Fitriani 21
Fitriani 21
SAHAM
DISUSUN OLEH:
NAMA : FITRIANI
NIM : 2001025
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.Bagi saya sebagai
penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan
DAFTAR ISI
2
Kata Pengantar
Daftar Isi..............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................5
C. Tujuan..............................................................................................................................5
A. Definisi Dividen..............................................................................................................6
D. Jenis-Jenis Dividen.......................................................................................................14
B. Hipotesa Signaling........................................................................................................18
A. Kesimpulan..................................................................................................................30
B. Saran.............................................................................................................................31
BAB I
PENDAHULUAN
3
perusahaan atau para pemegang saham dengan cara meningkatkan nilai perusahaan. Nilai
saham
apabila manajemen yakin akan dapat mempertahankan peningkatan tersebut pada masa
yang akan datang. Investor juga memiliki kepentingan untuk mampu memprediksi berapa
diprediksi. Hal ini disebabkan kebijakan dividen merupakan kebijakan yang sulit dan
dilematis bagi pihak manajemen perusahaan. Penetapan jumlah yang tepat untuk
dibayarkan sebagai deviden merupakan sebuah keputusan fiansial yang sulit bagi pihak
manajemen.
Kebijakan deviden juga bersifat fleksibel mencakup bentuk dividen yang akan dibagikan
kepada pemegang saham mulai dari dividen tunai, dividen saham, pemecahan saham
(stock split), dan pembelian saham kembali (stock repurchase). Maka dari itulah, untuk
memahami lebih dalam lagi mengenai kebijakan saham, maka dibuatlah makalah berjudul
B. Rumusan Masalah
4
3. Bagaimana hubungan tinggi rendahnya payout dengan investor ?
C. Tujuan
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Definisi Dividen
5
Beberapa definisi dividen menurut para ahli, Weygandt et al. (2005), A dividend is a
Dividen dapat dibagikan dalam 4 jenis, yaitu cash, property, scrip (a promissory note to
pay cash) atau stock. Sedangkan menurut Downes dan Goodman (2001), dividen adalah
surat berharga dan dibayarkan dalam bentuk uang, saham, scrip atau produk atau atau
property perusahaan, walaupun ini jarang terjadi. Menurut Hin (2001), pengertian dividen
adalah pembagian bagian keuntungan kepada para pemegang saham. Besarnya dividen
yang dibagikan perusahaan ditentukan oleh para pemegang saham pada saat
berlangsungnya RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). Ikatan Akuntan Indonesia dalam
PSAK No. 23 paragraf 03 menyatakan bahwa dividen adalah distribusi laba kepada
pemegang investasi ekuitas dengan proporsi mereka dari jenis modal tertentu. Menurut
Baridwan (2000), dividen adalah pembagian laba kepada pemegang saham perseroan
pembagian laba perusahaan yang besarnya telah ditetapkan dalam Rapat Umum
saham tersebut. Umumnya dividen dibagikan secara teratur dalam interval waktu yang
tetap, misalnya tiap-tiap tahun, enam bulan, dan sebagainya, tetapi kadang-kadang
Dampak dari pembelian kembali dapat dengan menggunakan data dari American
6
Development Corporation ( ADC ). Perusahaan berharap akan meraih
keuntungan
sebesar $4,4 juta pada tahun 2003, dan 50% dari jumlah ini, atau $2,2
juta, telah
dialokasikan untuk didistribusikan kepada para pemegang saham biasa. Terdapat 1,1 juta
