Penetapan Tujuan
Penetapan Tujuan
2 97
ISSN: 1412-3126
Abstract
This research aims to examine the relationship between goal setting, self-
efficacy and performance. Many students were participated in manipulation check and
laboratory experiment. Anagram was used in this experiment as individual assignment
and goal setting’s treatment. Self-efficacy were measured with 17 items, adapted and
modified from the Shere, at al. (1982). Scale assessing the strength of person’s efficacy.
Performance was measured with score that was achieved by participant in the game.
Path analysis was used in order to analyze the relationship between variables. ANOVA
was used to test the causal relationship between goal setting and performance. Linier
regression was used to test the relationship between self-effiacy and performance.
This research finding shows that causal relationship between goal setting and
perfomance was not significant and the relationship between self-efficacy and
performance was significant.
menunjukkan adanya hubungan yang penetapan tujuan yang sulit dan spesifik
signifikan antara penetapan tujuan, self- terhadap peningkatan kinerja. Pendapat
efficacy dan kinerja. Demikian pula hasil tersebut juga didukung oleh hasil penelitian
penelitian yang menunjukkan bahwa empiris yaitu dengan penelitian
terdapat pengaruh yang signifikan dari self- laboratorium menunjukkan bahwa kinerja
efficacy terhadap cognitive performance akan meningkat dengan penetapan tujuan
ketika subject mempunyai pengetahuan dan yang sulit (Early et al. 1990).
pengalaman yang sama (Bouchard, 2001). Meskipun penetapan tujuan yang
Sejalan dengan penelitian Bounchard sulit dipercaya dapat berpengaruh terhadap
(2001), menunjukkan bahwa terdapat kinerja namun demikian untuk penetapan
hubungan yang signifikan antara self- tujuan yang terlalu sulit dan sesungguhnya
efficacy dan efektifitas baik pada level tidak dapat dicapai seringkali justru akan
individu ataupun pada level kelompok menurunkan kembali kinerja individu
(Gibson, 2001). Dukungan serupa juga (Gibson et al. 2002). Hal serupa juga
diberikan oleh Cervone dan Peake (1986) ditemukan oleh Latham et al. (2004) yaitu
yaitu bahwa self-efficacy akan berpengaruh bahwa dalam kondisi kompleksitas
terhadap motivasi berprestasi. pekerjaan yang tinggi, penetapan tujuan
Desain penelitian yang digunakan yang sulit dan spesifik tidak berpengaruh
dalam penelitian adalah eksperimen secara signiffikan terhadap kinerja dan
laboratorium, sehingga memungkinkan sebaliknya pada kondisi kompleksitas
peneliti untuk menguji hubungan antara pekerjaan yang rendah menunjukkan bahwa
penetapan tujuan, self-efficacy dan kinerja penetapan tujuan yang sulit dan spesifik
dengan internal validity yang tinggi. Melalui berpengaruh secara signifikan terhadap
penelitian ini diharapkan dapat memberikan kinerja. Demikian pula field study yang
kontribusi terhadap pemahaman yang lebih dilakukan oleh Early et al. (1990)
luas terhadap teori penetapan tujuan sebagai sebelumnya menemukan hal yang serupa
alat untuk memotivasi serta bagaimana yaitu dalam kondisi pekerjaan dengan
faktor internal yaitu self-efficacy berperan kompleksitas yang rendah maka hubungan
dalam peningkatan kinerja. penetapan tujuan yang sulit akan signifikan
sebaliknya jika kondisi pekerjaan
Landasan Teori mempunyai kompleksitas yang tinggi maka
pengaruh penetapan tujuan yang sulit tidak
Hubungan Antara Penetapan Tujuan dan berhubungan secara signifikan terhadap
Kinerja kinerja. Oleh karena itu penggunaan
Sejak 1968, teori penetapan tujuan penetapan tujuan untuk meningkatkan
oleh Locke telah mulai menarik minat dalam kinerja akan berjalan dengan baik untuk
berbagai masalah dan isu organisasi. Locke pekerjaan-pekerjaan sederhana, tetapi tidak
(1968) telah menunjukkan adanya pengaruh untuk pekerjaan yang kompleks. Dalam
signifikan dalam perumusan tujuan. kondisi yang tepat, penetapan tujuan dapat
Kekhususan dan kesulitan merupakan menjadi teknik yang ampuh untuk
atribut dari penetapan tujuan. Umumnya, memotivasi individu. Bila digunakan secara
semakin sulit dan spesifik tujuan yang tepat, dimonitor dengan hati-hati dapat
ditetapkan, semakin tinggi tingkat prestasi meningkatkan kinerja (Gibson et al. 2002).
