Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Investasi fisiologi yang terjadi pada wanita, termasuk semua organisme betina
dalam mencapai kehamilan, merupakan kejadian yang luar biasa menakjubkan.
Kehamilan terjadi bersamaan dengan ovulasi pada masa remaja dini; dan setelah
kelahiran, anovulasi dan amenorrhoe menetap selama laktasi, dan menyusui dilanjutkan
sampai dengan 2-3 tahun. Kemudian kehamilan terjadi lagi dan begitu seterusnya. Ketika
sudah 10 atau 11 episode kehamilan-laktasi tersebut selesai, fungsi ovarium dan ovulasi
berhenti yaitu menopause.
Fertilisasi merupakan suatu proses awal terbentuknya suatu kehamilan. Proses ini
berlanjut dengan pembelahan sampai terjadinya implantasi. Sesorang dapat dinyatakan
hamil apabila hasil konsepsi tertanam di dalam rahim ibu, yang biasa disebut dengan
kehamilan intra uterin. Jika hasil konsepsi tertanam di luar rahim, hal itu disebut
kehamilan ekstra uterin. Apabila fertilisasi, proses pembelahan dan implantasi tidak
berlangsung baik, hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya abortus ataupun kelainan
pada bayi. Sehingga fertilisasi merupakan tonggak awal penciptaan seorang manusia.

