya. Namun,
Bantulah siswa mencoba lagi menyusun rencana yang lebih baik dan
mengikatkan diri dengan rencana tersebut.

Sementara itu, Dreikurs dalam kaitan dengan pendekatan sosio-emosional


mengemukakan gagasan-gagasan penting yang mempunyai implikasi bagi
manajemen kelas yang efektif. Dua diantaranya adalah penekanan pada kelas
yang demokratis dimana siswa dan guru berbagi tanggung jawab, Baik dalam
proses maupun dalam langkah maju dan pengakuan akan pengaruh
konsekuensi wajar dan logis atas perilaku siswa.

3) Pendekatan Perubahan Perilaku

Pendekatan perubahan perilaku didasarkan pada prinsip-prinsip psikologi


behaviorisme. Prinsip utama yang mendasari pendekatan ini adalah perilaku
merupakan hasil proses belajar. Prinsip ini berlaku baik bagi perilaku yang
sesuai maupun perilaku yang menyimpang. Penganjur pendekatan ini
berpendapat bahwa seorang peserta didik berperilaku menyimpang adalah
disebabkan oleh salah satu dari dua alasan berikut, Yaitu:6

1. Peserta didik telah belajar berperilaku yang tidak sesuai

6
Rahman, Maman Managemen Kelas. (Muara Bulian:2001)

8
2. Peserta didik tidak belajar berperilaku yang sesuai.

3. Pendekatan perubahan perilaku dibangun atas dasar dua asumsi utama,


Yaitu:

4. Empat proses dasar belajar

5. Pengaruh kejadian-kejadian dalam lingkungan.

Tugas guru adalah menguasai dan menerapkan empat prinsip dasar belajar.
Prinsip tersebut adalah penguatan positif, hukuman, penghentian, dan
penguatan negatif.

Penguatan positif, Yaitu pemberian penghargaan setelah terjadi suatu


perbuatan. Penghargaan menyebabkan perbuatan yang dikuatkan itu semakin
meningkat. Perbuatan yang dihargai tersebut diperkuat dan diulangi di
kemudian hari.

Guru dapat mendorong perilaku peserta didik yang sesuai dengan


mempergunakan penguatan positif (Memberikan penghargaan) dan penguatan
negatif (Menarik hukuman).7 Guru dapat mengurangi perilaku peserta didik
yang menyimpang dengan mempergunakan hukuman (Memberi rangsangan
yang tidak menyenangkan), penghentian (Menaham penghargaan yang
diharapkan), dan penarikan (Menarik penghargaan dari peserta didik). Hal
yang perlu diingat bahwa konsekuensi-konsekuensi itu memberikan pengaruh
kepada perilaku peserta didik sesuai dengan prinsip-prinsip perilaku yang
telah terbentuk. Jika guru menghargai perilaku yang menyimpang, perilaku
tersebut cenderung diteruskan. Jika guru menghukum perilaku yang sesuai,
perilaku tersebut cenderung tidak diteruskan.

Penentuan waktu, frekuensi penguatan, dan hukuman adalah prinsip lain


yang penting dalam pengubahan perilaku. Perbuatan peserta didik yang
hendak diperkuat oleh guru harus dengan segera dikuatkan setelah perbuatan

7
Supardi, dkk. 2009. Profesi Keguruan Berkompetensi dan Bersertifikat. Jakarta: Diadit Media.

9
itu terjadi. Perbuatan peserta didik yang hendak dihentikan harus segera
dikenakan hukuman setelah perbuatan itu terjadi. Perilaku yang tidak
dikuatkan dengan segera cenderung akan melemah. Perilaku yang tidak
dikenakan hukuman dengan segera cenderung akan menguat. Jadi, Penentuan
waktu yang tepat untuk menghargai dan menghukum adalah penting.
Penentuan waktu sama pentingnya dengan frekuensi terjadinya perilaku yang
dikuatkan. Penguatan yang terus menerus, yaitu penguatan yang menyusul
setiap terjadi perilaku menyebabkan makin cepatnya seseorang mempelajari
perilaku tersebut. Jika seorang guru menginginkan penguatan perilaku siswa
tertentu, Guru harus menghargai setiap kali perilaku itu terjadi. Penguatan
terus menerus akan sangat efektif pada tahan awal mempelajari suatu perilaku.
Sekali perilaku telah terbentuk akan efektif menguatkannya tanpa tenggang
waktu yang lama.

Ada dua macam pendekatan untuk penguatan yang berselang waktu


pendek, Yaitu:

1. Penjadwalan selang waktu adalah pendekatan yang dipergunakan oleh


guru mendorong siswa setelah batas waktu tertentu. Misalnya, Guru yang
menggunakan penjadwalan selang waktu akan mendorong seorang siswa
setiap jam.

2. Penjadwalan rasio adalah pendekatan yang digunakan oleh guru


mendorong siswa setelah suatu perbuatan terjadi beberapa kali. Misalnya,
Guru yang menggunakan penjadwalan rasio akan mendorong siswa setelah
perbuatan tertentu terjadi empat kali.

Penghargaan atau pendorong adalah suatu rangsangan untuk


meningkatkan frekuensi perbuatan yang mendahuluinya. Hukuman adalah
sesuatu yang mengurangi frekuensi frekuensi perbuatan yang mendahuluinya.
Pendorong dapat digolongkan dalam dua kategori utama, Yaitu:

1. Pendorong primer (Diperlukan untuk mempertahankan kehidupan seperti


air, makanan, rumah)

10
2. Pendorong bersyarat (Pujian, rasa kasih sayang dan sebagainya).8

Pendorong bersyarat terdiri dari beberapa tipe seperti pendorong sosial


(Pujian atau tepukan), pendorong perlambang (Berupa benda/barang–tanda
penghargaan), pendorong nyata (Uang atau cek), pendorong kegiatan
(Bermain di luar, membaca bebas, diberi kesempatan memilih nyanyian, dan
sebagainya).

Penghargaan dapat dipahami hanya dalam kaitannya dengan peserta didik


secara individual. Penghargaan terhadap seorang peserta didik dapat saja
dirasakan sebagai hukuman bagi peserta didik lainnya. Respon yang
dimaksudkan oleh guru sebagai penghargaan dapat dirasakan sebagai
hukuman, dan respon yang dimaksudkan sebagai hukuman dapat menjadi
penghargaan. Hal semacam ini sering terjadi, Contoh yang sangat lazim sekali
terjadi apabila seorang peserta didik berperilaku menyimpang dengan maksud
menarik perhatian. Tindakan hukum yang diberikan oleh guru sesudah
kejadian itu sesungguhnya adalah menghargai, Bukan menghukum peserta
didik yang haus perhatian itu. Oleh karena itu, Peserta didik tersebut
meneruskan perilakunya untuk mendapat perhatian yang didambakannya.

4) Pendekatan Eklektik

Menyimak secara seksama kedelapan pendekatan yang telah diuraikan di


muka adalah ibarat melihat benda yang sama dari berbagai sudut pandangan
yang berbeda. Oleh karena itu, Seorang guru harus mengetahui kekuatan dan
kelemahan masing-masing pendekatan ketika akan menerapkan satu
pendekatan. Dalam kenyataan guru jarang sekali menerapkan satu pendekatan
secara utuh, Melainkan mengkombinasikan masing-masing pendekatan
dengan mengambil hal-hal yang positif dari satu pendekatan seraya
mengeliminir kelemahan masing-masing pendekatan. Menurut Wilford A.
Weber menyatakan bahwa pendekatan dengan cara menggabungkan semua

8
Suwardi. 2007. Manajemen Pembelajaran Mencipta Guru Kreatif dan Berkompetensi. Surabaya:
JP Books.

11
aspek terbaik dari berbagai pendekatan manajemen kelas untuk menciptakan
suatu kebulatan atau keseluruhan yang bermakna, yang secara filosofis,
teoritis, dan psikologis yang dinilai benar. Demikian itu, Bagi guru merupakan
sumber pemilihan perilaku pengelolaan tertentu yang sesuai dengan situasi
disebut pendekatan eklektik (Wilford A. Weber, 1986).9 Dua syarat yang perlu
dikuasai oleh guru dalam menerapkan pendekatan eklektik, Yaitu:

1. Menguasai pendekatan-pendekatan manajemen kelas yang potensial,


Seperti pendekatan pengubahan perilaku, penciptaan iklim sosio-
emosional, proses Kelompok, dan sebagainya.

2. Dapat memilih pendekatan yang tepat dan melaksanakan prosedur yang


sesuai dengan baik dalam masalah manajemen kelas.

Sehingga, Dapat dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan guru


memilih strategi manajemen kelas yang sangat tergantung pada
kemampuannya menganalisis masalah manajemen kelas yang dihadapinya.
Pendekatan Perubahan Tingkah Laku dipilih, Misalnya apabila tujuan
tindakan manajemen kelas yang akan dilakukan adalah menguatkan tingkah
laku peserta didik yang baik dan/atau menghilangkan perilaku peserta didik
yang kurang baik. Pendekatan penciptaan iklim sosio-emosional dipergunakan
apabila sasaran tindakan manajemen kelas adalah peningkatan hubungan antar
pribadi guru dan peserta didik. Sementaa itu, Pendekatan proses kelompok
dianut apabila seorang guru ingin kelompoknya melakukan kegiatan secara
produktif.

5) Pendekatan Analitik Pluralistik

Adapun dari beberapa pendekatan yang diuraikan tersebut


menggambarkan berbagai macam pendekatan manajemen kelas yang
berlainan. Setiap pendekatan ada penganjurannya dan pemakaiannya.

9
Carolyn M. Evertson dan Edmund T. Emmer. 2011. Manajemen Kelas untuk Guru Sekolah
Dasar, Terjemahan. Arif Rahman. Jakarta: Kencana.

12
Demikian itu, Tidak ada anjuran dan saran untuk menganut dan
menggantungkan diri pada sattu pendekatan manajemen kelas. Saran dan
anjuran yang perlu dipertimbangkan adalah menggunakan pendekatan analitik
pluralistik.

Berbeda dengan pendakatan eklektik, Pendekatan analitik pluralistik


memberi kesempatan kepada guru memilih strategi manajemen kelas atau
gabungan beberapa strategi dari berbagai pendekatan manajemen yang
dianggap mempunyai potensi terbesar berhasil menanggulangi masalah
manajemen kelas dalam situasi yang telah dianalisis. Guru yang bijaksana
menghargai pendekatan dan strategi manajemen kelas yang mempunyai
konsep yang baik. Dengan demikian, Pendekatan analitik pluralistik
memperluas jangkauan pendekatan. Pendekatan analitik pluralistik berupa
pemilihan diantara berbagai strategi manajemen kelas suatu atau beberapa
strategi yang mempunyai kemungkinan menciptakan dan menampung
kondisi-kondisi yang memberi kemudahan kepada pembelajaran yang efektif
dan efisien.

Pendekatan analitik pluralistik tidak mengikat guru pada serangkaian


strategi manajerial tertentu saja. Guru bebas mempertimbangkan semua
strategi yang mungkin efektif. Terdapat empat tahap pendekatan analitik
pluralistik yang perlu dicermati dalam penggunaannya, Antara lain:10

1. Menentukan kondisi kelas yang diinginkan

2. Menganalisis kondisi kelas yang nyata

3. Memilih dan menggunakan strategi pengelolaan

4. Menilai efektivitas pengelolaan.

10
Al-Barry, M. Dahlan. Pius A., Kamus ilmiah Populer (Surabaya: Arkola,1994).

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Pengelolaan kelas adalah kemampuan guru untuk menciptakan dan


menjaga kondisi belajar yang optimal dan mengendalikannya bila terjadi hal-
hal yang dapat mengganggu suasana pembelajaran. Demikian itu, Dalam
konteks ini juga terdapat berbagai macam pendekatan-pendekatan pada
manajemen kelas dalam rangka menjaga kestabilitasan dalam sebuah
pembelajaran di dalam kelas.

B. Saran

Demikianlah makalah yang dapat kami paparkan. Kami menyadari dalam


penulisan makalah ini masih membutuhkan penyempurnaan. Maka dari itu,
Kritik dan saran kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Besar
harapan kami semoga makalah ini bisa memberikan banyak manfaat bagi
pembaca dan pemakalah khususnya.

14
DAFTAR PUSTAKA
• Alwi, Hasan dkk. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.

• Djamarah. Syaiful Bahri. 2010. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi
Edukatif: Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis. Jakarta: Rineka Cipta.

• Carolyn M. Evertson dan Edmund T. Emmer. 2011. Manajemen Kelas untuk


Guru Sekolah Dasar, Terjemahan. Arif Rahman. Jakarta: Kencana.

• Suwardi. 2007. Manajemen Pembelajaran Mencipta Guru Kreatif dan


Berkompetensi. Surabaya: JP Books.

• Novan Ardy Wiyani. 2013. Manajemen Kelas: Teori dan Aplikasi untuk
Menciptakan Kelas yang Kondusif. Yogyakarta: Ar Ruzz Media.

• Supardi, dkk. 2009. Profesi Keguruan Berkompetensi dan Bersertifikat.


Jakarta: Diadit Media.

• Al-Barry, M. Dahlan. Pius A., Kamus ilmiah Populer (Surabaya:


Arkola,1994).

• Rahman, Maman Managemen Kelas. (Muara Bulian:2001).

15

Anda mungkin juga menyukai