Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

FARMAKOLOGI SALURAN PERNAFASAN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 5

1. Bulan Oktavianti Rasyid 5. Sriwahyuningsih Hasbin


2. Dessy Fitriani Abudi 6. Lusiana Dangana Manu
3. Fitra Elvani Moa’e 7. Geovany Gloria Teka
4. Salsa 8. Revand R. A. Saroinsong

DOSEN PENGAMPU : Moh.Nur, S.Farm,Ap. M.Farm

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENTRIAN KESEHATAN PALU

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan Makalah
dengan judul Farmakologi Saluran Pernafasan

Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah farmakologi.


Sebagaimana kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
baik dari isi maupun pembahasan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun guna menyempurnakan tugas makalah ini.

Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat berniai baik, dan dapat
digunakan dengan sebaik-baiknya. Lebih dan kurangnya penulis ucapkan terimakasih

Palu, 27 Maret 2022

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

Isi Hal

HALAMAN JUDUL.................................................................................................i

KATA PENGANTAR...............................................................................................ii

DAFTAR ISI..............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1

A. Latar Belakang ..............................................................................................1


B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan Umum................................................................................................1
D. Tujuan Khusus...............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................2

A. Pengertian, Penyebab dan Gejala Asma ........................................................2


B. Pengertian, Tanda-tanda dan Gejala Bronchitis Kronis................................2
C. Pengertian, Gejala dan Penyebab Batuk........................................................2
D. Pengobatan dan Pencegahan Asma................................................................2
E. Pengobatan dan Pencegahan Bronchitis Kronis.............................................2
F. Pengobatan, Pencegahan Batuk.....................................................................2

BAB III PENUTUP...................................................................................................3

A. Kesimpulan....................................................................................................3
B. Saran...............................................................................................................3

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................4

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bernapas adalah salah satu ciri makhluk hidup. Proses ini sangat penting karena

setiap sel ditubuh kita membutuhkan oksigen yang bisa kita dapatkan dengan

bernapas. Namun, ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan gangguan

pernapasan. Seperti gangguan yang berkaitan dengan organ pernapasan manusia.

Misalnya, kelainan pada bayi yang baru lahir. Udara yang kita butuhkan untuk

bernapas adalah oksigen. Namun, apa jadinya jika udara justru dipenuhi gas selain

itu? hal ini juga akan menyebabkan gangguan pada saluran pernapasan.

B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan bagaimana yang dimaksud dengan penyakit asma, bronchitis kronis,


dan batuk ?
2. Jenis pengobatan apa saja yang dapat digunakan dalam proses penyembuhan
orang yang mengidap penyakit asma, bronchitis kronis, dan batuk ?

C. Tujuan Umum

Mengidentifikasi gangguan saluran pernafasan dan memahami metode


pengobatan pada penderita gangguan saluran pernafasan.

D. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui dan memahami gejala serta terapi pengobatan nonfarmakologi


dan farmakologi pada penderita penyakit asma, bronchitis kronis, dan batuk

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Asma
Asma adalah penyakit kronis pada saluran pernapasan yang ditandai dengan
sesak akibat peradangan dan penyempitan pada saluran napas. Asma dapat
diderita oleh semua golongan usia, baik muda maupun tua.
Penderita asma memiliki saluran pernapasan yang lebih sensitif dibandingkan
orang normal. Ketika paru-paru terpapar pemicu asma, maka otot-otot di saluran
pernapasan akan kaku sehingga membuat saluran tersebut menyempit. Selain itu,
produksi dahak juga meningkat. Kombinasi dari kondisi tersebut membuat
penderita mengalami gejala asma.

 Penyebab Dan Gejala Asma


Meskipun penyebabnya belum diketahui secara pasti, ada beberapa hal yang
kerap menjadi pemicu asma, yaitu:
 Asap rokok
 Debu
 Bulu Hewan
 Udara dingin
 Infeksi virus
 Paparan zat kimia

Sejumlah pemicu tersebut dapat menimbulkan keluhan pada penderita


asma, seperti sulit bernapas, batuk, mengi, dan rasa nyeri atau sesak di dada.

B. Pengertian Bronchitis Kronis


Bronkitis kronis adalah peradangan dan pembengkakan yang memengaruhi
saluran udara atau saluran bronkus dalam waktu yang relatif lama. Ketika saluran
bronkus meradang, penderitanya akan mengalami batuk lebih sering disertai dengan
dahak berwarna.