yang akan dihasilkan. Hasil meta-analyses Lawrence dan Smith (1955) dalam
yang dilakukan oleh Latham dan Yulk penelitiannya juga menemukan bahwa
(1986) menunjukkan bahwa sebagian besar kinerja dari para pekerja bagian produksi
hasil penelitian memberikan dukungan akan lebih meningkat secara signifikan
terhadap pengaruh yang signifikan dari apabila mereka barada pada kondisi kerja
Vol. 16 No. 2, September 2009 Jurnal Bisnis dan Ekonomi 99
dengan penetapan tujuan daripada dalam hubungan dari penetapan tujuan dengan
kondisi tanpa ada penetapan tujuan. Dengan kinerja (Early & Lee, 1990). Meskipun
demikian keberadaan penetapan tujuan dipercaya bahwa dengan adanya penetapan
menjadi sangat penting di tempat kerja. tujuan dapat mengarahkan usaha dan
Mengacu pada Locke's model, penetapan perilaku individu pada kinerja yang tinggi,
tujuan mempunyai empat mekanisme dalam namun demikian perilaku individu
memotivasi individu untuk mencapai merupakan suatu hal yang kompleks sebab
kinerja. Pertama, penetapan tujuan dapat dipengaruhi oleh berbagai variabel seperti
mengarahkan perhatian individu untuk lebih lingkungan dan banyak faktor individual,
fokus pada pencapaian tujuan tersebut. pengalaman, dan kejadian yang dapat
Kedua, tujuan dapat mambantu mengatur mempengaruhi perilaku tersebut (Gibson et
usaha yang diberikan oleh individu untuk al. 2002). Berdasarkan teori dan penelitian,
mencapai tujuan. Ketiga, adanya tujuan para ahli sepakat bahwa perilaku merupakan
dapat meningkatkan ketekunan individu akibat, diarahkan oleh tujuan dan bisa
dalam mencapai tujuan tersebut. Keempat, diamati dan dapat diukur. Namun demikian
tujuan membantu individu untuk perilaku yang tidak dapat diamati secara
menetapkan strategi dan melakukan langsung juga penting dalam pencapaian
tindakan sesuai yang direncanakan (Kinichi tujuan, dan perilaku muncul karena
& Kreitner, 2004). Dengan demikian dengan didorong atau dimotivasi (Gibson et al.
adanya penetapan tujuan dapat 2002).
