Anda di halaman 1dari 2

Arif Tirta Hamdanai / 19133200027 / A1 Manajemen

1.  Kelompok formal adalah kumpulan 2 orang atau lebih yang mengikatkan diri dengan tujuan
yang sama secara sadar dengan hubungan kerja yang rasional Contohnya, sekolah. Sedangkan
Kelompok informal adalah Kumpulan 2 orang atau lebih yang melakukan kegiatan bersama
dengan tujuan yg sama secara tidak disadari Contohnya, study tour.

2. Alasan dibentuknya kelompok


a. Kebutuhan interaksi sosial
b. Kebutuhan akan keamanan
c. Kebutuhan akan status
d. Kedekatan ditempat kerja
e. Tujan bersama

3. Pengambilan keputusan/decision making dapat didefinisikan sebagai proses menentukan pilihan


dari berbagai alternatif (Greenberg dan Baron, 2003). Pengambilan keputusan merupakan salah
satu tanggung jawab setiap eksekutif, terlepas dari bidang fungsi dan tingkat manajemen.

4. Faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi aspek tertentu saja dari proses pengambilan
keputusan
a. Nilai/value, Nilai adalah panduan yang digunakan oleh individu ketika dihadapkan pada
situasi di mana dirinya harus membuat suatu pilihan. Dalam pengambilan keputusan
yang etis manajer akan dipandu oleh nilai-nilai yang dimiliki. Misalnya
mempertimbangkan hak orang lain, berpedoman nilai luhur, dan memenuhi standar
perilaku.
b. Kecenderungan terhadap risiko/propensity for risk Setiap orang mempunyai
kecenderungan yang berbeda, ada yang rendah dan ada yang tinggi. Orang akan lebih
bersedia dan berani menerima risiko ketika menjadi bagian anggota dari suatu kelompok
ketimbang individu.
c. Potensi timbulnya discmansi/potential for diddonance. Pasca pengambilan keputusan
sering kali muncul adanya suatu kecemasan dan kemajuan terhadap keputusan yang
dibuat. Kecemasan disebut oleh Festinger dengan disonansi kognitif. Apabila disonansi
terjadi, maka cara terbaik untuk mengurangi adalah mengakui bahwa telah terjadi
kesalahan dalam mengambil keputusan. Namun cara ini jarang dilakukan karena
sebagian orang tidak bersedia mengakui kesalahan dan mencari cara lain untuk
mendukung keputusan.
d. Peningkatan komitmen/excolation for commitment. Peningkatan komitmen, adalah
bertambahnya kesetiaan terhadap keputusan sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk
mengubah keputusan yang dianggap buruk atau merugikan yang sudah diputuskan
sebelumnya menjadi keputusan yang bermanfaat.

5. Model pengambilan keputusan rasional


a. Mengenali masalah. Untuk mengenali masalah para manajer dapat menggunakan
beberapa metode, yaitu pertama adalah petunjuk historis. Metode ini mengasumsikan
bahwa masa lalu yang sudah terjadi merupakan perkiraan terbaik untuk masa depan.
Kedua, metode perencanaan. Metode ini lebih sistematis dan lebih akurat karena
menggunakan metode proyeksi atau skenario. Ketiga, mengenali masalah berdasarkan
persepsi orang lain.
b. Menghasilkan solusi-solusi alternatif. Langkah selanjutnya adalah menghasilkan
alternatif solusi, untuk keputusan terprogram biasanya sudah tersedia aturan atau
prosedur baku, tetapi untuk keputusan tidak terprogram manajer harus kreatif untuk
menghasilkan alternatif solusi.
c. Memilih solusi. Manajer pada umunya mengambil keputusan dengan memilih alternatif
yang memiliki nilai terbesar, yaitu memaksimumkan manfaat yang diharapkan dari
suatu hasil.
d. Mengimplementasikan solusi. Pada tahap awal implementasi seringkali manajer
membuat tiga kecenderungan yang dapat mengurangi efektivitas implementasi, yaitu (1)
ada suatu kecenderungan bahwa manajer tidak memastikan kepada orang-orang untuk
memahami apa yang harus mereka lakukan; (2) ada kecenderungan untuk tidak
memastikan penerimaan dan motivasi yang harus dilakukan; dan (3) ada kecenderungan
untuk tidak menyediakan sumber daya yang sesuai misalnya waktu, staf, dan informasi
untuk mengimplementasikan suatu keputusan.
e. Mengevaluasi solusi. Tujuan evaluasi adalah untuk menilai efektivitas solusi. Jika solusi
efektif maka akan mengurangi kesenjangan antara kenyataan yang terjadi dengan apa
yang diharapkan.

Anda mungkin juga menyukai