Anda di halaman 1dari 7

Kelompok 3

Anggota Kelompok :
Fidya Risma Ramadhani 200110210096 Mutia Febiani 200110210208
Aditya Ekaputra 200110210098 Jihan Hasna Zain 200110210309
SY. Abrori Akmal Zaidan 200110210104 Muhamad Naufal Shidqi 200110210312
Rindang Ratania D 200110210180 Amelia Megacahya Pernita 200110210318
Muhammad Rafi Imansyah 200110210186 Azhar Abdul Azis 200110210323
Silmi Amila Hayati 200110210191

I. Pendahuluan
Biogeokimia merupakan ilmu yang mencakup ilmu biologi, geologi dan kimia.
Biogekimia diartikan sebagai ilmu tentang pertukaran atau perubahan secara terus-
menerus, antara komponen biosfer biotik dan abiotik. Daur Biogeokimia merupakan
perpindahan unsur-unsur kimia melalui makhluk hidup dan lingkungan abiotk (tanah
dan air) yang berfungsi mengatur keseimbangan ekosistem. Kebutuhan elemen kimia
untuk proses hidup dan pertumbuhan kurang lebih sebanyak 90%. Hidrogen, karbon,
dan oksigen merupakan elemen dasar karbohidrat dan sangat diperlukan dalam proses
fotosintesa yang merupakan tahap pertama aliran energi dalam ekosistem. P, K, Ca,
Mg, dan Fe merupakan elemen-elemen yang sangat penting, yang dibutuhkan dalam
jumlah sedikit namun berperan dalam berbagai reaksi penting dalam kehidupan. Setiap
elemen diabsorpsi dalam jumlah yang berbeda dan diasimilasi oleh tumbuhan dan
binatang dalam jumlah yang berbeda-beda.

Siklus biogekimia adalah suatu pertukaran atau perubahan terus-menerus dari


bahan-bahan antara komponen biotik dan abiotik. Siklus biogekimia dibagi menjadi
dua golongan yaitu tipe gas dan tipe sedimen. Tipe gas sebagai sumber atmosfer dan
hidrosfer atau melalui fase gas sebelum sirkulasinya selesai. Contoh: siklus C,H,O,N.
Sedangkan tipe sedimen bersumber daari batuan alami, sumber batuan bumi, elemen-
elemen tidak bersirkulasi melalui atmosfer dalam bentuk gas melainkan disimpan di
dalam tanah dan bersirkulasi melaui tanah dan mikroorganisme. Contoh : fosfor,
kalsium, dan kalium.
II. Daur Biogekimia dalam Peternakan di Lahan Pasca Tambang Batu Bara
 Daur Oksigen
Pertukaran oksigen terus-menerus yang terjadi antara atmosfer dengan air,
tanaman dengan makhluk hidup dan bahan mineral disebut sebagai siklus / daur
oksigen. Siklus / daur oksigen adalah salah satu siklus biogeokimia. Proses ini
membentuk siklus yang melibatkan lingkungan hidup yang disebut biosfer, dan
lingkungan tak hidup – litosfer, atmosfer dan hidrosfer.
Oksigen merupakan gas yang dibutuhkan oleh makhluk hidup, manusia
misalnya, yang bernafas dengan menghirup oksigen yang ada di udara dan
selanjutnya masuk ke dalam sistem pernafasan. Siklus oksigen terjadi karena semua
makhluk hidup membutuhkan oksigen untuk kelangsungan hidupnya. Sehingga
dapat juga dikatakan bahwa siklus oksigen adalah proses pertukaran oksigen di
bumi ini yang berlangsung secara terus menerus tidak ada habisnya. Dengan
mengetahui pentingnya siklus oksigen maka diharapkan agar kita tidak
mengganggu ekosistem lingkungan yang dapat mengacaukan siklus oksigen

