Anda di halaman 1dari 13

Bani Umayah

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Berdirinya Bani Umayah


Bani Umayah berasal dari nama Umayah Ibnu Abdi Syams Ibnu Abdi
Manaf, salah satu pemimpin dari kabilah Quraisy yang memiliki cukup unsur
untuk berkuasa di zaman Jahiliyah yakni keluarga bangsawan, cukup kekayaan
dan mempunyai sepuluh orang putra. Orang yang memiliki ketiga unsur tersebut
di zaman jahiliyah berarti telah mempunyai jaminan untuk memperoleh
kehormatan dan kekuasaan.
Umayah senantiasa bersaing dengan pamannya yaitu Hasim Ibnu Abdi
Manaf. Sesudah datang agama Islam persaingan yang dulunya merebut
kehormatan menjadi permusuhan yang lebih nyata. Bani Umayah dengan tegas
menentang Rosululloh SAW, sebaliknya Bani Hasim menjadi penyokong dan
pelindung Rosululloh, baik yang sudah masuk Islam atau yang belum. Bani
Umayah baru masuk Islam setelah tidak menemukan jalan lain, ketika Nabi
Muhammad Saw dengan beribu pasukannya menyerbu masuk Mekah. Dengan
demikian Bani Umayah adalah orang-orang yang terakhir masuk agama Islam
pada masa Rosululloh dan salah satu musuh yang paling keras sebelum mereka
masuk Islam.
Setelah mereka masuk Islam mereka dengan segera memperlihatkan
semangat kepahlawanannya agar orang lupa terhadap sikap dan perlawanannya
terhadap Islam sebelum mereka memasukinya. Sehingga setelah masuk Islam
Bani Umayah banyak berbuat jasa-jasa besar terhadap Islam.
Bani Umayah merupakan awal kekuasaan dari berakhirnya Masa Khulafaur
Rosyidin dengan dimulainya kekuasaan Bani Umayah maka dimulailah semangat
politik Islam. Memasuki masa kekuasaan Muawiyah yang menjadi awal
kekuasaan Bani Umayah, pemerintahan yang dulunya bersifat demokratis
akhirnya berubah menjadi monarki heridetis (kerajaan yang turun – temurun) hal
ini dimulai ketika Muawiyah mewajibkan suluruh rakyatnya untuk menyatakan
setia kepada anaknya Yazid. Dia tetap menggunakan istilah kholifah namun

Muawiyah
Bani Umayah

memberikan interpretasi baru dari kata–kata itu untuk mengagungkan jabatan


tersebut. Yakni dengan menyebut kholifah Allah yaitu penguasa yang dianggap
oleh Allah.

Muawiyah
Bani Umayah

BAB II
PEMBAHASAN

A. Peradaban Bani Umayah


Sepeniggalnya Khalifah Ali bin Abi Thalib, kekhalifahan islam dipegang
oleh Muawiyah bin Abu Sufyan. Seorang tokoh yang kecewa atas kebijaksanaan
yang diambil oleh Ali bin Abi Thalib dalam mengambil keputusan terhadap kasus
pembunuhan Khalifah Ustman bin Affan. Beliau juga merupakan pendiri Daulah
Umayyah.
Dinasti Bani Umayah yang didirikan oleh Muawiyah berumur sekitar 90
tahun. Adapun nama-nama kholifah yang telah memimpin adalah Muawiyah,
Ibnu Abu Sofyan, Abdul Malik Ibnu Marwan, Alwalid Ibnu Malik, Umar Ibnu
Abdul Azis, Hisyam Ibnu Abdi malik. Pada masa Walid Ibnu Abdul Malik,
Thoriq Bin Ziyad pemimpin pasukan Islam mendarat di Gibraltar (Jabal Thoriq)
sehingga tentara spanyol dapat dikalahkan yang akhirnya menguasai ibukota
sepanyol (cordova). Pasukan islam menang dengan mudah karena mendapat
dukungn dari masyarakat setempat sejak lama menderita akibat kekejaman
penguasa. Wilayah kekuasaan pada masa Bani Umayah sangat luas yang meliputi
Spanyol, Afrika Utara, Syiria, Palestina, Jazirah Arabia, Irak, sebagian Asia kecil,
Persia, Afganistan, Usbekistan, Kilkis, Asia tengah.
Disamping kekuasaan Islam Bani Umayah juga berjasa dalam
pembangunan di berbagai bidang antara lain:
 Masa kepemimpinan Muawiyah telah mendirikan dinas pos dan tempat-
tempat dengan menyediakan kuda yang lengkap dengan peralatannya di
sepanjang jalan.
 Menertibkan angkatan bersenjata.
 Pencetakan mata uang oleh Abdul Malik, mengubah mata uang Byzantium
dengan Persia yang dipakai di daerah-daerah yang dikuasai Islam. Mencetak
mata uang sendiri tahun 659 M dengan memakai kata dan tulisan Arab.
 Jabatan khusus bagi seorang Hakim ( Qodli) menjadi profesi sendiri .

