Anda di halaman 1dari 63

FENOMENA KEBAKARAN

4 5
Flash Fully
over Depvelopment Fire
3 Decay
6
Growth
2
Ignition
1 7
Flash over Menjalar
Start Gejala awal Tumbuh Surut Padam
Ancaman Utama : “ASAP”
Ledakan &
Panas
Intensitas Kebakaran

Zone
Flash Over
Asap / Gas 1000 -1200 °C

Nyala api

Waktu 1 2 3 4 (Menit)
9/30/2021 Created by ganjar budiarto
5
Tim Pemadam Lokal Zona
Berhasil menguasai kebakaran Flash
Over

Spingkler
APAR
Alarm

Deteksi

Start

0 1 2 3 4
Pemahaman Istilah
 Combustible
 Flammable
FIRE  Flash Point
 Fire point
 Ignition point
 Flash over
 Active Fire Protection
 Passive Fire Protection
 Evacuation
 Rescue  Explosion
1. Mechanical
2. Chemicals
 Back Draft
EXPLOSIO
N  BLEVE
 Vapor Clouds
 Vapor Trapped
 LEL - UEL
Fenomena kebakaran
• Awal pencetusnya (source energy) adanya
potensi energi yang tidak terkendali
• Apabila energi tak terkendali kontak dengan zat
yang dapat terbakar, akan terjadi penyalaan tahap
awal (Initiation) sumber api/nyala relatip kecil
• Intesitas nyala api meningkat secara konduksi,
konveksi dan radiasi hingga 3 s/d 10 menit atau
temperatur mencapai 300 C, terjadi penyalaan
serentak (Flashover)‫‏‬
• Setelah flashover , nyala api akan membara yang
disebut periode kebakaran mantap (Steady/full
development fire) temperatur dapat mencapai
600- 1000 C .
• Setelah puncak pembakaran, intesitas nyala api
akan berkurang/surut atau padam (Decay)‫‏‬
ANCAMAN BAHAYA
PAPARAN
SASARAN

 Nyala api   Kontak


langsung

 Konduksi,  Bangunan
 Panas 
 Konveksi  Harta benda
 Radiasi  Jiwa
 Berat Jenis  Lingkungan
 Asap, Gas
 Aliran udara
 Tekanan
 Ledakan   Getaran
PERPINDAHAN SECARA RADIASI :
Perpindahan panas dengan paparan langsung kearah tegak lurus
dan horizontal mengingkuti glombang elektro maknetik

PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI :


Perpindahan panas memalui gerakan udara seperti cerobong, melewati
lobang aau celah celah

PERPINDAHAN SECARA KONDUKSI :


Perpindahan panas melalui media, seperti dibalik ruangan yang
terbakar membakar material diruangan sebelahnya melalui
tembok
1. TEORI API
2. TEORI SEGITIGA API
(TRIANGGLE FIRE)
3. TEORI PIRAMIDA BIDANG EMPAT
(TETRAHEDRON OF FIRE)‫‏‬
TEORI API

BAHAN BAKAR
1. TEORI API

BAHAN BAKAR
 Kebakaran adalah suatu reaksi kimia
suatu Zat dengan oksigen yang terjadi
pada suhu tertentu
 Peristiwa kimia yang terlihat secara fisik
adanya zat terbakar dan berubah bentuk
dengan menghasilkan panas dan cahaya
 OKSIGEN TERDAPAT DI UDARA
- Oxygen ( O2 ) 21% ,
- Nitrogen ( N2 ) 78% dan
- gas lain-lain 1%
 DAN PADA BAHAN OKSIDATOR

Angin
Pada saat terjadi kebakaran O2 akan
TERSERAP /berkurang yang mengakibatkan
tekanan udara menurun, maka akan terjadi
arus angin besar sehingga kobaran nyala api
cepat menjalar
Bahan oksidator
senyawa kimia yang mengikat
banyak oksigen disebut bahan
oksidator (Oxidizer material)‫‏‬
(PEROKSIDA)‫‏‬