lembar saham yang beredar, dan harga pasarnya adalah $20 per lembar saham. ADC
percaya akan dapat mempergunakan jumlah $2,2 juta tersebut untuk membeli kembali
100.000 lembar sahamnya melalui penawaran sebesar $22 per lembar saham
atau
Dampak pembelian kembali pada EPS dan harga pasar per lembar saham dari
1. EPS saat ini = Total Laba = $4,4 juta = $4 per lembar saham
$4
1 juta lembar
7
ividen
Dampak dari pembelian kembali dapat dengan menggunakan data dari American
sebesar $4,4 juta pada tahun 2003, dan 50% dari jumlah ini, atau $2,2 juta,
telah
dialokasikan untuk didistribusikan kepada para pemegang saham biasa. Terdapat 1,1 juta
lembar saham yang beredar, dan harga pasarnya adalah $20 per lembar saham. ADC
percaya akan dapat mempergunakan jumlah $2,2 juta tersebut untuk membeli kembali
100.000 lembar sahamnya melalui penawaran sebesar $22 per lembar saham atau
Dampak pembelian kembali pada EPS dan harga pasar per lembar saham dari
1. EPS saat ini = Total Laba = $4,4 juta = $4 per lembar saham
$4
1 juta lembar
Kebijakan dividen (dividend policy) adalah keputusan apakah laba yang diperoleh
perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan
dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi dimasa datang. Apabila perusahaan
memilih untuk membagikan laba sebagai dividen maka akan mengurangi laba
8
yang ditahan dan selanjutnya akan mengurangi total sumber dana intern atau
internal financing (Sartono, 2001 dalam Setiawati, 2012). Kebijakan deviden sering
dianggap sebagai sinyal bagi investor dalam menilai baik buruknya perusahaan, hal ini
disebabkan karena kebijakan deviden dapat membawa pengaruh terhadap harga saham
perusahaan.
pengaruh terhadap nilai perusahaan maupun biaya modalnya. Teori ini dikemukakan oleh
Merton Miller dan Franco Modigliani (MM). Mereka berpendapat bahwa nilai suatu
perusahaan tidak ditentukan oleh besarnya Dividend Payout Ratio namun nilai perusahaan
hanya ditentukan oleh kemampuan dasarnya dalam menghasilkan laba dan resiko
bisnisnya. Dengan kata lain MM berpendapat bahwa nilai dari sebuah perusahaan akan
tergantung hanya pada laba yang diproduksi oleh aktiva-aktivanya, bukan pada
bagaimana laba tersebut akan dibagi menjadi deviden dan saldo laba ditahan.
irelevan, sadari bahwa secara teori, setiap pemegang saham dapat membuat kebijakan
perusahaan membayarkan deviden yang lebih tinggi daripada yang diinginkan oleh
investor, investor tersebut dapat menggunakan deviden yang tidak diinginkan untuk
membeli tambahan saham perusahaan. Jika para investor dapat menjual dan membeli
9
mengeluarkan biaya, maka kebijakan deviden perusahaan menjadi benar-benar
irelevan.
bahwa sesungguhnya investor lebih menghargai pendapatan yang berupa dividen daripada
pendapatan yang diharapkan dari keuntungan modal (capital gain) yang akan
dihasilkan dari laba ditahan. Pendapat Gordon dan Linther diberi nama oleh MM bird in
the hand fallacy. Gordon dan Linther beranggapan bahwa satu burung ditangan lebih
berharga daripada seribu burung di udara.Kesimpulan utama dari teori irelevansi deviden
berpendapat bahwa Ks turun seiring dengan peningkatan pembayaran deviden karena para
investor kurang yakin akan penerimaan dari keuntungan modal yang seharusnya berasal
dari saldo laba ditahan dibandingkan dengan penerimaan dari pembayaran deviden.
Gordon dan Lintner mengatakan, secara tidak langsung investor menilai dolar dari
deviden yang diharapkan lebih tinggi daripada dolar dari keuntungan modal yang
diharapkan karena komponen imbal hasil deviden , D1 / P0 l3bih tidak beresiko jika
Ks = D1/P0+g.