meningkatkan kinerja individu. Bandura dan Locke (2003)
Sembilan puluh persen hasil studi menjelaskan bagaimana self-efficacy
menunjukkan bahwa penetapan tujuan mengatur fungsi di dalam diri manusia
menjadi satu pendekatan yang saat ini melalui proses kognitif, motivasi, afektif,
digunakan secara luas untuk memotivasi dan proses keputusan sehingga dapat
pekerja di tempat kerja yang dapat mempengaruhi perilaku individu dalam
mendatangkan pengaruh yang meningkatkan atau menurunkan usaha serta
menguntungkan bagi kinerja (Locke et al. bagaimana memotivasi diri mereka dan
1981). Teori penetapan tujuan didasarkan gigih dalam menghadapi kesulitan. Dalam
pada asumsi bahwa tujuan mewakili penelitian Cervone dan Peake (1986)
keadaan dimana individu berusaha dan menunjukkan bahwa bila perubahan self-
mengatur tindakan untuk mencapainya. efficacy dikontrol dengan baik atau dengan
Berdasarkan pada hasil penelitian-penelitian kata lain tidak ada perubahan self-efficacy
sebelumnya dapat disimpulkan bahwa maka tidak akan ada pengaruh terhadap
penetapan tujuan yang sulit dan spesifik motivasi berprestasi. Robbins (1998),
dapat mempengaruhi kinerja individu, menemukan bahwa self-efficacy yang
seperti yang dihipotesiskan dalam hipotesis memadai di dalam diri individu menjadi
pertama dalam penelitian ini. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
Hipotesis 1: Penetapan tujuan yang sulit hubungan antara penetapan tujuan dan
dan spesifik akan meningkatkan kinerja. kinerja. Robbins (1998) menjelaskan bahwa
self-efficacy merupakan kepercayaan
Hubungan Antara Self-Efficacy dan seseorang terhadap kemampuannya untuk
Kinerja dapat melaksanakan tugas dengan baik.
Dalam konteks organisasi yang Semakin seseorang mempunyai self-efficacy
sesungguhnya tujuan yang sulit dan spesifik yang tinggi, maka individu tersebut semakin
tidak serta merta akan meningkatkan kinerja mempunyai kepercayaan diri yang tinggi
karena ditemukan variabel-variabel di luar terhadap kemampuannya untuk dapat
penetapan tujuan yang dapat mempengaruhi
100 Tutuk Ari Arsanti Jurnal Bisnis dan Ekonomi
menyelesaikan tugas dengan baik dan penelitian dan akan dianalisis lebih lanjut
sebaliknya. untuk memperoleh pemahaman yang lebih
Sejumlah penelitian juga mencoba luas tentang hubungan diantara variabel-
mengaitkan self-efficacy dengan teori variabel yang ada.
penetapan tujuan. Dalam penelitian
laboratorium ditemukan bahwa penetapan Model Penelitian
tujuan yang sulit dan spesifik bersama Hubungan Antara Penetapan Tujuan,
dengan tingkat self-efficacy yang tinggi akan Self-efficacy dan Kinerja
mengarah pada kinerja yang lebih tinggi
H2
(Spieker & Hinz. 2004). Prediksi ini Self-efficacy
mengikuti hasil penelitian Locke dan
Latham (1990). Penelitian serupa dilakukan
oleh Smith et al. (2006) yaitu dengan Kinerja
melakukan penelitian laboratorium dengan Penetapan
menggunakan anagram sebagai bentuk tujuan::
penugasan yang diberikan secara individual * kesulitan
* kejelasan H1
menunjukkan bahwa self-efficacy khususnya
untuk tugas yang spesifik berhubungan
secara signifikan terhadap kinerja.
Metode Penelitian
Bounchard (2001) menemukan bahwa
murid-murid dengan tingkat self-efficacy
Desain dalam penelitian ini adalah
tinggi dapat menyelesaikan tugas yang
eksperimen laboratorium dengan
diberikan dengan lebih baik bila menggunakan anagram yang dimodifikasi
dibandingkan dengan murid-murid dengan
dari versi Vance dan Colella (1990) yaitu
tingkat self-efficacy yang rendah. Gibson dari menggunakan anagram versi bahasa
(2001) dalam penelitiannya mengaitkan
Inggris menjadi anagram dalam versi bahasa
antara penetapan tujuan, efficacy dan Indonesia dengan penyesuaian terhadap
efektifitas. Meskipun penelitian ini
instruksi tugas. Seperangkat anagram
dilakukan dalam konteks efektifitas individu digunakan sebagai bentuk penugasan dan
dalam kelompok, namun dapat diketahui
sebagai bentuk manipulasi atas tugas yang
dari hasil analisisnya bahwa hubungan akan diberikan secara individual kepada
antara self-efficacy dan efektifitas adalah setiap partisipan.
positif dan signifikan baik pada level
individu maupun pada level kelompok.
