2018
N-amino Earthworm Extract
ABSTRAK
Metode yang digunakan adalah hidrolisis biokimia yang mengandalkan aktivitas enzim
dari mikroorganisme. Penelitian ini menggunakan Response Surface Methodology
dalam analisis dengan 2 faktor yang mempengaruhi kelarutan protein yaitu waktu
inkubasi (pelarutan) (2, 4, 6 hari) dan pelarut (larutan garam berkonsentrasi) (2%, 4%,
6%) dengan konsentrasi bahan utama (cacing tanah) sebesar 15%. Solusi optimal
penelitian ini yaitu pada konsentrasi garam 6% dengan waktu inkubasi selama 6 hari.
Hasil verifikasi yang dilakukan menghasilkan nilai respon N-amino sebesar 0,84% dan
respon Padatan Terlarut Total sebesar 65 g/L dengan desirability 0,821. Respon N-
amino membentuk model kuadratik dan respon Padatan Terlarut Total membentuk
model 2FI dengan persamaan variabel sebenarnya Y = -2,262 + 13,354 X1 + 2,654 X2
– 0,938 X1X2.
ABSTRACT
This research used Response Surface Methodology (RSM) with 2 factors that affect
solubility of proteins such as incubation time (dissolving time) (2, 4, 6 days) and solvent
(salt solution (2%, 4%, 6%) and the concentration of main ingredients (earthworms) is
15%. The optimal solution in this research is on 6% of salt concentration and 6 days of
incubation time. The results of the verification conducted yielded value of N-amino 0.84%
and total dissolved solids 65 g/L with 0.821 desirability point. N-amino and the total
dissolved solids deviation in a sequence are 5.95% and 7.63%. N-amino has quadratic
model and total dissolved solids has 2FI model with the actual variable equation Y =-
2.262 13.354 x 1 X 2 – X1X2 0.938 2.654.
17
JFLS vol 2 no 1 17 – 27. 2018
N-amino Earthworm Extract
vermikompos (Sharma et al., 2005). Hal dengan proses salting-in dan salting-out.
ini menunjukkan bahwa kandungan Menurut Maqueda et al. (2013), salting-
protein cacing dapat lebih dimanfaatkan in terjadi saat konsentrasi garam yang
selain dalam bentuk segar. Pemanfaatan digunakan rendah, sehingga akan
yang dapat dilakukan salah satunya meningkatkan kelarutan protein dalam
adalah mengekstrak kandungan protein larutan garam. Faktor lainnya yang
cacing tanah (L. rubellus). mempengaruhi adalah waktu inkubasi.
Ekstraksi protein dapat dilakukan Menurut Shao et al. (2013), waktu
dengan hidrolisis protein. Hidrolisis memberikan hubungan terhadap hasil
protein ada dua, yaitu secara enzimatik kelarutan berupa pola naik turunnya
(hidrolisis biokimia) dan pemecahan ekstrak, pada beberapa hari pertama
ikatan peptida dalam kondisi asam atau ekstrak yang dihasilkan akan menurun,
basa kuat (hidrolisis kimia). Hidrolisis kemudian meningkat dan menurun di
biokimia menggunakan aktivitas enzim hari terakhir. Menurut Istiqomah
yang dihasilkan oleh mikroorganisme (2014), semakin lama waktu inkubasi
atau bahan. Hidrolisis protein secara maka semakin besar kadar N-aminonya
enzimatis didapatkan dengan dan akan mengalami penurunan
melakukan perendaman pada NaCl dan kelarutan setelah mencapai kondisi
dilakukan dialisis dengan air (Cheung optimum.
dan Wanasundara, 2014). Metode Faktor konsentrasi garam dan
hidrolisis biokimia merupakan metode waktu inkubasi di atas dapat dilakukan
yang sederhana karena mengandalkan optimasi untuk menghasilkan ekstrak
aktivitas enzim dari mikroorganisme protein yang optimal. Hatta dkk (2006)
sehingga dapat menghemat biaya menunjukkan bahwa waktu inkubasi
operasional dibandingkan hidrolisis yang paling optimal pada kisaran hari
kimia (Soeka dkk, 2008). Menurut Seo ke 0 hingga hari ke 3, namun pada hari
et al. (2016), proses ini memanfaatkan ke 7 perbedaan tidak berbeda jauh.
enzim, mikroorganisme, dan proses Kadar NaCl yang digunakan yaitu
perpindahan senyawa sehingga dapat sebesar 2%. Menurut Suliman et al.
menghasilkan senyawa yang akan (2006), faktor terbaik pada kisaran pH
diambil. Menurut Soeka dkk (2008), 5-12 dan konsentrasi NaCl 0,2-0,6 M.
pelarutan protein secara anaerob Handayani dkk (2007) menunjukkan
melibatkan aktivitas enzim yang bahwa kadar gugus amino bebas
dipengaruhi oleh konsentrasi substrat, meningkat seiring dengan
konsentrasi enzim, pH, dan lamanya bertambahnya konsentrasi NaCl hingga
reaksi. Menurut Kramer et al. (2012), 15% b/b. Penelitian ini akan
faktor lain yang mempengaruhi mempelajari tentang faktor konsentrasi
kelarutan protein yaitu kekuatan ion, garam dan waktu inkubasi yang
suhu, dan pelarut tambahan. Untuk mempengaruhi proses pelarutan cacing
mendapatkan ekstrak yang optimal tanah (Lumbricus rubellus) secara
maka perlu dilakukan pengoptimalan anaerob.