Muawiyah
Bani Umayah

 Keberhasilan kholifah Abdul Malik melakukan pembenahan-pembenahan


administrasi pemerintahan Islam dan memberlakukan bahasa Arab sebagai
bahasa resmi administrasi pemerintahan Islam. Keberhasilannya diikuti oleh
putranya Al-Walid Ibnu Abdul Malik (705 – 719 M) yang berkemauan keras
dan berkemampuan melaksanakan pembangunan
 Membangun panti-panti untuk orang cacat. Dan semua personil yang terlibat
dalam kegiatan humanis di gaji tetap oleh Negara.
 Membangun jalan-jalan raya yang menghubungkan suatu daerah dengan
daerah lainnya.
 Membangun pabrik-pabrik, gedung-gedung pemerintahan, dan masjid-masjid
yang megah.
B. Kebijakan dan Karakteristik Daulah
Adapun kebijakan para khalifah Daulah Umayyah yang menjadikan Daulah
Umayyah maju sekaligus sebagai penciri atau karakter daulah tersebut adalah:
1. Pada masa Mu'awiyyah tergolong cemerlang. Ia berhasil menciptakan
keamanan dalam negeri dan mengatarkan negara dan rakyatnya kepada
kemakmuran serta kekayaan meliputi perluasan wilayah hingga Afrika Utara,
wilayah Khurasan dan Bukhara (Turkistan) setelah menyeberangi sungai Oxus
.
2. Ekspansi ke timur yang dilakukan Muawiyah kemudian dilanjutkan oleh
khalifah Abd al-Malik. Dia mengirim tentara menyeberangi sungai Oxus dan
dapat berhasil menundukkan Balkh, Bukhara, Khawarizm, Ferghana dan
Samarkand.Tentaranya bahkan sampai ke India dan dapat menguasai
Balukhistan, Sind dan daerah Punjab sampai ke Maltan. . Selain itu, Khalifah
Abd al-Malik juga berhasil melakukan pembenahan-pembenahan administrasi
pemerintahan dan memberlakukan bahasa Arab sebagai bahasa resmi
administrasi pemerintahan Islam.
3. Selain melakukan pembenahan administrasi pemerintahan, Khalifah Abdul
Malik bin Marwan juga berhasil mengubah mata uang Bizantium dan Persia
yang dipakai di daerah-daerah yang dikuasai Islam. Untuk itu, dia mencetak
uang tersendiri dengan memakai kata-kata dan tulisan Arab.

