Anda di halaman 1dari 13

COVER

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-
Nya, kami bisa menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Kebebasan dan Tanggung Jawab”
dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kode Etik Psikologi. Selain
itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Tak lupa pula ucapan terima kasih untuk rekan-rekan yang sudah ikut berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini, dan kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, dan masih banyak kekurangan. Maka dari itu kami meminta maaf jika masih ada
kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan kata-kata, maupun kalimat dalam makalah ini.
Kami menyadari bahwasanya makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu kami
sangat senang jika ada saran atau kritik yang di berikan oleh para pembaca untuk makalah ini
agar kami bisa menyempurnakan makalah ini. Kami harap makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi para pembaca.

Depok, Maret 2022


DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumus Masalah
1.3 Tujuan

BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hak
2.2 Hakikat Hak
2.3 Jenis -jenis Hak
2.4 Pengertian Kewajiban
2.5 Hubungan antara Hak dan Kewajiban
2.6 Etika Kewajiban dan Etika Keutamaan
2.7 Keutamaan dan Watak Moral
2.8 Keutamaan dan Etos
2.9 Orang Kudus dan Pahlawan

BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap manusia memiliki hak salah satunya hak untuk hidup yang sudah
dimiliki sejak lahir. Sementara itu manusia juga diberikan suatu kewajiban dimana
dengan adanya suatu kewajiban tersebut muncul sebuah perintah yang harus
dilakukan serta diiringi sikap untuk bertanggung jawab. Maka dari itu keutamaan
berperan dalam memberikan sebuah acuan seseorang agar dapat melaksanakan
kewajiban dan memenuhi haknya.
Ketentuan yang ada dalam kehidupan masyarakat harus di taati dan dilakukan
oleh setiap individu, sehingga dengan hal itu, setiap manusia memperoleh suatu
kewajiban yang harus dilakukan. Seandainya kewajiban itu telah dilakukan oleh
seseorang, maka orang tersebut akan mendapatkan hak yang diperoleh dari pihak
yang telah memberikan suatu kewajiban kepadanya.
Manusia memiliki sifat yang berbeda-beda, dengan itu perlu adanya sebuah
tuntutan seperti hukum dan peraturan yang menjadikan sebagai batasan hak dan
kewajiban bersama. Tetapi hak dan kewajiban perlu ditempatkan dalam konteks etika
keutamaan, karena sejatinya hak dan kewajiban akan rapuh kalau tidak didasarkan
pada suatu komitmen akan suatu tujuan bersama yang telah disepakati.
Oleh karena itu dalam makalah ini akan diuraikan dengan jelas mengenai hak,
kewajiban, keutamaan, hubungan antara hak dan kewajiban, etika kewajiban dan etika
keutamaan, watak moral, etos, serta orang kudus dan pahlawan.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa itu hak, kewajiban, dan keutamaan ?
2) Bagaimana hubungan antara hak dan kewajiban ?
3) Apa itu etika kewajiban dan etika keutamaan ?
4) Apa itu watak moral dan etos?
5) Apa yang dimaksud orang kudus dan pahlawan?

1.3 Tujuan
1) Untuk mendeskripsikan tentang hak, kewajiban, dan keutamaan
2) Untuk mengetahui hubungan antara hak dan kewajiban
3) Untuk mengetahui etika kewajiban dan etika keutamaan
4) Untuk mengetahui keutamaan dan watak moral
5) Untuk memahami keutamaan dan etos
6) Untuk memahami makna orang kudus dan pahlawan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hak


Hak adalah peluang yang diberikan kepada setiap individu untuk bisa mendapatkan,
melakukan, serta memiliki sesuatu yang diinginkan oleh individu tersebut. Hak dapat
diartikan juga sebagai bentuk dari kewenangan, suatu kekuasaan yang memungkinkan
seorang individu untuk berbuat (atas dasar undang-undang karena hal tersebut telah diatur
serta ditentukan oleh undang-undang atau aturan tertentu), serta kekuasaan yang mutlak
berdasarkan dari sesuatu atau difungsikan untuk menuntut sesuatu.

