Anda di halaman 1dari 27

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang berada di jalur gempa teraktif di

dunia atau dikenal dengan istilah cincin api. Hal ini dikarenakan Indonesia

dikelilingi oleh cincin api Pasifik dan berada di atas tiga tumpukan lempeng,

khususnya Indo-Asutralia, Eurasia dan Pasifik .Indonesia Selain itu memiliki

pegunungan dinamis seperti Gunung Anak Krakatau dan Gunung Merapi. Jadi

dengan cara ini. Indonesia sangat rentan terjadinya gempa tektonik maupun

vulkanik. Bahkan gempa yang terjadi di Indonesia dapat menimbulkan tsunami.

Litosfer adalah lapisan terjauh bumi yang secara tegas diidentifikasi oleh

langkah-langkah gempa seismik. Tremor adalah goncangan liar yang menyebar ke

permukaan dunia di litosfer. Lapisan kulit memiliki suhu yang umumnya jauh lebih

rendah daripada lapisan di bawahnya sehingga terjadi aliran konvektif, terutama

massa dengan suhu tinggi mengalir ke ruang dengan suhu lebih rendah. Karena

perkembangan ini, dunia luar dipisahkan menjadi potongan-potongan seperti

lempengan yang bergerak melawan satu sama lain. Semakin lama

pengembangannya, semakin jelas regangannya dan akhirnya mencapai keadaan di

mana tegangan pada titik ini tidak dapat ditahan oleh tepi bagian. Sekitar waktu itu

ada getaran yang energinya ditransmisikan dengan cara yang berbeda.

Berawal dari gempa Aceh tanggal 26 Desember 2004 dan Sumatera Barat 30

September 2008 yang menimbulkan banyak korban jiwa. Dalam jangka panjang,
2

tremor seismik sering terjadi, misalnya pada 28 September 2018 di Palu dan

Donggala serta di Banten pada 2 Agustus 2019. Kejadian tersebut menimbulkan

beberapa dampak baik kerugian material maupun korban jiwa serta trauma bagi

sebagian orang yang mengalaminya.

Berdasarkan data statistik kejadian gempa di tahun 2018 yang dihimpun dari

data BMKG. 40% Gempa bumi terjadi antara jam 21.00 s.d 06.00. Dimana di waktu

itu mayoritas manusia sedang tertidur gempa bumi dapat terjadi kapan saja. dan

dimana saja. bahkan saat kita sedang tertidur. Sebelum terjadinya gempa. tidak ada

ciri-ciri yang dapat menjadiacuan pasti bahwa akan terjadinya gempa. Jadi. kita

tidak akan mengetahui dantidak dapat mengantisipasi apabila terjadi gempa ketika

kita sedang tertidur.

Gempa benar-benar sulit untuk dibedakan mengingat getaran dari getaran

yang diidentifikasi. Selain itu, alat pengukur getaran ini diklaim oleh BMKG dan

memiliki biaya yang mahal. Berangkatnya gempa tremor Korban jiwa sebagian

besar terjadi setelah gempa dengan korban jiwa yang sangat besar melanda wilayah

setempat, hal ini terjadi akibat tidak adanya data yang diperoleh wilayah setempat

saat gempa terjadi. Dalam inovasi identifikasi gempa seismik yang masih dilakukan

secara reguler. sering mengalami hambatan dalam mengumpulkan informasi dari

gempa. seperti halnya kehadiran tenaga manusia dalam mengerjakan alat-alat

tradisional tersebut. Ini penting untuk dibuat. memperhitungkan bahwa gempa

adalah peristiwa bencana yang secara teratur terjadi dalam jangka waktu yang cepat.

Dengan tujuan bahwa ketersediaan dalam kerangka identifikasi adalah nilai

penting. Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan, penulis mengusulkan untuk


3

mengambil topik penelitian dengan judul “Sistem Deteksi Getaran Gempa Berbasis

Arduino Uno dan Vibration Sensor’’.

1.2 Rumusan Masalah

1) Bgainan cara merancang alat pendetaksi getaran gempa berbasis

microcontroller dan arduino uno R3 Atmega 328 ?