Ada tiga alasan yang berkaitan dengan pajak untuk beranggapan bahwa investor
dividen yang tinggi, yaitu : 1) Keuntungan modal (capital gain) dikenakan tarif pajak yang
10
lebih rendah dibandingkan, 2) Pajak atas keuntungan tidak dibayarkan sampai saham itu
terjual, sehingga ada efek nilai waktu, 3) Terhindar dari pajak keuntungan modal apabila
saham yang dimiliki seseorang sampai ia meninggal, sama sekali tidak ada keuntungan
Menurut Brigham (1999) dalam Chasanah (2008 : 15) terdapat dua teori lain yang dapat
Di dalam teori ini Modigliani dan Miller berpendapat bahwa suatu kenaikan dividen yang
diatas kenaikan normal biasanya merupakan suatu sinyal kepada para investor bahwa
manajemen perusahaan meramalkan suatu penghasilan yang baik di masa yang akan
datang. Sebaliknya, suatu penurunan dividen yang dibawah penurunan normal diyakini
investor sebagai suatu sinyal bahwa perusahaan mengalami masa sulit di masa
daripada mendapatkan capital gain.Maka pada teori ini, pembayaran dividen akan
pembayaran dividen, semakin tinggi nilai saham, respon pasar akan semakin
dibagikan dibawah kenaikan yang normal seperti biasanya, maka respon pasar akan
Menyatakan bahwa pemegang saham yang berbeda akan memiliki preferensi yang
11
membutuhkan penghasilan saat ini lebih menyukai suatu Dividend Payout
Ratio (DPR) yang tinggi, sebaliknya kelompok investor yang tidak begitu membutuhkan
uang saat ini lebih senang jika perusahaan menahan sebagian besar laba
investor. Ada investor yang menginginkan dividen. Ada pula yang tidak
menginginkan dividen. Dua tipe yang bertolak belakang yang berada dalam satu
perusahaan.
Ada kelompok pemilik saham yang sedang membutuhkan dana pada saat itu. Umumnya
mereka akan mengharapkan ada pembagian dividen dengan rasio yang tinggi.Ada juga
kelompok sebaliknya yang pada saat tersebut tidak begitu memerlukan dana. Umumnya
kelompok pemegang saham ini lebih menyukai perusahaan untuk tidak membagikan
capital gain karena pertimbangan perpajakan. Ada pula kelompok yang mengabaikan
lainnya. Adanya kondisi seperti ini bisa jadi mendorong perusahaan untuk menarik
yang memiliki kebijakan membagikan dividen yang tinggi cenderung berusaha menarik
Perusahaan yang tidak membagikan dividen cenderung menarik investor yang tidak
12
mengharapkan pembagian dividen.Melihat kondisi pasar yang memungkinkan
mengganti kebijakan dividen sesuai yang diinginkan dan membiarkan para pemegang
investor yang lain yang menyukai kebijakan dividennya.Namun tentu saja pemegang
saham tidak aka melepas sahamnya begitu saja.Ada beberapa hal yang akan mereka
perhitungkan seperti adanya biaya-biaya yang harus dibayarkan.Seperti biaya pialang dan
beban pajak misalnya.Dan bahkan ada kemungkinan kesulitan dalam mencari investor
Sejauh ini, kita hanya membahas aspek teoritis dari kebijakan dividen. Pada
perusahaan. Berikut ini, akan dibahas faktor-faktor yang biasanya harus (dan seharusnya)
1. Aturan-aturan hukum
Hukum badan perusahaan memutuskan legalitas distribusi apa pun kepada para
pemegang saham biasa perusahaan. Berbagai aturan hukum yang dibahas di bawah ini
penting dalam membuat batasan hukum yang memungkinkan kebijakan dividen akhir
nilai modal, insolvensi (kebangkrutan), dan penurunan laba yang tidak dibenarkan.
13
Walaupun hukum negara bagian di AS berbeda-beda, banyak negara bagian yang
melarang pembayaran dividen jika dividen ini akan menurunkan nilai modal.
Beberapa negara bagian mendefinisikan modal sebagai total nilai nominal saham
biasa.
