Anda di halaman 1dari 6

Nama: Rismawati

Tanggal Lahir: 07 juli 2003

Tempat lahir: sengkang

Agama: islam

Asal sekolah: skmn 1 wajo

“Malaikat kecil yang terlahir dari keluarga sederhana”

Nama aku firah. Aku terlahir dari keluarga yang sederhana,ayah dan ibu ku hanya lah
penjual sayuran dipasar, penghasilan ayah dan ibuku dengan berjualan sayur dipasar sudah
cukup buat kami bertiga makan sehari, tetapi tidak dengan biaya sekolahku. Karena itu lah
aku berpikir untuk mencari pekerjaan yang bisa mengurangi beban orang tua ku.
Di pagi hari yang cerah waktunya aku berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki, berjalan
sambil memikirkan kedua orang tua ku yang mencari nafka untuk makan sehar hari dan biaya
sekolah ku, aku bingung harus kerja apa dengan usia ku yang masih dibawah umur duduk di
bangku kelas 1 smp.

Sesampainya di depan gerbang sekolah firah tidak sengaja menabrak bi ina, bi ina yang
merupakan salah satu petugas kebersihan di sekolahnya.

“ maaf bi ina, firah tidak sengaja.”

“iya nak tidak apa apa, kamu kenapa nak melamun sambil berjalan itu tidak baik loh.”

“iya bi, tadi firah hanya memikirkan tentang ayah dan ibuku.”

“ emang nya kenapa, apa ada masalah?.”

“ tidak kok bi, firah hanya bingung cara membantu meringankan beban mereka. Karna firah
sadar beban mereka bertambah semenjak firah naik di bangku kelas 1 smp.”

“kalau begitu firah boleh bantu bantu bibi membersihkan halaman sekolah nanti bibi kasih
upah meskipun tidak seberapa yah.”

“ serius bi?, firah mau. Tapi gimana caranya bi Firahkan harus sekolah.?

“ nanti firah boleh bantu bibi sepulang sekolah yah. Agar pelajaran firah tidak terganggu.”

“makasih yah bi ina.” Sambil memeluk bi ina.

“ iya nak, yasudah sana masuk bel masuk sudah berbunyi.”


Hari demi hari pun di lalui oleh firah dengan membantu bi ina membersihkan halaman
sekolah setelah bel pulang sekolah berbunyi dengan upah yang tidak lah seberapa tetapi
sedikit demi sedikit firah kumpulkan agar bisa membantu meringankan beban orang tua nya.
Firah tidak pernah merasakan lelah dan letih sedikitpun karna semangat dan tujuan nya
sangatlah penting baginya. Meskipun kedua orang tuanya tidak mengetahui hal itu.Karna
kedua orang tua nya membanting tulang pagi hingga malam.

Sesampainya dirumah, ternyata putrinya sudah tidur.

“ bu, ini uang buat hari ini dari hasil jualan sayuran tadi. Cuman segini yang kita dapat bu.”
Sembari memberikan uang kepada istrinya buat biaya kebutuhan sehari hari.”

“ iyah yah. Nda papa yang penting kan kita sudah berusaha, masalah hasil rejeki kita serahin
semuanya kepada tuhan.”

Dan ternyata Firah terbangun dan mendengarkan pembicaraan ayah dan ibunya yang
bersyukur dengan apa yang telah didapatkan hari ini dengan raut wajah yang tersenyum.

Keesokan harinya, sepulang sekolah fira tiba-tiba melihat nenek tua yang sendirian di pinggir
jalan raya yang kelihatan kesulitan dan kebimbangan. Firah pu menghampiri nenek tersebut.

“nek, ada yang bisa saya bantu nek?” tanya firah

“iyanak, nenek tidak tau jalan pulang”. Nenek juga sangat kelaparan

Aku tidak tau harus berbuat apa. Tanpa berpikir panjang lebar aku langsung mengajak nenek
pulang bersamaku.

“ kalau begitu nenek tinggal saja sementara dirumah saya, Nenek mau.?

“apa nenek tidak merepotkan?

“tidak kok nek mari kita pulang kerumah.”

