Anda di halaman 1dari 26

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i


LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ....................................................................................................v
BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................2
1.4 Urgensi Penelitian ......................................................................................2
1.5 Luaran yang diharapkan .............................................................................2
1.6 Manfaat ......................................................................................................2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................3
2.1 Jeruk Nipis .................................................................................................3
2.2 Minyak Atsiri Jeruk Nipis ..........................................................................3
2.3 Antimikroba ...............................................................................................3
2.4 Deodoran ....................................................................................................4
BAB III. METODE PENELITIAN..........................................................................5
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian.................................................................5
3.2 Sumber Data ...............................................................................................5
3.3 Metode Analisis Data .................................................................................5
3.4 Prosedur Penelitian.....................................................................................6
BAB IV. HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS ............................7
4.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian.................................................................7
4.2 Strategi Pencarian Literatur........................................................................7
4.3 Sintesis Data ...............................................................................................7
4.4 Penelusuran Jurnal .....................................................................................8
4.4 Potensi Hasil ..............................................................................................8
BAB V. PENUTUP .................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................10
LAMPIRAN ...........................................................................................................11

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Jeruk nipis ............................................................................................3


Gambar 4.4 Diagram alur review jurnal ..................................................................8

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Klasifikasi jeruk nipis .............................................................................3

v
1

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bau badan merupakan salah satu masalah yang mengganggu kehidupan
sehari‐hari. Bau tidak sedap tubuh seringkali membuat seseorang merasa kurang
percaya diri. Aroma yang tidak sedap tersebut disebabkan oleh produksi keringat
yang berlebihan. Akibatnya, di bagian tubuh tertentu muncul bakteri karena
kondisinya yang lembab. Beberapa bakteri tersebut diantaranya ialah
Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus aureus, Corynabacterium acne,
Pseudomonas aeruginosa, dan Streptococcus pyogenes (Rizqiyana dkk, 2014).
Banyak cara dilakukan orang untuk mengurangi bau tidak sedap yang keluar
dari tubuhnya menggunakan bedak, deodorant, atau tawas. Penggunaan sabun dan
air sebagai pencuci badan pada waktu mandi relatif kurang efektif untuk
mencegah bau badan, oleh karena itu banyak orang lebih memilih alternatif lain
yang lebih praktis misalnya deodoran (Salma, dkk, 2012).
Deodoran dapat mencegah dan menghilangkan bau badan dengan cara
menghambat dekomposisi atau penguraian keringat oleh bakteri (Young, 1974).
Kosmetik dapat dibuat dari bahan herbal maupun bahan sintetis, bahan herbal
relatif lebih aman digunakan untuk kosmetik daripada bahan sintetis (Lailiyah,
dkk, 2019). Agen antibakteri seperti garam aluminium yang biasa digunakan
dalam produk deodoran ternyata dapat meningkatkan resiko penyakit alzheimer,
kanker payudara, dan kanker prostat (Shahtalebi, dkk, 2013).
Pemanfaatan tanaman obat atau bahan obat yang berasal dari alam pada
umumnya bukan merupakan hal baru dalam kehidupan manusia. Salah satu
tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai obat adalah jeruk nipis (Citrus
aurantifolia Swingle). Limonen merupakan salah satu komponen senyawa di
dalam minyak atsiri yang bermanfaat sebagai antibakteri. Senyawa tersebut
banyak di temukan dalam kulit jeruk yang berfungsi sebagai pemberi aroma yang
khas pada tanaman. Limonen banyak digunakan dalam industri makanan maupun
industri kosmetika sebagai bahan baku flavor (Ismanto dan Wilianto, 2010).
Penelitian terdahulu lainnya oleh Sari, Masfiyah dan Chodijah mengenai uji
efektivitas aromaterapi ekstrak kulit jeruk nipis terhadap jumlah bakteri udara
menunjukkan bahwa ekstrak kulit jeruk nipis dengan konsentrasi 100% dapat
mengurangi jumlah bakteri di udara ruang ICU Rumah Sakit Islam Sutan Agung
Semarang. Hal tersebut dikarenakan aromaterapi ekstrak kulit jeruk nipis
mengandung minyak atsiri beserta komponen senyawa lainnya seperti limonen,
linalool dan mirsen di dalamnya yang dapat bekerja sebagai antibakteri dengan
cara merusak membran sel bakteri. Beberapa contoh bakteri yang terdapat di
udara adalah Enterococcus faecium, Staphylococcus aureus, Pseudomonas
aeruginosa, Klebsiella pneumoniae, Acinetobacter baumanni, dan Enterobacter
sp. yang tidak boleh berada diruang ICU Rumah Sakit (Sari, dkk, 2012).
2