- Aturan insolvensi
Beberapa negara bagian melarang pembayaran dividen tunai jika perusahaan mengalami
perusahaan yang melebihi aktivanya “dalam penilaian wajar”, ataupun dari sudut
untuk membayar para kreditornya ketika kewajibannya jatuh tempo. Oleh karena
bukan pada modalnya, batasan insolvensi yang dapat disamakan (secara teknis)
definisi yang jelas, biasanya dianggap berarti penahanan dalam jumlah yang jauh melebihi
kebutuhan investasi perusahaan untuk saat ini dan masa depan. Tujuan dari hukum ini
14
anggaran kas, laporan sumber, dan penggunaan dana yang diproyeksikan, serta
perkiraan laporan arus kas akan digunakan. Selain melihat perkiraan hasil, harus
dipertimbangkan juga risiko bisnis, agar bisa mendapatkan kisaran hasil arus kas yang
mungkin terjadi.
3. Likuiditas
dividen. Karena dividen menunjukan arus kas keluar, semakin besar posisi kas dan
Posisi yang likuid tidak hanya merupakan cara untuk memberikan fleksibilitas
kemampuan untuk meminjam dalam jangka waktu yang relatif singkat, maka dapat
membayar dividen tunai. Dengan adanya akses yang mudah ke dana utang, pihak
manajemen tidak perlu terlalu khawatir dengan pengaruh dividen tunai terhadap
likuiditasnya.
Syarat perjanjian utang (covenant) sebagai pelindung dalam kesepakatan obligasi atau
15
perusahaan membayar utang. Biasanya syarat perjanjian utang dinyatakan sebagai
perusahaan.
6. Pengendalian
Jika suatu perusahaan membayar dividen dalam jumlah yang cukup besar, maka
perusahaan perlu mengumpulkan modal di kemudian hari melalui penjualan saham agar
sejumlah faktor yang baru saja dibahas. Sebagian besar faktor-faktor ini
dividen. Apabila perusahaan membayar dividen melebihi dana residualnya, maka ini
berarti bahwa pihak manajemen dan dewan komisaris yakin bahwa pembayaran tersebut
D. Jenis-Jenis Dividen
Menurut Baridwan (1997) Dividen merupakan bagian dari laba yang dibagikan kepada
dimilikinnya, Dividen yang dibagikan perusahaan bisa tetap dan bisa mengalami
1. Dividen Kas
16
Dividen kas adalah deviden yang dibagikan dalam bentuk kas. Sebelum membuat
Dividen properti adalah apabila suatu perusahaan tidak memiliki kas yang cukup, atau
mempunyai kas namun akan digunakan untuk hal lain, maka pembagian
dividen
menggunakan aktiva selain kas atau dividen properti.Masalah yang timbul biasanya adalah
menentukan nilai properti, para akuntan biasanya menggunakan nilai pasar aktiva non kas
yang diserahkan sebagai dasar untuk mencatat.Apabila aktiva yang diserahkan tidak
mempunyai nilai pasar, maka akan menggunakan nilai buku aktiva tersebut yang
3. Dividen Likuidasi
Dividen likuidasi adalah dividen yang tidak didasarkan pada laba ditahan. Dividen ini
pembagian laba perusahaan. Dividen likuidasi pada dasarnya bisa timbul dari donasi
pihak pemegang saham, tetapi pada umumnya dividen likuidasi diperlakukan sebagai
pengurang agio saham atau bukan laba ditahan seperti pembagian jenis lainnya.
