PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut WHO (2013) terdapat 210 kematian ibu tiap 100.000 kelahiran
kematian ibu di tahun 2013 adalah sebesar 289.000 jiwa, negara berkembang
memiliki jumlah maternal mortality ratio (MMR) empat belas kali lebih tinggi
angka kematian ibu diindonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000
kelahiran hidup, angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan SDKI tahun
Angka kematian ibu di Provinsi Bengkulu pada tahun 2015 sebesar 137
per 100.000 kelahiran hidup. Kematian ibu dan anak ini sebagian besar terjadi
pada masa sekitar persalinan. Hal ini bisa disebabkan oleh pertolongan bukan
(Dinkes, 2016).
kurang dari 20 minggu. Abortus pada wanita hamil bisa terjadi karena
pada plasenta, faktor ibu seperti penyakit-penyakit kronis yang diderita oleh
ibu, kelainan yang terjadi pada organ kelamin ibu. (Elisabeth, 2015).
1
2
Usia adalah usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai
saat berulang tahun terakhir (Elisabeth, 2010). Usia adalah salah satu
penyebab terjadinya abortus dikarenakan pada usia < 20 tahun keadaan organ
reproduksi belum matang dan berfungsi secara optimal dan usia > 35 tahun
(Varney, 2010). Paritas lebih dari 5 kali kemungkinan besar untuk mengalami
abortus dikarenakan rahim ibu makin lemah yang akan membahayakan janin
yang ada di Kota Bengkulu angka kejadian abortus yaitu: RSUD dr. M. Yunus
Bengkulu tahun 2015 terdapat 1.450 ibu bersalin, 991 ibu hamil dengan
kejadian abortus 162 kasus dimana kejadian abortus dengan paritas primipara
kejadian abortus dengan usia < 20 > 35 tahun 96 orang dan 20-35 tahun 66
bersalin, 801 ibu hamil dengan kejadian abortus 133 kasus (RS Bhayangkara
Bengkulu, 2015). Rumah sakit DKT pada tahun 2015 ditemukan 1.120 ibu
bersalin, 659 ibu hamil dengan kejadian abortus 81 kasus dimana kejadian
3
abortus dengan umur < 20 > 35 tahun 2 orang dan 20-35 tahun 1 orang (RS
DKT Zainul Arifin Bengkulu, 2014). Jadi berdasarkan data kasus kejadian
abortus dari setiap Rumah Sakit di Kota Bengkulu tahun 2014 tertinggi yaitu
Berdasarkan hasil survey awal, jumlah ibu hamil 993 orang dengan
kejadian Abortus dari bulan Januari sampai dengan desember 2016 di RSUD
20 > 35 tahun 67 orang dan 20-35 tahun 24 orang (RSUD dr. M. Yunus
Bengkulu, 2016).
hubungan usia Ibu dan paritas dengan kejadian abortus di Ruang C1 Mawar
B. Rumusan Masalah
sehingga peneliti tertarik untuk mempelajari hubungan usia Ibu dan paritas
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Bengkulu.
Bengkulu.
Bengkulu.
Yunus Bengkulu.
Yunus Bengkulu.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi RSUD dr. M. Yunus
kebidanan Stikes Tri Mandiri Sakti Bengkulu sebagai calon bidan yang
dan sebagai ujung tombak dalam menurunkan angka kematian ibu dan
TINJAUN PUSTAKA
A. Konsep Teori
1. Abortus
a. Pengertian Abortus
(pertemuan sel telur dan sel sperma) pada usia kehamilan kurang dari
20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram, sebelum janin dapat
(Elisabeth, 2015).
(pertemuan sel telur dan sel sperma) pada usia kehamilan kurang dari
20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram, sebelum janin dapat
7
8
kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500
mempersoalkan penyebab dengan berat badan < 500 gram atau umur
b. Etiologi
dibagi menjadi:
1) Infeksi
5) Trauma fisik.
9
terjadi sangat ringan, sedang, atau bahkan berat. Tidak ada pola
tertentu untuk berapa lama gejala akan berlangsung. Selain itu, gejala
lain yang menyertai abortus spontan yaitu nyeri perut bagian bawah,
d. Klasifikasi Abortus
bagian yaitu:
atau tanpa disertai rasa mules ringan, sama dengan pada waktu
2011).
(Sarwono, 2011).