2) Bagaimana kinerja alat pendeteksi getaran gempa yang berbasis

microcontroller dan arduino uno R3 Atmega 328 ?

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian Sistem Deteksi Getaran Gempa Berbasis

Microcontroller Dan Arduino Uno R3 Atmega 328 ini antara lain:

1) Merancang alat pendetaksi getaran gempa berbasis microcontroller dan

arduino uno R3 Atmega 328.

2) Mengetahui kinerja alat pendeteksi getaran gempa yang berbasis

microcontroller dan arduino uno R3 Atmega 328.

1.3 Manfaat Penelitian

1) Bagi peneliti

a. Mendorong peneliti dalam persyaratan menyelesaikan program

studi S1 di Universitas Islam Makassar.

b. Mengembangkan ilmu dalam membuat perancangan sistem deteksi

getaran gempa berbasis arduino uno dan vibration sensor.

2) Bagi Masyarakat

Membantu mempercepat informasi akan terjadinya gempa.

3) Bagi Universitas
4

a. Sebagai tambahan pustaka pada disiplin ilmu yang berkaitan

dengan penelitian ini.

b. Meningkatkan reputasi kampus dengan adanya penelitian ini.

1.4 Batasan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, terdapat batasan

masalah sebagai berikut :

1) Perancangan system menghasilkan suatu konsep untuk memantau

tanda tanda gempa. Dengan demikian ,hasil yang diharapkan adalah

konsep tentang bagaimana mendeteksi getaran.

2) Sistem dibuat dalam bentuk prototype dan simulasi.

3) Uji coba dilakukan dengan metode getaran buatan.


5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi perancangan

Perancangan berarti suatu sarana untuk mentransformasikan berbagai persepsi

mengenai kondisi lingkungan kedalam rencana yang berarti dan

dapat dilaksanakan dengan teratur. Perancangan secara umum bertujuan untuk

memberikan gambaran dari sistem yang dibentuk, perancangan dan pembuatan

sketsa dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan

lengkap kepada programmer atau user (pengguna). Beberapa pengertian

Perancangan :

Menurut Deddy Ackbar Rianto, Dkk (2015 : 296) “Perancangan dapat

diartikan perencanaan dari pembuatan suatu sistem yang menyangkut

berbagaikomponen sehingga akan menghasilkan sistem yang sesuai dengan hasil

dari tahap analisa sistem”.

Menurut Berto Nadeak, Dkk (2016 : 54) mendefinisikan :

“Perancangan adalah langkah pertama dalam fase pengembangan

rekayasa produk atau sistem. Perancangan itu adalah proses penerapan

berbagai teknik dan prinsip yang bertujuan untuk mendefinisikan sebuah

peralatan, satu proses atau satu sistem secara detail yang membolehkan

dilakukan realisasi fisik”.

Sedangkan menurut Mohammad Subhan dalam jurnal Nasril dan Adriberikut:

“Perancangan adalah proses pengembangan spesifikasi sistem barumberdasarkan


6

rekomendasi hasil analisis sistem” Dari beberapa defenisi diatas penulis

menyimpulkan perancangan adalah perencanaan pengembangan suatu sistem yang

mana dapat membentuk suatu hasil yang diinginkan dengansistem yang lebih baik.

2.2 Sistem

Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang

dihubungkan bersama. Berikut teori, ciri-ciri, elemen, dan macam-macam sistem.

Beberapa pengertian sistem ;

Menurut Abdul Kadir (2014:61) bahwa “Sistem adalah sekumpulan elemen

yang saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan”.

Menurut Sutabri (2012:3) bahwa “Sistem adalah suatu kumpulan atau

himpunan dari suatu unsur, komponen, atau variabel yang terorganisasi, saling

berinteraksi, saling tergantung satu sama lain dan terpadu”.

Menurut Sutarman (2012:13) bahwa “Sistem adalah kumpulan elemen yang

saling berhubungan dan berinteraksi dalam satu kesatuan untuk menjalankan suatu

proses pencapaian suatu tujuan utama”.