Namun, meski banyak penelitian yang melaporkan aktivitas minyak aksiri


jeruk nipis sebagai antibakteri, hingga saat ini belum ada ulasan yang
komprehensif mengenai topik pemanfaatan minyak atsiri sebagai bahan baku
dalam deodorant alami. Oleh karena itu, di sini kami meninjau dari artikel
penelitian yang mempelajari minyak atsiri dan/ atau aktivitasnya terhadap bakteri
terutama Staphylococcus Epidermidis. Artikel review ini bertujuan untuk
memberikan gambaran mengenai aktivitas minyak atsiri kulit jeruk nipis dan
kandungan kimianya sebagai agen anti bakteri.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana deodoran dari minyak atsiri jeruk nipis dapat menjadi alternatif
deodorant yang alami?
2. Bagaimana pengaruh minyak atsiri jeruk nipis terhadap aktivitas bakteri
Staphylococcus epidermis?
3. Apa saja bahan-bahan yang tepat sebagai pelengkap deodoran alami untuk
memaksimalkan kerja miyak atsiri jeruk nipis?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Mengetahui deodoran dari minyak atsiri jeruk nipis dapat menjadi alternative
deodoran yang alami
2. Mengetahui pengaruh minyak atsiri jeruk nipis terhadap aktivitas bakteri
Staphylococcus epidermidis
3. Mengetahui bahan-bahan yang tepat sebagai pelengkap deodoran alami untuk
memaksimalkan kerja miyak atsiri jeruk nipis

1.4 Urgensi Penelitian


Urgensi penelitian ini adalah karena banyaknya deodoran yang menggunakan
bahan kimia berbahaya tersebar di pasaran, maka perlu adanya inovasi baru dalam
menggantikan bahan dasar dari deodoran tersebut dengan bahan alami, salah
satunya menggunakan minyak atsiri jeruk nipis sebagai antibakteri

1.5 Luaran yang Diharapkan


Adapun luaran yang diharapkan dalam penelitian ini adalah dapat
menghasilakn narrative review yang mendukung topik penelitian sehingga dapat
diketahui seberapa jauh potensi dari topik tersebut.

1.6 Manfaat
Sebagai kesempatan untuk menambahkan suatu pengetahuan mengenai
manfaat minyak atsiri kulit jeruk nipis dalam pembuatan sediaan deodoran alami
yang aman terhadap kesehatan. Selain itu juga dapat memperluas wawasan dan
dapat menjadi bahan masukan bagi keperluan penelitian lainnya dalam masalah
yang memiliki kaitan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini.
3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jeruk Nipis


Tabel 2.1. Klasifikasi jeruk nipis
Kingdom Plantae Citrus aurantifolia adalah tanaman yang
Divisi Magnoliophtya berasal dari Asia dan tumbuh subur pada daerah
yang beriklim tropis. Citrus aurantifolia
Class Magnoliopsida
merupakan salah satu tanaman yang berasal dari
Ordo Sapindales
Famili Rutaceae dengan genus Citrus. Citrus
Famili Rutaceae
aurantifolia memiliki tinggi sekitar 150-350 cm
Genus Citrus
dan buah yang yang berkulit tipis serta bunga
Spesies C. aurantifoliaberwarna putih. Tanaman ini memiliki
kandungan garam 10% dan dapat tumbuh subur pada tanah yang kemiringannya
sekitar 30o (Rukmana, 2003).

Gambar 1. Jeruk Nipis

Gambar 2.1 Jeruk nipis

2.2 Minyak Atsiri Jeruk Nipis


Pada jeruk nipis, khususnya di bagian kulit buah, terdapat kandungan minyak
atsiri yang terdiri dari berbagai komponen seperti terpen, sesquiterpen, aldehida,
ester, dan sterol. Rincian komponen minyak atsiri kulit jeruk nipis adalah sebagai
berikut: limonena (82,06%), β pinene (7,29%), β mirsena (4,59%), β linalool
(1,61%), α pinena (1,59%), terpineol (0,30%), α elemena (0,21%) (Agusta, 2000).
Keterangan dari berbagai pustaka menyebutkan bahwa minyak atsiri jeruk nipis,
bermanfaat sebagai antibakteri (Dalimartha, 2000). Yang diduga merupakan
senyawa antibakteri adalah limonena, linalool, dan mirsen dimana bekerja dengan
menghancurkan membran sel bakteri (Pasqua et al., 2007).