B. Tujuan.
1. Mengetahui tentang proses konsepsi.
2. Mengetahui tentang proses kehamilan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Proses konsepsi.
1. Fertilisasi.
Fertilisasi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sel mani/sperma dengan sel
telur di tuba falopii. Pada saat kopulasi antara pria dan wanita
(sanggama/coitus),dengan ejakulasi sperma dari saluran reproduksi pria di dalam
vagina wanita,akan dilepaskan cairan mani yang berisi sel–sel sperma ke dalam
saluran reproduksi wanita.Jika sanggama terjadi dalam sekitar masa ovulasi (disebut
”masa subur” wanita), maka ada kemungkinan sel sperma dalam saluran reproduksi
wanita akan bertemu dengan sel telur wanita yang baru dikeluarkan pada saat ovulasi.
a. Untuk menentukan masa subur, dipakai 3 patokan, yaitu :
b. Ovulasi terjadi 14 ± 2 hari sebelum haid yang akan datang
c. Sperma dapat hidup & membuahi dalam 2-3 hari setelah ejakulasi
d. Ovum dapat hidup 24 jam setelah ovulasi
Pertemuan / penyatuan sel sperma dengan sel telur inilah yang disebut sebagai
pembuahan atau fertilisasi. Dalam keadaan normal in vivo, pembuahan terjadi di
daerah tuba falopii umumnya di daerah ampula / infundibulum. Perkembangan
teknologi kini memungkinkan penatalaksanaan kasus infertilitas (tidak bisa
mempunyai anak ) dengan cara mengambil oosit wanita dan dibuahi dengan sperma
pria di luar tubuh, kemudian setelah terbentuk embrio, embrio tersebut dimasukkan
kembali ke dalam rahim untuk pertumbuhan selanjutnya. Teknik ini disebut sebagai
pembuahan in vitro (in vitro fertilization – IVF) – dalam istilah awam” bayi tabung”.
PROSES FERTILISASI
Spermatozoa bergerak cepat dari vagina ke dalam rahim, masuk ke dalam tuba.
Gerakan ini mungkin dipengaruhi juga oleh peranan kontraksi miometrium dan
dinding tuba yang juga terjadi saat sanggama. Ovum yang dikeluarkan oleh ovarium,
ditangkap oleh fimbrae dengan umbai pada ujung proksimalnya dan dibawa ke dalam
tuba falopii. Ovum yang dikelilingi oleh perivitelina, diselubungi oleh bahan opak
setebal 5–10 μm, yang disebut zona pelusida. Sekali ovum sudah dikeluarkan, folikel
akan mengempis dan berubah menjadi kuning, membentuk korpus luteum. Sekarang
ovum siap dibuahi apabila sperma mencapainya.Dari 60 – 100 juta sperma yang
diejakulasikan ke dalam vagina pada saat ovulasi, beberapa juta berhasil menerobos
saluran heliks di dalam mukus serviks dan mencapai rongga uterus beberapa ratus
sperma dapat melewati pintu masuk tuba falopii yang sempit dan beberapa
diantaranya dapat bertahan hidup sampai mencapai ovum di ujung fimbrae tuba
fallopii.
Hal ini disebabkan karena selama beberapa jam, protein plasma dan likoprotein
yang berada dalam cairan mani diluruhkan. Reaksi ini disebut reaksi
kapasitasi.Setelah reaksi kapasitasi, sperma mengalami reaksi akrosom, terjadi setelah
sperma dekat dengan oosit. Sel sperma yang telah menjalani kapasitasi akan
terpengaruh oleh zat – zat dari korona radiata ovum, sehingga isi akrosom dari daerah
kepala sperma akan terlepas dan berkontak dengan lapisan korona radiata. Pada saat
ini dilepaskan hialuronidase yang dapat melarutkan korona radiata, trypsine – like
agent dan lysine zone yang dapat melarutkan dan membantu sperma melewati zona
pelusida untuk mencapai ovum. Hanya satu sperma yang memiliki kemampuan untuk
membuahi, karena sperma tersebut memiliki konsentrasi DNA yang tinggi di
nukleusnya, dan kaputnya lebih mudah menembus karena diduga dapat melepaskan
hialuronidase. Sekali sebuah spermatozoa menyentuh zona pelusida, terjadi
perlekatan yang kuat dan penembusan yang sangat cepat. Setelah itu terjadi reaksi
khusus di zona pelusida (zone reaction) yang bertujuan mencegah terjadinya
penembusan lagi oleh sperma lainnya. Dengan demikian, sangat jarang sekali terjadi
penembusan zona oleh lebih dari satu sperma.
Ada 3 fase fertilisasi, yaitu :
1. Penembusan korona radiata
 Dari 300-500 juta sperma yang ditumpahkan, hanya 300-500 yang mencapai
tempat pembuahan,
 Dan (umumnya) hanya 1 sperma yang dapat menenbus korona radiata (dengan
bantuan CEP), dan membuahi ovum, sedangkan sperma yang lain diduga
membantunya
2. Penembusan zona pellusida
 Zona pellusida adalah perisai glikoprotein di sekeliling oosit yang
mempermudah dan mempertahankan pengikatan sperma dan menginduksi
reaksi akrosom.
 Hanya spermatozoa yang mengalami kapasitasi yang dapat melewati korona
radiata dan selanjutnya mengalami reaksi akrosom (diinduksi oleh protein
zona, pada puncak reaksi terjadi pelepasan akrosin dan tripsin yang membantu
menembus zona pellusida) → sperma dapat menembus zona pellusida sehingga
dapat bertemu membran plasma oosit.
 Ketika kepala spermatozoa menyentuh permukaan oosit, permeabilitas zona
pellusida berubah → pelepasan enzim lisosom dari granule korteks pelapis
membran plasma → reaksi zona → menghambat penetrasi spermatozoa lain.

3. Penyatuan oosit dan membran sel sperma


Segera setelah spermatozoa menyentuh membran sel oosit, kedua selaput
plasma menyatu ( penyatuan selaput oosit dengan selaput yang meliputi bagian
belakang kepala sperma ).

Setelah oosit dan spermatozoa menyatu, terjadi 3 peristiwa :


1. Reaksi kortikal & zona
Pelepasan granula korteks oosit, mengakibatkan :
a. Oosit tidak dapt ditembus oleh sperma lain.
b. Zona pellusida mengubah struktur dan komposisinya untuk mencegah
penambatan dan penetrasi sperma, sehingga polispermia dapat dicegah.
2. Oosit melanjutkan meiosis II
Oosit menghasilkan 2 sel anak
a. Sel oosit definitif
b. Badan kutub kedua ( sel yang hampir tidak mendapat sitoplasma ) Aktivasi
metabolik sel telur.
3. Aktivasi metabolik diduga untuk mengulangi kembali peristiwa permulaan
seluler dan molekuler.