Menurut Fatansyah (2015:11) bahwa “Sistem adalah sebuah tatanan

(keterpaduan) yang terdiri atas sejumlah komponen fungsional (dengan satuan

fungsi dan tugas khusus) yang saling berhubungan dan secara bersama-sama

bertujuan untuk memenuhi suatu proses tertentu”.

Dari beberapa pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa sistem

merupakan sekumpulan elemen, himpunan dari suatu unsur, komponen fungsional

yang saling berhubungan dan berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan

yang diharapkan.
7

2.3 Deteksi

Deteksi adalah suatu proses untuk memeriksa atau melakukan pemeriksaan

terhadap sesuatu dengan menggunakan cara dan teknik tertentu. Deteksi dapat

digunakan untuk berbagai masalah, misalnya dalam sistem pendeteksi suatu

penyakit, dimana sistem mengidentifikasi masalah-masalah yang berhubungan

dengan penyakit yang biasa disebut gejala. Tujuan dari deteksi adalah memecahkan

suatu masalah dengan berbagai cara tergantung metode yang diterapkan sehingga

menghasilkan sebuah solusi.

2.4 Getaran gempa

2.4.1 Pengenalan Gempa Bumi

Gempa Bumi adalah suatu peristiwa alam dimana terjadi getaran pada

permukaan bumi akibat adanya pelepasan energy secara tiba-tiba dari pusat gempa.

Energy yang dilepaskan tersebut merambat melalui tanah dalam bentuk gelombang

getaran. Gelombang getaran yang sampai ke permukaan bumi disebut gempa bumi.

Menurut sumber terjadinya gempa. gempa dikelompokkan menjadi : Gempa

tektonik. Gempa vulkanik.Gempa longsoran atau runtuhan dan Gempa buatan

(Ardhi. Murti. and Nugrah 2018).

2.4.2 Intensitas Gempa Bumi

Intensitas dapat dipersepsikan pada sebuah pengukuran non-instumental

dari suatu kerusakan struktur. efek permukaan tanah. retakan dan longsor. dan

reaksi dari manusia terhadap goncangan gempa bumi. Skala Intensitas pertama kali

diperkenalkan di Eropa oleh RossiForel (1883). yang terdiri dari 10 skala.

Selanjutnya Skala Sieberg (1912.1923) menjadi pondasi dari semua skala intensitas
8

modern 12 tingkat (Zuraida 2015).

Tabel 2. 4 Satuan Ukuran Skala Modified Intensitas Mercalli

MMI Keterangan

I Tidak terasa.

II Terasa oleh orang yang berada di bangunan tinggi.

III Getaran dirasakan seperti ada kereta yang berat melintas.

IV Getaran dirasakan seperti ada benda berat yang menabrak


dinding rumah.benda tergantung bergoyang.
V Dapat dirasakan di luar rumah. hiasan dinding bergerak. benda
kecil di atasrak mampu jatuh.
VI Terasa oleh hampir semua orang. dinding rumah rusak.

VII Dinding pagar yang tidak kuat pecah. orang tidak dapat
berjalan/berdiri.
VIII Bangunan yang tidak kuat akan mengalami kerusakan.

IX Bangunan yang tidak kuat akan mengalami kerusakan tekuk.

X Jembatan dan tangga rusak. terjadi tanah longsor. Rel kereta api
bengkok.
XI Rel kereta api rusak. Bendungan dan tanggul hancur. Seluruh
bangunan hampir hancur dan terjadi longsor besar. Efek
bencana yang lain seperti tsunami. dan kebakaran.
XII Seluruh bangunan hancur lebur. Batu dan barang-barang
terlempar ke udara.Tanah bergerak seperti gelombang. Kadang-
kadang aliran sungai berubah.Pasir dan lumpur bergeser secara
horizontal. Air dapat terlempar dari danau.sungai dan kanal.
Diikuti dengan suara gemuruh yang besar. Biasanya
bisamenyebabkan longsor besar. kebakaran. banjir. tsunami di
9

daerah pantai. dan aktivitas gunung berapi. Pasir dan tanah halus
terlihat meledak.

Sumber : (Zuraida 2015)


2.5 Arduino Uno

ArduinoUno adalah board mikrokontroler berbasis ATmega328 (data sheet).