2.2 Hakikat Hak


Hak merupakan semua hal yang harus kalian peroleh atau dapatkan. Hak dapat
berbentuk kewenangan atau kekuasaan untuk melakukan sesuatu. Hak yang diperoleh
merupakan akibat dari dilaksanakannya kewajiban. Dengan kata lain, hak dapat diperoleh
apabila kewajiban sudah dilakukan, misalnya seorang pegawai berhak mendapatkan upah
apabila sudah melaksanakan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya.

2.3 Jenis -jenis Hak


Terdapat beberapa jenis-jenis hak yang terkenal dan sering disebut, hak tersebut di
antaranya yaitu hak absolut, hak positif dan hak negatif, hak legal dan hak moral, hak khusus
dan hak umum, serta hak individual dan hak sosial.
1. Jenis Hak Absolut

Hak absolut diartikan sebagai suatu hak yang memiliki mutlak atau telak tanpa
pengecualian, hak absolut dapat berlaku di mana saja asalkan tidak dipengaruhi oleh
situasi serta keadaan tertentu. Contoh hak absolut : hak absolut dapat dimisalkan
dengan hak asasi manusia, tapi itu bukanlah hak absolut.

2. Jenis Hak Positif dan Negatif


● Hak Negatif adalah jenis hak yang memiliki sifat negatif, hak ini dapat
dijabarkan dengan permisalan seperti jika saya memiliki kebebasan untuk
melakukan sesuatu atau memiliki sesuatu, maka orang lain tidak boleh
menghalangi saya untuk melakukan atau memiliki hal tersebut. Contoh hak
negatif: hak untuk hidup dan menjalani kehidupan, hak menyampaikan pikiran
serta pendapat.
● Hak positif adalah jenis hak yang memiliki sifat positif, hak ini dapat
dijabarkan dengan permisalan seperti jika saya memiliki hak bahwa orang lain
boleh berbuat sesuatu untuk saya. Contoh hak positif: hak menerima
pendidikan, hak menerima pelayanan, dan hak menerima perawatan
kesehatan.
3. Jenis Hak Legal dan Hak Moral
● Hak legal merupakan jenis hak yang menjadikan hukum menjadi dasar serta
landasan dalam membentuk hak tersebut. Pembicaraan yang terdapat dalam
hak legal ini sebagian besar membicarakan tentang kebenaran hukum. Contoh
hak legal : pengeluaran aturang mengenai anggaran tunjangan yang diterima
oleh veteran tiap bulannya.
● hak moral adalah jenis hak yang menggunakan prinsip serta aturan etnis
sebagai landasan yang digunakan untuk membentuk hak tersebut. Hak moral
memiliki karakteristik yang cenderung lebih bersifat individu atau solidaritas.
Contoh hak moral : terjadinya pemberian gaji yang tidak sama rata padahal
keduanya memberikan performa kerja yang sama-sama baiknya.

4. Jenis Hak Khusus dan Hak Umum


● Hak khusus muncul dalam suatu hubungan tertentu yang terjadi antara
beberapa individu atau karena memiliki kegunaan khusus yang dimiliki oleh
satu individu terhadap individu lain. Contoh: jika Si A meminjam Rp. 35.000
dari Si B. Lalu Si A menjanjikan akan mengembalikan uang tersebut dalam
waktu tiga hari, maka Si B akan mendapat hak yang dimiliki Si A.
● Hak umum dapat dimiliki oleh semua individu tanpa membeda-bedakan aspek
apapun. contoh : Hak Asasi Manusia (HAM).
5. Jenis Hak Individu dan Hak Sosial
● Hak individu diartikan sebagai hak yang dimiliki individu-individu terhadap
Negaranya. Negara dilarang keras untuk menghalangi atau mengganggu
individu yang juga warga negaraan dalam mewujudkan serta meraih hak-hak
yang individu tersebut milki. Contoh hak individu : hak untuk memiliki
beragama, hak mengikuti kata hatinya, hak menyampaikan pikiran serta
pendapat.
● Hak Sosial memiliki hubungan bukan sekedar hanya untuk hak kepentingan
terhadap Negara saja, akan tetapi hak ini juga menyangkut individu sebagai
anggota masyarakat bersama dengan individu lainnya. Contoh hak sosial: hak
untuk mendapatkan serta melakukan pekerjaan, hak mendapatkan pendidikan,
hak menerima pelayanan kesehatan.