Hasil fertilisasi :

 Kembalinya sel dalam jumlah kromosom diploid (2n).


 Penurunan atau pewarisan sifat-sifat spesies.
 Penentuan jenis kelamin.Permulaan pembelahan segmentasi ( cleavage ).

Pada saat sperma mencapai oosit, terjadi :

1. Reaksi zona / reaksi kortikal pada selaput zona pelusida


2. Oosit menyelesaikan pembelahan miosis keduanya, menghasilkan oosit definitif
yang kemudian menjadi pronukleus wanita
3. Inti sperma membesar membentuk pronukleus pria.
4. Ekor sel sperma terlepas dan berdegenerasi.
5. Pronukleus pria dan wanita. Masing – masing haploid,bersatu dan membentuk zygot
yang memiliki jumlah DNA genap / diploid.
Hasil utama pembuahan :

1. Penggenapan kembali jumlah kromosom dari penggabungan dua paruh haploid dari
ayah dan dari ibu menjadi suatu bakal baru dengan jumlah kromosom diploid.
2. Penentuan jenis kelamin bakal individu baru, tergantung dari kromosom X atau Y
yang dikandung sperma yang membuahi ovum tersebut.
3. Permulaan pembelahan dan stadium–stadium pembentukan dan perkembangan
embrio (embriogenesis)

PEMBELAHAN

Zigot mulai menjalani pembelahan awal mitosis sampai beberapa kali. Sel–sel
yang dihasilkan dari setiap pembelahan berukuran lebih kecil dari ukuran induknya
yang disebut blastomer. Sesudah 3 – 4 kali pembelahan : zigot memasuki tingkat 16 sel,
disebut stadium morula (kira – kira pada hari ke 3 sampai ke 4 pasca fertilisasi). Morula
terdiri dari inner cell mass (kumpulan sel – sel di sebelah dalam, yang akan tumbuh
menjadi jaringan – jaringan embrio sampai janin) dan outer cell mass (lapisan sel di
sebelah luar, yang akan tumbuh menjadi trofoblast sampai plasenta).

Kira – kira pada hari ke 5 sampai ke 6, di rongga sela – sela inner cell mass
merembes cairan menembus zona pelusida, membentuk ruang antar sel. Ruang antar sel
ini kemudian bersatu dan memenuhi sebagian besar massa zigot membentuk rongga
blastokista. Inner cell mass tetap berkumpul di salah satu sisi, tetap berbatasan dengan
lapisan sel luar. Pada stadium ini disebut embrioblas dan outer cell mass disebut
trofoblas.

2. Implantasi.
Implantasi atau nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium. Sel telur yang telah dibuahi (zigot) akan membelah diri membentuk
blastomer (bola padat yang terdiri atas sel-sel anakan yang lebih kecil). Pada hari ke-
3, bola tersebut terdiri atas 16 sel blastomer (morula), pada hari ke-4 di dalam bola
tersebut mulai terbentuk rongga (blastula).
Dua struktur penting dalam blastula, adalah
 Lapisan luar (trofoblast), yang akan menjadi plasenta.
 Embrioblast (inner cell mass), yang akan menjadi janin.
Pada akhir minggu pertama ( hari ke 5 sampai ke 7 ) zygot mencapai cavum uteri.
Pada saat itu uterus sedang berada dalam fase sekresi lendir dibawah pengaruh
progesteron dari korpus luteum yang masih aktif. Sehingga lapisan endometrium
dinding rahim menjadi kaya pembuluh darah dan banyak muara kelenjar selaput
lendir rahim yang terbuka dan aktif. Kontak antara zigot stadium blastokista dengan
dinding rahim pada keadaan tersebut akan mencetuskan berbagai reaksi seluler,
sehingga sel – sel trofoblast zigot tersebut akan menempel dan mengadakan infiltrasi
pada lapisan epitel endometrium uterus (terjadi implantasi).
Setelah implantasi, sel– sel trofoblas yang tertanam di dalam endometrium terus
berkembang membentuk jaringan bersama dengan sistem pembuluh darah maternal
untuk menjadi plasenta, yang kemudian berfungsi sebagai sumber nutrisi dan
oksigenasi bagi jaringan embrioblas yang akan tumbuh menjadi janin.

