1. Jelaskan perbedaan antara teori akuntansi normatif dengan akuntansi positif !
Teori Akuntansi Normatif Teori normatif didasarkan atas upaya pembenaran tentang apa yang seharusnya dipraktekkan. Teori normatif disebut juga Teori Apriori (bersifat deduktif) karena bukan hasil dari penelitian empiris. Hal ini disebabkan oleh pengalaman praktek langsung yang telah dilakukan misalnya pernyataan tentang laporan keuangan yang seharusnya didasarkan pada metode pengukuran tertentu atau dihasilkan melalui kegiatan “semi – research”. Teori Akuntansi Positif Teori akuntansi normatif adalah teori akuntansi yang berupaya menjelaskan suatu proses dengan menggunakan kemampuan pemahaman serta pengetahuan akuntansi saat menentukan kebijakan akuntansi yang sesuai dalam menghadapi kondisi di masa yang akan datang. Teori akuntansi positif merupakan studi lanjutan dari teori akuntansi normatif karena kegagalan dari teori normatif dalam menjabarkan fenomena praktik yang terjadi secara real (nyata). Teori normatif merupakan pendapat subyektif (pribadi) sehingga tidak dapat diterima secara mentah, harus dapat diuji secara empiris supaya memiliki dasar teori yang kuat.
2. Jelaskan hipotesis-hipotesis yang dikembangkan dalam teori akuntansi positif!
Berikan juga contohnya dalam riset akuntansi dan ceritakan penjelasan Anda! Hipotesis dalam teori akuntansi positif yang dirumuskan oleh Watt & Zimmerman (1986) dalam bentuk "oportunistik" yang sering diinterpretasikan, yaitu : Hipotesis Rencana Bonus (Bonus Plan Hypothesis) Dalam ceteris paribus para manajer perusahaan dengan rencana bonus akan lebih memungkinkan untuk memilih prosedur akuntansi yang dapat menggantikan laporan earning untuk periode mendatang ke periode sekarang atau dikenal dengan income smoothing. Dengan hipotesis tersebut apabila manajer dalam sistem penggajiannya sangat tergantung pada bonus akan cenderung untuk memilih metode akuntansi yang dapat memaksimalkan gajinya, misalnya dengan metode acrual. Hipotesis Perjanjian Hutang (Debt Convenat Hypothesis) Dalam ceteris paribus manajer perusahaan yang mempunyai ratio leverage (debt/equity) yang besar akan lebih suka memilih prosedur akuntansi yang dapat menggantikan laporan earning untuk periode mendatang ke periode sekarang. Dengan memilih metode akuntansi yang dapat memindahkan pengakuan laba untuk periode mendatang ke periode sekarang maka perusahaan akan mempunyai leverage ratio yang kecil, sehingga menurunkan kemungkinan default technic. Seperti diketahui bahwa banyak perjanjian hutang mensyaratkan peminjam.untuk mematuhi atau mempertahankan rasio hutang atas modal, modal kerja, ekuitas pemegang saham, dll.selama masa perjanjian, jika perjanjian tersebut dilanggar perjanjian hutang mungkin memberikan penalti, seperti kendala dalam deviden atau pinjaman tambahan. Hipotesis Biaya Proses Politik (Politic Process Hypothesis) Dalam ceteris paribus semakin besar biaya politik perusahaan, semakin mungkin manajer perusahaan untuk memilih prosedur akuntansi yang menangguhkan laporan earning periode sekarang ke periode mendatang. Ini berdasarkan asumsi bahwa perusahaan yang biaya politiknya besar lebih sensitif dalam hubungannya untuk mentransfer kemakmuran yang mungkin lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang biaya politiknya kecil dengan kata lain perusahaan besar cenderung lebih suka menurunkan atau mengurangi laba yang dilaporkan dibandingkan perusahaan kecil.