Muawiyah
Bani Umayah

4. Pada masa pemerintahan Walid menampakkan kejayaan Dinasti Umayyah.


Wilayah kekuasaannya pun bertambah luas sampai ke Spanyol di Barat dan
Sina ( India ) di Timur.. Dia membangun panti untuk orang cacat, juga
membangun jalan-jalan raya, pabrik-pabrik, gedung-gedung pemerintahan
yang megah dan masjid-masjid.
5. Pada masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz, dia melakukan berbagai
perbaikan dan pembangunan sarana pelayanan umum, speerti perbaikan lahan
pertanian, penggalian sumur baru, penginapan bagi musafir dan lain-lain.
C. Sebab-Sebab Keruntuhan Bani Umayah
Dinasti Bani Umayah telah hidup kira-kira 90 tahun banyak sebab yang
mengakibatkan jatuhnya Bani Umayah. Keluarga itu telah membunuh sehingga
tidak mungkin di perbaiki. Muawiyah telah mengesampingkan prinsip
Replublikanisme diganti dengan monarchi turun temurun. Prinsip Islam bahwa
Kepala Negara harus dipilih oleh rakyat tidak dijalankan dengan demikin Bani
Umayah kehilangan dukungan penuh dan kerjasama dari rakyat. Kelemahan
keluarga merupakan sebab pertama dan terpenting bagi kejatuhan Dinasti Umayah
diantara khalifahnya kecuali Muawiyah dan Abdul Malik. Selain kedua itu
kholifah-kholifah yang lain telah banyak melakukan pelanggaran-pelanggaran.
Untuk menghabiskan waktu kebanyakan mereka gunakan untuk berburu dan
minum anggur dan lebih sibuk dengan syair-syair dari pada dengan Qur'an dan
urusan-urusan Negara karena harta kekayaan yang melimpah dan budak yang
berlebihan sehingga melemahkan semangat hidup masyarakt arab yang masih
muda.
Kelalaian kholifah dalam urusan administratif dan tidak adanya perhatian
terhadap tugas-tugas Negara membuat Bani Uamayah sangat tidak disukai. Para
pejabatnya banyak yang koruposi, banyak yang mementingkan diri sediri dan
akibatnya pemerintahan menjadi lamban dan tidak efisien. Persaingan antar suku
yang sudah lama, tidak semakin membaik tetapi malah semakin buruk banyak
penentangan dari kaum Syiah yang tidak melupakan tragedi Karbala.
Ketidakacuan serta perlakuan kejam terhadap keluarga Nabi, kutukan terhadap
khutbah-khutbah dan propaganda anti Bani Ali memeperkuat Bani Umayyah.

Muawiyah
Bani Umayah

Kaum Syiah memperoleh simpati rakyat karena kecintaan mereka yang sepenuh
hati terhadap keturunan Nabi.
B. DAULAH UMAYYAH II DI ANDALUSIA
Ketika Islam mengalami masa kemunduran sekitar abad ke-11 disebabkan
berbagai macam permasalahan diantaranya adalah konfliknya umat Islam dengan
umat Kristen yang tidak bisa diatasi lagi. Hal tersebut dimanfaatkan oleh Eropa.
Eropa mulai bangkit dari keterbelakangan, kebangkitan tersebut bukan saja
terlihat dalam bidang politik, dengan mengalahkan kerajaan-kerajan Islam dan
bagian dunia yang lain. Tetapi terutama dalam bidang pengetahuan dan teknologi.
Kemajuan Eropa saat ini tidak bisa dipisahkan dari pemerintahan Islam yang
pernah jaya di Spanyol. Dari Spanyol Islamlah Eropa, itulah sedikit gambaran
yang akan di bahas dalam makalah ini terkait sejarah Islam yakni runtuhnya
Daulah Bani Umayyah di Andalusia yang dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor
intern dan ekstern.
Khalifah pertama Bani Umayyah di Andalusia adalah Abdur Rahman bin
Mu'awiyah bin Hisyam bin Abdul Malik bin Marwan. Dia dibaiat sebagai Amir
saat berada di Andalusia dalam status sebagai pelarian. lni terjadi pada tahun 138
H. Dia adalah seorang khalifah yang dikenal memiliki wawasan keilmuan yang
sangat luas. Meninggal pada bulan Rabiul Awal tahun 170 H.
Setelah itu dia digantikan oleh anaknya yang bernama Hisyam bin Abu al-
Walid di bulan Shafar tahun 180 H.Al-Hakam Abu al-Muzhaffar yang bergelar al-
Murtadha menjadi Amir setelah meninggal ayahnya, Hisyam. Dia meninggal pada
bulan Dzulhijjah tahun 206 H.
Setelah itu anaknya yang bernama Abdur Rahman naik menjadi Amir. Dia
adalah orang yang pertama kali mengangkat nama kerajaan Bani Umayyah di
Andalusia. Di masapemerintahannya inilah dibuat mata uang dirham yang belum
pernah dilakukan sebelumnya oleh mereka sendiri. Dalam transaksi mereka
menggunakan uang yang dipergunakan di wilayah Timur. Abdur Rahman ini
memiliki kesamaan dengan al-Walid bin Abdul Malik dalam hal
kesombongannya, dan memiliki kesamaan dengan al-Makmun dalam hal