Memiliki 14 pin input dari output digital dimana 6 pin input tersebut dapat

digunakan sebagai output PW M dan 6 pin input analog. 16 MHz osilator kristal.

koneksi USB. jack power. ICSP header. dan tombol reset. Untuk mendukung

mikrokontroler agar dapat digunakan. cukup hanya menghubungkan Board

Arduino Uno ke komputer dengan menggunakan kabel USB atau listrik dengan AC

yang-ke adaptor-DC atau baterai untuk menjalankannya (Ekayana and Putra 2017).

Aarduino Uno berbeda dengan semua board sebelumnya dalam hal koneksi

USB-to-serial yaitu menggunakan fitur Atmega8U2 yang diprogram sebagai

konverter USB-to-serial berbeda dengan board sebelumnya yang menggunakan

chip FTDI driver USB-to- serial.Nama “Uno” berarti satu dalam bahasa Italia.

untuk menandai peluncuran Arduino 1.0. Uno dan versi 1.0 akan menjadi versi

referensi dari Arduino. Uno adalah yang terbaru dalam serangkaian board USB

Arduino. dan sebagai model referensi untuk platform Arduino. untuk perbandingan

dengan versi sebelumnya. lihat indeks board Arduino (Krisnawati 2018).


10

Gambar 2.5 Arduino UNO R3 ATmega328

Sumber : (Alam, Kusuma, and Prayogi 2020).

Arduino Uno adalah papan sirkuit berbasis mikrokontroler ATmega328. IC

(integrated circuit) ini memiliki 14 input/output digital (6 output untuk PWM). 6

analog input. resonator kristal keramik 16 MHz. Koneksi USB. soket adaptor. pin

header ICSP. dan tombol reset. Hal inilah yang dibutuhkan untuk mensupport

mikrokontrol secara mudah terhubung dengan kabel power USB atau kabel power

supply adaptor AC ke DC atau juga battery (Krisnawati 2018).

2.6 801S Vibration Sensor Module (SE040)

Gambar 2. 6 Sensor 801S Vibration

Sumber : https://components101.com

Ini adalah modul Sensor Getaran 801S sensitivitas tinggi, yang memiliki

dua sinyal keluaran pin. satu pin digital (D0), Ketika mendeteksi beberapa getaran

hingga ambang batas tertentu, ia dapat Output tingkat tinggi atau rendah. Satu pin
11

analog (A0), dapat menghasilkan sinyal tegangan keluaran waktu nyata getaran

801S. Dibandingkan dengan sensor getaran atau guncangan lainnya, tipe 801S ini

memiliki fitur berikut: Deteksi Kejutan Mikro Tidak terbatas arah; 60.000.000 kali

jaminan kejut (berlapis paduan emas khusus); Sirkuit biaya rendah dapat

menyesuaikan Sensitivitas (https://components101.com).

Berikut adalah spesifikasi dari Modul ini :

 Ukuran: 20mm * 32mm * 11mm

 chip utama: LM393, 801S

 tegangan kerja: DC 5V

 dengan instruksi keluaran sinyal;

 dengan keluaran level analog dan TTL;

 output sinyal valid tinggi, lampu padam;

 sensitivitas disesuaikan (penyetelan halus);

 rentang deteksi getaran, tidak terarah;

 dengan lubang pemasangan, pemasangan firmware fleksibel dan nyaman.

2.7 Sensor Accelerometer Adxl 335

GY-61 ADXL335 3-Axis Accelerometer merupakan modul sensor

accelerometer tiga sumbu berbasis sirkuit terpadu ADXL335. ADXL335 adalah

akselerometer tiga sumbu dengan kebisingan dan konsumsi daya yang sangat

rendah. Sensor memiliki rentang penginderaan penuh +/-3g. Alat ini dapat

mengukur akselerasi statis gravitasi dalam aplikasi sensor kemiringan, serta

akselerasi dinamis yang dihasilkan dari gerakan, guncangan, atau getaran

(https://pdf1.alldatasheet.com).
12

Regulator dengan tegangan 3.3V pada board untuk memberi daya pada ADXL335

sehingga daya yang diberikan harus antara 3.3V dan 6V DC

Gambar 2. 7 Sensor Accelerometer

Sumber : https://pdf1.alldatasheet.com

2.8 Buzzer

Adalah bagian dari elektronika yang memiliki fungsi yaitu untuk

mengonversi vibrasi elektrik menjadi vibrasi suara disebut buzzer. Prinsip dasar

buzzer menyerupai loudspeaker. suatu buzzer memiliki sebuah lilitan yang

dipasang di bagian diafragma. selanjutnya lilitan tersebut akan dialiri sirkuit agar