Partisipan Eksperimen
Penelitian yang dilakukan di tempat kerja
Penelitian eksperimen ini
untuk menguji hubungan antara self-efficacy mengikutsertakan 89 mahasiswa Program
dengan kinerja pada tugas yang spesifik juga
Profesional yang meliputi 15 mahasiswa
menunjukkan hasil yang signifikan dengan program studi Personnel
(Harrison et al. 1997). Berdasarkan teori dan
Management, 37 mahasiswa dengan
penelitian-penelitian sebelumnya peneliti program studi Komputer Akuntansi Bisnis,
mengembangkan hipotesis di bawah ini.
dan 37 mahasiswa dengan program studi
Hipotesis 2: self-efficacy berpengaruh Sekretaris untuk berpartisipasi dalam
positif terhadap kinerja. eksperimen. Dari 89 mahasiswa yang
berpartisipasi dalam penelitian ini, 5
Secara sederhana berbagai fenomena mahasiswa tidak mengikuti eksperimen
yang ditemukan dari hasil penelitian
sampai selesai. Dengan demikian jumlah
terdahulu dapat dijelaskan secara ringkas mahasiswa yang berpartisipasi dalam
melalui model yang akan digunakan dalam
Vol. 16 No. 2, September 2009 Jurnal Bisnis dan Ekonomi 101
rata-rata untuk melihat adanya perbedaan sebagai perlakuan yang akan diberikan
kinerja (variabel terikat) secara signifikan kepada partisipan.
yang disebabkan karena adanya perlakuan Manipulation check juga dilakukan
yang diberikan secara berbeda pada selama pelaksanaan eksperimen. Hal
penetapan tujuan (variabel bebas). tersebut dilakukan untuk menguji kembali
Sedangkan untuk menguji hipotesis apakah perlakuan yang diberikan kepada
kedua menggunakan regresi sederhana partisipan berhasil dan dapat dianalisis lebih
karena variabel yang digunakan yaitu self lanjut. Hasil manipulation check yang telah
efficacy diukur dengan skala interval dan dilakukan pada saat pelaksanaan eksperimen
kinerja diukur dengan skala metric. dapat dilihat pada tabel 2.
Manipulation Check
Anagram yang digunakan dalam Tabel 2
penelitian ini diuji terlebih dahulu dengan Hasil Manipulation Check
melibatkan 145 mahasiswa kedalam Eksperimen
manipulation check sebelum penelitian Tipe Anagram N Mean Std.Dev t Sig
Sulit 43 3,3953 0,92940 2,156 0,034
eksperimen dilakukan. Dari 145 mahasiswa Mudah 41 2,9756 0,85111
yang berpartisipasi dalam manipulation Total 84 3,1905 0,091146
F = 4,647
check, data yang berhasil dikumpulkan
sebanyak 122. Dari hasil manipulation check yang
Hasil manipulation check terhadap
telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
anagram yang akan digunakan dalam
persepsi partisipan terhadap anagram tipe
eksperimen tahap 1 menunjukkan bahwa
sulit dan anagram tipe mudah berbeda
nilai rata-rata yang dihasilkan atas persepsi
secara signifikan. Dengan demikian,
partisipan yang berpendapat bahwa anagram
perlakuan terhadap tingkat kesulitan yang
merupakan tipe sulit sebesar 3,33 dengan
diberikan kepada partisipan dalam
standar deviasi sebesar 1,15 berbeda secara
eksperimen berhasil.
signifikan dengan nilai rata-rata yang
dihasilkan atas persepsi partisipan yang
Hasil Penelitian
berpendapat bahwa anagram merupakan tipe
mudah yaitu sebesar 2,63 dengan standar
Hasil pengolahan statistik deskriptif
deviasi sebesar 1,33. Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa nilai rata-rata self-
dilihat pada tabel 1.
