Anda di halaman 1dari 24

Nama : ANANTA LOGISYA

NIM : 19040704097

Kelas : 2019C

TUGAS HUKUM ACARA PIDANA

1. Kasus
Sugiono menemui Notaris Ister Angeli dikantornya dengan tujuan untuk mengurus
sertifikat tanah Hak Guna Bangunan (HGB) yang masih atas nama Didik Biyanto, pada
saat bertemu Ister Angeli, Sugiono juga memperlihatkan Surat Pernyataan dari Didik
Biyanto tertanggal 1 Juni 2019 yang oleh Didik Biyanto tidak merasa pernah membuat
dan tidak pernah bertanda tangan pada Surat Pernyataan tersebut. Sugiono meminta
kepada Ister Angeli untuk membuat Surat Pengalihan Penguasaan atas bidang tanah dan
disanggupi oleh Ister Angeli kemudian setelah Surat Pengalihan Penguasaan atas
bidang tanah yang diminta oleh Sugiono tersebut telah selesai dibuat, Ister Angeli
membawa Surat Pengalihan Penguasaan atas bidang tanah tersebut dirumah Sugiono di
Jalan Waduk Gondang, Kelurahan Gondanglor, Kecamatan Sugio, Kota Lamongan
dengan tujuan agar Surat Pengalihan Penguasaan atas bidang tanah tersebut
ditandatangani oleh Sugiono dan saksi-saksi. Surat Pengalihan Penguasaan atas bidang
tanah tersebut telah ditandatangani oleh Sugiono tetapi belum ditandatangai olehDidik
Biyanto. Ister Angeli menyuruh pegawainya Bachrul membawa Surat Pengalihan
Penguasaan atas bidang tanah tersebut ke Kantor Kelurahan Gondanglor untuk
ditandatangani oleh Lurah Gondanglor meskipun Didik Biyanto belum bertandatangan
karena dari informasi Sugiono bahwa Didik Biyanto akan datang di Kota Lamongan.
Bahwa setelah Surat Pengalihan Penguasaan atas bidang tanah tersebut ditandatangani
oleh Lurah Gondanglor, Surat Pengalihan Penguasaan atas bidang tanah tersebut
selanjutnya dibawa oleh Bachrul ke Kantor Badan Pertanahan Negara Kota Lamongan
untuk dibuatkan sertifikat atas nama Sugiono. Pada tanggal 3 Juni 2020, Surat
Pengalihan Penguasaan atas bidang tanah tersebut telah menjadi Sertifikat dengan atas
nama Sugiono. Akibat perbuatan Sugiono tersebut Didik Biyanto mengalami kerugian
kurang lebih sebesar Rp.3.500.000.000 (tiga milyar lima ratus juta rupiah).
2. Tuntutan

KEJAKSAAN NEGERI LAMONGAN P-42


Jalan Raya Veteran No. 1 Lamongan
” UNTUK KEADILAN”
 
SURAT TUNTUTAN
No. Reg. Perkara : PDM – 1039 / EP.1 / 10 / 2021
 
Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Surabaya, setelah memperhatikan hasil
pemeriksaan persidangan dalam perkara pidana atas nama terdakwa :
Nama lengkap : Sugiono
Tempat lahir : Lamongan
Umur / tanggal lahir : 47 Tahun, 1 Januari 1974
Jenis kelamin : Laki-laki
Kebangsaan : Indonesia
Tempat tinggal : Jalan Waduk Gondang No.32 , Kelurahan Gondanglor, Kecamatan
Sugio, Kota Lamongan
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : Sarjana Strata 1 (Satu)
Penahanan : 5 september 2021

Berdasarkan Surat Pelimpahan Perkara Acara Pemeriksaan Biasa tanggal 14 September


2021 Nomor : B-2782/O.5.10/Ep.14/09/2021 dan Penetapan hari sidang Nomor :
3330/Pid.B/2020/PN.LMG tanggal 14 September 2021 terdakwa dihadapkan dipersidangan
dengan dakwaan telah melanggar Pasal Kesatu : Pasal 263 ayat (1) KUHP jo Pasal 55 ayat
(1) ke-1 KUHP atau Kedua : Pasal 263 ayat (2) KUHP atau Ketiga : Pasal 266 KUHP jo
Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

Fakta – Fakta yang terungkap dalam pemeriksaan persidangan secara berturut – turut
ditemukan keterangan saksi – saksi, petunjuk, keterangan terdakwa dan barang bukti sebagai
berikut :

Keterangan saksi – saksi :

Keterangan saksi - saksi yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :

1. Didik Biyanto : Pada pokoknya keterangan saksi sesuai BAP tanggal 5 September
2021 dan BAP Tambahan tanggal 14 September 2021 ; sebelum memberikan
keterangan dipersidangan saksi telah disumpah menurut agama Islam, pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut :

-Bahwa ada masalah tanda tangan saksi pada surat pengalihan hak atas sebidang
tanah;
- Bahwa tanda tangan saksi digunakan oleh terdakwa sekaligus yang merupakan
kakak saksi;
- Bahwa saksi tidak mengetahui pasti kapan dan dimana terjadinya tanda tangan saksi
ada di Surat Pengalihan Penguasaan atas sebidang tanah;
- Bahwa saksi baru tahu pada tanggal 26 Mei 2021 di Surabaya setelah diberitahu oleh
saudara kandung saksi;
- Bahwa awalnya saksi datang di Lamongan untuk mengurus rumah beserta sertifikat
HGB Nomor xx atas nama saksi di Jalan Waduk Gondang, Kelurahan Gondanglor,
Kecamatan Sugio, Kota Lamongan

- Bahwa ternyata sertifikat tersebut sudah dialihkan ke atas nama terdakwa sesuai
surat dari BPN Kota Lamongan;
- Bahwa pada saat itu saksi mengecek ke Kantor BPN Lamongan ternyata benar
adanya;
- Bahwa pada tahun 2021 saksi melaporkan kejadian ini di Kantor Polisi;
- Bahwa saksi tidak pernah menandatangani Surat Pengalihan hak atas tanah;
- Bahwa saksi telah melihat sertifikat HGB tersebut di Kantor Polisi dan sudah atas
nama terdakwa
- Bahwa saksi pernah meminjam uang kepada terdakwa sebesar Rp. 100.000.000,-
(seratus juta rupiah) dan Rp.200.000.000,- (dua ratus juta rupiah);
- Bahwa sampai sekarang uang tersebut belum saksi kembalikan;
- Bahwa uang tersebut bukan pembayaran tanah saksi yang tertuang dalam sertifikat
HGB, karena tidak pernah menjual tanahnya berdasarkan sertifikat HGB yang
dikuasai terdakwa;
- Bahwa saksi tidak tahu siapa yang membuat Surat pengalihan atas sebidang tanah ke
atas nama terdakwa;
- Bahwa saksi tidak tahu mengenai surat pernyataan;
- Bahwa kondisi bangunan saksi sampai sekarang ada perubahan yang awalnya
bangun rumah satu lantai sekarang sudah dua lantai;
- Bahwa yang menempati rumah saksi sekarang adalah H. Rayin anak dari terdakwa; -
Bahwa saksi mengalami kerugian sekitar tiga milyar setengah; Terhadap keterangan
saksi tersebut terdakwa;

2. BACHRUL : keterangan saksi pada pokoknya sesuai BAP tanggal 5 september 2021
dan BAP Tambahan tanggal 14 September 2021.