Muawiyah
Bani Umayah

kecintaannya kepada filsafat. Dia adalah orang pertama yang memasukkan filsafat
ke Andalusia. Meninggal pada tahun 239 H.
Sepeninggalnya, dia digantikan oleh anaknya yang bernama Muhammad
yang meninggal pada tahun 273 H. Kemudian dia digantikan oleh anaknya al-
Mundzir yang meninggal pada bulan Shafar tahun 275 H.
Setelah itu, al-Mundzir digantikan oleh saudaranya yang bernama Abdullah.
Dia adalah khalifah yang paling baik di Andalusia baik secara ilmu pengetahuan
maupun dari sisi agama. Dia meninggal pada bulan Rabiul Awwal tahun 300 H.
Setelah cucunya yang bernama Abdur Rahman bin Muhammad yang
bergelar an-Nashir naik menjadi khalifah dan dialah orang pertama yang
menggunakan gelar khalifah di depan namanya di Andalusia dan sekaligus
menyebut dirinya sebagai Amirul Mukminin. Ini terjadi pada saat khilafah Bani
Abbas mengalami kemunduran yang sangat tajam di masa pemerintahan al-
Muqtadir. Orang-orang sebelum dia menyebut dirinya hanya dengan Amir. Dia
meninggal pada bulan Ramadhan tahun 350 H. Dia digantikan anaknya yang
bernama al-Hakam al-Mustanshir yang meninggal pada bulan Shafar tahun 366 H.
Lalu naik Hisyam al-Muayyid yang kemudian dicopot dan dipenjarakan pada
tahun 399 H.
Setelah itu Muhammad bin Hisyam bin Abdul Jabbar bin anNashirAbdur
Rahman naik menjadi khalifah dengan memakai gelar al-Mahdi. Dia duduk
sebagai khalifah hanya dalam waktu enam belas bulan karena terjadi
pemberontakan yang dipimpin oleh keponakannya sendiri yang bernama Hisyam
bin Sulaiman bin an-Nashir Abdur Rahman. Dia berhasil merebut kursi khilafah
dan bergelar ar-Rasyid. Setelah itu pamannya memeranginya dan dia pun
dibunuh. Para pembesar sepakat untuk mencopot pamannya sehingga
membuatnya menyembunyikan diri dan akhirnya dibunuh. Orang-orang membaiat
anak saudara Hisyam yang terbunuh tadi yang bernama Sulaiman bin al-Hakam
al-Mustanshir yang kemudian memakai gelar al-Musta'in. Akhimya dia pun
diperangi dan ditawan pada tahun 406 H.