2.3 Antimikroba
Antimikroba adalah bahan-bahan yang digunakan untuk memberantas infeksi
mikroba pada manusia. Obat-obatan yang digunakan untuk membasmi
mikroorganisme yang menyebabkan infeksi pada manusia, hewan ataupun
tumbuhan harus bersifat toksisitas selektif artinya obat atau zat tersebut harus
sangat toksis terhadap mikroorganisme penyebab penyakit tetapi relatif
4

tidaktoksis terhadap jasad inang atau hospes (Djide, 2008). Antimikroba dapat
bersifat: (Djide, 2008)
1. Bakteriostatika, yaitu zat atau bahan yang dapat menghambat atau
menghentikan pertumbuhan mikroorganisme (bakteri)
2.Bakteriosida, yaitu zat atau bahan yang dapat membunuh mikroorganisme
(bakteri).
Mekanisme penghambatan antibakteri dapat dikelompokkan menjadi lima,
yaitu menghambat sintesis dinding sel mikrobia, merusak keutuhan dinding sel
mikrobia, menghambat sintesis protein sel mikrobia, menghambat sintesis
asamnukleat, dan merusak asam nukleat sel mikroba. (Sulistyo, 1971).

2.4 Deodoran
Deodoran adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk menyerap
keringat, menutupi bau badan dan mengurangi bau badan (Rahayu, et al.,2009).
Deodoran dapat juga diaplikasikan pada ketiak, kaki, tangan dan seluruh tubuh
biasanya dalam bentuk spray (Egbuobi, et al., 2013).
5

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian


Jenis penelitian ini adalah penelitan kepustakaan (library research), yaitu
serangkaian penelitian yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka,
atau penelitian yang obyek penelitiannya digali melalui beragam informasi
kepustakaan (buku, artikel online, jurnal ilmiah). Adapun sifat dari penelitian ini
adalah analisis deskriptif, yakni penguraian secara teratur data yang telah
diperoleh, kemudian diberikan pemahaman dan penjelasan agar dapat dipahami
dengan baik oleh pembaca.

3.2 Sumber Data


Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder merupakan data yang diperoleh bukan dari pengamatan langsung, akan
tetapi, data tersebut diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
peneliti-peneliti terdahulu. Sumber data sekunder yang dimaksud berupa buku dan
laporan ilmiah primer atau asli yang terdapat di dalam artikel atau jurnal (tercetak
dan/atau non-cetak) berkenaan dengan minyak atsiri jeruk nipis untuk pembuatan
deodorant alami. Pemilihan sumber didasarkan pada empat aspek, yakni: (1)
Provenance (bukti),yakni aspek kredensial penulis dan dukungan bukti,misalnya
sumber utama sejarah; (2) Objectivity (Objektifitas), yakni apakah ide perspektif
dari penulis memiliki banyak kegunaan atau justru merugikan; (3) Persuasiveness
(derajat keyakinan), yakni apakah penulis termasuk dalam golongan orang yang
dapat diyakini; dan (4) Value (nilai kontributif), yakni apakah argumen penulis
meyakinkan, serta memiliki kontribusi terhadap penelitian lain yang signifikan.

3.3 Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode dokumentasi. Metode dokumentasi merupakan metode pengumpulan data
dengan mencari atau menggali data dari literatur yang terkait dengan apa yang
dimaksudkan dalam rumusan masalah. Data-data yang telah didapatkan dari
berbagai literatur dikumpulkan sebagai suatu kesatuan dokumen yang digunakan
untuk menjawab permasalahanyang telah dirumuskan.