4. Dividen Saham
Dividen saham adalah pembagian dividen yang dibayarkan dengan disertai saham
tambahan. Penting diketahui bahwa, dividen saham tidak merubah apapun, baik
17
mengumumkan dividen saham, maka akan dikapitalisasi secara permanen sebagai
Dividen hutang atau dividen scrip adalah pembagian dividen dalam bentuk
janji tertulis untuk membayarkan sejumlah kas di masa yang akan datang. Janji tersebut
adalah salah satu bentuk utang wesel yang dicatat sebagai hutang. Dividen Scrip dapat
berbentuk bunga atau tidak berbunga dan bisa diperjual belikan antar pemegang scrip atau
antar pemegang saham. Pada saat pembagian scrip diumumkan, perusahaan akan
mendebet rekening laba ditahan dan mengkredit rekening utang dividen scrip atau utang
terhadap utang dan pengkreditan terhadap kas. Apabila scrip berbunga, maka kas yang
dipergunakan untuk membayar bunga harus diperlakukan sebagai biaya bunga dan
BAB III
PEMBAHASAN
Dividend payout ratio merupakan perbandingan antara dividen yang dibayarkan dengan
dividen (dividend payout ratio) akan menguntungkan untuk pihak investor, tetapi tidak
18
berlaku untuk perusahaan karena akan memperlemah keuangan perusahaan,
tetapi sebaliknya semakin rendah dividend payout ratio akan memperkuat keuangan
perusahaan dan akan merugikan para investor, karena dividen yang diharapkan investor
yang dibayarkan dibagi dengan laba yang tersedia untuk pemegang saham umum.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa dividend payout ratio
merupakan laba yang diterima oleh para pemegang saham dari laba bersih yang diperoleh
perusahaan. Dividend Payout Ratio merupakan bagian kecil dari keputusan pendanaan
B. Hipotesa Signaling
Signalling Theory atau teori sinyal dikembangkan oleh (Ross, 1977), menyatakan bahwa
signaling theory dimana perusahaan yang memberikan informasi yang bagus akan
19
dengan menginformasikan pada pasar tentang keadaan mereka, sinyal tentang bagusnya
kinerja masa depan yang diberikan oleh perusahaan yang kinerja keuangan masa lalunya
tidak bagus tidak akan dipercaya oleh pasar (Wolk dan Tearney dalam Dwiyanti, 2010).
Manajer pada umumnya termotivasi untuk menyampaikan informasi yang baik mengenai
pihak diluar perusahaan tidak tahu kebenaran dari informasi yang disampaikan tersebut.
Jika manajer dapat memberi sinyal yang meyakinkan, maka publik akan
terkesan dan hal ini akan terefleksi pada harga sekuritas. Jadi dapat disimpulkan karena
pertambangan yang melakukan penambahan jumlah saham yang baru dalam jumlah yang
besar sehingga mempengaruhi nilai pasar saham. Penambahan saham baru tidak selalu
direspon positif, karena hal tersebut juga dapat direspon negatif oleh investor
investortidak mau menahan sahamnya dalam waktu yang relatif lama. Chasanah, (2008 :
19) menyatakan dividen juga dapat dikaitkan dengan Signalling Theory dimana
adanya pengumuman pembagian dividen dapat menjadi sinyal yang baik terhadap
investor untuk mendapatkan keuntungan yang diharapkan, namun dapat pula menjadi
sinyal yang kurang baik ketika dividen yang diumumkan menurun dari periode
sebelumnya.
Jika perusahaan memiliki kelebihan kas dan tidak cukup banyak peluang investasi yang
20
memang ingin agar dana ini didistribusikan. Distribusi ini dapat diwujudkan baik dengan
kenaikan dividen. Dengan pembelian kembali, akan lebih sedikit saham yang beredar, dan
laba perlembar saham serta pada akhirnya, dividen per saham akan naik. Akibatnya,
harga pasar per lembar saham akan naik juga. Secara teoritis, keuntungan modal dari
pembelian kembali haruslah sama dengan dividen yang seharusnya dibayar. Tujuan dari
pembelian kembali saham (repurchase of stock) yaitu untuk membeli saham yang sudah
Ada dua metode pembelian kembali saham yang sering digunakan yaitu
penawaran tender sendiri (self tender offer) dan belian saham di pasar terbuka
(openmarket purchases).
Self tender offer adalah tawaran perusahaan untuk membeli kembali sahamnya pada
harga tertentu (di atas harga pasar). Para pemegang saham dapat memilih, menjual
sahamnya atau tetap memiliki saham tersebut. Biasanya periode penawarannya antara
2 sampai 3 minggu. Apabila para pemegang saham yang mau menjual sahamnya
maka perusahaan dapat memilih membeli semua atau sejumlah yang diinginkan.
