Anda di halaman 1dari 20

MENENTUKAN PEREAKSI PEMBATAS

(Laporan Praktikum Kimia Dasar)

Oleh :

Alifia Adibila Nurhalisa

2114221026

Kelompok 2

JURUSAN PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2021
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Menentukan Pereaksi Pembatas

Tempat : Jalan Mahoni 1, No. 5 Way Halim Permai

Hari/Tanggal : Rabu, 24 November 2021

Nama : Alifia Adibila Nurhalisa

Jurusan : Perikanan dan Ilmu Kelautan

Fakultas : Pertanian

Universitas : Universitas Lampung

Kelompok : 2 (dua)

Bandar Lampung, 24 November 2021


Mengetahui,
Asisten dosen

Widuri Nayunda Safitri


NPM 1914111002
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perhitungan kimia sangat penting dilakukan di laboratorium, di pabrik, juga


tidak jarang di rumah. Perhitungan yang terjadi tersebut, akan menyangkut
reaksi-reaksi kimia. Reaksi kimia merupakan pencampuran senyawa-senyawa
kima. Ketika senyawa dicampurkan untuk bereaksi maka dapat tercampur
secara kuantitatif stokiometri, artinya semua reaktan akan habis dalam waktu
yang sama. Namun, terdapat suatu reaksi dimana sebagian reaktan tidak
langsung habis, namun akan tersisa. Reaktan yang terbentuk tersebut disebut
pereaksi pembatas.

Pereaksi pembatas adalah reaktan yang benar-benar habis terpakai dalam


reaksi dan membatsi berlangsungnya reaksi. Misalnya pada reaksi A + B 
AB, saat reaksi tersebut selesai, nyatanya unsur A masih tersisa atau tidak
habis bereaksi. Sedangkan unsur B habis bereaksi, maka dalam hal ini yang
tidak bertindak sebagai pereaksi pembatas adalah unsur B. Pereaksi pembatas
dapat ditentukan dengan cara membagi jumlah mol setiap pereaksi masing-
masing dengan koefisien reaksinya.

Dalam menentukan pereaksi pembatas, tentunya reaksi kimia haruslah sudah


setara. Pada pencernaan, asam lambung akan diproduksi secara terbatas
sehingga makanan tidak hancur lebur tanpa sisa. Melainkan hanya dilumat.
Sehingga akan menyisakan ampas. Ampas tersebut merupakan contoh dari
penerapan konsep reaksi pembatas. Makadari itu, pada praktikum kali ini yang
berjudul “Menentukan Reaksi Pembatas” praktikan akan melakukan
penentuan reaksi pembatas pada campuran garam.

1.2 Tujuan Praktikum

Berdasarkan latar belakang di atas, tujuan dari praktikum ini adalah sebagai
berikut :

1. Menentukan pereaksi pembatas pada campuran garam (CaCl 2 hidrat +


K2C2O4).
2. Menentukan komposisi % dari masing-masing senyawa dalam campuran.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Stokiometri adalah bagian ilmu yang mempelajari hubungan kuantitatif antara zat
yang berkaitan dalam reaksi kimia. Bila senyawa dicampur untuk bereaksi maka
dapat tercampur secara kuantitatif stokiometri, artinya semua reaktan akan habis
dalam waktu yang sama. Namun, terdapat suatu reaksi dimana sebagian reaktan tidak
langsung habis, namun akan tersisa. Reaktan yang terbentuk tersebut disebut pereaksi
pembatas. Pereaksi pembatas adalah pereaksi yang habis bereaksi terlebih dahulu
dalam suatu reaksi kima. Hal ini dikarenakan pereaksi terssebut menentukan jumlah
produk yang akan terbentuk.

Zat-zat pereaksi yang dicampurkan seringkali tidak dalam jumlah yang ekivalen,
artinya perbandingan mol tidak sesuai dengan perbandingan koefisien reaksinya.
Apabila terjadi hal seperti itu, maka salah satu pereaksi akan habis lebih dahulu,
sementara pereaksi lainnya bersisa. Jumlah hasil reaksi akan bergantung pada jumlah
pereaksi yang habis terlebih dahulu, artinya zat pereaksi yang habis lebih dahulu akan
membatasi jumlah hasil reaksi. Zat pereaksi yang habis bereaksi akan membatasi
hasil reaksi disebut reaksi pembatas. (Ike, 2019).