3.4 Metode Analisis


Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis data
yang telah terkumpul untuk meningkatkan pemahaman penelitian tentang kasus
yang diteliti dan mengkajinya sebagai temuan bagi orang lain. Analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis anotasi bibliografi (annotated
bibliography). Anotasi berarti suatu kesimpulan sederhana dari suatu artikel, buku,
jurnal, atau beberapa sumber tulisan yang lain, sedangkan bibliografi diartikan
sebagai suatu daftar sumber dari suatu topik. Dari kedua definisi tersebut, anotasi
6

bibliografi diartikan sebagai suatu daftar sumber-sumber yang digunakan dalam


suatu penelitian,dimana pada setiap sumbernya diberikan simpulan terkait dengan
apa yang tertulis di dalamnya. Terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam
suatu analisis anotasi bibliografi. Ketiga hal tersebut adalah: (1) Identitas sumber
yang dirujuk; (2) Kualifikasi dan tujuan penulis; (3) Simpulan sederhana
mengenai konten tulisan; dan (4) Kegunaan/pentingnya sumber yang dirujuk
dalam menjawab permasalahan yang telah dirumuskan.

3.5 Prosedur Penelitian


Terdapat empat prosedur yang digunakan dalam peneltian ini. Tiga prosedur
tersebut yakni: (1) Organize, yakni mengorganisasi literatur yang akan ditinjau/di-
review. Literatur yang di-review merupakan literatur yang relevan/sesuai dengan
permasalahan. Adapun tahap dalam mengorganisasi literatur adalah mencari ide,
tujuan umum, dan simpulan dari literatur dengan membaca abstrak, beberapa
paragraf pendahuluan, dan kesimpulannya, serta mengelompokkan literatur
berdasarkan kategori-kategori tertentu; (2) Synthesize, yakni menyatukan hasil
organisasi literatur menjadi suatu ringkasan agar menjadi satu kesatuan yang padu,
dengan mencari keterkaitan antar literatur; (3) Identify, yakni mengidentifikasi
isu-isu kontroversi yang dimaksud adalah isu yang dianggap sangat penting untuk
dikupas atau dianalisis, guna mendapatkan suatu tulisan yang menarik untuk
dibaca;dan (4) Formulate, yakni merumuskan pertanyaan yang membutuhkan
penelitian lebih lanjut.
7

BAB IV. HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS

Langkah pertama yang dikerjakan adalah menyusun bibliografi kerja,


bibliografi kerja, mengenai bahan sumber utama yang akan dipergunakan untuk
kepentingan penelitian, seperti, PubMed, Science Direct, Scopus, dan Elsevier
yang isinya berkaitan dengan minyak atsiri jeruk nipis untuk pembuatan
deodorant alami. Kemudian kami mengatur waktu dengan merencanakan
pencarian jurnal ilmiah, buku, dan artikel online dengan minimal 5 jurnal perhari.
Selanjutnya dilakukan pembacaan jurnal dan dipadukan teori yang ada pada
sumber utama. Tahap selanjutnya menganalisis segala temuan dari berbagai
bacaan, berkaitan dengan kekurangan tiap sumber, kelebihan atau hubungan
masing-masing tentang wacana yang dibahas di dalamnya. Sumber data yang
didapatkan adalah sumber data sekunder berupa buku dan laporan ilmiah primer
atau asli yang terdapat di dalam artikel atau jurnal (tercetak dan/atau non-cetak)
berkenaan dengan minyak atsiri jeruk nipis untuk pembuatan deodorant alami

4.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian


Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan penelitian kualitatif
deskriptif kepustakaan karena mengandalkan teori-teori dan data dari jurnal ilmiah
dan artikel online, serta buku sebagai literatur

4.2 Strategi Pencarian Literatur


Penelusuran artikel publikasi pada Science Direct, Scopus, Elevier, Proquest
dan Pubmed, menggunakan kata kunci yang dipilih yakni: bau badan, penyebab
bau badan, bakteri yang ada di ketiak, zat berbahaya di deodoran konvensional,
bakteri di ketiak, antibakteri, minyak atsiri jeruk nipis, formulasi deodoran alami.
Artikel atau jurnal yang sesuai dengan kriteria diambil untuk selanjutnya
dianalisis. Literature Review ini menggunakan literatur terbitan tahun 1990-2020
yang dapat diakses full text dalam format pdf dan scholarly (peer reviewed
journals). Kriteria jurnal yang direview adalah artikel jurnal penelitian berbahasa
Indonesia dan Inggris. Kriteria jurnal yang terpilih untuk review adalah jurnal
yang didalamnya terdapat tema hubungan minyak atsiri jeruk nipis untuk
pembuatan deodoran alami.

