Anda di halaman 1dari 12

TUGAS KELOMPOK

“METRITIS”

OLEH :

Ni Komang Arsi Ningsih Shintia Wati (P07124120017)

Ni Ketut Sri Handayani (P07124120012)

Ni Kadek Ayu Berlian Dewi Maharani(P07124120018)

Ni Made Putri Nadia (P07124120031)

Ni Luh Made Gita Cahyani (P07124120024)

NI Kadek Yuni Susila Dewi ( P07124120030)

Annisa Nurul Islami ( P07124120005)

TINGKAT II SEMESTER IV

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEBIDANAN

PRODI D-III

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena berkat rahmat
beliaulah Penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini membahas tentang Metritis Metritis (miometriosis) adalah infeksi uterus
setelah persalinan yang merupakan salah satu penyebab terbesar kematian ibu. Penyakit ini
tidak berdiri sendiri tetapi merupakan lanjutan dari endometritis, sehingga gejala dan terapinya
seperti endometritis.

Dalam penyusunan makalah ini Penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya


kepada Dosen yang mengampu, yang telah memberikan tugas ini, kepada kami, sehingga
pengetahuan kami bertambah mengenai penyakit Metritis.

Semoga dengan makalah ini kita dapat menambah ilmu pengetahuan serta wawasan
tentang penyakit Metritis. Sehingga kita semua dapat terhindar dari penyakit berbahaya
tersebut. Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan,oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempunaan
tugas ini.Semoga tugas ini bermanfaat bagi pembaca.

ii
DAFTAR ISI

Kata pengantar .................................................................................................................... ii


Daftar isi.............................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang .................................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ............................................................................................... 2
C. Tujuan ................................................................................................................. 2
D. Manfaat ............................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Miometriosis..................................................................................... 3
B. Etiologi ............................................................................................................... 3
C. Bakteriologi ........................................................................................................ 4
D. Gejala dan tanda ................................................................................................. 5
E. Klasifikasi ........................................................................................................... 5
F. Cara terjadinya infeksi........................................................................................ 6
G. Faktor predisposisi infeksi masa nifas................................................................ 6
H. Penanganan ......................................................................................................... 6
I. Pencegahan ......................................................................................................... 7
BAB III PENUTUP
A. Simpulan ............................................................................................................. 8
B. Saran ................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 9

iii
BAB I
PENDAHULAN

A. Latar Belakang
Pada wanita terdapat hubungan dari dunia luar dengan rongga peritoneum
melalui vulva, vagina, uterus dan tuba falopii. Untuk mencegah terjadinya infeksi dari
luar dan untuk menjaga jangan sampai meluas, masing-masing alat genitalis memiliki
mekanisme pertahanan.
Radang atau infeksi pada alat-alat genitalia dapat timbul secara akut dengan
akibat meninggalnya penderita, atau penyakit bisa sembuh sama sekali tanpa bekas,
atau dapat meninggalkan bekas seperti penutupan lumen tuba. Penyakit akut juga bisa
menjadi menahun, atau penyakit dari permulaan sudah menahun.
Infeksi pada uterus menjalar ke tuba falopii dan rongga peritoneum melalui dua
jalan. Pada gonorrhea penyakit menjalar dari endometrium, sedang infeksi puerperal
kuman-kuman dari uterus melalui darah dan limfe menuju parametrium, tuba, ovarium
dan rongga peritoneum.

1
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian metritis ?
2. Apa etiologi metritis?
3. Bagaimana tanda dan gejala metritis?
4. Apa saja klasifikasi dadi metritis?
5. Bagaimana cara penanganan metritis?
6. Bagaimana cara pencegahan metritis?

C. Tujuan umum
Untuk mengetahui mengenai teori-teori tentang metritis serta peran bidan untuk
penyakit metritis.

D. Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui pengertian metritis
2. Untk mengetahui etiologi metritis
3. Untk mengetahi tanda dan gejala metritis
4. Untuk mengetahui apa saja klasifikasi dari metritis
5. Untk mengetahi cara penanganan mentritis
6. Untuk mengetahui pencegahan metritis

E. Manfaat
Makalah ini sebagai media informasi ntk mahasiswa kesehatan tertama
mahasiswa kebidanan ntk menambah wawasan dan ilm pengetahan sehingga lebih
memahami kasus tentang metritis dan cara menanganinya secara tepat .

2
BAB II
PEMBAHASAN

INFEKSI MASA NIFAS : METRITIS

A. Pengertian Miometriosis
Metritis (miometriosis) adalah infeksi uterus setelah persalinan yang merupakan
salah satu penyebab terbesar kematian ibu. Penyakit ini tidak berdiri sendiri tetapi
merupakan lanjutan dari endometritis, sehingga gejala dan terapinya seperti
endometritis.
Infeksi masa nifas adalah semua peradanngan yang disebabkan oleh masuknya
kuman-kuman ke dalam alat- alat genital pada waktu persalinan dan nifas. Perlukaan
karena persalinan merupakan tempat masuknya kuman kedalam tubuh, sehingga
menimbulkan infeksi pada kala nifas ( TT Fat, 2011, 304).

