Anda di halaman 1dari 3

LITERASI PAJAK

RESENSI PAJAK

Disusun oleh:
Ilham Ali Nurcahyo
2111102443011

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
2022
“Meracik Sistem PPN Modern Pro Ekonomi dan Penerimaan Pajak”

Pemerintah berbagai negara tengah berupaya membangun sistem pajak yang mampu
mengemban kedua tujuan, yaitu PPN didesain agar optimal untuk penerimaan negara sekaligus
mendukung pertumbuhan ekonomi. PPN ternyata dinilai sebagai jenis pajak andalan utama.
Sebab, selama didesain secara netral, keputusan ekonomi masyarakat tidak akan terdampak.
Dengan begitu, kinerja penerimaan yang didapat juga akan dapat meningkat.

Adapun studi empiris yang menguji bagaimana netralitas dapat mendorong ketercapaian kedua
tujuan tersebut telah dilakukan oleh Santiago Acosta-Ormaechea dan Atsuyoshi Morozumi pada
2019. Sampel diambil dari 30 negara OECD yang melakukan berbagai perubahan desain PPN
selama 1970-2016. Dalam kurun waktu 47 tahun tersebut, Ormaechea dan Morozumi meneliti
kinerja PPN mampu ditingkatkan dari 2 indikator kebijakan, yaitu tarif PPN dan C-efficiency.
Sebagai informasi, C-efficiency merupakan indikator yang mengukur deviasi desain sistem PPN
yang berlaku terhadap suatu desain hypothetical, ketika seluruh barang dan jasa final dalam suatu
ekonomi mendapat perlakuan PPN yang sama tanpa terkecuali. Makin besar deviasi kebijakan –
seperti pengecualian, pembedaan tarif, dan fasilitas yang diberikan –, makin rendah pula nilai
indikator C-efficiency. Disajikan dalam IMF Working Paper berjudul The Value Added Tax and
Growth: Design Matters, disampaikan 2 temuan utama, yaitu:

1. Untuk mencapai penerimaan PPN dengan besaran nilai tertentu, kenaikan tarif PPN
diimbangi dengan relaksasi pajak lainnya. Langkah ini akan mendorong pencapaian
target penerimaan tersebut sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi. Namun, terdapat
satu kondisi yang wajib dipenuhi, yaitu adanya peningkatan nilai C-efficiency.
2. Peningkatan C-efficiency diimbangi dengan penurunan tarif PPN juga mampu mendorong
pertumbuhan ekonomi.

Dari seluruh data sampel, rata-rata tarif PPN adalah sebesar 18,2%, dapat diduga masih
terdapat ruang bagi negara yang besar tarifnya masih cukup signifikan di bawah angka tersebut,
termasuk Indonesia. Peran penting netralitas PPN teruji secara empiris oleh kajian yang
dilakukan Acosta-Ormachea dan Morozumi. Makin serupa perlakuan PPN terhadap setiap
barang dan jasa, makin besar pula dukungan sistem PPN terhadap pertumbuhan ekonomi jangka
panjang. Dalam jangka pendek, beberapa kompromi tetap dapat dilakukan untuk mendorong
konsumi kelompok masyarakat tertentu atau konsumsi atas barang dan jasa tertentu. Namun,
dalam kacamata jangka panjang, ada baiknya hal tersebut dipandang sebagai sesuatu yang
sementara dan terus dievaluasi. Tujuannya, C-efficiency PPN suatu negara makin meningkat.
Pada akhirnya, kenaikan tarif PPN secara bertahap dalam batasan tertentu – sebagai upaya
meningkatkan netralitas – dan pemberian kemudahan administrasi merupakan racikan yang
tepat. Tidak hanya minim distorsi terhadap ekonomi, upaya ini juga sejalan dengan kepentingan
fiskal nasional melalui bertambahnya kontribusi PPN terhadap pendapatan negara. Sebagai
catatan, dalam penelitian lain yang dilakukan Simon dan Harding (2020), PPN juga dikenal
sebagai jenis pajak yang relatif stabil ketika terjadi perlemahan ekonomi. Maka tak heran jika
pada masa depan, PPN dapat dianggap sebagai ‘mesin uang’ bagi banyak negara (Darussalam,
2017). Uraian penelitian Acosta-Ormachea dan Morozumi sangat berperan dalam membuka
keterhubungan dinamika desain PPN terhadap kinerja penerimaan dan juga pertumbuhan
ekonomi suatu negara.

 Keunggulan dan Kelemahan Artikel

1. Keunggulan
 Keunggulan dari artikel yang saya baca tersebut adalah adanya data-data yang sudah
teruji keaslian dan validitasnya.
 Kata-kata yang dipakai didalam artikel sangat mudah dipahami dan tidak bertele-tele,
jadi para pembaca dapat dengan udah memahami ii dari artikel tersebut.
 Penjelasan di dalam artikel juga dibuat secara terperinci dan dipaparkan dengan jelas.
 Memaparkan secara jelas dan menjelaskan tentang permasalahan.

2. Kelemahan
 Tidak ada respon dan juga tanggapan komentar dari para pembaca artikel tersebut

Sumber jurnal: https://news.ddtc.co.id/meracik-sistem-ppn-modern-pro-ekonomi-


dan-penerimaan-pajak-38062

Anda mungkin juga menyukai