terhadap faktor-faktor yang
mempengaruhi. METODE PENELITIAN
Faktor yang mempengaruhi Bahan
adalah konsentrasi garam. Suliman et al. Bahan utama yang digunakan
(2006) menunjukkan bahwa proses dalam penelitian, yaitu cacing tanah
pelarutan dipengaruhi oleh pH dan Lumbricus rubellus segar dari peternak
konsentrasi NaCl. Hal ini berkaitan cacing di Desa Gading Kulon,
18
JFLS vol 2 no 1 17 – 27. 2018
N-amino Earthworm Extract
19
JFLS vol 2 no 1 17 – 27. 2018
N-amino Earthworm Extract
ditutup dengan lem bakar dan selotip diukur dengan gelas ukur sebanyak 10
untuk menutup cela udara dari tutup ml dan dimasukan ke dalam erlemeyer,
toples, selang kedua dimasukan ke kemudian ditetesi indikator PP 1%
tabung reaksi berisi air dengan sebanyak 1-3 tetes. Sampel dititrasi
desinfektan untuk melihat udara yang dengan NaOH 0,1 N hingga terjadi
keluar dan keadaan telah anaerob. perubahan warna menjadi merah muda.
Reaktor disimpan pada tempat yang Sampel yang telah dititrasi ditambahkan
telah diaseptiskan pada suhu ruang larutan formol (formaldehid) 1 mL dan
selama waktu inkubasi 1 hari 4 jam 8 diamkan selama 5 menit, kemudian
menit (1,172 hari), 2 hari, 4 hari, 6 hari, dititrasi dengan NaOH 0,1 N sampai
dan 6 hari 19 jam 53 menit (6,828 hari), berwarna merah muda.
banyaknya reaktor sesuai dengan Perubahan volume dicatat dan
kombinasi komposit terpusat, kemudian dilakukan perhitungan dengan rumus
pada waktu yang telah ditentukan sebagai berikut,
sampel akan diambil dari reaktor 𝑇𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑓𝑜𝑟𝑚𝑜𝑙 = 𝐴 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 − 𝐵 𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜
𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑥 𝑁 𝑥 14,008
sebanyak yang diperlukan setiap 𝑁𝑎𝑚𝑖𝑛𝑜 (%) = 𝑥 100%
ujinya.Larutan sampel disaring dengan 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 10
kertas saring untuk memisahkan Keterangan,
padatan dan ekstrak. A = ml NaOH sampel
B = ml NaOH blanko
d. Uji padatan terlarut total (SNI 06- N = N NaOH (0,1 N)
6989.27-2005)
Tahapan pengujian padatan Analisis Data
terlarut total, yaitu sampel uji diukur Pengolahan data hasil penelitian
50-100 mL, dimasukkan ke dalam alat (total protein (N-amino) dan padatan
penyaring dengan kertas saring. Hasil terlarut total) menggunakan program
saringan diambil sebanyak 10-20 mL. Design Expert 10.0.1 Trial Version.
Hasil saringan dipindahkan ke cawan Data dimasukan dalam rancangan
dengan berat tetap, kemudian diuapkan komposit terpusat 2 faktor dengan 2
hingga kering. Cawan dengansampel respon, yaitu total protein (nilai formol)
kering dipanaskanpada oven suhu dan total padatan terlarut.
180oC ± 2oC selama ±1 jam. Cawan
didinginkan dalam desikator, dan Verifikasi Hasil Optimal
kemudian cawan sgera timbang dengan Hasil solusi optimal diverifikasi
neraca analitik. Perhitungan dilakukan dengan cara melarutkan cacing tanah (L.
dengan rumus, sebagai berikut, rubellus) sesuai perlakuan optimal hasil
𝑔 𝐵 − 𝐴 𝑥103 prediksi permukaan respon dan
𝑃𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑇𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = dilakukan pengujian terkait total protein
𝐿 𝑚𝐿 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜
Keterangan: terlarut (N-amino) dan padatan terlarut
A = berat tetap (g) cawan kosong total. Hasil tersebut dibandingkan antara
setelah pemanasan 180oC; nilai prediksi permukaan respon yang
B = berat tetap (g) cawan berisi padatan didapat dengan nilai aktualnya.
terlarut total setelah pemanasan180oC.
HASIL DAN PEMBAHASAN
e. Uji protein terlarut (N- Respon N – Amino
amino)(Morais et al., 2013) Kadar N-amino hasil dari
Tahapan pengujian N-amino, yaitu pelarutan protein cacing tanah
dengan menyaring hasil pelarutan untuk (Lumbricus rubellus) dengan faktor
dijadikan sampel pengujian. Sampel konsentrasi garam dan waktu inkubasi
20
JFLS vol 2 no 1 17 – 27. 2018
N-amino Earthworm Extract
21
JFLS vol 2 no 1 17 – 27. 2018
N-amino Earthworm Extract
22
JFLS vol 2 no 1 17 – 27. 2018
N-amino Earthworm Extract
23
JFLS vol 2 no 1 17 – 27. 2018
N-amino Earthworm Extract
24
JFLS vol 2 no 1 17 – 27. 2018
N-amino Earthworm Extract
25
JFLS vol 2 no 1 17 – 27. 2018
N-amino Earthworm Extract
26
JFLS vol 2 no 1 17 – 27. 2018
N-amino Earthworm Extract
27