Biaya transaksi cara ini biasanya lebih tinggi dari biaya transaksi biasa di pasar terbuka.
21
Perusahaan dapat melakukan pembelian saham kembali di pasar terbuka. Artinya
perusahaan seperti investor lainnya membeli kembali saham di pasar terbuka melalui
lama untuk dapat membeli sahamnya dalam jumlah yang besar. Oleh karena itu,
penawaran tender sendiri (self tender offer) lebih cocok dilakukan jika
perusahaan ingin memperoleh saham dalam jumlah besar. Dampak Pembelian Kembali
Saham Dampak dari pembelian kembali dapat dengan menggunakan data dari American
keuntungan sebesar $4,4 juta pada tahun 2003, dan 50% dari jumlah ini,
atau $2,2 juta, telah dialokasikan untuk didistribusikan kepada para pemegang saham
lembar saham yang beredar, dan harga pasarnya adalah $20 per lembar saham. ADC
percaya akan dapat mempergunakan jumlah $2,2 juta tersebut untuk membeli kembali
100.000 lembar sahamnya melalui penawaran sebesar $22 per lembar saham
atau
Dampak pembelian kembali pada EPS dan harga pasar per lembar saham dari
1. EPS saat ini = Total Laba = $4,4 juta = $4 per lembar saham
22
2. Rasio P/E = $20 = 5X
$4
1 juta lembar
Dari contoh diatas para investor akan menerima keuntungan sebelum pajak
sebesar $2 per lembar saham dari kedua kemungkinan, baik itu dalam bentuk dividen
tunai sebesar $2 atau peningkatan harga saham sebesar $2. Hal ini akan terjadi karena kita
berasumsi, pertama, saha, dapat dibeli kembali tepat pada harga $22 per lembar
saham, dan kedua rasio P/E akan tetap konstan. Jika saham dapat dibeli kurang dari harga
$22, operasi akan menjadi lebih menguntungkan bagi para pemegang saham yang masih
tersisa, namun hal yang sebaliknya akan terjadi jika ADC harus membayar lebih dari $22
per lembar saham. Lebih jauh lagi, rasio P/E dapat berubah sebagai akibat dari operasi
pembelian kembali, naik jika para investor melihatnya sebagaimana suatu hal
yang menguntungkan dan turun jika mereka melihatnya sebagai hal yang tidak
menguntungkan.
para
23
investor karena pembelian kembali tersebut sering kali dimotivasi oleh adanya
mendistribusikan
tidak
menjual.
3. Pembelian kembali dapat menghilangkan satu blok besar saham yang “ menggantungi
4. Kelebihan arus kas yang dianggap sebagai suatu hal yang sementara, manajemen
mungkin lebih suka untuk mendistribusikan dalam bentuk pembelian kembali saham
dipertahankan.
Adapun kerugian yang dapat diperoleh dari pembelian kembali saham yaitu:
24
1. Para pemegang saham mungkin dapat bersikap indiferen terhadap deviden
dan
kemungkinan, modal, dan harga saham mungkin akan lebih diuntungkan dari dividen
menyadari seluruh implikasi dari pembelian kembali, atau mungkin mereka tidak
memiliki semua informasi yang berhubungan dengan aktivitas perusahaan saat ini dan
masa mendatang.
3. Perusahaan mungkin membayar harga yang terlalu tinggi untuk membeli kembali
sahamnya, dan memberikan kerugian bagi para pemegang saham yang masih tersisa.