.
3. Perkembangan Plasenta
Implantasi adalah penempelan blastosis ke dinding rahim, yaitu pada tempatnya
tertanam.Blastosis biasanya tertanam di dekat puncak rahim, pada bagian depan
maupun dinding belakang.Dinding blastosis memiliki ketebalan 1 lapis sel, kecuali
pada daerah tertentu terdiri dari 3-4 sel.Sel-sel di bagian dalam pada dinding blastosis
yang tebal akan berkembang menjadi embrio, sedangkan sel-sel di bagian luar
tertanam pada dinding rahim dan membentuk plasenta (ari-ari).Plasenta menghasilkan
hormon untuk membantu memelihara kehamilan dan memungkin perputaran oksigen,
zat gizi serta limbah antara ibu dan janin.Implantasi mulai terjadi pada hari ke 5-8
setelah pembuahan dan selesai pada hari ke 9-10.Dinding blastosis merupakan lapisan
luar dari selaput yang membungkus embrio (korion). Lapisan dalam (amnion) mulai
dibuat pada hari ke 10-12 dan membentuk kantung amnion. Kantung amnion berisi
cairan jernih (cairan amnion) dan akan mengembang untuk membungkus embrio
yang sedang tumbuh, yang mengapung di dalamnya.Tonjolan kecil (vili) dari plasenta
yang sedang tumbuh, memanjang ke dalam dinding rahim dan membentuk
percabangan seperti susunan pohon. Susunan ini menyebabkan penambahan luas
daerah kontak antara ibu dan plasenta, sehingga zat gizi dari ibu lebih banyak yang
sampai ke janin dan limbah lebih banyak dibuang dari janin ke ibu. Pembentukan
plasenta yang sempurna biasanya selesai pada minggu ke 18-20, tetapi plasenta akan
terus tumbuh selama kehamilan dan pada saat persalinan beratnya mencapai 500
gram.
KLASIFIKASI PLASENTA
 Plasenta Previa otalis, apabila seluruh pembukaan tertutup oleh jaringan
Plasenta
 Plasenta Previa Parsialis, apabila sebahagian pembukaan tertutup oleh
jaringan Plasenta
 Plasenta Previa Marginalis, apabila pinggir Plasenta berada tepat pada pinggir
pembukaan.
 Plasenta Letak Rendah, Plasenta yang letaknya abnormal pada segmen bawah
uterus tetapi belum sampai menutupi pembukaan jalan lahir
Plasenta berbentuk bundar atau hampir bundar dengan diameter 15-20 cm dan
tebal 2,5 cm, berat rata-rata 500 gram. Tali pusat berhubungan dengan Plasenta
biasanya di tengah (insersio sentralis). Bila hubungan agak pinggir (insersio lateralis).
Dan bila di pinggir Plasenta (insersio marginalis), kadang-kadang tali pusat berada di
luar Plasenta dan hubungan dengan Plasenta melalui janin, jika demikian disebut
(insersio velmentosa).

Umumnya Plasenta terbentuk lengkap pada kehamilan lebih kurang 10 minggu


dengan ruang amnion telah mengisi seluruh kavum uterus, agak ke atas ke arah
fundus uteri. Meskipun ruang amnion membesar sehingga amnion tertekan ke arah
korion, amnion hanya menempel saja.

