Kelas : XI Mipa 1 / 2
2. Bung Tomo adalah sosok tokoh yang berpengaruh dalam mempertahankan dan
memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia. Ia berperan penting dalam
membangkitkan semangat para pejuang Indonesia melawan tentara sekutu, dengan
pidato-pidatonya saat pertempuran 10 November 1945, di Surabaya.
3. Kedatangan tentara sekutu bersama NICA pada awal Oktober 1945 di Sulawesi Utara
membawa suasana rakyat kembali ricuh. Belanda menginginkan kekuasaan
sepenuhnya atas Sulawesi Utara terutama Manado, tetapi masyarakat pribumi menolak
dan memilih melawan. Peristiwa tersebut merupakan bentuk perlawanan rakyat
Sulawesi Utara untuk mempertahankan kemerdekaannya serta menolak atas provokasi
tentara Belanda yang menyatakan bahwa proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus
1945 hanya untuk Pulau Sumatera dan Jawa semata. Tujuannya adalah untuk
menegakkan kembali kekuasaan kolonial Belanda.
4. Pada awalnya, rakyat Manado enggan untuk melakukan perlawanan terhadap tentara
sekutu yang datang. Akibatnya, Manado berhasil diduduki kembali oleh tentara Sekutu
dan NICA. Menghadapi hal tersebut bangsa Indonesia tidak tinggal diam, dimana
Letnan Kolonel Charles Choesj Taulu bersama Sersan S.D Wuisan Menggerakan
pasukannya dan para pejuang rakyat untuk ikut mengambil alih markas pusat militer
Belanda. Rencana tersebut telah disusun sejak 7 Februari 1946, namun puncak
penyerbuan tersebut terjadi pada 14 Februari tetapi sebelum penyerbuan terlaksana
para pimpinan pasukan tertangkap oleh tentara Belanda.
5. Peristiwa Bandung Lautan Api terjadi tanggal 23 Maret 1946. Salah satu titik penting
dalam sejarah kemerdekaan Indonesia ini ditandai dengan pengosongan dan
pembakaran Bandung oleh rakyat dan tentara agar tidak dijadikan markas pasukan
Sekutu dan NICA (Belanda). Aksi bumi hangus di Bandung dipandang sebagai taktik
yang dirasa paling ideal dalam situasi saat itu karena kekuatan pasukan Republik
Indonesia tidak sebanding dengan kekuatan Sekutu dan NICA.
Tanggal 17 Maret 1946, Panglima Tertinggi AFNEI di Jakarta, Letnan Jenderal Montagu
Stopford, memperingatkan kepada Soetan Sjahrir selaku Perdana Menteri RI agar
militer Indonesia segera meninggalkan Bandung Selatan sampai radius 11 kilometer dari
pusat kota. Hanya pemerintah sipil, polisi, dan penduduk sipil yang diperbolehkan
tinggal. Menindaklanjuti ultimatum tersebut, pada 24 Maret 1946 pukul 10.00, Tentara
Republik Indonesia (TRI) di bawah pimpinan Kolonel A.H. Nasution memutuskan untuk
membumihanguskan Bandung.Rakyat mulai diungsikan. Sebagian besar bergerak dari
selatan rel kereta api ke arah selatan sejauh 11 kilometer. Gelombang pengungsian
semakin membesar setelah matahari tenggelam.
6. Karena Kota Bandung merupakan kota yang strategis untuk digunakan sebagai markas
para tentara Sekutu dan tentara NICA Belanda dalam Perang Kemerdekaan Indonesia.