- Bahwa ada masalah saksi pernah mengantar Surat Pengalihan penguasaan tanah di
Kantor Lurah Banyu Urip;
- Bahwa awalnya pada saat saksi bekerja di Kantor Notaris ISTER ANGELI yang
beralamat di Jln. Pahlawan No.23, Kel. Tumenggungan, Kab.Lamongan;
- Bahwa saksi pernah diperintahkan oleh atasannya untuk mengantarkan surat tersebut
di Kantor kelurahan Gondanglor;
- Bahwa saksi sudah lupa hari dan tanggalnya mengantarnya yang jelas sekitar tahun
2018;
- Bahwa saksi tidak langsung bertemu dengan Lurah Gondanglor sehingga surat
tersebut dibawa pulang dan tidak kembalikan di Kantor sehingga surat tersebut saksi
simpam dalam tasnya;
- Bahwa kemudian satu minggu surat tersebut saksi bawa lagi ke kantro lurah
Gondanglor dan bertemu dengan Lurah Gondanglor namun Lurah tidak langsung
tanda tangani dengan karena harus bertemu dulu dengan terdakwa selaku pemohon;
- Bahwa dari hal tersebut saksi bawa surat tersebut ke rumah terdakwa dan pada saat
itu ditanda tangani oleh terdakwa;
- Bahwa kemudian saksi mengajak terdakwa ke Kantor Lurah Gondanglor akan tetapi
terdakwa sibuk sehingga saksi membawa surat tersebut dan ditanda tangani oleh
LurahGondanglor pada saat itu;
- Bahwa saksi tidak pernah ketemu dan melihat saksi Didik Biyanto;
- Bahwa saksi juga tidak kenal saksi Didik Biyanto dan terdakwa;
- Bahwa saksi melihat Surat pernyataan yang saksi bawa di Kantor Lurah, nanti
setelah di Kantor Lurah Gondanglor baru memperhatikan surat tersebut;
- Bahwa tujuan dan maksud saksi membawa Surat pengalihan penguasaan atas
sebidang tanah tersebut ke lurah Banyu Urip sebagai dasar penerbitan sebuah
sertifikat tanah;
- Bahwa saksi tidak mengetahui kenapa Kantor Notaris mengeluarkan Surat
pengalihan penguasaan atas sebidang tanah;
- Bahwa surat pengalihan penguasaan atas sebidang tanah setelah ditanda tangani,
saksi langsung membawa 1 (satu) map berkas tersebut;
- Bahwa kemudian besoknya saksi bawa berkas tersebut ke Kantor BPN untuk diurus
sertifikatnya;
- Bahwa BPN sudah mengeluarkan sertifikat tersebut atas nama terdakwa;

3. ISTER ANGELI : keterangan saksi pada pokoknya sesuai BAP tanggal 5 September
2021 dan BAP Tambahan tanggal 14 September 2021.

- Bahwa ada masalah tanda tangan diatas surat pengalihan hak tas tanah yang
dilaporkan oleh saksi Didik Biyanto;
- Bahwa saksi mengetahui karena surat pengalihan hak atas sebidang tanah tersebut
dibuat di Kantor saksi di Jl. Pahlawan No.23, Kel. Tumenggungan, Kec.Lamongan,
Kab. Lamongan;
- Bahwa waktu pembuatan surat pengalihan hak atas sebidang tanah dibuat saksi lupa;
- Bahwa Pemohon dalam hal ini terdakwa bertanda tangan di rumahnya setelah surat
tersebut bawakan di ruamahnya;
- Bahwa saksi Didik Biyanto tidak bertanda tangan didepan saksi dalam surat
pengalihan hak atas sebidang tanah;
- Bahwa kata terdakwa saksi Didik Biyanto sudah bertandatangan lebih duluan karena
menurut terdakwa saksi Didik Biyanto pernah datang di Lamongan dan bertanda
tangan sendiri;
- Bahwa yang bertanda tangan dalam surat pengalihan tersebut adalah terdakwa
sebagai pihak kedua atau pihak yang menerima penyerahan penguasaan tanah dan
saksi Didik Biyanto sebagai pihak pertama atau pihak yang mengalihkan penguasaan
atas sebidang tanah;
- Bahwa saksi tidak tidak dengan saksi Didik Biyanto; - Bahwa awalnya waktu
persisnya saksi sudah lupa, terdakwa datang di kantor saksi untuk mengurus balik
nama sertifikat miliknya;
- Bahwa selanjutnya terdakwa pulang dari kantor saksi, sekitar dua atau tiga hari baru
kemudian Surat pengalihan penguasaan sebidang tanah tersebut dibuat di kantor saksi;
- Bahwa setelah itu saksi mebawanya langsung ke rumah terdakwa di Jl. Waduk
Gondang, Kel. Gondanglor, Kec.Sugio, Kab.Lamongan;
- Bahwa surat pengalihan sebidang tanah tersebut saksi simpan di lemari
penyimpanan berkas;

Keterangan saksi Ad de-charge


Keterangan saksi ad de-charge pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :
1. Jefri : Keterangan saksi dipersidangan pada pokoknya sebagai berikut :
-Bahwa ada masalah saksi Didik Biyanto melaporkan terdakwa ke Kantor Polisi;
- Bahwa saksi tidak mengetahui kenapa saksi Didik Biyanto melapor ke kantor Polisi;
- Bahwa kapan dan dimana kejadian tersebut terjadi saksi tidak tahu;
- Bahwa saksi tidak tahu apa yang dalam surat pengalihan tanah tersebut;
- Bahwa saksi tidak tahu saksi Didik Biyanto meminjam uang kepada terdakwa;
2. Bisri : Keterangan saksi dipersidangan pada pokoknya sebagai berikut:
- Bahwa ada masalah tanda tangan saksi Didik Biyanto dipakai oleh terdakwa;
- Bahwa saksi tidak tahu kapan dan dimana kejadian tersebut;
- Bahwa saksi tidak tahu surat pengalihat sebidang tanah;
- Bahwa saksi tidak tahu yang membuat surat pengalihan hak atas tanah;
- Bahwa saksi tahu sertifikat HGB Didik Biyanto sudah dibalik setelah mendengar
informasi dari saksi Didik Biyanto lewat telpon;
- Bahwa sertifikat HGB milik saksi Didik Biyanto dibalik namakan atas nama
terdakwa;
- Bahwa saksi Didik Biyanto sekarang berdomisili di Surabaya;
- Bahwa saksi ditelpon oleh saksiDidik Biyanto dua tahun yang lalu;
- Bahwa saksi hanya memberitahukan kepada saksi Didik Biyanto mengenai
sertifikatnya kalau sudah dibalik namakan;
- Bahwa saksi tahu saksi Didik Biyanto pernah dikasih uang oleh terdakwa sebesar Rp.
200.000.000,- (duaratus juta rupiah), karena diberitahu oleh saksi Didik Biyanto; -
Bahwa saksi Didik Biyanto pernah keberatan setelah terdakwa menempati tanahnya;
 
