Anda di halaman 1dari 5

Nama : Liza Natalia

NIM: E1F020048
Kelas : 4B

Resume
“ PAUD HI “

PAUD Holistik Integratif adalah penanganan anak usia dini secara utuh (menyeluruh) yang
mencakup layanan gizi dan kesehatan, pendidikan dan pengasuhan, dan perlindungan, untuk
mengoptimalkan semua aspek perkembangan anak yang dilakukan secara terpadu oleh berbagai
pemangku kepentingan di tingkat masyarakat, pemerintah daerah, dan pusat.

Tujuan PAUD Holistik Integratif, secara umum adalah terselenggaranya layanan Pengembangan
Anak Usia Dini Holistik-Integratif menuju terwujudnya anak Indonesia yang sehat, cerdas, ceria,
dan berakhlak mulia; sedangkan secara khusus adalah: (1) terpenuHolistik Integratifnya
kebutuhan esensial anak usia dini secara; (2) terlindunginya anak dari segala bentuk kekerasan,
penelantaran, perlakuan yang salah, dan eksploitasi di manapun anak berada; (3)
terselenggaranya pelayanan anak usia dini secara terintegrasi dan selaras antar lembaga layanan
terkait, sesuai kondisi wilayah; dan (4) terwujudnya komitmen seluruh unsur terkait yaitu orang
tua, keluarga, masyarakat, Pemerintah dan Pemerintah Daerah

Pelaksanaan PAUD HOLISTIK INTEGRATIF dilakukan secara simultan, sistematis,


menyeluruh, terintegrasi dan berkesinambungan untuk mendukung tumbuh kembang yang
optimal demi mewujudkan anak yang sehat, cerdas, dan berkarakter sebagai generasi masa depan
yang berkualitas dan kompetitif.

Menurut dr. Fasli, pengembangan PAUD holistik integratif juga bertujuan memenuHolistik
Integratif 5 pilar hak anak. Mulai dari hak anak untuk terHolistik Integratifndar dari penyakit,
serta hak terpenuHolistik Integratif kecukupan gizi agar dapat bereksplorasi dan
mengembangkan kemampuan otaknya dengan maksimal. Selain itu, anak juga perlu distimulasi
sedini mungkin, mendapatkan pengasuhan yang baik, serta hak mendapatkan perlindungan dari
kekerasan fisik dan psikologis.

Layanan PAUD holistik integratif ini meliputi pengembangan karakter, pengembangan aspek
dalam bidang agama dan moral, motorik kasar dan halus, kognitif, serta bahasa dan sosial-
emosional. Metode ini juga menekankan layanan kesehatan dan gizi, serta stimulasi. Selain itu,
layanan PAUD ini memiliki konsep program berbasis keluarga dan komunitas.
Penerapan Layanan PAUD Holistik Iintegratif di Satuan PAUD
1. Layanan Pendidikan
Layanan pendidikan sebagai layanan dasar yang diselenggarakan di satuan PAUD untuk
mengembangkan berbagai potensi anak yang mencakup nilai-nilai agama dan moral, fisik-
motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosional, dan seni. Penyelenggaraan layanan pendidikan
mengacu pada standar Nasional PAUD, kurikulum 2013 PAUD, dan acuan lainnya yang
dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

2. Layanan Kesehatan, Gizi dan Perawatan


a. Layanan kesehatan, gizi, dan perawatan di Satuan PAUD menjadi bagian dari Kurikulum
Tingkat Satuan PAUD yang diwujudkan dalam kegiatan rutin.
• Memberi fasilitas kepada tenaga Medis untuk melakukan Deteksi Dini Tumbuh
Kembang (DDTK)/ Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK), perbaikan gizi, seperti pemberian vitamin A, pemberian imunisasi,
pemeriksaan kesehatan mata, telinga, dan mulut anak.
• Berkoordinasi atau meminta bantuan kepada Penilik/Holistik
Integratifmpaudi/IGTKI/ tokoh masyarakat apabila memerlukan bantuan untuk
perluasan jaringan kemitraan, termasuk apabila memerlukan nara sumber atau
fasilitas lainnya.