11
serviks telah mendatar dan ostium uteri telah membuka, akan tetapi
uteri telah menutup, dan uterus sudah banyak mengecil. Selain ini,
tidak ada lagi gejala kehamilan dan uji kehamilan menjadi negatif.
2011).
kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500
(Sarwono, 2011).
(Nugroho, 2011).
(Sarwono, 2011).
e. Pemeriksaan Penunjang
meliputi:
1) Tes kehamilan: positif bila janin masih hidup, bahkan 2-3 minggu
setelah abortus.
masih hidup.
4)
f. Penatalaksanaan
meliputi:
obat terlarang.
pernah didapat.
2) Pemeriksaan fisik
b) Pemeriksaan ginekologi
c) Pemeriksaan laboratorium:
meliputi:
1) Abortus mengancam
a) Istirahat
a) Persiapan infus
b) Transfusi darah
c) Antibiotik
uterus,degenerasi genas.
g. Pengelolaan Abortus
1) Abortus Iminens
2) Abortus Insipiens
perdarahan yang banyak atau syok karena rasa mules atau sakit
minggu.
3) Abortus Komplet
4) Abortus Inkomplet
5) Abortus Missed
6) Abortus Habitualis
18
h. Patofisiologi
i. Komplikasi Abortus
Komplikasi abortus:
1) Perdarahan
2) Perforasi
19
histerektomi.
3) Infeksi
Infeksi dalam uterus dan adneksa dapat terjadi dalam setiap abortus
4) Syok
2. Usia Ibu
a. Konsep Teori
20
sampai saat berulang tahun terakhir (Elisabeth, 2010). Usia wanita pada
saat hamil sebaiknya tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua. Penyebab
keguguran. Umur yang kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
untuk berimplantasi.
dengan tekanan darah tinggi dan penyakit ibu yang lain, yang
3. Paritas
a. Konsep Teori
bayi dengan umur kehamilan 22 minggu atau lebih (bayi tunggal atau
pernah dialami ibu, dengan kata lain paritas adalah banyaknya bayi
yang telah dilahirkan oleh seorang ibu baik dalam keadaan hidup atau
jumlah kehamilan yang dilahirkan atau jumlah anak yang dimiliki baik
dibedakan menjadi:
bertambahnya usia ibu. Ibu dikatakan beresiko tinggi apabila ibu hamil
Resiko abortus, lebin sering dengan umur ibu < 20 tahun dan umur
>35 tahun. kehamilan pada usia kurang dari 20 tahun mempakan resiko
pada ibu dan janin karena organ-organ reproduksi belum matang dan
perkembangan.
Kehamilan yang baik terjadi pada ibu berusia antara 20-35 tahun
karena pada usia tersebut merupakan usia yang produktif untuk terjadi
kehamilan.
tinggi tingkat pengetahuan yang diperoleh. Usia ideal hamil yaitu 20-35
secara emosional dan nalar, dan alat reproduksi sudah berada dalam
paritas dikatakan berisiko tinggi apabila ibu sudah melahirkan lebih dari
4 kali. Suatu proses kehamilan akan terjadi bila empat aspek penting
mortalitas ibu dan anak. Resiko terhadap ibu dan anak pada kelahiran
bayi pertama cukup tinggi, akan tetapi risiko ini dapat aihindari.
Kemudian resiko ini merujuk pada paritas kedua dan ketiga serta
2011).
B. Kerangka Konsep
Usia Ibu
Kejadian Abortus
Paritas
Bagan 2
C. Definisi Operasional
Tabel 1
Definisi Operasional
minggu atau
berat janin
kurang dari 500
gram yang
tercatat di
register
D. Hipotesis
Ho1 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara usia ibu dengan
Ha1 : Ada hubungan yang signifikan usia ibu dengan kejadian abortus
2016.
H03 : Tidak ada hubungan yang signifikan usia ibu dan Paritas dengan
2016.
Ha3 : Ada hubungan yang signifikan usia ibu dan paritas dengan
tahun 2016.
27
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Populasi
2. Sampel
abortus di ruang Mawar (Cl) RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu Tahun 2016
Data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder
yang diperoleh dari dokumentasi (register) di ruang Mawar (Cl) RSUD dr. M.
1. Analisis Univariat
yang diteliti baik variabel Independen (Usia ibu dan paritas) maupun
2. Analisis Bivariat
abortus) dengan menggunakan uji statistic Chi Square (x2) dan untuk
29