FUEL + OXIDIZER)  EXPLOSION


DALAM SUHU NORMAL

Gasoline/bensin pada suhu


Ruangan sudah mengeluarkan
Uap yang cukup untuk terbakar

kerosine gasoline
NON THERMAL
(ASAP & GAS) PANAS
PANAS

BAHAN GAS OKSIGEN HASIL REAKSI + PANAS + NYALA

PANAS
BAHAN PADAT & CAIR BAHAN GAS
Flash point : Suhu terendah dimana suatu
zat (bahan bakar), cukup mengeluarkan uap
& menyala (terbakar sekejab) bila diberi
Di panasi sampai menguap sumber panas yang cukup

kerosine
Fire Point Suhu terendah dimana suatu zat
(bahan bakar) cukup untuk mengeluarkan
uap dan terbakar (menyala terus menerus)
bila diberi sumber panas

kerosine
Berat Jenis Uap
Lebih berat dari Udara
Berat Jenis gas
Lebih Ringan dari Udara

Emisi Uap ringan


DAERAH BISA TERBAKAR (FLAMMBLE RANGE )

Tidak terbakar , mengapa?

Daerah miskin

Daerah bisa terbakar

Daerah kaya
gasoline
14
13
12 Daerah Kaya (Too Rich)
11
10
9
8
7 Flammable Range
6 Daerah Kurang
Daerah Bisa
Oksigen
5 Terbakar
4
3
2
1 Daerah Miskin (Too Lean)
21 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0

Oksigen %
DAERAH BISA TERBAKAR (FLAMMBLE RANGE )

< 1% 1%- 7% > 7%

UDARA UDARA UDARA

UAP BENSIN

Daerah bisa terbakaradalah batas konsentrasi campuran antara uap


bahan bakar dengan udara yang dapat terbakar/menyala bila
dikenai atau diberi sumber api
Hydrogen 4% - 75 % Bensin 1% - 7 %
Propane (LPG) 2% - 8% Minyak Tanah 1% - 5%
SUMBER PANAS

API REAKSI
LISTRIK PENGELASAN MEROKOK ARSON ALAM
TERBUKA KIMIA
? Fuel ?
HEAT
OUT PUT
SEGITIGA API
(FUEL-OXYGEN-HEAT)
DIHUBUNGKAN OLEH
BESARAN ANGKA -ANGKA

FEEDBACK ? FLAMMABLE RANGE


VAPOR
FIRE
? ?
FUEL ?• FLASH POINT
• FIRE POINT
• AUTO IGNITION TEMPERATURE

SOURCE ENERGY BESARAN ANGKA-ANGKA TSB.


HARUS DIKENALI DAN DIKENDALIKAN
PANAS 4. Reaksi berantai
CO2 H2 O Dalam siklus nyala api adalah reaksi
kimia oksidasi eksotermal secara
berantai (Gejala kimia)‫‏‬
3. Fire Point
Reaksi nyala akan kontinyu apabila
ada siklus panas yang sanggup
Rantai reaksi
Flammable range. menghasilkan uap terus menerus.

2. Flammable range.
VAPORIZATION Kadar uap bahan bakar di udara
harus dalam campuran yang
seimbang.
FUEL 1. Vaporization.
Cx Hx Diperlukan energi awal untuk
merubah bahan bakar kedalam
bentuk uap. Suhu yang dibutuhkan
SOURCE ENERGY disebut flash point
FLAMMABLE RANGE
Setiap jenis bahan bakar memiliki
batasan LEL & UEL.
Campuran
kurus
Menguap/bocor

FUEL
Campuran
gemuk (LIQUID)‫‏‬

Density lebih berat, uap akan berada dipermukaan tanah, semakin


jauh semakin tipis (kurus)‫‏‬
LEL = Lower Explosive Limit (Batas bawah)‫‏‬
UEL = Upper Explosive Limit (Batas atas)‫‏‬
 In accordance with the new regulation ATEX:

Required equipment

CATEGORY 3

CATEGORY 2

CATEGORY 1

Ditjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Percentage
by volume
Too Rich
7.6% UEL

Flammable
Range
1.4% LEL
Too Lean
0%

Petrol
 Lower Explosive Limit (LEL):
 Batas Bawah Konsentrasi Gas diudara dimana
atmosfir gas tidak meledak
 Upper Explosive Limit (UEL):
 Batas Atas Konsentrasi gas di udara dimana atmosfir
gas tidak meledak

Ditjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja


DAERAH BISA TERBAKAR (FLAMMBLE RANGE )