Sesampainya di rumah firah langsung menyuruh nenek buat masuk duduk dan memberinya
makan.

“ nek, mari kita makan sama- sama ini hanya seadanya yah nenek ndk papa.”

“ iyyanak, nenek tidak masalah yang penting nenek makan. Makasih nak.”

“ iyya nek sama-sama,”

“ kalau boleh tau nenek namanya siapa?”

“nama nenek, nenek ami nak”


“ohiya nenek ami, sesudah makan nenek istrahat dulu yah dikamar ku sambil menunggu
ayah dan ibuku pulang”

Sambil menuggu ayah dan ibuku pulang dari pasar. Aku membersihkan rumah sementara
nenek terbaring dikamar tidurku.akhirnya ayah dan ibuku pulang dari pasar,

“Assalamualaikum, firah ayah dan ibu pulang.”

“waalaikumsalam, ayah tadi pas dijalan firah bertemu nenek tua dia lupa alamat rumahnya
jadi terpaksa fira membawahnya pulang sekarang dia sedang istrahat dikamar. Ayah ibu tidak
keberatankan.?

“ iyanak ibu dan ayah tidak masalah, malahan ibu dan ayah bangga sama kamu nak, kamu
peduli sama orang yang tidak kamu kenal. Sambil ibu memelukku.”

Nenek ami di rawat sebaik mungkin di kelurga kecil ku ini dan memngangapnya seperti
keluarga sendiri. sampai ingatanya pulih kembali dan mengingat alamat tempat tinggganya.

Hari demi hari dilalui, tetapi ingatan nenek ami tersebut tidak mengalami perubahan sama
sekali kami pun bingung gimana cara mengatahui alamat dan tempat tinggal nenek ami. Ayah
dan ibuku juga memikirkan kondisi kelurganya yang mencarinya. Kami pun berusaha
membantu nenek ami agar cepat pulih ingatanya.

Pada suatu hari ayah dan ibuku pergi berjualan dipasar kampung sebelah, dan semntara aku
berangkat kesekolah, dan seperti biasa kami meninggalkan nenek ami di rumah sendirian.
Ayah dan ibu ku berpikir dengan berjualan sayuran di kampung sebelah siapa tau mereka bisa
mendapatkan tambahan rejeki yang dapat membiayai kami dan nenek.

Sesampainya di pasar kampung sebelah, semua pedagang heboh membicarakan berita


pencarian nara pidana yang kabur dari penjara yang terlibat kasus pencurian. Ayah dan ibuku
tidak mementingkan soal berita itu karna tujuanya ke mari hanya lah berjualan, tetapi ketika
pedagang disebelah ibuku berbicara tentang nara pidana yang kabur dari penjara itu adalah
seorang nenek tua. Ayah dan ibu ku langsung kaget dan terkejut.

“yah, apa yang di maksud nenek tua itu nenek ami? Dengan wajah ketakutan

“bu, kita tidak boleh mencurigai seseorang apalagi nenek ami kan selama ini nenek ami baik
dan kita tidak pernah kehilangan apapun dirumah selama ini kan.”

“ iya juga pah, yasudahlah mana mungkin juga nenek ami.” Dengan wajah yang ketakutan
dan gelisah

Ayah dan ibuku tetap berjualan tanpa mementingkan omongan pedagang itu.
Pada hari ini firah pun Di sekolah ternyata mendapatkan peringkat 1 dikelas nya. Ketika bel
pulang sekolah berbunyi fira langsung terburu buru untuk pulang kerumah secepatnya dan
menunjukkan piala yang di dapatkan dari hasil kerja keras nya belajar untuk membanggakan
kedua oang tuanya.