Muawiyah
Bani Umayah

Setelah itu naik Abdur Rahman bin Abdul Malik bin an-Nashir yang
bergelar al-Murtadha. Dia dibunuh di akhir tahun itu. Terbunuhnya Abdur
Rahman sekaligus menandai kemunduran dinasti Umayyah di Andalusia.
Berawal dari berakhirnya kekuasaan umar II (717-720), suasana
perpolitikan Dinasti Umayyah di Andalusia semakin memanas, seperti terjadinya
sebagai masyarakat tidak mau membayar zakat, pemberontakan terjadi dimana-
mana sampai pada masa kekhalifahan Yazid II dan Hisyam I. pada masa ini pula
kaum Syiah mulai melancarkan serangan secara berlahan. ketika Hisyam naik
tahta dalam usia sebelas tahun. Oleh karena itu kekuasaan aktual berada di tangan
para pejabat. Pada tahun 981 M, Khalifah menunjuk Ibn Abi Amir sebagai
pemegang kekuasaan secara mutlak. Dia seorang yang ambisius yang berhasil
menancapkan kekuasaannya dan melebarkan wilayah kekuasaan Islam dengan
menyingkirkan rekan-rekan dan saingan-saingannya
Hisyam (724-743) adalah khalifah yang kuat dan efektif, yang mampu
mengembalikan kerajaan pada basis ekonomi yang lebih kuat, tetapi dia mencapai
itu semua dengan menjadikan negaranya lebih cenderung pada sentralisasi dan
kekkuasaaannya lebih otokratis. Ada beberapa hal yang menyebabkan runtuhnya
Bani Umayyah di Spanyol di antaranya adalah faktor intern (dalam) dan ekstern
(luar), berikut ini:
A. Faktor dari dalam (intern)
1. Tidak jelasnya sistem peralihan kekuasaan
Dalam hal ini menyebabkan terjadinya persaingan tidak sehat di antara
kalangan keluarga istana. Yaitu perebutan kekuasaan di antara ahli waris. Dan
Ketika kekhalifahan Hisyam ibn Hakam, timbulnya perselisihan di kalangan
pejabat tinggi Negara dan orang istana, sehingga terpecah menjadi dua kelompok;
kelompok militer yang didominasi oleh Slav dan kelompok sipil dengan tokohnya
al-Hajib al-Mansur yang didukung oleh menterinya.
Oleh karena itu, mereka berpendapat bahwa kekhalifahan sebaiknya diserahkan
kepada pamannya Hisyam, al-Mughirah ibn Abdurrahman al-Natsir. Sementara
kelompok sipil mengharapkan kekhalifahan dipegang oleh Hisyam, agar kendali
pemerintahan tetap dipegangn oleh para penguasa bersama khalifah Hisyam kecil

Muawiyah
Bani Umayah

itu. Dari perdebatan tersebut menyebabkan terbunuhnya al-Mughirah yang diduga


pembunuhnya dari pihak sipil.
Granada yang merupakan pusat kekuasaan Islam terakhir di Spanyol jatuh
ketangan Ferdinan dan Isabella, di antaranya juga disebabkan permasalahan ini.
Dari perselisihan tersebut memberikan peluang bagi mereka untuk melancarkan
serangan mereka.
2. Tidak adanya ideologi pemersatu
Dengan ini terjadi konflik politik, sehingga timbulnya kelompok oposisi.
Persaingan terjadi antara Arab Utara dengan Arab Selatan, di samping itu pula
timbulnya kerajaan kecil (Muluk al-Thawaif), mengakibatkan terjadi
pemberontakan dimana-mana dan pengacauan politik. Kelompok tersebut
mengadakan pemberontakan yang berdampak bagi stabilitas politik kekuasaan
Bani Umayyah di Spanyol.
Kalau di tempat-tempat lain para muallaf diperlakukan sebagai orang Islam
yang sederajat, di Spanyol, sebagaimana politik yang dijalankan Bani Umayyah di
Damaskus, orang-orang Arab tidak pernah menerima orang-orang pribumi.
Setidak-tidaknya sampai abad ke-10 M, mereka masih memberi istilah 'ibad dan
muwalladun kepada para muallaf itu, suatu ungkapan yang dinilai merendahkan.
Akibat dari kelompok – kelompok etnis tersebut yang non-Arab yang ada
sering menggerogoti dan merusak perdamaian. Hal itu mendatangkan dampak
besar terhadap sejarah sosio-ekonomi negeri tersebut. Hal ini menunjukan tidak
adanya ideologi yang dapat memberi makna persatuan, disamping kurangnya
figur yang dapat menjadi personifikasi ideologi itu.
3. Para penguasa islam cukup puas dengan menerima upeti dan tidak melakukan
islamisasi secara sempurna
Tidak hanya itu dilakukan pemerintahan tersebut akan tetapi ketika
melakukan islamisasi membiarkan mereka mempertahankan hukum dan adat
kebiasaan orang nasrani.
Akibatnya dengan kehadiran bangsa Arab menimbulkan rasa iri dan
membangkitkan rasa kebangsaan bangsa spanyol yang Kristen. Berbagai usaha