4.3 Sintesis Data


Literature Review ini disintesis menggunakan metode naratif dengan
mengelompokkan data-data hasil ekstraksi yang sejenis sesuai dengan hasil yang
diukur untuk menjawab tujuan Jurnal penelitian yang sesuai dengan list yang telah
dibuat, kemudian dikumpulkan dan dibuat ringkasan jurnal meliputi nama peneliti,
tahun terbit jurnal, negara penelitian,judul penelitian,metode dan ringkasan hasil
atau temuan. Ringkasan jurnal penelitian tersebut dimasukan ke dalam tabel
diurutkan sesuai alphabet dan tahun terbit jurnal dan sesuai dengan format
8

tersebut di atas. Untuk lebih memperjelas analisis abstrak dan full text jurnal
dibaca dan dicermati. Ringkasan jurnal tersebut kemudian dilakukan analisis
terhadap isi yang terdapat dalam tujuan penelitian dan hasil/temuan penelitian.
Analisis yang digunakan menggunakan analisis isi jurnal, kemudian dilakukan
koding terhadap isi jurnal yang direview. Data yang sudah terkumpul kemudian
dicari persamaan dan perbedaannya lalu dibahas untuk menarik kesimpulan.

4.4 Penulurusan Jurnal


Berdasarkan hasil penelusuran di Science Direct, Scopus, Elevier, Proquest
dan Pubmed, dengan kata kunci bau badan, penyebab bau badan, bakteri yang ada
di ketiak, zat berbahaya di deodoran konvensional, bakteri di ketiak, antibakteri,
minyak atsiri jeruk nipis, formulasi deodoran alami, peneliti menemukan 4586
jurnal yang sesuai dengan kata kunci tersebut. Sebanyak 323 jurnal dari jurnal
yang ditemukan sesuai kata kunci pencarian tersebut kemudian dilakukan skrining,
76 jurnal dieksklusi karena tidak tersedia artikel full text. Asesment kelayakan
terhadap 247 jurnal full text dilakukan, jurnal yang duplikasi dan tidak sesuai
kriteria dilakukan eksklusi sebanyak 160, sehingga didapatkan 87 jurnal full text
yang dilakukan review.

4586 jurnal ditemukan lewat internet


sesuai kata kunci

323 jurnal dilakukan skrining 76 jurnal dieklusi

160 jurnal full text dieklusi


247 jurnal full text dilakukan
karena duplikasi dan tidak
asasemen kelayakan
sesuai kriteria

87 jurnal full text dilakukan review

Gambar 4.4. Diagram alur review jurnal


4.5 Potensi Hasil
Minyak atsiri jeruk nipis memiliki kandungan senyawa utama yang bersifat
antibakteri, yaitu limonene yang akan mendenturasi dan menginaktifkan protein
pada bakteri dan mengakibatkan terganggunya metabolisme sehingga bakteri
menjadi mati. Maka dari ini deodorant sustainable beauty ini dapat menjadi
potensi besar sebagai alternatif deodorant alami yang tentunya lebih aman dan
terbuat dari bahan alami berupa minyak atsiri jeruk nipis dan dapat dijadikan
sebuah artikel ilmiah.
9

BAB V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan narrative review yang disusun menunjukkan bahwa minyak
atsiri jeruk nipis memiliki kandungan senyawa utama yang bersifat antibakteri.
Limonene merupakan senyawa terbanyak yang terkandung dalam minyak atsiri
kulit jeruk nipis merupakan metabolit sekunder. Limonene sebagai antibakteri
bekerja dengan cara merusak struktur dinding sel sehingga dapat menggangu kerja
transport aktif dan kekuatan proton yang terdapat membran sitoplasma bakteri,
sehingga limonen akan mendenturasi dan menginaktifkan protein seperti enzim.
Oleh sebab itu, dinding sel bakteri mengalami penurunan permeabilitas yang
menyebabkan kerusakan sehingga terganggunya transport ion organik pada
bakteri dan mengakibatkan terganggunya metabolisme sehingga bakteri menjadi
mati.