Pereaksi pembatas dapat ditentukan dengan cara membagi jumlah mol setiap pereaksi
masing-masing dengan koefisien reaksinya. Penentuan pereaksi pembatas dapat
dilakukan hanya jika persamaan reaksi kimia suatu senyawa sudah dalam keadaan
setara. Pereaksi pembatas dapat dilihat dari senyawa yang memiliki koefisien paling
kecil. Jika pereaksi pembatas telah diketahui, perhitungan selanjutnya, untuk
menentukan jumlah produk yang dihasilkan, mol pereaksi pembatas digunakan
sebagai pembanding. Penentuan reaksi pembatas ini penting untuk tujuan efisiensi
dari penggunaan pereaksi pada suatu reaksi kimia tertentu.
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada Rabu, 24 November 2021 pukul 15.00-17.50


WIB, di kediaman masing-masing melalui media whatsapp group Kimia
Dasar, Jurusan Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Lampung.

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah timbangan, kaca
arloji, kertas saring, pengaduk kaca, gelas beaker, tabung sentrifus, labu
erlenmeyer, pipet tetes, corong, centrifuge, aquades, CaCl2 hidrat, dan
K2C2O4.

3.3 Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

Diagram Alir 2. Prosedur Kerja

Timbang kaca arloji dan catat beratnya


Timbang campuran garam dan catat beratnya

Timbang kertas saring dan catat beratnya

Masukkan garam ke dalam gelas beaker

Masukkan aquades ke dalam gelas beaker hingga 150 ml lalu diaduk

Lipat kertas saring dan letakkan dalam corong

Siapkan 2 buah tabung sentrifus 10 ml

Tunggu cairan dalam gelas beaker hingga mengendap

Ambil cairan bening ke dalam tabung sentrifus menggunakan pipet tetes

Saring ke dalam labu erlenmeyer

Lakukkan proses sentrifugasi pada kedua tabung sentrifus


Ambil kedua tabung sentrifus dari alat sentrifugasi

Tentukan uji kelebihan campuran C2O42- atau Ca2+

Sediakan larutan K2C2O4 0,5 M CaCl2 0,5 M

Teteskan larutan K2C2O4 0,5 M ke tabung sentrifus 1

Teteskan larutan CaCl 2 0,5 M ke tabung sentrifus 2

Letakkan kertas saring di atas kaca arloji

Letakkan sampel di atas kertas saring

Oven sampai sampel pengering

Timbang dan catat hasil


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Bobot campuran garam = 1,007 gram

Bobot kertas saring = 0,407 gram

Bobot kertas saring + endapan = 0,6 gram

Bobot endapan CaC2O4 = 0,193 gram, dan mol CaC2O4 0,0015 M

Mol K2C2O4 yang bereaksi bila bobot endapan CaC2O4 0,193 gram adalah
0,005 M

Bobot K2C2O4 yang bereaksi 0,814 gram

Bobot CaCl2 dalam campuran 0,193 gram

% CaCl2 dalam campuran adalah 16,08 %

% K2C2O4 dalam campuran adalah 67,83 %

% CaC2O4 dalam campuran adalah 16,08 %


4.2 Pembahasan

Persamaan reaksi dari praktikum kali ini :

CaCl2 + K2C2O4  CaC2O4 (mengendap) + KCl

Pada tabung 1 adalah campuran antara CaC2O4 + K2C2O4  Keruh. Lalu pada
campuran antara CaC2O4 + CaCl2  Tetap bening. Maka dari itu, senyawa
berlebih pada tabung 1 adalah Ca 2+ dan senyawa yang berperan sebagai
pereaksi pembatas adalah C2O42- dalam campuran garam asli. Sedangkan
untuk tabung 2 tidak memiliki pereaksi pembatas karena hasilnya tetap bening
yang berarti seluruh senyawanya habis bereaksi. Diketahui bobot campuran
garam 1,007 gram, bobot kertas saring 0,407 gram, dan bobot kertas saring
dengan endapan 0,6 gram. Untuk mencari persen dari masing-masing
senyawa, dibutuhkan bobot dan mol dari masing-masing senyawa, serta bobot
total senyawa.

Melalui perhitungan dihasilkan bobot endapan CaC2O4 0,193 gram, dengan


mol CaC2O4 0,0015. Lalu, dihasilkan bobot K2C2O4 0,814 gram, dengan mol
K2C2O4 0,005. Terakhir, dihasilkan bobot CaCl 2 0,193 gram. Melalui
perhitungan tersebut diketahui bobot totalnya adalah 1,2 gram. Setelah
diketahui bobot dari masing-masing senyawa dan bobot totalnya, kemudian
dicari persen dari masing-masing senyawa dalam campuran tersebut. Persen
senyawa berbanding lurus dengan bobot senyawa dan berbanding terbalik
dengan bobot total dikalikan dengan 100%. Maka dihasilkan persen CaCl 2
adalah 16,08 %, persen K2C2O4 adalah 67,83 %, dan persen CaC2O4 adalah
16,08 %

