Anda di halaman 1dari 5

Inferior Alveolar Nerve Block (teknik Halstead)

Teknik ini menganestesi gigi dan tulang pada satu sisi mandibula
bersama dengan mukosa pada aspek bukal anterior foramen mentale.
Ketika berhasil teknik ini menganestesi saraf alveolar inferior, yang
memasok gigi pada sisi yang sama dari mandibula, tulang mandibula
ke garis tengah dan jaringan lunak bibir bawah ke garis tengah serta
gingiva yang dipantulkan dan dilekatkan dari gigi premolar ke garis
tengah. Selain itu, teknik ini biasanya membius saraf lingual yang
mempersarafi dua pertiga anterior lidah pada satu sisi.

Teknik ini dilakukan pada mulut pasien yang terbuka lebar dan
operator menempatkan ibu jari yang tidak menggunakan jarum suntik
di mulut pada takik koronoid mandibula; jari telunjuk berada
ekstraoral pada ketinggian yang sama pada batas posterior ramus.
Jarum suntik dimajukan ke titik penetrasi jarum melintasi gigi
premolar bawah dari sisi yang berlawanan. Titik penetrasi jarum
adalah antara punggungan miring internal mandibula (yang teraba
oleh ibu jari operator sebelum beristirahat pada takik koronoid) dan
raphe pterygomandibular (yang terlihat). Ketinggian penetrasi jarum
adalah setengah dari kuku ibu jari operator. Jarum 35mm panjang
tidak lebih sempit dari 27 gauge digunakan dan maju sampai tulang
dihubungi; ini biasanya sekitar 25mm dari penyisipan jarum. Setelah
menyentuh tulang, jarum ditarik sedikit, aspirasi dilakukan dan 1,5–2
mL larutan diendapkan perlahan.
Dua masalah umum dengan metode ini adalah kontak tulang yang
terlalu cepat (setelah insersi 5-10 mm) atau kegagalan menyentuh
tulang. Ketika larutan vasokonstriktor, seperti lidokain dengan
epinefrin, digunakan, teknik ini akan membius jaringan keras
termasuk gigi selama sekitar 45 menit; namun, mati rasa jaringan
lunak subjektif mungkin terlihat hingga 3 jam. Ketika solusi yang
disebut long-acting digunakan, anestesi pada gigi dapat bertahan
selama 6-8 jam.

2. KOMPLIKASI EKSTRAKSI GIGI (pederson n gordon nie sm sj 1 orang)


Menurut Pederson (1996), komplikasi adalah suatu respon pasien tertentu
yang dianggap sebagai efek samping normal dari pembedahan, yaitu perdarahan,
rasa sakit, dan edema. Apabila berkelanjutan, maka perlu ditinjau apakah
termasuk efek samping normal atau termasuk komplikasi.
Faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya komplikasi akibat pencabutan
gigi antara lain: pemberian antibiotik, pengalaman operator, tingkat kesulitan
impaksi, lama pencabutan, irigasi yang adekuat, jumlah gigi yang dicabut, dan
jenis anestesi yang dilakukan (Gordon, 1996). Komplikasi digolongkan menjadi
intraoperatif, segera setelah pencabutan gigi dan jauh setelah pencabutan gigi.
● Komplikasi Selama Ekstraksi Gigi
1. Kegagalan Pemberian Anestesi
Hal ini biasanya berhubungan dengan teknik yang salah atau dosis
obat anestesi yang tidak cukup.
2. Kegagalan mencabut gigi dengan tang atau elevator
Tang dan elevator harus diletakkan dan sebab kesulitan segera dicari
jika terjadi kegagalan pencabutan dengan instrument tersebut.
3. Perdarahan selama pencabutan
Sering pada pasien dengan penyakit hati, misalnya seorang alkoholik
yang menderita sirosis, pasien yang menerima terapi antikoagulan,
pasien yang minum aspirin dosis tinggi atau NSAID lain sedangkan
pasien dengan gangguan pembekuan darah yang tidak terdiagnosis
sangat jarang.
4. Fraktur
Fraktur dapat terjadi pada mahkota gigi, akar gigi, gigi tetangga atau
gigi antagonis, restorasi, processus alveolaris dan kadang – kadang
mandibula. Cara terbaik untuk mengindari fraktur selain tekanan yang
terkontrol adalah dengan menggunakan gambar sinar-x sebelum
melakukan pembedahan.
5. Pergeseran
Terlibatnya antrum, pergeseran gigi atau fragmen ke fosa
intratemporalis, pergeseran gigi ke dalam mandibula merupakan
komplikasi intra operatif. Pemeriksaan sinar X yang akurat diperlukan
baik sebelum maupun intraoperatif.
6. Cedera jaringan lunak
Komplikasi ini dapat dihindari dengan membuat flap yang lebih besar
dan menggunakan retraksi yang ringan saja.