5.2 Saran
Perlu dilakukan pengujian secara kuantitatif tentang aktivitas antibakteri agar
dapat memperkuat hasil analisis narrative review yang dilakukan.
10

DAFTAR PUSTAKA

Agusta, A. 2000. Minyak Atsiri Tumbuhan Tropika Indonesia. Penerbit ITB


Bandung, hal. 1823, 89.
Dalimartha, S. 2000. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 2. Jakarta: Trubus
Agriwidya.
Djide, M. N., Sartini. 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi Farmasi. Lembaga
Penerbitan Unhas (Lephas). Makassar.
Egbuobi, R. C., Ojiegbe, G. C., Dike-ndudim, J. N., dan Enwun, P. C. 2013.
Antibacterial Activities of different brands of deodorants marketed in
owerrri, imo state, Nigeria. African Journal of clinical and experimental
microbiologi. 14 (1): 14-16.
Ismanto, A, E. dan Wilianto, R. 2010. Prarencana Pabrik Limonen dari Limbah
Kulit Jeruk Kapasitas 15 Ton/Hari. Skirpsi. Universitas Katolik Widya
Mandala, Surabaya.
Lailiyah, M. Sukmana, P. H. dan Yudha, E. P. 2019. Formulasi Deodoran Roll On
Ekstrak Daun Waru (Hibiscus tiliaceus L.) pada Konsentrasi 3%; 5%; 8%
dan Uji Aktivitas terhadap Bakteri Staphylococcus aureus. Cendekia
Journal of Pharmacy. 3 (2):106-114.
Pasqua, RD., Hoskins N., Betts G. 2007. Membrane Toxicity of Antimicrobial
Compounds from Essential Oils. J Agric Food Chem., 55(12):4863-70.
Rahayu, S., Sherley, & Indrawati, S. 2009. Deodorant-antiperspirant. Naturakos
IV BPOM RI. Jakarta.
Rizqiyana, N. Oom, K. Ike, Y. 2014. Formulasi Deodoran Roll On Ekstrak Daun
Beluntas (Pluchea indica L.) sebagai Antibakteri terhadap Staphylococcus
epidermidis. Progam Studi Farmasi FMIPA. Universitas Pakuan. Bogor.
Rukmana, R. 2003. Jeruk Nipis, Prospek Agribisnis, Budidaya dan Pascapanen.
Kanisius. Yogyakarta.
Salma, A. Sari, M. W. Budiyanto, E. Zuliyanti, L. dan Astuti, R. D. 2012.
Pemanfaatan Ekstrak Daun Kenikir (Tagetes erectus) sebagai Alternatif
Anti Bakteri Staphylococcus epidermidis pada Deodoran Perfume Spray.
Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
Sari, M. A. Masfiyah. dan Chodijah. 2012. Uji Efektivitas Aromaterapi Ekstrak
Kulit Buah Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia) terhadap Jumlah Bakteri Udara.
Jurnal Sains Medika. 4 (1):71–77.
Shahtalebi M.A. Mustafa G. Farzan A. Shiri N. Shokri D. and Syed A.F. 2013.
Deodorant effects of a sage extract stick: Antibacterial activity and sensory
evaluation of axillary deodorancy. Journal of Research in Medical Sciences.
18 (10): 833-839.
Sulistyo. 1971. Farmakologi dan Terapi. EKG. Yogyakarta.
Young, A. 1974. Practical Cosmetic Sciens. Mills dan Boon Limited. London.
11

LAMPIRAN
Lampiran 1. Rincian Penggunaan Dana
No Jenis Pengeluaran Rincian Biaya (Rp)
1 Kuota internet 3 Orang 1.662.750,00
2 Hard disk (media penyimpanan soft 1 Buah 1.050.500,00
file) + ongkos kirim
3. Buku Minyak Atsiri Ernest 2 Buah 321.000,00
Guenther Jilid 1 + ongkos kirim

4 Buku Kimia Minyak Atsiri 2 Buah 313.000,00


5 Buku EGC Formulasi & Teknologi 1 Buah 263.000,00
Kosmetik Vol 1
6 Buku Essential Oil Safety 1 Buah 350.000,00
7 Buku Staphylococcus Epidermidis : 1 Buah 279.000,00
Methods and Protocol by : Mark E
8 Buku Cetak - Citrus Oils : 1 Buah 150.000,00
Composition, Advanced Analytical
9 Antiperspirants and Deodorants 2nd 1 Buah 287.000,00
by : Karl Laden
10 Zoom Premium 1 Paket 278.000,00
Total 4.954.250,00

Lampiran 2. Bukti Pembayaran


12
13
14
15
16
17

Lampiran 3. Bukti Kegiatan


18
19
20
21
22
23

Anda mungkin juga menyukai