Keterangan terdakwa
SUGIONO, pada pokoknya sesuai dengan BAP tanggal 5 September 2021; pada pokoknya
sebagai berikut :
-Bahwa terdakwa dilaporkan adanya peralihan hak sebidang tanah dari adiknya yang
bernama Didik Biyanto menjadi atas nama terdakwa;
- Bahwa kejadiannya terdakwa tidak tahu pasti hari, tanggal dan bulannya namun sekitar
tahun 2019 di Kantor Notaris Ister Angei/ saksiIster Angeli;
- Bahwa saksi Didik Biyanto tidak hadir dan tidak pernah bertanda tangan diatas surat
pengalihan hak atas sebidang tanah tersebut;
- Bahwa tujuan terdakwa ke tempat saksi Ister Angeli untuk proses balik nama dari HGB atas
nama saksi Didik Biyanto menjadi hak milik atas nama terdakwa;
- Bahwa di tempat Notaris/ saksi Ister Angeli terdakwa tidak menanda tangani surat
pengalihan hak atas sebidang tanah tersebut;
- Bahwa menurut penjelasan dari Notaris/ saksi Ister Angeli, baru mau diketik dulu suratnya
nanti besok katanya terdakwa dibawakan di rumahnya;
- Bahwa hari besoknya saksi Ister Angeli/ Notarisnya datang di rumah terdakwa dan
menyuruhnya menadatangani balanko surat pengalihan tersebut sehingga terdakwa menanda
tanganinya;
- Bahwa pada saat terdakwa menandatangani blanko surat pengalihan tersebut, hanya
terdakwa yang bertandatangan, pihak yang lain termasuk saksi belum tanda tangan atau
masih blanko kosong;
-Bahwa setelah terdakwa menandatangani blanko surat tersebut, terdakwa tidak pernah
berkomunikasi lagi sampai sertifikat hak milik atas nama terdakwa terbit;
- Bahwa dua sertifikat yang terdakwa serahkan kepada Notaris/ saksi Ister Angeli yang terbit
dulu sertifikat HGB saksi Didik Biyanto ke atas nama terdakwa;
- Bahwa menurut saksi Bambang Bimbang HGB tidak perlu tanda tangan saks iDidik
Biyanto;
- Bahwa terdakwa tidak tahu diatas surat pengalihan sebidang tanah, ada tanda tangan saksi
Didik Biyanto;
- Bahwa terdakwa tidak pernah tanda tangan diatas nama saksi Didik Biyanto pada surat
pengalihan atas sebidang tanah tersebut;
- Bahwa terdakwa tidak pernah ketemu dengan saksi Didik Biyanto di Kantor Notaris Ister
Angeli;
- Bahwa terdakwa tidak pernah memberikan identitas saksi Didik Biyanto kepada kantor
Notaris Ister Angeli;
- Bahwa terdakwa tidak mengenal atau mengetahui tanda tangan saksi Didik Biyanto diatas
Surat pengalihan sebidang tanah;
- Bahwa terdakwa dilaporkan ke kantor Polisi sekitar tahun 2020;
- Bahwa sebelum dilaporkan terdakwa pernah melihat surat pengalihan atas tanah pada saat
saksi Asmanto membawakannya ke rumah minta tanda tangan para saksi;
- Bahwa terdakwa pernah melihat surat pengalihan hak atas sebidang tanah tersebut di Kantor
Polisi;
- Bahwa terdakwa tidak pernah menyerahkan surat pengalihan hak atas sebidang tanah di
depan Notaris;
- Bahwa terdakwa pada saat menanda tangani surat pengalihan atas sebidang tanah di depan
Notaris hanya berdua yaitu terdakwa dengan Notaris;
- Bahwa terdakwa tidak tahu yang bermohon diatas surat pengalihan atas sebidang tanah
tersebut;
- Bahwa terdakwa tidak tahu proses penerbitan sertifikat HGB atas nama terdakwa; - Bahwa
terdakwa tidak pernah berhubungan dengan BPN;
- Bahwa terdakwa sudah tidak ingat lagi kapan menerima sertifikat atas nama terdakwa;
- Bahwa sertipikat HGB atas nama saksi Didik Biyanto berakhir tahun 2018;
- Bahwa terdakwa dilaporkan ke kantor Polisi terkait masalah penggunaan tanda tangan saksi
Didik Biyanto diatas Surat pengalihan hak atas sebidang tanah
- Bahwa terdakwa tidak ingat lagi pernah diambil Spesimenta atau contoh tandatangan oleh
penyidik;
- Bahwa terdakwa pernah menyerahkan uang kepada saksi Didik Biyanto sebesar Rp.
200.000.000,- (duaratus juta rupiah melalui orang tua terdakwa;
- Bahwa saksi Didik Biyanto pernah menjanjikan untuk tanda tangan terkait mengenai balik
nama sertifikat dari saksi Didik Biyanto ke terdakwa namun nyatanya tidak ditepati;
- Bahwa pada saat saksi Didik Biyanto berada di Surabaya tidak mau ketemu sengaja
menghindar dari terdakwa;
- Bahwa saksi Didik Biyanto tidak pernah datang untuk keberatan pada saat terdakwa
membangun rumah yang dulu ditempati saksi Didik Biyanto;
- Bahwa pernah ada 2 (dua) orang dari Sidoarjo yang datang kepada terdakwa untuk meminta
uang ganti rugi sebesar tiga milyar;
- Bahwa pada saat itu uang dengan nilai seperti itu masih kemahalan dengan harga tanah dan
bangunan milik saksi Didik Biyanto;
- Bahwa tanah tersebut berasal dari bapak terdakwa Supriadi;

Barang bukti yang diajukan di dalam persidangan berupa :


1. Fotokopi Surat pernyataan tertanggal 19 Juni 2003, diberi tanda T-1;
2. Softkopi rekaman percakapan DIDIK BIYANTO dan JEFRI, diberi tanda T-2;
3. Surat Pengalihan Penguasaan atas sebidang Tanah diterbitkan oleh Pemerintahan
Kelurahan Gondanglor, diberi tanda T-3;

Berdasarkan fakta – fakta yang terungkap dalam persidangan, maka sampailah kami
kepada pemeriksaan mengenai unsur – unsur tindak pidana yang didakwakan yaitu :
Dakwaan :
Ketiga : Pasal 263 ayat (2) KUHP Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
Dengan unsur – unsur sebagai berikut :
1. Dengan sengaja;
2. Menggunakan surat palsu atau yang dipalsukan itu seolah-olah surat itu asli dan tidak
dipalsukan;
3. Kalau hal mempergunakan dapat mendatangkan sesuatu merugian;
Ad. 1. Unsur dengan sengaja.
KUHP tidak memberikan batasan pengertian tentang “Dengan sengaja” tetapi
petunjuk untuk mengetahui arti “Kesengajaan” dapat dilihat dari Memorie Van Teolichting
(MVT) yang mengartikan kesengajaan (opzet) sebagai menghendaki dan mengetahui apa
yang dilakukan; Menurut teori kehendak (wils-theorie) kesengajaan adalah adanya kehendak
untuk mewujudkan unsur -unsur delik dalam rumusan undang-undang, sedangkan menurut
teori pengetahuan (Voorstelingtheorie), kesengajaan berarti membayangkan timbulnya akibat
perbuatannya ketika ia berbuat.
Persamaan antara teori kehendak dengan teori pengetahuan adalah bahwa dalam
kesengajaan harus ada kehendak untuk berbuat. Dari hal tersebut diatas dapatlah disimpulkan
kesengajaan adalah merupakan suatu pengetahuan dan kehendak untuk berbuat sehingga
yang dikehendaki unsur ini adalah pengetahuan serta kehendak apa yang ia lakukan yang
dalam hal ini adalah menggunakan surat yakni Surat Pengalihan Penguasaan atas Bidang
Tanah. Menimbang, bahwa meskipun terdakwa telah mengetahui apa yang ia lakukan beserta
akibatnya namun ia tetap saja melakukan hal tersebut dimana perbuatan ia untuk proses balik
nama HGB saksi Didik Biyanto yang sudah berakhir 2018 menjadi hak milik atas nama
terdakwa di BPN Surabaya melaui Notaris Bambang Bimbang, hal ini menunjukkan bahwa
selain mengetahui terdakwa juga menghendaki perbuatannya tersebut dengan demikian
cukup beralasan bagi untuk menyatakan unsur ini telah terpenuhi oleh perbuatan terdakwa;
Ad. 2. Unsur menggunakan surat palsu atau yang dipalsukan itu seolaholah surat itu asli dan
tidak dipalsukan;
Unsur ini bersifat alternatif artinya apabila salah satu komponen unsur terbukti maka
terpenuhilah apa yang dikehendaki unsur ini; Unsur menggunakan haruslah ditujukan
terhadap surat palsu. Sedangkan surat palsu adalah suatu surat yang tidak sebenarnya. Kata
menggunakan dalam kamus Bahasa Indonesia karangan W.J.S Poewadarminta, Edisi Ketiga
tahun 2007, Cetakan Balai Pustaka, Jakarta, halaman 823, baris ke 14 dari atas, sama artinya
dengan kata memakai yaitu menyebutkan bahwa memakai kata dasarnya adalah “ pakai “
yang ditambah awalan me sehingga artinya adalah mengenakan, menggunakan, atau
mempergunakan. Dari kesaksian diatas jelas terlihat terdakwa telah menggunakan Surat
Pengalihan Penguasaan atas Bidang Tanah yang telah dinyatakan sebagai surat palsu, dengan
demikian berkesimpulan terdakwa telah menggunakan surat palsu, oleh karena menggunakan
surat palsu adalah merupakan salah satu komponen dari unsur ini, maka cukup
beralasan bagi Majelis Hakim menyatakan unsur ini telah terpenuhi oleh perbuatan terdakwa;
Ad. 3. Unsur kalau hal mempergunakan dapat mendatangkan suatu kerugian;
Kata “ dapat “ dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan W.J.S.
Poerwadarminta, Edisi Ketiga Tahun 2007, Penerbit Balai Pustaka Jakarta, halaman 263,
baris ke 24 dari atas mengandung arti : bisa, boleh, mungkin ……dst. Berdasarkan
keterangan saksi Didik Biyanto yang menyatakan bahwa ia dirugikan oleh perbuatan
terdakwa yang menggunakan surat palsu dan hal ini sesuai pula dengan keterangan saksi Ister
Angeli yang menyatakan ia tahu perbuatannya dapat menimbulkan kerugian pada orang lain.
Dari pertimbangan fakta diatas maka dapatlah disimpulkan apa yang ia lakukan dapat
merugikan orang lain yaitu saksi Didik Biyanto, sehingga menimbulkan suatu kerugian
dengan demikian cukup beralasan untuk menyatakan unsur ini telah terpenuhi oleh perbuatan
terdakwa;