Pada umumnya di depan atau di belakang dinding uterus agak ke atas ke arah
fundus uteri, plasenta sebenarnya berasal dari sebagian dari janin, di tempat-tempat
tertentu pada implantasi plasenta terdapat vena-vena yang lebar (sinus) untuk
menampung darah kembali pada pinggir plasenta di beberapa tempat terdapat suatu
ruang vena untuk menampu Fungsi plasenta ialah mengusahakan janin tumbuh
dengan baik untuk pertumbuhan adanya zat penyalur, asam amino, vitamin dan
mineral dari ibu kejanin dan pembuangan CO2. ng darah yang berasal ruang
interviller di atas (marginalis).
Fungsi Plasenta :
 Sebagai alat yang memberi makanan pada janin.
 Sebagai alat yang mengeluarkan bekas metabolisme.
 Sebagai alat yang memberi zat asam dan mengeluarkan CO2.
 Sebagai alat pembentuk hormone.
 Sebagai alat penyalur perbagai antibody ke janin.
B. Proses Kehamilan.
Kehamilan (alamiah) terjadi akibat adanya pembuahan sel telur di dalamindung
telur wanita oleh sperma. Dalam proses alamiah, ini terjadi karena sperma masuk ke
indung telur melalui saluran rahim pada saat melakukan berhubungan badan.
Normalnya, wanita hanya memproduksi satu sel telur setiap bulannya.Dilain
tubuh pria bisa memproduksi sperma terus menerus dalam jumlah besar. Rata-rata setiap
semprotan air mani mengandung 100-200 juta sperma. Namun dari jumlah tersebut hanya
satu yang berhasil menembus indung telur dan membuahi sel telur. Ini merupakan salah
satu bentuk seleksi alam untuk memilih bibit yang terbaik. Apabila pembuahan ini
berhasil, dari satu sel telur yang telahdibuahi dan berukuran 0.2 mm akan terus
berkembang biak dan berpindah kedalam rahim.
Kurang lebih sekitar 7-10 hari setelah pembuahan, sel telur yang telahdibuahi
akan masuk dan menempel di selaput dalam rahim. Dianalogikan dengankasur, selaput
dalam rahim ini tebal dan lunak sehingga bisa melindungi sel teluryang telah dibuahi.
Pada tahap ini kehamilan sudah dimulai.
Selama ini sel telur yang telah dibuahi tersebut terus berbiak danmembentuk
semacam akar/rambut yang halus. Ini menyerap gizi yang terkandungdalam selaput
dalam rahim sehingga bisa terus berkembang. Rambut-rambut halusini nantinya memiliki
fungsi yang sangat penting untuk janin.
Pada sekitar hari ke 5, sel telur yang telah dibuahi dan keluar dari indungtelur
sudah berbentuk sebagai satu garis. Pertama yang yang terbentuk adalahsyaraf.
Perkembangan berikutnya terbagi dua yaitu otak dan sumsum. Segerasetelah ini cikal
bakal organ tubuh penting seperti jantung, pembuluh darah, otot,dll sudah mulai
terbentuk.Proses kehamilan adalah proses dimana bertemunya sel telur dengan selsperma
hingga terjadi pembuahan. Proses kehamilan (gestasi) berlangsung selama40 minggu atau
280 hari dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir. Usiakehamilan sendiri adalah 38
minggu, karena dihitung mulai dari tanggal konsepsi(tanggal bersatunya sperma dengan
telur), yang terjadi dua minggu setelahnya.Proses kehamilan ini dibagi menjadi proses
sebelum terbentuknya embriodan setelah terbentuknya embrio.
Proses sebelum terbentuknya embrio terbagiatas fase di uterus dan fase di
ovarium.
1. Fase pada uterus
Fase ini terbagi menjadi tiga fase yang saling berhubungan satu sama lain, yaitu:
a. Fase Proliferasi
b. Fase Sekresi
c. Fase Menstruasi
2. Fase pada ovarium
Fase ini terbagi menjadi tiga bagian yang saling berhubungan selain satu samalain,
juga berhubungan dengan fase pada uterus, yaitu:
a. Fase Follikularis
b. Fase Ovulasi
3. Fase Luteal
Seorang anak perempuan, mempunyai ovum dan selubungnya yangdisebut folikel
primordial. Folikel ini yang akan memberikan makanan pada ovumdan membuat
ovum tetap dalam keadaan primordial. Setelah masa pubertas, bilaFSH (Follicle
Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone) dari kelenjarhipofise anterior
disekresi dalam jumlah besar, maka seluruh ovarium dan folikelakan mulai
bertumbuh.
Perkembangan selanjutnya dari folikel primordial ini akan membentuk suatu
