Selama ini persoalan tanah dan pengadaan lahan merupakan masalah yang selalu menghambat penyediaan
infrastruktur dalam negeri. Penyediaan infrastruktur terhambat lambannya proses pembebasan lahan.Untuk
menanggulangi hal tersebut Pemerintah harus berani mengambilalih masalah pembebasan lahan agar proyek-
proyek infrastruktur yang ditawarkan bisa direalisasikan. Misalnya, pembangunan proyek 24 jalan tol yang
sebagian menyasar trans Jawa masih mandek karena kesulitan membebaskan lahan.
Sementara itu permintaan lahan kawasan industri pada 2011 terus mengalami peningkatan. Menurut survei
Colliers International, penyerapan lahan industri kuartal 1-2011 seluas 344 hektare setara dengan 63%
realisasi penjualan lahan industri 2010 yang mencapai 543 hektare. Pasokan lahan industri terbesar akan
berasal dari wilayah Karawang, sekitar 36% dari total lahan industri. Sedangkan sisanya berasal dari
sejumlah kawasan lainnya, seperti Bekasi 26%, Serang 21%, Jakarta 10%, Tangerang 5% dan Bogor 2%.
Derasnya aliran investasi investasi asing ke Indonesia memicu lonjakan permintaan lahan dibandingkan
periode sama tahun lalu.
Harga jual rata-rata lahan di kawasan industri mencapai Rp 800.000 per meter persegi, atau US$91,8 per
meter persegi. Total penjualan lahan industri antara Januari-Maret 2011 mencapai 344 hektare.Dari enam
kawasan industri seperti, Karawang, Bekasi, Serang, Jakarta, Tangerang dan Bogor, Kawasan Industri
Suryacipta mendominasi transaksi penjualan lahan industri hingga 50%. Transaksi penjualan terbesar
dilakukan oleh Suryacipta dengan menjual seluas 81 hektare lahan pada perusahaan perusahaan asal Jepang
yang bergerak di sektor otomotif. Selain Suryacipta, transaksi penjualan lahan dilakukan oleh Delta Silicon
sebesar 24%, Bekasi Fajar 8%, KI1C 8%, Greenland 4%, Kota Bukit Indah 2%, Kota Bukit Indah-Indotaisei
1%, Modem Cikande 1%, Krakatau Industrial Estate Cilegon 1%, dan MM2100 Industrial Town 1%.
Berkaitan dengan penguasaan lahan untuk kepentingan berbagai proyek swasta maupun BUMN, dalam hal
ini PT Media Data Riset merasa perlu untuk menyusun Daftar Peraturan Pertanahan di Indonesia, 2011.
Dalam Daftar Peraturan ini, dimuat berbagai peraturan yang berkaitan dengan pertanahan meliputi, Undang-
Undang No. 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, Undang-Undang No. 4 Tahun
1996 Tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah, Undang-
Undang No. 3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara, Undang-Undang No.28 Tahun 2009 Tentang Pajak
Daerah Dan Retribusi Daerah, serta kebijakan-kebijakan lainnya di sektor pertanahan.
Daftar Peraturan Pertanahan di Indonesia 2011 ini, disusun dalam bentuk buku setebal 800 halaman (2 buku)
dan kami tawarkan seharga Rp 4.500.000 (empat juta lima ratus ribu rupiah) per-copy dalam versi Bahasa
Indonesia. Untuk pemesanan dan informasi lebih lanjut dapat menghubungi PT Media Data Riset melalui
Telepon (021) 809-3140, 809-6071, Fax (021) 809-3140, 809-6071, atau email : info@mediadata.co.id.
Formulir pemesanan kami lampirkan bersama penawaran ini.
***
FORMULIR PEMESANAN
PT MEDIA DATA RISET
Jl. SMA XIV, No. 12 A WS
Cawang–UKI, Jakarta 13630
Phone : (021) 809-6071, 809 3140
Fax : (021) 809-6071, e-mail : info@mediadata.co.id
PENAWARAN
DAFTAR PERATURAN PERTANAHAN DI INDONESIA, 2011
Juni, 2011
Edisi Bahasa Indonesia
Nama
(Mr/Mrs/Ms)
Position
Nama Perusahaan
NPWP No.
Alamat
Telepon Fax :
Tanda Tangan
Tanggal
Harga :
Edisi Bhs. Indonesia - Rp 4.500.000 (Empat juta lima ratus ribu rupiah)
Pembayaran ( √ ) :
Cash
Cheque
Transfer to - PT MEDIA DATA RISET
AC. NO. 070 000 534 0497
BANK MANDIRI CAB. DEWI SARTIKA
JAKARTA