Ayah dan ibuku pasti bangga kepadaku dan hadiah yang kudapatkan ini semua untuknya.
Dan ku berpikir akan menyisihkan sepucut surat untuknya yang berisi:

Ayah ibuu...aku sangat bangga karna terlahir jadi putri mu, meskipun dari keluarga
sederhana tapi aku bahagia karna kau membanting tulang siang dan malam hanya untuk
mencukupi segala kebutuhanku. Fira hanya bisa membantu dari hasil upah yang di berikan
bi ina meskipun itu tidak seberapa. kesederhanaan ini membangkitkan semangatku belajar
sampai bisa megangkat derajat mu ayah ibu. Semoga setiap tetesan air mata dan kerigat mu
yang kau keluarkan hanya untuk membahagiakan ku senantiasa berkah dan menjadi lautan
untukmu di surga kelak. aku sangat menyayangimu ibu ayah. Kupersembahkan hadiah ini
hanya untukmu.

Ketika sampai dirumah ternyata ibu dan ayahku belum lah kembali. Aku menuju kekamarku
dan mendengarkan suara yang berasal dari kamar ibu dan ayahku. Aku lansung memeriksa
apa yang sedang terjadi. Ternyata nenek ami di dalam kamar ayah dan ibuku.

“nek ami, apa yang sedang kau lakukan dikamar ayah dan ibuku? Tanya firah ke nenek ami

“ha ha ha kau sangat lugu nak kecil kau tidak melihat aku sedang mencuri uang tabungan
ayah dan ibumu.” Dengan tertawa keras dan kejam

“tidak kusangka nenek ami sejahat ini, ayah dan ibuku sudah mengisinkan nenek ami tinggal
disini dan merawat nenek ami sebaik baiknya tetapi kenapa nenek ami bisa berbuat sejahat ini
kepada keluargku. Ini tidak baik nek ini dosa.”

“ husttt,aku tidak peduli semua itu. hentikan menceramahiku atau akan kubunuh kau hidup
hidup.” Kata nenek ami Sambil mengarahkan pisau yang di pegangnya ke wajah firah

Firah pun tidak akan membiarkan rencana nenek ami berhasil karna itu firah berteriak keras
meminta pertolong.

“tolong....”

“tolong.... ada pencuri”


(Ternyata Ayah dan ibunya pun sudah tiba di dekat rumah dan mendengarkan jeritan
anaknya yang meminta pertolongan. Mereka pun terburu buru membuka pintu rumahnya dan
mencari anaknya.)

“ firah. Nak kamu dimana? Tanya ayah sambil cemas

“firahh sayang kamu dimana?

(Dan akhirnya ketika ibu nya melihat darah yang mengalir keluar dari pintu kamarnya.)

“ yah, ini darah apa? tanya ibu sambil ketakutan

Mereka langsung membuka pintu kamar tersebut. Mereka terkejut melihat putrinya yang
terbaring di lantai dengan tusukan pisau dilehernya ,ternyata darah yang mengalir keluar dari
pintu kamarnya adalah darah yang bercucuran keluar dari leher putrinya.

Penyesalan pun telah mereka rasakan setelah melihat putri nya tewas dibunuh oleh nenek
ami. Mereka tidak meyangka nenek ami bisa melakukan semua ini, meskipun mareka sudah
berbuat baik tetapi balasan yang diberikan nenek ami kepada keluarganya sangat
menyedihkan dan berat untuk diterimanya.

Tiba saatnya mereka pun melihat sepucut surat dan piala yang terletak tidak jauh dari
putrinya.mereka pun langsung membuka dan membaca sepucut surat yang di tulis putrinya
sebulum tiada. Air mata mereka mengalir deras setelah membaca isi surat yang dibuat
putrinya yang tersayang. Mereka pun mengetahui bahwa selama ini putrinya menysihkan
waktunya sehabis pulang sekolah untuk bekerja demi meringankan beban kedua orang tua
nya. Firah adalah malaikat kecil yang sudah dititipkan kepadanya.

Ketika kita berbuat baik kepada seseorang, malah dibalas dengan perbuatan kejahatan
Seperti hanya dalam peribahasa air susu dibalas dengan air tuba.
mereka pun menjalani semuanya dengan keikhlasan dan kesabaran.mereka tidak menuntut
segala kebaikanyang telah di berikan ke nenek ami karna mereka percaya bahwa rencana
tuhan jauh lebih baik kedepanya, dan semua yang di berikan hanyalah titipan semata seperti
malaikat kecil mareka yang telah tiada.

Anda mungkin juga menyukai