folikel primer. Diperkirakan pada seorang wanita dewasa terdapat kira-kira100.000
folikel primer. Tiap bulan satu folikel akan keluar, kadang-kadang duafolikel, yang
dalam perkembangannya akan menjadi Folikel De Graaf.
Perkembangannya ini mulai pada saat jumlah FSH yang meningkatsehingga
merangsang terbentuknya suatu folikel De Graaf. Proses ini dikenal dengan fase
Follikularis. Folikel ini merupakan bagian terpenting dari ovariumdan dapat dilihat di
korteks ovarii dalam letak yang beraneka ragam dan puladalam tingkat-tingkat
perkembangan dari satu sel telur dikelilingi oleh satulapisan sel-sel saja sampai
menjadi folikel de Graaf yang matang terisi denganlikour folikuli, mengandung
estrogen, dan siap untuk berovulasi.
Fase follikularis ini berlanjut dengan fase proliferasi pada endometrium.Dimana
dinding endometrium yang meluruh pada saat fase menstruasi akankembali
terbentuk. Proses yang terjadi pada fase ini adalah sel-sel epitel dari dasarkelenjar
pada lapisan basalis akan berproliferasi banyak sekali dan dengan cepatbermigrasi ke
permukaan superficial mukosa untuk menutupi permukaan yang terbuka. Hal ini
terjadi karena stimulasi dari hormon estrogen yang dihasilkanoleh sel theca pada
folikel de Graaf
.Selanjutnya pada fase ovulasi, dimana pada wanita yang mempunyai
siklusseksual normal 28 hari, terjadi 14 hari sesudah terjadinya menstruasi.
Fase ovulasi awalnya terjadi karena hormon LH meningkat, disebabkankarena
hormon FSH yang yang telah menurun setelah menstimulasi folikel primermenjadi
folikel de Graaf. LH kemudian menggantikan fungsi FSH. Produksi LHyang semakin
banyak akan membuat folikel menjadi pecah dan ovum, yangditutupi oleh lapisan sel
granulanya, akan keluar dari folikel.
Ovum yang terlepas tadi akan diterima oleh sebuah mikrofilamen yangberasal
dari sel fimbrial tuba fallopi. Ovum kemudian akan disalurkan olehkontraksi dari otot
ritmik tuba fallopi ke dalam lumennya. Ovum yang dari tubafallopi akan masuk ke
dalam ovarium untuk mengalami pematangan. Setelahmatang, akan disalurkan ke
uterus melalui tuba fallopi. Dalam perjalannya ovumdapat saja bertemu dengan
sperma dan mengalami fertilisasi.
Fertilisasi terjadi pada saat materi genetic dari sperma bergabung denganmateri
genetic ovum untuk membentuk telur yang matang, atau zigot, yang akanmenjadi sel
pertama dari individu baru yang akan lahir nanti. Sebelum fertilisasioosit yang
disalurkan dari ovarium ke uterus, jika tidak menemui sperma dalamwaktu paling
lama 24 jam, maka oosit akan meluruh di endometrium.
Folikel yang pecah tadi nantinya akan membentuk suatu badan yaitukorpus
rubrum. Perkembangan dari korpus rubrum ini akan membentuk corpus luteum jika
terjadi fertilisasi pada endometrium dan akan membentuk korpusalbikans jika tidak
terjadi pembuahan pada oosit.
Proses terbentuknya corpus luteum disebut dengan fase luteal. Korpusluteum ini
akan memproduksi hormon progesteron yang berperan dalampemberian makanan
pada endometrium sehingga ketebalannya dapat terjaga.Proses ini dikenal dengan
fase sekresi dari endometrium. Jadi jika yang terjadisebaliknya yaitu terbentuk
korpus albikans, maka hormon progesterone tidak akanterbentuk dan dinding
endometrium tidak akan terjaga lagi ketebalannya. Hal inimenyebabkan dinding
endometrium pada dua lapisan luarnya akan meluruh danterjadilah fase menstruasi.
Umumnya embrio hasil implantasi ini mengambil makanannya dari sel-sel pada
dinding endometriumnya. Akan tetapi, setelah bulan kedua kehamilan,terbentuklah
plasenta yang menyediakan nutrien dan oksigen bagi embrio dansebagai saluran
keluar hasil metabolisme dari embrio. Selain itu, plasenta jugaberfungsi dalam
mensekresi HCG (Human Corionic Gonadotropin) yangdigunakan untuk
mempertahankan corpus luteum sehingga progesteron danestrogen tetap terproduksi.
Juga untuk merangsang sel intertisiel laydig yang adadalam alat kelamin jantan.