2.4 Pengertian Kewajiban

Kewajiban merupakan hal yang harus dikerjakan atau dilaksanakan. Jika tidak
dilaksanakan dapat mendatangkan sanksi bagi yang melanggar.

1. Pengertian Kewajiban Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan,
keharusan (sesuatu hal yang harus dilaksanakan).

2. Pengertian Kewajiban Menurut Prof. Dr. Notonegoro


Kewajiban adalah beban untuk memberikan sesuatu yang semestinya dibiarkan atau
diberikan melulu oleh pihak tertentu tidak dapat oleh pihak lain manapun yang pada
prinsipnya dapat dituntut secara paksa oleh yang berkepentingan. (Prof. Dr.Notonegoro,
2010:31)

3. Pengertian Kewajiban Menurut Curzon


Menurut Curzon kewajiban dikelompokkan menjadi lima macam, yaitu:
● Kewajiban mutlak
Yaitu kewajiban yang tertuju kepada diri sendiri maka tidak berpasangan dengan hak
dan nisbi, yang melibatkan hak di lain pihak.
● Kewajiban publik
Di dalam hukum publik yang berkorelasi dengan hak publik adalah wajib mematuhi
hak publik dan juga kewajiban perdata, yang muncul dari perjanjian yang berkolerasi dengan
hak perdata.
● Kewajiban positif
Adalah hal yang menghendaki yang dilakukan dengan sesuatu dan kewajiban yang
negatif, yang tidak melakukan sesuatu.
● Kewajiban universal/umum
Adalah kewajiban yang ditujukan pada semua warga negara, atau secara umum yang
ditujukan kepada golongan tertentu dan kewajiban yang khusus dan muncul dari bidang
hukum tertentu.
● Kewajiban primer
Kewajiban ini tidak muncul dari perbuatan melawan hukum. Contohnya adalah
kewajiban yang tidak mencemarkan nama baik, dan kewajiban yang sifatnya membesi sangsi,
timbul dari sebuah perbuatan melawan hukum contohnya membayar kerugian di dalam
hukum perdata.
Kewajiban adalah segala sesuatu yang dianggap sebagai suatu keharusan/kewajiban
untuk dilaksanakan oleh individu sebagai anggota warga negara guna mendapatkan hak yang
pantas untuk didapat. Kewajiban pada umumnya mengarah pada suatu keharusan/ kewajiban
bagi individu dalam melaksanakan peran sebagai anggota warga negara guna mendapat
pengakuan akan hak yang sesuai dengan pelaksanaan kewajiban tersebut.

2.5 Hubungan antara Hak dan Kewajiban

Hak dan kewajiban adalah kondisi yang sama dilihat dari sudut yang berbeda.
Kewajiban adalah tindakan untuk menuntun orang bertindak dengan cara yang dianggap
dapat diterima oleh masyarakat. Sementara hak adalah sesuatu yang harus dimiliki oleh setiap
orang, yang telah ada sejak ia lahir, bahkan sebelum lahir. Hak dan kewajiban merupakan dua
istilah yang tak bisa terpisahkan. Hak dan kewajiban terkait satu sama lain. Hak dan
kewajiban adalah ibarat dua sisi dari koin yang sama. Keduanya adalah kondisi yang sama
dilihat dari sudut yang berbeda.