efficacy partisipan sebesar 65,46 dengan
Tabel 1 standar deviasi sebesar 8,89. Nilai rata-rata
Hasil Manipulation Check
self-efficacy ini diperoleh sebelum partisipan
Anagram melaksanakan tugas anagram. Meskipun
Tipe Anagram N Mean Std.Dev t Sig
Sulit 30 3,3333 1,15470 2,181 0,033 partisipan belum melaksanakan tugas
Mudah 30 2,6333 1,32570 anagram, namun demikian partisipan telah
Total 60 2,9833 1,28210
F = 4,756
memperoleh pengetahuan dan penjelasan
mengenai anagram terlebih dahulu, sehingga
Dari hasil manipulation check yang partisipan dapat mengevaluasi self-efficacy
telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terhadap tugas anagram yang akan diminta
persepsi partisipan terhadap anagram tipe untuk dikerjakan secara individu. Sedangkan
sulit dan anagram tipe mudah berbeda nilai rata-rata kinerja yang dihasilkan oleh
secara signifikan. Dengan demikian, partisipan yaitu sebesar 22,7381 dengan
anagram dapat digunakan dalam eksperimen standar deviasi sebesar 12,64446. Dari hasil
statistik deskriptif menunjukkan koefisien
korelasi untuk menginvestigasi hubungan
Vol. 16 No. 2, September 2009 Jurnal Bisnis dan Ekonomi 103
Change. A Sociological Review, Vol. Lee, C & Bobko, P. (1994). Self Efficacy
49, No. 2, 149-164. Belief: Comparison of five
Harrison, Allison, W., Rainer. Jr., R. Kelly, Measures. Journal of Applied
Psychology 79: 364-369.
Hochwarter, Wayne. A., Thompson,
Kenneth R. (1997). Testing the Self- Lee, Thomas. W., Locke, Edwin. A., and
Efficacy-Lingkage of Social- Phan, Soo. H (1997). Explaining the
Cognitive Theory. Journal of Social Assigned Goal-Incentive Interaction:
Psychology. The Role of Self-Efficacy and
Personal Goals. Journal of
Heimbeck, D., Frese, M., Sonnentag, S., dan
Keith, N. (2003). Integrating Errors Management. Vol. 23, No. 4, 541-
559.
Into The Training Process: The
Function of Error Management Lee, Thomas. W., Locke, Edwin. A & Phan,
Instruction and The Role of Goal Soo. H. (1997). Explaining The
Orientation. Personnel Psychology, Assignment Goal-Incentive
Vol.56, 333-361. Interaction: The Role of Self-
Huber, V.L. (1985). Effects of Task Efficacy and Personal Goals. Journal
of Management. Vol 23 no.4, 541-
Difficulty, Goal Setting, and
Strategy on Performance of Heuristic 553.
Task. Journal of Applied Lerner, B.S & Locke, E.A. (1995). The
Psychology, Vol. 70, 492-504. Effect of Goal Setting, Self Efficacy,
Ivancevich, John. M. (1977). Different Goal Competition and Personal Traits on
Setting Treatments and Their Effects The Performance of an Endurance
Task. Journal of Sports & Exercise
On Performance and Job
Satisfaction. Academy of 17: 138-152.
Management Journal. Vol. 20, No. Locke. E. A. (1968). Toward a Theory of
3, 406-419. Task Motivation and Incentives.
Kanfer R, Ackerman P. L (1989). Organizational Behavior and Human
Performance, Vol. 3, 157-189.
Motivation And Cognitive Abilities:
An Integrative/Aptitude-Treatment Locke, E.A., Shaw, K.N., dan Saari, L.M.
Interaction Approachto Skill (1981). Goal Setting and Task
Acquisition. Journal of Applied Performance. Psychological Buletin.
Psychology, 74, 657-690. 126.
Kreitner, Robert, dan Kinicki, Angelo. Locke, E.A., Frederick. E., Lee. L & Bobko.
(2004). Organizational Behavior. P. (1984). The Effect of Self
McGraw-Hill. Efficacy, Goals, and Task strategies
Latham, gary P, dan Yulk, Gary A. A on Task Performance. Journal of
Applied Psychology, 69 , 241-251.