yang telah beredar di pasar bursa, yang telah dimiliki oleh para pemegang
saham. Stock repurchase ini merupakan salah satu cara yang dilakukan
pemegang sahamnya selain dalam bentuk dividen. Pada saat membeli kembali sahamnya,
biasanya perusahaan akan membelinya pada harga di atas harga pasar. Kelebihan atas
harga pasar inilah yang menjadi keuntungan bagi para pemegang saham yang biasa
25
Woods dan Brigham (1966) menyebutkan beberapa kelebihan stock repurchase
dibandingkan dengan dividen baik dari sudut pandang para pemegang saham ataupun dari
sudut pandang perusahaan yang melakukannya. Berikut adalah penjelasannya: Dari sudut
Pajak yang dikenakan kepada investor terhadap dividen yang diterimaadalah sebesar
personal income tax rate, sedangkan pajak yang dikenakan atas keuntungan dari stock
repurchase adalah pajak capital gain. Hal ini menguntungkan bagi para investor
karena pajak personal income tax biasanya memiliki tingkat yang lebih besar bila
2. Dengan stock repurchase para pemegang saham dapat memilih untuk menjual
mereka ragu untuk bisa mempertahankan kebijakannya tersebut di masa yang akan datang.
dibayarkan. Sehingga, jika perusahaan merasa bahwa kelebihan kas yang dimilikinya
hanya bersifat sementara, perusahaan akan lebih memilih untuk menggunakan kas tersebut
26
untuk stock repurchase daripada menaikkan jumlah dividennya yang belum tentu bisa
dipertahankan ke depannya.
2. Saham yang telah dibeli kembali dapat digunakan sebagai saham untuk
program
stock option. Para manajer keuangan berpendapat bahwa akan lebih tepat dan murah jika
menggunakan saham yang dibeli kembali dibandingkan bila menerbitkan saham baru
3. Jika kepemilikan saham perusahaan lebih banyak dimiliki oleh para manajer dalam
untuk menambah jumlah saham yang beredar dengan cara memecah satu saham
menjadi dua saham atau lebih yang di ikuti dengan penurunan nilai nominal secara
harga pasar saham perusahaan sudah terlalu tinggi. Harga pasar saham
karena hanya sedikit jumlah investor yang mampu membeli saham perusahaan.
Disamping itu, harga pasar saham yang terlalu tinggi juga dapat menimbulkan
modal, tetapi hanya mengubah jumlah saham yang beredar dan nilai nominal saham.
27
1. Menambah jumlah saham yang beredar agar ada lebih banyak investor yang dapat
yang beredar.
3. Menghindari harga saham yang terlalu tinggi sehingga memberatkan publik untuk
4. Agar investor kecil dapat membelinya setelah harganya dipecah menjadi lebih kecil.
Jika harga saham terlalu mahal maka dana dari investor kecil tidak akan mampu
menjangkaunya.
5. Mengubah jumlah saham odd lot menjadi round lot. Odd lot adalah kondisi di mana
investor mempunyai saham dibawah 100 lembar (1 lot), sedangkan round lot adalah
6. Memperkecil risiko yang akan terjadi, terutama bagi investor yang ingin memiliki
saham tersebut dengan kondisi harga saham yang rendah maka karena sudah
dipecahtersebut artinya telah terjadi diversifikasi investasi. Reverse Stock Split Reverse
stock split merupakan kebalikan dari pemecahan saham, yaitu tindakan perusahaan untuk
menggabungkan dua atau lebih lembar saham menjadi satu. Tindakan ini dilakukan untuk
pasar saham sudah terlampau rendah. Harga pasar saham yang terlalu rendah mengesankan
28
1. Reverse Stock Split yaitu aktivitas mengurangi jumlah saham beredar dan menaikkan
nominal harga sahamnya. Hal ini biasanya dilakukan untuk menaikkan harga
3. Bila stock split dilakukan ketika harga saham sudah naik terlalu tinggi agar menjadi
rendah dan terjangkau oleh investor, maka sebaliknya, reverse stock splitdilakukan ketika
harga saham turun terus dan terancam delisting (penghapusan) dari bursa. Bursa
Efek Indonesia sendiri menerapkan aturan batas bawah minimum adalah Rp50
saham biasa berupa tambahan jumlah lembar saham. Ditinjau dari sudut
pandang perusahaan, dividen saham tidak lebih dari rekapitalisasi perusahaan. Artinya
Alasan perusahaan membagikan dividen saham adalah salah satu dari hal berikut :
tunai. Jika hal ini terjadi, pembagian dividen saham mengandung informasi yang
29
2. Perusahaan melakukan investasi baru, dan kas yang ada digunakan untuk
membelanjai investasi tersebut. Jika hal ini terjadi, pembagian dividen saham
perusahaan diharapkan akan meningkat dan harga saham juga diharapkan naik
sehingga pemegang saham dapat memperoleh capital gain dikemudian hari. Nilai Dividen
Saham dan Pemecahan Saham Dividen saham dan pemecahan sama memiliki nilai yang
berbeda dipandang dari pihak investor dan perusahaan serta bagi perdagangan saham itu
sendiri.