Sebelum kami sampai kepada tuntutan pidana atas diri terdakwa, perkenankan kami
mengemukakan hal – hal yang dijadikan pertimbangan dalam tuntutan pidana yaitu :
Hal – hal yang memberatkan :
- Terdakwa telah menikmati hasil dari perbuatannya;
Hal – hal yang meringankan :
- Terdakwa mengakui terus terang segala perbuatannya;
- Terdakwa belum pernah melakukan tindak pidana sebelumnya;
- Terdakwa mempunyai tanggungan keluarga;
- Terdakwa berjanji tidak akan mengulangi perbutannya lagi;
- Terdakwa dilingkungan masyarakat dikenal sebagai orang yang baik;

Berdasarkan uraian tersebut di atas, kami Jaksa Penuntut Umum dalam perkara ini :
MENUNTUT
 
Supaya Majelis Hakim Pengadilan Negeri Lamongan yang memeriksa dan mengadili perkara
ini memutuskan :
1. Menyatakan terdakwa Sugiono terbukti bersalah secara sah dan meyakinkan
melakukan tindak pidana pemalsuan surat sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam
Pasal 263 ayat (2) KUHP Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP., sebagaimana dalam dakwaan
Kedua Jaksa Penuntut Umum :
2. Menjatuhkan pidana pada terdakwa Sugiono dengan pidana penjara selama 1 (satu)
tahun
3. Menyatakan barang bukti :
4. Menetapkan agar terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp. 1.000,- (seribu
rupiah).
Demikian tuntutan pidana ini kami bacakan dan diserahkan dalam sidang hari ini Rabu
tanggal 3 September 2020
 
JAKSA PENUNTUT UMUM
 
 
 
M.UJIK SEPTIAN, SH.,MH.
Jaksa Pratama NIP : 19667788 99 1010
3. Pledoi

NOTA PEMBELAAN

(PLEDOOI)

PERKARA PIDANA DAFTAR NOMOR : 303 /PID.B/2013/PN.LMG.

DI PENGADILAN NEGERI LAMONGAN

UNTUK TERDAKWA :

Nama lengkap : Sugiono

Tempat lahir : Lamongan

Umur / tanggal lahir : 47 Tahun, 1 Januari 1974

Jenis kelamin : Laki-laki

Kebangsaan : Indonesia

Tempat tinggal : Jalan Waduk Gondang Nomor 26, Kelurahan Gondanglor,


Kecamatan Sugio, Kota Lamongan, Provinsi Jawa Timur

Agama : Islam

Pekerjaan : Wiraswasta

Pendidikan : Sarjana Strata 1 (Satu)

Penahanan : 5 September 2021

- Penyidik : 29 Agustus 2021

- Penuntut Umum : 9 September 2021

- Pengadilan Negeri : 3 Oktober 2021

Majelis Hakim, yang terhormat.

Dan, Penuntut Umum, yang kami hormati.

Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah Yang Maha kuasa, atas
rahmat dan karunianya, kita dapat melaksanakan tugas penegakan hukum, dalam persidangan
yang mulia ini, secara tertib dan lancar. Selain itu, perkenankanlah kami mengucapkan
terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Majelis Hakim maupun kepada Penuntut Umum,
atas upaya gigihnya di dalam mengungkap fakta-fakta hukum dalam persidangan yang mulia
ini, yang semuanya itu pada hakikatnya merupakan upaya sungguh-sungguh untuk
mendapatkan kebenaran, agar dapat dicapai kebenaran dan keadilan materiil dalam arti yang
sebenar-benarnya.

Bahwa tidak terasa tahap demi tahap persidangan telah kita lalui bersama mulai dari
pembacaan surat dakwaan, eksepsi, putusan sela dan juga setelah mendengarkan keterangan
para saksi, baik saksi dari Jaksa Penuntut Umum (a charge), saksi dari Penasehat Hukum (a
de charge), serta Surat Tuntutan No. Reg.Perkara : PDM – 1039 / EP.1 / 06 / 202 1 yang
dibacakan oleh Jaksa Penuntut Umum pada 9 September 2021.

Adapun surat tuntutan penuntut umum yang antara lain menuntut supaya majelis hakim
Pengadilan Negeri Surabaya yang memeriksa dan mengadili perkara ini memutuskan :
menyatakan terdakwa Sugiono terbukti bersalah secara sah dan menyakinkan melakukan
tindak pidana yang melakukan, yang menyuruh-lakukan atau turut melakukan perbuatan
penggelapan sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 263 ayat (2) KUHP
sebagaimana dalam dakwaan kedua Jaksa Penuntut Umum, menjatuhkan pidana pada
terdakwa Sugiono dengan pidana penjara selama 1 (satu) tahun.

Bahwa tuntutan jaksa Penuntut Umum tersebut adalah tidak adil karena tuntutan jaksa
penuntut umum tersebut tidak didasarkan atas fakta persidangan, bahkan surat tuntutan
tersebut terkesan sebagai suatu imajinasi jaksa penuntut umum dalam persidangan yang
mulia ini.

Sehubungan surat tuntutannya jaksa penuntut umum tersebut maka kami selaku
Penasehat Hukum dari Terdakwa perkenankan akan menyampaikan NOTA PEMBELAAN
(PLEDOOI).

Bahwa untuk lebih mendekatkan kebenaran fakta-fakta yang telah diperoleh selama
berlangsungnya proses persidangan, maka dalam NOTA PEMBELAAN (PLEDOOI) kami
ini akan diuraikan menjadi 5 (empat) bagian, diantaranya:

I. DAKWAAN PENUNTUT UMUM.

II. FAKTA-FAKTA PERSIDANGAN.

III. ANALISA YURIDIS.

VI. FAKTOR LAIN YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN

V. KESIMPULAN.

 
I. DAKWAAN PENUNTUT UMUM.

Majelis Hakim, yang terhormat.

Dan, Penuntut Umum, yang kami hormati.

Bahwa terdakwa Agus Pinardi telah dihadapkan dalam persidangan ini oleh penuntut umum
sebagaimana surat dakwaan No. Reg.Perk.:PDM – 1039 / EP.1 / 06 / 2021 tanggal 9
September 2021 dengan dakwaan sebagai berikut :

Dakwaan Kesatu : Pasal 263 ayat (1) KUHP;

Atau Dakwaan Kedua : Pasal 263 ayat (2) KUHP ;

Atau Dakwaan Ketiga : Pasal 266 KUHP ;

II. FAKTA-FAKTA PERSIDANGAN

Majelis Hakim, yang terhormat.

Dan Penuntut Umum, yang kami hormati.

Selama persidangan terungkap fakta hukum yang diperoleh oleh Majelis Hakim, Penuntut
Umum, maupun kami sendiri, selaku penasihat hukum terdakwa, melalui berbagai
pertanyaan, yang sudah barang tentu, fakta tersebut sangat bermakna bagi pembuktian ada-
tidaknya unsur pidana dalam kaitannya rumusan delik yang didakwakan.

Namun demikian, fakta hukum tersebut telah diabaikan begitu saja oleh Penuntut Umum.
Sehingga, Penuntut Umum, yang menurut terapan, mestinya berposisi obyektif, karena
mewakili kepentingan umum, kurang fair dalam menyikapi fakta hukum dalam persidangan.
Oleh karena itu, kami, selaku penasihat hukum terdakwa, yang senantiasa berpandangan
obyektif, meskipun dalam posisi yang subyektif, hendak menyampaikan pandangan hukum.

Berkaitan dengan itu, masih patut dipertanyakan dalam kasus ini “apakah terdakwa
memenuhi unsur-unsur dari dakwaan yang merupakan dasar tuntutan pernuntut umum dalam
menuntut terdakwa ?”. Bahkan, terhadap beberapa perbuatan yang didakwakan oleh penuntut
umum ternyata tidak lengkap, tidak cermat uraiannya, baik mengenai tempus delicti. Bahkan
tidak ada bukti yang cukup kuat untuk dapat membuktikan bahwa terdakwalah sebagai
pelaku tindak pidana.