B. Etiologi
Bermacam-macam jalan kuman masuk ke dalam alat kandungan, seperti
eksogen (kuman datang dari luar), autogen (kuman masuk dari tempat lain dalam
tubuh), dan endogen (dari jalan lahir sendiri). Penyebab yang terbanyak dan lebih dari
50% adalah streptococcus anaerob yang sebenarnya tidak patogen sebagai penghuni
normal jalan lahir.
Kuman- kuman masuk ke dalam endometrium, biasanya pada luka bekas
insersio plasenta, dan dalam waktu singkat mengikutsertakan seluruh endometrium.
Pada infeksi dengan kuman yang tidak seberapa patogen, radang terbatas pada
endometrium. Jaringan desidua bersama-sama dengan bekuan darah menjadi nekrosis
dan mengeluarkan getah berbau dan terdiri atas keping-keping nekrotis serta cairan.
Pada batas antara daerah yang meradang dan daerah sehat terdapat lapisan terdiri atas
leukosit – leukosit. Pada infeksi yang lebih berat, batas endometrium dapat dilampaui
dan terjadilah penjelaran.

3
Faktor resiko untuk terjadinya infeksi masa nifas sangat bervariasi pada
umumnya dibagi menjadi faktor yang berkaitan dengan:
a) Faktor status sosial ekonomi
Penderita dengan status sosial ekonomi yang rendah mempunyai risiko timbulnya
infeksi nifas jika dibandingkan dengan penderita dengan kelas sosial ekonomi
menengah atau tinggi. Hal ini berhubungan dengan keadaan gizi yang rendah,
anemia, perawatan antenatal yang tidak adekuat, dan lain-lain.
b) Faktor proses persalinan
Proses persalinan sangat mempengaruhi risiko timbulnya infeksi nifas, di antaranya
adalah partus lama, tertinggalnya sisa-sisa plasenta/ selaput ketuban, dan
perdarahan yang terjadi.
c) Faktor tindakan persalinan
Tindakan persalinan merupakan salah satu faktor risiko penting untuk terjadinya
infeksi nifas.

C. Bakteriologi
Kuman-kuman yang sering menyebabkan infeksi antara lain adalah.
a. Streptococcus haemoliticus aerobic
Masuknya secara eksogen dan menyebabkan infeksi berat yang ditularkan dari
penderita lain, alat-alat yang tidak suci hama, tangan penolong, dan sebagainya.
b. Staphylococcus aureus
Masuk secara eksogen, infeksinya sedang, banyak ditemukan sebagai penyebab
infeksi di rumah sakit.
c. Escherichia coli
Sering berasal dari kandung kemih dan rektum, menyebabkan infeksi terbatas.
d. Clostridium welchii
Kuman anaerobik yang sangat berbahaya, sering ditemukan pada abortus kriminalis
dan partus yang ditolong dukun dari luar rumah sakit.

4
D. Gejala dan Tanda
Gejala dan tanda metritis yaitu.
1) Demam menggigil
2) Nyeri di bawah perut
3) Lochia berbau dan bernanah
4) Nyeri tekan uterus
5) Perdarahan pervaginam
6) Syok

E. Klasifikasi
Metritis digolongkan menjadi dua yaitu.
1. Metritis Akuta
Metritis Akuta biasanya terdapat pada abortus septik atau infeksi
postpartum. Penyakit ini tidak berdiri sendiri, akan tetapi merupakan bagian dari
infeksi yang lebih luas. Kerokan pada wanita dengan endometrium yang
meradang (endometritis) dapat menimbulkan metritis akut. Pada penyakit ini
miometrium menunjukkan reaksi radang berupa pembengkakan dan infiltrasi
sel-sel radang. Perluasan dapat terjadi lewat jalan limfe atau lewat
trombofeblitis dan kadang-kadang dapat terjadi abses.
2. Metritis kronik
Metritis kronik adalah diagnosis yang dahulu banyak dibuat atas dasar
menometroragia dengan uterus lebih besar dari biasa, sakit pinggang dan
leukorea. Akan tetapi pembesaran uterus pada seorang multipara umumnya
disebabkan oleh pertambahan jaringan ikat akibat kelamin. Bila pengobatan
terlambat atau kurang adekuat dapat menjadi abses pelvik, peritonitis, syok
septik, dispareunia, trombosis vena yang dalam, emboli pulmonal, infeksi
pelvik yang menahun, penyumbatan tuba dan infertilitas.