3. Layanan Pengasuhan
Pengasuhan pada satuan PAUD dilakukan bekerjasama dengan orang tua melalui
program Parenting, diisi dengan kegiatan :
a. KPO (Kelompok Pertemuan Orangtua) seperti penyuluhan, diskusi, simulasi, seminar
tentang pertumbuhan dan perkembangan anak, pengenalan makanan lokal yang sehat,
pembiasaan perilaku Holistik Integratifdup bersih dan sehat (PHBS), penanggulangan
kecacingan, penggunaan garam beryodium, pencegahan penyakit menular, dan lain-
lain.
b. Konsultasi antara guru dan orangtua berkaitan dengan pertumbuhan dan
perkembangan anak.
c. Keterlibatan orangtua di dalam kelas misalnya membantu menata lingkungan main,
membuat media pembelajaran, menjadi model profesi sesuai dengan tema
pembelajaran.
d. Keterlibatan orangtua dalam menyediakan program makan bersama secara bergilir
sesuai rekomendasi ahli gizi tentang penyediaan menu makanan dengan pemenuhan
gizi seimbang.
e. Keterlibatan orangtua di luar kelas misalnya menjadi panitia kegiatan lapangan, dan
menyediakan PMT.
f. Kegiatan bersama keluarga
4. Layanan Perlindungan
Perlindungan anak harus menjadi bagian dari Misi lembaga, artinya semua anak yang ada
di Satuan PAUD harus terlindung dari kekerasan fisik dan kekerasan non fisik, antara lain
:
a. Memastikan lingkungan, alat, dan bahan main yang digunakan anak dalam kondisi aman,
nyaman dan menyenangkan.
b. Memastikan tidak ada anak yang terkena bully atau kekerasan fisik ataupun ucapan oleh
teman, guru, atau orang dewasa lainnya di sekitar Satuan PAUD.
c. Mengenalkan kepada anak bagian tubuh yang boleh disentuh dan yang tidak boleh
disentuh.
d. Mengajarkan anak untuk dapat menolong dirinya apabila mendapat perlakuan tidak
nyaman, misalnya meminta pertolongan atau mengHolistik Integratifndari tempat dan
orang yang dirasakan membahayakan.
e. Semua area di satuan PAUD berada dalam jangkauan pengawasan guru.
f. Semua anak mendapat perhatian yang sama sesuai dengan kebutuhan dan kondisinya.
g. Memastikan semua guru terbiasa ramah, menghormati, menyayangi, serta peduli kepada
semua anak dengan tidak mecap atau melabelkan sesuatu pada anak.
h. Menumbuhkan situasi di area Satuan PAUD penuh keramahan, santun, dan saling
menyayangi.
i. Memastikan saat anak pulang sekolah dalam posisi aman (ada orang dewasa yang
mendampingi)
j. Menangani dengan segera ketika anak mengalami kecelakaan yang terjadi di Lembaga
PAUD.

5. Layanan Kesejahteraan
Layanan kesejahteraan diartikan bahwa Satuan PAUD memperhatikan setiap anak
terpenuHolistik Integratif kebutuhan dasarnya yakni kepastian identitas, kebutuhan fisik
dan kebutuhan rohani.
Dasar Hukum Tempat Penitipan Anak ( TPA ) :

- Merujuk pada Pasal 1 angka 1 Permensos 2/2008, penitipan anak atau Taman Penitipan
Anak (“TPA”) adalah lembaga pelayanan sosial anak yang memberikan pelayanan
holistik dan integratif kepada anak balita yang berusia di atas 3 bulan sampai dengan
sebelum 5 tahun berupa perawatan dan pengasuhan, pemenuhan gizi, bimbingan sosial,
mental spiritual, stimulan edukatif, permainan, dan rekreasi.
- Apabila merujuk pada Pasal 1 angka 7 Permendikbud 84/2014, TPA adalah salah satu
bentuk satuan Pendidikan Anak Usia Dini (“PAUD”) jalur pendidikan nonformal yang
menyelenggarakan program pendidikan bagi anak sejak lahir sampai dengan 6 tahun
dengan prioritas sejak lahir sampai dengan usia 4 tahun.
- Sementara itu, yang dimaksud dengan PAUD dalam Pasal 1 angka 1 Permendikbud
84/2014 adalah:
Pendidikan Anak Usia Dini yang selanjutnya disingkat PAUD adalah suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 (enam) tahun
yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan
dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut.
- Berdasarkan Pasal 19 ayat (1) Permendikbud 84/2014, TPA sebagai program pendidikan
nonformal dapat diselenggarakan oleh satuan pendidikan nonformal dalam bentuk pusat
kegiatan belajar masyarakat, majelis taklim, atau satuan pendidikan nonformal sejenis,
dengan terlebih dahulu mengajukan izin penyelenggaraan program.
- Lebih lanjut, ketentuan untuk mendapatkan izin penyelenggaraan TPA sama dengan
ketentuan pendirian untuk satuan PAUD sebagaimana diatur dalam Permendikbud
84/2014.
- Pendirian satuan PAUD yang diselenggarakan oleh pemerintah kabupaten/kota
ditetapkan oleh bupati/walikota atas usul kepala dinas sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Dasar Hukum: Kitab Undang-Undang Hukum Perdata; Peraturan Menteri Sosial Nomor
02/HUK/2008 tentang Syarat dan Tata Cara Pendirian Taman Penitipan Anak dan
Kelompok Bermain; Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 84 Tahun
2014 tentang Pendirian Satuan Pendidikan Anak Usia Dini.

Dasar Hukum Kelompok Bermain ( KB ) :


Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional
mengamanatkan bahwa, “Pendidikan di Taman Kanak-kanak adalah suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut”.
- Undang-undang Dasar 1945
- Undang-undang Nomor 4 Tahun 1974 tentang Kesejahteraan Anak
- Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak pasal 4 dan pasal 8
- Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
- Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
- Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana -
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-2009
- Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 tahun 2005 tentang Organisasi dan -
Tata Kerja Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah Departemen Pendidikan –
Nasional
- Rencana strategis Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2005-2009.

Dasar Hukum Taman Kanak ( TK ) :


Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan
bahwa, “Pendidikan di Taman Kanak-kanak adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan
kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani
agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”.
Dasar Hukum :
1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak sebagaimana telah
diubah dengan Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014;
3. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
sebagaimana telah diubah, terakhir dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 Tentang Pendidikan Agama
dan Pendidikan Keagamaan;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 48 tahun 2008 Tentang Pendanaan
Pendidikan;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan, sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 2010;
8. Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2013 tentang Pengembangan Anak
Usia Dini Holistik Integratif;
9. Peraturan Presiden Nomor14 Tahun 2015 tentang Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan;

Anda mungkin juga menyukai