Makalah Bahasa Indonesia Berbasis Karya Ilmiah
Makalah Bahasa Indonesia Berbasis Karya Ilmiah
OLEH :
WD ALAMSYAH
DOSEN : KARTIJAN
SEMESTER 1 / MANAJEMEN
I
BAB I
PENDAHULUAN
II
dalam bentuk yang lebih pendek dari tulisan aslinya
dengan berpedoman pada keutuhan topik dan gagasan
yang ada didalam tulisan aslinya. Pekerjaan
merangkum tidak ubahnya dengan pekerjaan
memangkas-memangkas atau membuang-buang yang
tidak perlu.
Dari latar belakang masalah tersebut, penulis akan
membahas lebih lanjut tentang resensi dan
rangkuman.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa defenisi resensi dan tujuan resensi?
2. Bagaimana sistematika dan contoh resensi?
3. Apa defenisi rangkuman dan tujuan rangkuman?
4. Bagaimana sistematika dan contoh rangkuman?
1.3 Tujuan penulisan
1. Mengetahui defenisi dari resensi dan rangkuman.
2. Mengetahui sistematika resensi dan rangkuman.
3. Mengetahui tujuan dari resensi dan rangkuman.
III
BAB II
PEMBAHASAN
IV
Sedangkan resensi menurut penulis adalah sebuah
tulisan dalam bentuk sederhana yang berisi penilaian
atau komentar terhadap sebuah karya.
2.2. Tujuan resensi
Menurut zaenal arifin dan Amran dan tasai (2008:236)
tujuan resensi yaitu:
1. Penulis resensi ingin menjembatani keinginan atau
selera penulis kepada pembacanya.
2. Penulis resensi ingin menyampaikan informasi kepada
pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya yang
dirensesikan itu layak mendapat sambutan masyarakat
atau tidak.
3. Penulis resensi berupaya memotivasi pembacanya
untuk membaca buku tersebut secara langsung.
4. Penulis resensi dapat pula mengkritik, mengoreksi,
atau memperlihatkan kualitas buku, baik kelebihan
maupun kekurangannya.
5. Penulis resensi mengharapkan memperoleh
honorarium atau imbalan dari media cetak yang
membuat resensinya, baik majalah maupun surat.
V
1) Landasan filosopi penulisan
Keinginan penulis tidak semuanya tertuang
dalam karangan, misalnya misi, visi, dan hakikat
penulisan. Untuk itu, penulis resensi harus
memahami sepenuhnya tujuan dari pengarang
aslinya dengan mengkaji landasan filosopi yang
dijadikan dasar penulisan.
2) Harapan pembaca
Pembaca akan melihat gambaran keseluruhan
isi, informasi tentang buku dan kualitas buku
tanpa melihat dahulu buku tersebut.
3) Harapan penulis dan pembaca
Resensi berupaya mengomunikasikan harapan
pembaca dan penulis akan adanya buku yang
berkualitas.
4) Materi tulisan
Penulis resensi harus memaparkan materi yang
ada dalam buku yang akan mencapai target
sasaran pembacanya.
VI
2. Pendahuluannya berisi perbandingan dengan karya
sebelumnya bioografi pengarang, atau hal yang
berhubungan dengan tema atau isi.
3. Isi buku
Ulasan isi buku mencakup :
1) Tujuan penulisan buku, yang umumnya
dicantumkan pada bagian pendahulunya.
2) Isi buku secara umum yang terlihat dari daftar isi
dan pendahuluan.
3) Penilaian kualitas isi, yang didasari kriteria
kesahihan, kebermanfaatan, keandalan,
kebaruan, kelebihan, kekurangan, keaslian,
kelangkaan, dan sebagainya; dapat pula
membandingkan buku yang diresensikan dengan
buku lain baik yang ditulis oleh penulis yang sama
maupun berbeda.