5
F. Cara Terjadinya Infeksi
Cara terjadinya infeksi metritis yaitu.
a) Manipulasi penolong yang tidak suci hama, atau pemeriksaan dalam yang berulang-
ulang dapat membawa bakteri yang sudah ada ke dalam rongga rahim.
b) Alat-alat yang tidak suci hama.
c) Infeksi droplet, sarung tangan dan alat-alat terkena infeksi kontaminasi yang berasal
dari hidung, tenggorokan dari penolong dan pembantunya atau orang lain

G. Faktor Predisposisi Infeksi Masa Nifas


Faktor predisposisi infeksi masa nifas yaitu.
a. Partus lama, partus terlantar, dan ketuban pecah lama.
b. Tindakan obstetri operatif baik pervaginam maupun perabdominal.
c. Tertinggalnya sisa-sisa uri, selaput ketuban dan bekuan darah dalam rongga rahim.
d. Keadaan-keadaan yang menurunkan daya tahan seperti perdarahan, kelelahan,
malnutrisi, preeklamsi, eklamsi dan penyakit ibu lainnya (jantung, tuberkulosis
paru, pneumonia dan lain-lain).

H. Penanganan
Penanganan yang dapat dilakukan yaitu.
1. Berikan transfusi darah jika dibutuhkan (packet red cell)
2. Berikan antibiotik spektrum luas dalam dosis yang tinggi
3. Pertimbangakan pemberian anti tetanus profilaksis
4. Bila dicurigai adanya sisa plasenta, lakukan pengeluaran ( digital atau dengan kuret
tumpul besar)
5. Bila ada pus, lakukan drainase (kalau perlu kalpotomi), ibu dalam posisi flower
6. Bila tidak ada perbaikan dengan pengobatan konservatif dan ada tanda peritonitis
generalisata, lakukan laparotomi dan keluarkan pus. Bila pada uterus nekrotik dan
septik lakukan histerektomi subtotal.

6
I. Pencegahan
1. Masa kehamilan
Mengurangi atau mencegah faktor-faktor predisposisi seperti anemia, malnutrisi
dan kelemahan, serta mengobati penyakit-penyakit yang diderita oleh ibu.
Pemeriksaan dalam jangan dilakukan kalau tidak ada indikasiyang perlu. Begitu
pula pada koitus ibu hamil tua hendaknya dihindari atau dikurangi dan di lakukan
hati-hati karena dapat menyebabkan pecahnya ketuban, kalau ini terjadi infeksi
akan mudah masuk dalam jalan lahir.
2. Masa persalinan
Pencegahan yang dapat dilakukan pada masa persalinan yaitu.
a. Hindari pemeriksaan dalam berulang-ulang, lakukan bila ada indikasi dengan
sterilitas yang baik, apalagi bila ketuban telah pecah.
b. Hindari partus terlalu lama dan ketuban pecah lama.
c. Jagalah sterilitas kamar bersalian dan pakailah masker, alat-alat harus suci
hama.
d. Perlukaan-perlukaan jalan lahir karena tindakan baik pervaginam maupun
perabdominam dibersihkan, dijahit sebaik-baiknya dan menjaga sterilitas.
e. Perdarahan yang banyak harus dicegah, bila terjadi darah yang hilang harus
segera diganti dengan transfusi darah
3. Selama nifas
Pencegahan yang dapat dilakukan pada masa nifas yaitu.
a. Pencegahan infeksi selama nifas antara lain:
b. Perawatan luka post partum dengan teknik aseptik.
c. Semua alat dan kain yang berhubungan dengan daerah genital harus suci hama.
d. Penderita dengan infeksi nifas sebaiknya diisolasi dalam ruangan khusus, tidak
bercampur dengan ibu nifas yang sehat.
e. Membatasi tamu yang berkunjung.

7
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Metritis (miometriosis) adalah infeksi uterus setelah persalinan yang merupakan salah satu
penyebab terbesar kematian ibu. Penyakit ini tidak berdiri sendiri tetapi merupakan lanjutan
dari endometritis, sehingga gejala dan terapinya seperti endometritis.

Infeksi masa nifas adalah semua peradanngan yang disebabkan oleh masuknya kuman-kuman
ke dalam alat- alat genital pada waktu persalinan dan nifas. Perlukaan karena persalinan
merupakan tempat masuknya kuman kedalam tubuh, sehingga menimbulkan infeksi pada kala
nifas

B. SARAN

Sebaiknya ibu melakukan tingkatan personal hygiene, lakukan pemeriksaan secara klinis,
laporkan ke petugas kesehatan bila gejala gejala penyakit ini terjadi.

8
DAFTAR PUSTAKA

http://nursharesnotes.blogspot.com/2013/04/infeksi-masa-nifas-metritis.html

Anda mungkin juga menyukai