Adapun fakta persidangan tersebut antara lain adalah :

1. Keterangan Saksi

01. Saksi Didik Biyanto

Memberikan keterangan didepan persidangan dibawah sumpah pada pokoknya telah


menerangkan :

-Bahwa ada masalah tanda tangan saksi pada surat pengalihan hak atas sebidang tanah;
- Bahwa tanda tangan saksi digunakan oleh terdakwa sekaligus yang merupakan kakak saksi;
- Bahwa saksi tidak mengetahui pasti kapan dan dimana terjadinya tanda tangan saksi ada di
Surat Pengalihan Penguasaan atas sebidang tanah;
- Bahwa saksi baru tahu pada tanggal 3 juni 2021 di Surabaya setelah diberitahu oleh saudara
kandung saksi;
- Bahwa awalnya saksi datang di Kota Lamongan untuk mengurus rumah beserta sertifikat
HGB Nomor xx atas nama saksi di Jl. Wadukgondang, Kel. Gondanglor, Kec. Sugio, Kota
Lamongan;
- Bahwa ternyata sertifikat tersebut sudah dialihkan ke atas nama terdakwa sesuai surat dari
BPN Kota Lamongan;
- Bahwa pada saat itu saksi mengecek ke Kantor BPN Lamongan ternyata benar adanya;
- Bahwa pada tahun 2021 saksi melaporkan kejadian ini di Kantor Polisi;
- Bahwa saksi tidak pernah menandatangani Surat Pengalihan hak atas tanah;
- Bahwa saksi telah melihat sertifikat HGB tersebut di Kantor Polisi dan sudah atas nama
terdakwa
- Bahwa saksi pernah meminjam uang kepada terdakwa sebesar Rp. 100.000.000,- (seratus
juta rupiah) dan Rp.200.000.000,- (duaratus juta rupiah);
- Bahwa sampai sekarang uang tersebut belum saksi kembalikan;
- Bahwa uang tersebut bukan pembayaran tanah saksi yang tertuang dalam sertifikat HGB,
karena tidak pernah menjual tanahnya berdasarkan sertifikat HGB yang dikuasai terdakwa;
- Bahwa saksi tidak tahu siapa yang membuat Surat pengalihan atas sebidang tanah ke atas
nama terdakwa;
- Bahwa saksi tidak tahu mengenai surat pernyataan;
- Bahwa kondisi bangunan saksi sampai sekarang ada perubahan yang awalnya bangun
rumah satu lantai sekarang sudah dua lantai;
- Bahwa yang menempati rumah saksi sekarang adalah H. Rayin anak dari terdakwa;

- Bahwa saksi mengalami kerugian sekitar dua milyar setengah; Terhadap keterangan saksi
tersebut terdakwa;

02. Saksi Bachrul

Memberikan keterangan didepan persidangan dibawah sumpah pada pokoknya telah


menerangkan :
- Bahwa ada masalah saksi pernah mengantar Surat Pengalihan penguasaan tanah di Kantor
Lurah Gondanglor;
- Bahwa awalnya pada saat saksi bekerja di Kantor Notaris ISTER ANGELI yang beralamat
di Jln. Pahlawan No.23, Kel. Tumenggungan, Kab. Lamongan;
- Bahwa saksi pernah diperintahkan oleh atasannya untuk mengantarkan surat tersebut di
Kanor kelurahan Gondanglor;
- Bahwa saksi sudah lupa hari dan tanggalnya mengantarnya yang jelas sekitar tahun 2018;
- Bahwa saksi tidak langsung bertemu dengan Lurah Banyu Urip sehingga surat tersebut
dibawa pulang dan tidak kembalikan di Kantor sehingga surat tersebut saksi simpam dalam
tasnya;
- Bahwa kemudian satu minggu surat tersebut saksi bawa lagi ke kantor lurah Gondanglor
dan bertemu dengan Lurah Gondanglor namun Lurah tidak langsung tanda tangani dengan
karena harus bertemu dulu dengan terdakwa selaku pemohon;
- Bahwa dari hal tersebut saksi bawa surat tersebut ke rumah terdakwa dan pada saat itu
ditanda tangani oleh terdakwa;
- Bahwa kemudian saksi mengajak terdakwa ke Kantor Lurah Gondanglor akan tetapi
terdakwa sibuk sehingga saksi membawa surat tersebut dan ditanda tangani oleh Lurah
Gondanglor pada saat itu;
- Bahwa saksi tidak pernah ketemu dan melihat saksi Didik Biyanto;
- Bahwa saksi juga tidak kenal saksi Didik Biyanto dan terdakwa;
- Bahwa saksi melihat Surat pernyataan yang saksi bawa di Kantor Lurah, nanti setelah di
Kantor Lurah Didik Biyanto baru memperhatikan surat tersebut;
- Bahwa tujuan dan maksud saksi membawa Surat pengalihan penguasaan atas sebidang
tanah tersebut ke lurahDidik Biyanto sebagai dasar penerbitan sebuah sertifikat tanah;
- Bahwa saksi tidak mengetahui kenapa Kantor Notaris mengeluarkan Surat pengalihan
penguasaan atas sebidang tanah;
- Bahwa surat pengalihan penguasaan atas sebidang tanah setelah ditanda tangani, saksi
langsung membawa 1 (satu) map berkas tersebut;
- Bahwa kemudian besoknya saksi bawa berkas tersebut ke Kantor BPN untuk diurus
sertifikatnya;
- Bahwa BPN sudah mengeluarkan sertifikat tersebut atas nama terdakwa;

 03. Saksi Ister Angeli

Memberikan keterangan didepan persidangan dibawah sumpah pada pokoknya telah


menerangkan :

- Bahwa ada masalah tanda tangan diatas surat pengalihan hak tas tanah yang dilaporkan oleh
saksi Didik Biyanto;
- Bahwa saksi mengetahui karena surat pengalihan hak atas sebidang tanah tersebut dibuat di
Kantor saksi di Jl. Pahlawan No.23, Kel. Tumenggungan, Kec. Lamongan, Kab. Lamongan;
- Bahwa waktu pembuatan surat pengalihan hak atas sebidang tanah dibuat saksi lupa; -
Bahwa Pemohon dalam hal ini terdakwa bertanda tangan di rumahnya setelah surat tersebut
bawakan di ruamahnya;
- Bahwa saksi Didik Biyanto tidak bertanda tangan didepan saksi dalam surat pengalihan hak
atas sebidang tanah;
- Bahwa kata terdakwa saksi Didik Biyanto sudah bertandatangan lebih duluan karena
menurut terdakwa saksi Didik Biyanto pernah datang di Lamongan dan bertanda tangan
sendiri;
- Bahwa yang bertanda tangan dalam surat pengalihan tersebut adalah terdakwa sebagai pihak
kedua atau pihak yang menerima penyerahan penguasaan tanah dan saksi Didik Biyanto
sebagai pihak pertama atau pihak yang mengalihkan penguasaan atas sebidang tanah;
- Bahwa saksi tidak tidak dengan saksi Didik Biyanto;

- Bahwa awalnya waktu persisnya saksi sudah lupa, terdakwa datang di kantor saksi untuk
mengurus balik nama sertifikat miliknya;
- Bahwa selanjutnya terdakwa pulang dari kantor saksi, sekitar dua atau tiga hari baru
kemudian Surat pengalihan penguasaan sebidang tanah tersebut dibuat di kantor saksi; -
Bahwa setelah itu saksi mebawanya langsung ke rumah terdakwa di Jl. WadukGondang, Kel.
Gondanglor, Kec. Sugio, Kab.Lamongan;
- Bahwa surat pengalihan sebidang tanah tersebut saksi simpan di lemari penyimpanan
berkas;

Saksi (meringankan/ a decharge) Jefri

Memberikan keterangan didepan persidangan dibawah sumpah pada pokoknya telah


menerangkan :

-Bahwa ada masalah saksi Didik Biyanto melaporkan terdakwa ke Kantor Polisi;
- Bahwa saksi tidak mengetahui kenapa saksi Didik Biyanto melapor ke kantor Polisi;
- Bahwa kapan dan dimana kejadian tersebut terjadi saksi tidak tahu;
- Bahwa saksi tidak tahu apa yang dalam surat pengalihan tanah tersebut;
- Bahwa saksi tidak tahu saksiDidik Biyanto meminjam uang kepada terdakwa;

Saksi (meringankan/a de charge) Bisri

Memberikan keterangan didepan persidangan dibawah sumpah pada pokoknya telah


menerangkan :