Hak adalah segala sesuatu yang harus di dapatkan oleh setiap orang yang telah ada
sejak lahir bahkan sebelum lahir. Sementara kewajiban adalah sesuatu yang wajib
dilaksanakan seseorang. Orang yang menjalankan kewajibannya berhak mendapatkan
haknya. Dengan tidak adanya kewajiban, hak menjadi tidak signifikan dan kewajiban
menjadi sia-sia jika tidak ada hak.

2.6 Etika Kewajiban dan Etika Keutamaan

Dua pendekatan moral yang sudah dapat ditemukan dalam hidup sehari-hari
ini dalam tradisi pemikiran filsafat moral tampak sebagai dua tipe teori etika yang
berbeda yaitu: etika kewajiban dan etika keutamaan
Etika kewajiban mempelajari prinsip-prinsip dan aturan-aturan moral yang
berlaku untuk perbuatan kita. Etika ini menunjukan norma-norma dan prinsip-prinsip
mana yang perlu diterapkan dalam hidup moral kita, lagi pula urutan pentingnya yang
berlaku di antaranya. Jika terjadi konflik antara dua prinsip moral yang tidak dapat
dipenuhi sekaligus, etika ini mencoba menentukan yang mana harus diberi prioritas.
Pendeknya, etika kewajiban menilai besar salahnya kelakuan kita dengan berpegang
pada norma dan prinsip moral saja.
Etika keutamaan mempunyai orientasi yang lain. Etika ini tidak begitu
menyoroti perbuatan satu demi satu, apakah sesuai atau tidak dengan norma moral,
tapi lebih memfokuskan pada manusia itu sendiri. Etika ini mempelajari keutamaan
(virtue), artinya sifat watak yang dimiliki manusia. Etika keutamaan tidak menyelidiki
apakah perbuatan kita baik atau buruk, melainkan kita sendiri orang baik atau buruk.
Etika keutamaan mengarahkan fokus perhatiannya pada being manusia,
sedangkan etika kewajiban menekankan doing manusia. Etika keutamaan ingin
menjawab pertanyaan: what kind of person should I be?, “saya harus menjadi orang
yang bagaimana?”, sedangkan bagi etika kewajiban pertanyaan pokok adalah: what
should I do?, “saya harus melakukan apa?”
Ditinjau dari segi sejarah filsafat moral, maka etika keutamaan adalah tipe
teori etika yang tertua. Pada awal sejarah filsafat di yunani Sokrates, Plato, dan
Aristoteles telah meletakkan dasar bagi etika ini dan berabad-abad lamanya etika
keutamaan diembangkan terus. Etika kewajiban dalam bentuk murni baru tampil di
zaman modern dan agak cepat mengesampingkan etika keutamaan.
Etika kewajiban dan etika keutamaan saling membutuhkan satu sama lainnya.
Alasan mengapa etika kewajiban membutuhkan etika keutamaan , jika kita mentaati
prinsip dan norma moral, kita belum tentu menjadi manusia yang sungguh-sungguh
baik secara moral. Berpegangan pada norma moral memang merupakan syarat bagi
perilaku yang baik. Akan tetapi, membatasi diri pada norma saja belum cukup untuk
dapat disebut seorang yang baik dalam arti sepenuhnya. Contohnya, seorang dokter
yang belum pernah melakukan malapraktek, karena selalu patuh pada aturan yang
berlaku (dalam arti hukum maupun moral), belum tentu merupakan dokter yang
sungguh-sungguh baik dari sudut moral. Supaya menjadi dokter yang baik, perlu ia
memiliki juga sikap rela melayani sesama yang sakit. Dengan kata lain, perlu ia
memiliki keutamaan. Pohon yang baik dengan sendirinya akan menghasilkan buah
yang baik. Etika keutamaan langsung bertujuan membuat manusia menjadi seperti
pohon yang baik, sehingga tidak bisa lain perbuatannya akan baik juga.
Di sisi lain etika keutamaan membutuhkan juga etika kewajiban. Etika
keutamaan saja adalah buta, jika tidak di pimpin oleh norma dan prinsip. Benci
sebagai sifat mudah membawa orang ke perbuatan seperti membunuh atau merugikan
orang lain. Keadilan sifat yang membawa kita ke suatu keadaan dimana kita
memperlakukan orang lain secara adil dengan membayar gaji yang pantas
umpamanya kepada karyawan. Bagaimana kita tahu bahwa yang satu adalah buruk
dan yang lain adalah baik? Tentu karena kita berpegang pada norma. Kita tidak dapat
membedakan dua sifat watak tadi, Karena kita menerima norma moral “jangan
membunuh orang yang bersalah” dan “kita harus memperlakukan orang lain dengan
adil”. Jadi, rinsip moral dan keutamaan moral tidak terlepas satu sama lain.