 Daur Karbon
Karbon merupakan salah satu unsur penting di bumi dan termasuk dalam 4 unsur
terbanyak di semesta.Karbon merupakan unsur penyusun hampir seluruh makhluk
hidup , pada tubuh manusia unsur karbon menyusun sekitar 18% . Selain itu,
aktivitas makhluk hidup juga membutuhkan karbon dalam berbagai bentuk, di
antaranya pada proses respirasi, makan, fotosintesis, transportasi dan banyak
aktivitas lainnya. Proses perpindahan karbon dalam berbagai proses tersebut disebut
dengan siklus karbon . Siklus karbon yang berlangsung cepat disebut dengan siklus
karbon pendek, sementara siklus karbon yang berlangsung dalam rentang waktu
yang lama dan melalui proses geologis disebut dengan siklus karbon panjang.
a. Siklus karbon pendek
Proses fotosintesis, pembentukan humus, perpindahan karbon di udara
dan laut berperan dalam siklus karbon pendek. Tumbuhan dan fitoplankton
merupakan komponen utama yang berperan dalam siklus karbon pendek.
Tumbuhan dan fitoplankton menyerap karbon dioksida di atmosfer untuk
berfotosintesis membentuk karbohidrat dan oksigen. Tumbuhan
memanfaatkan gula yang dihasilkan untuk menghasilkan energi dalam
proses pertumbuhan.
b. Siklus karbon panjang
Pada siklus panjang, karbon berpindah dalam berbagai bentuk dari
batuan, tanah, laut dan atmosfer dalam rentang waktu 100-200 juta tahun.
Perpindahan karbon dari atmosfer ke permukaan bumi terjadi salah satunya
melalui proses pelapukan batuan. Batuan yang tersingkap ke permukaan
selanjutnya bereaksi dengan berbagai gas di atmosfer, salah satunya gas
karbon dioksida. Persamaan 1 menunjukkan reaksi kimia mineral silikat
dengan karbon dioksida dan membentuk senyawa lainnya yang
mengandung karbon . Reaksi tersebut merupakan reaksi bolak balik, yang
mana reaksi dari kanan ke kiri menggambarkan proses lepasnya karbon
dioksida ke atmosfer maupun ke laut pada proses penimbunan atau
dekomposisi termal karbonat atau terumbu karang.
c. Siklus Karbon terhadap Iklim Global
Siklus karbon menjaga keseimbangan konsentrasi karbon pada atmosfer,
laut dan permukaan bumi. Jumlah yang berlebihan pada salah satu
komponen dapat menyebabkan ketidakseimbangan pada keseluruhan siklus
dan kondisi bumi. Jumlah karbon dalam bentuk karbon dioksida pada
atmosfer yang berlebihan berpengaruh salah satunya dalam perubahan
iklim. pada saat karbon dioksida meningkat, temperatur permukaan bumi
juga mengalami peningkatan, dan sebaliknya pada saat konsentrasi karbon
dioksida, temperatur permukaan bumi relatif rendah.

 Daur Air
Daur air atau siklus air atau siklus hidrologi, yaitu proses perputaran atau
sirkulasi air dari bumi ke atmosfer lalu kembali lagi ke bumi. Daur ini terjadi secara
terus menerus sehingga ketersediaan air di alam selalu tersedia. Pada peternakan
sapi di lahan reklamasi tambang PT. Kitadin daur air dimulai ketika air laut
menguap, uap air naik ke udara dan terbawa angin sampai di atas daratan
membentuk awan. Pada ketinggian tertentu awan mengalami kondensasi dan
presipitasi membentuk titik-titik air, lalu turun sebagai hujan di daratan. Sebagian
air meresap ke dalam tanah dan menjadi groundwater (air tanah), air tanah
dimanfaatkan oleh peternak untuk minum ternak dan membersihkan kandang,
sebagian lain kembali ke laut melalui sungai. Dalam menentukan kualitas air
tambang diperlukan beberapa kriteria yang dapat menentukan apakah air tambang
dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia seperti air minum, air mandi, air cuci,
air toilet, air irigasi untuk pertanian, air minum untuk peternakan atau air untuk
usaha budidaya perikanan atau juga untuk dimanfaatkan sebagai wilayah
pariwisata. Air tambang atau air asam tambang air yang terbentuk dari tambang
batubara yang bersifat asam dan mengandung zat besi dan sulfat. Air asam tambang
ini terbentuk karena adanya mineral FeS (pyrite) yang teroksidasi. Air asam
tambang (acid mine drainage, AMD) atau air asam batuan, yang secara keseluruhan
disebut air asam (acid drainage, AD), adalah air yang berasal dari tambang atau
batuan yang mengandung mineral sulfida tertentu yang terpapar dan dalam keadaan
teroksidasi.