seperti elektromagnetik. lilitan tersebut tentu akan tertarik didalam atau tertarik

keluar. semua tergantung oleh aliran arus dan polaritas magnet. karena lilitan

terpasang di bagian diafragma jadi setiap putaran pada lilitan akan menjalankan

diafragma dengan cara bolak-balik hingga mengeluarkan suara dan udara bergetar.

Buzzer seperti pada Gambar 2.5.

Sering diterapkan sebagai parameter jika suatu prosedur telah berakhir atau

memberitahukan jika ada kekeliruan pada suatu alat yang bisa disebut alarm.

Peralatan elektronika. dibuat dari partikel piezoceramics untuk sebuah diafragma


13

agar dapat mengonversi vibrasi menjadi vibrasi suara dan memakai resonasi agar

menguatkan suara disebut buzzer (Yisrel. Laksono. and Rohini 2020).

Gambar 2.1 Buzzer

Sumber : (Yisrel. Laksono. and Rohini 2020).

2.9 LCD (Liquid Crystal Display)

LCD merupakan singkatan dari Liquid Crystal Display yang dapat

digunakan untuk menampilkan berbagai hal berkaitan dengan aktivitas

mikrokontroller. salah satunya adalah menampilkan teks yang terdiri dari berbagai

karakter. LCD banyak digunakan karena fungsinya yang bervariasi. dan juga

pemrogramannya yang mudah. Untuk dapat menghubungkan LCD dengan

mikrokontroler. port pada LCD perlu dihubungkan dengan port yang sesuai dengan

port pada mikrokontroler (Quszaini and Santoso 2020).

Gambar 2.2 LCD


Sumber : (Quszaini and Santoso 2020).
14

2.10 Penelitian terdahulu

Penelitian yang dilakukan (Ramadhan and Royhan 2019). Berbasis Arduino

Uno dengan judul “Simulasi Pendeteksi Gempa Menggunakan Sensor Getaran”.

Tujuan dari penelittian ini adalah membuat model alat pendeteksi getaran gempa

mengunakan Sensor Getar berbasis mikrocontroler arduino uno. Metode yang

ssdigunakan dalam penelitian ini yaitu metode rancang bangun model alat.

Perancangan ini terdiri dari perancangan perangkat keras dan perangkat lunak

dengan mikrokontroler ATmega328 pada Arduino Uno bekerja sebagai sistem

utama memproses alat. Sensor Getaran mendeteksi datangnya getaran gempa.

Apabila kondisi Sensor Getaran tidak mendeteksi adanya getaran maka LED hijau

akan aktif (kondisi aman). Dan apabila kondisi Sensor Getaran mendeteksi adanya

getaran gempa maka Arduino akan memproses data dari sensor. lalu LED merah

dan Buzzer akan aktif sebagai indikator (peringatan) serta LCD akan menampilkan

informasi arah datangnya gempa tersebut terdeteksi (Ramadhan and Royhan 2019).

Penelitian yang dilakukan (Rahman and Yusfi 2015) dengan judul “Rancang

Bangun Sistem Alarm Gempa Bumi Berbasis Mikrokontroler Avr Atmega 16

Menggunakan Sensor Piezoelektrik”. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang

bangun alat pendeteksi gempa menggunakan sensor piezoelektrik yang dilengkapi

dengan perekam suara untuk memberikan instruksi-instruksi penyelamatan dini.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode rancang bangun model

alat. Perangkat yang digunakan untuk memberi intruksi-intruksi penyelamatan

adalah Mp3 player mini. Perangkat ini digunakan karena memiliki ukuran yang

kecil dan memiliki slot memori mikro sebagai media penyimpanan file perekaman
15

suara. sistem alarm gempa bumi dirancang agar apabila terjadi getaran gempa maka

audio akan diaktifkan. Audio akan terus aktif selama getaran ada dan non aktif 5

menit setelah getaran tidak terdeteksi lagi. Besarnya getaran ambang alat aktif

diprogram bedasarkan data karakterisasi sensor. Saat getaran gempa bumi sudah

mencapai batas yang telah ditentukan. mikrokontroller mengirimkan sinyal ke relay

untuk mematikan kontak (relay berada pada kondisi off) (Rahman and Yusfi 2015).