2
Bronkitis sendiri adalah kondisi yang tergolong ke dalam penyakit paru obstruktif
kronis atau PPOK. Ada 2 tipe utama bronkitis, yaitu :
1. Pada tipe bronkitis akut, peradangan hanya berlangsung beberapa minggu dan
dapat sembuh dengan sendirinya. Bronkitis akut juga biasanya berawal dari
infeksi pernapasan atau flu.
2. bronkitis kronis dapat bertahan dalam bentuk batuk berdahak yang
berlangsung setidaknya 3 bulan dalam 1 tahun, selama 2 tahun berturut-turut.
Dengan kata lain, dalam satu tahun, bronkitis dapat terjadi secara berulang
selama berbulan-bulan.

 Tanda-Tanda Dan Gejala Bronchitis Kronis


Sebagian besar gejala kasus PPOK, termasuk bronkitis kronis,
membutuhkan waktu yang lama untuk muncul. Itulah mengapa tak banyak
orang yang menyadari adanya gejala penyakit bronkitis kronis. Peradangan dan
iritasi di saluran bronkus dalam jangka panjang dapat menyebabkan pasien
batuk lebih sering dan terasa lebih berat. Selain itu, batuk akibat bronkitis
kronis akan disertai dahak berwarna kuning, hijau, atau putih.
Seiring dengan berjalannya waktu, jumlah dahak akan meningkat seiring
dengan semakin parahnya peradangan pada saluran bronkus. Dahak tersebut
berpotensi menumpuk dan menghalangi saluran napas sehingga menyebabkan
pernapasan terganggu. Sesak napas yang dialami oleh pasien juga mungkin
disertai dengan napas berbunyi (mengi), terutama ketika sedang melakukan
aktivitas fisik.
Di bawah ini adalah gejala-gejala tambahan yang menyertai bronkitis kronis :
 Kelelahan
 Demam
 Tubuh menggigil
 Dada terasa tidak nyaman
 Sinus atau hidung tersumbat
 Napas berbau tidak sedap

3
C. Pengerian Batuk
Batuk adalah respons alami tubuh untuk mengeluarkan zat dan partikel dari
dalam saluran pernapasan agar tidak masuk ke saluran napas bawah. Batuk juga
dapat menandakan kondisi lain, mulai dari asma sampai kanker paru-paru.
Tenggorokan dan paru-paru menghasilkan sedikit lendir atau dahak untuk menjaga
kelembapan pada jalan napas. Batuk yang terjadi sesekali tergolong normal, karena
membantu menggerakkan dahak yang bertugas menjaga saluran napas agar tetap
lembap.
Namun, batuk yang berlangsung selama beberapa minggu dapat menandakan
suatu kondisi yang memerlukan pertolongan medis, apalagi jika disertai gejala lain,
seperti demam dan dahak berwarna kuning kehijauan atau bercampur darah.

 Gejala Dan Penyebab Batuk


Batuk umumnya disertai dengan gejala lain, seperti pilek atau hidung tersumbat,
sakit tenggorokan, mengi, sesak napas, perut mulas, demam, sakit telinga, serta
nyeri otot. Berdasarkan lama terjadinya, batuk dapat terjadi kurang dari 3 minggu
sampai lebih dari 8 minggu. Batuk bisa disebabkan oleh infeksi pada saluran
pernapasan atas atau saluran pernapasan bawah. Bisa juga karena alergi atau
kondisi lain yang terjadi dalam jangka panjang, seperti asma, PPOK, atau bronkitis
kronis.

D. Pengobatan Asma
1. Pengobatan Jangka Pendek
 Inhaler short-acting beta2-agonist
Inhaler dapat digunakan untuk meredakan gejala dengan cepat saat
serangan asma sedang berlangsung. Obat ini dapat membuka saluran
pernapasan yang menyempit sehingga udara dapar kembali masuk.
 Kortikosteroid oral atau infus

4
Dokter akan meresepkan kortikosteroid untuk meredakan peradangan di
saluran pernapasan.
 Obat antikolinergik
Obat antikolinergik, seperti ipratropium dan tiotropoium, digunakan
untuk melemaskan saluran pernapasan sehingga pasien bisa lebih mudah
bernapas.

