BAB IV
DISKRIPSI WILAYAH
Sub DAS Gajahwong pada dasarnya merupakan bagian dari DAS Opak. luas Sub
DAS Gajahwong adalah 34,6265 km2
Sungai Gajahwong memiliki dua anak sungai yaitu sungai pelang dan sungai
Kedung Semerangan yang merupakan jenis sungai perennial yang mengalir
sepanjang waktu. Panjang sungai utamanya35,3 km2, anak sungai Pelang 8,71 km
dan anaknsungai Kedung Semerangan 6.02 km. Berdasarkan metode Strahler Sub
DAS Gajah Wong mempunyai orde sungai tertinggi 3 dan jumlah semua adalah
23 sungai dengan jumlah orde sungai 1 adalah 14 buah. Jumlah panjang semua
Iklim adalah kondisi cuaca suatu daerah dalam jangka waktu yang
panjang. Kondisi alam suatu daerah sangat berpengaruh terhadap proses
pelapukan batuan dan proses perkembangan bentuklahan. Kondisi iklim juga
Temperatur
Keadaan temperatur udara di daerah penelitian digunakan untuk
menentukan klasifikasi iklim Koppen. Sehubungan dengan keterbatasan data
mengenai temperatur udara di lokasi penelitian, maka dibutuhkan perhitungan dan
koreksi temperatur udara dengan menggunakan data temperatur dari stasiun
klimatologi terdekat. Data yang digunakan adalah hasil pencatatan suhu udara
rata-rata pada tahun 1984-2005.
Perhitungan temperatur udara untuk stasiun yang ada di lokasi penelitian
dengan menggunakan persamaan Mock (1973) sebagai berikut :
t1 = t2 ± (h1-h2) x 0,006oC
V. Kondisi Geomorfologi
Sub Das Gajah Wong terletak di lereng bagian selatan dari Gunungapi
Merapi Yogyakarta yang mempunyai kemiringan kearah selatan semakin
bertambah landai. Gunungapi Merapi merupakan Gunungapi Strato yang
mengeluarkan material selang-seling antara efisiva yang berupa aliran lava dan
efata yang merupakan material lepas lepas seperti bom, lapili, tuff dan abu
vulkanis. Satuan utama Geomorfologi yang berada di Sub Das Gajah Wong ini
adalah bentuklahan asal Gunungapi. Aktifitas Gunungapi merupakan proses
utama dalam pembentukan dan perkembangan bentuklahan vulkanik tersebut.
Oleh karena itu material penyusunnya berasal dari endapan hasil aktivitas
Gunungapi Merapi Muda. Geomorfologi sub DAS Gajah Wong disajikan dalam
Peta Bentuklahan Sub DAS Gajah Wong.
5. Lembah sungai
6. Beting pasir
7. Tanggul Sungai
1. Lereng Tengah
2. Lereng bawah
Bentuklahan ini mempunyai topografi lebih rendah dari lereng tengah
dengan kemiringan lereng sekitar 8-15% dari berombak hingga miring.
Bentuklahan ini sudah terpengaruh aktifitas manusia dan digunakan sebagai
permukiman,sawah tegalan dan usaha cocok tanam lainnya. Akan tetapi tidak
sepadat lereng kaki maupun dataran alluvial.
5. Beting pasir
6. Lembah Sungai
7. Tanggul Sungai
Bentuklahan asal proses fluvial yang mempunyai morfologi yaitu
Bagian tinggi memanjangdi sepanjang kanan kiri aliran sungai yang terdiri dari
bahan bahan endapan sungai, umumnya bahan kasar seperti kerikil, pasir batuan
dan sebagainya hasil proses pengendapan dan pelapukan.
Endapan volkanik gunung api Merapi muda( Satuan batuan merapi muda)
Keterangan:
Ma5 = Aliran lava Merapi Muda Mjp3 = Piroklastik Jatuhan Merapi Muda
Ma4 = Aliran lava Merapi Muda Mjp2=Piroklastik Jatuhan Merapi Dewasa
Ma3 = Aliran lava Merapi Dewasa Mjp1 = Piroklastik Jatuhan Merapi Tua
Ma2 = Aliran lava Merapi Tua Mapm = Piroklastik Aliran Merapi Muda
a. Regosol
b. Kambisol
Berdasarkan identifikasi ciri – cirri fisiknya dan pemetaan satuan unit tanah
skala semi detil maka tanah di Sub DAS Gajah Wong terdiri dari :
1. Fluventic Eutropepts
2. Typic Fluvaquents
3. Fluvaquent Eutropepts
4. Vertic Eutropepts
5. Typic Ustropepts
6. Lithic Ustorthents
Berdasarkan Peta tanah Skala Semi detil hasil pemetaan tanah dan
beberapa data sekunder dari berbagai penelitian dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Fluventic Eutropepts
Terbentuk dari bahan induk Tufa, endapan lahar buyan, beratan batur,
dan batuan gunung api gunung batukaru dengan zone iklim C2 (Oldeman,
dkk. 1983) yaitu zone iklim yang mempunyai karakteristik 5 bulan basah
dan 4 bulan kering secara berturut. Inceptisols dengan kejenuhan basa lebih
dari 50% pada kedalaman 0,25-1,00 meter telah mengurangi karbon
organik.
3. Fluvaquent Eutropepts
4. Vertic Eutropepts
5. Typic Ustropepts
6. Lithic Ustorthents