Penelitian yang dilakukan (Islahudin and Utami 2018). dengan judul

“Prototipe Sensor Getaran Berbasis Koil Datar Untuk Deteksi Gempa Dini”. Tujuan

dari penelitian ini adalah mengetahui kemampuan sensor dalam mengukur

frekuensi getaran sebuah objek yang bergetar. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu metode rancang bangun model alat. Kalibrasi dilakukan dengan

memberikan masukan pada rangkaian interface yang berasal dari output sensor koil

datar. kemudian rangkaian interface akan merekam dan menampilkan data hasil

akuisisi data. Kalibrasi dilakukan untuk sensor dengan menggunakan bandul. Hasil

kalibrasi sensor menunjukkan bahwa frekuensi getaran yang dapat diukur memiliki

rentang antara 0.2-1.0 Hz. Hal ini berarti getaran objek yang bisa diukur

frekuensinya sangat rendah yakni dibawah 1 Hz. Benda yang bergetar selain bisa

diukur frekuensinya. tetapi juga bentuk gelombangnya juga dapat ditampilkan.

Adapun bentuk gelombang getaran pada kalibrator sinusoidal. Dengan

menggunakan FFT (Fast Transform Fourier). bentuk gelombang yang bisa diukur

frekuensinya tidak hanya sinusoidal melainkan bentuk gelombang yang lain.

Getaran benda akibat gempa pada dasarnya bentuk gelombangnya tidak teratur.

Walaupun demikian. sensor getaran berbasis dapat mengukur frekuensi getaran


16

tersebut (Islahudin and Utami 2018).

2.11 Skala Richter

Terdapat beberapa cara dalam mengukur besarnya gempa bumi. Metode.

Skala Richter dikembangkan oleh Charles F. Richter pada tahun 1934. Skala ini

menggunakan rumus berdasarkan nilai amplitudo gelombang terbesar yang terekam

pada jenis seismometer tertentu dan jarak antara gempa dan seismometer. Skala

lain. berdasarkan nilai amplitudo gelombang dan durasi gempa total. dikembangkan

untuk digunakan dalam situasi yang lain dan dirancang agar nilainya konsisten

dengan skala Richter (Ardhi. Murti. and Nugrah 2018).

2.12 Blok Diagram Input Output

801S Buzzer
Vibration
sensor

Arduino
uno R3

Sensor
Accelerometer Module LCD
adxl 335 16x2

Input Proses Output

Gambar 2.9 Input Dan Output


17

BAIII

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan penelitian deskriptif

kualitatif yang bertujuan untuk memahami realitas sosial, yaitu melihat dunia dari

apa yang ada, bukan dunia yang seharusnya atau dengan kata lain memahami suatu

masalah secara mendalam dan alamiah tanpa memberikan perlakuan atau

manipulasi pada variable yang diteliti, dengan menerapkan metode Design and

Creation untuk mengembangkan produk di bidang teknologi informasi dan

komunikasi pada penelian ini.

3.2 Lokasi penelitian

Adapun tempat yang kami gunakan sebagai wadah pembuatan alat kami

yaitu lab Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Islam Makasar.