< 1% 1%- 7% > 7%

UDARA UDARA UDARA

UAP BENSIN

Daerah bisa terbakaradalah batas konsentrasi campuran antara uap


bahan bakar dengan udara yang dapat terbakar/menyala bila
dikenai atau diberi sumber api
Hydrogen 4% - 75 % Bensin 1% - 7 %
Propane (LPG) 2% - 8% Minyak Tanah 1% - 5%
Beberapa caiaran mudah terbakar memiliki FashPoint
pada atau dibawah temperatur kamar yang akan segera
terbakar apabila terdapat sumber api
Flashpoit pada keadaan terbuka biasanya lebih
tinggi dari pada keadaan tertutup untuk bahan
yang sama
Penguapan akan meningkat sesuai dengan
kenaikan temperatur dan uap cairan mudah
terbakar pada temperatur tertentu adalah lebih
berbahaya dari cairan tersebut pada temperatur
normal
Bahan padat, cair maupun gas yang mengandung
unsur Carbon dan/atau Hidrogen, memiliki sifat
dapat terbakar. terbakarnya

O2
O2
Hx
Rantai reaksi pembakaran
Ethane ( C2 H6)‫‏‬ CH2
CH2 2 || + H2 O + HO*
+| CH2
CH2
CH3 CH3 + O CH3 CH3
| + Heat |
2
| | + HO*
CH3 CH2* CH2 OO* CHO
+
+ O2 + H2 +O2
H H H* HO* H2O + H*
HO*
+
H C C H +O2 O* + H2
+
HO* O*
H H HO* +
+O2
+ H* HO*
O* +
*) Free O*
Radicals
- Cooling
- Starvation
- Smothering
- Dilusion
- Breaking Chain Reaction
Prinsip Dilution
PEMADAMAN Udara

Smothering

Starving Cooling

Bahan bakar
API Heat

Created by ganjar budiarto 9/30/2021 46


 Prinsip mendinginkan (cooling)
 Prinsip mengurangi bahan (Starvation)
 Prinsip Menutup bahan yang terbakar
(smothering)
 Prinsip mengurangi oksigen (Dilution)
 Prinsip memutus rantai reaksi api
(mencekik /)
 Efektif, praktis dan berhasil

 Metode mengambil bahan bakar meliputi;

 menutup kerangan supply minyak,

 memompa keluar minyak yang terbakar dalam suatu


tanki,

 atau memindahkan benda yang belum terbakar

 Dapat juga diselesaikan dengan pengenceran bahan cair,


seperti ethyl alkohol yang larut dalam air
STARVATION/
MENSTOP SUPLAY BAHAN BAKAR
BAHAN BAKAR

Menutup kerangan pada


Tangki yang terbakar
 Smothering memadamkan kebakaran dengan
pemisahan oksigen dari unsur lain yang menyebabkan
kebakaran
 Contoh umum adalah pemadaman kebakaran kompor
dengan menutupkan karung goni yang dibasahi
 Beberapa jenis kebakaran tak dapat dengan mudah
dipadamkan dengan smothering. Contohnya;
beberapa kebakaran plastik (cellulose nitrate), logam
(titanium) dan bahan bakar tertentu yang terbakarnya
tidak tergantung pada adanya oksigen dari luar
SMOTHERING/ MENGISOLASI OKSIGE

BAHAN BAKAR

Menutup drum yang terbakar


 Pengendalian suhu kebakaran dengan maksud agar
bahan bakar tidak cukup panas untuk mengeluarkan
gas/uap yang diperlukan dalam pembakaran
 Pendinginan merupakan bentuk nyata perpindahan
panas, panas diserap oleh sarana pendingin (biasanya
air)
 Dari semua media pemadam, air menyerap panas per
volumenya lebih banyak dari media pemadam
lainnya
 Banyak tersedia dan mudah didapat
BAHAN BAKAR
COOLING/PENDINGINAN

Memadamkan api dengan air


 Dimana molekul yang telah dipanaskan sebelumnya
dikeluarkan dari kobaran api
 Ilmu pengetahuan telah menemukan bahwa formasi dan
pemakaian atom tertentu secara serentak merupakan kunci
rantai reaksi yang menghasilkan nyala sendiri
 Bahan kimia tertentu dapat memutuskan rantai ini
 Bilamana diberikan kedalam kobaran api dalam jumlah
tertentu, benda ini menghalangi atom dan melindungi dari
kebakaran
 Paling banyak digunakan adalah gas Hallon 1301 dan 1211,
tetapi saat ini hallon tidak boleh digunakan lagi karena dapat
merusak lapisan ozon di atmosfir
BREAKING CHAIN REACTION
MEMECAHKAN RANTAI REAKSI KIMIA
BAHAN BAKAR