 Daur Sulfur
Sulfur merupakan unsur penting penyusun protein. Daur biogekimia sulfur
berkaitan erat dengan daur air. Proses daur sulfur :
 Gas-gas sulfida seperti SO2, SO4, H2S, CH3SCH3 naik ke atmosfer daan
menyatu dengan awan.
 Gas-gas tersebut bereaksi dengan air membentuk asam sulfat, yang
mempengaruhi penurunan derajat keasaman air hujan sehingga pada saat
hujan turun dikenal dengan peristiwa hujan asam.
 Kandungan sulfat pada hujan akan masuk ke dalam tanah, sehingga
tumbuhan bisa menyerap ion-ion tanah untuk menyusun makanan.
 Sapi mendapat sulfur organik dari tumbuhan dan rantai makanan.
 Setelah sapi dan makhluk hidup lainnya di peternakan mati, dekomposer
akan mengurai makhluk hidup menjadi komponen-komponennya.
 Penguraian ini terjadi secara aerob dan menghasilkan sulfat yang dapat
diserap lagi oleh tumbuhan.
 Jika berlangsung secara anaerob, maka akan terbentuk asam sulfida yang
beracun.
 Jasad sapi dan makhluk hidup yang tertimbun akan menjadi bahan bakar
fosil yang pada akhirnya dijadikan bahan bakar pabrik dan industri.
 Sejumlah sulfat di dalam tanah mengalami peristiwa desulfurisasi oleh
bakteri sulfur.
 Proses desulfurisasi mengubah sulfat menjadi asam sulfat dan belerang yang
biasanya berlangsung di tempat-tempat ekstrim dan kurang oksigen.

 Daur Nitrogen
Kotoran sapi di peternakan mengandung 0,4-1% nitrogen. Nitrogen merupakan
unsur penting penunjang kehidupan. Nitrogen dapat ditemukan dala unsur
penyusun DNA dan RNA pada makhluk hirup. Fungsi nitrogen adalah sebagai
sumber energy metabolisme sel dalam bentuk ATP. Manusia mendapat nitrogen
dari makanan yang dimakannya. Nitrogen banyak terdapat di alam dalam bentuk
gas. 78% udara di bumi adalah nitrogen. Gas nitrogen tidak dapat masuk kedalam
tubuh makhluk hidup secara langsung, namun harus melalui proses fiksasi nitrogen.
Proses fiksasi nitrogen :
 Nitrogen diubah menjadi amonia yang hidup di akar tumbuhan dengan
bantuan bakteri rhizobium .
 Amonia kemudian akan diubah menjadi nitrit dan nitrat oleh bakteri
nitrifikasi.
 Akar tumbuhan akan menyerap nitrogen Perubahan gas nitrogen menjadi
molekul nitrat juga dibantu oleh petir.
 Nitrat akan diubah menjadi protein oleh tumbuhan.
 Tumbuhan kemudian dikonsumsi oleh sapi.
 Kemudian sapi menghasilkan kotoran yang akan dikembalikan ke tanah
dalam bentuk amonia.
 Amonia akan diubah menjadi gas nitrogen dan dilepaskan kembali ke
atmosfer dengan bantuan bakteri denitrifikasi.