3.3 Sumber data penelitian

Informasi yang digunakan untuk eksplorasi diperoleh dari perpustakaan

yang berbeda. buku dan web tentang spekulasi luas yang diidentifikasi dengan

kerangka kerja. Strategi yang digunakan dalam tahap eksplorasi ini adalah teknik

model dengan beberapa perangkat dan strategi kerja seperti bahasa peragaan yang

disatukan (UML).
18

3.4 Alat dan Bahan

Perangkat dan bahan yang digunakan dalam pengujian ini terdiri dari

peralatan dan pemrograman seperti yang ditampilkan pada tabel berikut:

a. Perangkat Keras

Tabel 3. 1 Perangkat Keras

No Bahan Jenis komponen Buah

1 Arduino Atmega328 Proses 1 buah

2 Sensor Accelerometer Adxl 335 Input 1 buah

3 801S Vibration Sensor Input 1 buah

4 Buzzer Output 1 buah

5 LCD Output 1 buah

6 Breadboard - 1 buah

7 Kabel jumper - -

b. perangkat lunak

Tabel 3. 2 Perangkat Lunak

No Alat Deskripsi

1 Arduino IDE Untuk memprogram Arduino Atmega328

2 Fritzing Untuk skema perangkat-perangkat


19

3.5 Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian untuk sistem ini

yaitu:

a. Observasi

Melakukan peninjauan atau pengamatan secara langsung dengan

mengumpulkan data dan informasi yg ada kaitannya dengan judul.

b. Studi Pustaka

Pengumpulan data dengan cara mengumpulkan literatur jurnal, buku, tesis,

skripsi dan bacaan bacaan yang ada kaitannya dengan judul penelitian.

3.6 Perancangan Sistem

Pada tahap ini penulis melakukan perancangan alat dengan metode

pengembangan sistem agar sistem yang dibuat sesuai dengan kebutuhan.

Berikutnya adalah strategi pengembangan kerangka kerja.

3.7 Metode Pengembangan Sistem

1. Pengumpulan Kebutuhan

Berikutnya adalah metode peningkatan kerangka kerja. Benar-benar

memahami kebutuhan kerangka kerja baru dengan mengembangkan kerangka kerja

yang mewajibkan persyaratan ini. Baik untuk kebutuhan framework maupun sejauh

users.od

2. Desain Sistem

Memutuskan bagaimana kerangka kerja akan diselesaikan. arti prasyarat

yang berguna dan dasar untuk rencana pelaksanaan. menggambarkan bagaimana

kerangka kerja dibentuk. Tahap ini meliputi merancang bagian produk dan bagian
20

peralatan dari suatu kerangka kerja.

3. Membangun Prototype

Buat model dengan rencana non-permanen sebagai premis sebelum dibuat

atau bahkan secara eksplisit dibuat untuk perbaikan sebelum dibuat dalam skala

nyata.

4. Evaluasi Prototype

Penilaian ini dilakukan untuk memutuskan apakah model yang telah dirakit

sesuai dengan alasan fabrikasi. Jika sudah pas, akan diambil tahapan selanjutnya.

5. Pengujian Prototype

Pengujian model dilakukan untuk menjamin bahwa model yang dibuat

sesuai dengan asumsi-asumsi untuk penyusunan model. mencapai tingkat kualitas

khusus sehingga sangat baik dapat digunakan untuk model kreasi atau untuk

melanjutkan interaksi kreasi.

6. Perbaikan

Penyempurnaan dilakukan saat menguji kerangka kerja untuk

mengetahui bagaimana instrumen dibuat. jika tidak sesuai, masuk ke tahap

perawatan sesuai kebutuhan.

7. Menghasilkan Prototype

Model untuk menyelesaikan item yang akan dibuat secara moneter

berdasarkan kasus per kasus.


21

3.8 Perancangan Alat Elektronik

Konfigurasi instrumen adalah skema skema perangkat elektronik yang digunakan


dalam membangun kerangka. Berikutnya adalah konfigurasi peralatan yang
menggunakan pemrograman fritzing seperti yang ditampilkan pada Gambar 3.7.

Sensor gerak
801S Sensor
Accelerometer

Arduino uno
R3
ATMega328

Bazzer
5v

Module LCD
i216x2
Gambar 3.7 Perancangan Alat Elektronik

Pada perancangan sistem ini digunakan mikrokontroller Arduino Uno

berbasis atmega328 sebagai node sensor. Sensor yang digunakan adalah Sensor

accelerometer adxl 355 dan 801S Vibration sensor. Perangkat lainnya adalah Lcd
22

16x2 dan Buzzer. Untuk mengakses data pada sensor accelerometer digunakan

komunikasi adc. sedangkan untuk menampilkan data hasil olahan arduino

menggunakan Lcd (Liquid Crystal Display).