Memadamkan API dengan APAR type HALON


BAHAN BAKAR
KLASIFIKASI
KEBAKARAN
KLASIFIKASI KEBAKARAN

Jenis kebakaran CIRI KHUSUS

1. Terdapat bara (kayu/arang/kertas)


Klas A Bahan padat kecuali logam
2. Barang yang sulit/tidak ada gantinya

1. Tidak dapat bercampur air


Bahan cair
2. Dapat bercampur air
Klas B
Bahan gas 3. Gas mengalir
4. Karena bereaksi dengan air

Klas C Listrik 1. Aparat listrik bertegangan


2. Peralatan elektrik

Klas D Logam Bertemperatur tinggi


Kalium, litium, magnesium
JENIS MEDIA PEMADAM KEBAKARAN DAN APLIKASINYA

Jenis media pemadam


Jenis kebakaran Tipe basah Tipe kering
Clean
Air Busa Powder Agent
Bahan spt (kayu, kertas, kain dsb. VVV V VV V*)
Klas A
Bahan berharga XX XX VV**) VVV
Bahan cair XXX VVV VV V*)
Klas B
Bahan gas X X VV V *)

Klas C Panel listrik, XXX XXX VV VVV

Klas D Kalium, litium, magnesium XXX XXX Khusus XXX

Keterangan :

VVV : Sangat efektif X : Tidak tepat


VV : Dapat digunakan XX : Merusak
V : Kurang tepat / tidak dianjurkan XXX : Berbahaya
*) : Tidak efisien **) : Kotor / korosif
KLASIFIKASI KEBAKARAN

NFPA, JEPANG DAN INDONESIA


 Kebakaran klas A
 Terjadi pada bahan bakar padat (kecuali logam) atau bahan
bakar yang bila terbakar meninggalkan residu (abu atau arang)
seperti kayu, kertas, karet, plastik, kain dan lain-lain

 Kebakaran klas B
 Kebakaran klas B mencakup kebakaran bahan bakar cair,
grease dan gas, Sebagai contoh adalah gasoline, solar, kerosen,
methan dan lain-lain
KLASIFIKASI KEBAKARAN

NFPA, JEPANG DAN INDONESIA


 Kebakaran klas C
 Klas kebakaran ini mencakup peralatan listrik atau yang
dialiri listrik. Bilamana aliran listrik telah dimatikan, bahan
yang terbakar dapat diklasifikasikan klas A, B atau D

 Kebakaran klas D
 Klas kebakaran ini mencakup kebakaran logam; seperti
magnesium, titanium, zirconium, sodium dan potasium
KLASIFIKASI KEBAKARAN
KONVENSI LONDON BULAN JUNI 1970, DAN
NEGARA - NEGARA DI EROPA

 Kebakaran klas A
 Kebakaran ini mencakup benda-benda pada umumnya
bersifat organik dimana pembakaran umumnya terjadi
dengan formasi bara api yang menyala-nyala. Kebakaran ini
meliputi kayu, kertas, kain, karet dan lain-lain

 Kebakaran klas B
 Kebakaran ini mencakup cairan, cairan yang mudah terbakar
dibagi dua kelompok : cairan yang larut dalam air dan cairan
yang tidak larut dalam air
KLASIFIKASI KEBAKARAN
KONVENSI LONDON BULAN JUNI 1970, DAN
NEGARA - NEGARA DI EROPA
 Kebakaran klas C
 Kebakaran ini mencakup kebakaran gas atau gas yang
dicairkan dan meliputi methane, propane, butane dan lain-lain

 Kebakaran klas D
 Kebakaran ini mencakup metal, seperti magnesium, titanium,
zirconium, sodium dan potasium

 Kebakaran klas Listrik


 Klasifikasi kebakaran ini sebenarnya tidak ada, tetapi
menurut pertimbangan para ahli harus dimasukkan,
meskipun pada kenyataannya adalah Klas A, B atau D

Anda mungkin juga menyukai