2. Pengobatan Jangka Panjang

 Kortikosteroid dalam bentuk hirup atau pil, untuk mengurangi respons tubuh
terhadap peradangan
 Obat biologis bentuk suntik, seperti omalizumab, mepolizumab, reslizumab,
dan benralizumab, yang berfungsi meredakan respons tubuh terhadap alergen
pada penderita asma yang parah
 Obat modifikasi leukotrien, seperti montelukast, zafirlukast, dan zileuton,
untuk meredakan peradangan dan menjaga saluran pernapasan tetap terbuka
 Stabilisator sel mast, seperti cromolyn, untuk mencegah peradangan pada
saluran pernapasan saat terpapar alergen atau penyebab asma lain dengan
mencegah sel imun menghasilkan sinyal pemicu peradangan
 Imunoterapi, dalam bentuk hirup, tablet, atau sirup, untuk mengurangi respons
tubuh terhadap alergen penyebab asma
 Inhaler bronkodilator, untuk mencegah penyempitan saluran pernapasan

3. Penanganan Darurat

Pada kondisi tersebut, dokter akan memberikan obat-obatan melalui nebulizer atau


infus. Bila diperlukan, dokter juga dapat memberikan terapi oksigen atau alat bantu
pernapasan, seperti ventilator atau tabung oksigen.

4. Bronchial Thermoplasty
Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan selang tipis dan lentur ke dalam
paru-paru, untuk memanaskan otot-otot di sekitar saluran napas. Tujuannya

5
adalah untuk merusak otot tersebut agar penyempitan pada saluran pernapasan
dan serangan asma dapat berkurang.

 Pencegahan Asma

Asma sulit untuk dicegah, karena penyebabnya belum dapat diketahui


secara pasti. Meski begitu, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk
menghindari serangan asma, yaitu:

 Menjalani pengobatan asma yang telah ditentukan oleh dokter, termasuk


dengan mengonsumsi obat-obatan secara rutin dan sesuai petunjuk dokter
 Menjalani vaksinasi flu dan pneumonia secara teratur
 Mengetahui pemicu munculnya gejala asma dan menghindarinya
 Mewaspadai timbulnya gejala asma, seperti batuk, mengi, atau sesak napas
 Menangani gejala asma sedini mungkin dengan mengonsumsi obat-obatan
atau menghentikan aktivitas yang dapat memicu serangan
 Melakukan konsultasi dan pemeriksaan ke dokter bila pengobatan tidak
juga mampu meredakan gejala
 Menjalani pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi
seimbang, berolahraga dalam intensitas ringan secara teratur, dan tidak
merokok
 Menurunkan berat badan bila menderita obesitas
 Mengelola stres dengan baik

E. Pengobatan Bronchitis Kronis

Pengobatan bronkitis dilakukan bergantung pada seberapa parah masalah


tersebut dan kondisi medis pengidap. Jika bronkitis masih akut atau ringan,
gejala biasanya akan membaik dengan sendirinya selama beberapa minggu. Akan
tetapi, dokter juga bisa meresepkan obat untuk membantu meringankan geja

 Obat untuk membantu meredakan nyeri dan demam, misalnya ibuprofen


dan parasetamol.
 Obat untuk membantu meredakan batuk, misalnya ekspektoran dan
antitusif.

6
Sementara itu, obat lain yang diresepkan oleh dokter pada bronkitis yang cukup
berat, seperti:

 Obat antibiotik untuk menangani bronkitis yang muncul karena infeksi


bakteri.
 Obat kortikosteroid untuk membantu meringankan gejala bronkitis yang
mengalami perburukan lebih cepat, terlebih pada bronkitis kronis. 
 Bronkodilator yang membantu meringankan sesak napas dengan cara
melebarkan pipa pada saluran napas.

Pengidap juga bisa melakukan penanganan secara mandiri untuk membantu


meringankan gejalanya, seperti berikut ini.

 Cukup istirahat.
 Minum air putih lebih banyak.
 Menghirup uap dari air hangat untuk membantu mengencerkan lendir 
pada saluran napas.
 Tidak merokok. 
 Pakai masker ketika harus beraktivitas di luar rumah untuk mencegah
paparan zat kimia. 

 Pencegahan Bronkitis

Beberapa cara yang dapat dilakukan guna mengurangi risiko terjadinya


bronkitis, antara lain:

 Tidak merokok atau menghindari paparan asap rokok.