2.7 Keutamaan dan Watak Moral

Keutamaan adalah disposisi watak yang telah diperoleh seseorang dan memungkinkan
untuk bertingkah laku baik secara moral. Kemurahan hati, misalnya, merupakan suatu
keutamaan yang membuat seseorang membagi harta bendanya dengan orang lain yang
membutuhkan.
- Keutamaan adalah suatu disposisi, artinya suatu kecenderungan tetap. Itu tidak
berarti bahwa keutamaan tidak bisa hilang, tapi hal itu tidak mudah terjadi.
Keutamaan adalah sifat watak yang ditandai stabilitas. Keutamaan adalah sifat baik
yang mendarah daging pada seseorang, tapi bukan sembarang sifat baik adalah
keutamaan juga. Jadi keutamaan mempunyai hubungan yang eksklusif dengan moral
dan keutamaan sama saja dengan keutamaan moral.
- Keutamaan berkaitan dengan kehendak. Keutamaan adalah disposisi yang
membuat kehendak tetap cenderung ke arah yang tertentu. Kerendahan hati, misalnya
menempatkan kemauan kearah yang tertentu yaitu tidak menonjolkan diri dalam
semua situasi yang dihadapi.
- Keutaman diperoleh melalui jalan membiasakan diri dan karena itu merupakan
hasil latihan. Keutamaan tidak dimiliki manusia sejak lahir. Pada masa anak seorang
manusia belum berkeutamaan. Ini sesuai dengan data- data psikologi perkembangan
yang memperlihatkan bahwa pada awal mula anak belum mempunyai kesadaran
moral (J. Piaget dan L. Kohlberg). Keutamaan terbentuk selama sutau proses
pembiasaan dan latihan yang cukup panjang, dimana pendidikan ikut brperan penting.
Proses pemerolehan keutamaan itu disertai suatu upaya korektif, artinya keutamaan
diperoleh dengan mengoreksi suatu sifat awal yang tidak baik.
- Keutamaan juga dibedakan juga dari keterampilan. Memang seperti halnya
dengan keutamaan, keterampilan pun diperoleh melalui latihan, lagi pula berciri
korektif. Seperti sifat non – moral membantu memperoleh keutamaan, demikian pula
bakat alamiah mempermudah membentuk keterampilan. Tapi disamping persamaan
ini, ada perbedaan yang lebih menentukan. Kita lihat misalnya, orang yang terampil
bergaul dan juga terampil mengajar nyatanya tidak terampil dalam hal mendidik anak
dan bermasyarakat.
2.8 Keutamaan dan Etos

Keutamaan membuat manusia menjadi baik secara pribadi. Jika suatu


kelompok orang masing-masing mempunyai keutamaan, dengan itu mereka belum
bisa disebut berkeutamaan sebagai kelompok. Keutamaan selalu merupakan suatu ciri
individual.

Sebagai contoh suatu perusahaan bisa disebut jujur bukan sebagai perusahaan
tetapi karena semua karyawannya memiliki kejujuran sebagai keutamaan. Namun
demikian, sejalan dengan keutamaan yang bersifat pribadi itu terdapat juga suatu
karakteristik yang membuat kelompok menjadi baik dalam arti moral justru sebagai
kelompok yakni Ethos. Memang benar, langsung harus ditambah bahwa keutamaan
sebagai paham jauh lebih jelas daripada ethos. Terlihat tendensi paralelisme antar
keutamaan dan ethos, dimana yang pertama dikhususkan untuk pribadi sedangkan
yang kedua menunjuk terutama kepada kelompok.