Muawiyah
Bani Umayah

yang dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab itu, untuk berupaya
semaksimal mungkin untuk mengadu domba sesama muslim.
B. Faktor dari luar (ekstern)
1. Timbulnya semangat orang-orang Eropa untuk menguasai kembali Andalusia
Hal ini merupakan keinginan bangsa Eropa yang sudah lama terpendam,
mereka ingin merebut kembali tanah air mereka dari tangan penguasa muslim.
akan tetapi keinginan mereka masih belum terlaksana, karena islam pada waktu
itu mempunyai kekuatan besar. Ketika kekuatan islam melemah, ini merupakan
kesempatan emas bagi sekelompok komunitas yang tidak senang dengan
kedatangan islam. Beberapa daerah belum dikuasai Islam
Berawal dari saat Thariq dan Musa ketika menaklukkan wilayah Andalusia
karena ada perintah untuk segera pulang sehingga menyebabkan mereka tidak
berhasil untuk menaklukkan daerah yang terletak di Barat Laut.
Penyebab keruntuhan dan kehancuran kekuasaan islam di Andalusia disebabkan
ada beberapa daerah yang belum diduduki sepenuhnya waktu ekspansi islam
seperti daerah Galicia. Daerah tersebut menjadi pusat Kristen. Yang kemudian
berdirinya kerajaan Castile dan Aragon yang menjadi basisnya Kristen untuk
menyerang kaum muslim dalam rangka menguasai wilayah kekuasaannya.
Daerah tersebut dijadikan benteng pertahanan, pelatihan dan sekolah siasat
yang dipersiapkan untuk perlawanan dikemudian hari, dan dari benteng tersebut
dikomando upaya untuk memecahkan belah persatuan dan kesatuan umat islam,
bahkan sering menyerang saat ada kesempatan.
2. Konflik Islam dengan Kristen
Dalam pertempuran tersebut Ferdianan dan Isabella melibatkan diri bersama
5.000 peronil dengan mendengungkan perang suci. Serangan ini dipelopori oleh
raja Ferdinan dari Arogon dan Isabela dari Castila. Akibat konflik itu runtuhnya
benteng Al-Hambra yang direbut oleh kristen. Dengan kemenangan mereka itu
dari pihak Kristen merayakan kekalahan islam terakhir di spanyol The Deum,
sebuah Hyne rasa syukur yang dinyanyikan di Cathedral St. Paul di London.

