Sosiologi Sejarah: Telaah Kritis Tentang Teori Dan Sejarah Abad XX
Sosiologi Sejarah: Telaah Kritis Tentang Teori Dan Sejarah Abad XX
1, April 2015
Abd. Rahman
Departemen Sejarah, FIB, Universitas Indonesia
Abstract
In the late twentieth century, many theorists seem to agree that a sociology
must be an historical sociology. Abrams went so far as to call historical
sociology ‘the essence of the discipline’, arguing that is ‘almost natural to the
modern western mind’ to explain the contemporary world at least partly in
historical terms What is historical sociology? Skocpol lists four characteristics
of historical studies: They ask question about social structures or processes
understood to be concretely situated in time and space; They address
processes over time, and take temporal sequences seriously in accounting for
outcomes; They mostly attend to the interplay of meaningful action and
structural context, in order to make sense of the unfolding of unintended as
well as intended outcomes in individual lives and social transformations; They
'highlight the particular and varying features of specific kinds of social
structures and patterns of change'.
Abd. Rahman – Sosiologi Sejarah: Telaah Kritis Tentang Teori dan Sejarah Abad XX 69
Jurnal ETNOHISTORI, Vol. II, No. 1, April 2015
Abd. Rahman – Sosiologi Sejarah: Telaah Kritis Tentang Teori dan Sejarah Abad XX 70
Jurnal ETNOHISTORI, Vol. II, No. 1, April 2015
Abd. Rahman – Sosiologi Sejarah: Telaah Kritis Tentang Teori dan Sejarah Abad XX 71
Jurnal ETNOHISTORI, Vol. II, No. 1, April 2015
pada jaman itu. Pada tahun 1892, aspek historis: Parson mendalilkan
sebagai contoh, di Universitas sebuah sistem evolusioner di mana
Chicago telah terbentuk jurusan Amerika Serikat modern adalah arah
sosiologi yang pertama, sebagai hasil akhirnya dan karena segala
sebuah disiplin baru yang sistem pengembangan ekonomi,
mengalihkan kajiannya ke sosial, dan politik lainnya ada di
pengembangan teori-teori termasuk negara ini. Perubahan sejarah terjadi
teori sejarah, dan fokus mereka ketika ada solusi untuk masalah-
adalah pada sosialisasi individual ke masalah fungsional yang ditemukan
dalam demokrasi Amerika, sebagai di dalam sebuah sistem, dan
‘pengecualian’. selanjutnya sistem itu bergerak
kearah level tertinggi dari suatu
Talcott Parsons: Teori-teori
organisasi sosial. Namun, dalam
Struktural-Fungsional
prakteknya, tujuan Parson ternyata
Studi-studi tentang interaksi- runtuh juga. Secara empiris bukti
interaksi individual yang digiring ke yang dikemukakan melalui kritik-
arah kecenderungan-kecenderungan kritiknya tidak mendukung
apa yang terjadi di dalam sistem- pernyataan-pernyataannya: sebagai
sistem sosial yang berlaku dan contoh, negara-negara yang sedang
bagaimana mereka bekerja. Proses- berkembang tidak semuanya
proses pengembangan di dalam bercita-cita untuk atau bekerja
pemikiran sosiologis hingga paruh dalam rangka menuju gaya evolusi
pertama abad ke-20 mengalami kapitalisme Amerika Serikat. Dengan
puncaknya dalam apa yang demikian cara ini jelas telah menjadi
kemudian dikenal dengan teori-teori suatu dasar bagi pengembangan
structural-fungsional oleh Talcott sosiologi sejarah secara empiris.