23

3.9 tian dan Project Penelitian

Mulai

Inisialisasi
sistem

Mengambil data Sensor


adxl 335 dan 801S
Vibration

801S Membaca
getaran

Data > 250

Buzzer bunyi Selesa


Short i

Perhitungan data Buzzer Bunyi


sensor ke dalam rumus Long
SR
YA
Tidak
Menampilkan hasil
Data
perhitungan ke LCD
>5
SR

Gambar 3.9 Flowchart system


24

Pada Gambar 3.7 Setelah sensor getaran dan akselerometer mengambil

informasi, sensor getaran terlebih dahulu membaca getaran lebih dari 250 sinyal

yang akan berbunyi sebentar, jika ada pengembangan tanah, sensor akselerometer

melakukan perhitungan menggunakan persamaan untuk menjadi satuan Skala

Richter. Setelah informasi sensor ditangani dan ditentukan, hasil informasi

digunakan jika perangkat membedakan getaran seismik. Jika perangkat

membedakan, lcd akan menunjukkan gempa besar dengan asumsi lebih dari 5 SR,

sinyal akan berbunyi Panjang, dan jika tidak, perangkat akan membaca informasi

sensor.

3.10 Diagram Blok Sistem

Kerangka lokasi gempa di rencanakan agar kerangka tersebut dapat mengenali

getaran tanah dan perkembahngan tanah pada saat terjadi gempa. Pada tuga akhir

ini memanfaatkan sensor accelerometer adxl 335 dan sensor getaran 801S yang di

hubungkan dengan mikrokontroler arduino Atmega328 sebagai pengaturnya.

Selanjutnya, luasnya ukuran richter dari gempa sebagai hasil. Grafik persegi untuk

rencana ini secara luas di tampilkan pada gambar 3.10.


25

Getaran atau Sensor Accelerometer adxl


pergerakan tanah 335 dan 801S vibration
sensor

mikrokontroler

Display besaran skala


richter dari rumus

Gambar 3.10 balok diagram umum sistem


26

DAFTAR PUSTAKA

Alam, H., Kusuma, B. S., & Prayogi, M. A. (2020). Penggunaan Sensor Vibration

Sebagai Antisipasi Gempa Bumi. JET (Journal of Electrical Technology),

5(2), 43–52.

Ardhi, C. K., Murti, M. A., & Nugrah, R. (2018). Perancangan Alat Pendeteksi

Gempa Menggunakan Sensor Accelerometer Dan Sensor Getar.

EProceedings of Engineering, 5(3).

Ekayana, A. A. G., & Putra, I. M. A. (2017). Rancang Bangun Pendeteksi Gempa

Bumi Vertikal Berbasis Arduino Nano Dengan Sensor Induksi

Elektromagnetik. S@ Cies, 7(2), 118–125.

Islahudin, I., & Utami, L. S. (2018). Prototipe Sensor Getaran Berbasis Koil Datar

Untuk Deteksi Gempa Dini. Paedagoria: Jurnal Kajian, Penelitian Dan

Pengembangan Kependidikan, 5(1), 5–9.

Krisnawati, Y. (2018). Prototipe Alat Pendeteksi Getaran Gempa Menggunakan

Sms Gateway. University of Muhammadiyah Malang.

Rahman, M. N., & Yusfi, M. (2015). Rancang bangun sistem alarm gempa bumi

berbasis Mikrokontroler avr atmega 16 menggunakan sensor Piezoelektrik.

Jurnal Fisika Unand, 4(4).

Ramadhan, D. F., & Royhan, M. (2019). Simulasi Pendeteksi Gempa

Menggunakan Sensor Getaran Berbasis Arduino Uno. 1(Vol 1 No 1 (2019)).

Zuraida, H. (2015). PERANCANGAN RANGKAIAN INFORMASI GEMPA

DITAMPILKAN PADA RUNNING TEXT. UPT. Perpustakaan Unand.


27

Anda mungkin juga menyukai