- Bahwa ada masalah tanda tangan saksi Didik Biyanto dipakai oleh terdakwa;
- Bahwa saksi tidak tahu kapan dan dimana kejadian tersebut;
- Bahwa saksi tidak tahu surat pengalihat sebidang tanah;
- Bahwa saksi tidak tahu yang membuat surat pengalihan hak atas tanah;
- Bahwa saksi tahu sertifikat HGB Didik Biyanto sudah dibalik setelah mendengar informasi
dari saksi Didik Biyanto lewat telpon;
- Bahwa sertifikat HGB milik saksiDidik Biyanto dibalik namakan atas nama terdakwa;
- Bahwa saksi Didik Biyanto sekarang berdomisili di Sidoarjo;
- Bahwa saksi ditelpon oleh saksi Didik Biyanto dua tahun yang lalu;
- Bahwa saksi hanya memberitahukan kepada saksi Didik Biyanto mengenai sertifikatnya
kalau sudah dibalik namakan;
- Bahwa saksi tahu saksi Didik Biyanto pernah dikasih uang oleh terdakwa sebesar Rp.
200.000.000,- (duaratus juta rupiah), karena diberitahu oleh saksi Didik Biyanto; - Bahwa
saksi Didik Biyanto pernah keberatan setelah terdakwa menempati tanahnya;

 2. Keterangan Terdakwa.

Bahwa terdakwa Sugiono memberikan keterangan didepan persidangan pada pokoknya


menerangkan :

-Bahwa terdakwa dilaporkan adanya peralihan hak sebidang tanah dari adiknya yang
bernamaDidik Biyanto menjadi atas nama terdakwa;
- Bahwa kejadiannya terdakwa tidak tahu pasti hari, tanggal dan bulannya namun sekitar
tahun 2018 di Kantor Notaris Ister Angeli/ saksi Ister Angeli;
- Bahwa saksi Didik Biyanto tidak hadir dan tidak pernah bertanda tangan diatas surat
pengalihan hak atas sebidang tanah tersebut;
- Bahwa tujuan terdakwa ke tempat saksi Bambang Bimbang untuk proses balik nama dari
HGB atas nama saksiDidik Biyanto menjadi hak milik atas nama terdakwa;
- Bahwa di tempat Notaris/ saksi Ister Angeli terdakwa tidak menanda tangani surat
pengalihan hak atas sebidang tanah tersebut;
- Bahwa menurut penjelasan dari Notaris/ saksi Ister Angeli, baru mau diketik dulu suratnya
nanti besok katanya terdakwa dibawakan di rumahnya;
- Bahwa hari besoknya saksiIster Angeli/ Notarisnya datang di rumah terdakwa dan
menyuruhnya menadatangani balanko surat pengalihan tersebut sehingga terdakwa menanda
tanganinya;
- Bahwa pada saat terdakwa menandatangani blanko surat pengalihan tersebut, hanya
terdakwa yang bertandatangan, pihak yang lain termasuk saksi belum tanda tangan atau
masih blanko kosong;
-Bahwa setelah terdakwa menandatangani blanko surat tersebut, terdakwa tidak pernah
berkomunikasi lagi sampai sertifikat hak milik atas nama terdakwa terbit;
- Bahwa dua sertifikat yang terdakwa serahkan kepada Notaris/ saksi Ister Angeli yang terbit
dulu sertifikat HGB saksi Didik Biyanto ke atas nama terdakwa;
- Bahwa menurut saksi Ister Angeli HGB tidak perlu tanda tangan saksi Didik Biyanto;

- Bahwa terdakwa tidak tahu diatas surat pengalihan sebidang tanah, ada tanda tangan saksi
Didik Biyanto;
- Bahwa terdakwa tidak pernah tanda tangan diatas nama saksiDidik Biyanto pada surat
pengalihan atas sebidang tanah tersebut;
- Bahwa terdakwa tidak pernah ketemu dengan saksiDidik Biyanto di Kantor Notaris Ister
Angeli;
- Bahwa terdakwa tidak pernah memberikan identitas saksi Didik Biyanto kepada kantor
Notaris Ister Angeli;
- Bahwa terdakwa tidak mengenal atau mengetahui tanda tangan saksi Didik Biyanto diatas
Surat pengalihan sebidang tanah;
- Bahwa terdakwa dilaporkan ke kantor Polisi sekitar tahun 2021;
- Bahwa sebelum dilaporkan terdakwa pernah melihat surat pengalihan atas tanah pada saat
saksi Warsito membawakannya ke rumah minta tanda tangan para saksi;
- Bahwa terdakwa pernah melihat surat pengalihan hak atas sebidang tanah tersebut di Kantor
Polisi;
- Bahwa terdakwa tidak pernah menyerahkan surat pengalihan hak atas sebidang tanah di
depan Notaris;
- Bahwa terdakwa pada saat menanda tangani surat pengalihan atas sebidang tanah di depan
Notaris hanya berdua yaitu terdakwa dengan Notaris;
- Bahwa terdakwa tidak tahu yang bermohon diatas surat pengalihan atas sebidang tanah
tersebut;
- Bahwa terdakwa tidak tahu proses penerbitan sertifikat HGB atas nama terdakwa; - Bahwa
terdakwa tidak pernah berhubungan dengan BPN;
- Bahwa terdakwa sudah tidak ingat lagi kapan menerima sertifikat atas nama terdakwa;
- Bahwa sertipikat HGB atas nama saksi Didik Biyanto berakhir tahun 2018;
- Bahwa terdakwa dilaporkan ke kantor Polisi terkait masalah penggunaan tanda tangan saksi
Didik Biyanto diatas Surat pengalihan hak atas sebidang tanah
- Bahwa terdakwa tidak ingat lagi pernah diambil Spesimenta atau contoh tandatangan oleh
penyidik;
- Bahwa terdakwa pernah menyerahkan uang kepada saksi Didik Biyanto sebesar Rp.
200.000.000,- (duaratus juta rupiah melalui orang tua terdakwa;
- Bahwa saksi Didik Biyanto pernah menjanjikan untuk tanda tangan terkait mengenai balik
nama sertifikat dari saksi Didik Biyanto ke terdakwa namun nyatanya tidak ditepati;
- Bahwa pada saat saksi Didik Biyanto berada di Lamongan tidak mau ketemu sengaja
menghindar dari terdakwa;
- Bahwa saksi Didik Biyanto tidak pernah datang untuk keberatan pada saat terdakwa
membangun rumah yang dulu ditempati saksi Didik Biyanto;
- Bahwa pernah ada 2 (dua) orang dari Sidoarjo yang datang kepada terdakwa untuk meminta
uang ganti rugi sebesar dua milyar;
- Bahwa pada saat itu uang dengan nilai seperti itu masih kemahalan dengan harga tanah dan
bangunan milik saksi Didik Biyanto;
- Bahwa tanah tersebut berasal dari bapak terdakwa Supriadi;

3. Barang Bukti

Selama persidangan jaksa penuntut umum telah mengajukan barang bukti antara lain berupa :

1. Fotokopi Surat pernyataan tertanggal 19 Juni 2003, diberi tanda T-1;


2. Softkopi rekaman percakapan Didik Biyanto dan Jefri, diberi tanda T-2;
3. Surat Pengalihan Penguasaan atas sebidang Tanah diterbitkan oleh Pemerintahan
Kelurahan Gondanglor, diberi tanda T-3;

III. ANALISA HUKUM :

Majelis Hakim yang kami hormati,


Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati,

Dan hadirin sidang yang kami hormati,

1). FAKTA PERSIDANGAN.

Saatnya kami selaku Penasehat Hukum Terdakwa akan menguraikan pembelaan-


pembelaan kami sesuai dengan fakta yang terungkap di Persidangan. Bahwa sehubungan
dengan pendapat penuntut umum dalam surat tuntutannya terhadap keterangan saksi-saksi,
maupun keterangan terdakwa dan bukti surat tersebut, penasehat hukum terdakwa
memberikan analisa dan tanggapan sebagai berikut :

 01. Tentang Keterangan Saksi-Saksi.

  Bahwa penuntut umum untuk mendukung dakwaan dan tuntutannya didalam surat
tuntutannya telah mengajukan saksi-saksi dalam BAP antara lain

a. Keterangan Saksi Dalam BAP

Bahwa keterangan saksi-saksi tersebut harus ditolak dan dikesampingkan karena saksi
yang diajukan penuntut umum tersebut tidak sesuai dengan fakta persidangan, dalam hal ini
saksi-saksi tersebut tidak pernah dihadirkan dan tidak pernah diperiksa dimuka persidangan.
Serta keterangan saksi-saksi dalam BAP tersebut tidak pernah dibacakan dimuka
persidangan. Bahwa hal ini tidak sesuai dengan pasal 185 ayat (1) Kitab Undang-Undang
Hukum Acara Pidana (KUHAP) yang menyatakan : “ Keterangan saksi sebagai alat bukti
ialah apa yang saksi nyatakan di sidang pengadilan “

b. Keterangan Saksi Yang Tidak Disumpah.