MENENTUKAN USIA KEHAMILAN

Secara konvensional, kehamilan dihitung dalam minggu, dimulai dari hari


pertama menstruasi terakhir.Ovulasi biasanya terjadi 2 minggu sesudah menstruasi
dan pembuahan biasanya terjadi segera setelah ovulasi, karena itu secara kasar usia
embrio adalah 2 minggu lebih muda daripada jumlah minggu yang secara tradisional
dipakai untuk menyatakan usia kehamilan. Dengan kata lain, seorang wanita yang
hamil 4 minggu sedang mengandung embrio yang berumur 2 minggu.Jika
menstruasinya tidak teratur, maka perbedaan yang pasti bisa lebih atau kurang dari 2
minggu.Untuk praktisnya, jika seorang wanita menstruasinya terlambat 2 minggu,
dikatakan telah hamil 6 minggu.Kehamilan berlangsung rata-rata selama 266 hari (38
minggu) dari masa pembuahan atau 280 hari (40 minggu) dari hari pertama
menstruasi.
Untuk menentukan tanggal perkiraan persalinan bisa dilakukan perhitungan
berikut:- tanggal menstruasi terakhir ditambah 7- bulan menstruasi terakhir dikurangi
3- tahun menstruasi terakhir ditambah 1.Hanya 10% wanita hamil yang melahirkan
tepat pada tanggal perkiraan persalinan, 50% melahirkan dalam waktu 1 minggu dan
hampir 90% yang melahirkan dalam waktu 2 minggu sebelum atau setelah tanggal
perkiraan persalinan. Persalinan dalam waktu 2 minggu sebelum maupun sesudah
perkiraan persalinan masih dianggap normal. Kehamilan terbagi menjadi periode 3
bulanan, yang disebut sebagai: - Trimester pertama (minggu 1-12) - Trimester kedua
(minggu 13-24) - Trimester ketiga (minggu 25-persalinan).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan .
1. Dalam proses konsepsi terdapat dua tahap yaitu:
 Fertilisasi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sel mani/sperma dengan
sel telur di tuba falopii. Pada saat kopulasi antara pria dan wanita
(sanggama/coitus),dengan ejakulasi sperma dari saluran reproduksi pria di
dalam vagina wanita,akan dilepaskan cairan mani yang berisi sel–sel
sperma ke dalam saluran reproduksi wanita.
 Implantasi atau nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke
dalam endometrium. Sel telur yang telah dibuahi (zigot) akan membelah
diri membentuk blastomer (bola padat yang terdiri atas sel-sel anakan yang
lebih kecil). Pada hari ke-3, bola tersebut terdiri atas 16 sel blastomer
(morula), pada hari ke-4 di dalam bola tersebut mulai terbentuk rongga
(blastula).
2. Proses kehamilan adalah proses dimana bertemunya sel telur dengansel
sperma hingga terjadi pembuahan. Proses kehamilan (gestasi)
berlangsungselama 40 minggu atau 280 hari dihitung dari hari pertama
menstruasiterakhir. Usia kehamilan sendiri adalah 38 minggu, karena dihitung
mulai daritanggal konsepsi (tanggal bersatunya sperma dengan telur), yang
terjadi duaminggu setelahnya
DAFTAR PUSTAKA

Benyumov Zorn, 2002, The Ultimate Guide To Pregnancy, Discovery Health Chanel-31.

Cunningham, et all, Obstetri William, Edisi 18, Jakarta : EGC, hal 99 – 100.

Departemen Kesehatan RI, 2002, Asuhan Persalinan Normal, Depkes RI : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai