#4 - Kompetensi
#4 - Kompetensi
BAB IV
KOMPETENSI
Target Pembelajaran
Pendahuluan
Kompetensi berasal dari bahasa Inggris “competence” yang bermakna
kemampuan melakukan sesuatu dengan baik dan efisien. Selain itu,
kompetensi juga merupakan target umum yang ingin dicapai melalui
kegiatan pembelajaran. Peserta didik yang berhasil mencapai tujuan
pembelajaran maka akan menjadi orang yang kompeten, yaitu orang
yang mampu melakukan sesuatu dengan baik dan efisien. Oleh karena
itu, istilah kompetensi bisa dipadankan dengan tujuan pembelajaran
yang telah tercapai.
pasar. Oleh karena itu, tujuan pembelajaran adalah syarat awal yang
harus dipenuhi sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Para ahli pembelajaran mengungkapkan bahwa tujuan
pembelajaran dapat ditentukan melalui 4 (empat) pendekatan:
1. Para ahli konten (subject matter expert)
Ahli konten adalah orang yang menguasai suatu bidang kajian
tertentu, misalnya Prof. Quraish Shihab sebagai seorang pakar
tafsir Alquran, maka perancang pembelajaran untuk
pembelajaran tafsir Alquran dapat meminta bantuan atau
meminta pertimbangan kepada beliau untuk merumuskan
suatu tujuan pembelajaran pada bidang tafsir.
2. Outline Konten (the content outline), yaitu merumuskan
tujuan pembelajaran berdasarkan temuan di lapangan bahwa
skill atau pengetahuan yang seharusnya dikuasai ternyata tidak
tercantum dalam materi pembelajaran yang telah dirumuskan.
Misalnya, para mahasiswa PAI UIN Antasari Banjarmasin
sebagai calon guru pendidikan agama Islam seharusnya
mampu mengenal ragam seni bacaan Alquran (qiraat sab’ah),
namun karena tidak pernah dibelajarkan tentang itu pada mata
kuliah Ulumul Qur’an, maka mahasiswa PAI tidak ada satupun
yang paham dan kenal dengan ragam seni bacaan Alquran
(qiraat sab’ah). Oleh karena itu, pada pembelajaran selanjutnya
di mata kuliah Ulumul Qur’an, dosen harus merumuskan
sebuah tujuan pembelajaran baru, yaitu: mahasiswa mampu
mengenal dan memahami ragam seni bacaan Alquran (qiraat
sab’ah).
3. Amanah peraturan (administrative mandate), yaitu harapan
yang ingin diwujudkan oleh suatu lembaga melalui peraturan
tertentu. Misalnya target lulusan (standar kompetensi lulusan)
sebuah lembaga pendidikan Taman Pendidikan Alquran (TPA).
Target lulusan TPA itulah yang akan dijadikan acuan untuk
merumuskan tujuan-tujuan pembelajaran pada TPA.
4. Kualitas kinerja (performance), yaitu adanya gap antara
kemampuan yang dimiliki sekarang dengan kemampuan yang
diharapkan. Namun, hanya gap yang disebabkan oleh
4
Gap kemampuan
kemampuan
yang dicita-
(Apa adanya)
citakan
KOMPETENSI DASAR
semua mata pelajaran
(Matematika, Bhs. Indo,
Bhs. Inggris, Fikih,
Akidah Akhlak, Alquran
Hadis, SKI, IPA, IPS,
Penjaskes, Olahraga, di
setiap jenjang
6
Oleh karena itu, pada setiap jenjang pendidikan formal, apapun mata
pelajarannya, maka kompetensi Intinya tetap sama. Kompetensi inti
pada jenjang pendidikan formal hanya ada tiga, yaitu kompetensi inti
untuk jenjang MI, kompetensi inti untuk jenjang MTs, dan kompetensi
inti untuk jenjang MA.
Contoh:
Kompetensi Inti Untuk jenjang MTs
Kompetensi Inti Keterangan
Spiritual Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya
Sosial Menghargai dan menghayati perilaku jujur,
disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya
Pengetahuan Memahami pengetahuan (faktual, konseptual,
dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya terkait fenomena dan kejadian tampak
mata
Keterampilan Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah
konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar,
dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
madrasah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/ teori
Pada tabel di atas terlihat jelas pada Kompetensi Dasar Spiritual, yaitu
“Mengamalkan shalat fardlu lima waktu pada waktunya sebagai
pokok ajaran Islam”. Meskipun dalam beberapa kali pertemuan
peserta didik tuntas mengetahui dan memahami segala dalil, bacaan,
dan tatacara serta mampu mempraktikkan dengan baik setiap gerakan
dalam shalat fardhu lima waktu (kompetensi pengetahuan dan
keterampilan), namun untuk mampu mengamalkan dan terbukti telah
mengamalkan itu memerlukan waktu lama, sehingga pendidik tidak
bisa mengukurnya seketika. Oleh karena itu, untuk kompetensi dasar
spiritual dan sosial adalah dua kompetensi yang memerlukan
pengukuran dalam waktu lama dan berkelanjutan. Umumnya tercapai
tidaknya kompetensi dasar spiritual dan sosial itu dapat dilihat dari
tingkah laku, dan aktivitas peserta didik sehari-hari.
8
Simpulan
Tujuan merupakan syarat utama sebuah pembelajaran. Tanpa tujuan,
maka kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan, meskipun di kelas
menjadi tanpa makna (sia-sia). Dalam konteks pendidikan di
Indonesia, tujuan pembelajaran yang ingin dicapai itu sama dengan
kompetensi pembelajaran yang ingin dicapai. Kompetensi
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu kompetensi inti dan kompetensi
dasar. Kompetensi inti dan kompetensi dasar memiliki empat dimensi,
yaitu spiritual, sosial, pengetahuan dan keterampilan. Kompetensi inti
mencakup semua mata pelajaran, sementara kompetensi dasar hanya
untuk per mata pelajaran. Kompetensi inti hanya akan dapat tercapai
jika semua kompetensi dasar di semua mata pelajaran telah berhasil
dicapai.