Ethos adalah salah satu kata Yunani kuno yang diambil alih dalam banyak
bahasa modern persis dalam bentuk seperti dipakai oleh bahasa aslinya dulu dan
karena itu sebaiknya ditulis juga menurut ejaan aslinya. Dalam bahasa modern,
“ethos” menunjukan ciri-ciri, pandangan, nilai yang menandai suatu kelompok.
Dalam Concise Oxford Dictionary (1974) ethos disifatkan sebagai characteristic spirit
of community, people or system, “suasana khas yang menandai suatu kelompok,
bangsa atau system”. Dalam arti ini sering kita dengar tentang ethos kerja, ethos
profesi, dan sebagainya. Disini ethos menunjukan kepada suasana khas yang meliputi
kerja dan profesi. Suasana ini dibentuk oleh banyak sikap dan sifat yang terlalu
kompleks untuk dapat dianalisis satu per satu. Dan perlu ditekankan bahwa suasana
ini dipahami dalam arti baik secara moral.

Jika bicara tentang ethos profesi , tentulah hal terpuji. Karena ethos profesi
dapat dimengerti sebagai nilai-nilai luhur dan sifat-sifat baik yang menandai suatu
profesi. Dan supaya menjadi anggota profesi yang baik, semua orang yang
mengemban profesi bersangkutan harus ditandai oleh ethos profesi tersebut.

2.9 Orang Kudus dan Pahlawan

Kudus dalam KBBI artinya mensucikan, suci artinya mengeramatkan.


Pahlawan dalam KBBI adalah orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya
dalam membela kebenaran. Contohnya seorang ayah yang menafkahi keluarganya, seorang
ibu yang mengurusi anak dan mengerjakan tugas rumah, seorang guru yang mengajar sebagai
bentuk pengabdian kepada negara, Seorang polisi yang mengatur lalu lintas sebagai bentuk
pengabdian kepada negara.

Teori-teori etika biasanya membedakan 3 kateogori perbuatan. Pertama ada perbuatan


yang merupakan kewajiban begitu saja dan harus dilakukan. Maksudnya kita harus
menghargai privasi orang, dan mengatakan hal yang benar. Kedua ada perbuatan yang
dilarang secara moral dan tidak boleh dilakukan. Maksudnya Kita tidak boleh berbohong,
membunuh sesama manusia, mengingkari janji, mencuri, memfitnah dan lain sebagainya
Kedua ada perbuatan yang dapat diizinkan dari sudut moral dalam arti tidak dilarang. Ketiga
ada perbuatan yang dizinkan dari sudut moral dalam arti tidak dilarang dan tidak diwajibkan
misalnya seperti bermain catur waktu senggang, nonton tv diluar jam kerja, jalan-jalan saat
libur.

Ada 3 macam situasi dimana seseorang bisa disebut kudus dan pahlawan dalam arti eksklusif
etis :

A. - Kita menyebut seorang kudus, jika melakukan kewajibannya dalam keadaan dimana
kebanyakan orang tidak akan melakukan kewajiban mereka, karena terbawa oleh keinginan
diri sendiri. Contoh : Seseorang yang siswa yang mengerjakan ujian tanpa mencontek, atau
dengan hasil kemampuannya sendiri. Perbuatan tersebut jelas menerangkan bahwa dia telah
berlaku jujur maka secara tidak langsung dia disebut kudus. Meski ia mendapat kesempatan
untuk mencontek

- Seseorang dikatakan Pahlawan jika ia melakukan kewajibannya dalam keadaan dimana


kebanyakan orang tidak akan melakukan kewajiban mereka, karena terpengaruh oleh teror,
ketakutan dan kecenderungan untuk mempertahankan hidupnya. Contoh: Seorang tentara
yang mempertahankan bentengnya agar tidak direbut oleh musuh meski itu akan
mengrobankan nyawanya. Sesungguhnya ia mengetahui bahwa masih ada kesempatan untuk
melarikan diri.