Bahwa selama pemeriksaan saksi-saksi di persidangan tidak ditemukan adanya fakta


keterangan seorang saksipun yang dapat membuktikan adanya keterlibatan terdakwa terhadap
dakwaan tindak pidana pemalsuan surat, tindak pidana pemakaian surat palsu, tindak pidana
memberi keterangan palsu dalam perkara ini. Bahwa saksi-saksi yang diajukan didepan
persidangan oleh penuntut umum tersebut dalam surat tuntutannya tersebut tidak pernah
disumpah atau tidak dilakukan penyumpahan.

Oleh karenanya keterangan saksi yang tidak disumpah tersebut bernilai bukan
merupakan alat bukti. Hal ini sebagaimana ditentukan pasal 185 ayat (7) KUHAP yang
menyatakan “ Keterangan dari saksi yang tidak disumpah meskipun sesuai satu dengan yang
lain, tidak merupakan alat bukti, namun apabila keterangan itu sesuai dengan keterangan
dari saksi yang disumpah dapat dipergunakan sebagai tambahan alat bukti sah yang lain”.

c. Keterangan Saksi Yang Tidak Konsekuen dan Tidak Konsisten.

Bahwa mencermati uraian surat tuntutan penuntut umum tentang saksi yang diperiksa
dimuka persidangan yaitu :
Bahwa dari uraian tersebut diatas terbukti penuntut umum tidak konsekwen dan tidak
konsisten dalam menilai dan menyajikan saksi didepan persidangan. Penuntut Umum telah
mencoba memanipulasi dan bermain kata-kata, yaitu disatu sisi menyajikan keterangan saksi
yang dibuat dalam BAP Kepolisian yang dianggap dapat membuktikan dakwaannya (padahal
tidak), disisi yang lainnya penuntut umum ingin menyajikan keterangan yang diberikan oleh
saksi-saksi dimuka persidangan karena telah disumpah, padahal ternyata materi keterangan
yang diberikan saksi-saksi dimuka persidangan tersebut tidak dapat mendukung atau tidak
dapat membuktikan dakwaannya justeru sebaliknya keterangan saksi-saksi yang diajukan
dimuka persidangan tersebut meringankan terdakwa.

Bahwa pendirian penuntut umum yang demikian menunjukkan kesulitan dan keputus-
asahan penuntut umum untuk membuktikan keterlibatan serta kesalahan terdakwa dalam
perkara a quo.

2). UNSUR-UNSUR PIDANA.

Majelis Hakim yang kami hormati,

Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati,

Dan hadirin sidang yang kami hormati,

Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa Terdakwa diajukan dalam persidangan ini oleh
Penuntut Umum, karena didakwa telah melakukan tindak pidana :

Dakwaan Kesatu : Pasal 263 ayat (1) KUHP;

Atau Dakwaan Kedua : Pasal 263 ayat (2) KUHP;

Atau Dakwaan Ketiga : Pasal 266 KUHP

Selanjutnya di dalam surat tuntutannya, Penuntut Umum menyatakan oleh karena unsur-
unsur dakwaan untuk terdakwa telah terpenuhi, maka unsur-unsur dalam dakwaan yang lain
(Dakwaan Kesatu : Pasal 263 ayat (1) KUHPidana jo. Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHPidana.
Atau Dakwaan Ketiga : Pasal 266 KUHPidana) tidak perlu kami buktikan lagi.

Sedangkan untuk dakwaan kedua pasal 263 ayat (2) KUHP jo pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP
menurut Penuntut Umum, unsur-unsurnya telah terpenuhi, sehingga meminta kepada Majelis
Hakim agar Terdakwa dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana dengan pidana penjara selama
1 (satu) tahun.

Bahwa apabila kita cermati tentang susunan dakwaan penuntut umum tersebut adalah
berbentuk alternatif. Meskipun undang-undang tidak menetapkan bentuk surat dakwaan, akan
tetapi ditinjau dari berbagai kepentingan yang berkaitan dengan pemeriksaan perkara pidana,
Jaksa Agung Republik Indonesia telah memberikan pedoman berkaitan dengan Pembuatan
Surat Dakwaan, hal ini sebagaimana Surat Edaran Jaksa Agung Republik Indonesia, tanggal
16 Nopember 1993, Nomor: SE-004/JA/11/1993 yang menentukan, bahwa surat dakwaan
harus cermat, jelas dan lengkap dengan memperhatikan pilihan model atau bentuk surat
dakwaan, model atau bentuk dakwaan tersebut diantaranya dakwaan berbentuk alternatif
yaitu beberapa dakwaan disusun secara berlapis, lapisan yang satu merupakan alternatif dan
bersifat mengecualikan dakwaan pada lapisan lainnya.

Bentuk dakwaan ini digunakan dalam hal belum di dapat kepastian atau masih ada
keraguan tentang tindak pidana yang paling tepat untuk dapat dibuktikan. Pembuktian atas
dakwaan alternatif dilakukan tidak secara berurutan sesuai dengan lapisan, akan tetapi
langsung kepada dakwaan yang dianggap terbukti. Dan apabila dakwaan yang dipilih sudah
terbukti, maka dakwaan lainnya tidak perlu dibuktikan lagi. Misalnya dakwaan pertama atau
kesatu : pencurian (pasal 362 KUHPidana) dan dakwaan kedua :penadahan (pasal 480
KUHPidana). Jika sudah dianggap terbukti dakwaan pencurian, maka dakwaan penadahan
tidak perlu dibuktikan lagi.

Untuk itu kami penasehat hukum sependapat dengan pendapat penuntut umum
menyatakan unsur-unsur dalam dakwaan yang lain (Dakwaan Kesatu : Pasal 263 ayat (1)
KUHPidana jo. Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHPidana. Atau Dakwaan Ketiga : Pasal 266 Ke-1
KUHPidana) tidak terbukti dan tidak perlu dibuktikan lagi.

Namun demikian Pendapat Penuntut Umum yang telah menyatakan Terdakwa telah
terbukti bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Dakwaan Kedua :
Pasal 263 ayat (2) KUHP Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana adalah merupakan pendapat
yang sangat tidak tepat dan tidak berdasar hukum. Untuk itu, pendapat Penuntut Umum yang
demikian itu harus ditolak keras, karena sama sekali tidak berdasarkan fakta yang terungkap
selama dalam persidangan maupun ketentuan hukum yang berlaku.

Majelis Hakim yang terhormat.

Dan Penuntut Umum, yang kami hormati.

Sebagaimana yang telah kami uraikan di atas, bahwa berdasarkan azas hukum pidana yang
berlaku universal, seseorang tidak dapat dijatuhi pidana tanpa ada kesalahan atau “geen straf
zonder schuld”. Namun demikian, apabila kita perhatikan uraian dakwaan, pembuktian
sampai dengan adanya surat tuntutan, ternyata tidak ada upaya dari Penuntut Umum untuk
membuktikan di mana letak kesalahan Terdakwa.

Bahkan, kalau kita cermati, mulai dari kalimat pertama pada halaman pertama sampai dengan
kata terakhir yang ditutup dengan tanda tangan, pada kesimpulan Penuntut Umum atau surat
tuntutannya, tidak akan dapat kita temukan pembuktian dengan menunjuk saksi-saksi yang
mendukung bahwa Terdakwa telah bersalah. Yang ada hanyalah uraian unsur-unsur rumusan
delik dakwaan kedua.
Apakah, kalau Penuntut Umum menyatakan telah terpenuhi unsur-unsur rumusan delik pasal
dakwaan, lantas dengan serta-merta Terdakwa dapat dikatakan telah terbukti bersalah.
Apakah kata “salah” sama dengan “terbuktinya unsur-unsur pasal dakwaan” ?