Tax preference theory menyatakan bahwa kebijakan dividen mempunyai pengaruh negatif
terhadap harga pasar saham perusahaan. Hal ini berarti semakin besar jumlah dividen
yang dibagikan suatu perusahaan semakin rendah harga pasar saham perusahaan yang
bersangkutan. Hal ini terjadi jika ada perbedaan antara tarif pajak personal atas pendapatan
dividen dan capital gain. Apabila tarif pajak dividen lebih tinggi daripada pajak capital
gain, maka investor akan lebih senang jika laba yang diperoleh perusahaan tetap ditahan
Dengan demikian di masa yang akan datang diharapkan terjadi pening-katan capital gain
yang tarif pajaknya lebih rendah. Apabila banyak investor yang memiliki pandangan
demikian, maka investor cenderung memilih saham-saham dengan dividen kecil dengan
pendapatan suatu perusahaan pada periode tertentu. Pajak menjadi beban bagi perusahaan
karena jumlah pajak yang dibayar perusahaan akan langsung mengurangi laba
perusahaan. Dampak dari laba perusahaan berkurang maka proporsi untuk dividen dan
30
laba ditahan akan semakin sedikit. Prihandini (2012) menunjukkan pajak
pajak yang dibayarkan oleh perusahaan maka dividend cash yang akan diberikan menjadi
berkurang
BAB IV
31
A. Kesimpulan
1. Kebijakan dividen merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan
dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba
menguntungkan untuk pihak investor dan sebaliknya semakin rendah dividend payout
ratio akan memperkuat keuangan perusahaan dan akan merugikan para investor,
kepada para pengguna laporan keuangan (calon investor dan investor) agar harga
5. Distribusi melalui pembelian kembali saham akan membuat saham yang beredar lebih
sedikit, dividen per saham akan naik, dan harga pasar per lembar saham juga naik.
untuk menjual sahamnya atau tidak, yang dibandingkan dengan dividen, pemegang saham
yang beredar dengan cara memecah satu saham menjadi dua saham atau lebih yang di
32
8. Dividen saham adalah pembayaran dividen berupa saham kepada pemegang saham
biasa berupa tambahan jumlah lembar saham yang tidak akan mengubah
jumlah modal perusahaan, tetapi hanya terjadi perubahan pada struktur modal saja.
besar pajak yang dibayarkan oleh perusahaan maka dividend cash yang akan
B. Saran
memperhatikan dampak yang akan berimbas pada tingkat kepercayaan investor, karena
jika kepercayaan investor semakin berkurang maka perusahaan akan sulit berkembang di
menghasilkan kinerja perusahaan yang semakin baik dan akan berdampak pada
peningkatan laba yang dihasilkan. Jika laba semakin tinggi maka semakin besar pula
kemampuan perusahaan untuk membagikan dividen kepada pemegang saham yang pada
akhirnya akan meningkatkan harga saham perusahaan. Bagi investor maupun calon
memperhatikan kondisi perusahaan yang akan dipilih alam hal ini investor harus
menanamkan sahamnya pada perusahaan yang tepat. Para investor pun diharapkan
sebelum memilih saham yang akan dibelinya terlebih dahulu mengetahui dan
yang akan dibagikan, investasi yang dijalankan oleh perusahaan tersebut, dan tingkat
33
34