Hinalah, duhai,
insan dan leta,
Daif, binasa, hamba dan beta,
Engkaulah Raja takhta dan geta,
Hari dibongkar semua sengketa.
Pencipta insan!
hanya pada-Mu,
Hatiku nyaman, dipuput salju,
Dunia haloba, rawan dan sendu,
Begitu liar memusnahkanku.
Kerambil tinggi
mula bergoyang,
Buahnya jatuh ke ladang orang,
Tempurung ada di tepi longkang,
Tupai gemirang menyambut siang.
Aci bertanam
apek membubu,
Bermula hidup hilir dan hulu,
Namun kasmaran menahan rindu,
Bahgia bumi yang tak terbagi.
“Apalah isi di
bawah sana?”
Angan s’orang yang masih bernyawa;
“Apalah gambar apalah rupa?
Sengeri ini, Tuhan, kenapa?”