Untuk jelasnya dan agar kita dapat menilai secara profesional dan proporsional serta tidak
apriori, mari kita cermati surat dakwaan dan fakta hukum dalam persidangan, agar didapatkan
hasil yang obyektif, sebagai berikut :

A. Pasal Dakwaan

B. Rumusan Delik :

Dakwaan Kedua : Pasal 263 ayat (2) KUHP, menyatakan :

 “Diancam dengan pidana yang sama, barangsiapa dengan sengaja memakai surat yang
isinya tidak benar atau yang dipalsu seolah-olah benar dan tidak dipalsu, jika pemakaian
surat itu dapat menimbulkan kerugian.”

Dari rumusan delik yang demikian itu, ada beberapa unsur essensial, antara lain

1. Barangsiapa;

2. Dengan sengaja Menggunakan surat palsu atau yang dipalsukan itu seolah-olah surat itu
asli dan tidak dipalsukan;

3. Kalau hal mempergunakan dapat mendatangkan sesuatu merugian;

Bahwa apakah fakta hukum sebagaimana yang telah terungkap selama dalam persidangan
telah membuktikan secara sah dan meyakinkan telah memenuhi unsur-unsur essensial dari
rumusan delik pasal tersebut, mari kita buktikan dengan cermat, uraiannya sebagai berikut :

Ad. 1. Unsur barangsiapa.

Yang dimaksud “barang siapa” adalah subyek hukum sebagai pelaku tindak pidana. Dengan
demikian, untuk membuktikan apakah Terdakwa merupakan pelaku tindak pidana, maka
harus didukung dengan alat bukti yang sah, sebagaimana diatur dalam pasal 184 KUHAP.

Penuntut Umum dalam Requisitoirnya tidak menyatakan, bahwa Terdakwa telah


terbukti memenuhi unsur “barang siapa”

Berdasarkan fakta hukum yang demikian itu, maka unsur barang siapa tidak
terpenuhi, karena terdakwa tidak terbukti sebagai pelaku tindak pidana, untuk itu pendapat
penuntut umum yang menyatakan “unsur barang siapa” adalah terdakwa sama sekali tidak
tepat dan tidak berdasarkan hukum, sehingga harus dikesampingkan.
Ad. 2. Unsur dengan sengaja menggunakan surat palsu atau yang dipalsukan itu seolaholah
surat itu asli dan tidak dipalsukan;

Unsur ini bersifat alternatif artinya apabila salah satu komponen unsur terbukti maka
terpenuhilah apa yang dikehendaki unsur ini; Unsur menggunakan haruslah ditujukan
terhadap surat palsu. Sedangkan surat palsu adalah suatu surat yang tidak sebenarnya. Kata
menggunakan dalam kamus Bahasa Indonesia karangan W.J.S Poewadarminta, Edisi Ketiga
tahun 2007, Cetakan Balai Pustaka, Jakarta, halaman 823, baris ke 14 dari atas, sama artinya
dengan kata memakai yaitu menyebutkan bahwa memakai kata dasarnya adalah “ pakai “
yang ditambah awalan me sehingga artinya adalah mengenakan, menggunakan, atau
mempergunakan.

KUHP tidak memberikan batasan pengertian tentang “Dengan sengaja” tetapi petunjuk untuk
mengetahui arti “Kesengajaan” dapat dilihat dari Memorie Van Teolichting (MVT) yang
mengartikan kesengajaan (opzet) sebagai menghendaki dan mengetahui apa yang dilakukan;
Menurut teori kehendak (wils-theorie) kesengajaan adalah adanya kehendak untuk
mewujudkan unsur -unsur delik dalam rumusan undang-undang, sedangkan menurut teori
pengetahuan (Voorstelingtheorie), kesengajaan berarti membayangkan timbulnya akibat
perbuatannya ketika ia berbuat.

Persamaan antara teori kehendak dengan teori pengetahuan adalah bahwa dalam kesengajaan
harus ada kehendak untuk berbuat. Dari hal tersebut diatas dapatlah disimpulkan kesengajaan
adalah merupakan suatu pengetahuan dan kehendak untuk berbuat sehingga yang
dikehendaki unsur ini adalah pengetahuan serta kehendak apa yang ia lakukan yang dalam
hal ini adalah menggunakan surat yakni Surat Pengalihan Penguasaan atas Bidang Tanah.
Menimbang, bahwa meskipun terdakwa telah mengetahui apa yang ia lakukan beserta
akibatnya namun ia tetap saja melakukan hal tersebut dimana perbuatan ia untuk proses balik
nama HGB saksi Didik Biyanto yang sudah berakhir 2018 menjadi hak milik atas nama
terdakwa di BPN Lamongan melaui Notaris Ister Angeli, hal ini menunjukkan bahwa selain
mengetahui terdakwa juga menghendaki perbuatannya tersebut dengan demikian cukup
beralasan bagi untuk menyatakan unsur ini telah terpenuhi oleh perbuatan terdakwa;
beralasan bagi Majelis Hakim menyatakan unsur ini telah terpenuhi oleh perbuatan terdakwa;

Ad. 3. Unsur kalau hal mempergunakan dapat mendatangkan suatu kerugian;

Kata “ dapat “ dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan W.J.S. Poerwadarminta,
Edisi Ketiga Tahun 2007, Penerbit Balai Pustaka Jakarta, halaman 263, baris ke 24 dari atas
mengandung arti : bisa, boleh, mungkin ……dst. Berdasarkan keterangan saksi Didik
Biyanto yang menyatakan bahwa ia dirugikan oleh perbuatan terdakwa yang menggunakan
surat palsu dan hal ini sesuai pula dengan keterangan saksi Ister Angeli yang menyatakan ia
tahu perbuatannya dapat menimbulkan kerugian pada orang lain.saksi Didik Biyanto,
menerima suatu kerugian dengan demikian cukup beralasan untuk menyatakan unsur ini telah
terpenuhi oleh perbuatan terdakwa;
Bahwa berdasarkan fakta tersebut terbukti bahwa unsur barangsiapa tidak dinyatakan dan
tidak terbukti sehingga terdakwa Sugiono tersebut harus di bebaskan atau dilepaskan dari
semua dakwaan dan tuntutan pasal 263 ayat (2) KUHP tersebut.

IV. FAKTOR LAIN YANG HARUS DIPERTIMBANGAN

Hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam perkara ini adalah :

a. Dalam surat tuntutannya tersebut penuntut umum telah menyatakan tentang hal-hal
yang memberatkan antara lain :

- Terdakwa telah menikmati hasil dari perbuatannya;

b. Selain itu juga yang perlu di pertimbangkan adalah bahwa terdakwa yang belum tentu
bersalah, terdakwa dan keluarga selama proses sudah merasakan telah mendapat hukuman
psikologis dan rasa malu dari masyarakat sekitar seolah-olah terdakwa sebagai pelaku tindak
pidana, sehingga harus dipulihkan nama baik harkat dan martabat dalam keadaan semula

III. KESIMPULAN

Majelis Hakim, yang terhormat.

Dan, Penuntut Umum, yang kami hormati.

Berdasarkan uraian sebagaimana tersebut diatas kiranya dapat disimpulkan :

- Terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak
pidana :

Dakwaan kedua pasal 263 ayat (2) KUHP

Sehingga dalam hal ini terbukti bahwa terdakwa bukan merupakan pelaku tindak
pidana sebagai unsur esensial pasal 372 KUHP tersebut.

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, kami selaku penasihat hukum terdakwa, mohon kepada
majelis hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini kiranya menjatuhkan putusan
sebagai berikut :

1. Menyatakan terdakwa Sugiono tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah
melakukan tindak pidana sebagaimana dakwaan penuntut umum .

2. Membebaskan atau setidak-tidaknya melepaskan terdakwa dari segala dakwaan dan


tuntutan hukum.

3. Memulihkan, mengembalikan nama baik, harkat dan martabat terdakwa dalam


keadaan semula.

4. Membebankan biaya perkara kepada negara.


Demikian, nota pembelaan dari kami kurang dan lebihnya, bilamana ada uraian kata kurang
berkenan, kami sampaikan mohon maaf yang setulus-tulusnya. Dengan penuh harapan, apa
yang telah kami sampaikan dalam dalam nota pembelaan kami ini benar-benar dapat
menjadikan bahan pertimbangan Majelis Hakim dalam menjatuhkan putusannya.

Lamongan, 11 Oktober 2021

Hormat Kami

Penasihat Hukum Terdakwa

ANANTA LOGISYA

Anda mungkin juga menyukai