Review of Research on the
Application of Goal Setting in Locke, E.A., & Latham, G. P. (1990). A
Organizations. Academy of Theory of Goal Setting and Traits
Management Journal, 1975, Vol. 18, Task Performance. Englewood
No. 4, 824-845. Chifts, NJ: Prentice Hall.
Lawrence, L.C., dan P.C. Smith. (1955). Meier, N.R.F. (1965). Psychology in
Group Decision and Emloyee Industry. (3 rd, ed). Boston: Houghton
Participation. Journal of Applied and Mifflin.
Psychology, Vol. 39, 334-337.
Vol. 16 No. 2, September 2009 Jurnal Bisnis dan Ekonomi 109
Mitchell, T. R. (1997). Matching Silver, W.S., Mitchell, T.R., dan Gist, M.E.
Motivational Strategies With (1991). Response to Successful and
Organizational Contexts. Research Unsuccessful Performance: The
In Organizational Behavior, 19, 57- Moderating Effect of Self-Efficacy
149. on The Relation Between
Performance and Attributions.
Ohlsson, S. (1996). Learning From
Performance Errors. Psychological Organizational Behavior and Human
Decision Processes. 286-299.
Review, Vol. 103, 241-262.
Sim, H.P. dan Szilagy, A.D. (1976). Job
Porter, W.L. dan Lawyer, E.E. (1969).
Antecendent Attitude and Characteristic Relationship:
Individual and Structure Moderates.
Performance. Journal of
Organizational Behavior and
Organizational Behavior and Human
Performance, 122-142. Performance. 170: 211-230.
Richard, Erin. M., Diefendorff, James. M., Smith, Sara. A., Kass, Steven. J., Rotunda,
Rob. J., and Schneider, Sherry. K.
& Martin, James. H. (2006).
Revisiting the Within-Person and (2006). If At First You Don’t
Succed: Effects of Failure on
Performance Relation. Human
Performance, 19(1), 67-87. General and Task-Specific Self-
Efficacy and Performance. North
Robbins, Stephen, P. (1978). Personnel: The America Journal of Psychology. Vol.
Management of Human Resources. 8, No. 1, 171-182.
New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Sitkin, S.B. (1992). Learning Through
Robbins, Stephen P. (1998). Organizational Failure: The Strategy of Small
Behavior. New Jersey: Prentice-Hall, Losses. Research in Organizational
Inc Behavior, Vol. 14, 231-266.
Schank, R. (1986). Explanation Petterns: Spieker, Casey, J., dan Hinsz, Verlin, B.
Understanding Mechanically And (2004). Repeated Success and
Creatively. Hillsdale, NJ: Erlbaum. Failure Influences on Sel-Efficacy
Fs;65Schmidt, R. A. (1975). A and Personal Goals. Social Behavior
Scheme Theory of Discrete Motor and Personality. Vol. 32, No. 2, 191-
Skill Learning. Psychological 189.
Review, 82, 225-260.
Stajkovic, Alexander. D & Luthans, Fred.
Schmidt, R.A. (1975). A Schema Theory of (1997). Social Cognitive Theory and
Discrete Motor Skill Learning. Self Efficacy: Going Beyond
Psychological Review, Vol. 82, 225- Traditional and Behavioral
260. Approach. Field report. Organization
Schweitzer, Maurice E., Ordonez, Lisa, dan Dynamics. Elsevier Science
Douma, Bambi. Goal as A Motivator Publishing Company, Inc.
of Unethical Behavior. Academy of Strang, Harold. R. (1981). The Effects of
Management Journal, 2004, 47, 422- Challenging Goal Instructions Upon
432. Goal Setting and Performance on A
Seifer, C. M., & Hutchins, E. L. (1992). Reaction-Time Task. Journal of
Error as Opportunity: Learning in A Psychology. 107, 241-246.
Cooperative Task. Human-Computer Vance, R. J., dan Colella, A. (1990). Effects
Interaction, 7, 407-435. of Two Types of Feedback on Goal
110 Tutuk Ari Arsanti Jurnal Bisnis dan Ekonomi