a. Tujuan Laporan Keuangan Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan. b. Karakteristik Kualitatif Dapat dipahami Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian, informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu. Relevan Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan, atau mengkoreksi, hasil evaluasi mereka di masa lalu. Dapat dibandingkan Informasi dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya. Andal Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. Informasi yang andal memenuhi karakteristik adalah Penyajian jujur, Substansi mengungguli bentuk, Netralitas, Pertimbangan sehat, Kelengkapan. c. Elemen Laporan Keuangan Aktiva Adalah potensi dari aktiva tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung, arus kas dan setara kas kepada perusahaan. Potensi tersebut dapat berbentuk sesuatu yang produktif dan merupakan bagian dari aktivitas operasional perusahaan. Kewajiban Karakteristik esensial kewajiban adalah bahwa perusahaan mempunyai kewajiban (obligation) masa kini. Kewajiban adalah suatu tugas atau tanggung jawab untuk bertindak atau untuk melaksanakan sesuatu dengan cara tertentu. Kewajiban dapat dipaksakan menurut hukum sebagai konsekuensi dari kontrak mengikat atau peraturan perundangan. Ekuitas Ekuitas dapat disubklasifikasikan dalam neraca. Misalnya, dalam perseroan terbatas, setoran modal oleh para pemegang saham, saldo laba, penyisihan saldo laba dan penyisihan penyesuaian pemeliharaan modal masing-masing disajikan secara terpisah Kinerja Penghasilan bersih (laba) seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja atau dasar bagi ukuran yang lain seperti imbalan investasi (return on investment) atau penghasilan per saham (earnings per share). Unsur yang langsung berkaitan dengan pengukuran penghasilan bersih adalah penghasilan dan beban. Pengakuan dan pengukuran penghasilan dan beban, dan karenanya juga penghasilan bersih, tergantung sebagian pada konsep modal dan pemeliharaan modal yang digunakan perusahaan dalam penyusunan laporan keuangannya. Penghasilan Definisi penghasilan meliputi pendapatan dan keuntungan. Pendapatan timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa dan dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen, royalti dan sewa. Beban Definisi beban mencakup kerugian maupun beban yang timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa. Beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa meliputi beban pokok penjualan, gaji dan penyusutan. Beban tersebut biasanya berbentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva seperti kas (dan setara kas), persediaan dan aktiva tetap. Penyesuaian Pemeliharaan Modal Revaluasi atau pernyataan kembali (restatement) aktiva dan kewajiban menimbulkan kenaikan atau penurunan ekuitas. Meskipun memenuhi definisi penghasilan dan beban, menurut konsep pemeliharaan modal tertentu, kenaikan dan penurunan ini tidak dimasukkan dalam laporan laba rugi. Sebagai alternatif, pos ini dimasukkan dalam ekuitas sebagai penyesuaian pemeliharaan modal atau cadangan revaluasi. d. Asumsi Akrual Pengaruh transaksi diakui pada saat kejadian bukan pada saat kas atau setara kas diterima. Kelangsungan Usaha Perusahaan diasumsikan tidak bermaksud atau berkeinginan melikuidasi atau mengurangi secara material skala usaha. e. Pengakuan dan Pengukuran Pengakuan Pengakuan (recognition) merupakan proses pembentukan suatu pos yang memenuhi definisi unsur serta kriteria pengakuan dalam neraca atau laporan laba rugi. Pos yang memenuhi definisi suatu unsur harus diakui kalau: 1) Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan pos tersebut akan mengalir dari atau ke dalam perusahaan. 2) Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Pengukuran Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengakui dan memasukkan setiap unsur laporan keuangan dalam neraca dan laporan laba rugi. Proses ini menyangkut pemilihan dasar pengukuran tertentu. Dasar-dasar pengukuran : 1) Biaya Historis 2) Biaya Kini (Current Cost) 3) Nilai Realisasi / Penyelesaian 4) Nilai Sekarang (Present Value)