Parsons. Di Inggeris, sosiologi secara
Parsons menyatukan unsur- fungsional seringkali disandingkan
unsur teori dari Marx, Weber, dan dengan antropologi; selain itu ahli-
Durkheim dalam karyanya, tetapi ahli teori radikal dari berbagai latar
secara khusus dia melihat sendiri belakang disiplin ilmu menggunakan
sebagaimana halnya apa yang karya-karya Marx tentang
sebelumnya telah dimulai oleh pertentangan kelas sebagai
Weber, dia juga melanjutkan dasarnya. Di Eropa, gerakan Nazi
investigasinya terhadap terjadinya tidak simpatik kepada sosiologi dan
tindakan-tindakan sosial. Dia dengan demikian pada awalnya
melakukan pengujian atas pengembangan-pengembangan
keragaman unsur-unsur terstruktur dalam bidang sosiologi di Eropa
sebagai sebuah sistem, dan tidak berlanjut. Namun, selama
gambaran-gambaran mengenai tahun 1950-an, bagaimanapun, di
interaksi mereka. Dia juga bekerja keseluruhan dunia Barat, telah terjadi
dalam kaitannya dengan aspek- sebuah perpaduan terjadi antara dua
Abd. Rahman – Sosiologi Sejarah: Telaah Kritis Tentang Teori dan Sejarah Abad XX 72
Jurnal ETNOHISTORI, Vol. II, No. 1, April 2015
Abd. Rahman – Sosiologi Sejarah: Telaah Kritis Tentang Teori dan Sejarah Abad XX 73
Jurnal ETNOHISTORI, Vol. II, No. 1, April 2015
Abd. Rahman – Sosiologi Sejarah: Telaah Kritis Tentang Teori dan Sejarah Abad XX 74
Jurnal ETNOHISTORI, Vol. II, No. 1, April 2015
Abd. Rahman – Sosiologi Sejarah: Telaah Kritis Tentang Teori dan Sejarah Abad XX 75
Jurnal ETNOHISTORI, Vol. II, No. 1, April 2015
Abd. Rahman – Sosiologi Sejarah: Telaah Kritis Tentang Teori dan Sejarah Abad XX 76
Jurnal ETNOHISTORI, Vol. II, No. 1, April 2015
Abd. Rahman – Sosiologi Sejarah: Telaah Kritis Tentang Teori dan Sejarah Abad XX 77
Jurnal ETNOHISTORI, Vol. II, No. 1, April 2015
Abd. Rahman – Sosiologi Sejarah: Telaah Kritis Tentang Teori dan Sejarah Abad XX 78
Jurnal ETNOHISTORI, Vol. II, No. 1, April 2015
Abd. Rahman – Sosiologi Sejarah: Telaah Kritis Tentang Teori dan Sejarah Abad XX 79
Jurnal ETNOHISTORI, Vol. II, No. 1, April 2015
Abd. Rahman – Sosiologi Sejarah: Telaah Kritis Tentang Teori dan Sejarah Abad XX 80
Jurnal ETNOHISTORI, Vol. II, No. 1, April 2015
Abd. Rahman – Sosiologi Sejarah: Telaah Kritis Tentang Teori dan Sejarah Abad XX 81
Jurnal ETNOHISTORI, Vol. II, No. 1, April 2015
Abd. Rahman – Sosiologi Sejarah: Telaah Kritis Tentang Teori dan Sejarah Abad XX 82
Jurnal ETNOHISTORI, Vol. II, No. 1, April 2015
Abd. Rahman – Sosiologi Sejarah: Telaah Kritis Tentang Teori dan Sejarah Abad XX 83
Jurnal ETNOHISTORI, Vol. II, No. 1, April 2015
Abd. Rahman – Sosiologi Sejarah: Telaah Kritis Tentang Teori dan Sejarah Abad XX 84
Jurnal ETNOHISTORI, Vol. II, No. 1, April 2015
Abd. Rahman – Sosiologi Sejarah: Telaah Kritis Tentang Teori dan Sejarah Abad XX 85
Jurnal ETNOHISTORI, Vol. II, No. 1, April 2015
Abd. Rahman – Sosiologi Sejarah: Telaah Kritis Tentang Teori dan Sejarah Abad XX 86