4. Bahasa dalam resensi hendaklah bahasa yang denotatif
karena ingin menyajikan fakta secara ilmiah dan
objektif. Resensi harus menerapkan kaidah ejaan yang
disempurnakan, pilihan dan bentukan kata yang tepat,
kalimat yang efektif, dan paragraf yang padu dengan
penalaran yang logis. Lain halnya karangan fiksi, cerita
fiksi lebih mengandalkan konotasi. Dengan kata
tersebut, penulis dapat leluasa membangkitkan
imajinasi pembacanya (Arifin, 2010:238)
5. Organisasi buku berkaitan dengan cara-cara penataan
ide buku. Organisasi dapat diulas dari segi kepaduan,
urutan, keruntutan, kelogisan, dan kesistematisan.
VII
6. Metode dan pendekatan
Penyajian materi yang sistematis dengan metode yang
mudah dipahami. Misalnya, urutan penyajian konsep,
kasus, aplikasi, kreativitas, dan evaluasi merupakan
cara (metode) yang mudah dipahami sehingga
menambah daya tarik pembacanya. Selain itu, akan
memberi daya tarik jika pendekatan penulisannya jelas
dan mudah dipahami, misalnya, buku ini (bahasa
indonesia; mata kuliah pengembangan kepribadian
diperguruan tinggi) menggunakan pendekatan berbasis
kompetensi dan pendekatan taksonomi bloom :
kognitif, psikomotorif, dan afektif (Widjono, 2011:301).
2.5. Sistematika Resensi
Menurut Zaenal Arifin dan Amran Tasai (2008:238)
Sistematika resensi adalah sebagai berikut:
1. Cantumkan tema atau judul karya yang diresensi.
2. Sebutkan nama pengarang, judul karya, penerbit,
tempat terbit, jumlah bab, dan jumlah halaman.
3. Kemukakan sistematika, bahasa, dan ringkasan karya
yang diresensi.
4. Jelaskan kualitas karya yang diresensi, kekuatan dan
kelemahannya, serta perbedaannya dengan karya
sejenis yang sudah ada.
5. Sampaikan pendapat dan simpulkan penulis resensi
secara pribadi.
6. Tuliskan identitas si penulis resensi.
VIII
2.6. Contoh Resensi
Judul : Koala kumal
Penulis : Raditya dika
Tanggal terbit 2015: 17 Januari
Penerbit : Gagas media
Tebal halaman : 250 hlm
Proses berubah menuju kedewasaan adalah hal yang
lumrah bagi penulis. Perubahan itu bakal terasa kepada
pembaca setia yang memang dari awal mengikuti karya sang
penulis. Reaksinya pasti bermacam-macam, ada yang makin
nge-fans pada sang penulis, tapi kebanyakan yang terjadi
adalah kecewa berat dan malah mencaci maki pada penulis.
Biasanya ini terjadi kepada penulis yang karya perdananya
langsung meledak. Persis seperti yang terjadi diranah musik.
Mungkin anda sudah tahu yang saya maksud adalah Arctic
monkeys. Perubahan drastis yang dibuat mereka pada album
AM malah membuat nama mereka semakin harum. Apakah
raditya dika termasuk dalam kategori sukses instan pada
karya perdana? Jelas. Kambing jantan menggebrek dengan
menawarkan sesuatu yang beda; komedi kasar yang
merupakan adaptasi langsung dari blognya raditya dika.
Tapi, apakah koala kumal-nya Raditya dika bisa menjadi
seperti AM-nya Arctic monkeys?
Raditya Dika, yang akrab disapa Dika, akhirnya merilis
buku ketujuhnya yang berjudul koala kumal. Ini merupakan
hal yang sangat ditunggu-tunggu oleh penggemarnya,
karena sudah tahun dia absen menulis buku. Di tiga tahun
IX
terakhir, dia disibukkan oleh proyek serial populer malam
minggu miko dan film dari adaptasi novel-novelnya, dia
berperan sebagai penulis skenario, pemain, sekaligus
sutradara.
Kenapa diberi judul koala kumal? Dibab terakhir,
dika menjelaskan tentang patah hati. Tentang orang yang
dulunya saling memberi rasa nyaman, namun saat bertemu
lagi perasaan itu sudah berubah total. Persis seperti seekor
koala yang bermigrasi dari hutan tempat tinggalnya, namun
saat kembali koala itu kebingungan karena hutan yang
pernah jadi rumahnya habis dibabat manusia. Karena itulah,
buku ini diberi judul koala kumal. Mayoritas isinya bercerita
tentang patah hati, tentang rasa yang pernah ada, dan
tentang kenyamanan yang punah ditelan cinta yang baru.