 Menghindari paparan polusi udara dan zat berbahaya dengan memakai
masker. 
 Cukup istirahat, terlebih bila terserang pilek, demam, dan batuk.
 Minum obat sesuai dengan saran dan resep dokter.
 Menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

7
 Tidak berbagi barang pribadi dengan orang lain.
 Lakukan vaksin pneumonia dan flu

F. Pengobatan Batuk

Penanganan Mandiri

Batuk umumnya disebabkan oleh infeksi virus ringan di saluran pernapasan


atas. Kondisi tersebut biasanya akan sembuh dengan sendirinya. Meski begitu,
pasien bisa melakukan beberapa langkah berikut untuk mengurangi rasa tidak
nyaman akibat batuk:

 Mengonsumsi Madu
Mengonsumsi madu dapat membantu meredakan batuk. Namun, penting
untuk diingat, madu tidak boleh diberikan pada bayi usia di bawah 1 tahun,
karena berisiko menyebabkan botulisme.
 Minum banyak air putih
Minum banyak air putih dapat membantu mengencerkan dahak dalam
tenggorokan. Selain air putih, Anda bisa mengonsumsi minuman hangat,
seperti teh yang ditambah lemon atau jahe.
 Mencukupi waktu istirahat
Beristirahat dengan cukup dapat membantu meningkatkan energi dan
memulihkan tubuh.
 Menggunakan pelembab udara
Menggunakan pelembap udara (humidifier) dapat membantu mengurangi
hidung tersumbat dan meredakan iritasi di tenggorokan akibat batuk yang
terus-menerus.

8
 Meninggikan kepala
Meninggikan kepala dengan bantal tambahan saat tidur dapat membantu
mengurangi rasa tidak nyaman akibat batuk.

 Berkumur
Berkumur dengan air garam hangat dapat membantu menghilangkan dahak
dan melegakan tenggorokan.

Obat-obatan

Selain penanganan mandiri, konsumsi obat batuk yang dijual bebas bisa


membantu meredakan batuk dan mengencerkan dahak. Obat yang digunakan bisa
jenis obat batuk antitusif, seperti codeine, atau obat ekspektoran,
seperti ambroxol. Selain itu, mengonsumsi tablet isap untuk tenggorokan juga
bisa membantu meredakan batuk.

Namun, perlu diperhatikan bahwa pemberian obat batuk yang dijual bebas pada
anak usia di bawah 6 tahun tidak dianjurkan. Anak usia 6–12 tahun hanya boleh
mengonsumsi obat batuk yang diresepkan oleh dokter.

Metode Lainnya

Metode lain untuk mengatasi batuk akan disesuaikan dengan penyakit atau
kondisi pasien, misalnya:

 Menggunakan obat hirup steroid untuk mengurangi peradangan di saluran


pernapasan akibat asma

 Menghindari hal-hal yang dapat memicu alergi (alergen), serta


mengonsumsi antihistamin untuk mengatasi batuk akibat alergi

 Mengonsumsi antibiotik untuk mengatasi batuk akibat infeksi bakteri

9
 Mengonsumsi obat penghambat pompa proton (proton pump inhibitors) dan
antasida untuk menetralkan asam lambung pada GERD

 Menggunakan obat pelebar bronkus untuk mengatasi PPOK

 Pencegahan Batuk

Batuk paling sering terjadi akibat infeksi virus yang


mengakibatkan pilek (common cold). Oleh sebab itu, pencegahan dapat dilakukan
meminimalisir penularan virus tersebut, antara lain dengan:

 Rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir

 Menggunakan hand-sanitizer berbahan dasar alkohol, bila air dan sabun tidak


tersedia

 Menghindari kontak dengan orang yang sedang sakit

 Menghindari menyentuh wajah sebelum mencuci tangan

 Menerapkan etika batuk dan bersin yang baik

 Menggunakan masker bila sedang sakit atau berada di lingkungan banyak


orang sakit

Selain itu, dokter juga akan menganjurkan beberapa hal berikut untuk mencegah
batuk:

 Berhenti merokok

 Menerapkan pola makan sehat, bergizi lengkap, dan seimbang

 Berolahraga rutin selama 30 menit setiap hari

10
 Mencukupi asupan air putih

 Beristirahat dan tidur yang cukup

 Menghindari kontak dengan penderita penyakit menular, seperti flu, TBC,


dan pneumonia

Melakukan pemeriksaan ke dokter bila menderita GERD atau asma

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

12
DAFTAR PUSTAKA

13

Anda mungkin juga menyukai