Muawiyah
Bani Umayah

Granada saat itu semasa dinasti Nasr, yang dipimpin oleh Maula Ali Abi al-
Hasan yang merasa cemas dengan kombinasi antara kerajaan Castile dan Aragon.
Sehingga terjadilah perang dingin dengan kaum Nasrani.
al-Hasan sendiri wafat, diracun oleh anaknya, Abdullah dan kekuasaan dipegang
saudaranya, al-Zaghlul (al-Zaghal)
Jatuhnya Granada ketangan Kristen, pendeta Kristen memberikan pilihan
kepada umat muslim dan Yahudi, yakni pindah agama atau tinggal di wilayah itu.
Dengan demikian “salib telah menyingkirkan bulan sabit”. Artinya adalah
kekuasaan islam telah dikalahkan oleh kekuasan Kristen.
3. Kesulitan ekonomi
Masa-masa runtuhnya Bani Umayyah ini, disebabkan para penguasa lebih
mementingkan pembangunan, sehingga lalai membinaan perekonominan. Di
samping itu pula diakibatkan oleh etnis-etnis non –Arab sering menjadi perusak
dan menggrogoti perdamaian, sehingga mempengaruhi terhadap kondisi
perekonomian.
Akibat dari pembangunan bidang fisik untuk keindahan kota dan
peningkatan ilmu pengetahuan yang terlalu serius telah melalaikan pembangunan
bidang perekonomian yang menjadi pendukung perekonomian persatuan dan
kesatuan. Akibatnya perekonomian yang lemah itu, juga menyebabkan kondisi
politik dan militer tak menentu.

Muawiyah
Bani Umayah

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Daulah bani Umayyah I didirikan oleh Muawiyah bin Abu Sufyan. Khalifah
yang memimpin Daulah ini ada 14 orang. Selain itu, masing-masing khalifah ada
yang membuat kemajuan dan ada juga yang menyebabkan kemunduran Daulah
Umayyah. Salah satu kemajuan yang di capai oleh daulah ini adalah berhasilnya
menetaokan bahasa Aarb sebagai bahasa resmi dan mendirikan mesjid agung di
Damaskus.
Salah satu penyebab kehancuran dan runtuhnya daulah ini adalah.
Lemahnya pemerintahan daulat Bani Umayyah juga disebabkan oleh sikap hidup
mewah di lingkungan istana sehingga anak-anak khalifah tidak sanggup memikul
beban berat kenegaraan tatkala mereka mewarisi kekuasaan.
Adapun di andalusia dua faktor yang mempengaruhi runtuhnya Daulah Bani
Umayyah yang dapat kami paparkan, bahwasanya konflik internal yang berujung
perebutan kekuasaan terjadi di antara para pemimpin muslim. Umat Islam menjadi
lemah. Akhirnya, Raja Ferninand dan isterinya Ratu Isabella berhasil
menaklukkan kekuasaan Islam setelah Granada, benteng terakhir kaum muslimin
di Andalusia, jatuh ke tangan bangsa Eropa yang kafir. Daulah Umayyah II juga
mengalami keruntuhan akibat perebutan kekuasaan.
Meskipun penyebab terburuknya adalah serangan kaum Kristen, namun
kondisi umat.Islam di Andalusia saat itu sedang melemah sedangkan kondisi umat
Kristen berada dalam kemajuan yang pesat.
B. Saran
Belajar dari masa lalu merupakan sesuatu yang perlu kita lakukan. Dari
uraian di atas kita dapat mengambil pelajaran bahwa kita harus berusaha dengan
maksimal agar bisa membuat perubahan. Di samping itu kita sebagai umat Islam
juga harus bisa menjaga persatuan dan kesatuan agar musuh-musuh Islam tidak
bisa menghancurkan kita.

Muawiyah
Bani Umayah

DAFTAR PUSTAKA

Amstrong, Karen. 2002. Islam: A Short History; Sepintas Sejarah Islam.


Surabaya. Ikon Teralitera.
Karim, M. Abdul. 2007. Sejarah Pemikiran Dan Peradaban Islam. Yogyakarta:
Pustaka Book Publisher.
S, Ahmad Akbar. 2002. Rekonstruki Sejarah Islam. Yogyakarta: Fajar Pustaka
Baru.
Yatim, badri. 2004. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT Grafindo Persada
http://zanikhan.multiply.com/journal/item/1630
http://id.wikipedia.org/wiki/Bani_Umayyah#6.Penyebab_Kemunduran_dan_Ke
hancuranYatim, Badri. 2004. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta .

Muawiyah

Anda mungkin juga menyukai