Cara kerja praktikum ini adalah timbang kaca arloji dan catat beratnya.
Timbang campuran garam dan catat beratnya. Timbang kertas saring dan catat
beratnya. Masukkan garam ke dalam gelas beaker. Masukkan aquades ke
dalam gelas beaker hingga 150 ml lalu aduk. Lipat kertas saring dan letakkan
dalam corong. Siapkan 2 buah tabung sentrifus 10 ml. Tunggu cairan dalam
gelas beaker hingga mengendap. Ambil cairan bening ke dalam tabung
sentrifus menggunakan pipet tetes, jangan sampai terambil bagian yang
mengendap. Saring ke dalam labu Erlenmeyer, air akan tersaring sempurna.
Lakukkan proses sentrifugasi pada kedua tabung sentrifus. Ambil kedua
tabung sentrifus berisi larutan dari alat sentrifugasi dan hasil larutan akan
menjadi lebih bening. Tentukan uji kelebihan campuran C2O42- atau Ca2+.
Sediakan larutan K2C2O4 0,5 M CaCl2 0,5 M. Teteskan larutan K2C2O4 0,5 M
ke tabung sentrifus 1. Teteskan larutan CaCl 2 0,5 M ke tabung sentrifus 2.
Letakkan kertas saring di atas kaca arloji. Letakkan sampel di atas kertas
saring. Oven sampai sampel pengering. Timbang kertas saring berisi sampel
kering dan catat hasil.
V. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Karena pada tabung 1 terbentuk endapan dan tabung 2 tetap bening, maka
senyawa berlebih pada tabung 1 adalah Ca 2+ dan senyawa yang berperan sebagai
pereaksi pembatas adalah C2O42-. Sedangkan untuk tabung 2 tidak memiliki
pereaksi pembatas karena hasilnya tetap bening yang berarti seluruh senyawanya
habis bereaksi.
2. Persen dari masing-masing senyawa dalam campuran tersebut. Persen senyawa
berbanding lurus dengan bobot senyawa dan berbanding terbalik dengan bobot
total dikalikan dengan 100%. Maka dihasilkan persen CaCl2 adalah 16,08 %,
persen K2C2O4 adalah 67,83 %, dan persen CaC2O4 adalah 16,08 %.
DAFTAR PUSTAKA

Valentie, I. (2019). Pemahaman Konsep Pereaksi Pembatas Hasil Pembelajaran


Kimia Menggunakan LKS-Induktif pada Siswa Kelas X. Jurnal Ilmiah
Kanderang Tingang, 10(1), 12-26.

Harjadi, W. (2018). Stoikiometri Berhitung Kimia itu Mudah Edisi Kedua. Bogor :
IPB Press.
LAMPIRAN

No. Gambar Ket.

Menimbang kaca arloji dan catat beratnya


1.

Gambar 1. Cara kerja

Menimbang campuran garam dan catat


2. beratnya.

Gambar 2. Cara kerja

Menimbang kertas saring dan catat beratnya.


3.

Gambar 3. Cara kerja


Memasukkan garam ke dalam gelas beaker.
4.

Gambar 4. Cara kerja

Memasukkan aquades ke dalam gelas


5. beaker hingga 150 ml.

Gambar 5. Cara kerja

Melipat kertas saring dan letakkan dalam


6. corong.

Gambar 6. Cara kerja

Menyiapkan 2 buah tabung sentrifus 10 ml.


7.

Gambar 7. Cara kerja


Menunggu cairan dalam gelas beaker
8. hingga mengendap.

Gambar 8. Cara kerja

Mengambil cairan bening ke dalam tabung


9. sentrifus menggunakan pipet tetes.

Gambar 9. Cara kerja

Menyaring ke dalam labu Erlenmeyer.


10.

Gambar 10. Cara kerja

Proses sentrifugasi.
11.

Gambar 11. Cara kerja


Mengambil kedua tabung sentrifus berisi
12. larutan dari alat sentrifugasi.

Gambar 12. Cara kerja

Larutan K2C2O4 0,5 M CaCl2 0,5 M.


13.

Gambar 13. Cara kerja

Meneteskan larutan K2C2O4 0,5 M ke


14. tabung sentrifus 1.

Gambar 14. Cara kerja

Meneteskan larutan CaCl 2 0,5 M ke


15. tabung sentrifus 2.

Gambar 15. Cara kerja


Meletakkan kertas saring di atas kaca
16. arloji.

Gambar 16. Cara kerja

Meletakkan sampel di atas kertas saring.


17.

Gambar 17. Cara kerja

Oven sampai sampel pengering.


18.

Gambar 18. Cara kerja

Menimbang kertas saring berisi sampel


19. kering.

Gambar 19. Cara kerja

Anda mungkin juga menyukai