 Daur Kalium
Kotoran sapi mengandung 0,1-1,5% kalium. Kalium merupakan unsur hara
utama ketiga setelah N dan P. Kalium mempunyai valensi satu dan diserap dalam
bentuk ion K+. Kalium banyak terdapat dalam sitoplasma. Unsur Kalium dalam
tanah berasal dari pelapukan persenyawaan mineral dangaram-garam yang
mengandung kalium. Kekurangan kalium dapat ditambahkan dengan pemupukan.
Ketersediaan Kalium dalam tanah dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain :
1. Tipe koloid tanah
2. Suhu
3. Pembasahan dan pengeringan
4. pH tanah
5. Pelapukan
Di alam bebas kalium paling banyak ditemukan dalam kalium klorida (KCl).
Berbagai tempat di dunia terdapat banyak tumpukkan dari garam yang letaknya
berbeda-beda, lapisan kalium itu adalah bagian endapan-endapan garam yang telah
berlangsung selama miliunan tahun yang lalu. Berhubungan garam kalium biasanya
terletak di tempat yang sangat dalam sekali. Pertambangan ini dapat dimanfaatkan
sebagai pupuk, dengan mengelilinginya lebih dulu dalam bentuk yang agak kasar
dinamakan garam kasar kalium.
Proses daur kalium :
 Proses pertama
Siklus kalium di mulai ketika kalium tertambat atau kalium yang terdapat di
tanah yg berdasarkan hasil penelitian bahwa kerak bumi memiliki kndungan
kalium sebesar 2,6 % kemudian mengalami pelapukan dan berubah menjadi
ion K atau di sebut Kalium tersedia.

 Proses Kedua, ada dua kemungkinan


Setelah itu ion K akan di absorbsi oleh tanaman yang akan membantu proses
fisiologi tanaman seperti fotosintesis atau respirasi sehingga akan
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. jika ada salah
satu bagian tanaman gugur atau mati maka akan menjadi humus lalu di
uraikan oleh mikroba sehingga ion kalium akan kembali ke tanah. Kalium
tersedia akan di gunakan oleh mikroba dan di uraikan kembali ke dalam
tanah.

 Proses Ketiga
Tanaman akan di makan oleh hewan, kemudian hewan mengeluarkan
kotoran yang akan menjadi humus lalu di uraikan kembali oleh mikroba
sehingga ion kalium akan kembali ke tanah atau hewan tersebut mati
sehingga ion kalium juga akan kembali ke dalam.
 Daur Fosfor
Kotoran sapi di peternakan mengandung 0,2-0,5% fosfor. Proses daur fosfat :
 Fosfat yang terdapat dalam kotoran sapi dilepaskan ke tanah dalam bentuk
larutan.
 Konsentrasi fosfat dalam tanah dipertahankan pada tingkat paling rendah
sebagai akibat dari penyerapan fosfat kedalam tanah.
 Produsen ekosistem yang dalam hal ini adalah rerumputan dan tanaman hijauan
menggabungkan fosfor secara biologis.
 Sapi secara tidak langsung memakan fosfor dalam rerumputan dan tanaman
hijaun.

III. Jaring-Jaring Makanan dan Piramida Ekologi


Jaring-jaring makanan :
Tanaman hijauan dan rerumputan → Sapi→ Manusia→ Dekomposer → Herbivor
lain→ Karnivor→ Dekomposer

Piramida Ekologi :
- Produsen : tanaman hijau dan rerrumputan
- Konsumen tingkat I : Sapi dan hewan herbivor di sekitar lahan pasca
tambang
- Konsumen tingkat II : Manusia dan hewan karnivor
- Detritivor dan Dekomposer

Referensi:
https://www.gramedia.com/literasi/daur-biogeokimia/
https://id.scribd.com/document/333351583/pengaruh-peternakan-terhadap-daur-biogeokimia

Anda mungkin juga menyukai