Koala kumal sedikit lebih tipis dibandingkan buku
sebelumnya, manusia setengah salmon. Selain kembali
menggunakan judul binatang, kali ini pun Dika meneruskan
konsep “komedi pakai hati” miliknya. Kedewasaan dan
kematangan pun semakin terlihat disini. Struktur bahasa pun
semakin rapi. Jelas saja, dengan usia yang sudah 30 tahun,
Raditya dika berangsur-angsur menghilangkan kata-kata
kasar dan tidak baku seperti yang biasa ditemukan dibuku-
buku sebelumnya. Sebenarnya tidak penting membicarakan
struktur bahasa dalam sebuah buku komedi. Namun,
perbedaan itu semakin jelas. Sangat berbeda jauh dengan
kambing jantan, buku pertama dika yang sangat selengean
dan hancur-hancuran, dalam segi bahasa.
Namun, apakah dengan patah hati sebagai tema
utama dan kedewasaan membuat koala kumal tidak lucu
X
lagi? Justru disitulah, kepiawaian Dika bekerja. Lucu tidak
harus dengan komedi kasar. Komedi pakai hati pun bisa,
begitulah prinsip Dika. Dan memang terbukti benar. Anda
tidak perlu khawatir dengan sense of comedy-nya Raditya
Dika bakal meluntur seiring dengan menuanya dia. Namun
jangan harap komedi koala kumal bakal serusak dan sekasar
kambing jantan dan babi ngesot. Ini serius.
Kesimpulannya, koala kumal sangat layak untuk dibeli
dan dibaca. Banyak pelajaran dapat kita petik dari koala
komal, terutama bagi yang baru saja patah hati. Patah hati
adalah proses menuju kedewasaan. Seiring patah hati tidak
berarti kita harus putus asa mengejar cinta. Cinta butuh
perjuangan, perjuangan itu adalah mempertahankan
kenyamanan.
XI
Rangkuman menurut Djuharni, 2001 Rangkuman
merupakan hasil aktivitas kegiatan merangkum. Rangkuman
tersebut dapat diartikan ialah sebagai suatu hasil
merangkum atau meringkas sebuah tulisan atau
pembicaraan menjadi suatu uraian yang lebih singkat
dengan melalui perbandingan secara proporsional antara
bagian yang dirangkum dengan rangkumannya. Rangkuman
tersebut juga dapat pula diartikan sebagai hasil merangkai
atau juga menyatukan pokok-pokok pembicaraan atau
tulisan yang terpencar dalam bentuk point atau pokoknya
saja.
XII
2.9. Teknik atau langkah membuat rangkuman
Dalam membuat sebuah rangkuman diperlukan yang
namanya teknik atau cara merangkum. Dibawah ini
merupakan teknik atau tata cara dalam merangkum bacaan,
langkah-langkahnya ialah sebagai berikut :
1. Bacalah semua teks bacaan kemudian tandailah bagian
yang dianggap sangat penting.
2. Kemudian tuliskan informasi yang kamu anggap
penting itu dengan informasi pendukung.
3. Setelah itu buatlah kerangka kemudian kembangkan
menjadi sebuah rangkuman.
4. Kemudian bacalah kembali hasil rangkuman yang kamu
buat dengan teks bacaan asli, maka kamu akan melihat
kelebihan dari sebuah rangkuman tanpa merubah
makna dari teks bacaan yang kamu rangkum.
XIII
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Rangkuman dapat diartikan sebagai suatu hasil
merangkum atau meringkas suatu tulisan atau pembicaraan
menjadi suatu uraian yang lebih singkat dengan
perbandingan secara proporsional antara bagian yang
dirangkum dengan rangkumannya.
XIV
DAFTAR PUSTAKA
XV
XVI
XVII
XVIII
XIX
XX
XXI
XXII
XXIII
XXIV