B. - Kita menyebut seorang kudus, jika ia melakukan kewajibannya dalam keadaan dimana
kebanyakan orang tidak melakukannya, bukan karena disiplin diri yang luar biasa yang luar
biasa melainkan dengan mudah dan tanpa usaha khusus. Ia melakukan tugasnya karena
keutamaan. Contoh : Seseorang yang sudah terbiasa jujur, maka meski menghadapi godaan
apapun orang itu akan sulit untuk berbohong apalagi untuk hal yang tidak baik.

- Kita menyebut seseorang pahlawan jika melakukan kewajibannya dengan mengatasi rasa
takut, dimana kebanyakan orang melarikan diri. Ia sudah memiliki disposisi tetap dan untuk
menghadapi bahaya dengan mudah tanpa usaha khusus.

C. Kita menyebut sebagai seorang kudus dan pahlawan, jika ia melakukan lebih dari pada
yang diwajibkan. Bahkan gelar kudus atau pahlawan terutama kita pakai sebagai gelar etis
untuk menunjukkan orang yang menurut pandangan melampaui batas-batas kewajiban.
Contoh : Seorang dokter yang secara sukarela pergi ke daerah terpencil demi mengobati
penduduk yang terkena sakit tanpa mendapatkan gaji penuh
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa hak adalah peluang yang diberikan kepada
setiap individu untuk bisa mendapatkan, melakukan, serta memiliki sesuatu yang diinginkan
oleh individu tersebut. Sementara kewajiban adalah hal yang harus dikerjakan atau
dilaksanakan. Jika tidak dilaksanakan dapat mendatangkan sanksi bagi yang melanggar. Hak
yang diperoleh merupakan akibat dari dilaksanakannya kewajiban. Dengan kata lain, hak
dapat diperoleh apabila kewajiban sudah dilakukan.

3.2 Saran
Adapun saran yang tepat yang dapat disampaikan oleh pemakalah adalah setiap manusia
memiliki hal dan kewajiban masing-masing. Semoga kedepannya pembaca dapat
membedakan antara hak dan kewajiban, pembaca juga diharapkan dapat dapat menerapakn
nilai dan esensi yang ada pada makalah ini.

Penjelasan diatas adalah pembahasan umum tentang makalah hak dan kewajiban.
Harapannya makalah ini dapat memberikan informasi dan masukan yang positif kepada
semua pembaca. Pembahasan sederhana ini akan lebih baik jika dijadikan pedoman dan
pembahasan yang positif sehingga terwujudnya hak dan kewajiban yang seimbang.
DAFTAR PUSTAKA

Sendari, A. A. (2021, June 25). Pengertian Hak Dan Kewajiban Dalam


Kehidupan, Hubungan Serta jenisnya. liputan6.com. Retrieved March 20, 2022,
from https://hot.liputan6.com/read/4591129/pengertian-hak-dan-kewajiban-
dalam-kehidupan-hubungan-serta-jenisnya

Artikelpendidikan.id. (2022, February 2). Pengertian Hak Dan Kewajiban


Menurut para ahli Lengkap. Artikel Pendidikan. Retrieved March 20, 2022, from
https://artikelpendidikan.id/pengertian-hak-dan-kewajiban/

Unknown. (1970, January 1). Makalah Etika. Makalah etika. Retrieved March
20, 2022, from https://mghufron027.blogspot.com/2016/04/makalah-etika.html

Official, E. X.-S. (2020, June 22). Hakikat Hak Dan Kewajiban warga Negara.
ex. Retrieved March 12, 2022,

Azizah, W. by L. N., & Azizah, L. N. (n.d.). Pengertian Hak: Jenis-jenis


Hak Beserta contohnya. Gramedia Literasi. Retrieved March 12, 2022, from
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-hak/

Anda mungkin juga menyukai