● Komplikasi Segera Setelah Ekstraksi Gigi


Komplikasi yang mungkin terjadi segera setelah ekstraksi gigi dilakukan
antara lain :
1. Perdarahan
Perdarahan ringan dari alveolar adalah normal apabila terjadi pada
12-24 jam pertama sesudah pencabutan atau pembedahan gigi.
Penekanan oklusal dengan menggunakan kasa adalah jalan terbaik
untuk mengontrolnya dan dapat merangsang pembentukan bekuan
darah yang stabil.
2. Rasa sakit
Rasa sakit pada awal pencabutan gigi, terutama sesudah pembedahan
untuk gigi erupsi maupun impaksi, dapat sangat mengganggu. Orang
dewasa sebaiknya mulai meminum obat pengontrol rasa sakit sesudah
makan tetapi sebelum timbulnya rasa sakit.
3. Edema
Edema adalah reaksi individual, yaitu trauma yang besarnya sama,
tidak selalu mengakibatkan derajat pembengkakan yang sama. Usaha
– usaha untuk mengontrol edema mencakup termal (dingin), fisik
(penekanan), dan obat – obatan.
4. Reaksi terhadap obat
Reaksi obat – obatan yang relative sering terjadi segera sesudah
pencabutan gigi adalah mual dan muntah karena menelan analgesic
narkotik atau non narkotik. Reaksi alergi sejati terhadap analgesic
bisa terjadi, tetapi relative jarang.

● Komplikasi Jauh Sesudah Ekstraksi Gigi


1. Alveolitis
Komplikasi yang paling sering, paling menakutkan dan paling sakit
sesudah pencabutan gigi adalah dry socket atau alveolitis ( osteitis
alveolar).
2. Infeksi
Pencabutan suatu gigi yang melibatkan proses infeksi akut, yaitu
perikoronitis atau abses, dapat mengganggu proses pembedahan.
Penyebab yang paling sering adalah infeksi yang termanifestasi
sebagai miositis kronis. Terapi antibiotik dan berkumur dengan
larutan saline diperlukan jika terbukti ada infeksi yaitu adanya
pembengkakan, nyeri, demam, dan lemas.

Referensi :
- Pedersen, G.W., 1996, Buku Ajar Praktis Bedah Mulut (terj.), Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 29-100.
- Pedlar J, John W.Frame. Oral and Maxillofacial Surgery. 2ed. Philadelphia:
Churchill Living Stone Elsevier; 2007
PENCEGAHAN DAN TATALAKSANA KOMPLIKASI PASCA EKSTRAKSI GIGI

1. Mengetahui anatomi gigi dan rongga mulut dengan baik, sehingga


melakukan tindakan di area kerja yang benar.
2. Pemeriksaan klinis dan radiografi yang detail,karena ini memberikan
informasi penting yang berkaitan dengan perencanaan prosedur dan
memilih teknik yang tepat.
3. Melakukan persiapan pasien, yang meliputi membilas rongga mulut
dengan berbagai larutan antiseptic seperti chlorhexidine,dan
memposisikan kursi gigi yang benar.
4. Perdarahan
Penekanan oklusal dengan menggunakan kasa adalah jalan terbaik untuk
mengontrolnya dan dapat merangsang pembentukan bekuan darah yang
stabil.
Untuk mencegah pendarahan, instruksikan pasien untuk tidak berkumur
selama 24 jam pasca pencabutan, hindari minuman panas, makanan panas,
dan alcohol, tidak melakukan olahraga ataupun latihan fisik terlebih
dahulu, dan jangan menggigit atau menghisap luka pasca ekstraksi gigi.
Jika terjadi perdarahan berikan tekanan pada area perdarahan dengan
menggigit kasa steril atau sapu tangan bersih yang digulung. Jika
perdarahan tidak terkontrol dengan tindakan tersebut, segera kunjungi
dokter.
5. Rasa sakit
Rasa sakit setelah pencabutan gigi adalah hal normal. Namun apabila
sakit masih terus berlanjut, konsumsi obat anti analgesik yang
diresepkan oleh dokter gigi sesuai dengan dosis yang telah ditentukan. Jika
rasa sakitnya persisten atau bertambah parah, segera hubungi atau
kunjungi dokter gigi.
6. Edema
Inflamasi edema dapat diminimalkan dengan mengikuti prinsip-prinsip
aseptik, penanganan jaringan yang lembut, pemotongan tulang yang baik
dan penggunaan cairan pendingin, irigasi yang tepat dan pembuangan
puing-puing nekrotik dan partikel makanan, jahitan yang ditempatkan
secara longgar, aplikasi kompres hangat pada bagian luar selama 30 menit
per jam, penggunaan obat kumur salin isotonik hangat setiap 3 sampai 4
jam, dan konsumsi antibiotik.
7. Jika ada fluktuasi, maka nanah harus dikeluarkan sebelum pemberian
antibiotic. Parasetamol dan obat NSAID diresepkan untuk mengontrol rasa
sakit. Kortikosteroid, antibiotik, obat kumur antibakteri seperti
khlorhexidine, topical gel yang mengandung agen antimikroba, dan
pendinginan adalah pilihan pengobatan yang disukai. Penurunan suhu
menyebabkan vasokonstriksi dan mengurangi pembengkakan pasca
operasi.

Anda mungkin juga menyukai